Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

PERKEMBANGAN BANK SYARIAH DI INDONESIA
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

OLEH :
ANITA DIANA SARI
1310531001

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ANDALAS

2013
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadiran Allah S.W.T yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang
berjudul “Perkembangan Bank Syariah di Indonesia”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah B. Indonesia di
Universitas Andalas.
Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan

makalah ini, khususnya kepada dosen saya yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikannya.
Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi makalah. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak, saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Padang, 2 Desember 2013

Anita Diana Sari

2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................

i

DAFTAR ISI .............................................................................................

ii


BAB I PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1 Latar Belakang .......................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................

1

1.3 Tujuan ....................................................................................

2

BAB II ISI ................................................................................................

3


2.1 Pengertian Bank Syariah .........................................................

3

2.2 Kelebihan Bank Syariah..........................................................

4

2.3 Sejarah Lahirnya Bank Syariah di Indonesia...........................

4

2.4 Perkembangan Bank Syariah di Indonesia..............................

5

BAB III PENUTUP ..................................................................................

9


3.1 Kesimpulan .............................................................................

9

3.2 Saran .......................................................................................

9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

iii

3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bank konvensional menggunakan sistem bunga yang dalam islam
merupakan riba. Nahdatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar di

Indonesia, memutuskan masalah bunga bank tersebut dengan beberapa kali
sidang, dengan terjadinya polarisasi pendapat pada tiga kelompok yaitu,
haram, halal, dan Syubhat. Meskipun terdapat perbedaan pandangan, Lajnah
Bahsul Masa’il memutuskan bahwa bunga bank haram (Muhamad Syafi’i
Antonio, 1999:63).
Hal ini membuat sekelompok orang islam untuk mendirikan bank islam
dengan ciri tanpa bunga yang disebut dengan bank syariah. Bank syariah
menggunakan sistem mudarabah yaitu sistem bagi hasil.
Bank syariah di Indonesia terhitung masih sangat muda, perkembangannya
juga lambat. Sebenarnya pembahasan tentang Bank Syariah sudah pernah
dibahas pada tahun 1980-an tetapi realisasinya terjadi pada tahun 1992 yang
dilakukan oleh salah satu bank pemerintah, yaitu Bank Muamalat Indonesia.
Padahal Bank syariah cocok dikembangkan di Indonesia karena
masyarakat indonesia yang mayoritas islam. Oleh sebab itu, makalah ini akan
menjelaskan bagaimana perkembangan bank syariah di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pembahan ini adalah :
1. Apa itu bank syariah ?
2. Apa kelebihan dari bank syariah ?
3. Bagaimana sejarah lahirnya bank syariah pertama di Indonesia?

4. Bagaimana perkembangan bank syariah di Indonesia ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Mengetahui apa itu bank syariah
2. Mengetahui kelebihan dari bank syariah
3. Mengetahui sejarah lahirnya bank syariah pertama di Indonesia
4. Mengetahui perkembangan bank syariah di Indonesia

4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bank Syariah

5

Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta

cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.1
Menurut Ensiklopedia Islam menyatakan Bank Islam atau bank syariah
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoprasianya sesuai
dengan prinsip-prinsip syari’ah. Sehingga menghindari dari adanya riba karena
riba haram. The Concise Oxford Dictionary menyatakan riba sebagai berikut,
“Praktek meminjamkan uang dengan bunga yang luar biasa tingginya, terutama
dengan bunga yang lebih tinggi dari pada bunga yang diperkenankan oleh
undang-undang”.
Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan syariah ini
adalah sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan
ekonominya berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah2.
Menurut Schaik (2001), prinsip ekonomi Islam yang menjiwai bank syariah
ada tujuh macam, yaitu: (1) keadilan, kesamaan dan solidaritas. (2) larangan
terhadap objek dan makhluk. (3) pengakuan kekayaan intelektual. (4) harta
sebaiknya digunakan dengan rasional dan baik (fair way). (5) tidak ada
pendapatan tanpa usaha dan kewajiban. (6) kondisi umum dari kredit. (7)
dualiti risiko.

2.2 Kelebihan Bank Syariah

Kelebihan bank syariah dibandingkan bank konvensional adalah :
1. Adanya negosiasi antara pihak nasabah dengan bank akan tercapai suatu hal
yang saling menguntungkan.
2. Adanya prinsip bagi hasil, jika perusahaan ingin menaikkan usahanya namun
kekurangan modal, dapat mengajukan kredit dengan baik. Sehingga dapat
1 UU RI NO.21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Bab 1 Pasal 1
2 Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik

6

menerima modal dan juga resiko yang ada lebih rendah daripada pinjaman
kredit dari bank konvensional.
3. pengusaha kecil akan terdorong untuk mengembangkan usahanya dengan
bantuan dari pihak bank.
4. Resiko kerugian lebih kecil karena mengalami kerugian, maka dibagi
menurut perjanjian yang dibuat.
5. Pihak bank akan mendapatkan banyak nasabah dengan menggunakan prinsip
ini, karena adanya kemudahan yang diberikan oleh bank dan juga menaikkan
keuntungan yang besarnya sesuai dengan perjanjian yang dilakukan.


2.3 Sejarah Lahirnya Bank Syariah Pertama Di Indonesia
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia.
Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh majelis ulama indonesia (MUI)
dan pemerintah serta dukungan dari ikatan cendekiawan muslim Indonesia
(ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Pada saat pertama didirikan
terkumpul komitmen pembelian saham sebesar Rp 84 Milliar dan pada tanggal
3 Nopember 1991 dalam acara silaturrahmi presiden di Istana Bogor, dana
dapat dipenuhi dengan total komitmen modal disetor awal sebesar Rp
106.126.382.000. kemudian pada tanggal 01 Mei 1992, BMI mulai beroperasi
tetapi masih menggunakan UU No. 7 tahun 1992, dimana pembahasan
perbankan dengan sistem bagi hasil diuraikan hanya sepintas lalu. BMI
sampai September 1999, telah memiliki lebih 45 outlet yang tersebar di
Jakarta, Bandung, Semarang, Balikpapan dan Makasar.
Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga
ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian
memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002
akhirnya dapat bangkit dan menghasilkan laba .Saat ini keberadaan bank
syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10
tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.


2.4 Perkembangan Bank Syariah
7

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur
keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Bank muamalat sebagai bank syariah
pertama dan menjadi pionir bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu
menerapkan sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.
Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bankbank konvensional dan banyak yang di likuidasi karena kegagalan sistem
bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat tetap
eksis dan mampu bertahan.
Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda
dunia pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan syariah kembali
membuktikan daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan
syariah tetap stabil dan memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan
bagi para pemegang sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam, dan para
penyimpan dana di bank-bank syariah.
Perbankan syariah sebenarnya dapat menggunakan momentum ini untuk
menunjukkan bahwa perbankan syariah benar-benar tahan dan kebal krisis dan
mampu tumbuh dengan signifikan. Oleh karena itu, perlu langkah-langkah
strategis untuk merealisasikannya.

Langkah strategis pengembangan perbankan syariah yang telah di
upayakan adalah pemberian izin kepada bank umum konvensional untuk
membuka kantor cabang unit usaha syariah (UUS) atau konversi sebuah bank
konvensional menjadi bank syariah. Dengan terbitnya PP No. 72 tahun 1992
tentang bank bagi hasil yang secara tegas memberikan batasan bahwa “bank bagi
hasil tidak boleh melakukan kegiatan usaha yang tidak berdasarkan prinsip bagi
hasil (bunga) sebaliknya pula bank yang kegiatan usahanya tidak berdasarkan
prinsip bagi hasil tidak diperkenankan melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip bagi hasil” (pasal 6), maka jalan bagi operasional perbankan syari’ah
semakin luas. Saat ini titik kulminasi telah tercapai dengan disahkannya UU
No.10 Thn 1998 tentang perbankan yang membuka kesempatan bagi siapa saja

8

yang akan mendirikan bank syari’ah maupun yang ingin mengkonfersi dari
system konvensional menjadi system syari’ah.
Untuk menilai perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun biasanya
menggunakan beberapa standar, diantaranya :
1.

Jumlah aktiva.

2.

dana pihak ketiga (DPK).

3.

pembiayaan bank.

Tabel Jaringan Kantor Perbankan Syariah (Islamic Banking Network)
KETERANGAN

TAHUN
2005 2006 2007

2008

2009

Jan-10

Bank Umum Syariah
- Jumlah bank

3

3

3

5

6

6

- Jumlah kantor

304

349

401

581

711

815

- Jumlah bank

19

20

26

27

25

25

- Jumlah kantor

154

183

196

241

287

268

- Jumlah bank

92

105

114

131

138

140

- jumlah kantor

92

105

185

202

225

263

Unit Usaha Syariah

Bank pembiayaan rakyat
syariah

Sumber : BI, statistik perbankan syariah januari 2010
Tabel diatas menunjukkan perkembangan perbankan syariah berdasarkan
laporan tahunan BI sampai dengan januari 2010. Secara kuantitas, pencapaian
perbankan syariah sungguh membanggakan dan terus mengalami peningkatan
dalam jumlah bank. Jika pada tahun 1998 hanya ada satu bank umum syariah dan

9

76 bank perkreditan rakyat syariah, maka pada Januari 2010 jumlah bank syariah
telah mencapai 31 unit yang terdiri atas 6 bank umum syariah dan 25 unit usaha
syariah. Selain itu,

jumlah bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) telah

mencapai 140 unit pada periode yang sama.
a. Faktor-faktor Pendukung Perkembangan Perbankan Syariah
Keberadaan bank Islam di Indonesia masih memiliki peluang yang
mengembirakan dan perlu dioptimalkan guna membangun kembali sistem
perbankan yang sehat dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi
nasional, selain restrukturisasi perbankan. Hal itu dikarenakan adanya beberapa
pertimbangan, antara lain :
1. Kebutuhan jasa perbankan bagi masyarakat yang tidak dapat
menerima konsep bunga.
2. Peluang pembiayaan bagi pengembangan usaha berdasarkan prinsip
kemitraan.
3. Kebutuhan akan produk dan jasa perbankan unggulan
4. Peningkatan jumlah lembaga keuangan syariah
5. Adanya pelayanan yang meluruskan pelanggan dengan cara sesuai
Islam
b. Faktor-Faktor Penghambat
Tidak obyektif kiranya jika kita hanya menampilkan faktor pendorong
perkembangan perbankan syariah di Indonesia tanpa menjelaskan juga faktor
penghambat yang merupakan tantangan bagi kita, terutama berkaitan dengan
penerapan suatu sistem perbankan yang baru, suatu sistem yang mempunyai
sejumlah perbedaan prinsip-prinsip dengan sistem yang dominan dan telah
berkembang pesat di Indonesia.
Faktor-faktor penghambat itu antara lain :
1. Pemahaman masyarakat yang belum tepat terhadap kegiatan operasional
bank syariah

10

2. Jaringan kantor bank syariah yang belum luas
3. Kecilnya market share
4. Sumber daya manusia yang belum memiliki keahlian dalam bank syariah.

BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Bank syariah adalah bank atau tempat penyimpanan dana yang sesuai
dengan hukum-hukum dan landasan agama Islam. Bank ini banyak memberikan
manfaat dan kemudahan bagi masyarakat, khususnya muslim. Bank Syariah
sebenarnya

sama

dengan

Bank

Konvensional

pada

umumnya,

yang

membedakannya kalau Bank Syariah memakai system bagi hasil sedangkan bank
Konvensional memakai sistem bunga.
11

Bank syariah pertama di indonesia adalah Bank Muamalat yang didirikan
tahun 1991. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak
ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah.
1.2 Saran
Dilihat dari perkembangan bank syariah di Indonesia, seharusnya
pemerintah lebih mengembangkan lagi bank syariah dan melahirkan sumberdaya
manusia yang profesional di bidang bank syariah. Pemerintah juga haris
mensosialisasikan kepada masyarakat tentang kelebihan menggunakan bank
syariah dibandingkan bank konvensional.
Sehingga, bank syariah dapat berkembang baik di Indonesia untuk tahun
mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwarman, dkk. 2004. Bank Islam analisis fiqih dan keuangan . Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada
Agus, Bastanuddin. 2006. Islam dan Ekonomi. Padang : Andalas Universitas press
Al Zuhaili, Wahbah. 1985. Al Fiqih Al Islami wa Adillatuh. Beirut: Dar Al Fikri
Mannan, Muhammad Abdul. 1992. Ekonomi Islam, teori dan praktek. Jakarta : PT
Internasa

12

Mardiana, Lita. 2012. “Perbankan Syariah”. Kumpulan Makalah. (Online),
(http://www.makalah-perbankan-syariah.com, diakses 5Desember
2013).
Muhammad. 2005. Konstruksi Mudharabah Dalam Bisnis Syari’ah. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta
Rodoni, Ahmad. 2008. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta : Zikrul Hakim
Zuhri, Muh. 1996. Riba dalam al- Qur’an dan Masalah Perbankan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Zulkifli, Sunarto. 2007. Perbankan syariah. Jakarta : Zikrul Hakim.

13