Ekspresi Protein P53 Sel Trophoblas Plasenta Pada Kehamilan Yang Preeklampsia Berat Eklamsia Dan Kehamilan Normotensi

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Preeklampsia adalah penyakit spesifik pada kehamilan didefinisikan
adanya hipertensi dan proteinuria setelah 20 minggu kehamilan. Hal ini
dapat dijumpai 5-8 % dari semua wanita hamil diseluruh dunia dan
berhubungan dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas ibu, janin,
dan sebuah hipotesis yangmendasariplasentamengalami hipoksia dan
ditransfer

kesirkulasi

maternal,

menyebabkan

disfungsiendotel,

hipertensidanproteinuria.1,2
Meskipunkejadianyang


cukup

tinggi,

etiologiyang

mendasaripreeklampsiamasih belum jelas.Ada banyak teoritentangetiologi
danpathogenesispreeklampsiatermasukdisfungsi

endotel,

inflamasidanangiogenesis.1,2
Preeklampsia adalah penyakit yang melibatkan multisistem dalam
kehamilan yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah dan proteinuria.
Walaupun

kebanyakan

berakhir


dengan

baik,

tetapi

preeklampsia

merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal
dan perinatal. Preeklampsia sampai saat ini masih merupakan disease of
theory. Berbagai macam penelitian belum dapat menerangkan dengan jelas
penyebab pasti preeklampsia. Akibatnya sampai saat ini belum ada
pengobatan definitif pada kelainan ini. Banyak teori telah dikemukakan
tentang terjadinya hipertensi dalam kehamilan namun tidak satu pun teori
tersebut yang dianggap mutlak benar.3

Kejadian preeklamsia ditemukan lebih prevalen pada kehamilan
dengan ukuran plasenta yang besar misalnya pada kehamilan kembar.
Preeklampsia


juga

timbul

pada

kehamilan

mola

dimana

plasenta

berkembang tanpa adanya fetus. Hal tersebut menunjukkan bahwa plasenta
merupakan fokus sentral dan bagian yang terpenting pada patogenesis
terjadinya preeklampsia. Pemeriksaan patologi anatomi dari plasenta pada
preeklampsia

memperlihatkan


adanya

infark

dan

sklerotik

yang

menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan arteriole dengan
karakteristik kurangnya invasi endovaskuler sitotrophoblas dan remodeling
arteri spiralis yang tidak sempurna. Hal ini disebabkan oleh proses apoptosis
yang terjadi berlebihan pada perkembangan dan diferensiasi trophoblas

1

Sel yang mengalami apoptosis didapatkan pada plasenta kehamilan
normal baik pada sisi maternal maupun sisi. Proses apoptosis berperan

pada terjadinya attachment dan invasi trophoblas, proses transformasi arteri
spiralis, diferensiasi trophoblas, dan proses toleransi imun pada antigen
paternal yang diekspresikan oleh sel trophoblas.

4

Apoptosis merupakan kematian sel yang terprogram dimana terjadi
kematian sel dengan mengaktifkan program bunuh diri internal yang diatur
dengan ketat. Kematian sel terprogram atau apoptosis berperan penting
dalam homeostasis sel dan remodeling jaringan, terutama pertumbuhan
plasenta. Degenerasi plasenta pada preeklampsia mungkin disebabkan
apoptosis yang tidak terjadwal.5
Mekanisme apoptosis terdiri dari fase inisiasi (pengaktifan caspase)
dan fase eksekusi. Inisiasi apoptosis terjadi melalui dua jalur yang berbeda

yaitu jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik Pada jalur ekstrinsik, apoptosis
diperantarai oleh anggota TNF death receptor family yang merupakan
bagian dari TNF-receptor (TNF-R) superfamily dan mempunyai bagaian
terminal C yang terdiri dari 80 asam amino yang diketahui berperan dalam
proses kematian. Tidak seperti jalur ekstrinsik dimana tergantung dari sinyal

death receptor, pada jalur intrinsik sinyal apoptosis diperantarai langsung
dari mitokondria sebagai respon terhadap stres seperti kerusakan DNA atau
kehilangan faktor pertumbuhan. Jalur mitokondria dapat diaktifasi oleh p53,
yaitu suatu protein supresi tumor yang mengaktifkan kerja dari proapoptotik
Bcl-2. Jalur ekstrinsik dan intrinsik tidak berdiri sendiri, karena p53 dapat
juga meningkatkan ekspresi beberapa death receptor. Jalur intrinsik juga
dapat memperkuat sinyal yang dihantarkan oleh jalur death receptor
sehingga terdapat hubungan antara kedua jalur tersebut.6
Pada preeklampsia, terjadi kegagalan invasi trophoblas, vaskulitis,
trombosis dan iskemia dari plasenta. Menurut teori iskemia plasenta,
disfungsi sel endotel terjadi akibat proses hipoksia. Trophoblas yang
terpapar hipoksia secara invitro menyebabkan terjadinya proses apoptosis
yang berlebihan, sehingga invasi sitotrophoblas ke dalam miometrium
menjadi dangkal dan remodeling arteri spiralis pada uterus terjadi tidak
lengkap. Pada akhirnya akan menimbulkan iskemia uteroplasenter. Hipoksia
pada plasenta ini juga menimbulkan apoptosis, terutama melalui jalur
intrinsik .7
Hipoksia menyebabkan aktifitas antiapoptotis Bcl-2 familly terhambat
sehingga mengaktifkan peran dari protein Bax yang meningkatkan
permeabilitas membran mitokondria terhadap sitokrom C yang selanjutnya


berikatan dengan apoptosis protease activating factor-1 (APAF-1) dan
membentuk apoptosome yang akan mengaktifkan caspase 9. Caspase 9
selanjutnya akan mengaktifkan caspase 3 sehingga terjadilah proses
kematian sel.4
Proses

apoptosis

yang

berlebihan

pada

perkembangan

dan

diferensiasi trofoblas memperlihatkan adanya infark dan sklerotik pada

pemeriksaan patologi anatomi dari plasenta pasien preeklampsia. Hal ini
menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan arteriole dengan
karakteristik kurangnya invasi endovaskuler sitotrofoblas dan remodeling
arteri spiralis yang tidak sempurna. Apoptosis juga didapatkan pada plasenta
kehamilan normal baik pada sisi maternal maupun sisi fetal.

Proses

apoptosis berperan pada terjadinya attachment dan invasi trofoblas, proses
transformasi arteri spiralis, diferensiasi trofoblas, dan proses toleransi imun
pada antigen paternal yang diekspresikan oleh sel trofoblas.

8

Kejadian preeklamsia ditemukan lebih prevalen pada kehamilan
dengan ukuran plasenta yang besar misalnya pada kehamilan kembar.
Preeklampsia

juga


timbul

pada

kehamilan

mola

dimana

plasenta

berkembang tanpa adanya fetus. Hal tersebut menunjukkan bahwa plasenta
merupakan fokus sentral dan bagian yang terpenting pada patogenesis
terjadinya preeklampsia. Pemeriksaan patologi anatomi dari plasenta pada
preeklampsia

memperlihatkan

adanya


infark

dan

sklerotik

yang

menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan arteriole dengan
karakteristik kurangnya invasi endovaskuler sitotrophoblas dan remodeling
arteri spiralis yang tidak sempurna. Hal ini disebabkan oleh proses apoptosis
yang terjadi berlebihan pada perkembangan dan diferensiasi trophoblas.7

Beberapa penelitian mengenai preeklampsia dan apoptosis telah
dilakukan untuk menggali patogenesis preeklampsia dari segi marker
biokimia namun masih banyak kontroversi dalam hal ini. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk mengetahui ekspresi protein p53 pada kehamilan
dengan preeclampsia/eklamsi dan kehamilan normotensi.5
1.2. Rumusan Masalah

Dari uraian dalam latar belakang maka dapat dirumuskan masalah
yaitu

Apakah terjadi peningkatan ekspresi protein p53 pada kehamilan

dengan preeklampsia berat/eklampsia dan kehamilan normotensi?
1.3. hipotesa penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah ekspresi dari protein P 53 lebih
tinggi pada kehamilan dengan preeklamsia berat/eklampsia dankehamilan
normotensi.
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui ekspresi protein p53 pada trophoblas kehamilan
dengan preeklampsia berat/eklampsia dan kehamilan normotensi.

1.4.2. Tujuan Khusus
1. Untuk

mengetahui

karakteristik

dari

peserta

penelitian

pada

preeklamsi berat/eklamsia dan kehamilan dengan normotensi.
2. Untuk

mengetahui

ekspresi

protein

P

53

pada

preeklamsi

berat/eklamsia.
3. Untuk mengetahui ekspresi protein P 53 pada kehamilan normotensi.

1.5. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini di harapkan bermanfaat untuk memberi informasi ilmiah
tentang bagaimanaproses apoptosis

pada kehamilan preeklamsi

berat /eklamsia dan kehamilan normotensi.
2. Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat di gunakan untuk lebih
memahami patofisiologi preeklamsi.
3. Hasil penelitian ini di harapkan dapat di gunakan sebagai data dasar
penelitian selanjutnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA