JILBAB SEBAGAI IDENTITAS DIRI DI LINGKUNGAN SEKOLAH (STUDI FENOMENOLOGI TENTANG ALASAN DAN DAMPAK PEMAKAIAN JILBAB OLEH SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SRAGEN | LISDIYASTUTI | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 6761 14374 1 SM

JURNAL SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

JILBAB SEBAGAI IDENTITAS DIRI DI LINGKUNGAN SEKOLAH
(STUDI FENOMENOLOGI TENTANG ALASAN DAN DAMPAK
PEMAKAIAN JILBAB OLEH SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SRAGEN)

Oleh :
ELISA LISDIYASTUTI
K8409021

Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Sosiologi Antropologi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015

JILBAB SEBAGAI IDENTITAS DIRI DI LINGKUNGAN SEKOLAH
(STUDI FENOMENOLOGI TENTANG ALASAN DAN DAMPAK

PEMAKAIAN JILBAB OLEH SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SRAGEN)
ELISA LISDIYASTUTI
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK

Elisa Lisdiyastuti. K8409021. JILBAB SEBAGAI IDENTITAS DIRI DI LINGKUNGAN
SEKOLAH (Studi Fenomenologi Tentang Alasan dan Dampak Pemakaian Jilbab Oleh Siswi
Kelas XI SMA Negeri 3 Sragen). Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, November 2015.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui alasan siswi kelas XI SMA Negeri
3 Sragen mengenakan jilbab di sekolah (2) dan untuk mengetahui dampak pemakaian jilbab
pada siswi kelas XI SMA Negeri 3 Sragen.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Strategi penelitian dengan
menggunakan pendekatan fenomenologi. Sumber data diperoleh dari studi pustaka, peristiwa
atau aktivitas, tempat atau lokasi, informan yaitu siswi kelas XI SMA Negeri 3 Sragen yang
menggunakan jilbab. Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik purposive sampling.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam dan
observasi langsung. Dalam menguji validitas data, peneliti menggunakan teknik triangulasi

data atau sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model
analisis interaktif.
Hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : (1) alasan
pemakaian jilbab oleh siswi kelas XI SMA Negeri 3 Sragen sangatlah beragam, diantaranya
karena syariat agama, motivasi dari lingkungan sekitar, untuk menunjang penampilan, dan
karena adanya paksaan dari orang tua. (2) berbagai dampak yang ditimbulkan dari antusiasme
siswi untuk mengenakan jilbab di sekolah, baik dampak positif maupun negatif. Adapun
dampak positifnya adalah adanya pembentukan citra diri atau identitas diri bagi siswi yang
mengenakan jilbab sebagai perempuan yang alim, terhormat dan mulia. Jilbab juga dapat
memberikan ketenangan bagi siswi, siswi merasa lebih terjaga dirinya dari godaan laki – laki.
Sedangkan dampak negatifnya adalah pemakaian jilbab yang tidak sesuai dengan syariat
agama, beberapa siswi mengenakan jilbab secara “buka-tutup”atau tidak rutin (hanya di
sekolah atau kegiatan tertentu saja), pemakaian jilbab tidak membangun keaktifan mereka
dalam organisasi yang dapat mengembangkan pengetahuan mereka dalam bidang keagamaan.
Pemakaian jilbab oleh para siswi ini merupakan sebuah peneguhan identitas yang
dimilikinya. Mereka mengenakan jilbab untuk menunjukkan bahwa jilbab dijadikan sebagai
identitas keagamaan, pemakaian jilbab sebagai suatu tindakan sosial, dan pemakaian jilbab
membentuk identitas diri pada pemakainya.

Kata kunci : identitas diri, jilbab, tindakan sosial


PENDAHULUAN

mengenakan jilbab bagi muslimah tertera

Berbicara tentang pakaian sesungguhnya

jelas dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab

berbicara sesuatu yang erat kaitannya

ayat 59.

dengan diri kita (Barnard, 1996 : 6). Ini

Di

Indonesia

sebelum


era

menunjukkan bahwa apa yang kita pakai

reformasi, perempuan yang mengenakan

dalam

jilbab masih jarang ditemui. Karena pada

keseharian

kita

dapat

menggambarkan kepribadian dalam diri

masa


itu

penggunaan

jilbab

kita. Pakaian yang kita gunakan membuat

dianggap tabu oleh masyarakat. Kemudian

pernyataan tentang diri kita. Bahkan jika

pada awal tahun 1990-an, disertai dengan

kita merupakan orang yang tidak peduli

pemahaman

agama


soal pakaian, orang yang berada di

meningkat,

kesadaran

lingkungan kita tentunya menafsirkan

untuk mengenakan jilbab sebagai penutup

bahwa kita sedang ingin menunjukkan

aurat juga semakin meningkat.

yang
wanita

masih


semakin
muslim

sebuah pesan dari pakaian yang sedang

Pada awal tahun 2000 trend jilbab

kita kenakan. Cara berpakaian seseorang

mulai menjamur di Indonesia. Fenomena

tentu mencirikan penampilan fisik. Nilai-

pemakaian jilbab kini tidak hanya di

nilai

tuntutan

kalangan perempuan-perempuan muslim


lingkungan, nilai kenyamanan, semua itu

yang taat beragama saja, namun semakin

mempengaruhi

merambah ke seluruh lapisan masyarakat,

agama,

kebiasaan,

cara

kita

berdandan

baik


(Mulyana, 2008: 29).
Salah satu cara berpakaian yang
berkaitan dengan nilai agama dan yang
sering menjadi pusat perhatian adalah
mengenakan jilbab. Jilbab adalah pakaian
yang wajib hukumnya bagi perempuan
muslim.

Agamalah

yang

mewajibkan

mereka untuk menutup aurat mereka
dengan jilbab. Tentu saja dengan larangan
seperti ini menjadikan alasan mereka
mengenakan


jilbab

karena

agama.

Berjilbab adalah sebuah hukum dan syariat
agama Islam yang berakar kuat dalam AlQur’an dan Sunnah Nabi SAW. Perintah

yang

aktif

mengikuti

kegiatan

keagamaan maupun tidak, baik kalangan
atas maupun kalangan menengah ke
bawah. Jika dulu jilbab identik dengan

kampungan, kini tidak lagi karena banyak
sekali model-model jilbab dengan desain
baru dan menawan. Jilbab menjadi trend
baru

yang

begitu

digandrungi

oleh

masyarakat semua kalangan.
Pada masa sekarang bermunculan
banyak
(kerudung)

fonemena
khususnya

pelajar. Banyak opini

tentang
pada

jilbab
kalangan

yang terlontar

mengenai perlu atau penting dan tidaknya
sebuah kerudung bagi kaum hawa. Kini

jilbab tidak hanya dikenakan pada saat

sesuai

menghadiri acara-acara keagamaan saja

sekolah.Untuk warna harus polos, tidak

namun merambah ke berbagai ranah

boleh ada renda atau payet. Bentuk jilbab

aktivitas kehidupan masyarakat. Saat ini

harus segi empat, tidak boleh mengenakan

jilbab sudah menjadi pemandangan yang

jilbab langsung (jilbab yang langsung

umum kita lihat di ruang-ruang publik.

pakai).

Hampir

tidak

ada

satupun

tempat,

jadwal

pemakaian

Meskipun

seragam

penggunaan

jilbab

tidak

merupakan salah satu syari’at dalam

tersentuh jilbab. Di kantor-kantor, lembaga

agama Islam, tapi penggunaan jilbab yang

pemerintahan, rumah sakit, artis, pejabat

dilakukan oleh para siswi tidak selalu

negara, buruh, pengusaha semua telah

sesuai dengan aturan-aturan penggunaan

tersentuh oleh pemakaian jilbab. Bahkan

jilbab yang benar sesuai syari’at agama

jilbab juga mamasuki ranah pendidikan

Islam. Banyak dijumpai para siswi yang

mulai

Sekolah

menggunakan jilbab tak sesuai dengan

Menengah Pertama, Sekolah Menengah

aturan agama, misalnya menggunakan

Atas dan Perguruan Tinggi. Selain itu juga

jilbab hanya sampai di atas dada atau tidak

terlihat peningkatan pemakaian jilbab oleh

menutupi bagian dada. Selain itu jilbab

siswi dari berbagai sekolah di wilayah

yang

Sragen, seperti di SMA Negeri 3 Sragen

menerawang.

kalangan

atau

dari

lembaga

Sekolah

yang

Dasar,

yang bukan merupakan sekolah berbasis

digunakan

Seperti

terlihat

halnya

tipis

dalam

atau

trend

agama Islam, sudah banyak siswinya yang

pemakaian jilbab di SMA Negeri 3 Sragen,

mengenakan jilbab pada waktu sekolah.

meskipun sekolah tersebut bukan sekolah

Di SMA Negeri 3 Sragen tidak ada

berbasic agama Islam, pada umumnya

peraturan yang mengharuskan siswinya

siswinya memakai jilbab tidak dipakai

mengenakan jilbab pada waktu sekolah.

setiap hari, namun hanya dipakai pada saat

Setiap

mengenakan

di sekolah saja. Di luar lingkungan sekolah

pakaiannya di sekolah, dalam arti bebas

mereka sudah melepas jilbab, sehingga

untuk

terkesan bahwa jilbab hanya sebagai media

siswi

berjilbab

bebas

atau

tidak

berjilbab.

Namun, karena banyaknya siswi yang
mengenakan jilbab di

sekolah maka

mempercantik diri.
Berdasarkan

latar

belakang

sekolah menganjurkan pemakaian jilbab

masalah di atas, maka peneliti tertarik

secara seragam. Jilbab seragam ini berupa

untuk melakukan penelitian dengan judul

warna jilbab yang disesuaikan dengan

"JILBAB SEBAGAI IDENTITAS DIRI

pakaian seragam yang mereka kenakan

DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi

Fenomenologi

Tentang

Alasan

dan

dari pemakainya. Jilbab juga dapat

Dampak Pemakaian Jilbab Oleh Siswi

mencerminkan

status

sosial

serta

Kelas XI SMA Negeri 3 Sragen)".

karakter seseorang. Dari jilbab yang
dikenakan kita dapat melihat seseorang
tersebut menganut agama apa dan

METODE PENELITIAN
Penelitian

ini

menggunakan

metode

kualitatif, yaitu pendekatan yang melihat
fenomena-fenomena
kehidupan

yang

masyarakat

terjadi

dan

karakter seseorang tersebut seperti apa.
Seseorang

melihat

jilbab

akan

di

memiliki pemaknaan yang berbeda-

meneliti

beda, seperti yang diungkapkan oleh

tentang

masalah-masalah

sosial

yang

informan

terjadi

di

Data

yang

menafsirkan jilbab menjadi beragam

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

diantaranya, sebagai penutup aurat,

data primer, yaitu data yang diperoleh

perlindungan

melalui wawancara dengan narasumber

penampilan,

guru dan siswi, dan data sekunder yaitu

kepribadian seseorang. Dari pernyataan

data pendukung berupa arsip dan dokumen

tersebut

dari sekolah. Teknik pengambilan sampel

berikut :

yang digunakan yaitu teknik purpossive

a. Penutup aurat

masyarakat.

dalam

penelitian

diri,

menunjang

identitas

dapat

ini

dan

dijelaskan

cermin

sebagai

sampling. Sedangkan teknik pengumpulan

Jilbab dikenakan untuk menutupi

data dengan cara observasi, wawancara

tubuh terutama bagian-bagian yang

dan dokumentasi. Dalam menguji validitas

tidak

data,

kepada lawan jenis.

peneliti

menggunakan

metode

triangulasi sumber data dan triangulasi
metode.

Tahapan

analisis

interaktif

seharusnya

diperlihatkan

b. Perlindungan diri
Dengan

mengenakan

penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian

seseorang

akan

data dan penarikan

gangguan binatang, kecelakaan yang

kesimpulan atau

verifikasi.
HASIL

terlindung

jilbab
dari

tidak terduga, atau bahkan gangguan
PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN
1. Jilbab sebagai identitas keagamaan

dari manusia lainnya (lawan jenis).
c. Penunjang Penampilan
Jilbab

dapat

digunakan

untuk

Jilbab merupakan pakaian penutup

menunjang penampilan seseorang

aurat bagi kaum hawa yang beragama

agar terlihat indah, anggun dan lebih

Islam. Jilbab yang dikenakan oleh

menarik sehingga dapat menambah

seseorang dapat menjadi cerminan diri

rasa percaya diri dan rasa nyaman.

d. Cermin kepribadian
Jilbab

dapat

dirinya berdasarkan keanggotaan dalam

digunakan

untuk

suatu kelompok sosial. Seorang siswi

mengartikan kepribadian seseorang.

akan mendefinisikan dirinya sebagai

Orang

muslimah, sehingga ia akan mematuhi

yang

religius

biasanya

mengenakan jilbab yang lebih besar

peraturan

dan lebar. Orang yang ceria biasanya

mengenakan jilbab yang sesuai dengan

suka memakai jilbab yang warna-

ajaran agama Islam.

warni dan mencolok.

yang

ada,

misalnya

Menurut Weber ( George Ritzer,

e. Identitas

2010 : 137) bahwa tindakan sosial

Identitas merupakan suatu ciri atau

dibagi menjadi 4, yaitu yang pertama,

sifat

yang

adalah rasionalitas sarana-tujuan, atau

yang

tindakan yang ditentukan oleh harapan

khas

dari

membedakannya

sesuatu
dengan

lainnya. Menurut Atwater (1987)

terhadap

menyebutkan bahwa “konsep diri

lingkungan dan perilaku manusia lain;

adalah keseluruhan gambaran diri,

harapan



yang meliputi persepsi seseorang

sebagai

syarat

tentang diri, perasaan, keyakinan,

mencapai tujuan – tujuan actor lewat

dan nilai-nilai yang berhubungan

upaya dan perhitungan yang rasional.

dengan dirinya”. Identitas dipandang

Yang kedua adalah rasionalitas nilai,

melalui

atau tindakan yang ditentukan oleh

bentuk

ekspresi

dari

representasi

berbagai

yang

dapat

perilaku

harapan

objek

ini

atau

dalam

digunakan

sarana

untuk

keyakinan penuh kesadaran akan nilai


dikenali oleh orang lain dan kita

perilaku

sendiri. Identitas bisa dimaknai dari

religious atau bentuk perilaku lain, yang

berbagai latar belakang misalnya

terlepas dari prospek keberhasilannya.

cultural, gender, profesi, negara dan

Yang

juga pakaian yang dikenakan.

ditentukan oleh kondisi emosi actor.

Identitas dibagi mejadi dua, yaitu

perilaku

ketiga,

Keempat,

etis,

tindakan

tindakan

estetis,

afektual

tradisional

identitas personal dan identitas sosial.

ditentukan oleh cara bertindak actor

Pada identitas personal atau identitas

yang biasa dan telah lazim dilakukan.

diri, seseorang akan mendefinisikan

Dalam

penelitian

ini

alasan

dirinya berdasarkan atribut atau trait

pemakaian jilbab oleh para siswi di

yang

dengan

SMA Negeri 3 Sragen lebih dominan

orang lain. Sedangkan pada identitas

karena alasan rasionalitas nilai, mereka

sosial, seseorang akan mendefinisikan

menganggap

membedakan

dirinya

bahwa

berjilbab

merupakan perintah dari agama yang

mengenakan jilbab itu merupakan

mereka

siswi

anut

(Islam)

yang

harus

dijalankan dengan keyakinan penuh
kesadaran akan nilai yang mereka anut.
Dari penjelasan di atas dapat dilihat
bahwa

pengertian

identitas

jilbab

dapat

beragama

Islam

(muslimah).
2. Pemakaian jilbab sebagai tindakan
social

sebagai

keagamaan

yang

Ketika individu memutuskan untuk
mengenakan

jilbab

maka

akanada

dikelompokkan menjadi wujud simbol

beberapa alasan yang melatarbelakangi

identitas yang konkrit dan abstrak.

individu tersebut untuk mengenakan

a) Pengertian wujud simbol identitas

jilbabnya. Berdasarkan hasil observasi

konkrit

dan wawancara yang telah dilakukan

Jilbab sebagai simbol identitas yang

oleh

konkrit dapat dilihat dari model

menunjukkan

jilbab yang dikenakan oleh siswi.

keberagaman alasan dalam pemakaian

Siswi yang mengenakan jilbab yang

jilbab di kalangan siswi SMA Negeri 3

besar, lebar dan menutup sampai

Sragen. Alasan dari pemakaian jilbab

bagian dada (jilbab syar’i) serta

tersebut bermacam - macam yang

mengenakan pakaian yang tidak

bersifat internal dan eksternal. Alasan –

ketat bisa dikatakan sebagai orang

alasan tersebut antara lain karena

yang religius. Seorang siswi yang

adanya kesadaran syariat beragama,

mengenakan jilbab biasa saja (tidak

untuk menunjang penampilan, adanya

sesuai syar’i) bisa dikatakan bukan

dorongan

orang yang religius dan mungkin

seperti orang tua, teman dan guru serta

saja hanya mengikuti trend yang

adanya paksaan dari orang tua.

sedang marak di lingkungan sosial
mereka.

peneliti

dari

para

bahwa

siswi

terdapat

lingkungan

sekitar

Meskipun sebagian besar siswi di
SMA

b) Pengertian wujud simbol identitas

terhadap

Negeri

3

Sragen

telah

mengenakan jilbab di sekolah, akan

abstrak

tetapi

Jilbab sebagai simbol identitas yang

keragaman dari model jilbab sebagai

abstrak bisa dilihat bahwa pada

akibat adanya keragaman alasan dalam

dasarnya berjilbab itu merupakan

pemakaian jilbab oleh para siswi.

kewajiban setiap muslimah untuk

Alasan dalam mengenakan jilbab sangat

menutup auratnya. Sehingga bisa

berpengaruh dalam model jilbab yang

dikatakan

dikenakan

bahwa

siswi

yang

peneliti

oleh

juga

para

menemukan

siswi

dalam

kehidupan sehari –

hari sehingga

Dalam kehidupan sehari – hari,

melahirkan adanya pengelompokan atau

para siswi yang mengenakan jilbab

klasifikasi model jilbab di kalangan

dengan alasan untuk mengikuti syariat

para siswi. Pemakaian jilbab di SMA

agama, akan selalu senantiasa untuk

Negeri 3 Sragen bukan merupakan hal

menutup auratnya atau menggunakan

yang wajib atau diharuskan bagi siswi

jilbabnya setiap hari dimanapun mereka

yang

hal

berada, baik di sekolah, di rumah

demikian merupakan sebuah anjuran

maupun di lingkungan tempat mereka

dimana

kebebasan

tinggal sehingga jilbab menjadi bagian

memilih untuk mengenakan jilbab atau

dari hidup mereka. Bagi mereka, syariat

tidak.

agama merupakan aturan atau nilai dan

beragama

siswa

tetapi

memiliki

Beberapa

subyek

mengemukakan
mengenakan

Islam

penelitian

norma yang harus dipatuhi oleh mereka

dalam

dalam kehidupan sehari – hari sebagai

yang

seorang perempuan yang memeluk

alasannya

jilbab.

Alasan

bersifat internal atau berasal dari dalam

agama

diri sendiri biasanya dilakukan karena

dilakukan oleh para siswi tersebut

adanya kesadaran yang muncul dari

dikarenakan adanya keinginan untuk

dalam diri sendiri. Pemakaian jilbab

berperilaku sesuai dengan nilai dan

dilakukan dengan cara – cara yang

norma yang dianutnya.

sesuai dengan perintah agama. Bagi

(Islam).

Tindakan

yang

Pemakaian jilbab merupakan sebuah

mereka, pemakaian jilbab dilakukan

tindakan sosial

untuk menjalankan perintah agama,

individu,

bukan untuk mengikuti tren mode jilbab

dijelaskan dengan menggunakan teori

masa kini atau hanya sekedar ikut –

tindakan sosial yang dikemukakan oleh

ikutan

Max Weber.

teman

untuk

berjilbab.

Kesadaran mereka tentang hal tersebut

yang dilakukan oleh

tindakan

Dalam

tersebut

fenomena

dapat

tersebut,

berpengaruh terhadap bagaimana cara

pemakaian jilbab oleh para siswi dapat

mereka

dijelaskan

pengguna

mengenakan
jilbab

ini

jilbab.
tidak

Para

menggunakan

konsep

terlalu

tindakan rasionalitas nilai. Tindakan

terpengaruh oleh mode jilbab yang

para siswi dalam mengenakan jilbab

sedang menjadi tren pada saat itu

didasarkan pada adanya nilai – nilai

karena mereka hanya menggunakan

tertentu yang dianut oleh para siswi

jilbab sederhana yang dapat menutup

tersebut.

aurat mereka.

merupakan suatu nilai yang bersifat

Menggunakan

jilbab

religious karena didasarkan pada syariat

dipengaruhi oleh adanya motivasi atau

atau ajaran agama Islam. Pemakaian

dorongan yang berasal dari luar diri sendiri

jilbab tersebut dianggap sebagai suatu

seperti dari anjuran orang tua, mayoritas

kewajiban
memang

atau

keharusan

yang

teman – teman berjilbab maupun adanya

harus

dijalankan

oleh

anjuran dari guru ngaji atau guru sekolah.

Para

Lingkungan sekitar dapat menjadi pemicu

perempuan
informan

beragama
yang

berdasarkan

Islam.

mengenakan
kesadaran

jilbab

yang

mendorong

siswi

untuk

pribadi,

menggunakan jilbab sehingga keinginan

memiliki tujuan dalam mengenakan

siswi untuk mengenakan jilbab semakin

jilbab yaitu agar dapat menjadi seorang

menguat. Menguatnya keyakinan untuk

perempuan

berjilbab

yang alim, mulia dan

juga

dipengaruhi

adanya

terhormat sesuai dengan nilai – nilai

kesamaan nilai – nilai yang dianut. Selain

agamanya (Islam). Beberapa informan

adanya motivasi dari pihak – pihak luar,

mengemukakan

mengenakan

nampaknya dalam mengenakan jilbab

identitas

terdapat siswi yang beralasan karena

keislaman seorang perempuan. Hal

dipaksa oleh orang tua. Adanya dorongan

tersebut menggambarkan adanya suatu

dari luar dan adanya paksaan merupakan

bentuk

suatu bentuk control sosial yang dapat

jilbab

bahwa

mencerminkan

peneguhan

identitas

yang

ditunjukkan melalui simbol agama yaitu

memberikan

jilbab. Perempuan yang mengenakan

sehingga

individu

jilbab juga akan dipandang sebagai

tanggung

jawab

perempuan yang alim, mulia, dan

sosialnya.

Hal

terhormat.

menyebabkan individu untuk mengenakan

Anggapan

bahwa

para

pemakai jilbab merupakan perempuan
yang

alim,

mulia

menggambarkan
pembentukan

dan

pada

individu

memiliki

perasaan

terhadap

lingkungan

tersebutlah

yang

jilbab.

terhormat

Di sisi lain, pemakaian jilbab bagi

suatu

para siswi dikarenakan adanya alasan

pada

bahwa

adanya
identitas

tekanan

diri

individu.

jilbab

dapat

menunjang

penampilan bagi para pemakainya.

Selain mengenakan jilbab karena

Dalam

hal

ini

subyek

penelitian

adanya kesadaran akan perintah dalam

mengenakan jilbabya dengan tujuan

agamanya, terdapat alasan lain secara

ingin penampilannya terlihat modis,

eksternal yang mendorong para siswi

cantik dan menarik. Selain itu, jilbab

untuk mengenakan jilbab. Alasan dalam

juga

pemakaian

seseorang

jilbab

para

siswi

juga

dapat

menutupi
sehingga

kulit

tubuh

membuatnya

menjadi lebih putih dan tidak mudah

mengenakan jilbab merupakan hal yang

hitam. Hal ini sangat dipengaruhi oleh

berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

nilai – nilai yang melekat di dalam

Alasan dan tujuan dalam mengenakan

masyarakat bahwa orang yang berkulit

jilbab

putih dianggap lebih cantik dan menarik

fenomena

meskipun pada dasarnya setiap warna

identitas bagi diri seseorang dalam

kulit tidak ada bedanya.

kehidupan

Keadaan

memunculkan
baru

adanya

yang

sosial.

suatu

menciptakan

Berdasarkan

seperti ini sangat membawa pengaruh

fenomena tersebut maka pemakaian

bagi siswi dalam gaya berjilbabnya

jilbab di kalangan siswi SMA Negeri 3

hingga muncul fenomena jilbab “buka-

Sragen menjadi sebuah realitas sosial

tutup”. Jilbab hanya sekedar dipakai

yang merupakan suatu bentuk tindakan

saat sekolah atau dalam acara – acara

sosial

tertentu. Fenomena jilbab “buka-tutup”

pembentukan identitas diri siswi serta

menunjukkan bahwa jilbab dipakai

meneguhkannya.

sebagai

bentuk

sehingga

tidak

trend
lagi

atau

mode

mencerminkan

dan

berakibat

dalam

3. Pembentukan identitas diri pada
pemakai jilbab

Para

Setiap siswi yang berjilbab di SMA

alasan

Negeri 3 Sragen memang memiliki

demikian memiliki tujuan agar bisa

pandangan yang berbeda – beda tentang

disebut sebagai perempuan yang cantik,

jilbab, baik dari segi latar belakang atau

menarik dan modis.

alasan berjilbab, model jilbab yang

tingkat

keislaman

pengguna

jilbab

seseorang.
dengan

Berkaitan dengan alasannya, maka

dipakai maupun dengan bagaimana cara

seseorang

penggunaan jilbab yang benar sesuai

memiliki maksud atau tujuan tertentu

dengan standar agama (syar’i). Meski

seperti mengenakan jilbab karena ingin

demikian setiap siswi di SMA Negeri 3

terlihat modis atau menarik, ingin

Sragen

menjalankan

ingin

diatur oleh tata tertib sekolah sehingga

menjadi putih, ataupun ingin menuruti

dalam model jilbab yang digunakan di

keinginan orang tua. Dalam hal ini,

sekolah

beberapa

untuk

perbedaan yang mencolok. Jilbab yang

tidak

dikenakan di sekolah harus mengikuti

dari

peraturan – peraturan tertentu yaitu

orang tersebut untuk mengenakan jilbab

harus polos, tidak boleh berhias payet,

sehingga antara alasan dan tujuan dalam

manic ataupun berrenda. Jilbab yang

pemakaian

mengenakan

jilbab

bagi

syariat

alasan

agama,

individu

jilbab

langsung menunjukkan

secara
tujuan

dalam

tidak

menggunakan

terlalu

jilbab

memiliki

digunakan juga harus jilbab yang

pemakaian jilbab merupakan hal yang

dipasang

diperintahkan

dengan

menggunakan

oleh

agama

Islam

pengunci di bagian dagu seperti peniti

sehingga jilbab tersebut dapat menjadi

ataupun

sebuah

jarum

penthul

karena

symbol

status

yang

penggunaan jilbab model langsungan

menunjukkan

tidak diperbolehkan di sekolah. Aturan

yaitu sebagai perempuan muslim. Jilbab

– aturan yang diberlakukan di sekolah

merupakan suatu bentuk symbol agama

mengenai tata cara dalam menggunakan

dimana

jilbab adalah nilai – nilai dan norma

bentuk praktik keagamaannya (Islam).

yang merupakan sebuah fakta sosial

identitas

penggunaan

pemakainya

jilbab

adalah

Pandangan yang berbeda – beda

yang berada di luar individu tetapi

mengenai

sangat mempengaruhi perilaku individu

berpengaruh pada model jilbab dan cara

tersebut.

pemakaian jilbab. model jilbab yang

Pada dasarnya setiap orang akan
memiliki

alasan

tersendiri

dalam

aurat

digunakan

oleh

mencerminkan

juga

sangat

seseorang

ajaran

dapat

Islam

yang

memutuskan untuk memakai jilbab.

dijalankan oleh orang tersebut. Bagi

Meskipun pandangan mengenai hakikat

orang – orang yang menggunakan jilbab

jilbab memiliki beberapa penafsiran

sesuai dengan syariat agama yang benar

yang berbeda - beda, akan tetapi secara

maka akan menggunakan jilbab yang

umum jilbab diartikan sebagai kain

terulur

penutup aurat bagi perempuan. Jilbab

Perempuan

merupakan penutup aurat yang dapat

menggunakan

menunjukkan

sangat

identitas

bagi

hingga


menutup

dada.

perempuan

yang

jilbab

menjaga

semacam
dirinya

ini

dalam

pemakainya. Berkaitan dengan identitas

pergaulan, mereka akan sangat berhati –

diri, Watson mengemukakan bahwa

hati dalam bergaul. Bagi mereka jilbab

”identitas merupakan suatu konsep

tidak hanya dipakai untuk menutup

yang kompleks, di dalamnya terdapat

tubuh saja melainkan sebagai suatu

identitas

bentuk praktik kegamaan yang wajib

individu

yang

terhubung

dengan identitas kelompok sebagai

untuk

bagian dari karakteristik-karakteristik

sehari – hari. Jilbab merupakan suatu

umum seperti nasionalitas, gender,

bentuk tanggung jawab bagi perempuan

sosial ekonomi, keluarga, agama, etnis

muslim yang harus diiringi dengan

dan budaya” (2007: 269). Seperti yang

perilaku yang senantiasa selalu menjaga

telah kita ketahui sebelumnya bahwa

diri dalam koridor – koridor agama

dijalankan

dalam

kehidupan

seperti dengan menjalankan kewajiban

identitas keislaman seorang perempuan.

agama dengan baik. Model jilbab yang

Seperti yang kita tahu bahwa dalam

digunakan oleh kelompok ini sangat

pemakaian jilbab, masyarakat memiliki

sederhana, pada umumnya tidak terlalu

latar belakang alasan yang berbeda –

banyak menggunakan asesoris yang

beda.

mencolok.

berbagai macam karakter atau model

Meskipun seorang
beragama

Islam

tetapi

Hal

tersebut

menimbulkan

perempuan

jilbab yang dikenakan pula. Dalam

dia

perkembangannya kini

tidak

jilbab tidak

menggunakan jilbab, maka orang lain

hanya berkaitan dengan hal – hal yang

tidak akan tahu apakah perempuan

bersifat agamis saja tetapi juga disarati

tersebut beragama Islam atau tidak,

dengan adanya aspek sosial budaya.

tetapi jika perempuan menggunakan

Selain

jilbab maka sudah dapat dipastikan

keagamaan, penggunaan jilbab juga

bahwa

adalah

dipengaruhi oleh aspek sosial budaya.

seorang muslim sehingga jilbab yang

Kini pemakaian jilbab juga karena

dipakaianya meneguhkan identitasnya

adanya keinginan untuk memberikan

sebagai seorang muslimah (perempuan

kesan penampilan yang menarik, modis

Islam). Hal tersebut sesuai dengan

dan cantik. Bagi kelompok tertentu

pernyataan yang telah dipaparkan oleh

jilbab memiliki nilai yang sacral karena

beberapa

jilbab

hal tersebut merupakan bagian dari

menunjukkan identitas mereka sebagai

ibadah dalam perintah agama. namun di

perempuan Islam. Selain itu para

kalangan tertentu jilbab memiliki nilai

pemakai jilbab juga dianggap sebagai

budaya

perempuan yang alim, taat pada agama,

pengguna jilbab dalam kelompok ini,

mulia, dan terhormat sehingga jilbab

ingin dianggap menjadi perempuan

yang dipakai oleh seseorang dapat

yang cantik, menarik dan juga modis.

menjadi sebuah penanda atau symbol

Pemakaian jilbab kini tidak hanya

yang merepresentasikan karakteristik

memiliki nilai atau makna yang sacral

identitas kolektif dari nilai – nilai dan

tetapi kian bergeser pada hal yang

norma – norma serta perilaku sosio-

bersifat profan yang terlihat dari cara

kultural kelompok pemakainya.

siswi berjilbab tetapi tidak sesuai

perempuan

tersebut

informan

Seiring

bahwa

perkembangan

merefleksikan

dan

juga

symbol

estetika.

Para

zaman,

dengan syariat agama, memakai jilbab

ternyata jilbab kini tidak hanya menjadi

dengan sekedarnya, jilbab yang dipakai

sebuah

tidak

symbol

yang

menunjukkan

menutup

dada

dan

bahkan

pemakaiannya hanya pada saat - saat

SMA Negeri 3 Sragen. Siswi -

tertentu saja.

siswi

Berdasarkan hal tersebut diatas

pemakai

jilbab

tersebut

mengenakan jilbab dengan alas an

bahwa

syari’at agama, karena adanya

hanya

motivasi dari lingkungan sekitar,

menunjukkan identitas budaya atau

untuk menunjang penampilan, dan

sebagai

karena adanya paksaan dari orang

maka

dapat

penggunaan

disimpulkan
jilbab

symbol

tidak

yang

bersifat

keagamaan yang bersifat sakral seperti
adanya pandangan perempuan berjilbab
adalah perempuan

agama tetapi juga menunjukkan adanya
berbagai identitas lain yang dipengaruhi


nilai

2. Dampak pemakaian jilbab bagi

yang terhormat,

mulia, alim dan taat dalam perintah

nilai

tua.

sosio cultural

yang

berkembang saat ini seperti adanya
pandangan bahwa perempuan berjilbab
adalah perempuan yang cantik, modis
dan menarik.

para siswi
Pemakaian jilbab bagi para siswi kelas XI
di SMA Negeri 3 Sragen membawa
beberapa dampak. Adapun dampak positif
adalah adanya pembentukan identitas diri
bagi siswi yang memakai jilbab sebagai
perempuan yang alim, terhormat dan
mulia, jilbab juga dapat memberikan
ketenangan bagi para siswi, para siswi juga
akan mendapatkan nilai tambahan dalam

PENUTUP
Berdasarkan

seluruh

mata pelajaran agama Islam. Sedangkan

pembahasan yang ada di dalam

dampak negatif adalah masih ada beberapa

penelitian ini, maka dapat ditarik

siswi yang menggunakan jilbab tanpa

kesimpulan

fenomena

memandang syariat agama, penggunaan

jilbab sebagai identitas diri, alasan

jilbab “buka-tutup”, penggunaan jilbab

siswi memakai jilbab dan dampak

tidak sepenuhnya dapat mengembangkan

pemakaian jilbab oleh siswi sebagai

keaktifan

berikut:

keagamaan yang ada di sekolah (ROHIS).

1. Alasan pemakaian jilbab bagi

SARAN

mengenai

siswi

siswi

dalam

organisasi

Dari hasil temuan data dan
Berdasarkan

hasil

analisis terhadap alasan pemakaian

penelitian diketahui bahwa terdapat

jilbab

keberagaman

pemakaian

jilbab bagi para siswi kelas XI

jilbab di kalangan siswi kelas XI di

SMA Negeri 3 Sragen, terdapat

alasan

dan

dampak

pemakaian

beberapa hal yang dapat dijadikan

syari’at

masukan yaitu sebagai berikut:

melakukan

1. Bagi siswi pemakai jilbab

terhadap

Apapun alasan atau motivasi
pemakaian jilbab oleh para

agama,

serta

pengawasan
siswa-siswi

di

lingkungan sekolah.
3. Bagi masyarakat

siswi, hendaknya pemakaian

Masyarakat sebaiknya melihat

jilbab dilakukan dengan cara

antusisme oleh para siswi untuk

yang

dengan

mengenakan jilbab ini sebagai

sesuai

hal yang positif. Fenomena

syari’at

benar

sesuai

agama

dan

dengan peraturan sekolah.
2. Bagi sekolah

pemakaian jilbab di kalangan
pelajar yang menjadi identitas

Sekolah diharapkan melakukan

diri untuk melihat sisi positif

sosialisasi terkait penggunaan

dari pemakaian jilbab yang

jilbab yang benar sesuai dengan

dikenakan

peraturan sekolah dan sesuai

diri.

sebagai

identitas

DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghifari. (2005). Kudung Gaul (Berjilbab Tapi Telanjang). Bandung : Mujahid
Barnard, Malcolm. (1996). Fashion sebagai Komunikasi : Cara Mengkomunikasikan
Identitas Sosial, Seksual, Kelas dan Gender. Bandung : Jalasutra

Bungin,Burhan. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta : PT Grafindo Persada
Bungin, Burhan. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana
Calvin, S. Hall & Gardner, Lindzey. (1993). Psikologi Kepribadian. Yogyakarta : Kanisius
Cobb, J. Nancy. (2001). Adolence : Continuity, Change and Diversity. California : Mayfield
Desmita. (2013). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Universitas Sebelas Maret, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. (2012). Pedoman
Penulisan Skripsi. Surakarta : UNS Press

Detty

Widiastuti.

(2010).

Konstruksi

Sosial

Pemakaian

Jilbab.

http://unib.ac.id/koleksi/Detty%20WAbstrak%20FISIP%20Agust.2010.pdf. Diakses
pada tanggal 15 Februari 2015
Fitri, I & Khasanah, N. (2013). 110 Kekeliruan dalam Berjilbab. Jakarta : Al-Maghfiroh
Hadari, Nawawi. (1998). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada Press
Hariwijaya, M. & P. B. Triton. (2007). Pedoman Penulisan Ilmiah : Proposal & Skripsi.
Yogyakarta : Oryza
http://septakampang.blogspot.com/2006/01/fenomena-jilbab-dikalangan-remaja.html Diakses
pada tanggal 12 Februari 2015)
Moleong, J. Lexy. (1999). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
Moleong, J. Lexy. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya
Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar . Bandung: Remaja Rosdakarya
Ritzer, George. (2008). Teori Sosiologi. Yogyakarta : Kreasi Kencana
Santrock, Jhon. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga
Seifert, L. Kelvin & Hoffnung, R. J. (1994). Child and Adolescent Development. Boston :
Houghton Mitflin Company
Shihab, M. Quraish. (2010). Jilbab Pakaan Wanita Muslimah. Jakarta : Lentera Hati
Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Sulaiman, Ibrahim. (2010). Jilbab Gaul.http://onieahmad.blogspot.com/.Diakses pada tanggal
13 Februari 2015
Sutopo, H. B. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press
Yusuf, S. (2010). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya