Ekspresi Protein P53 Sel Trophoblas Plasenta Pada Kehamilan Yang Preeklampsia Berat Eklamsia Dan Kehamilan Normotensi

41. ACOG. Committee on Practice BulletinsObstetrics.Diagnosis and
management

of

preeclampsia

andeclampsia.

Obstet

Gynecol.

2001;98:15967.
42. RodriguezThompsonD, Lieberman ES. Use of a random urinary
protein to creatinineratio for thediagnosis of significant proteinuria
during pregnancy. Am J Obstet Gynecol. Oct 2001;185(4):80811.

Usiakehamilan * Preeklampsia Crosstabulation
Preeklampsia
Preeklampsia/Eklamp

Normotensi
Usiakehamilan

32-34 minggu

Count

2

2

1.0

1.0

2.0

% within Usiakehamilan

.0%


100.0%

100.0%

% within Preeklampsia

.0%

8.0%

4.0%

% of Total

.0%

4.0%

4.0%


0

10

10

5.0

5.0

10.0

% within Usiakehamilan

.0%

100.0%

100.0%


% within Preeklampsia

.0%

40.0%

20.0%

% of Total

.0%

20.0%

20.0%

4

9


13

6.5

6.5

13.0

% within Usiakehamilan

30.8%

69.2%

100.0%

% within Preeklampsia

16.0%


36.0%

26.0%

8.0%

18.0%

26.0%

Count
Expected Count

36-38 minggu

Total

0


Expected Count

34-36 minggu

sia

Count
Expected Count

% of Total

38-40 minggu

Count

21

4

25


12.5

12.5

25.0

% within Usiakehamilan

84.0%

16.0%

100.0%

% within Preeklampsia

84.0%

16.0%


50.0%

% of Total

42.0%

8.0%

50.0%

25

25

50

25.0

25.0


50.0

% within Usiakehamilan

50.0%

50.0%

100.0%

% within Preeklampsia

100.0%

100.0%

100.0%

50.0%


50.0%

100.0%

Expected Count

Total

Count
Expected Count

% of Total

Paritas * Preeklampsia Crosstabulation
Preeklampsia
Preeklampsia/Eklamp
Normotensi
Paritas

Primipara

Multipara

Total

Count

sia

Total

5

12

17

Expected Count

8.5

8.5

17.0

% within Paritas

29.4%

70.6%

100.0%

% within Preeklampsia

20.0%

48.0%

34.0%

% of Total

10.0%

24.0%

34.0%

20

13

33

Expected Count

16.5

16.5

33.0

% within Paritas

60.6%

39.4%

100.0%

% within Preeklampsia

80.0%

52.0%

66.0%

% of Total

40.0%

26.0%

66.0%

25

25

50

Expected Count

25.0

25.0

50.0

% within Paritas

50.0%

50.0%

100.0%

100.0%

100.0%

100.0%

50.0%

50.0%

100.0%

Count

Count

% within Preeklampsia
% of Total

Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances

t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval
of the Difference
Std. Error

F
P53 Equal variances assumed

Sig.

4.471

t

.040

Equal variances not assumed

df

Sig. (2-tailed)

N

-3.400

.150

-3.702

-3.098

-22.650

47.625

.000

-3.400

.150

-3.702

-3.098

Std. Deviation

.00

4

.000

38-40 minggu

.19

21

.602

Total

.16

25

.554

Report
P53
Mean

N

Upper

.000

36-38 minggu

Usiakehamilan

Lower

48

P53
Mean

Difference

-22.650

Report

Usiakehamilan

Mean Difference

Std. Deviation

32-34 minggu

3.00

2

.000

34-36 minggu

3.50

10

.527

36-38 minggu

3.56

9

.527

38-40 minggu

4.00

4

.000

Total

3.56

25

.507

EKSPRESI PROTEIN p53 SEL TROPHOBLAS
PLASENTA ANTARA KEHAMILAN DENGAN PREEKLAMSIA BERAT /
EKLAMSIA YANG KEHAMILAN YANG NORMOTENSI
Ika Sulaika, Christoffel. L. Tobing, Herbert Sihite
Departement Obstetri dan Ginekologi-Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara-RSUP H. Adam Malik Medan
ABSTRAK

TUJUAN : Untuk mengetahui ekspresi protein p53 pada trophoblas kehamilan
dengan preeklampsia berat/eklampsia dan kehamilan normotensi.
RANCANGAN PENELITIAN : Penelitian ini merupakan penelitian analitik
observasi dengan rancangan penelitian cross sectional terhadap wanita hamil yang
menderita preeklampsia berat / eklampsia dan wanita hamil dengan tekanan darah
normal.
HASILPENELITIAN: Penelitian ini menggunakan sampel kasus preeklampsia
/eklampsia sebanyak 25 sampel dan untuk kontrol kehamilan normotensi sebanyak
25 sampel. Karakteristik ibu hamil dengan Preeklampsia Berat/Eklampsia dan
kehamilan normotensi.kelompok mayoritas 20-35 tahun, sebanyak 21 sampel (84%)
pada kelompok Preeklamsia/Eklamsia dan sebanyak 23 sampel (92%) pada
kelompok normotensi berusia 20-35 tahun.Berdasarkan paritas, mayoritas (20
pasien, 80%) pada kelompok normotensi adalah multipara. Pada kelompok
preeklampsia/eklampsia, paritas berbanding sama antar primipara (12 pasien, 48%)
dan multipara (13 pasien, 52%).Berdasarkan usia kehamilan, hampir seluruh (21
pasien, 84%) pada kelompok normotensi memiliki usia kehamilan 38-40 minggu.
preeklampsia/eklampsia, sedangkan pada kelompok preeklampsia/eklampsia 40%
(10 pasien) memiliki usia kehamilan 34-36 minggu dan 36% (9 pasien) memiliki
usia kehamilan 36-38 minggu. Hanya 4 pasien (16%) yang sampai pada usia

kehamilan 36-38 minggu. Penilaian dari dua observer dalam menentukan nilai
ekspresi protein p53 menghasilkan nilai Kappa 0,97. Berdasarkan penelitian ini
didapatkan nilai ekspresi p53 sesuai dengan usia kehamilan, pada usia kehamilan
32- 34 minggu adalah 3, pada usia kehamilan 38- 40 minggu adalah 4, dengan
nilai rata- rata keseluruhan 3,56 ± 0,507, sedangkan pada kelompok kehamilan
normotensi ekspresi relatif tetap negatif dengan rata-rata 0,16 ± 0,554. normotensi
Berdasarkan uji statistik dengan T test di dapatkan nilai P lebih kecil dari 0,05 yang
berarti ada perbedaan yang bermakna antara rerata skor ekspresi protein p53 pada
preeklamsi di bandingkan dengan yang normotensi, maka hipotesis yang
menyatakan nilai ekspresi protein p53 pada preeklamsi di bandingkan dengan
normotensi.
KESIMPULAN : Terdapat perbedaan bermakna ekspresi protein p53 pada
kehamilan Preeklamsi / Eklamsi di bandingkan dengan kehamilan yang normotensi.

Angka

Kematian

Ibu

(AKI)

di

100.000

kelahiran

hidup.

Target

Indonesia masih merupakan angka

Millenium Development Goals (MDGs)

tertinggi di Negara Asean walaupun

AKI di Indonesia tahun 2015 harus

berdasarkan

Survei

mencapai 102 per 100.000 kelahiran

Indonesia

hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) tidak

(SDKI) Angka Kematian Ibu (AKI) di

dapat turun seperti yang diharapkan

Indonesia terus mengalami penurunan.

malah

Pada tahun 2003 AKI di Indonesia

masih tingginya penyebab morbiditas

adalah 307 per 100.000 kelahiran

dan mortalitas maternal yang meliputi

hidup. Pada tahun 2004 adalah 270

kejadian

per 100.000 kelahiran hidup. Pada

penyakit

tahun 2005 adalah 262 per 100.000

berat/eklampsia dengan atau tanpa

kelahiran hidup, pada

komplikasi.

Demografi

data

resmi

Kesehatan

tahun 2006

terjadi

peningkatan

perdarahan,

karena

infeksi,

dan

preeclampsia
Angka

kejadian

adalah 255 per 100.000 kelahiran

preklampsia di dunia berkisar 5-7%

hidup, dan pada tahun 2007 menjadi

dari seluruh kehamilan. Sebaliknya di

228 per 100.000 kelahiran hidup

negara

bahkan menurut SDKI tahun 2012

cukup

angka kematian ibu mencapai 359 per

berkisar 5-10% (Depkes RI, 2005).

berkembang,
tinggi

dan di

angkanya
Indonesia

Preeklampsia adalah penyakit spesifik

Akibatnya sampai saat ini belum ada

pada kehamilan didefinisikan adanya

pengobatan definitif pada kelainan ini.

hipertensi dan proteinuria setelah 20

Banyak

minggu kehamilan. Hal ini dapat

tentang terjadinya hipertensi dalam

dijumpai 5-8 % dari semua wanita

kehamilan namun tidak satu pun teori

hamil

dan

tersebut

peningkatan

benar.3

diseluruh

berhubungan

dunia

dengan

risiko morbiditas dan mortalitas ibu,
janin, dan sebuah hipotesis yang
mendasari

plasenta

mengalami

hipoksia dan ditransfer kesirkulasi
maternal,

menyebabkan

disfungsi

endotel, hipertensi dan proteinuria.

teori

telah

yang

Kejadian

dikemukakan

dianggap

preeklampsia

mutlak

ditemukan

lebih banyak pada kehamilan dengan
ukuran plasenta yang besar misalnya
pada

kehamilan

Preeklampsia
kehamilan

juga

mola

kembar.
timbul

dimana

pada

plasenta

Meskipun kejadian yang cukup tinggi,

berkembang tanpa adanya fetus. Hal

etiologi yang mendasari preeklampsia

tersebut

masih belum jelas. Ada banyak teori

plasenta merupakan fokus sentral dan

tentang etiologi dan pathogenesis

bagian

preeklampsia

patogenesis terjadinya preeklampsia.

termasuk

disfungsi

endotel, inflamasi dan angiogenesis.
Preeklampsia adalah penyakit yang
melibatkan

multisistem

kehamilan

yang

kenaikan

tekanan

proteinuria.
berakhir

dalam

ditandai

dengan

darah

Walaupun
dengan

dan

kebanyakan
baik,

tetapi

preeklampsia merupakan salah satu
penyebab

utama

mortalitas

maternal

morbiditas
dan

dan

perinatal.

Preeklampsia sampai saat ini masih
merupakan

disease

of

theory.

Berbagai macam penelitian belum
dapat

menerangkan

penyebab

pasti

dengan

jelas

preeklampsia.

menunjukkan
yang

bahwa

terpenting

pada

Pemeriksaan patologi anatomi dari
plasenta

pada

preeklampsia

memperlihatkan adanya infark dan
sklerotik

yang

menyebabkan

penyempitan pembuluh darah arteri
dan

arteriole

kurangnya

dengan
invasi

karakteristik
endovaskuler

sitotrophoblas dan remodeling arteri
spiralis yang tidak sempurna. Hal ini
disebabkan oleh proses apoptosis
yang

terjadi

perkembangan

berlebihan
dan

pada

diferensiasi

trophoblas.
Sel

yang

mengalami

apoptosis

didapatkan pada plasenta kehamilan

maternal

dimana tergantung dari sinyal death

apoptosis

receptor, pada jalur intrinsik sinyal

berperan pada terjadinya penempelan

apoptosis diperantarai langsung dari

dan

proses

mitokondria sebagai respon terhadap

transformasi arteri spiralis, diferensiasi

stres seperti kerusakan DNA atau

trophoblas, dan proses toleransi imun

kehilangan faktor pertumbuhan. Jalur

pada

mitokondria dapat diaktifasi oleh p53,

normal

baik

maupun

pada

sisi.

sisi

Proses

invasi

trophoblas,

antigen

paternal

yang

diekspresikan oleh sel trophoblas.
Apoptosis merupakan kematian
sel yang terprogram dimana terjadi
kematian sel dengan mengaktifkan
program bunuh diri internal yang
diatur dengan ketat. Kematian sel
terprogram atau apoptosis berperan
penting dalam homeostasis sel dan
remodeling

jaringan,

terutama

pertumbuhan

plasenta.

Degenerasi

yaitu suatu protein supresi tumor yang
mengaktifkan kerja dari proapoptotik
Bcl-2. Jalur ekstrinsik dan intrinsik
tidak berdiri sendiri, karena p53 dapat
juga meningkatkan ekspresi beberapa
death receptor. Jalur intrinsik juga
dapat

apoptosis

yang

tidak

terjadwal.
apoptosis

terdiri

dari fase inisiasi (pengaktifan caspase)
dan fase eksekusi. Inisiasi apoptosis
terjadi melalui dua jalur yang berbeda
yaitu jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik
jalur

ekstrinsik,

apoptosis

diperantarai oleh anggota TNF death
receptor

yang

sehingga terdapat hubungan antara
kedua jalur tersebut.
Pada

preeklampsia,

terjadi

kegagalan invasi trophoblas, vaskulitis,
trombosis dan iskemia dari plasenta.

Mekanisme

Pada

sinyal

dihantarkan oleh jalur death receptor

plasenta pada preeklampsia mungkin
disebabkan

memperkuat

family

yang

merupakan

bagian dari TNF-receptor (TNF-R)
superfamily dan mempunyai bagaian
terminal C terdiri dari 80 asam amino
yang diketahui berperan dalam proses
kematian. Tidak seperti jalur ekstrinsik

Menurut

teori

iskemia

plasenta,

disfungsi sel endotel terjadi akibat
proses hipoksia. Trophoblas yang
terpapar

hipoksia

menyebabkan

secara

terjadinya

invitro
proses

apoptosis yang berlebihan, sehingga
invasi

sitotrophoblas

miometrium

menjadi

ke

dalam

dangkal

dan

remodeling arteri spiralis pada uterus
terjadi tidak lengkap. Pada akhirnya
akan

menimbulkan

uteroplasenter.
plasenta

ini

iskemia

Hipoksia
juga

pada

menimbulkan

apoptosis,

terutama

melalui

jalur

intrinsik .

proses toleransi imun pada antigen
paternal yang diekspresikan oleh sel

Hipoksia menyebabkan aktifitas

trofoblas.

antiapoptotis Bcl-2 familly terhambat

Derajat apoptosis pada trofoblas lebih

sehingga mengaktifkan peran dari

tinggi

protein

meningkatkan

komplikasi seperti preeklampsia dan

permeabilitas membran mitokondria

IUGR. Hal ini diduga karena trofoblas

terhadap sitokrom C yang selanjutnya

terekspos

berikatan dengan apoptosis protease

mempromosi apoptosis atau tropoblas

activating

itu

Bax

yang

factor-1

(APAF-1)

dan

pada

kehamilan

dengan

sendiri

faktor
rentan

terhadap

yang

diduga

apoptosis.

Bukti

mengaktifkan caspase 9. Caspase 9

mendukung

peningkatan

selanjutnya

adalah

mengaktifkan

yang

yang

membentuk apoptosome yang akan
akan

dengan

perubahan

apoptosis

keseimbangan

caspase 3 sehingga terjadilah proses

antara protein pro-apoptosis dan anti-

kematian sel.

apoptosis pada kehamilan dengan

Proses apoptosis yang berlebihan
pada perkembangan dan diferensiasi
trofoblas

memperlihatkan

adanya

infark dan sklerotik pada pemeriksaan
patologi anatomi dari plasenta pasien
preeklampsia. Hal ini menyebabkan

pre-eklampsia,
melibatkan

dimana

Protein

proses

p53.

ini

Adanya

stress pada sel seperti hipoksia,
kerusakan
growth

DNA

factor

dan

akan

kurangnya
mengaktifkan

protein p53 .

penyempitan pembuluh darah arteri

Secara keseluruhan, teori di atas

dan

karakteristik

mengambarkan kompleksitas respon

endovaskuler

p53 untuk hipoksia tingkat seluler

arteriole

kurangnya

dengan
invasi

sitotrofoblas dan remodeling arteri

pada

spiralis

disimpulkan

yang

Apoptosis

tidak

juga

sempurna.

didapatkan

pada

plasenta kehamilan normal baik pada
sisi

maternal

Proses

maupun

apoptosis

terjadinya

sisi

fetal.

berperan

pada

attachment

dan

invasi

trofoblas, proses transformasi arteri
spiralis, diferensiasi trofoblas, dan

trophoblas.

berperan

Dari

bahwa

penting

sini

dapat

protein

pada

p53

terjadinya

apoptosis sel trophoblas preeklampsia.
Beberapa
preeklampsia

penelitian
dan

mengenai

apoptosis

telah

dilakukan untuk menggali patogenesis
preeklampsia

dari

segi

marker

biokimia

namun

masih

banyak

ekspresi protein p53 pada kehamilan

kontroversi dalam hal ini. Oleh karena

dengan preeklampsia berat/eklampsi

itu peneliti tertarik untuk mengetahui

dan kehamilan normotensi.

HASIL : Penelitian ini menggunakan

kasusdan kontrol pada penelitian ini

sampel

dapat dilihat pada tabel di bawah ini

kasus

preeklampsia/eklampsia
25sampel

dan

sebanyak

untuk

kontrol

kehamilan normotensi sebanyak 25
sampel.

Gambaran

karakteristik

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Sampel Penelitian
Variabel
Kelompok penelitian
Preeklampsia/Eklampsia
N
%
Usia pasien (thn)
35 tahun
4
16
Paritas
Primipara
12
48
Multipara
13
52
Usia kehamilan
32-≥34 minggu
2
8
34-≥36 minggu
10
40
36-≥38 minggu
9
36
38-≥40 minggu
4
16

Normotensi
n
%
1
23
1

4
92
4

5
20

20
80

0
0
4
21

0
0
16
84

Berdasarkan tabel 4.1. di tunjukkan

normotensi adalah multipara. Pada

bahwa

usia

kelompok

pasien

pada

kedua

kelompok

mayoritas

20-35

tahun,

paritas

preeklampsia/eklampsia,
berbanding
(12

sama

sebanyak 21 sampel (84%) pada

primipara

pasien,

48%)

kelompok preeklamsia/eklamsia dan

multipara (13 pasien, 52%).

antar
dan

sebanyak 23 sampel (92%) pada

Berdasarkan usia kehamilan,

kelompok normotensi berusia 20-35

hampir seluruh (21 pasien, 84%) pada

tahun.

kelompok normotensi memiliki usia
Berdasarkan paritas, mayoritas

(20 pasien, 80%) pada kelompok

kehamilan3840minggupreeklampsia/eklampsia,sed

angkanpadakelompokpreeclampsia/ek

Penilaian dari dua observer dalam

lampsia40%(10pasien)memilikiusia

menentukan nilai

kehamilan 34-36 minggu dan 36% (9

p53 menghasilkan nilai Kappa 0,97,

pasien) memiliki usia kehamilan 36-38

hal ini berarti terdapat kesesuaian

minggu. Hanya 4 pasien (16%) yang

yang baik (excellence) sehingga dapat

sampai pada usia kehamilan 36-38

digunakan

minggu.

imunohistokimia

ekspresi protein

hasil

pemeriksaan

dari

salah

satu

observer saja.

Tabel 4.2 Perbedaan rerata skor ekspresi protein p53 berdasarkan kelompok
subjek penelitian
Kelompok penelitian

Rerata

SD

95 CI

skor

P

Lower

Upper

Preeklampsia/Eklampsia

3,56

0,507

3

4

Normotensi

0,16

0,554

0

2

Berdasarkan tabel 4.2di atas
dapat di nilai bahwa nilai ekspresi p53
sesuai dengan usia kehamilan, pada

0,001

ekspresi relatif tetap negatif dengan
rata-rata 0,16 ± 0,554.
Berdasarkan

tabel

bahwa

usia kehamilan 32- 34 minggu adalah

menunjukkan

3, pada usia kehamilan 38- 40 minggu

ekspresi

adalah 4, dengan nilai rata- rata

Preeklampsia/eklampsia lebih tinggi

keseluruhan 3,56 ± 0,507, sedangkan

dibandingkan

pada kelompok kehamilan normotensi

kehamilan normotensi Berdasarkan uji

protein

rerata

4.2

p53

dengan

skor

kelompok

kelompok

statistik dengan T test di dapatkan

nilai P lebih kecil dari 0,05 yang

banyak

berarti ada perbedaan yang bermakna

diantaranya diteliti oleh Levy et al,

antara rerata skor ekspresi protein

melaporkan

p53 pada preeklamsi di bandingkan

yang meningkat pada plasenta dari

dengan

kehamilan dengan komplikasi IUGR,

yang

hipotesis

yang

normotensi,
menyatakan

maka
nilai

serta

dilakukan

adanya

dimana

beberapa

ekspresi

terdapat

p53

perbedaan

ekspresi protein p53 pada preeklamsi

yang signifikan ekspresi protein p53

di bandingkan dengan normotensi.

pada plasenta kelompok preeklampsia

Penelitian yang mengkaji hubungan

terjadi

ekspresi protein p53 pada trophoblas

kehamilan normotensi.

lebih

tinggi

dibandingkan

dengan kejadian preeklamsia telah

Tabel 4.4 Perbedaan rerata total skor p53 pasien normotensi berdasarkan
usia kehamilan
Variabel

Normotensi

P

N

Rerata skor p53 SD

36-38 minggu

4

0

0

38-40 minggu

21

0,19

0,602

Pada

kelompok

normotensi,

juga

p>0,05

kehamilan. Seluruh pasien pada usia

ditunjukkan peningkatan rerata skor

kehamilan

p53 seiring dengan peningkatan usia

menunjukkan

36-38
skor nol

minggu
sedangkan

pada usia kehamilan 38-40 minggu

remodeling

menunjukkan rerata skor 0,19 (SD

sempurna

yang

0,002).

selanjutnyamenganggu

aliran

Berdasarkan tabel 4.5. ditunjukkan
bahwa

usia

kelompok

pasien

pada

kedua

mayoritas

20-35

tahun.

arteri

uteroplasenter

spiralis

yang

tidak

menimbulkan

hipoksia pada plasenta.
Perubahan morfologi sel pada proses

Sebanyak 21 sampel (84%) pada

apoptosis

kelompok

preeklampsia/eklampsia

enzymeproteolitik yang menyebabkan

dan sebanyak 23 sampel (92%) pada

pemecahan DNA menjadi fragmen

kelompok normotensi berusia 20-35

oligonukleosomalsebagaimana proses

tahun.Selama kehamilan, apoptosis

pemecahan

berperan

pada

spesifikyang biasanya mencerminkan

trophoblas,

kesatuan dan bentuk dari sitoplasma

penting

prosesdiferensiasi

maternal immune tolerance, invasi
endovaskuler

dan

interstitial

oleh

substrat

protein

atau organel sel.

oleh

extravillous trophoblas.

diaktifkan

Peningkatan
trophoblas

yang

apoptosis
didapatkan

pada

Pada kehamilan dengan preeklampsia

preeklampsia terjadi karena oxidative

atau IUGR insidensi apoptosispada

stress pada plasenta yang dicetuskan

villus

oleh

dan

ekstravillus

trophoblas

keadaan

hipoksia.

Hipoksia

meningkat menunjukan bahwa proses

menimbulkan apoptosis melalui jalur

apoptosis yang tidak terkontrol dapat

mitokondria (jalur intrinsik) dengan

menyebabkan terjadinya kondisi yang

menghilangkan ekspresi dari Bcl-2

patologis. Peningkatan kematian sel

dan meningkatkan ekspresi p53 dan

ini

Bax sehingga mengaktifkan caspase

dapat

menjelaskan

terjadinya

invasi trophoblas yang tidak sempurna

9 dan caspase 3.

pada kehamilan yang abnormal. Jika
apoptosis

trophoblas

DISKUSI

terjadi

berlebihan pada awal kehamilan maka

Pada

penelitian

ini

pada

akan terjadi kematian sel trophoblas

kelompok kasus dan kontrol terbanyak

yang

terjadi

berusia 20-35 tahun. Berdasarkan

invasi yang dangkal oleh interstitial

paritas, kelompok kasus dan kontrol

dan

terbanyak

berlebihan

sehingga

endovaskuler

trophoblas

sehingga

extravillous
proses

adalah

multipara.

Berdasarkan usia kehamilan, pada

kelompok

normotensi

terbanyak

memiliki usia kehamilan 38-40 minggu,
sedangkan

pada

preeklampsia/eklampsia

kelompok
terbanyak

memiliki usia kehamilan 34-36 minggu.
Pada

penelitian

ini

didapatkan

perbedaan yang bermakna ekspresi
protein

P53

antara

preeklamsia/eklamsia dan normotensi
Tidak didapati perbedaan yang
bermakna ekspresi p53 kelompok
preeklampsia/eklampsia berdasarkan
usia kehamilan.
Tidak didapati perbedaan yang
bermakna ekspresi p53 kelompok
normotensi

berdasarkan

usia

kehamilan.Masih diperlukan penelitian
lebih lanjut dengan sampel yang lebih
banyak untuk memahami patofisiologi
preeklampsi/eklampsi.

EXPRESSION PROTEIN p53 TROPHOBLAS PLACENTA
BETWEEN SEVERE PREECLAMPSIA
/ ECLAMPSIA PREGNANCYWITH NORMOTENSIVE PREGNANCY

Ika Sulaika, Christoffel. L. Tobing, Herbert Sihite
Departement Obstetri dan Ginekologi-Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara-RSUP H. Adam Malik Medan

ABSTRACT
BACKGROUND: Pre-eclampsia is a pregnancy-specific disease was defined for
hypertension and proteinuria after 20 weeks of pregnancy. It can be found 5-8% of
all pregnant women worldwide and is associated with increased risk of morbidity
and mortality maternal, fetal, and an underlying hypothesis hypoxic placenta and
maternal kesirkulasi transferred, cause endothelial dysfunction, hypertension and
proteinuria. The incidence of preeclampsia found to be more prevalent in
pregnancies with placental size large, for example in twin pregnancies.
Preeclampsia is also arising at a molar pregnancy in which the placenta develops in
the absence of a fetus. It shows that the placenta is the central focus and the most
important part in the pathogenesis of preeclampsia. Anatomical pathology
examination of the placenta in preeclampsia showed infarction and sclerotic that
causes narrowing of the arteries and arterioles with characteristic lack endovaskuler
sitotrophoblas invasion and remodeling the spiral arteries are not perfect. It is
caused by excessive apoptosis occurring in the development and differentiation
trophoblas. The incidence of preeclampsia found to be more prevalent in
pregnancies with placental size large, for example in twin pregnancies.
Preeclampsia is also arising at a molar pregnancy in which the placenta develops in
the absence of a fetus. It shows that the placenta is the central focus and the most
important part in the pathogenesis of preeclampsia. Anatomical pathology
examination of the placenta in preeclampsia showed infarction and sclerotic that
causes narrowing of the arteries and arterioles with characteristic lack endovaskuler
sitotrophoblas invasion and remodeling the spiral arteries are not perfect. It is
83

caused by excessive apoptosis occurring in the development and differentiation
trophoblas.
METHODS: Patients were pregnant women with severe preeclampsia / eclampsia
as case group and normotensive pregnant women as a control group who came to
the department of H Adam Malik, RS DR Pirngadi Medan, hospital networks in
hospitalization and who met the inclusion criteria (patients with severe
preeclampsia / eclampsia and pregnancy, normotensive, gestational age 28-40
weeks, approval for entry into the study. and the exclusion criteria (preparations
that can not be analyzed due to a failure in the process of making
immunohistochemistry, there is no previous history of malignant disease, no
previous history of endometriosis ). A total of 50 samples were sampled and
processed research data with descriptive research method with cross sectional
study to assess the expression of p53 protein in patients with severe preeclampsia /
eclampsia and normotensive pregnancies.
RESULTS: In this study, most cases found as many as 21 samples (84%) in the
group of preeclampsia / eclampsia and as many as 23 samples (92%) in the
normotensive group aged 20-35 years. In the group of preeclampsia / eclampsia,
compared to the same parity among primiparous (12 patients, 48%) and
multiparous (13 patients, 52%). While based on parity, encountered in the majority
(20 patients, 80%) in the normotensive group is multiparas. Based on gestational
age, almost all (21 patients, 84%) in the normotensive group had gestational age
38-40 weeks, whereas in the group of preeclampsia / eclampsia 40% (10 patients)
had a gestational age of 34-36 weeks and 36% (9 patients) had a gestational age of
36-38 weeks. Only 4 patients (16%) are up at 38-40 weeks gestation. In this study
the expression of protein P53 in getting higher in preeclampsia / eclampsia while in
normotensive pregnancies, while in the group relative expression remains negative
with an average of 0.16 ± o, 554. so in this study in the get statistically significant
difference.
CONCLUSION: In this study get the P53 protein expression were higher in
preeclampsia / eclampsia while in normotensive pregnancies, while in the group
relative expression remains negative with an average of 0.16 ± o, 554.
KEYWORDS: Protein p53 placenta trophoblast cells; severe pre-eclampsia /
Eclampsia and normotensive Pregnancy; Expression of p53 Protein.

84

EKSPRESI PROTEIN p53 SEL TROPHOBLAS
PLASENTA ANTARA KEHAMILAN DENGAN PREEKLAMSIA BERAT /
EKLAMSIA YANG KEHAMILAN YANG NORMOTENSI
Ika Sulaika, Christoffel. L. Tobing, Herbert Sihite
Departement Obstetri dan Ginekologi-Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara-RSUP H. Adam Malik Medan
ABSTRAK

TUJUAN : Untuk mengetahui ekspresi protein p53 pada trophoblas kehamilan
dengan preeklampsia berat/eklampsia dan kehamilan normotensi.
RANCANGAN PENELITIAN : Penelitian ini merupakan penelitian analitik
observasi dengan rancangan penelitian cross sectional terhadap wanita hamil yang
menderita preeklampsia berat / eklampsia dan wanita hamil dengan tekanan darah
normal.
HASILPENELITIAN: Penelitian ini menggunakan sampel kasus preeklampsia
/eklampsia sebanyak 25 sampel dan untuk kontrol kehamilan normotensi sebanyak
25 sampel. Karakteristik ibu hamil dengan Preeklampsia Berat/Eklampsia dan
kehamilan normotensi.kelompok mayoritas 20-35 tahun, sebanyak 21 sampel (84%)
pada kelompok Preeklamsia/Eklamsia dan sebanyak 23 sampel (92%) pada
kelompok normotensi berusia 20-35 tahun.Berdasarkan paritas, mayoritas (20
pasien, 80%) pada kelompok normotensi adalah multipara. Pada kelompok
preeklampsia/eklampsia, paritas berbanding sama antar primipara (12 pasien, 48%)
dan multipara (13 pasien, 52%).Berdasarkan usia kehamilan, hampir seluruh (21
pasien, 84%) pada kelompok normotensi memiliki usia kehamilan 38-40 minggu.
preeklampsia/eklampsia, sedangkan pada kelompok preeklampsia/eklampsia 40%
(10 pasien) memiliki usia kehamilan 34-36 minggu dan 36% (9 pasien) memiliki
usia kehamilan 36-38 minggu. Hanya 4 pasien (16%) yang sampai pada usia

85

kehamilan 36-38 minggu. Penilaian dari dua observer dalam menentukan nilai
ekspresi protein p53 menghasilkan nilai Kappa 0,97. Berdasarkan penelitian ini
didapatkan nilai ekspresi p53 sesuai dengan usia kehamilan, pada usia kehamilan
32- 34 minggu adalah 3, pada usia kehamilan 38- 40 minggu adalah 4, dengan
nilai rata- rata keseluruhan 3,56 ± 0,507, sedangkan pada kelompok kehamilan
normotensi ekspresi relatif tetap negatif dengan rata-rata 0,16 ± 0,554. normotensi
Berdasarkan uji statistik dengan T test di dapatkan nilai P lebih kecil dari 0,05 yang
berarti ada perbedaan yang bermakna antara rerata skor ekspresi protein p53 pada
preeklamsi di bandingkan dengan yang normotensi, maka hipotesis yang
menyatakan nilai ekspresi protein p53 pada preeklamsi di bandingkan dengan
normotensi.
KESIMPULAN : Terdapat perbedaan bermakna ekspresi protein p53 pada
kehamilan Preeklamsi / Eklamsi di bandingkan dengan kehamilan yang normotensi.

86

87

88