Ekspresi Protein P53 Sel Trophoblas Plasenta Pada Kehamilan Yang Preeklampsia Berat Eklamsia Dan Kehamilan Normotensi

2.1. Preeklampsia
Preeklampsia dilaporkan masih menjadi masalah utama ibu hamil di
Indonesia dan dapat mengancam keselamatan ibu dan janin. Kondisi
tersebut jelas berperan dalam tingginya AKI dan AKB di Indonesia.1 Insiden
preeklampsia di Indonesia diperkirakan 3,4%–8,5%,4 berdasarkan Girsang
ES (2004) insiden preeklampsia berat sebesar 5,94%, eklampsia 1,07%,
angka kematian ibu pada preeklampsia sebesar 2,72% dan pada eklampsia
9,09%, angka kematian perinatal 10,19% pada preeklampsia berat. 11
Meskipun kejadian cukup tinggi, etiologi yang mendasari preeklampsia
masih belum pasti,Ada banyak teori tentang etiologi dan patogenesis
preeklampsia termasuk disfungsi endotel, inflamasi dan angiogenesis.2
Preeklampsia adalah salah satu kondisi patologis spesifik kehamilan
yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuria pada umur kehamilan 20
minggu atau lebih. Sebagai batasan yang disebut hipertensi dalam
kehamilan menurut The Working Group Report and High Blood Pressure in
Pregnancy (2000) adalah kenaikan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dan
tekanan sistolik ≥140 mmHg pada dua kali pemeriksaan yang berjarak 4 jam
atau lebih dan proteinuria, jika dijumpai protein dalam urin melebihi 0,3
gram/24 jam atau dengan pemeriksaan kualitatif minimal positif satu (+).11
Kriteria diagnosis untuk preeklampsia berat menurut Working Group
(2000) adalah apabila terdapat peningkatan tekanan darah ≥160/110 mmHg

pada 2 kali pengukuran dengan jarak minimal 6 jam dan diukur saat pasien
bed rest dengan proteinuria ≥5 gr dalam 24 jam pada urin tampung atau
≥positif 3 dengan dipstik pada 2 contoh urin yang diambil secara acak,
berjarak minimal 4 jam disertai dengan satu atau lebih gejala seperti oliguria

(urin output