HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN RELIG

HUBUNGAN ANTARA REGULASI EMOSI DAN RELIGIUSITAS
DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU BULLYING PADA
REMAJA

Siti Chairani Umasugi
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Chachaumsss@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi
dan religiusitas dengan kecenderungan perilaku bullying pada remaja. Responden
adalah siswa kelas XI SMA Negeri 5 Yogyakarta (N=84). Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kuantitatif dengan skala sebagai alat pengumpul data.
Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi ganda. Koefisien
korelasi antara regulasi emosi
dengan kecenderungan perilaku bullying
menunjukkan rxy = - 0,300 dengan taraf signifikansi p = 0,003 (p < 0,01).
Koefisien korelasi antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku bullying
menunjukkan rxy = - 0, 228 dengan taraf signifikansi p = 0,019 (p < 0,05).
sumbangan efektif regulasi emosi terhadap kecenderungan perilaku bullying
adalah sebesar 6,34% sedangkan sumbangan religiusitas terhadap kecenderungan

perilaku bullying sebesar 5,46%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada
hubungan negatif signifikan antara regulasi emosi dan religiusitas dengan
kecenderungan perilaku bullying.
Kata kunci: Regulasi Emosi, Religiusitas, Kecenderungan Perilaku Bullying

THE RELATIONSHIP BETWEEN EMOTION REGULATION AND
RELIGIOSITY WITH BULLYING BEHAVIOR TENDENCIES
IN TEENS
Siti Chairani Umasugi
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Chachaumsss@yahoo.co.id

Abstrak

This study aimed to know the relationship between emotion regulation and
religiousity with tendency in bullying behavior of adolescent. The subjects of this
study were students of class grade 11 ( N = 84). The methods of research used
quantitative methods to scale as a means of data collection. Data analysis
technique used is multiple regression analysis. Correlation coefficient between
emotion regulation to address bullying behavior tendences is rxy–0,300 with a

significance level of p= 0,003(p 0,05). Variabel religiusitas memiliki p =
0,216 (p>0,05). Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa masing-masing variabel penelitian memiliki sebaran data yang terdistribusi
normal.
Tabel 2. Hasil Uji Linieritas
Variabel
Regulasiemosidengankecenderunganperilaku
bullying

Religiusitasdengankecendernganperilakubullying

F

p

8.285

0,006

4,078


0,048

Berdasarkan hasil analisis uji linieritas di atas dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara variabel kecenderungan perilaku bullying, regulasi emosi dan
religiusitas adalah linier.

Tabel 3. Kategorisasi Kecenderungan Perilaku Bullying
Interval

Kecenderungan Perilaku Bullying

Kategori

Frekuensi

Proporsi (%)

x ≥ 72


0

0

Tinggi

48 ≤ x < 72

70

83,33%

Sedang

x < 48

14

16,67%


Rendah

Tabel 4. Kategorisasi Regulasi Emosi
Interval

Regulasi Emosi

Kategori

Frekuensi

Proporsi (%)

x ≥ 63

19

22,61%

Tinggi


42 ≤ x < 63

65

77,39%

Sedang

x < 42

0

0

Rendah

Tabel 5. Kategorisasi Religiusitas
Interval


Religiusitas

Kategori

Frekuensi

Proporsi (%)

x ≥ 90

12

14,29%

Tinggi

60 ≤ x < 90

72


85,71%

Sedang

x < 60

0

0

Rendah

PEMBAHASAN
Hasil analisis korelasi regresi ganda menunjukkan bahwa ada hubungan
antara regulasi emosi dan religiusitas dengan kecenderungan perilaku bullying
dengan koefisien korelasi R = 0,344 dan taraf signfikansi p = 0,006 (p < 0,01).
Hasil korelasi antara regulasi emosi dengan kecenderungan perilaku bullying
menunjukkan koefisien korelasi rxy = - 0,300 dengan taraf signifikansi p = 0,003
(p < 0,01). Hal ini berarti ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara
regulasi emosi dengan kecenderungan perilaku bullying. Semakin tinggi regulasi

emosi maka semakin rendah kecenderungan perilaku bullying, sebaliknya
semakin rendah regulasi emosi maka semakin tinggi kecenderungan perilaku
bullying. Hasil korelasi antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku

bullying menunjukkan koefisien korelasi rxy = -0,228 dengan taraf signifikansi p =

0,019 (p < 0,05). Hal ini berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara
religiusitas dengan kecenderungan perilaku bullying. Semakin tinggi religiusitas
maka semakin rendah kecenderungan perilaku bullying, sebaliknya semakin
rendah religiusitas maka semakin tinggi kecenderunga perilaku bullying.
Hasil

kategorisasi

variabel

kecenderungan

perilaku


bullying

menunjukkan bahwa 0% subjek pada kategori tinggi, sedangkan 16, 67% sebjek
penelitian memiliki kecenderungan perilaku bullying yang ada pada kategori
rendah, namun mayoritas subjek penelitian yaitu sebanyak 83,33% subjek yang
memiliki kecenderungan perilaku bullying pada kategori sedang. Berdasarkan
perbandingan mean empirik dan mean hipotetik maka dapat dikatakan subjek
penelitian memiliki kecenderungan perilaku bullying pada taraf sedang cenderung
rendah, namun dikarenakan presentase pada kategori sedang yang lebih dari 50%
maka dapat diartikan bahwa pada subjek penelitian memiliki potensi yang besar
untuk melakukan bullying. Hal ini dapat diintepratsi bahwa secara umum subjek
penelitian memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku yang berasosiasi
negatif yaitu perilaku yang mengarah pada perilaku menyakiti orang lain baik
secara fisik maupun mental yang dianggap sebagai mekanisme untuk melepaskan
energi destruktif sebagai cara melindungi stabilitas intrafisik pelakunya (Argiati,
2010).
Berdasarkan hasil kategorisasi variabel regulasi emosi diketahui bahwa
0% subjek pada kategori rendah, mayoritas subjek penelitian yaitu 77,39% subjek
memiliki regulasi emosi pada kategori sedang, akan tetapi 22,61% subjek
penelitian berada pada ketegori tinggi. Berdasarkan perbandingan mean empirik

dan mean hipotetik maka dapat dikatakan subjek penelitian memiliki regulasi
emosi sedang cenderung tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa subjek penelitian
cukup memiliki kemampuan untuk mengatur emosi pada dirinya. Gross &
Thompson (2007) mengemukakan bahwa regulasi emosi merupakan sekumpulan
berbagai proses tempat emosi diatur. Artinya secara umum subjek penelitian
memiliki kemampuan baik secara sadar atau tidak sadar yang cukup baik dalam
mengontrol efek pada satu atau lebih proses yang dapat membangkitkan emosi.

Hasil kategorisasi pada variabel religiusitas menunjukkan bahwa 0%
subjek pada kategori rendah, mayoritas subjek penelitian yaitu sebesar 85,71%
memiliki religiusitas pada kategori sedang, akan tetapi 14,29% subjek penelitian
berada pada kategori tinggi. Berdasarkan perbandingan mean empirik dan mean
hipotetik maka dapat dikatakan subjek penelitian memiliki religiusitas sedang
cenderung tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada subjek
penelitian memiliki keterikatan yang cukup baik terhadap agamanya.
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa ada hubungan yang
signifikan antara regulasi emosi dan religiusitas terhadap kecenderungan perilaku
bullying. Artinya secara empirik regulasi emosi dan religiusitas berpengaruh

terhadap kecenderungan perilaku bullying.
Ricard & Gross (Widuri, 2010) mengemukakan bahwa pemikiran dan
perilaku individu sangat dipengaruhi oleh emosi individu yang bersangkutan.
Siswa yang memiliki regulasi emosi yang baik akan mampu menyadari dan
mengatur pemikiran dan perilakunya dalam emosi-emosi yang berbeda (emosi
positif dan negatif). Ketika sedang mengalami emosi negatif, siswa dengan
regulasi emosi yang baik tetap dapat berfikir jernih sehingga perilaku yang
muncul tetap berdasarkan logika dan kesadaran. Ekspresi emosi negatif yang
dapat diregulasi dengan baik akan mampu meminimalisasi proyeksi negatif pada
perilaku yang berujung pada perilaku bullying.
Selain regulasi emosi, religiusitas merupakan faktor lain yang
mempengaruhi kecenderungan perilaku bullying. Individu yang memiliki
religiusitas memiliki pemahaman yang baik terhadap nilai-nilai keagamaan yang
kemudian terinternalisasi kedalam dirinya. Ismail (2009) mengemukakan bahwa
perasaan-perasaan atau pengalaman keagamaan yang selalu muncul dalam diri
individu menyebabkan timbulnya kontrol internal dalam dirinya sehingga dapat
mencegah timbulnya perilaku-perilaku menyimpang yang dapat merugikan diri
sendiri maupun orang lain. Konsep untuk menyayangi dan mencintai sesama yang
terkandung dalam nilai-nilai agama akan dimaknai dengan baik oleh individu
yang memiliki tingkat religiusitas yang baik. Hal ini akan meminimalisasi

munculnya perilaku bullying seperti mengintimidasi, meyakiti orang lain dan
bentuk-bentuk perilaku bullying baik fisik, verbal maupun non verbal.
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa regulasi emosi dan
religiusitas

memberikan

sumbangan

efektif

secara

signifikan

terhadap

kecenderungan perilaku bullying sebesar 11,8%. Masing- masing variabel
menyumbang sebesar 6,4% untuk regulasi emosi dan 5,4% untuk variabel
religiusitas. Hal ini berarti bahwa terdapat faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi munculnya kecenderungan perilaku bullying. Astuti (2008)
mengemukakan secara rinci bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kecenderungan perilaku bullying antara lain yaitu perbedaan individu seperti
jender, status ekonomi, karakter individu seperti perasaan iri, kekuasaan fisik,
daya tarik seksual, keluarga, situasi sekolah dan tradisi senioritas.
KESIMPULAN
1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara regulasi emosi dan religiusitas
dengan kecenderungan perilaku bullying pada remaja di SMA Negeri 5
Yogyakarta. Artinya remaja yang memiliki regulasi emosi dan religiusitas yang
baik maka tidak akan melakukan bullying, sebaliknya remaja yang memiliki
regulasi emosi dan religiusitas yang kurang baik akan cenderung melakukan
bullying.

2. Subjek penelitian memiliki kecenderungan perilaku bullying pada taraf sedang
cenderung rendah, namun mayoritas subjek penelitian pada kategori sedang,
sehingga subjek penelitian memiliki potensiuntuk melakukan bullying.
3. Mayoritas subjek penelitian memiliki regulasi emosi pada kategori sedang dan
cenderung

tinggi, ini menunjukkan bahwa subjek penelitian cukup memiliki

kemampuan untuk mengatur emosinya atau dengan kata lain memiliki regulasi
emosi yang baik.
4. Mayoritas subjek penelitian memiliki religiusitas pada kategori sedang dan
cenderung tinggi.

SARAN
1. BagiSiswa

Upaya

yang

dapatdilakukansiswauntukmeningkatkanregulasiemosiantaralainyaitudenganmeng
ekspresikanemosipadahal-hal

yang

bersifatpositifsepertimelakukanhobi,

mengontrolemosi yang keluarkhususnyaemosinegatifdanmengevaluasisetiapemosi
yang

munculsehinggasiswatahustrategiuntukmenghadapiemositersebut.

Beberapaupaya

yang

dapatdilakukansiswauntukmeningkatkanreligiusitasantaralainyaitudenganbergabu
ngdalamorganisasidisekolahatauberpartisipasidalamaktivitas
keagamaansepertipengajianataukegiatanharibesarkeagamaanbaik

di

lingkungansekolahmaupun di lingkunganmasyarakat.
2. Bagipenelitiselanjutnya
Kepada peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis disarankan
menggunakan variabel lain yang lebih spesifik yang dapat mempengaruhi
kecenderunganperilakubullyingdan

faktor-faktor

lain

yang

mempengaruhi

perilaku bullyingdiluar dari regulasi emosi dan religiusitas sehingga dapat
diketahui

besarnya

sumbangan

terhadapkecenderunganperilakubullying.

DAFTAR PUSTAKA

efektif

variabel-variabel

tersebut

Ancok dan Suroso. 1995. Psikologi Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Astuti, P. R. 2008. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi K.P.A. Jakarta:
PT. Grasindo
Gross, J.J. & Thompson, R.A. 2007. Emotion Regulation. Conceptual
Foundations. Handbook of Emotion Regulation, edited by James J. Gross.
New York, Guilford Publications
Gross & John. 2003. Individual Differences in Two Emotion Regulation
Processes: Implications for Affect, Relationships, and Well-Being. Journal
of Personality and Social Psychology, 85, No 2, 348-363
Ismail, W. 2009. Analisis Komparatif Perbedaan Tingkatat Religiusitas Siswa Di
Lembaga Pendidikan Pasantren, MAN dan SMUN. Lentera Pendidikan.
Vol 12. No 1. Hal 87-102
Muda, A.A.K. 2006. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia . Jakarta: Reality
Publisher.
Novianti, I. 2008. Fenomena Kekerasan Di Lingkungan Sekolah. Jurnal
pemikiran alternatif pendidikan. Vol 13. No 2 : 324-338
Riauskina, Intan Indira., Djuwita, Ratna., Soesetio, Sri Rochani. 2005. ”Gencet
Gencetan” Di Mata Siswa/Siswi Kelas I SMA : Naskah Kognitif
Tentang Arti Skenario, dan Dampak ”Gencet-Gencetan”. Jurnal
Psikologi Sosial. Vol. 12. No.01 : 1-13
Santrock, J.W. 2007. Perkembangan anak. Penerjemah: Rachmawati, M &
Kuswanti, A. Jakarta: Erlangga.
Sejiwa. 2008. Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar
Anak. Jakarta : Grasindo
Rahman. 2009. “Perilaku Religiusitas dalam Kaitannya Dengan
Emosi Remaja” Jurnal Al-Qalam vol 15. no 23.

Kecerdasan

Reivich, K. & Shatte, A. 2002. The Resilience Factor . New York : Broadway
Books
Thompsom, R. A. 1994. The Development of Emotionn Regulation: Biological
and Behavioral Considerations. North America: Monographs of the
Society for Research in Child Development. Vol 59, No 2: 25-52

Widuri, E, L. 2010. Kepribadian big five dan strategi regulasi emosi ibu anak
ADHD(atenttion deficit hyperectivity disorder). Jurnal humanistik vol.
VII. No 2 : 124-137.