Perlindungan Hukum Kreditur Pemegang Hak Fidusia Terhadap Objek Jaminan Fidusia Yang Disita Pengadilan Berkaitan Dengan Tindak Pidana Pencucian Uang (Studi Putusan Ma No. 1607 K Pid.Sus 2012)

ABSTRAK

Perjanjian pembiayaan konsumen adalah perjanjian hutang piutang antara
perusahaan finance sebagai kreditur dan konsumen sebagai debitur atas pembelian
produk secara angsuran oleh konsumen tersebut. Pihak perusahaan pembiayaan akan
melakukan pengikatan objek jaminan fidusia yang telah dibeli secara angsuran oleh
konsumen tersebut dan mendaftarkannya secara online ke Departemen Hukum dan HAM
untuk memperoleh sertipikat jaminan fidusia bagi kreditur sebagai pengamanan dari
resiko pemberian kredit tersebut. Konsumen Malinda Dee yang melakukan pembelian
mobil Ferrari Scuderia Seri F430 secara kredit dengan pengikatan jaminan fidusia
ternyata membayar angsurannya dari hasil kejahatan tindak pidana pencucian uang.
Jenis penelitian tesis ini menggunakan penelitian yuridis normatif, yang bersifat
deskriptif analitis, dimana pendekatan terhadap permasalahan dilakukan dengan mengkaji
ketentuan Perundang-undangan yang berlaku dalam perlindungan hukum terhadap
kreditur pemegang sertipikat jaminan fidusia yang terdapat di dalam Undang-Undang
No. 42 Tahun 1999, dan juga ketentuan yang mengatur tentang penyitaan barang bukti
yang terkait dengan kasus tindak pidana perbankan dan pencucian uang sebagaimana
termuat di Undang-Undang Perbankan No. 7 Tahun 1992 yang telah dirubah dengan
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dan juga bertentangan dengan
Undang-Undang No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang
No. 25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang serta Undang-Undang No. 8

Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Di
samping itu penelitian ini juga didukung dengan wawancara terhadap Kepala Cabang PT
Astra Sedaya Finance (ASF) Cab. Bintaro dan Operation Head (Kepala Analisa
Kelayakan Kredit) PT Astra Sedaya Finance (ASF) Cabang Bintaro, Staf Litigasi PT
Sedaya Finance (ASF) dan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Penelitian ini menguraikan atau memaparkan sekaligus menganalisis
permasalahan mengenai kedudukan hukum objek jaminan fidusia yang disita oleh
pengadilan karena terkait dengan kasus tindak pidana perbankan dan pencucian uang
yang dilakukan oleh debitur pemberi jaminan fidusia, sekaligus perlindungan hukum
terhadap kreditur sebagai pemegang sertipikat jaminan fidusia yang telah dirugikan hakhaknya atas penetapan penyitaan objek jaminan fidusia tersebut oleh pengadilan.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa objek jaminan fidusia yang disita oleh
pengadilan karena debitur (Malinda Dee) terkait dengan kasus tindak pidana perbankan
dan pencucian uang tetap menjadi kewenangan dari pemegang sertipikat jaminan fidusia,
berdasarkan prinsip droit de suite dan droit de preference yang terkandung dalam
Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang fidusia. Putusan Mahkamah Agung pada
akhirnya memberikan perlindungan hukum kepada pihak PT ASF dan juga Citibank
dimana ketentuan tersebut menyatakan objek jaminan fidusia yang disita berupa mobil
Ferrari Scuderia Tipe F430 dikembalikan kepada Citibank dengan kewajiban untuk
membayar kewajiban-kewajiban yang masih ada dari pemberi fidusia (Malinda Dee) atas
objek jaminan fidusia tersebut.

Kata Kunci : Jaminan Fidusia, Sita Pengadilan, Tindak Pidana

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Consumer financing Contract is a debt and credit agreement between
financing company as a creditor and a consumer as debtor about buying a product
by installment. The financing company will do the binding for fiduciary collateral
which has been bought by installment by the consumer and register it by online to the
Department of Law and Human Resources to get the certificate of fiduciary collateral
for the creditor as the security from the risk for giving the credit. The consumer,
Melinda Lee, had bought a Ferrari Scuderia F430 by installment with fiduciary
collateral. It was found that she paid the installment with the money from banking
criminal act and money laundering as it is stipulated in Law on Banking No. 7/1992
which was amended to Law No. 10/1998 on Banking; it is also contrary to Law No.
15/2002 as it is amended to Law No. 25/2003 on Money Laundering Criminal Act
and Law No 8/2010 on Prevention and Eradication against Money Laundering
Criminal Act.

The research used judicial normative and descriptive analytic method in
order to analyze the prevailing legal provisions in legal protection for creditor as
certificate holder of fiduciary collateral under Law No. 42/1999 and the provision
which regulates the confiscation of exhibit related to banking and money laundering
criminal act under Law on Banking No. 7/1992 which is amended to Law No.
10/1998 in Banking and is contrary to Law No. 15/2002 which is amended to Law
No. 25/2003 on Prevention and Eradication against Money laundering criminal act
and Law No 8/2010 on Prevention and Eradication against Money Laundering
criminal act. Besides that, the research was also supported by interviews with the
Head of PT Astra Sedaya Finance (ASF) Bintaro Branch, the Staffs of litigation of PT
Sedaya Finance (ASF) and the Judge of the District Court, Jakarta.
The research explained and analyzed the problem in the legal position of
fiduciary collateral which was confiscated by the Court because it was related to
banking and money laundering criminal act by a debtor who gave fiduciary collateral
and legal protection for a creditor as fiduciary collateral certificate holder whose
right had been harmed because of the confiscation of the fiduciary collateral by the
court.
The result of the research showed that fiduciary collateral which had been
confiscated by the Court because the debtor, Malinda Dee, was related to banking
and money laundering criminal act was the authority of fiduciary collateral

certificate holder, based on the principle of droit de suit and droit de preference
under Law No. 42/1999 on Fiduciary. The Ruling of the Supreme Court eventually
gives legal protection to PT ASF and City Bank in which the provision is stated that
the confiscated fiduciary collateral, the Ferrari Scuderia F430, was returned to City
Bank and she had to fulfill any obligation upon the fiduciary collateral.
Keywords: Fiduciary Collateral, Court Confiscation, Criminal Act

ii

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Uang Di Indonesia(Studi Putusan No. 1129/Pid.Sus/2013/Pn.Jkt.Tim)

2 85 88

Analisis Yuridis Kekuatan Eksekutorial Jaminan Fidusia Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor Yang Telah Didaftarkan (Studi Pada Kantor Wilayah Kementrian Hukum Dan HAM Sumatera Utara)

3 60 89

Kedudukan Benda Jaminan Yang Di Bebani Jaminan Fidusia Jika Terdapat Eksekusi Dalam Hal Debitur Pailit (Studi Bank CIMB Niaga Cabang Ir. H. Juanda Medan)

8 183 110

Akibat Hukum Putusan Pernyataan Pailit Bagi Kreditor Pemegang Hak Tanggungan

1 41 80

Tinjauan Atas Pelaksanaan Penghapusan Jaminan Fidusia (Studi Pada Lembaga Pendaftaran Fidusia Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Propinsi Aceh)

1 60 128

Pendaftaran Jaminan Fidusia : Hambatannya dilihat Dari Aspek Sistem Hukum

3 39 120

Perlindungan Hukum Kreditur Pemegang Hak Fidusia Terhadap Objek Jaminan Fidusia Yang Disita Pengadilan Berkaitan Dengan Tindak Pidana Pencucian Uang (Studi Putusan Ma No. 1607 K Pid.Sus 2012)

1 2 20

Perlindungan Hukum Kreditur Pemegang Hak Fidusia Terhadap Objek Jaminan Fidusia Yang Disita Pengadilan Berkaitan Dengan Tindak Pidana Pencucian Uang (Studi Putusan Ma No. 1607 K Pid.Sus 2012)

0 0 31

Perlindungan Hukum Kreditur Pemegang Hak Fidusia Terhadap Objek Jaminan Fidusia Yang Disita Pengadilan Berkaitan Dengan Tindak Pidana Pencucian Uang (Studi Putusan Ma No. 1607 K Pid.Sus 2012)

0 0 35

Perlindungan Hukum Kreditur Pemegang Hak Fidusia Terhadap Objek Jaminan Fidusia Yang Disita Pengadilan Berkaitan Dengan Tindak Pidana Pencucian Uang (Studi Putusan Ma No. 1607 K Pid.Sus 2012)

0 0 5