implementasi qard dalam lembaga keuangan

IMPLEMENTASI QARD DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
DAN MANFAATNYA
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Fiqih Muamalah
Dosen Pengampu: Imam Mustofa,S.HI., M.SI.

Disusun Oleh:
RITA AMELIA (1502100210)
Kelas B

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO
2016

IMPLEMENTASI QARD DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (LKS)
DAN MANFAATNYA

A. Pendahuluan
Setiap orang pasti mempunyai perbedaan, baik perbedaan pendapatan,
kekayaan atau yang lainnya. Dalam Islam perbedaan itu tidak boleh menimbulkan

kesenjangan yang terlalu jauh antara kaya dengan miskin karena hal ini tidak sesuai
dengan syariat Islam yang menekankan bahwa sumber-sumber daya bukan saja
karunia dari Allah bagi semua manusia melainkan juga merupakan suatu amanah.
Kurangnya program-program efektif untuk mereduksi kesenjangan sosial yang
terjadi selama ini dapat mengakibatkan kehancuran bukan penguatan perasaan
persaudaraan yang hendak diciptakan. Syariat Islam sangat menekankan adanya
suatu distribusi kekayaan dan pendapatan yang merata. Distribusi kekayaan dan
pendapatan yang merata berarti setiap individuharus berusaha memenuhi hidupnya.
Namun pada kenyataannya tidak semua orang mampu memenuhi seluruh
kebutuhannya, oleh karena itu kita sebagai umat muslim harus membantu saudara
kita yang membutuhkan pertolongan kita. Salah satu caranya yaitu dengan
memberikan pinjaman (qard) kepada yang membutuhkan. Karena pada dasarnya
akad qard ini adalah akad tolong menolong jadi tidak memberatkan orang lain.1
B. Qard dalam Dunia Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
Uang yang dititipkan nasabah kepada LKS yang biasanya menggunakan akad
wadi’ah dapat berubah menjadi qard. Perubahan ini terjadi apabila pihak LKS
menggunakan dana atau uang tersebut untuk dimanfaatkan atau diinvestasikan
dalam kegiatan bisnis atau penggunakan uang tersebut untuk dikembangkan.
Namun demikian, bila ada keuntungan yang dipatok bunga tertentu, maka hal ini
tidak dibenarkan dalam syariat. Kalaupun pihak bank tidak memberikan bunga,


1

Multi Afif, dalam jurnal : Implementasi akad wadiah atau qard.(h. 251-264)h.252

namun menggunakan dana titipan

tersebut untuk melakukan kredit ribawi dan

praktik-praktik yang diharamkan lainnya, hal ini juga tidak diperbolehkan.
Berkaitan dengan deposito, al-zuhaili menjelaskan bahwa menurutnya ada tiga
macam, pertama, deposito yang mempunyai nilai yang terus bertambah karena
diinvestasikan. Kedua, deposito yang memiliki pemasukan lancar, dimana
keuntungan atau laba dapat ditarik setiap setengah atau satu tahun, sementara
pokok pinjaman masih utuh. Ketiga, depositi yang tidak memberikan laba pasti
setiap tahun, namun nasabah diberi keuntungan dengan cara undian.
Berdasarkan tiga jenis deposito diatas, jenis pertama dan kedua menurut
Wahbah al-Zuhaili masuk dalam katagori qard, namun yang dilarang karena ada
keuntungan ribawi. Begitu juga jenios yang ketiga, meskipun tidak memberikan laba
pasti, namun memberikan hadiah dengan undian hanyalah hilah untuk memberikan

bunga kepada nasabah pemberi pinjaman.
Praktek qard dalam lembaga keuangan syariah, mengingat sifatnya bukan
transaksi komersial dan tanpa konpensasi, maka qard mengguanakan sumber dana
yang berasal : 2
1. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan
bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang
relative pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya
sejumlah uang yang dipinjamkan itu. Misalnya dana talangan haji yang
diberikan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji dan
nasabah akan melunasinya sebelum keberangkatan haji.
2. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak
bisa menarik dananya misalnya tersimpan dalam bentuk deposito. Ataupun
pinjaman qard biasanya diberikan oleh bank kepada nasabahnya sebagai
fasilitas pinjaman talangan pada saat nasabah mengalami over draft.
Fasilitas ini merupakan bagian dari satu paket pembiayaan lain, untuk
memudahkan nasabah bertransaksi. Seperti penarikan uang tunai milik bank
2

Imam Mustofa,Fiqih Muamalah Kontemporer, (Jakarta : Raja Gravindo Persada, 2016)h. 173-174


melalui ATM dan nasabah akan mengembalikannya sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
3. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu
sektor sosial
4. Sebagai pinjaman bagi pengurus bank seperti menyediakan fasilitas untuk
kebutuhan pengurus bank dan pengurus nantinya akan mengembalikan dana
tersebut dengan cara cicilan melalui pemotongan gajinya.3
Simpanan giro dan tabungan dapat menggunakan prinsip qard, ketika bank
dianggap sebagai penerima pinjaman tanpa bunga dari nasabah deposan sebagai
pemilik modal. Bank dapat memanfaatkan dana pinjaman dari nasabah deposan
untuk tujuan apapun, termasuk untuk kegiatan produktif untuk mencari keuntungan.
Sementara nasabah deposan dijamin akan memperoleh kembali adanya secara
penuh, sewaktu-waktu nasabah ingin menarik dananya. Bank boleh memberikan
bonus kepada nasabah deposan, selama hal ini tidak disyaratkan diawal perjanjian.
Ketentuan lembaga keuangan, termasuk bank terkait dengan qard, adalah
sebagai berikut :
1. Kontrak perjanjian qard dilaksanakan antara bank dan nasabah.
2. Nasabah menyediakan tenaga untuk mengelola usaha dan bank syariah
menyerahkan modal untuk investasi. Modal yang diserahkan dalam qard
berasal dari dana bank dan kebajikan yang dikumpulkan oleh bank dari

berbagai sumber.
3. Bila terdapat keuntungan, maka keuntungan 100% dinikmati oleh nasabah,
tidak dibagihasilkan dengan bank syariah.
4. Pada saat pembayaran atau jatuh tempo, maka nasabah mengembalikan
100% modal yang berasal dari bank syariah, tanpa ada hambatan.4

3
4

Yasid Afandi, fiqih Muamalah (yoqyakarta :logung Pustakan,2009)h.182.
Imam Mustofa, Fiqih Muamalah………….h.1 .

C. Praktik Qard dalam Lembaga Keuangan Syariah
Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau
diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa memberikan imbalan.
Dalam literatur fiqih kelasik. Qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad
saling membantu dengan landasan syara’:
”Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah
akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh
pahala yang banyak.” (QS: Al-Hadid: 11)5

Dalam perakteknya ada sedikit pebedaan antara konsep di bank syariah
dengan konsep di fikih muamalah klasik, dimana dalam fikih muamalah klasik akad
qardh hadir untuk membantu sesama dan bukan sebagai teransaksi komersial. Hal
ini berbanding terbalik dengan peran bank sebagai lembaga komersial. Meskipun
bank menggunakan akad Qardh dalam pembiayaanya tidak berdiri sendiri. Ada
akad yang mendampingi qardh dalam bertransaksi seperti halnya akad ijarah yang
mendampingi akad qard.6
Praktek qard dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Nasabh mengajukan pinjaman dana qard kepada lembaga keuangan
syariah;
2. Nasabah dan pihak LKS menyepakati mengenai biaya administrasi dan
waktu pengembalian pinjaman;
3. LKS dapat meminta jaminan atas pinjaman apabila diperlukan;
4. Nasabah menggunakan dana pinjaman tersebut untuk usaha;
5. Apabila mendapat keuntungan dari usaha tersebut, maka seluruhnya
menjadi hak nasabah, apabila terjadi kerugian, maka juga menjadi tanggung
jawab nasabah;
6. Nasabh harus mengembalikan pinjaman sejumlah nominal yang dipinjam,
tanpa harus memberikan margin atau bunga.


5
6

Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah,(Bandung: Pustaka Setia, 2001)h. 188.
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah,(Jakarta: Raja Gravindo Persada,2013)h.160.

7. Pasal 615 KHES menyebutkan bahwa nasabah dapat memberikan
tambahan/sumbangan dengan suka rela kepada pemberi pinjaman selama
tidak diperjanjikan dalam transksi.
8. Pasal 616 KHES menyebutkan bahwa nasabah tidak dapat mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan
pemberi

pinjaman

lembaga

keuangan

syariah


telah

memastikan

ketidakmampuannya dapat :
a. Memperpanjang jangka waktu pengembalian.
b. Menghapus sebagian atau seluruh kewajibannya.7
D. Skema Qard

Skema diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pihak

nasabah

(mutharidh)

mengajukan

LKS(muqridh) dengan menggunakan akad qardh


7

Imam Mustafa, Fiqih Muamalah……………..h.1

.

pinjaman

kepada

pihak

2. Pinjaman tersebut adalah pinjaman untuk modal usaha yang dikelola oleh
nasabah
3. Nasabah ( mutharidh) menjalankan modal tersebut untuk sebuah usaha
4. Setelah mendapatkan keuntungan dari usaha, nasabah mengembalikan
modal usaha yang dipinjamnya
5. Keuntungan yang di peroleh dari usaha nasabah 100 % untuk nasabah
sendiri.

E. Contoh Kasus
Rina adalah salah satu orang yang ingin membuka usaha warung makan
kecil kecilan guna untuk membantu atau untuk tambahan penghasilan dalam
kehidupan sehari hari beserta keluarganya. Dalam hal ini Rina mengajukan
pinjaman kepada LKS karena Rina tidak memiliki modal sama sekali dengan
menggunakan akad qard :
1. Rina Mengajukan pinjaman kepada pihak LKS sebesar 500.000
2. Pinjaman itu untuk usaha warung Makan Kelontong
3. Rina dan Pihak LKS menggunakan akad qard dan menyepakati dengan
biaya administrasi sebesar 50.000 dan waktu pengembalian pinjaman
selama 1 bulan
4. Dalam hal ini penghasilan yang di peroleh dari usaha kelontong selama
satu bulan

yaitu sebesar 1500.000, dikurang

500.000 untuk modal

usaha lagi.
5. Jadi keuntungan yang didapat dalam satu bulan yaitu 1000.000

6. Dan setelah mendapat keuntungan , Rina mengembalikan modal usaha
yang dipinjamnya sebesar 500.000, jadi 1000.000 dikurangi 500.000
( modal usaha yang harus dikembalikan) = 500.000 ( keuntungan satu
bulan Rina dalam usaha kelontongnya)
7. Keuntungan yang di dapat dari usahanya itu 100 % untuk Rina.

F. Pembiayaan Atas Dasar Akad Qardh
Qardh adalah Transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban
pihak peminjam mengembalikan pokok pinjamansecara sekaligus atau cicilan dalam
jangka waktu tertentu.
1) Fitur Dan Mekanisme
a) Bank bertindak sebagai penyedia dana untuk memberikan pinjaman (Qardh)
kepada nasabah berdasarkan kesepakatan.
b) Bank dilarang dengan alasan apapun untuk meminta pengembalian pinjaman
melebihi dari jumlah nominal yang sesuai akad.
c)

Bank dilarang untuk membebankan biaya apapun atas penyaluran
pembiayaan atas dasar Qardh, kecuali biaya administrasi dalam batas
kewajaran.

d) Pengembalian jumlah pembiayaan atas dasar Qardh, harus dilakukan oleh
nasabah pada waktu yang telah disepakati.
e)

Dalam hal nasabah digolongkan mampu namun tidak mengembalikan
sebagian atau seluruh kewajibannya pada waktu yang telah disepakati, maka
bank dapat memberikan sanksi sesuai syariah dalam rangka pembinaan
nasabah.8

2) Analisis dan Identifikasi Risiko
a) Risiko pembiayaan yang disebabkan oleh nasabah wanprestasi.
b) Risiko al-qardh terhitung tinggi karena ia di anggap pembiayaan yang tidak
ditutup dengan jaminan.9

8
9

Dimyauddin Djuwani. Pengantar Fiqh Muamalah,( yoqyakarta : Pustaka Pelajar,2008),h.166.
Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah,( Jakarta : Media Kencana Group,2012)h.170.

E Manfaat Qard Dalam Dunia Usaha
1. Memungkinkan pengusaha yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk
mendapat talangan jangka pendek.
2. Dalam

Al-Qard

Al-hasan

terkandung

misi

sosial,

adanya

misi

kemasyarakatan ini akam meningkatkan citra baik dan meningkatkan
loyalitas masyarakat kepada perbankan syariah.
3. Memudahkan para pengusaha atau nasabah yang memerlukan dana secara
cepat, tanpa memberatkan nasabah karena qord tidak memperbolehkan
adanya bunga dan jaminan. Lembaga keuangan syariah dapat meminta
jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu.10

10

Binti Nur Asiyah,dalam jurnal: Source of fund pembiayaan qardh: Upaya mewujudkan
keseimbangan antara kesejahteraan dan keadilan sosial di perbankan syariah.(h 1-14)h.10.

F. PENUTUP
Qard adalah memberikan (menghutangkan) harta kepada orang lain tanpa
mengharapkan imbalan, untuk dikembalikan dengan pengganti yang sama dan
dapat ditagih atau diminta kembali kapan saja yang menghutangi menghendaki.
Akad qard adalah akad tolong menolong, bertujuan untuk meringankan beban orang
lain.
Secara umum manfaat dari qard adalah unutk membantu orang yang
membutuhkan dana secara mudah dan dapat dikembalikan tanpa adanya bunga
yang dapat membebani orang tersebut.
Aplikasi qard dalam perbankan lembaga keuangan syariah yaitu sebagai produk
pelengkap kepada nasabah yang membutuhkan talangan dana secepatnya, sebagai
produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membentu sektor sosial.

DAFTAR PUSRAKA
Multi Afif, dalam jurnal : Implementasi akad wadiah atau qard.(h. 251-264).
Imam Mustofa. fiqih Muamalah kontemporer, Jakarta : Raja Gravindo Persada.2016.
Yasid Afandi. fiqih Muamalah, yoqyakarta :logung Pustakan.2009.
Rachmad Syafei. Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia.2001.
Hendi Suhendi. Fiqh Muamalah, Jakarta: Raja Gravindo Persada.2003.
Dimyauddin Djuwani. Pengantar Fiqh Muamalah, yoqyakarta : Pustaka Pelajar.2008.
Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah, Jakarta : Media Kencana Group.2012.
Binti Nur Asiyah,dalam jurnal: Source of fund pembiayaan qardh: Upaya
mewujudkan keseimbangan antara kesejahteraan dan keadilan sosial di perbankan
syariah(h 1-14)