Perbaikan Produk Medical Latex Gloves dengan Menggunakan Quality Function Deployment dan Theory of Constraint Chapter III VII

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1.

Proses Perancangan Produk1
Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep

menjadi

informasi

nyata.

Perancangan

berbeda

dengan

membuat


atau

membangun.
2

Perancangan adalah penerapan prinsip-prinsip teknis dan ilmiah untuk

mengatur komponen sebuah perangkat. Perangkat disesuaikan dan diwujudkan
untuk mencapai hasil tertentu, harus memenuhi enam persyaratan sebagaimana
digariskan oleh Pye (1989).

3.2.

Model Kano 3
Konsultan TQM di Jepang Noriaki Kano, telah memberikan model yang

sangat berguna mengenai kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan karakteristik
produk.
4


Model Kano mengklasifikasikan atribut kualitas ke dalam dimensi

kualitas yang berbeda, juga direpresentasikan dalam Gambar 3.1. sebagai berikut
1. Must Be quality: Atribut kualitas ini diambil untuk diberikan ketika terpenuhi
tetapi hasil dari ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.
1

Anil Mital, et all. Product Development A structured Approach to Consumer Product
Development, Design and Manufacture. (Cet. USA : Elsevier, 2008)., h. 37
2
Ibid., h. 49-51
3
Lou Cohen, Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You, (USA : AddisonWesley Publishing Company,1995), h.36 
4
Grigoroudis, Evangelos. 2010. Customer Satisfaction Evaluation. Springer New York Dordrecht
Heidelberg London. p 81-84.

Universitas Sumatera Utara


2. One-Dimensional quality: Hasil atribut dalam kepuasan ketika terpenuhi dan
hasil dari ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.
3. Attractive quality: Atribut kualitas menyediakan kepuasan ketika sepenuhnya
tercapai tetapi tidak menyebabkan ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.
4. Indefferent quality: Atribut tersebut mengacu pada aspek dari produk juga
tidak baik atau buruk, dan demikian, atribut tersebut tidak membuat kepuasan
atau ketidakpuasan.
5. Reverse quality: Kategori ini mirip dengan one-dimensional quality, tetapi
mengacu pada derajat tinggi dari prestasi yang dihasilkan dalam
ketidakpuasan dan sebaliknya.
Pengenalan Rata-rata Better dan Worse, menunjukkan bagaimana kuat
pengaruh atribut dalam mempengaruhi kepuasan, atau dalam perihal ketidak
pemenuhan ketidakpuasan konsumen.

Tabel evaluasi Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Evaluasi Kano

Sumber: Grigoroudis, Evangelos (2010)

Universitas Sumatera Utara


5

Bentuk standarnya, kuesioner model Kano terdiri dari dua jenis

pertanyaan untuk setiap kebutuhan konsumen: pertanyaan fungsional menerima
perasaan konsumen ketika kebutuhan terpenuhi dan pertanyaan disfungsional
menerima perasaan konsumen ketika kebutuhan tidak terpenuhi. Penggabungan
kedua jawaban dalam evaluasi tabel kano, kebutuhan konsumen dapat
diklasifikasikan berdasarkan kategori yang didefinisikan sebelumnya.

3.3.

Analytical Hierarchy Process (AHP)6
AHP

menyediakan

cara


menguraikan

masalah

kedalam

sebuah

subproblem hierarki dimana dengan mudahnya dipahami dan dievaluasi secara
subjektif. Metodologi dari AHP dapat dijelaskan dengan langkah sebagai berikut:
1. Masalah diuraikan ke dalam bentuk hirarki tujuan, kriteria, sub-kriteria, dan
alternatif.
2. Data yang dikumpulkan dari para ahli atau pengambil keputusan sesuai dengan
struktur hirarki. Para ahli dapat menilai perbandingan sebagai equal,
marginally strong, strong, very strong, and extremely strong.
3. Banyak kriteria dari matriks berpasangan dihasilkan di langkah kedua diatur ke
dalam matriks persegi.
4. Prinsip eigenvalue dan normalisasi korespon matriks komparasi dari
eigenvector memberikan kepentingan relatif dari berbagai kriteria yang
dibandingkan.


5
6

Erto, Pasquale. 2009. Statistic for Innovation. Springer-Verlag Italia. P 13-14.
Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. Strategic Decision Making: Applying the Analytical
Hierarchy Process, (London: Springer-Verlag, ,2004)., h. 15-17.

Universitas Sumatera Utara

5. Konsistensi dari matriks dan order dievaluasi. Konsistensi index, CI,
dirumuskan sebagai berikut.

Dimana

adalah maksimum eigenvalue dari matriks pertimbangan. CI

dibandingkan dengan Random Matrix, RI. Perbandingan antara CI/ RI, disebut
sebagai Consistency Ratio, CR. Saaty menyampaikan bahwa nilai dari CR
mesti lebih kecil dari 0,1.


6. Penilaian terhadap setiap alternatif ditambahkan dengan bobot dari masing
kriteria dan di-aggregate untuk mendapatkan penilaian dengan penjelasan tiap
kriteria.

3.4.

Quality Function Deployment 7
Matriks pertama yang digunakan pada QFD yaitu dengan menggunakkan

House of Quality.8Prosedur penggunaan matriks HOQ adalah :
1. Diidentifikasi keinginan responden (customer requirements).
2. Diidentifikasi tingkat kepentingan (customer importance).
3. Menentukan karakteristik teknis produk.
4. Menetapkan hubungan antar karakteristik teknis

7

8


Fiorenzo Francheschini, Advanced Quality Function Deployment, (Washington DC : A CRC
Press Company, 2002), h. 27.
Lou Cohen. op.cit. h. 68-122

Universitas Sumatera Utara

5. Menetapkan tingkat hubungan karakteristik teknis produk dengan keinginan
konsumen.
6. Menyusun matriks perencanaan (planning matrix).
7. Perhitungan Bobot Kepentingan (Importance Weight)
8. Perhitungan bobot kepentingan relatif (relative weight)
9. Membangun matriks house of quality (HoQ)
9

Komponen penting dalam menyusun QFD-The House of Quality dapat

dilihat pada Gambar 3.6.

Sumber : Lou Cohen (1995)


Gambar 3.6. House of Quality

3.5.

QFD Fase II10

Fase II merupakan pengembangan desain berdasarkan part kritis produk.
Karakteristik part merupakan ukuran kinerja pada tahap fase II ini. Quality
Function Deployment memiliki 4 fase dapat dilihat pada Gambar 3.7.

9

Lou Cohen, Op.Cit, h.11-13
Ibid., hal. 311-312

10

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Lou Cohen (1995)


Gambar 3.7. Four-Phase QFD Model

Pada produk total awal dibagi ke dalam sub sistem, dan sub sistem dibagi
lagi ke dalam part yang lebih kecil. Pada tahap ini, karakteristik yang terpenting
pada setiap part adalah perhitungan.

3.5.1. Design Deployment11
Kebutuhan teknis prioritas yang didapatkan pada House of Quality
dijadikan sebagai input pada matriks Design Deployment. Contoh dari matriks
Design Deployment dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Sumber: Ronald G. Day (1993)

Gambar 3.9. Matriks Design Deployment
11

Ronald G Day, Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers.
(Wisconsin : ASQC Quality Press, 1993), h. 128-130.


Universitas Sumatera Utara

3.6.

Thinking Process Theory of Constraint12

3.6.1. Current Reality Tree (CRT)
Current Reality Tree (CRT) adalah alat untuk menganalisis masalah. Alat
tersebut membantu kita memeriksa logika sebab dan akibat dibelakang situasi
yang terjadi. CRT dimulai dengan efek yang tidak diinginkan disekitar kita dan
membantu kita mengidentifikasi sedikit akar permasalahan, atau permasalahan inti
tunggal.

3.6.2. Evaporating Cloud (EC)
Goldratt mendesign Conflict Resolution Diagram (CRD) dimana disebut
sebagai evaporating cloud untuk menyelesaikan konflik tersembunyi yang
melanggengkan masalah kronis.

3.6.3. Future Reality Tree (FRT)
Future

Reality

Tree

(FRT)

menyajikan

dua

tujuan.

Pertama,

memungkinkan untuk memeriksa tindakan yang perlu diambil, berdasarkan fakta,
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kedua, memungkinkan untuk
mengidentifikasi

konsekuensi

baru

dari

tindakan

yang

dilakukan,

dan

mendapatkan di tunas.

12

Dettmer, H William, Goldratt’s Theory of Constraints: A Systems Approach to Continuous
Improvement, h. 22-25.

Universitas Sumatera Utara

3.6.4. Prereequisite Tree
Prereequisite tree membantu dalam implementasi keputusan. Rintangan
diidentifikasikan untuk langkah yang perlu diambil dan langkah terbaik untuk
menghadapi rintangan tersebut.

3.6.5. Transition Tree
Transition tree dapat memberikan langkah detail untuk implementasi dari
tindakan. Alat tersebut menyediakan kedua langkah dan detail setiap langkah.
Keterkaitan logical tool dengan tiga manajemen pertanyaan tentang
perubahan dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Tabel 3.4. Logical Tool
Stage of change
What to change?
What to change to?
How to cause the change?

3.7.

Applicable Logical Tool
Current Reality Tree
Conflict Resolution Diagram, Future Reality Tree
Prereequisite tree, Transition tree

Alat Ukur dalam Reliabilitas dan Validitas

3.7.1. Validitas Data13
Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian
antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang
valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid.
Cara yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah melalui
analisis korelasi (correlational analysis). Analisis korelasi dilaksanakan dengan

13

Sukaria Sinulingga, Metode Penelitian. (Cet III; Medan: USU Press, 2015), h. 226-229

Universitas Sumatera Utara

menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson,
yaitu sebagai berikut :

Dimana, r = koefisien korelasi antara X dan Y
X = skor variabel independen X
Y = skor variabel independen Y

3.7.2. Reliabilitas Data14
Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan
stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen tersebut. Rumus yang digunakan dalam menghitung
koefisien tersebut ialah :
2
 k    b 
r11   k  1 1   2t 



dimana,
r11

= Reliabilitas instrumen (koefisien Alpha Cronbach)

k

= Jumlah butir pertanyaan dalam instrumen

 2b

= Jumlah varians butir-butir pertanyaan

 2t

= Varians total

14

Ibid., h. 240-251

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Shamrock Manufacturing Corpora berlokasi di

Jalan Raya Medan–Namorambe Km 9,5 Ps.IV, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara dilaksanakan mulai dari bulan September 2015 - November 2015
dan RSU Dr. Pirngadi berlokasi di Jl. H.M. Yamin No.47 Medan.

Jenis Penelitian15

4.2.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian terapan (applied
research) .

4.3.

Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu produk medical latex glove.

4.4.

Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen16
a. Atribut produk
b. Karakteristik konsumen

15
16

Sukaria Sinulingga, Metodologi Penelitian, (Edisi 3, Medan: USU press, 2011), h. 31
Ibid., h. 86

Universitas Sumatera Utara

c. Karakteristik teknis
2. Variabel Dependen17
a. Usulan perbaikan desain produk

4.5.

Kerangka Konseptual Penelitian18
Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Sumber : Pengolahan Data

Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian

4.6.

Defenisi Variabel Operasional
Berdasarkan variabel independen dan dependen, maka didefenisikan

variabel operasional yaitu :
1. Atribut produk yaitu daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk
2. Karakteristik konsumen yaitu penilaian konsumen terhadap produk
3. Karakteristik teknis yaitu kemampuan teknis dalam perbaikan produk untuk
memenuhi kebutuhan konsumen
4. Usulan perbaikan desain produk merupakan hasil penelitian berupa saran yang
diberikan kepada perusahaan.
17
18

Ibid., h. 85
Ibid., h. 361

Universitas Sumatera Utara

4.7.

Rancangan Penelitian
Langkah-langkah proses penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Sumber : Pengolahan Data

Gambar 4.3. Langkah-langkah Proses Penelitian

4.8.

Pengumpulan Data

4.8.1. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Data primer19
Data primer yaitu meliputi:

19

Ibid., h. 173

Universitas Sumatera Utara

a. Data keluhan konsumen
Data keluhan merupakan permasalahan awal yang berisi informasi
mengenai keluhan terhadap penggunaan produk.
b. Data keinginan konsumen
Data keinginan konsumen merupakan informasi mengenai atribut produk
yang diinginkan konsumen.
c. Data kepuasan konsumen
Data kepuasan konsumen merupakan informasi mengenai tingkat kepuasan
dari atribut-atribut yang diinginkan konsumen.
d. Data karakteristik teknis
Data ini merupakan persyaratan kemampuan teknis dalam perancangan
produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
e. Data

matriks

banding

berpasangan

keinginan

konsumen

dengan

karakteristik teknis
Data ini merupakan data yang akan diberi penilaian bobot prioritas dengan
matriks banding berpasangan.
f. Data part kritis
Data part kritis merupakan data ukuran kinerja dari karakteristik part/ bahan
produk.
g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
Data ini merupakan data yang akan diberi penilaian bobot prioritas dengan
matriks banding berpasangan.

Universitas Sumatera Utara

2. Data sekunder20
Data sekunder adalah data mengenai PT. Sharmrock Manufacturing Corpora.

4.8.2. Metode Pengumpulan data21
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data primer
a. Data Keluhan Konsumen
Data keluhan diperoleh melalui teknik survei.
b. Data keinginan konsumen
Data keinginan konsumen diperoleh melalui studi kepustakaan dan teknik
survei.
c. Data kepuasan konsumen
Data kepuasan konsumen diperoleh melalui teknik survei.
d. Data karakteristik teknis
Data karakteristik teknis dan hubungannya diperoleh melalui teknik
observasi, wawancara, teknik survei dan studi kepustakaan.
e. Data

matriks

banding

berpasangan

keinginan

konsumen

dengan

berpasangan

keinginan

konsumen

dengan

karakteristik teknis
Data

matriks

banding

karakteristik teknis diperoleh melalui teknik observasi, wawancara , teknik
survei dan studi kepustakaan.
20
21

Ibid., h. 174
Ibid., h. 175-185

Universitas Sumatera Utara

f. Data part kritis
Data part kritis dan hubungannya diperoleh melalui teknik observasi,
wawancara, teknik survei dan studi kepustakaan.
g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, teknik survei dan studi
kepustakaan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi di PT. Sharmrock Manufacturing Corpora.

4.9.

Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Data primer
a. Data Keluhan Konsumen
Data keluhan konsumen menggunakan instrumen kuesioner pendahuluan.
b. Data keinginan konsumen
Data keinginan konsumen menggunakan instrumen kuesioner semi terbuka.
c. Data kepuasan konsumen
Data kepuasan konsumen menggunakan instrumen kuesioner tertutup kano.
d. Data karakteristik teknis
Data karakteristik teknis dan hubungannya menggunakan instrumen
kuesioner penentuan karakteristik teknis.

Universitas Sumatera Utara

e. Data

matriks

banding

berpasangan

keinginan

konsumen

dengan

berpasangan

keinginan

konsumen

dengan

karakteristik teknis
Data

matriks

banding

karakteristik teknis menggunakan instrumen kuesioner analytical hierarchy
process (AHP).
f. Data part kritis
Data part kritis dan hubungannya menggunakan instrumen kuesioner
penentuan part kritis dan kuesioner penentuan hubungan karakteristik teknis
dan part kritis pada QFD Fase II.
g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
menggunakan instrumen kuesioner analytical hierarchy process (AHP).

4.10. Populasi dan Sampel
Ukuran sampel yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Data primer
a. Data Keluhan Konsumen
Gambaran awal tentang permasalahan diketahui dengan menyebarkan
kuesioner pendahuluan kepada 30 perawat yang dijadikan sebagai sumber
informasi (Sukaria Sinulingga, 2013). Penentuan sampel menggunakan
metode non probability sampling yaitu metode snowball sampling.
b. Data keinginan konsumen

Universitas Sumatera Utara

Populasi yang diambil adalah jumlah perawat bagian bedah yang bertugas di
RSUD Dr. Pirngadi di Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada
semua elemen populasi karena subjeknya yang relatif sedikit yaitu 35 orang
atau disebut dengan penelitian populasi. Penentuan jumlah responden ini
berdasarkan metode sampling yang digunakan yaitu total sampling
(penelitian populasi)
c. Data kepuasan konsumen
Sama halnya dengan kuesioner semi terbuka, penelitian dilakukan pada
semua elemen populasi karena subjeknya yang relatif sedikit yaitu 35 orang
perawat bagian bedah. Penentuan jumlah responden ini berdasarkan metode
sampling yang digunakan yaitu total sampling (penelitian populasi).
d. Data karakteristik teknis
Teknik sampling yang digunakan adalah judgment sampling. Kuesioner
karakteristik teknis diberikan kepada 1 orang yang ahli dalam proses
produksi. Rensponden yang dipilih berasal dari pabrik yaitu orang yang ahli
terhadap proses produksi sarung tangan. (Lou Cohen,1995).
e. Data

matriks

banding

berpasangan

keinginan

konsumen

dengan

karakteristik teknis
Kuesioner AHP diisi oleh para expert (Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai,
2004). Expert dalam bidang produksi yaitu supervisor bagian produksi.
Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling.

Universitas Sumatera Utara

f. Data part kritis
Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling. Pemilihan
teknik sampling ini berdasarkan buku Ronald G. Day (1993) yang
mengatakan bahwa sampling yang digunakan dalam penentuan part kritis
adalah pihak perusahaan yaitu supervisor bagian produksi.
g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
Kuesioner AHP diisi oleh para expert ((Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai,
2004). Expert dalam bidang produksi yaitu supervisor bagian produksi.
Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling

4.11. Pengolahan Data
Tahapan pengolahan data diawali dengan mengumpulkan data keinginan
konsumen sehingga diperoleh modus yang akan digunakan untuk data kepuasan
konsumen. Kemudian hasil dari metode kano digunakan untuk metode AHP
(Analytic Hierarcy Process). Penentuan kriteria bobot tertinggi dari karakteristik
teknik produk medical latex gloves menggunakan metode Analytic Hierarcy
Process (AHP).
House of Quality dibangun berdasarkan atribut produk yang telah
terkategori. HOQ merupakan tools untuk mendapatkan respon teknis yang akan
menjadi layanan bermutu bagi pihak perusahaan. Selanjutnya diidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi proses produksi medical latex gloves dengan thinking
process theory of constraint.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1.

Pengumpulan Data

5.1.1. Data Keinginan Konsumen
Pengumpulan data keinginan konsumen dilaksanakan dengan pembagian
kuesioner dalam dua tahap. Tahap pertama berupa penyebaran kuesioner terbuka
yaitu kuesioner semi terbuka. Hasil dari kesimpulan jawaban responden
didapatkan beberapa modus yang akan menjadi butir pertanyaan pada kuesioner
tahap kedua, yaitu kuesioner tertutup.

5.1.2.

Data kepuasan konsumen
Data kepuasan konsumen merupakan informasi mengenai tingkat

kepuasan dari atribut-atribut yang diinginkan konsumen. Kuesioner kano dibuat
berdasarkan tabel fungsional dan disfungional.

5.1.3. Data Karakteristik Teknis
Data karakteristik teknis medical latex glove diisi langsung oleh pihak
pabrik yaitu supervisor bagian produksi.

5.1.4. Data Part Kritis
Data part kritis diisi langsung oleh pihak pabrik yaitu supervisor bagian
produksi yang berisi mengenai part kritis medical latex glove.

Universitas Sumatera Utara

5.1.5. Data Matriks Banding Berpasangan
Data matriks banding diperoleh dengan membandingkan variabel
karakteristik teknis dengan variabel keinginan konsumen yang diperoleh dengan
penyebaran kuesioner AHP terhadap pihak pabrik yaitu supervisor bagian
produksi.

5.2.

Pengolahan Data
Tahapan pengolahan data diawali dengan pengolahan kano, pengolahan

Quality Function and Deployment (QFD), pengolahan Analytic Hierarcy Process
(AHP), dan pengolahan theory of constraint.

5.2.1.

Pengolahan Metode Kano
Kano bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari kuisioner

tertutup yang dibagi atas fungsional dan disfungsional.

5.2.1.1. Rekapitulasi Metode Kano
Data dari tabel fungsional dan disfungsional disesuaikan dengan
ketentuan rekapitulasi Metode Kano yang dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Ketentuan Rekapitulasi Metode Kano
1
2
3
4
5

1
Q
R
R
R
R

2
A
I
I
I
R

3
A
I
I
I
R

4
A
I
I
I
R

5
O
M
M
M
Q

Sumber: (Grigoroudis, Evangelos. 2010)

Universitas Sumatera Utara

Contoh rekapitulasi data kano fungsional untuk responden 1 adalah pada
Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Kuesioner Kano Fungsional untuk Responden 1
Responden

Atribut
1
1

1

Atribut
2
1

FUNGSIONAL
Atribut Atribut Atribut
3
4
5
4
1
1

Atribut Atribut
6
7
3
1

Sumber: Pengumpulan Data

Contoh rekapitulasi data kano disfungsional untuk responden 1 adalah Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Kuesioner Kano Disfungsional untuk Responden 1
Responden
1

tribut
1
3

Atribut
2
4

DISFUNGSIONAL
Atribut Atribut Atribut
3
4
5
3
3
5

Atribut
6
5

Atribut
7
2

Sumber: Pengumpulan Data

Data ini kemudian disesuaikan melihat titik potong dari data fungsional
dan disfungsional pada Tabel 5.11. Hasil metode kano untuk Atribut 1 pada
responden pertama adalah : A.
Tabel 5.11. Contoh Berdasarkan Tabel Ketentuan Evaluasi Metode Kano

1
2
3
4
5

1
Q
R
R
R
R

2
A
I
I
I
R

3
A
I
I
I
R

4
A
I
I
I
R

5
O
M
M
M
Q

Rekapitulasi Metode Kano berdasarkan ketentuan evaluasi Metode Kano
untuk semua atribut pada responden satu dapat dilihat pada Tabel 5.12.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.12. Contoh Hasil Rekapitulasi Metode Kano untuk Responden 1
Responden
1

Metode Kano
Atribut Atribut Atribut Atribut Atribut
1
2
3
4
5
A
M
R
M
O

Atribut Atribut
6
7
O
M

Sumber: Pengolahan Data

5.2.2. Membangun Quality Function Deploymet (QFD)
5.2.2.1.Identifikasi Customer Requirement (CR)
Penentuan customer requirement diperoleh berdasarkan hasil pengolahan
dengan metode kano.

5.2.2.2.Penentuan Tingkat Kepentingan / Customer Importance (CI)
Penentuan

tingkat

kepentingan

konsumen

dilakukan

berdasarkan

klasifikasi kategori Kano dengan nilai M= 3, O = 4, A = 5 (Fiorenzo Franceschini,
2001).

5.2.2.3. Penentuan Karakteristik Produk / Technical Requirement (TR)
Penentuan karakteristik produk dilakukan dengan wawancara langsung
kepada pihak perusahaan yaitu supervisor bagian produksi.

5.2.3. Membangun Quality Function Deployment (QFD) Fase II
5.2.3.1.Menetapkan Part Kritis
Karakteristik teknis yang diperoleh pada QFD Fase I dijadikan input untuk
melaksanakan pengolahan pada QFD Fase II. Part kritis adalah karakteristik part
atau komponen yang paling utama pada produk.

Universitas Sumatera Utara

5.2.4. Pengolahan Theory of Constraints
Langkah theory of constraint (TOC) dengan tools thinking process yaitu
what to change, to what to change dan how to change the cause.

5.2.4.1.Identifikasi Masalah (What to Change)
Langkah pertama adalah menentukan masalah dalam sistem dengan
menentukan sebab-akibat yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Identifikasi Undesirable Effect (UDEs)
Output dari QFD fase II yang merupakan part critis yang harus ditemukan
solusinya (Undesirable Effect I (UDEs)) yaitu sesuatu yang tidak diinginkan
terjadi pada atribut tersebut.  
2. Pembentukan Current Reality Tree (CRT)
UDEs yang telah didapat kemudian dibentuk dalam diagram CRT untuk dilihat
hubungan sebab – akibatnya

5.2.4.2.To What To Change
Langkah ini bertujuan untuk membangun solusi sederhana dan praktis
untuk mengatasi core conflict yang sudah ditemukan dari diagram CRT. Alat yang
digunakan adalah Conflict Resolution Diagram (CRD).

5.2.4.3.How To Change The Cause
Tahap ini dilakukan dengan menggunakan prerequisite tree dan transition
tree untuk mengetahui alternatif solusi dari kendala yang ada.

Universitas Sumatera Utara

BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1

Analisis Metode Kano

6.1.1

Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel kuesioner kano terdiri dari 7 atribut produk medical latex glove.

Kuesioner kano disebarkan kepada 35 perawat bagian bedah yang diuji
validitasnya.

22

Nilai koefisien korelasi product moment lebih besar dari r tabel

0,334, maka dapat disimpulkan bahwa atribut

pertanyaan

pada kuesioner

metode Kano adalah valid atau dengan kata lain terdapat konsistensi internal
dalam variabel tersebut.
23

Nilai koefisien reliabilitas kinerja sebesar 0,336. Nilai ini lebih besar dari

nilai r tabel dengan n=35 dan derajat bebas (df) = 2 untuk taraf signifikan 5%
adalah 0,334 (terlampir). Karena nilai r hitung > r tabel, maka data dinyatakan
reliable, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner dapat dipercaya kebenaran
datanya.

6.1.2

Analisis Kategori Kano Terpilih
Kategori kano terpilih diperoleh berdasarkan nilai yang diberikan oleh

konsumen. Pemetaan kategori kano menghasilkan 4 atribut yang berada pada
kategori Attractive, 1 atribut yang berada pada kategori One dimensional dan 2

22
23

Sukaria Sinulingga, Metode Penelitian, (Ed. III; Medan: USU Press, 2015)., h. 229-232
Ibid., h. 242-246

Universitas Sumatera Utara

atribut yang berada pada kategori Must be. Perusahaan dapat melakukan prioritas
pengembangan produk berdasarkan kategori kano tiap atribut.

6.1.3

Analisis Kuantitatif Kano
Tujuan analisis kuantitatif kano adalah mengkuantifikasi hubungan antara

kepuasan konsumen (S) dengan pemenuhan keinginan konsumen (CR) dengan
sebuah persamaan24.
Hasil perbandingan desain awal dan desain hasil metode kano terlihat
perbedaan pada beberapa atribut yaitu bentuk, ketebalan, tekstur dan panjang
sarung tangan.

6.2.

Analisis Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
AHP digunakan untuk mengetahui derajat kepentingan karakteristik teknis.

Kuesioner AHP menggunakan matriks banding berpasangan antara hasil metode
kano dengan karakteristik teknis medical latex glove yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan supervisor bagian produksi.
25

Nilai CR untuk setiap unsur ≤ 0,1 sehingga jawaban responden

dinyatakan konsisten. Hal ini berarti data pada kuesioner AHP dapat dinyatakan
kebenarannya dan tidak perlu dilakukan pengisian ulang oleh responden.

24

Yuhazri. 2012. How To Measure And Identify The Ultimate Improvement Required For
Customer Satisfaction. Universiti Teknikal Malaysia Melaka Malaysia.
25
Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. Strategic Decision Making: Applying the Analytical
Hierarchy Process, (London: Springer-Verlag, ,2004)., h. 17.

Universitas Sumatera Utara

6.3.

Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD)

6.3.1. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) Fase I
26

Penentuan tingkat kepentingan konsumen dilakukan berdasarkan

klasifikasi kategori Kano dengan nilai M= 3, O = 4, A = 5 (Fiorenzo Franceschini,
2001) dan penentuan nilai sales point diperoleh dari hasil wawancara dengan
supervisor bagian produksi berdasarkan keterangan nilai sales point terhadap
variabel kebutuhan konsumen.
QFD fase I digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan dan perkiraan biaya
karakteristik teknis. Tingkat hubungan antar karakteristik teknis ditentukan oleh
manager pabrik sebagai ahli.

6.3.2. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) Fase II
QFD fase II digunakan untuk mengetahui part kritis yang mempengaruhi
mutu produk medical latex glove. Penentuan part kritis dilakukan dengan
wawancara kepada supervisor bagian produksi. Perhitungan ukuran kinerja
karakteristik part QFD fase II ditujukan untuk memperoleh nilai tingkat kesulitan,
derajat kepentingan, dan perkiraan biaya.

6.4.

Analisis Metode Theory of Constraints (TOC)

6.4.1

Analisis Identifikasi Masalah (What to Change)
Identifikasi permasalahan sistem merupakan langkah awal untuk

menentukan dasar permasalahan yang terjadi. Berdasarkan QFD fase II part kritis

26

Fiorenzo, Francheschini. Advanced Quality Function Deployment, (Washington DC: A CRC
Press Company, 2015)., h.49

Universitas Sumatera Utara

yang didapat maka diidentifikasi Undesirable Effect I (UDEs) yaitu sesuatu yang
tidak diinginkan terjadi pada kedua atribut tersebut. Undesirable effects kemudian
digambarkan pada current reality tree.

6.4.2. Analisis To What To Change
Kendala yang diidentifikasi pada current reality tree dikembangkan dalam
conflict resolution diagram untuk memperoleh alternatif solusi yang diinginkan
dalam menyelesaikan kendala-kendala yang ada.

6.4.3. Analisis How To Change the Cause
27

Berdasarkan Desirable effects kemudian digambarkan pada Future

Reality Tree. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan prerequisite tree untuk
mengetahui alternatif solusi dari kendala yang ada.
Perbaikan produk medical latex glove berdasarkan metode kano, AHP,
QFD dan Theory of constraint diperoleh kesimpulan atribut yang digunakan .

27

Ibid., h. 23-24

Universitas Sumatera Utara

BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut.
1.

Kategori atribut kano yang terpilih berdasarkan kategori attractive adalah
bentuk sarung tangan left right hand, ketebalan sarung tangan 4 mil, tekstur
sarung tangan lightly pre powdered/smooth. Kategori must be adalah panjang
sarung tangan 25 cm dan jenis ujung pergelangan sarung tangan rolled cuff.
kategori one dimensional adalah warna sarung tangan putih.

2.

Derajat kepentingan dari setiap karakteristik teknis dari yang terbesar hingga
yang terkecil berdasarkan bobot proritas yang diperoleh dengan AHP yaitu
komposisi campuran bahan dispersi dengan latex, ketelitian proses stripping,
suhu pada proses dipping, kebersihan pencucian cetakan (former), keakuratan
proses leaching, dan kesesuaian dimensi produk sarung tangan.

3.

Tingkat kesulitan tertinggi sampai terendah yaitu komposisi campuran bahan
dispersi dengan latex, kesesuaian dimensi sarung tangan, kebersihan
pencucian cetakan (former), suhu pada proses dipping, keakuratan proses
leaching, dan ketelitian proses stripping. Perkiraan biaya dari yang tertinggi
dan yang terendah yatiu komposisi campuran bahan dispersi dengan latex,
kesesuaian dimensi sarung tangan, kebersihan pencucian cetakan (former),
suhu pada proses dipping, keakuratan proses leaching, dan ketelitian proses

Universitas Sumatera Utara

stripping. Part kritis yang diperoleh dari QFD fase II dengan ukuran kinerja
tertinggi adalah ketebalan lapisan dan daya tahan keretakan (tensile) sarung
tangan. dengan tingkat kesulitan 4, derajat kepentingan masing-masing 27,
dan perkiraan biaya masing-masing 22
4.

Faktor yang mempengaruhi proses produksi medical latex glove berdasarkan
thinking process adalah perbaikan komposisi larutan coagulant dan pemilihan
jenis kompon lateks.

5.

Perbaikan produk sarung tangan yang dihasilkan adalah bentuk sarung tangan
Left Right Hand, ketebalan sarung tangan 4 mil, elongasi sarung tangan
650%, tekstur sarung tangan Lightly Pre Powdered/Smooth, warna sarung
tangan putih, panjang sarung tangan 25 cm dan jenis ujung pergelangan
sarung tangan rolled cuff.

7.2

Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut

1.

PT. Sharmrock Manufacturing Corpora sebaiknya mempertimbangkan
perbaikan produk medical latex glove untuk meningkatkan penjualan produk

2.

Penelitian selanjutnya disarankan agar memperhitungkan biaya akibat
penggantian bahan.

3.

Penelitian selanjutnya, sebaiknya diteliti perbandingan kinerja produk setelah
dan sebelum digunakan bahan yang baru.

4.

Penelitian selanjutnya disarankan mengembangkan metode perancangan yang
digunakan.

Universitas Sumatera Utara