Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Kelompok Bermain Melati Suka Ramai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat

BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Dalam hal kesehatan, anak-anak usia dini banyak mengalami gangguan.
Menurut WHO, 5-25 % dari anak-anakusia prasekolah menderita disfungsi otak
minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus. Motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu,
yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih, misalnya:
kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis, dan sebagainya. Gangguan pada perkembangan motorik
halus

biasanya

menyebabkan

anak–anak

mengalami


kesulitan

belajar.

Perkembangan motorik halus anak ini dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
internal yang meliputi: genetik, motivasi untuk berlatih, kesehatan, gizi, dan
kesempatan berlatih, dan faktor eksternal yang meliputi: pengetahuan orang tua,
pendidikan orang tua, sikaporang tua, keluarga, sosial ekonomi, sosial budaya,
lingkungan, petugas kesehatan, dan pola asuh (Yanti, 2011).
Dalam

kaitannya

dengan

perkembangan

fisik

motorik


anak,padakenyataannya masih mengalami kesulitan. Realita di lapangan masih
banyak ada beberapa anak yang tidak mau bermain dengan permainan yang
berkaitan dengan perkembangan fisik motorik halus anak.Hal ini disebabkan
karena kurang menyukai permainan tersebut dan beberapa anak menganggap
permainan itu sulit untuk di mainkan. Gejala tersebut ditandai adanya ciri-ciri
sebagai berikut: anak kurang tertarik pada permainan tersebut karena anak

Universitas Sumatera Utara

menganggap permainan tersebut terlalu sulit, anak kurang percaya diri untuk
bermain karena anak merasa memiliki kekurangan pada dirinya, anak memilih
diam dalam beberapa permainan yang menyangkut motorik karena anak merasa
cepat lelah, anak tidak mau bermain yang bersifat kelompok karena anak merasa
tidak mampu mengimbangi temannya, karena perkembangan fisik motorik halus
yang berbeda. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan perkembangan
fisik motorik halus anak. Dari mulai permainan yang mudah seperti menggambar
dan mewarnai bentuk dengan crayon,pensil warna sepidol,mencoret, menempel
potongan kertas, dan melipat berbagai bentuk dengan beragam kertas.
Dalam kaitannya dengam kehidupan sehari-hari, orang tua secara sadar

atau tidak memberikan contoh yang kurang baik terhadap anaknya, misalnya
meminta tolong dengan nada mengancam, tidak mau mendengarkan cerita anak
tentang sesuatu hal, memberi nasihat tidak pada tempatnya dan tidak pada waktu
yang tepat, berbicara kasar pada anak,terlalu mementingkan diri sendiri, tidak mau
mengakui kesalahan yang telah dilakukan. Beberapa contoh sikap dan perilaku
diatas berdampak negatif terhadap perkembangan jiwa anak, sehingga efek negatif
yang terjadi adalah anak memiliki sikap keras hati, manja, keras kepala, pemalas,
pemalu dam lain- lain. Semua perilaku diatas dipengaruhi oleh pola pendidikan
orang tua. Pola asuh orang tua akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak.Tipe
kepemimpinan orang tua berdampak pada pola asuh yang terhadap anaknya,
(Suparyanto, 2009).
Dalam hal pola asuh keluarga, anak-anak pra sekolah juga banyak
mengalami gangguan. Fakta masihbanyaknya anak-anakyang berkeliaran di jalan
atau diterlantarkan di jalanan

baik di kota-kota besar maupun di kampung

Universitas Sumatera Utara

terpencil sekalipun karena tidak merasa nyaman tinggal di rumahnya. Kurang

lebih 50% dari anak di dunia yang perkembangan dan perilaku kesehatannya tidak
sesuai dengan yang diharapkan karena pola asuh yang diterapkan (Sofyan,
2006).Saat ini di Indonesia terdapat 250.000 sekolah negeri dan swasta. Jumlah
anak usia sekolah mencapai 30% dari total penduduk Indonesia. Data WHO tahun
2011, menunjukkan sekitar 100.000 anak Indonesia yang meninggal karena diare.
Sementara data Depkes menunjukkan di antara 1000 penduduk terdapat 300
orang yang terjangkit diare.Begitu banyak anak-anak yang sakit karena pola
makan yang tidak teratur, kurang memperhatikan kebersihan diri (personal
hygiene), dan asupan gizinya tidak teratur (Depkes RI, 2012).
Banyak faktor yang bisa mempengaruhi pertumbuhan anak. Menurut Ali
Khomsan, (2004) pertumbuhan fisik seorang anak dipengaruhi oleh dua faktor
dominan yaitu lingkungan dan genetis. Kemampuan genetis dapat muncul secara
optimal jika didukung oleh faktor lingkungan yang kondusif, yang dimaksud
dengan faktor lingkungan di sini adalah intake gizi.
Hal senada juga diungkapkan oleh Soetjiningsih (2001) bahwa faktor
genetik merupakan modal dasar mencapai hasil pertumbuhan.Faktor internal
seperti biologis, termasuk genetic dan faktor eksternal seperti status gizi. Faktor
internal (genetic) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan, jenis kelamin,
obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi
dengan lingkungan yang tidak baik maka akan menghasilkan gangguan

pertumbuhan. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan
oleh faktor genetik ini.Di negara sedang berkembang, gangguan pertumbuhan

Universitas Sumatera Utara

selain disebabkan oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak
memungkinkan seseorang tumbuh secara optimal.
Permasalahan yang dialami oleh anak usia dini yang sering dijumpai
adalah permasalahan pada perkembangannya, dan apabila permasalahan tersebut
tidak segera diatasi akan sangat berdampak buruk bagi perkembangannya kelak.
Berbagai faktor yang menyebabkan permasalahan perkembangan anak tidak
hanya menghambat perkembangan emosi dan sosialnya, akan tetapi juga
menghambat perkembangan fisik, intelektual, kognitif dan bahasa (Izzaty, Rita
Eka : 2005, dalam Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-kanak)
Permasalahan pada anak merupakan gangguan perkembangan yang terjadi
pada anak karena berbagai faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri anak seperti faktor
genetik atau keturunan, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar seperti keluarga, faktor sosial-ekonomi dan faktor lingkungan.Ekonomi dan
status sosial sudah mapan maka orang tua cenderung lebihmemperhatikan

perkembangan anaknya.Orang tua lebih berfokus padapengembangan kreativitas
anak

dibanding

masalah

ekonomi

keluarga.(Mubarak

dan

Chayatin,

2007).Menurut Pikunas dalam (Yusuf, 2004) tentang keterkaitan antara
statussosial dan ekonomi dengan cara orang tua dalam mengasuh anak
adalahkeluarga dengan status ekonomi kelas rendah cenderung lebih keras
dalampengasuhan dan sering anaknya. Sedangkan untuk kelas ekonomi menengah
atau sedang lebihcenderung memberikan pengawasan dan perhatiannya sebagai

orang tua, danmenerapkan kontrol lebih halus. Kelas ekonomi atas cenderung
lebihmemanfaatkan waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang lebih memiliki

Universitas Sumatera Utara

latarbelakang

dan

reputasi

yang

tinggi

misalnya:

rekreasi,

les


atau

pendidikantambahan.Dan data di atas terdapat pengaruh antara pekerjaan dan
statusekonomi orang tua dengan pola asuh. Hal tersebut terjadi karena keluarga
dengan status sosial ekonomi rendah, biasanya lebih mengalami tekanan dalamhal
ekonomi sehingga akan mempengaruhi fungsi keluarga. Orang tuasering
mengalami depresi yang mengakibatkan sifat yang otoriter terhadapanak.
Perkembangan merupakan suatu perubahan dan perubahan itu tidak
bersifat kuantitatif melainkan kualitatif.Perkembangan tidak ditekankan pada segi
material, melainkan pada segi fungsional.Dengan demikian perkembangan dapat
diartikan sebagai perubahan kualittaif daripada fungsi-fungsi (Ahmadi, 2005).
Whaley dan Wong (Supartini, 2004) mengemukakan pertumbuhan sebagai
suatu peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitikberatkan
pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke
tingkat

yang

paling


tinggi

dan

kompleks

melalui

maturasi

dan

pembelajaran.Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung
seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.
Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak antara lain, menimbulkan
perubahan, berkolerasi dengan pertumbuhan, memiliki tahap yang berurutan dan
mempunyai pola yang tetap. Perkembangan tersebut meliputi perkembangan fisik,

intelektual, bahasa, sosial-emosional.Seorang anak pada usia dini dari hari ke hari
akan mengalami perkembangan,perkembangan tersebut berlangsung secara cepat
dan sangat berpengaruh terhadap perkembangannya selanjutnya.Namun tentunya

Universitas Sumatera Utara

tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang benar-benar cepat
berkembang ada pula yang membutuhkan waktu agak lama.Tidak semua anak
usia dini mengalami perkembangan secara normal, banyak kendala atau
permasalahan di dalam perkembangannya yang di sebabkan oleh beberapa faktor.
Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak,yaitu
bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan
anaktermasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai atau norma,memberikan
perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga
dijadikan panutan bagi anaknya (Suparyanto,2010).
Pola asuh orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak pra
sekolah. Hasil penelitian Yuniarti (2010) pada anak pra sekolah usia 4-6 tahun di
yokyakarta menunjukkan: pola asuh orang tua sebagian besar adalah demokratis,
tingkat perkembangan motorik halus anak sebagian besar adalah normal, dan
terdapat hubungan pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik halus.

Ulimudin (2014) pada anak usia 3-5 tahun menunjukkan ada hubungan antara
pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik anak. Katagori pola asuh
permisif sebanyak 95,5%, pola asuh demokratis 2,3%, dan pola asuh otoriter
2,3%. Alfanti(2012) meneliti mengenai hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan
Perkembangan Emosi Anak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 24 Malangdimana
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pola asuh orang tua
dengan perkembangan emosi anak sebesar 21,6% dan sisanya 78,4% berhubungan
dengan faktor lain diluar pola asuh orang tua atau variabel lain diluar
penelitian.Fatimah (2012) menyebutkan setengahnya pola asuh orang tua baik

Universitas Sumatera Utara

yaitu 50%, normal 72,7%, dan hasil data yang dapat ada hubungan pola asuh
orang tua dengan perkembangan anak pra sekolah.
Dalam hal pola asuh orangtua mengenai perkembangan anak, dimana anak
berangsur-angsur menjadi dirinya sendiri,pengasuhan terhadap anak dapat
menjadi hal yang menantang.Orangtua berhadapan dengan seseorang yang
memiliki keinginan

dan pikiran sendiri, tetapi masih harus belajar banyak

mengenai perilaku yang sesuai dalam masyarakat.Lebih dari itu setiap anak
berbeda dan karakteristik individual ini mempengaruhi tipe pola asuh yang
diterima anak (Papalia,2009).
Menurut Hurlock (1999) bentuk pola asuh dibagi menjadi 3 macam yaitu
otoriter, demokratis, dan permisif. Pola asuh otoriter cendrung menetapkan
standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman,
pola asuh demokratis bercirikan pola asuh yang memperioritaskan kepentingan
anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka, pola asuh permisif
orang tua memberikan pengawasan yang sangat longgar pada anak.
Dari survey awal yang peneliti lakukan di dapatkan dari 42 anak yang
ada di Kelompok Bermain Melati Suka Ramai Kabupaten Tanah Datar Sumatera
Barat 5 diantaranya mengalami kesulitan belajar dan berlatih seperti halnya
kemampuan memindahkan benda dari tangan, menoret-coret, mengunting,
menyusun balok, menulis dan sebagainya.
Fenomena banyaknya masalah dalam perkembangan anak terutama anak
usia 3-5 tahun membuat penulis ingin mengetahui lebih jauh lagi mengenai pola
asuh ibu dengan judul penelitian : “Pola Asuh Orangtua Dan Perkembangan

Universitas Sumatera Utara

Anak Usia Pra Sekolah (3-5 Tahun) Kelompok Bermain Melati Suka Ramai
Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah penelitian
adalah Bagaimana Pola Asuh Orangtua dan Perkembangan AnakUsia Pra
Sekolah(3-5 Tahun ) di Kelompok BermainMelati Suka Ramai Kabupaten Tanah
Datar Sumatera Barat ?
1.3.Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan dari penelitian ini adalah bagaimanaPola Asuh Orang
Tua dan PerkembanganAnakUsia Pra Sekolah (3-5 tahun) di Kelompok Bermain
Melati Suka Ramai kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat?
1.4.Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Mengetahui pola asuh orang tua dan perkembangan anakusia pra sekolah
(3-5 tahun) diKelompok Bermain Melati Suka Ramai kab Tanah Datar Sumatera
Barat.

2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pola asuh orang tua pada anakusia pra sekolah (35tahun)di Kelompok Bermain Melati Suka Ramai Kab Tanah Datar
Sumatera Barat.

Universitas Sumatera Utara

2. Mengidentifikasi perkembangan anakusia pra sekolah (3-5 tahun) di
Kelompok Bermain Melati Suka Ramai Kab Tanah Datar Sumatera
Barat.
1.5.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
a. Pendidikan keperawatan
Sebagai bahan masukan bagi perkembangan

Ilmu Keperawatan

di

Universitas Sumatera Utara
b. Pelayanan Keperawatan
Untuk menambah wawasan

dan pengetahuan peneliti dalam bidang Ilmu

Keperawatan di Universitas Sumatera Utara
c. Bagi Penelitian selanjutnya
Sebagai referensi atau perbandingan bagi peneliti selanjutnya yang akan
melaksanakan penelitian dalam bidang yang sama

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Temperamen Anak Usia Sekolah Di Desa Tanjung Rejo Dusun XI Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

45 175 87

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Kelompok Bermain Melati Suka Ramai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat

7 30 79

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP TINGKAT PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA PRA Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Tingkat Perkembangan Pada Anak Usia Pra Sekolah Di TK Al-Islam I.

0 1 16

Hubungan antara pola asuh orang tua otoritatif dan perkembangan kemandirian anak usia pra sekolah di kelompok bermain melati.

0 1 113

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Kelompok Bermain Melati Suka Ramai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat

0 1 9

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Kelompok Bermain Melati Suka Ramai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat

0 0 2

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Kelompok Bermain Melati Suka Ramai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat

0 0 15

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Kelompok Bermain Melati Suka Ramai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat

0 0 3

Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun) Di Kelompok Bermain Melati Suka Ramai Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat

1 2 21

Hubungan antara pola asuh orang tua otoritatif dan perkembangan kemandirian anak usia pra sekolah di kelompok bermain melati - USD Repository

0 2 111