Iklan Pengaruh Iklan terhadap Gaya Hidup
TUGAS TERSTRUKTUR
IKLAN
(Pengaruh Iklan Terhadap Gaya Hidup dan Pengaruh Gaya
Hidup Terhadap Iklan)
Oleh:
Iqbal Nur Ardi : F1A011043
Canggih Setyawan : F1A013020
Awaludin : F1A013071
Disusun untuk tugas mata kuliah
Sosiologi Komunikasi
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PURWOKERTO
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Iklan adalah bentuk komunikasi untuk mempengaruhi seseorang atau golongan
tertentu bahkan masyarakat umum untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan
keinginan pembuat iklan. Pada umumnya, iklan dapat diartikan sebagai
pemberitahuan kepada masyarakat luas mengenai barang atau jasa yang dijual dan
dipasang di media massa seperti koran, majalah, atau media elektronik seperti radio
dan televisi ataupun media yang berkembang sangat pesat untuk saat ini, Internet. Di
dunia maya, iklan dapat berbentuk tulisan, gambar, foto maupun video.
Perkembangan teknologi saat ini semakin mempercepat dan mempermudah
masyarakat dalam mengakses sebuah iklan.
Iklan pada kenyataanya sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Keputusan
konsumen dapat dikonstruksi oleh iklan. Karena memang kekuatan media sangat
besar dan tidak bisa terbendung, sehingga bisa dikatakan iklan dapat membentuk
sebuah gaya hidup masyarakat. Ditengah masyarakat yang semakin maju saat ini,
iklan memang tidak dianggap dan tidak dimanfaatkan semata sebagai media
informasi dan promosi, namun juga sebagai pembentuk kesadaran masyarakat. Iklan
dapat membentuk gaya hidup seseorang.
Dampak pesan dalam iklan dimana dapat membentuk gaya hidup seseorang
lebih konsumtif. Sebab dalam iklan sediri berbagai metode penyampaian pesan
dalam iklan berbagai strategi dengan tujuan mendapatkan konsumen sebanyakbanyaknya. Ada beberapa iklan yang lebih menekankan rasional ada pula iklan yang
lebih menekankan emosional hal ini semata-mata sebagai bentuk strategi perusahaan
untuk mendapatkan pesan iklan yang menarik1. Iklan yang diwacanakan terhadap
konsumen menjadi berbeda-beda sebagai upaya pembangunan opini publik bahwa
produk yang ditampilkan sebuah perusahaan terkesan sangat menarik.
Dengan kata lain melihat mengenai tren yang saat ini telah menjadi gaya hidup.
Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
1
Fauzan Samaran Siregar. Dampak Periklanan Terhadap Hasrat Konsumen.
Kearsipan Fakultas Ekonomi, UNDIP 2011.
2
seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya dengan patokan yang ada
dikalangan yang bisa diterima dan menjadi buah bibir disekitar yang salah satunya
melalui iklan. Iklan adalah sebuah produk budaya yang sekaligus berperan dalam
membentuk budaya dimasyarakat. Oleh karena itu, iklan juga dapat mempengaruhi
cara masyarakat yang tidak hanya sebagai kebutuhan namun sebagai gaya hidup.
Berbagai bentuk iklan dalam pemasaran suatu produk menjadi menarik untuk
dibahas lebih mendalam dalam ilmu sosial. Terlebih dengan berkembangnya
teknologi bentuk pemasaran-pun lebih menarik dan mudah untuk dicerna oleh
konsumen. Dapat kita lihat bersama dalam iklan pemasaran berbagai macam
smartphone, contohnya Blackberry. Blackberry yang merupakan salah satu
smartphone terkenal di Indonesia, selalu mengikuti perkembangan tren handphone
dan gaya hidup konsumennya. Aplikasi blackberry messenger (BBM) yang dimiliki
Blackberry menambah kesan bahwa Blackberry adalah merek handphone yang
cukup terkenal dan diminati oleh masyarakat. 2 Seperti yang tertera pada data
perkembangan handphone 641 di tahun 2012, yang menyatakan bahwa Blackberry
mampu menggeser posisi leader di pasar handphone yaitu Nokia sebagai handphone
paling laris yaitu sebesar 33,4 persen, dan mendapat posisi kedua setelah samsung
sebagai handphone paling dicari yaitu sebesar 18 persen.3
Secara singkat dalam penulisan ini mengetahui bahwa penggunanaan Blackberry
dirasa sudah tidak lagi menjadi kebutuhan dalam berkomunikasi melainkan menjadi
tren gaya hidup. Melihat hal ini sepertinya menarik ketika fenomena iklan menjadi
gaya hidup untuk dibahas lebih lanjut.
B. Rumusan Masalahan
1. Apakah iklan yang mempengaruhi gaya hidup ?
2. Apakah gaya hidup yang mempengaruhi iklan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh iklan terhadap gaya hidup.
2. Mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap iklan.
2
Nur A Ashari.2012. Pengaruh Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Group
Blackberry Messenger terhadap Minat Beli Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas
Hasanuddin. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
3
Hikmatul Farikoh. 2011. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Psikologi terhadap
Keputusan Pembelian Ponsel nokia di Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Iklan
Menurut Rachmadi iklan adalah pesan atau penawaran suatu produk atau jasa
yang ditujukan kepada khalayak lewat media. Pemasang iklan menggunakan pesan
itu untuk mendapatkan keuntungan yaitu dengan mempersuasikan calon konsumen
sedemikian rupa sehingga calon konsumen akan melakukan apa yang diharapkan
pemasang iklan, atau membeli produk atau jasa sesuai yang ditawarkan. 4 Menurut
Kotler, periklanan adalah komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya melalui
berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nonlaba serta individuindividu. Maksud diadakan periklanan adalah untuk merangsang tanggapan dari
pembeli potensial terhadap perusahaan terutama pada produk yang sedang
perusahaan tawarkan. Bagi sebagian besar perusahaan, iklan masih dianggap sebagai
suatu pilihan yang menarik untuk berkomunikasi dengan pasar sasaran karena biaya
yang relatif rendah perpemasangannya, keragaman media, isi pesan yang konsisten,
4
Rachmadi. 1993. Public Relation dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia.
4
dan kesempatan untk mendesain pesan yang kreatif. Iklan yang ditayangkan selain
harus mampu membuat orang kenal, ingat dan percaya pada produk yang ditawarkan,
harus mampu meningkatkan penjualan.5
Iklan menurut KBBI adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk
khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan; pemberitahuan
kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media
massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum. Iklan menjadi pilihan
untuk mengenalkan produk baik barang atau jasa yang dihasilkan dari proses usaha.
Iklan secara garis besar mengenalkan produk dan jasa kepada khalayak atau
konsumen agar bisa diterima dan kemudian dikonsumsinya. Iklan dibuat sedemikian
rupa agar menarik bagi khalayak konsumen yang ditujunya. Tujuan penggunaan
iklan agar produk barang atau jasa yang ditawarkan menjadi laku dan dikonsumsi
oleh khalayak konsumen. Iklan dikategorisasikan sebagai iklan nonkomersial dan
iklan komersial. Iklan non komersial adalah iklan yang lebih bersifat pelayanan
masyarakat. Iklan ini lebih banyak ditujukan sebagai saran komunikasi pemerintah
dengan warga negara. Iklan komersial ditandai dengan syaratnya imajinasi dalam
proses pencitraan dan pembentukan nilai – nilai estetika untuk memperkuat citra
terhadap objek iklan itu sendiri. Sehingga terbentuk image terhadap objek iklan.
Iklan komersial digunakan sebagai media publik untuk mempromosikan penjualan
untuk tujuan pasar.6
B. Gaya Hidup
Sedangkan gaya hidup menurut KBBI adalah pola tingkah laku sehari – hari
segolongan manusia di dalam masyarakat.7 Fatmanovita menyebutkan bahwa gaya
hidup seseorang berpengaruh pada kebutuhan, perilakunya dan perilaku 644
pembeliannya.
Selanjutnya Assael dalam Fatmanovita menyatakan gaya hidup
berpengaruh pada pembelian, perubahan kebiasaan, citarasa, perilaku pembelian
konsumen.8 Disamping itu penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo menyatakan
bahwa variabel gaya hidup memiliki hubungan yang positif dan memiliki pengaruh
5
Philip Kotler. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol Jilid 2, (Edisi Bahasa Indonesia principle of marketing 9e), Jakarta:
Prenhallindo.
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
7
Ibid.
8
RR Yugi Fatmanovita. 2006. Pengaruh Lifesyle, Self Concept, dan Respon Atas
Advertising terhadap Brand Preferneces pada Produk Wewangian Wanita Merek SHE
di Surabaya. Skripsi. Surabaya : Universitas Airlangga.
5
yang cukup kuat terhadap variabel keputusan pembelian. Faktor lain yang dapat
memberi pengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen adalah merek produk.9
Menurut pendapat Simamora mengemukakan bahwa “merek yang kuat menarik
konsumen untuk hanya menggunakan faktor merek dalam pengambilan keputusan
pembelian”.10 Pendapat serupa juga diungkapkan oleh ahli ekonomi lainnya yaitu
Kotler yang mengatakan “keputusan pembelian pada dasarnya merupakan keputusan
untuk membeli merek yang paling disukai oleh konsumen berdasarkan pertimbangan
diantara merek-merek pilihan”. Karena saat ini konsumen tidak lagi membeli produk
atau jasa, melainkan membeli merek.11 Penelitian ini diperkuat oleh Krishnan, yang
meneliti tentang “Lifestyle A Tool for Understanding Buyer Behavior”. Penelitian ini
menekankan pentingnya gaya hidup dan pengaruhnya pada perilaku pembelian
konsumen serta menegaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup
dari konsumen dan merek produk yang digunakan.12
Gaya hidup lebih terlihat pada apa yang tampak. Berbeda dengan perilaku yang
tidak terlihat secara fisiknya, gaya hidup lebih mudah terlihat karena dilihat dari apa
yang melekat pada diri manusia. Gaya hidup berkait dengan cara berpakaian, model
pakaian, cara makan, cara menggunakan kendaraan, cara berlibur dan menikmati
waktu senggang dan cara melakukan kegiatan sehari – harinya. Gaya hidup berkaitan
erat dengan status sosial yang dimiliki oleh seseorang. Status sosial yang ada di diri
seseorang biasanya akan mempengaruhi pula gaya hidup pada dirinya. Gaya hidup
akan terus berubah sesuai dengan perkembangan waktu yang ada serta mengikuti
tren yang terjadi saat itu.
Gaya hidup berhubungan dengan iklan apalagi di era modern seperti ini. Iklan
mampu mengeksploitasi nilai guna dengan nilai tukar yang semu, dengan
serangkaian image untuk menyebarkan produk ke konsumen. Melalui iklan, para
produsen tidak hanya memberkan informasi tentang produk yang bisa dikonsumsi
masyarakat, melaikan secara menerus mempengaruhi, membujuk, merangsang, dan
menciptakan kebutuhan baru dalam masyarakat kontemporer secara seragam dan
universal. Bahasa dalam iklan adalah bahasa yang sugestif dan manipulatif. Ketika
9
Budi Prasetyo. 2009. Analisis Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan
Pembelian. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
10
Bilson Simamora.2003. Aura Merek. Jakarta: PT.Ikrar Mandiri Abadi.
11
Philip Kotler. 2000. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation
and Control. Prentice Hall Int, Inc, Millenium Edition, Englewood Cliffts, New Jersey.
12
Jayasree Krishnan.2011. Lifestyle – A Tool for Understanding Buyer Behavior.
Journal of Economic Sand Management, Volume 5 Nomor 1, pp: 283-298.
6
bahasa iklan terus menerus diperdengarkan kepada khalayak, maka pelan namun
pasti bahasa itu akan mengalami metamorfosis menjadi ideologi yang diyakini
banyak orang sebagai layaknya sebuah kebenaran. Sehingga khala yak akan bertolak
ukur gaya hidup dari iklan – iklan yang ditayangkan oleh media.
C. Pengaruh iklan terhadap gaya hidup
Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin massif, berbagai
kajian membuktikan bahwa yang berperan besar membentuk gaya hidup; budaya
citra dan budaya cita rasa adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang
acap kali mampu mempesona dan memabukkan. Iklan mempresentasikan gaya hidup
dengan menanamkan secara halus arti penting citra diri dalam tampil di hadapan
publik. Iklan juga mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat, terutama ketika
kita terlibat dalam pergaulan dan relasi sosial dengan orang atau kelompok lain.13
Iklan menciptakan pandangan masyarakat tentang barang yang diiklankan oleh
artis tertentu. Dengan iklan, seolah-seolah barang siapa yang menggunakan produk
tersebut maka akan seperti artis yang berada dalam iklan tersebut. Hal ini tentu
menyangkut banyak hal, seperti yang kita ketahui masyarakat selalu ingin mengikuti
idola mereka bahkan tidak hanya berkaitan dengan gaya hidup masyarakat populer
yang biasa direpresntisakan oleh artis-artis tertentu lebih jauh merambat ke hal-hal
yang bersifat religius, tidak jarang tokoh-tokoh agama menjadi model iklan untuk
memasarkan produk tertentu sehingga masyarakat yang mengidolakan tokoh ini akan
mengikuti instruksinya sesuai dengan yang ada di iklan.
Dengan kemampuannya, iklan menciptakan simbol-simbol baru dalam
masyarakat. Simbol kenyamanan, kemewahan serta fantasi yang mampu masuk ke
dalam jiwa masyarakat. Tidak ada yang mampu mengendalikan iklan sebagai bagian
dari kehidupan manusia. Dengan modal yang besar perusahaan-perusahaan besar
mampu membuat pengaruh melalui iklan dengan tujuan mempromosikan produkproduk yang mereka jual.
Secara lebih terperinci, karakteristik iklan yaitu : Pertama, iklan cenderung terus
menerus berusaha memanupulasi cita rasa konsumen dengan cara melebih-lebihkan,
mendramatisasi, mensimplifikasi persoalan dan menjanjikan seolah-olah semua
persoalan dan kebutuhan konsumen akan teratasi hanya dengan cara membeli produk
yang diiklankan. Seorang yang berambut kusut cukup dengan sekali karmas maka
13
Abdul Gaffar. Sihir Iklan dalam Konsumsi Masyarakat Perkotaan. Jurnal Dinamika
Perkotaan (JDP) Universitas Riau.
7
rambutnya akan berkilau. Orang yang kulitnya hitam, maka hanya dengan memakai
produk tertentu selama enam minggu kulitnya dijamin akan putih bersinar. Contohcontoh iklan seperti itu, jelas mendramatisasi persoalan, karena dalam kenyataannya
yang terjadi tentu tidak semudah sebagaimana dijanjikan dalam iklan.
Kedua, iklan cenderung menggeser nilai guna menjadi nilai simbolis. Apapun
produk yang diiklankan dan apa kegunaan atau manfaat produyk itu, dalam iklan
sering menjadi persoalan nomor dua, karena yanglebih ditonjolkan pada akhirnya
adalah nilai simbolisnya, yaitu bagaimana konsumen ketika menghadapi persoalan
atau situasi yang kurang lebih sama seperti yang ditampilkan dalam iklan, maka
tanpa berpikir panjang ia langsung ingat dengan apa yang dijanjikan dalam iklan dan
langsung mengkonsumsi produk induatri budaya yang ada di iklan. Ketika seorang
lapar, sementra keburu harus berangkat ke kantor atau ke sekolah, maka otomatis
dalam kepalanya akan berpikir minum susu kental merk tertentu sebagai pengganjal
perutnya seperti yang setiap hari dia lihat dalam iklan di televise.
Ketiga, iklan pada dasarnya adalah agen sosialisasi dan imitasi. Melalui iklan,
konsumen disosialisasi dan diarahkan untuk mengembangkan perilaku imitative,
yaitu mencontoh apa yang dilakukan idola atau ikon budaya yang menjadi bintang
iklan. Jika seorang bintang iklan ditampilkan lebih suka memilih shampoo merk
tertentu, maka otomatis konsumen yang melihat iklan itu akan memilih produk yang
sama karena bintang pujaannya memilih produk itu. Logika iklan senantiasa
mengandalkan kekuatan bahasa atau kata-kata bernada sugestif, agitatif, sloganistis,
dan tidak jarang bombastis.
Keempat, iklan pada dasarnya adalah agen utama sekaligus instrument paling
efektif untuk memasyarakatkan ideology pasar. Seseorang yang tumbuh di tengah
gencar-gencarnya televise menayangkan iklan dan lingkungan di sekitarnya juga
penuh dengan poster serta baliho iklan, maka jangan heran jika dia akan tumbuh
menjadi seseorang yang konsumtif. Seorang konsumen yang tidak pernah puas hanya
membeli satu dua produk sesuai kebutuhan, tetapi menjadi orang yang senantiasa
haus untuk jalan-jalan ke mall, berbelanja dan tanpa berpikir panjang sangat mudah
menggesek kartu kreditnya untuk membayar barang-barang yang dikonsumsinya
karena diiming-imingi iklan.14
14
http://.unnes.ac.id/norafifah/2015/11/20/iklan-gaya-hidup-dan-perilaku-konsumsi/
diakses pada 8 Desember 2015.
8
Bukan sekali dua kali, seseorang yang tanpa rencana berbelanja, ketika tiba di
mall dan melihat tawaran iklan diskon dan lain sebagainya, tiba-tiba tanpa sadar
pulang sudah menenteng sekian banyak tas belanjaan dan menghabiskan uang jutaan
rupiah untuk membeli barang-barang yang sebetulnya tidak pernah ia ketahui apa
benar mendesak dibutuhkan atau tidak.
Iklan dan gaya hidup menjadi dua sisi yang tidak dipisahkan serta membentuk
gaya hidup masyarakat. Melalui konsumsi masyarakat mampu mengidentifikasi diri
sebagai anggota kelompok yang mana, dan melalui konsumsi masyarakat
menemukan identitas serat makna-makna hidup melalui barang yang dikonsumsinya
yang menunjukkan gaya hidupnya.
D. Pengaruh gaya hidup terhadap iklan
Pembahasan mengenai pengaruh gaya hidup terhadap iklan bisa dilihat pada
fenomena selebriti endorser. Pada fenomena ini para selebriti memperlihatkan gaya
hidupnya sebagai percontohan gaya hidup yang dianggap perlu ditiru. Selebriti
endorser tersebut biasanya selebriti yang mempunyai brand image yang selalu
menjadi perhatian media. Dengan ketenaran yang dimiliki selebriti tersebut
kemudian oleh penyedia iklan dijadikan bintang untuk mengendors produk – produk
yang berhubungan dengan gaya hidup selebriti tersebut. Sehingga akan berpengaruh
pada penonton yang melihat iklan tersebut bahwa gaya hidup yang baik adalah apa
yang sesuai ditampilkan oleh sang selebriti endorser tersebut.
Misalnya penampilan selebriti Agnes Monica pada iklan endorser sampo ZINC.
Agnes Monica terlihat sangat energik dan memberikan informasi yang baik terhadap
produk yang diiklankan, dan menarik konsumen untuk melihat iklan sampo ZINC.
Konsumen dapat terpenuhi informasi tentang produk sampo ZINC dengan menonton
iklan sampo ZINC yang diiklankan oleh Agnes Monica. Agnes Monica dapat
mempengaruhi iklan sampo ZINC kalau ingin sepertinya yang energik sekaligus
seksi dan elegan harus menggunakan sampo yang sesuai dengan karakternya.15
15
Nia Budi Utami. 2011. Pengaruh Citra Selebriti Endorser Iklan Sampo ZINC pada
sikap kepada iklan, sikap kepada merk dan minat beli konsumen. Skripsi. Surakarta
: Universitas Sebelas Maret.
9
BAB III
KESIMPULAN
Iklan yang dilahirkan dan dibesarkan oleh industri media dengan segala macam
ideologi yang banyak mencerminkan budaya dan faham kapitalis pada setiap pesan
yang terselip dalam produk citraanya, akan berdampak pada penciptaan “gaya hidup” di
masyrakat yang cenderung berjiwa konsumtif dan hedonis. Timbulnya efek negatif pada
perilaku insan negeri ini disebabkan dari pengaruh iklan media massa, di mana dalam
penampilannya merupakan cerminan budaya baru yang lagi ngetrend di lingkungan
masyarakat, hasil lansiran Global Kapitalism yang terbawa oleh arus globalisasi. Kalau
hal ini tidak diantisipasi dengan baik, maka dikhawatirkan akan terus tumbuh subur,
terutama di kalangan remaja yang cenderung berpola hidup meniru dari iklan yang
dilihatnya. Dan kenyataan ini menimbulkan suatu pernyataan kontradiktif terhadap
budaya Indonesia yang terkenal menjunjung tinggi keluhuran budi pekerti, sifat sabar
dan norma kesantunan yang kita banggakan selama negeri ini didirikan. Bila hal ini
terjadi secara terus menerus tanpa adanya suatu apresiasi secara intensif di kalangan
masyarakat, maka dikhawatirkan budaya keluhuran kita akan tergilas oleh budaya
kapitalis yang menjajikan masyarakat bersikap konsumtif dan hedonis serta diwarnai
ke-glamour-an hidup.
Daftar Pustaka
Ashari, Nur A..2012. Pengaruh Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Group
Blackberry Messenger terhadap Minat Beli Mahasiswi Ilmu Komunikasi
Universitas Hasanuddin. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
10
Farikoh, Hikmatul. 2011. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Psikologi terhadap
Keputusan Pembelian Ponsel nokia di Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Fatmanovita, RR Yugi. 2006. Pengaruh Lifesyle, Self Concept, dan Respon Atas
Advertising terhadap Brand Preferneces pada Produk Wewangian Wanita Merek
SHE di Surabaya. Skripsi. Surabaya : Universitas Airlangga.
Gaffar, Abdul. Sihir Iklan dalam Konsumsi Masyarakat Perkotaan. Jurnal Dinamika
Perkotaan (JDP) Universitas Riau.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Kontrol Jilid 2, (Edisi Bahasa Indonesia principle of marketing 9e), Jakarta:
Prenhallindo.
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and
Control. Prentice Hall Int, Inc, Millenium Edition, Englewood Cliffts, New Jersey.
Krishnan, Jayasree.2011. Lifestyle – A Tool for Understanding Buyer Behavior. Journal
of Economic Sand Management, Volume 5 Nomor 1, pp: 283-298.
Rachmadi. 1993. Public Relation dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia.
Simamora, Bilson.2003. Aura Merek. Jakarta: PT.Ikrar Mandiri Abadi.
Siregar, Fauzan Samaran. Dampak Periklanan Terhadap Hasrat Konsumen. Kearsipan
Fakultas Ekonomi, UNDIP 2011.
Utami ,Nia Budi. 2011. Pengaruh Citra Selebriti Endorser Iklan Sampo ZINC pada
sikap kepada iklan, sikap kepada merk dan minat beli konsumen. Skripsi. Surakarta
: Universitas Sebelas Maret.
http://.unnes.ac.id/norafifah/2015/11/20/iklan-gaya-hidup-dan-perilaku-konsumsi/
diakses pada 8 Desember 2015.
11
IKLAN
(Pengaruh Iklan Terhadap Gaya Hidup dan Pengaruh Gaya
Hidup Terhadap Iklan)
Oleh:
Iqbal Nur Ardi : F1A011043
Canggih Setyawan : F1A013020
Awaludin : F1A013071
Disusun untuk tugas mata kuliah
Sosiologi Komunikasi
KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PURWOKERTO
2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Iklan adalah bentuk komunikasi untuk mempengaruhi seseorang atau golongan
tertentu bahkan masyarakat umum untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan
keinginan pembuat iklan. Pada umumnya, iklan dapat diartikan sebagai
pemberitahuan kepada masyarakat luas mengenai barang atau jasa yang dijual dan
dipasang di media massa seperti koran, majalah, atau media elektronik seperti radio
dan televisi ataupun media yang berkembang sangat pesat untuk saat ini, Internet. Di
dunia maya, iklan dapat berbentuk tulisan, gambar, foto maupun video.
Perkembangan teknologi saat ini semakin mempercepat dan mempermudah
masyarakat dalam mengakses sebuah iklan.
Iklan pada kenyataanya sangat mempengaruhi pola pikir masyarakat. Keputusan
konsumen dapat dikonstruksi oleh iklan. Karena memang kekuatan media sangat
besar dan tidak bisa terbendung, sehingga bisa dikatakan iklan dapat membentuk
sebuah gaya hidup masyarakat. Ditengah masyarakat yang semakin maju saat ini,
iklan memang tidak dianggap dan tidak dimanfaatkan semata sebagai media
informasi dan promosi, namun juga sebagai pembentuk kesadaran masyarakat. Iklan
dapat membentuk gaya hidup seseorang.
Dampak pesan dalam iklan dimana dapat membentuk gaya hidup seseorang
lebih konsumtif. Sebab dalam iklan sediri berbagai metode penyampaian pesan
dalam iklan berbagai strategi dengan tujuan mendapatkan konsumen sebanyakbanyaknya. Ada beberapa iklan yang lebih menekankan rasional ada pula iklan yang
lebih menekankan emosional hal ini semata-mata sebagai bentuk strategi perusahaan
untuk mendapatkan pesan iklan yang menarik1. Iklan yang diwacanakan terhadap
konsumen menjadi berbeda-beda sebagai upaya pembangunan opini publik bahwa
produk yang ditampilkan sebuah perusahaan terkesan sangat menarik.
Dengan kata lain melihat mengenai tren yang saat ini telah menjadi gaya hidup.
Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
1
Fauzan Samaran Siregar. Dampak Periklanan Terhadap Hasrat Konsumen.
Kearsipan Fakultas Ekonomi, UNDIP 2011.
2
seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya dengan patokan yang ada
dikalangan yang bisa diterima dan menjadi buah bibir disekitar yang salah satunya
melalui iklan. Iklan adalah sebuah produk budaya yang sekaligus berperan dalam
membentuk budaya dimasyarakat. Oleh karena itu, iklan juga dapat mempengaruhi
cara masyarakat yang tidak hanya sebagai kebutuhan namun sebagai gaya hidup.
Berbagai bentuk iklan dalam pemasaran suatu produk menjadi menarik untuk
dibahas lebih mendalam dalam ilmu sosial. Terlebih dengan berkembangnya
teknologi bentuk pemasaran-pun lebih menarik dan mudah untuk dicerna oleh
konsumen. Dapat kita lihat bersama dalam iklan pemasaran berbagai macam
smartphone, contohnya Blackberry. Blackberry yang merupakan salah satu
smartphone terkenal di Indonesia, selalu mengikuti perkembangan tren handphone
dan gaya hidup konsumennya. Aplikasi blackberry messenger (BBM) yang dimiliki
Blackberry menambah kesan bahwa Blackberry adalah merek handphone yang
cukup terkenal dan diminati oleh masyarakat. 2 Seperti yang tertera pada data
perkembangan handphone 641 di tahun 2012, yang menyatakan bahwa Blackberry
mampu menggeser posisi leader di pasar handphone yaitu Nokia sebagai handphone
paling laris yaitu sebesar 33,4 persen, dan mendapat posisi kedua setelah samsung
sebagai handphone paling dicari yaitu sebesar 18 persen.3
Secara singkat dalam penulisan ini mengetahui bahwa penggunanaan Blackberry
dirasa sudah tidak lagi menjadi kebutuhan dalam berkomunikasi melainkan menjadi
tren gaya hidup. Melihat hal ini sepertinya menarik ketika fenomena iklan menjadi
gaya hidup untuk dibahas lebih lanjut.
B. Rumusan Masalahan
1. Apakah iklan yang mempengaruhi gaya hidup ?
2. Apakah gaya hidup yang mempengaruhi iklan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh iklan terhadap gaya hidup.
2. Mengetahui pengaruh gaya hidup terhadap iklan.
2
Nur A Ashari.2012. Pengaruh Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Group
Blackberry Messenger terhadap Minat Beli Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas
Hasanuddin. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
3
Hikmatul Farikoh. 2011. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Psikologi terhadap
Keputusan Pembelian Ponsel nokia di Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Iklan
Menurut Rachmadi iklan adalah pesan atau penawaran suatu produk atau jasa
yang ditujukan kepada khalayak lewat media. Pemasang iklan menggunakan pesan
itu untuk mendapatkan keuntungan yaitu dengan mempersuasikan calon konsumen
sedemikian rupa sehingga calon konsumen akan melakukan apa yang diharapkan
pemasang iklan, atau membeli produk atau jasa sesuai yang ditawarkan. 4 Menurut
Kotler, periklanan adalah komunikasi non-individu, dengan sejumlah biaya melalui
berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nonlaba serta individuindividu. Maksud diadakan periklanan adalah untuk merangsang tanggapan dari
pembeli potensial terhadap perusahaan terutama pada produk yang sedang
perusahaan tawarkan. Bagi sebagian besar perusahaan, iklan masih dianggap sebagai
suatu pilihan yang menarik untuk berkomunikasi dengan pasar sasaran karena biaya
yang relatif rendah perpemasangannya, keragaman media, isi pesan yang konsisten,
4
Rachmadi. 1993. Public Relation dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia.
4
dan kesempatan untk mendesain pesan yang kreatif. Iklan yang ditayangkan selain
harus mampu membuat orang kenal, ingat dan percaya pada produk yang ditawarkan,
harus mampu meningkatkan penjualan.5
Iklan menurut KBBI adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk
khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan; pemberitahuan
kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media
massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum. Iklan menjadi pilihan
untuk mengenalkan produk baik barang atau jasa yang dihasilkan dari proses usaha.
Iklan secara garis besar mengenalkan produk dan jasa kepada khalayak atau
konsumen agar bisa diterima dan kemudian dikonsumsinya. Iklan dibuat sedemikian
rupa agar menarik bagi khalayak konsumen yang ditujunya. Tujuan penggunaan
iklan agar produk barang atau jasa yang ditawarkan menjadi laku dan dikonsumsi
oleh khalayak konsumen. Iklan dikategorisasikan sebagai iklan nonkomersial dan
iklan komersial. Iklan non komersial adalah iklan yang lebih bersifat pelayanan
masyarakat. Iklan ini lebih banyak ditujukan sebagai saran komunikasi pemerintah
dengan warga negara. Iklan komersial ditandai dengan syaratnya imajinasi dalam
proses pencitraan dan pembentukan nilai – nilai estetika untuk memperkuat citra
terhadap objek iklan itu sendiri. Sehingga terbentuk image terhadap objek iklan.
Iklan komersial digunakan sebagai media publik untuk mempromosikan penjualan
untuk tujuan pasar.6
B. Gaya Hidup
Sedangkan gaya hidup menurut KBBI adalah pola tingkah laku sehari – hari
segolongan manusia di dalam masyarakat.7 Fatmanovita menyebutkan bahwa gaya
hidup seseorang berpengaruh pada kebutuhan, perilakunya dan perilaku 644
pembeliannya.
Selanjutnya Assael dalam Fatmanovita menyatakan gaya hidup
berpengaruh pada pembelian, perubahan kebiasaan, citarasa, perilaku pembelian
konsumen.8 Disamping itu penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo menyatakan
bahwa variabel gaya hidup memiliki hubungan yang positif dan memiliki pengaruh
5
Philip Kotler. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol Jilid 2, (Edisi Bahasa Indonesia principle of marketing 9e), Jakarta:
Prenhallindo.
6
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
7
Ibid.
8
RR Yugi Fatmanovita. 2006. Pengaruh Lifesyle, Self Concept, dan Respon Atas
Advertising terhadap Brand Preferneces pada Produk Wewangian Wanita Merek SHE
di Surabaya. Skripsi. Surabaya : Universitas Airlangga.
5
yang cukup kuat terhadap variabel keputusan pembelian. Faktor lain yang dapat
memberi pengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen adalah merek produk.9
Menurut pendapat Simamora mengemukakan bahwa “merek yang kuat menarik
konsumen untuk hanya menggunakan faktor merek dalam pengambilan keputusan
pembelian”.10 Pendapat serupa juga diungkapkan oleh ahli ekonomi lainnya yaitu
Kotler yang mengatakan “keputusan pembelian pada dasarnya merupakan keputusan
untuk membeli merek yang paling disukai oleh konsumen berdasarkan pertimbangan
diantara merek-merek pilihan”. Karena saat ini konsumen tidak lagi membeli produk
atau jasa, melainkan membeli merek.11 Penelitian ini diperkuat oleh Krishnan, yang
meneliti tentang “Lifestyle A Tool for Understanding Buyer Behavior”. Penelitian ini
menekankan pentingnya gaya hidup dan pengaruhnya pada perilaku pembelian
konsumen serta menegaskan bahwa ada hubungan yang signifikan antara gaya hidup
dari konsumen dan merek produk yang digunakan.12
Gaya hidup lebih terlihat pada apa yang tampak. Berbeda dengan perilaku yang
tidak terlihat secara fisiknya, gaya hidup lebih mudah terlihat karena dilihat dari apa
yang melekat pada diri manusia. Gaya hidup berkait dengan cara berpakaian, model
pakaian, cara makan, cara menggunakan kendaraan, cara berlibur dan menikmati
waktu senggang dan cara melakukan kegiatan sehari – harinya. Gaya hidup berkaitan
erat dengan status sosial yang dimiliki oleh seseorang. Status sosial yang ada di diri
seseorang biasanya akan mempengaruhi pula gaya hidup pada dirinya. Gaya hidup
akan terus berubah sesuai dengan perkembangan waktu yang ada serta mengikuti
tren yang terjadi saat itu.
Gaya hidup berhubungan dengan iklan apalagi di era modern seperti ini. Iklan
mampu mengeksploitasi nilai guna dengan nilai tukar yang semu, dengan
serangkaian image untuk menyebarkan produk ke konsumen. Melalui iklan, para
produsen tidak hanya memberkan informasi tentang produk yang bisa dikonsumsi
masyarakat, melaikan secara menerus mempengaruhi, membujuk, merangsang, dan
menciptakan kebutuhan baru dalam masyarakat kontemporer secara seragam dan
universal. Bahasa dalam iklan adalah bahasa yang sugestif dan manipulatif. Ketika
9
Budi Prasetyo. 2009. Analisis Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan
Pembelian. Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.
10
Bilson Simamora.2003. Aura Merek. Jakarta: PT.Ikrar Mandiri Abadi.
11
Philip Kotler. 2000. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation
and Control. Prentice Hall Int, Inc, Millenium Edition, Englewood Cliffts, New Jersey.
12
Jayasree Krishnan.2011. Lifestyle – A Tool for Understanding Buyer Behavior.
Journal of Economic Sand Management, Volume 5 Nomor 1, pp: 283-298.
6
bahasa iklan terus menerus diperdengarkan kepada khalayak, maka pelan namun
pasti bahasa itu akan mengalami metamorfosis menjadi ideologi yang diyakini
banyak orang sebagai layaknya sebuah kebenaran. Sehingga khala yak akan bertolak
ukur gaya hidup dari iklan – iklan yang ditayangkan oleh media.
C. Pengaruh iklan terhadap gaya hidup
Di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin massif, berbagai
kajian membuktikan bahwa yang berperan besar membentuk gaya hidup; budaya
citra dan budaya cita rasa adalah gempuran iklan yang menawarkan gaya visual yang
acap kali mampu mempesona dan memabukkan. Iklan mempresentasikan gaya hidup
dengan menanamkan secara halus arti penting citra diri dalam tampil di hadapan
publik. Iklan juga mempengaruhi pilihan cita rasa yang kita buat, terutama ketika
kita terlibat dalam pergaulan dan relasi sosial dengan orang atau kelompok lain.13
Iklan menciptakan pandangan masyarakat tentang barang yang diiklankan oleh
artis tertentu. Dengan iklan, seolah-seolah barang siapa yang menggunakan produk
tersebut maka akan seperti artis yang berada dalam iklan tersebut. Hal ini tentu
menyangkut banyak hal, seperti yang kita ketahui masyarakat selalu ingin mengikuti
idola mereka bahkan tidak hanya berkaitan dengan gaya hidup masyarakat populer
yang biasa direpresntisakan oleh artis-artis tertentu lebih jauh merambat ke hal-hal
yang bersifat religius, tidak jarang tokoh-tokoh agama menjadi model iklan untuk
memasarkan produk tertentu sehingga masyarakat yang mengidolakan tokoh ini akan
mengikuti instruksinya sesuai dengan yang ada di iklan.
Dengan kemampuannya, iklan menciptakan simbol-simbol baru dalam
masyarakat. Simbol kenyamanan, kemewahan serta fantasi yang mampu masuk ke
dalam jiwa masyarakat. Tidak ada yang mampu mengendalikan iklan sebagai bagian
dari kehidupan manusia. Dengan modal yang besar perusahaan-perusahaan besar
mampu membuat pengaruh melalui iklan dengan tujuan mempromosikan produkproduk yang mereka jual.
Secara lebih terperinci, karakteristik iklan yaitu : Pertama, iklan cenderung terus
menerus berusaha memanupulasi cita rasa konsumen dengan cara melebih-lebihkan,
mendramatisasi, mensimplifikasi persoalan dan menjanjikan seolah-olah semua
persoalan dan kebutuhan konsumen akan teratasi hanya dengan cara membeli produk
yang diiklankan. Seorang yang berambut kusut cukup dengan sekali karmas maka
13
Abdul Gaffar. Sihir Iklan dalam Konsumsi Masyarakat Perkotaan. Jurnal Dinamika
Perkotaan (JDP) Universitas Riau.
7
rambutnya akan berkilau. Orang yang kulitnya hitam, maka hanya dengan memakai
produk tertentu selama enam minggu kulitnya dijamin akan putih bersinar. Contohcontoh iklan seperti itu, jelas mendramatisasi persoalan, karena dalam kenyataannya
yang terjadi tentu tidak semudah sebagaimana dijanjikan dalam iklan.
Kedua, iklan cenderung menggeser nilai guna menjadi nilai simbolis. Apapun
produk yang diiklankan dan apa kegunaan atau manfaat produyk itu, dalam iklan
sering menjadi persoalan nomor dua, karena yanglebih ditonjolkan pada akhirnya
adalah nilai simbolisnya, yaitu bagaimana konsumen ketika menghadapi persoalan
atau situasi yang kurang lebih sama seperti yang ditampilkan dalam iklan, maka
tanpa berpikir panjang ia langsung ingat dengan apa yang dijanjikan dalam iklan dan
langsung mengkonsumsi produk induatri budaya yang ada di iklan. Ketika seorang
lapar, sementra keburu harus berangkat ke kantor atau ke sekolah, maka otomatis
dalam kepalanya akan berpikir minum susu kental merk tertentu sebagai pengganjal
perutnya seperti yang setiap hari dia lihat dalam iklan di televise.
Ketiga, iklan pada dasarnya adalah agen sosialisasi dan imitasi. Melalui iklan,
konsumen disosialisasi dan diarahkan untuk mengembangkan perilaku imitative,
yaitu mencontoh apa yang dilakukan idola atau ikon budaya yang menjadi bintang
iklan. Jika seorang bintang iklan ditampilkan lebih suka memilih shampoo merk
tertentu, maka otomatis konsumen yang melihat iklan itu akan memilih produk yang
sama karena bintang pujaannya memilih produk itu. Logika iklan senantiasa
mengandalkan kekuatan bahasa atau kata-kata bernada sugestif, agitatif, sloganistis,
dan tidak jarang bombastis.
Keempat, iklan pada dasarnya adalah agen utama sekaligus instrument paling
efektif untuk memasyarakatkan ideology pasar. Seseorang yang tumbuh di tengah
gencar-gencarnya televise menayangkan iklan dan lingkungan di sekitarnya juga
penuh dengan poster serta baliho iklan, maka jangan heran jika dia akan tumbuh
menjadi seseorang yang konsumtif. Seorang konsumen yang tidak pernah puas hanya
membeli satu dua produk sesuai kebutuhan, tetapi menjadi orang yang senantiasa
haus untuk jalan-jalan ke mall, berbelanja dan tanpa berpikir panjang sangat mudah
menggesek kartu kreditnya untuk membayar barang-barang yang dikonsumsinya
karena diiming-imingi iklan.14
14
http://.unnes.ac.id/norafifah/2015/11/20/iklan-gaya-hidup-dan-perilaku-konsumsi/
diakses pada 8 Desember 2015.
8
Bukan sekali dua kali, seseorang yang tanpa rencana berbelanja, ketika tiba di
mall dan melihat tawaran iklan diskon dan lain sebagainya, tiba-tiba tanpa sadar
pulang sudah menenteng sekian banyak tas belanjaan dan menghabiskan uang jutaan
rupiah untuk membeli barang-barang yang sebetulnya tidak pernah ia ketahui apa
benar mendesak dibutuhkan atau tidak.
Iklan dan gaya hidup menjadi dua sisi yang tidak dipisahkan serta membentuk
gaya hidup masyarakat. Melalui konsumsi masyarakat mampu mengidentifikasi diri
sebagai anggota kelompok yang mana, dan melalui konsumsi masyarakat
menemukan identitas serat makna-makna hidup melalui barang yang dikonsumsinya
yang menunjukkan gaya hidupnya.
D. Pengaruh gaya hidup terhadap iklan
Pembahasan mengenai pengaruh gaya hidup terhadap iklan bisa dilihat pada
fenomena selebriti endorser. Pada fenomena ini para selebriti memperlihatkan gaya
hidupnya sebagai percontohan gaya hidup yang dianggap perlu ditiru. Selebriti
endorser tersebut biasanya selebriti yang mempunyai brand image yang selalu
menjadi perhatian media. Dengan ketenaran yang dimiliki selebriti tersebut
kemudian oleh penyedia iklan dijadikan bintang untuk mengendors produk – produk
yang berhubungan dengan gaya hidup selebriti tersebut. Sehingga akan berpengaruh
pada penonton yang melihat iklan tersebut bahwa gaya hidup yang baik adalah apa
yang sesuai ditampilkan oleh sang selebriti endorser tersebut.
Misalnya penampilan selebriti Agnes Monica pada iklan endorser sampo ZINC.
Agnes Monica terlihat sangat energik dan memberikan informasi yang baik terhadap
produk yang diiklankan, dan menarik konsumen untuk melihat iklan sampo ZINC.
Konsumen dapat terpenuhi informasi tentang produk sampo ZINC dengan menonton
iklan sampo ZINC yang diiklankan oleh Agnes Monica. Agnes Monica dapat
mempengaruhi iklan sampo ZINC kalau ingin sepertinya yang energik sekaligus
seksi dan elegan harus menggunakan sampo yang sesuai dengan karakternya.15
15
Nia Budi Utami. 2011. Pengaruh Citra Selebriti Endorser Iklan Sampo ZINC pada
sikap kepada iklan, sikap kepada merk dan minat beli konsumen. Skripsi. Surakarta
: Universitas Sebelas Maret.
9
BAB III
KESIMPULAN
Iklan yang dilahirkan dan dibesarkan oleh industri media dengan segala macam
ideologi yang banyak mencerminkan budaya dan faham kapitalis pada setiap pesan
yang terselip dalam produk citraanya, akan berdampak pada penciptaan “gaya hidup” di
masyrakat yang cenderung berjiwa konsumtif dan hedonis. Timbulnya efek negatif pada
perilaku insan negeri ini disebabkan dari pengaruh iklan media massa, di mana dalam
penampilannya merupakan cerminan budaya baru yang lagi ngetrend di lingkungan
masyarakat, hasil lansiran Global Kapitalism yang terbawa oleh arus globalisasi. Kalau
hal ini tidak diantisipasi dengan baik, maka dikhawatirkan akan terus tumbuh subur,
terutama di kalangan remaja yang cenderung berpola hidup meniru dari iklan yang
dilihatnya. Dan kenyataan ini menimbulkan suatu pernyataan kontradiktif terhadap
budaya Indonesia yang terkenal menjunjung tinggi keluhuran budi pekerti, sifat sabar
dan norma kesantunan yang kita banggakan selama negeri ini didirikan. Bila hal ini
terjadi secara terus menerus tanpa adanya suatu apresiasi secara intensif di kalangan
masyarakat, maka dikhawatirkan budaya keluhuran kita akan tergilas oleh budaya
kapitalis yang menjajikan masyarakat bersikap konsumtif dan hedonis serta diwarnai
ke-glamour-an hidup.
Daftar Pustaka
Ashari, Nur A..2012. Pengaruh Promosi Penjualan Pakaian Wanita di Group
Blackberry Messenger terhadap Minat Beli Mahasiswi Ilmu Komunikasi
Universitas Hasanuddin. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
10
Farikoh, Hikmatul. 2011. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Psikologi terhadap
Keputusan Pembelian Ponsel nokia di Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Fatmanovita, RR Yugi. 2006. Pengaruh Lifesyle, Self Concept, dan Respon Atas
Advertising terhadap Brand Preferneces pada Produk Wewangian Wanita Merek
SHE di Surabaya. Skripsi. Surabaya : Universitas Airlangga.
Gaffar, Abdul. Sihir Iklan dalam Konsumsi Masyarakat Perkotaan. Jurnal Dinamika
Perkotaan (JDP) Universitas Riau.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan
Kontrol Jilid 2, (Edisi Bahasa Indonesia principle of marketing 9e), Jakarta:
Prenhallindo.
Kotler, Philip. 2000. Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation and
Control. Prentice Hall Int, Inc, Millenium Edition, Englewood Cliffts, New Jersey.
Krishnan, Jayasree.2011. Lifestyle – A Tool for Understanding Buyer Behavior. Journal
of Economic Sand Management, Volume 5 Nomor 1, pp: 283-298.
Rachmadi. 1993. Public Relation dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Gramedia.
Simamora, Bilson.2003. Aura Merek. Jakarta: PT.Ikrar Mandiri Abadi.
Siregar, Fauzan Samaran. Dampak Periklanan Terhadap Hasrat Konsumen. Kearsipan
Fakultas Ekonomi, UNDIP 2011.
Utami ,Nia Budi. 2011. Pengaruh Citra Selebriti Endorser Iklan Sampo ZINC pada
sikap kepada iklan, sikap kepada merk dan minat beli konsumen. Skripsi. Surakarta
: Universitas Sebelas Maret.
http://.unnes.ac.id/norafifah/2015/11/20/iklan-gaya-hidup-dan-perilaku-konsumsi/
diakses pada 8 Desember 2015.
11