Perbaikan Produk Medical Latex Gloves dengan Menggunakan Quality Function Deployment dan Theory of Constraint

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. 2004. Strategic Decision Making: Applying the Analytical Hierarchy Process. London: Springer-Verlag.

Boman ,Anders, et.all. 2004. Protective Gloves for Occupational Use.Second Edition. Boca Raton London New York Washington, D.C. : CRC Press Chandra, abun. 2015. Medan : PT. Sharmrock Manufacturing Corpora

Chowdhury, Md. MarufHossan, dkk. 2015. A Framework For Selecting Optimal Strategies To Mitigate The Corporate Sustainability Barriers. Australia: Curtin University Perth.

Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment, How to Make QFD Work For You. New York :Addison- Wesley Publishing Company.

Day, Ronald G. 1993. Quality Function Deployment. USA: ASQC Quality Press Departemen Perindustrian. 2009. Roadmap Industri Pengolahan Karet dan

Barang Karet. Jakarta

Effendi, Edwin. 2015. Medan : Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Erto, Pasquale. 2009. Statistic for Innovation. Italia : Springer-Verlag

Francheschini, Fiorenzo. 2002. Advanced Quality Function Deployment. Washington DC : A CRC Press Company

Grigoroudis, Evangelos. 2010. Customer Satisfaction Evaluation. London : Springer New York Dordrecht Heidelberg.

Kahn, Kenneth B. 2006. New Product Forecasting : An Applied Approach. New York : M.E. Sharpe, Inc.

Kutz, Myer. 2002. Handbook of Material Selection. New York: John Wiley & Sons, Inc

Marsongko. 2013. Preparation of gloves from radiaion pre-vulcanized and sulphur vulcanized natural rubber latex. J.Kimia Kemasan


(2)

Mital, Anil. 2008. Product Development A structured Approach to Consumer Product Development, Design and Manufacture. USA : Elsevier

Palumbo, Federica. 2015. Developing A New Service for The Digital Traveler Satisfaction: The Smart Tourist App. Italy : Sapienza University.

Qureshi, Muhammad Imran, dkk. 2014. The Delphi Method for Internationalization of Higher Education in Pakistan:Integrating Theory of Constraints and Quality Function Deployment. Pakistan : Departmen of Management Sciences.

_____________. 2006. Decision Making with the Analytic Network Process: Economic, Political, Social and Technological Applications with Benefits, Opportunities, Costs and Risks, (USA: Springer)

Sinulingga, Sukaria, 2015. Metodologi Penelitian. Cetakan III. Medan: USU Press Suef, Mokh. 2013. Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Responses: a

Conceptual Model. Proceeding of Industrial Engineering and Service Science

William, Deffimer H. 1997. Goldrat’s Theory of Constariants: A System Approach to Continuous Improvement. Wisconsin: ASQC Quality Press. Winston, Product. 2014. The Most Innovative Tie Down Product on the Planet.

USA: Diamond Parkway

Wu, Chang-Tzuoh,dkk. 2014. Developing a Kano-Based Evaluation Model for Innovation Design. Taiwan: Hindawi Publishing Corporation.

Yang , Chang Lin,dkk. 2015. Integrating the Thinking Processn into the Product Design Chain. Taiwan: The Official Electronic Publication of the National Association of Industrial Technology.

Yuhazri. 2012. How To Measure And Identify The Ultimate Improvement Required For Customer Satisfaction. Malaysia : Universiti Teknikal Malaysia Melaka


(3)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Proses Perancangan Produk1

Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep menjadi informasi nyata. Perancangan berbeda dengan membuat atau membangun.

2Perancangan adalah penerapan prinsip-prinsip teknis dan ilmiah untuk mengatur komponen sebuah perangkat. Perangkat disesuaikan dan diwujudkan untuk mencapai hasil tertentu, harus memenuhi enam persyaratan sebagaimana digariskan oleh Pye (1989).

3.2. Model Kano 3

Konsultan TQM di Jepang Noriaki Kano, telah memberikan model yang sangat berguna mengenai kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan karakteristik produk.

4Model Kano mengklasifikasikan atribut kualitas ke dalam dimensi

kualitas yang berbeda, juga direpresentasikan dalam Gambar 3.1. sebagai berikut 1. Must Be quality: Atribut kualitas ini diambil untuk diberikan ketika terpenuhi

tetapi hasil dari ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.

1 Anil Mital, et all. Product Development A structured Approach to Consumer Product

Development, Design and Manufacture. (Cet. USA : Elsevier, 2008)., h. 37 2 Ibid., h. 49-51

3 Lou Cohen, Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You, (USA : Addison-Wesley Publishing Company,1995), h.36 

4 Grigoroudis, Evangelos. 2010. Customer Satisfaction Evaluation. Springer New York Dordrecht Heidelberg London. p 81-84.


(4)

2. One-Dimensional quality: Hasil atribut dalam kepuasan ketika terpenuhi dan hasil dari ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.

3. Attractive quality: Atribut kualitas menyediakan kepuasan ketika sepenuhnya tercapai tetapi tidak menyebabkan ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi. 4. Indefferent quality: Atribut tersebut mengacu pada aspek dari produk juga

tidak baik atau buruk, dan demikian, atribut tersebut tidak membuat kepuasan atau ketidakpuasan.

5. Reverse quality: Kategori ini mirip dengan one-dimensional quality, tetapi mengacu pada derajat tinggi dari prestasi yang dihasilkan dalam ketidakpuasan dan sebaliknya.

Pengenalan Rata-rata Better dan Worse, menunjukkan bagaimana kuat pengaruh atribut dalam mempengaruhi kepuasan, atau dalam perihal ketidak pemenuhan ketidakpuasan konsumen.

Tabel evaluasi Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Evaluasi Kano

Sumber: Grigoroudis, Evangelos (2010)


(5)

5Bentuk standarnya, kuesioner model Kano terdiri dari dua jenis

pertanyaan untuk setiap kebutuhan konsumen: pertanyaan fungsional menerima perasaan konsumen ketika kebutuhan terpenuhi dan pertanyaan disfungsional menerima perasaan konsumen ketika kebutuhan tidak terpenuhi. Penggabungan kedua jawaban dalam evaluasi tabel kano, kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan berdasarkan kategori yang didefinisikan sebelumnya.

3.3. Analytical Hierarchy Process (AHP)6

AHP menyediakan cara menguraikan masalah kedalam sebuah subproblem hierarki dimana dengan mudahnya dipahami dan dievaluasi secara subjektif. Metodologi dari AHP dapat dijelaskan dengan langkah sebagai berikut: 1. Masalah diuraikan ke dalam bentuk hirarki tujuan, kriteria, sub-kriteria, dan

alternatif.

2. Data yang dikumpulkan dari para ahli atau pengambil keputusan sesuai dengan struktur hirarki. Para ahli dapat menilai perbandingan sebagai equal, marginally strong, strong, very strong, and extremely strong.

3. Banyak kriteria dari matriks berpasangan dihasilkan di langkah kedua diatur ke dalam matriks persegi.

4. Prinsip eigenvalue dan normalisasi korespon matriks komparasi dari eigenvector memberikan kepentingan relatif dari berbagai kriteria yang dibandingkan.

5Erto, Pasquale. 2009. Statistic for Innovation. Springer-Verlag Italia. P 13-14.

6 Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. Strategic Decision Making: Applying the Analytical


(6)

5. Konsistensi dari matriks dan order dievaluasi. Konsistensi index, CI, dirumuskan sebagai berikut.

Dimana adalah maksimum eigenvalue dari matriks pertimbangan. CI dibandingkan dengan Random Matrix, RI. Perbandingan antara CI/ RI, disebut sebagai Consistency Ratio, CR. Saaty menyampaikan bahwa nilai dari CR mesti lebih kecil dari 0,1.

6. Penilaian terhadap setiap alternatif ditambahkan dengan bobot dari masing kriteria dan di-aggregate untuk mendapatkan penilaian dengan penjelasan tiap kriteria.

3.4. Quality Function Deployment 7

Matriks pertama yang digunakan pada QFD yaitu dengan menggunakkan House of Quality.8Prosedur penggunaan matriks HOQ adalah :

1. Diidentifikasi keinginan responden (customer requirements). 2. Diidentifikasi tingkat kepentingan (customer importance). 3. Menentukan karakteristik teknis produk.

4. Menetapkan hubungan antar karakteristik teknis

7 Fiorenzo Francheschini, Advanced Quality Function Deployment, (Washington DC : A CRC Press Company, 2002), h. 27.


(7)

5. Menetapkan tingkat hubungan karakteristik teknis produk dengan keinginan konsumen.

6. Menyusun matriks perencanaan (planning matrix). 7. Perhitungan Bobot Kepentingan (Importance Weight) 8. Perhitungan bobot kepentingan relatif (relative weight) 9. Membangun matriks house of quality (HoQ)

9Komponen penting dalam menyusun QFD-The House of Quality dapat

dilihat pada Gambar 3.6.

Sumber : Lou Cohen (1995)

Gambar 3.6. House of Quality

3.5. QFD Fase II10

Fase II merupakan pengembangan desain berdasarkan part kritis produk. Karakteristik part merupakan ukuran kinerja pada tahap fase II ini. Quality Function Deployment memiliki 4 fase dapat dilihat pada Gambar 3.7.

9 Lou Cohen, Op.Cit, h.11-13 10 Ibid., hal. 311-312


(8)

Sumber: Lou Cohen (1995)

Gambar 3.7. Four-Phase QFD Model

Pada produk total awal dibagi ke dalam sub sistem, dan sub sistem dibagi lagi ke dalam part yang lebih kecil. Pada tahap ini, karakteristik yang terpenting pada setiap part adalah perhitungan.

3.5.1. Design Deployment11

Kebutuhan teknis prioritas yang didapatkan pada House of Quality dijadikan sebagai input pada matriks Design Deployment. Contoh dari matriks Design Deployment dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Sumber: Ronald G. Day (1993)

Gambar 3.9. Matriks Design Deployment

11Ronald G Day, Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers. (Wisconsin : ASQC Quality Press, 1993), h. 128-130.


(9)

3.6. Thinking Process Theory of Constraint12

3.6.1. Current Reality Tree (CRT)

Current Reality Tree (CRT) adalah alat untuk menganalisis masalah. Alat tersebut membantu kita memeriksa logika sebab dan akibat dibelakang situasi yang terjadi. CRT dimulai dengan efek yang tidak diinginkan disekitar kita dan membantu kita mengidentifikasi sedikit akar permasalahan, atau permasalahan inti tunggal.

3.6.2. Evaporating Cloud (EC)

Goldratt mendesign Conflict Resolution Diagram (CRD) dimana disebut sebagai evaporating cloud untuk menyelesaikan konflik tersembunyi yang melanggengkan masalah kronis.

3.6.3. Future Reality Tree (FRT)

Future Reality Tree (FRT) menyajikan dua tujuan. Pertama, memungkinkan untuk memeriksa tindakan yang perlu diambil, berdasarkan fakta, untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kedua, memungkinkan untuk mengidentifikasi konsekuensi baru dari tindakan yang dilakukan, dan mendapatkan di tunas.

12 Dettmer, H William, Goldratt’s Theory of Constraints: A Systems Approach to Continuous


(10)

3.6.4. Prereequisite Tree

Prereequisite tree membantu dalam implementasi keputusan. Rintangan diidentifikasikan untuk langkah yang perlu diambil dan langkah terbaik untuk menghadapi rintangan tersebut.

3.6.5. Transition Tree

Transition tree dapat memberikan langkah detail untuk implementasi dari tindakan. Alat tersebut menyediakan kedua langkah dan detail setiap langkah. Keterkaitan logical tool dengan tiga manajemen pertanyaan tentang perubahan dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Tabel 3.4. Logical Tool

Stage of change Applicable Logical Tool

What to change? Current Reality Tree

What to change to? Conflict Resolution Diagram, Future Reality Tree

How to cause the change? Prereequisite tree, Transition tree

3.7. Alat Ukur dalam Reliabilitas dan Validitas 3.7.1. Validitas Data13

Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid.

Cara yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah melalui analisis korelasi (correlational analysis). Analisis korelasi dilaksanakan dengan


(11)

menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson, yaitu sebagai berikut :

Dimana, r = koefisien korelasi antara X dan Y X = skor variabel independen X Y = skor variabel independen Y

3.7.2. Reliabilitas Data14

Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut. Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien tersebut ialah :





t

b

k

k

r

2 2

11

1

1

dimana,

r11 = Reliabilitas instrumen (koefisien Alpha Cronbach) k = Jumlah butir pertanyaan dalam instrumen

b 2

 = Jumlah varians butir-butir pertanyaan t

2

 = Varians total

14Ibid., h. 240-251


(12)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT Shamrock Manufacturing Corpora berlokasi di Jalan Raya Medan–Namorambe Km 9,5 Ps.IV, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dilaksanakan mulai dari bulan September 2015 - November 2015 dan RSU Dr. Pirngadi berlokasi di Jl. H.M. Yamin No.47 Medan.

4.2. Jenis Penelitian15

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian terapan (applied research) .

4.3. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu produk medical latex glove.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen16

a. Atribut produk

b. Karakteristik konsumen

15 Sukaria Sinulingga, Metodologi Penelitian, (Edisi 3, Medan: USU press, 2011), h. 31 16Ibid., h. 86


(13)

c. Karakteristik teknis 2. Variabel Dependen17

a. Usulan perbaikan desain produk

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian18

Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Sumber : Pengolahan Data

Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian

4.6. Defenisi Variabel Operasional

Berdasarkan variabel independen dan dependen, maka didefenisikan variabel operasional yaitu :

1. Atribut produk yaitu daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk 2. Karakteristik konsumen yaitu penilaian konsumen terhadap produk

3. Karakteristik teknis yaitu kemampuan teknis dalam perbaikan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen

4. Usulan perbaikan desain produk merupakan hasil penelitian berupa saran yang diberikan kepada perusahaan.

17Ibid., h. 85


(14)

4.7. Rancangan Penelitian

Langkah-langkah proses penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Sumber : Pengolahan Data

Gambar 4.3. Langkah-langkah Proses Penelitian

4.8. Pengumpulan Data 4.8.1. Sumber Data

Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Data primer19

Data primer yaitu meliputi:

19Ibid., h. 173


(15)

a. Data keluhan konsumen

Data keluhan merupakan permasalahan awal yang berisi informasi mengenai keluhan terhadap penggunaan produk.

b. Data keinginan konsumen

Data keinginan konsumen merupakan informasi mengenai atribut produk yang diinginkan konsumen.

c. Data kepuasan konsumen

Data kepuasan konsumen merupakan informasi mengenai tingkat kepuasan dari atribut-atribut yang diinginkan konsumen.

d. Data karakteristik teknis

Data ini merupakan persyaratan kemampuan teknis dalam perancangan produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

Data ini merupakan data yang akan diberi penilaian bobot prioritas dengan matriks banding berpasangan.

f. Data part kritis

Data part kritis merupakan data ukuran kinerja dari karakteristik part/ bahan produk.

g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis Data ini merupakan data yang akan diberi penilaian bobot prioritas dengan matriks banding berpasangan.


(16)

2. Data sekunder20

Data sekunder adalah data mengenai PT. Sharmrock Manufacturing Corpora.

4.8.2. Metode Pengumpulan data21

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer

a. Data Keluhan Konsumen

Data keluhan diperoleh melalui teknik survei. b. Data keinginan konsumen

Data keinginan konsumen diperoleh melalui studi kepustakaan dan teknik survei.

c. Data kepuasan konsumen

Data kepuasan konsumen diperoleh melalui teknik survei. d. Data karakteristik teknis

Data karakteristik teknis dan hubungannya diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, teknik survei dan studi kepustakaan.

e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis diperoleh melalui teknik observasi, wawancara , teknik survei dan studi kepustakaan.

20Ibid., h. 174


(17)

f. Data part kritis

Data part kritis dan hubungannya diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, teknik survei dan studi kepustakaan.

g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, teknik survei dan studi kepustakaan.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi di PT. Sharmrock Manufacturing Corpora.

4.9. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu sebagai berikut. 1. Data primer

a. Data Keluhan Konsumen

Data keluhan konsumen menggunakan instrumen kuesioner pendahuluan. b. Data keinginan konsumen

Data keinginan konsumen menggunakan instrumen kuesioner semi terbuka. c. Data kepuasan konsumen

Data kepuasan konsumen menggunakan instrumen kuesioner tertutup kano. d. Data karakteristik teknis

Data karakteristik teknis dan hubungannya menggunakan instrumen kuesioner penentuan karakteristik teknis.


(18)

e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis menggunakan instrumen kuesioner analytical hierarchy process (AHP).

f. Data part kritis

Data part kritis dan hubungannya menggunakan instrumen kuesioner penentuan part kritis dan kuesioner penentuan hubungan karakteristik teknis dan part kritis pada QFD Fase II.

g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis menggunakan instrumen kuesioner analytical hierarchy process (AHP).

4.10. Populasi dan Sampel

Ukuran sampel yang digunakan adalah sebagai berikut. 1. Data primer

a. Data Keluhan Konsumen

Gambaran awal tentang permasalahan diketahui dengan menyebarkan kuesioner pendahuluan kepada 30 perawat yang dijadikan sebagai sumber informasi (Sukaria Sinulingga, 2013). Penentuan sampel menggunakan metode non probability sampling yaitu metode snowball sampling.


(19)

Populasi yang diambil adalah jumlah perawat bagian bedah yang bertugas di RSUD Dr. Pirngadi di Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada semua elemen populasi karena subjeknya yang relatif sedikit yaitu 35 orang atau disebut dengan penelitian populasi. Penentuan jumlah responden ini berdasarkan metode sampling yang digunakan yaitu total sampling (penelitian populasi)

c. Data kepuasan konsumen

Sama halnya dengan kuesioner semi terbuka, penelitian dilakukan pada semua elemen populasi karena subjeknya yang relatif sedikit yaitu 35 orang perawat bagian bedah. Penentuan jumlah responden ini berdasarkan metode sampling yang digunakan yaitu total sampling (penelitian populasi).

d. Data karakteristik teknis

Teknik sampling yang digunakan adalah judgment sampling. Kuesioner karakteristik teknis diberikan kepada 1 orang yang ahli dalam proses produksi. Rensponden yang dipilih berasal dari pabrik yaitu orang yang ahli terhadap proses produksi sarung tangan. (Lou Cohen,1995).

e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan karakteristik teknis

Kuesioner AHP diisi oleh para expert (Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai, 2004). Expert dalam bidang produksi yaitu supervisor bagian produksi. Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling.


(20)

f. Data part kritis

Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling. Pemilihan teknik sampling ini berdasarkan buku Ronald G. Day (1993) yang mengatakan bahwa sampling yang digunakan dalam penentuan part kritis adalah pihak perusahaan yaitu supervisor bagian produksi.

g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis Kuesioner AHP diisi oleh para expert ((Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai, 2004). Expert dalam bidang produksi yaitu supervisor bagian produksi. Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling

4.11. Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data diawali dengan mengumpulkan data keinginan konsumen sehingga diperoleh modus yang akan digunakan untuk data kepuasan konsumen. Kemudian hasil dari metode kano digunakan untuk metode AHP (Analytic Hierarcy Process). Penentuan kriteria bobot tertinggi dari karakteristik teknik produk medical latex gloves menggunakan metode Analytic Hierarcy Process (AHP).

House of Quality dibangun berdasarkan atribut produk yang telah terkategori. HOQ merupakan tools untuk mendapatkan respon teknis yang akan menjadi layanan bermutu bagi pihak perusahaan. Selanjutnya diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi medical latex gloves dengan thinking process theory of constraint.


(21)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Keinginan Konsumen

Pengumpulan data keinginan konsumen dilaksanakan dengan pembagian kuesioner dalam dua tahap. Tahap pertama berupa penyebaran kuesioner terbuka yaitu kuesioner semi terbuka. Hasil dari kesimpulan jawaban responden didapatkan beberapa modus yang akan menjadi butir pertanyaan pada kuesioner tahap kedua, yaitu kuesioner tertutup.

5.1.2. Data kepuasan konsumen

Data kepuasan konsumen merupakan informasi mengenai tingkat kepuasan dari atribut-atribut yang diinginkan konsumen. Kuesioner kano dibuat berdasarkan tabel fungsional dan disfungional.

5.1.3. Data Karakteristik Teknis

Data karakteristik teknis medical latex glove diisi langsung oleh pihak pabrik yaitu supervisor bagian produksi.

5.1.4. Data Part Kritis

Data part kritis diisi langsung oleh pihak pabrik yaitu supervisor bagian produksi yang berisi mengenai part kritis medical latex glove.


(22)

5.1.5. Data Matriks Banding Berpasangan

Data matriks banding diperoleh dengan membandingkan variabel karakteristik teknis dengan variabel keinginan konsumen yang diperoleh dengan penyebaran kuesioner AHP terhadap pihak pabrik yaitu supervisor bagian produksi.

5.2. Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data diawali dengan pengolahan kano, pengolahan Quality Function and Deployment (QFD), pengolahan Analytic Hierarcy Process (AHP), dan pengolahan theory of constraint.

5.2.1. Pengolahan Metode Kano

Kano bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari kuisioner tertutup yang dibagi atas fungsional dan disfungsional.

5.2.1.1. Rekapitulasi Metode Kano

Data dari tabel fungsional dan disfungsional disesuaikan dengan ketentuan rekapitulasi Metode Kano yang dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Ketentuan Rekapitulasi Metode Kano

1 2 3 4 5

1 Q A A A O

2 R I I I M

3 R I I I M

4 R I I I M

5 R R R R Q


(23)

Contoh rekapitulasi data kano fungsional untuk responden 1 adalah pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Kuesioner Kano Fungsional untuk Responden 1

Respon-den FUNGSIONAL Atribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4 Atribut 5 Atribut 6 Atribut 7

1 1 1 4 1 1 3 1

Sumber: Pengumpulan Data

Contoh rekapitulasi data kano disfungsional untuk responden 1 adalah Tabel 5.10. Tabel 5.10. Kuesioner Kano Disfungsional untuk Responden 1

Respon-den DISFUNGSIONAL tribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4 Atribut 5 Atribut 6 Atribut 7

1 3 4 3 3 5 5 2

Sumber: Pengumpulan Data

Data ini kemudian disesuaikan melihat titik potong dari data fungsional dan disfungsional pada Tabel 5.11. Hasil metode kano untuk Atribut 1 pada responden pertama adalah : A.

Tabel 5.11. Contoh Berdasarkan Tabel Ketentuan Evaluasi Metode Kano

1 2 3 4 5

1 Q A A A O

2 R I I I M

3 R I I I M

4 R I I I M

5 R R R R Q

Rekapitulasi Metode Kano berdasarkan ketentuan evaluasi Metode Kano untuk semua atribut pada responden satu dapat dilihat pada Tabel 5.12.


(24)

Tabel 5.12. Contoh Hasil Rekapitulasi Metode Kano untuk Responden 1 Respon-den Metode Kano Atribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4 Atribut 5 Atribut 6 Atribut 7

1 A M R M O O M

Sumber: Pengolahan Data

5.2.2. Membangun Quality Function Deploymet (QFD) 5.2.2.1.Identifikasi Customer Requirement (CR)

Penentuan customer requirement diperoleh berdasarkan hasil pengolahan dengan metode kano.

5.2.2.2.Penentuan Tingkat Kepentingan / Customer Importance (CI)

Penentuan tingkat kepentingan konsumen dilakukan berdasarkan klasifikasi kategori Kano dengan nilai M= 3, O = 4, A = 5 (Fiorenzo Franceschini, 2001).

5.2.2.3. Penentuan Karakteristik Produk / Technical Requirement (TR)

Penentuan karakteristik produk dilakukan dengan wawancara langsung kepada pihak perusahaan yaitu supervisor bagian produksi.

5.2.3. Membangun Quality Function Deployment (QFD) Fase II

5.2.3.1.Menetapkan Part Kritis

Karakteristik teknis yang diperoleh pada QFD Fase I dijadikan input untuk melaksanakan pengolahan pada QFD Fase II. Part kritis adalah karakteristik part atau komponen yang paling utama pada produk.


(25)

5.2.4. Pengolahan Theory of Constraints

Langkah theory of constraint (TOC) dengan tools thinking process yaitu what to change, to what to change dan how to change the cause.

5.2.4.1.Identifikasi Masalah (What to Change)

Langkah pertama adalah menentukan masalah dalam sistem dengan menentukan sebab-akibat yaitu dengan cara sebagai berikut:

1. Identifikasi Undesirable Effect (UDEs)

Output dari QFD fase II yang merupakan part critis yang harus ditemukan solusinya (Undesirable Effect I (UDEs)) yaitu sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada atribut tersebut.  

2. Pembentukan Current Reality Tree (CRT)

UDEs yang telah didapat kemudian dibentuk dalam diagram CRT untuk dilihat hubungan sebab – akibatnya

5.2.4.2.To What To Change

Langkah ini bertujuan untuk membangun solusi sederhana dan praktis untuk mengatasi core conflict yang sudah ditemukan dari diagram CRT. Alat yang digunakan adalah Conflict Resolution Diagram (CRD).

5.2.4.3.How To Change The Cause

Tahap ini dilakukan dengan menggunakan prerequisite tree dan transition tree untuk mengetahui alternatif solusi dari kendala yang ada.


(26)

BAB VI

ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL

6.1 Analisis Metode Kano

6.1.1 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel kuesioner kano terdiri dari 7 atribut produk medical latex glove. Kuesioner kano disebarkan kepada 35 perawat bagian bedah yang diuji validitasnya. 22 Nilai koefisien korelasi product moment lebih besar dari r tabel 0,334, maka dapat disimpulkan bahwa atribut pertanyaan pada kuesioner metode Kano adalah valid atau dengan kata lain terdapat konsistensi internal dalam variabel tersebut.

23Nilai koefisien reliabilitas kinerja sebesar 0,336. Nilai ini lebih besar dari

nilai r tabel dengan n=35 dan derajat bebas (df) = 2 untuk taraf signifikan 5% adalah 0,334 (terlampir). Karena nilai r hitung > r tabel, maka data dinyatakan reliable, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner dapat dipercaya kebenaran datanya.

6.1.2 Analisis Kategori Kano Terpilih

Kategori kano terpilih diperoleh berdasarkan nilai yang diberikan oleh konsumen. Pemetaan kategori kano menghasilkan 4 atribut yang berada pada kategori Attractive, 1 atribut yang berada pada kategori One dimensional dan 2

22 Sukaria Sinulingga, Metode Penelitian, (Ed. III; Medan: USU Press, 2015)., h. 229-232 23Ibid., h. 242-246


(27)

atribut yang berada pada kategori Must be. Perusahaan dapat melakukan prioritas pengembangan produk berdasarkan kategori kano tiap atribut.

6.1.3 Analisis Kuantitatif Kano

Tujuan analisis kuantitatif kano adalah mengkuantifikasi hubungan antara kepuasan konsumen (S) dengan pemenuhan keinginan konsumen (CR) dengan sebuah persamaan24.

Hasil perbandingan desain awal dan desain hasil metode kano terlihat perbedaan pada beberapa atribut yaitu bentuk, ketebalan, tekstur dan panjang sarung tangan.

6.2. Analisis Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP digunakan untuk mengetahui derajat kepentingan karakteristik teknis. Kuesioner AHP menggunakan matriks banding berpasangan antara hasil metode kano dengan karakteristik teknis medical latex glove yang diperoleh dari hasil wawancara dengan supervisor bagian produksi.

25Nilai CR untuk setiap unsur 0,1 sehingga jawaban responden

dinyatakan konsisten. Hal ini berarti data pada kuesioner AHP dapat dinyatakan kebenarannya dan tidak perlu dilakukan pengisian ulang oleh responden.

24 Yuhazri. 2012. How To Measure And Identify The Ultimate Improvement Required For

Customer Satisfaction. Universiti Teknikal Malaysia Melaka Malaysia.

25 Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. Strategic Decision Making: Applying the Analytical


(28)

6.3. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) 6.3.1. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) Fase I

26Penentuan tingkat kepentingan konsumen dilakukan berdasarkan

klasifikasi kategori Kano dengan nilai M= 3, O = 4, A = 5 (Fiorenzo Franceschini, 2001) dan penentuan nilai sales point diperoleh dari hasil wawancara dengan supervisor bagian produksi berdasarkan keterangan nilai sales point terhadap variabel kebutuhan konsumen.

QFD fase I digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan dan perkiraan biaya karakteristik teknis. Tingkat hubungan antar karakteristik teknis ditentukan oleh manager pabrik sebagai ahli.

6.3.2. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) Fase II

QFD fase II digunakan untuk mengetahui part kritis yang mempengaruhi mutu produk medical latex glove. Penentuan part kritis dilakukan dengan wawancara kepada supervisor bagian produksi. Perhitungan ukuran kinerja karakteristik part QFD fase II ditujukan untuk memperoleh nilai tingkat kesulitan, derajat kepentingan, dan perkiraan biaya.

6.4. Analisis Metode Theory of Constraints (TOC) 6.4.1 Analisis Identifikasi Masalah (What to Change)

Identifikasi permasalahan sistem merupakan langkah awal untuk menentukan dasar permasalahan yang terjadi. Berdasarkan QFD fase II part kritis

26 Fiorenzo, Francheschini. AdvancedQuality Function Deployment, (Washington DC: A CRC Press Company, 2015)., h.49


(29)

yang didapat maka diidentifikasi Undesirable Effect I (UDEs) yaitu sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada kedua atribut tersebut. Undesirable effects kemudian digambarkan pada current reality tree.

6.4.2. Analisis To What To Change

Kendala yang diidentifikasi pada current reality tree dikembangkan dalam conflict resolution diagram untuk memperoleh alternatif solusi yang diinginkan dalam menyelesaikan kendala-kendala yang ada.

6.4.3. Analisis How To Change the Cause

27Berdasarkan Desirable effects kemudian digambarkan pada Future Reality Tree. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan prerequisite tree untuk mengetahui alternatif solusi dari kendala yang ada.

Perbaikan produk medical latex glove berdasarkan metode kano, AHP, QFD dan Theory of constraint diperoleh kesimpulan atribut yang digunakan .

27Ibid., h. 23-24


(30)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Kategori atribut kano yang terpilih berdasarkan kategori attractive adalah bentuk sarung tangan left right hand, ketebalan sarung tangan 4 mil, tekstur sarung tangan lightly pre powdered/smooth. Kategori must be adalah panjang sarung tangan 25 cm dan jenis ujung pergelangan sarung tangan rolled cuff. kategori one dimensional adalah warna sarung tangan putih.

2. Derajat kepentingan dari setiap karakteristik teknis dari yang terbesar hingga yang terkecil berdasarkan bobot proritas yang diperoleh dengan AHP yaitu komposisi campuran bahan dispersi dengan latex, ketelitian proses stripping, suhu pada proses dipping, kebersihan pencucian cetakan (former), keakuratan proses leaching, dan kesesuaian dimensi produk sarung tangan.

3. Tingkat kesulitan tertinggi sampai terendah yaitu komposisi campuran bahan dispersi dengan latex, kesesuaian dimensi sarung tangan, kebersihan pencucian cetakan (former), suhu pada proses dipping, keakuratan proses leaching, dan ketelitian proses stripping. Perkiraan biaya dari yang tertinggi dan yang terendah yatiu komposisi campuran bahan dispersi dengan latex, kesesuaian dimensi sarung tangan, kebersihan pencucian cetakan (former), suhu pada proses dipping, keakuratan proses leaching, dan ketelitian proses


(31)

stripping. Part kritis yang diperoleh dari QFD fase II dengan ukuran kinerja tertinggi adalah ketebalan lapisan dan daya tahan keretakan (tensile) sarung tangan. dengan tingkat kesulitan 4, derajat kepentingan masing-masing 27, dan perkiraan biaya masing-masing 22

4. Faktor yang mempengaruhi proses produksi medical latex glove berdasarkan thinking process adalah perbaikan komposisi larutan coagulant dan pemilihan jenis kompon lateks.

5. Perbaikan produk sarung tangan yang dihasilkan adalah bentuk sarung tangan Left Right Hand, ketebalan sarung tangan 4 mil, elongasi sarung tangan 650%, tekstur sarung tangan Lightly Pre Powdered/Smooth, warna sarung tangan putih, panjang sarung tangan 25 cm dan jenis ujung pergelangan sarung tangan rolled cuff.

7.2 Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut

1. PT. Sharmrock Manufacturing Corpora sebaiknya mempertimbangkan perbaikan produk medical latex glove untuk meningkatkan penjualan produk 2. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperhitungkan biaya akibat

penggantian bahan.

3. Penelitian selanjutnya, sebaiknya diteliti perbandingan kinerja produk setelah dan sebelum digunakan bahan yang baru.

4. Penelitian selanjutnya disarankan mengembangkan metode perancangan yang digunakan.


(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan PT Shamrock Manufacturing Corpora

PT Shamrock Manufacturing Corpora adalah perusahaan yang bergerak di

bidang produksi sarung tangan latex tetapi hanya memproduksi sarung tangan

dengan jenis powdered dan powder free. Dahulu PT Shamrock Manufacturing

Corpora memiliki nama PT Eka Wira kemudian akhir tahun 2001 dilakukan

perubahan nama untuk mempermudah pelanggan dalam mengingat nama (brand

image) perusahaan menjadi PT Shamrock Manufacturing Corpora dengan Akte No. 22. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1989. Pada saat ini perusahaan beroperasi di atas tanah dengan luas ± 3 hektar, yang diatasnya terdiri atas beberapa gedung dengan mesin produksi sarung tangan dan beberapa gedung

penyimpanan hasil produksi serta tangki latex.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT Shamrock Manufacturing Corpora adalah perusahaan yang bergerak

dibidang produksi sarung tangan latex. Sarung tangan yang diproduksi digunakan

oleh medical grade dan industrial grade.

2.3. Lokasi Perusahaan

Kantor pemasaran PT Shamrock Manufacturing Corpora berkedudukan di Jalan Pemuda No. 11 Medan sedangkan lokasi pabrik PT Shamrock


(33)

Manufacturing Corpora terletak di Jalan Raya Medan, Namorambe pasar IV Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

2.5. Proses Produksi

Proses produksi yang dilakukan perusahaan dilakukan dengan teknologi tangki oven yang memanfaatkan energi panas sebagai penggerak sistem permesinan yang bekerja secara otomatis.

2.5.1. Bahan yang Digunakan 2.5.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku yang digunakan ada 2 jenis

antara lain adalah latex karet alam dan latex sintesis. Latex karet alam (havea

braziliensis) merupakan latex hasil dari perkebunan milik PT. Shamrock di Aek

Kanopan dan Rantau Parapat, sedangkan latex karet sintesis merupakan karet

latex buatan yang diimpor dari Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris.

2.5.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah:

1. Etiket digunakan untuk mengemas sarung tangan sebanyak 100 buah. 2. Karton digunakan untuk mengemas etiket, 1 karton berisi 10 etiket


(34)

3. Isolatip digunakan untuk menutup karton dan menempel label 4. Lakban digunakan untuk menguatkan kemasan

5. Sachet digunakan sebagai tempat kemasan sarung tangan.

2.5.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang digunakan adalah :

1. Air sebagai pelarut dan pencampur zat-zat kimia

2. Sulfur atau belerang sebagai bahan untuk mempercepat proses pematangan sarung tangan

3. ZnO digunakan sebagai penangkal oksidasi

4. ZDEC (Zinc Diethyl Dithiocarbornate) sebagai bahan akselator atau untuk mempercepat proses pelekatan sarung tangan pada cetakan.

5. KOH digunakan sebagai stabilizer latex

6. CaCO3 dan absoro digunakan untuk mempermudah pencabutan agar sarung

tangan tidak lengket.

7. ZDBC ( Zinc Dibuthyl Dithiocarbamate) digunakan untuk mempertahankan

nilai CTR (Carbondioxide Transferred Rate) pada compound sehingga dapat

bertahan selama 24 jam

8. TiO2 digunakan sebagai bahan pigmen atau pemutih


(35)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis, menilai, memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non-fisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada. Perkembangan teknologi yang semakin pesat menyebabkan perubahan yang cepat terhadap dunia usaha. Perusahaan dituntut untuk terus berinovasi dan menciptakan produk berkualitas dalam mempertahankan eksistensi di pasar yang penuh persaingan.

Industri manufaktur dituntut untuk menghasilkan produk sesuai kebutuhan konsumen dengan harapan tinggi terhadap fungsi produk. Perbaikan produk menuntut kualitas karakteristik produk sesuai dengan kebutuhan konsumen. Kondisi ini terjadi di PT Shamrock Manufacturing Corpora yang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi sarung tangan karet.

Sarung tangan karet digunakan untuk keperluan medis, industri dan keperluan rumah tangga. Peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan industri medis terutama keberadaan rumah sakit serta kesadaran manusia terhadap kesehatan menyebabkan peningkatan kebutuhan sarung tangan karet sebagai alat pelindung diri.

Jenis sarung tangan karet dengan volume produksi paling tinggi di PT Shamrock Manufacturing Corpora adalah medical latex gloves. Produk ini


(36)

digunakan di rumah sakit dan klinik oleh petugas medis seperti dokter dan perawat. Petugas medis merupakan objek yang memiliki resiko tinggi terkontaminasi bakteri. Penggunaan sarung tangan karet bertujuan untuk melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari mikroorganisme pada tangan petugas dan kontak terhadap lingkungan. Spesifikasi Medical Latex Gloves dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Spesifikasi Produk Medical Latex Gloves

No Atribut Spesifikasi

1 Panjang 238-242 mm

2 Lebar Telapak Tangan 95±5 mm 3 Ketebalan Jari 4,5 mil 4 Ketebalan Telapak Tangan 4,0 mil

5 Kekuatan Tarik 18 Mpa

6 Elongasi Akhir 650%

7 Warna Sarung Tangan Putih Lateks

Sumber : PT. Sharmrock Manufacturing Corpora

Produk ini dipilih karena merupakan salah satu produk dengan volume penjualan paling besar dibanding produk sarung tangan jenis lainnya. Pada periode terakhir ini penjualannya menurun setiap kuartalnya. Tingkat penurunan penjualan produk akibat adanya penolakan pasar terhadap produk yang disebabkan adanya keluhan dari konsumen mengenai produk Medical Latex Gloves. Data keluhan ini dikumpulkan dari penyebaran 30 kuesioner pendahuluan terhadap perawat yang menggunakan produk medical latex glove produksi PT. Sharmrock Manufacturing Coorpora.


(37)

Keluhan terhadap produk disebabkan oleh rancangan produk yang tidak sesuai dengan harapan konsumen sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor yang menjadi penyebabnya. Adanya keluhan konsumen juga merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan penjualan dimana konsumen dapat membeli merek produk pesaing yang sesuai keinginan konsumen. Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan perbaikan terhadap produk dengan mengidentifikasi kepuasan konsumen menggunakan metode kano, menerjemahkannya kedalam persyaratan teknis menggunakan metode Quality Function Deployment serta menemukan faktor yang mempengaruhi proses produksi menggunakan metode thinking process dari theory of constraint.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah memperbaiki produk dengan berfokus pada perancangan produk dan menemukenali kendala yang dialami pada proses perancangan sehingga didapatkan perbaikan produk dengan memenuhi keinginan konsumen.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan usulan perbaikan produk medical latex glove sesuai keinginan konsumen.

Tujuan khusus penelitian ini adalah:


(38)

2. Mengidentifikasi bobot kriteria tertinggi dari karakteristik teknik produk menggunakan Analytic Hierarcy Process (AHP)

3. Menentukan tingkat kesulitan dan perkiraan biaya karakteristik teknik produk dengan menggunakan Quality Function Development (QFD).

4. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi dengan thinking process theory of constraint.

Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi mahasiswa

Meningkatkan kompetensi mengobservasi, menganalisis dan evaluasi terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan disiplin ilmu khususnya ilmu teknik industri dan membandingkannya dengan teori yang ada.

2. Manfaat bagi perusahaan.

Memberikan informasi bagi perusahaan dalam pemilihan dan penggunaan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen guna meningkatkan daya saing perusahaan.

3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah :

1. Penelitian dilakukan pada produk medical latex gloves di PT Shamrock Manufacturing Corpora


(39)

2. Penelitian untuk desain produk medical latex gloves

3. Langkah-langkah pengolahan data menggunakan metode QFD dibatasi sampai fase II.

4. Kendala yang diatasi pada metode thinking process theory of constraint dibatasi hanya pada departemen produksi

Asumsi dalam penelitian yang dilakukan adalah :

1. Kondisi internal perusahaan tidak mengalami perubahan yang signifikan selama penelitian berlangsung

2. Semua fasilitas dan peralatan yang digunakan berada dalam kondisi baik. 3. Operator telah menguasai pekerjaannya dalam proses produksi produk.

4. Produk di PT Sharmrock Manufacuring Corpora dengan desain saat ini masih tetap digemari pasar


(40)

ABSTRAK

Perbaikan produk menuntut karakteristik kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidakpuasaan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan perbaikan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Perbaikan produk dilakukan dengan mengetahui kepuasan konsumen berdasarkan model kano. Hasil pemetaan kategori kano menghasilkan 4 atribut kategori Attractive, 1 atribut kategori one dimensional dan 2 atribut kategori must be. Langkah berikutnya adalah menentukan prioritas perbaikan dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD bertujuan untuk menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteristik teknik yang tepat. Integrasi metode QFD dengan metode AHP digunakan untuk mengetahui bobot hubungan atribut dengan karakteristik teknis. Karakteristik teknis terpenting berdasarkan QFD Fase I adalah komposisi campuran bahan dispersi dengan latex, kesesuaian dimensi sarung tangan dan kebersihan pencucian cetakan (former) dengan tingkat kesulitan masing-masing sebesar 4, derajat kepentingan masing-masing sebesar 30,10 dan 10 serta perkiraan biaya masing-masing sebesar 20. Karakteristik teknis yang terpilih pada QFD fase I digunakan sebagai input QFD fase II. Part kritis adalah karakteristik part atau komponen yang paling utama pada produk. Pada QFD fase II, penetuan part kritis merupakan input hubungan dengan karakteristik teknik. Part kritis yang terpenting pada QFD fase II adalah ketebalan lapisan dan daya tahan keretakan (tensile) sarung tangan. Part critis yang diperoleh digunakan sebagai input theory of constraint (TOC). TOC digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses produksi. Faktor yang paling berpengaruh terhadap proses produksi medical latex glove adalah perbaikan komposisi larutan coagulant dan pemilihan jenis kompon lateks.


(41)

PERBAIKAN PRODUK MEDICAL LATEX GLOVES DENGAN

MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN

THEORY OF CONSTRAINT

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh W A H Y U N I S N I M . 1 1 0 4 0 3 0 4 7

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N


(42)

(43)

(44)

(45)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini.

Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat akademis menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penelitian tugas akhir dijalankan di PT Sharmrock Manufacuring Corpoora yang bergerak di bidang manufacturing produksi sarung tangan karet. Tugas akhir ini berjudul “Perbaikan Produk Medical Latex Gloves dengan Menggunakan Quality Function Deployment dan Theory of Constraint”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan tugas akhir ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaannya di lain waktu.

Akhir kata, penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS FEBRUARI 2016


(46)

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk merasakan dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah memberikan nikmat kesehatan dan ilmu kepada penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Ucapan terima kasih terbesar penulis ucapkan kepada kedua orang tua Waldemar Sinambela dan Cahaya Pinta Siahaan yang tak henti-hentinya mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil. Penulis menyadari tidak dapat membalas kasih sayang yang telah diberikan. Tugas sarjana ini merupakan salah satu bentuk balas budi dan ucapan terimakasih penulis kepada kedua orang tua tercinta.

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknis, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas Sarjana.


(47)

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, M.T. selaku Dosen Pembimbing I dan Kepala Laboratorium Sistem Produksi atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana 4. Bapak Erwin Sitorus, S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing II atas waktu,

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana.

5. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang menjadi bekal dalam penulisan tugas sarjana ini

6. Bapak Ridho Y Sitepu yang telah mengizinkan serta membantu penulis melakukan penelitian di PT Sharmrock Manufacturing Corpoora dan Bapak Abun Chandra selaku pembimbing lapangan yang telah membantu penulis dalam pengumpulan data.

7. Pimpinan RSUD. DR.Pirngadi yang telah mengizinkan melakukan penelitian penulis dalam pengumpulan data.

8. Kedua adik-adikku tercinta Walvenmars Sinambela dan Wilvantri Sinambela yang selalu memberi dukungan moril

9. Staff pegawai Teknik Industri, bang Mijo, bang Ridho, kak Dina, bang Nurmansyah, kak Ani, bang Awal dan kak Rahma yang telah membantu dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini

10.Rekan seperjuangan di PT Sharmrock Manufacturing Corpoora, Ayu Setianingsih, Hendro dan M.Rizky Syahputra yang saling membantu dan mendukung selama penelitian


(48)

11. Teman seperjuangan bimbingan Fitri Agnesia, Ayu Setianingsih, Ifra Annisa, Hendro, M. Rizky Syahputra, Julius, Andy Prima

12. Rekan-rekan asisten Laboratorium Sistem Produksi Fitri, Ayu, Ifra, Hendro, Rizky, Julius, Andy dan adik-adik kesayangan Eric, Marini, Chaidir, Claudia, Rahmawati, Anita, Conan, Jovianto

13. Kak Fina, Kak Adel, Kak Rini yang telah membantu penulis berupa diskusi metode yang penulis gunakan dalam penelitian

14. Teman dekat dari awal semester hingga saat ini Mutiara, Fitri, Angel, Debora, Holongan, Dicky, Wanpider, Donald, Syahputra, Alex, Reny, Fernando dan Hilda yang telah mendukung penulis dalam proses penyelesaian laporan 15. Teman serumah Mutiara, Angel, Donna dan Nadhia yang telah mendukung

penulis dalam proses penyelesaian laporan tugas sarjana.

16. Rekan-rekan Anak Domba Allah yang telah memberikan dukungan

17. Rekan rekan mahasiswa Teknik Industri 2011 (GIELAS) yang telah memberikan dukungan.

18. Seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu, namun telah memberikan dukungan, bantuan, dan inspirasi yang sangat berharga.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat-Nya kepada pihak-pihak yang telah membantu selama menyusun tugas akhir ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS FEBRUARI 2016


(49)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KEPUTUSAN SIDANG KOLOKIUM ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

ABSTRAK ... xxiii

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Rumusan Masalah ... I-6 1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-7 1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-8 1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-8


(50)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.1. Sejarah Perusahaan PT Shamrock Manufacturing

Corpora ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2

2.4. Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.4.1.Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2 2.4.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab ... II-4 2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja ... II-6 2.5. Proses Produksi ... II-6 2.5.1.Bahan yang Digunakan ... II-7 2.5.1.1.Bahan Baku ... II-7 2.5.1.2.Bahan Tambahan ... II-7 2.5.1.3.Bahan Penolong ... II-7 2.5.2.Uraian Proses ... II-8

2.6. Mesin dan Peralatan ... II-13 2.6.1.Mesin Produksi ... II-13 2.6.2.Peralatan ... II-14

III

LANDASAN TEORI ...

III-1


(51)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.2. Model Kano ... III-3 3.3. Analytic Hierarchy Process (AHP) ... III-8 3.4. Quality Function Deployment ... III-10 3.5. QFD Fase II ... III-16 3.5.1. Design Deployment ... III-18 3.6. Thinking Process Theory of Constraint ... III-20 3.6.1. Current Reality Tree ... III-20 3.6.2. Evaporating Cloud (EC) ... III-20 3.6.3. Future Reality Tree ... III-21 3.6.4. Prereequisite Tree ... III-22 3.6.5. Transition Tree ... III-22 3.7. Alat Ukur dalam Reliabilitas dan Validitas... III-23 3.7.1. Validitas Data ... III-23 3.7.2. Reliabilitas Data ... III-24

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Objek Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-2


(52)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

4.5. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.6. Definisi Variabel Operasional ... IV-3 4.7. Rancangan Penelitian ... IV-4 4.8. Pengumpulan Data ... IV-7 4.8.1. Sumber Data ... IV-7

4.8.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-8 4.9. Instrumen Penelitian ... IV-9 4.10. Populasi, dan Sampel ... IV-11 4.11. Pengolahan Data ... IV-14 4.11.1. Pengolahan Kano ... IV-15 4.11.2. Pengolahan Analytic Hierarchy Process (AHP) ... IV-16 4.11.3. Membuat Matriks House of Quality ... IV-17 4.11.4. Pengolahan Theory of Constraints ... IV-18 4.12. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-19 4.13. Kesimpulan dan Saran ... IV-19

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Data Keinginan Konsumen ... V-1 5.1.2. Data kepuasan konsumen ... V-4


(53)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.1.3. Data Karakteristik Teknis ... V-5 5.1.4. Data Part Kritis ... V-6 5.1.5. Data Matriks Banding Berpasangan ... V-6 5.2. Pengolahan Data ... V-11 5.2.1. Pengolahan Model Kano ... V-12

5.2.1.1. Rekapitulasi Model Kano ... V-12 5.2.1.2. Uji Validitas Model Kano ... V-15 5.2.1.3. Uji Reliabilitas Model Kano ... V-21 5.2.1.4. Identifikasi Atribut Berdasarkan Model Kano ... V-23

5.2.1.4.1. Analisis Kuantitas Kano ... V-25

5.2.1.4.1.1. Menghitung Nilai CS dan DS ... V-25

5.2.1.4.1.2. Menetukan Titik

CS dan DS ... V-26 5.2.1.4.1.3. Menentukan

Fungsi Kepuasan


(54)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.1.4.1.4. Melakukan

Plotting Kurva Fungsi Kepuasan

Konsumen ... V-30 5.2.2. Membangun Quality Function Deploymet (QFD) V-31 5.2.2.1. Identifikasi Customer Requirement (CR) . V-31

5.2.2.2. Penentuan Tingkat Kepentingan /

Customer Importance (CI) ... V-31 5.2.2.3. Penentuan Karakteristik Produk /

Technical Requirement (TR) ... V-33 5.2.2.4. Penetapan Hubungan antara Technical

Requirement (TR) ... V-33 5.2.2.5. Membuat Hirarki Hubungan antara

Customer Requirement dan Technical

Requirement ... V-34 5.2.2.6. Penetapan Tingkat Hubungan antara

Customer Requirement dan Technical

Requirement ... V-35 5.2.27. Penyusunan Matriks House of Quality


(55)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

5.2.3. Membangun Quality Function Deployment

(QFD) Fase II ... V-46 5.2.3.1. Menetapkan Part Kritis ... V-46 5.2.3.2. Menetapkan Hubungan antara Part Kritis V-47 5.2.3.3.Menetapkan Hubungan antara

Karakteristik Teknis dengan Part Kritis V-48 5.2.3.4. Penentuan Technical Matrix ... V-54 5.2.4. Pengolahan Theory of Constraints ... V-56

5.2.4.1. Identifikasi Masalah (What to Change) .... V-56 5.2.4.2. To What To Change ... V-58 5.2.4.3. How To Change The Cause ... V-60

VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1

6.1. Analisis Metode Kano ... VI-1 6.1.1. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... VI-1 6.1.2. Analisis Kategori Kano Terpilih ... VI-2 6.1.3. Analisis Kuantitatif Kano ... VI-3 6.2. Analisis Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) .... VI-5 6.3. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) .... VI-7


(56)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

6.3.1. Analisis Metode Quality Function Deployment

(QFD) Fase I ... VI-7 6.3.2. Analisis Metode Quality Function Deployment

(QFD) Fase II ... VI-9 6.4. Analisis Metode Theory of Constraints (TOC) ... VI-11

6.4.1. Analisis Identifikasi Masalah (What to Change) .. VI-11 6.4.2. Analisis To What To Change ... VI-12 6.4.3. Analisis How To Change the Cause ... VI-14

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2


(57)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Spesifikasi Produk Medical Latex Gloves ... I-2 1.2. Penjualan Produk Medical Latex Gloves ... I-3 1.3. Keluhan Konsumen ... I-3 2.1. Jam Kerja Karyawan Kantor ... II-6 2.2. Jam Kerja Karyawan Pabrik ... II-6 3.1. Atribut Produk ... III-3 3.2. Evaluasi Kano ... III-6 3.3. Skala Gradasi untuk Alternatif Komparasi Kuantitatif ... III-9 3.4. Logical Tool ... III-23 4.1. Spesifikasi Produk ... IV-10 4.2. Data Jumlah Perawat Bagian Bedah di RSUD Dr. Pirngadi . IV-11 4.3. Tujuan dan Hubungan Tool Thingking Process ... IV-18 5.1. Rekapitulasi Data Keinginan Konsumen ... V-2 5.2. Rekapitulasi Kuesioner Kano Fungsional ... V-4 5.3. Rekapitulasi Kuesioner Kano Disfungsional ... V-5 5.4. Rekapitulasi Data Karakteristik Teknis ... V-5 5.5. Rekapitulasi Data Part Kritis ... V-6 5.6. Rekapitulasi Data Matriks Banding Berpasangan Keinginan


(58)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.7. Rekapitulasi Data Matriks Banding Berpasangan

Karakteristik Teknis dengan Part Kritis ... V-9 5.8. Ketentuan Rekapitulasi Model Kano ... V-11 5.9. Kuesioner Kano Fungsional untuk Responden 1 ... V-11 5.10. Kuesioner Kano Disfungsional untuk Responden 1... V-12 5.11. Contoh Berdasarkan Tabel Ketentuan Evaluasi Model Kano V-12 5.12. Contoh Hasil Rekapitulasi Model Kano untuk Responden 1 V-12 5.13. Rekapitulasi Hasil Model Kano ... V-13 5.14. Ketentuan Pembobotan Model Kano ... V-13 5.15. Hasil Pembobotan Model Kano ... V-14 5.16. Tabulasi Jawaban Responden untuk Model Kano ... V-15 5.17. Proporsi dan Nilai Z Setiap Skala ... V-15 5.18. Nilai Skala Interval ... V-17 5.19. Nilai Skala Interval Model Kano ... V-17 5.20. Uji Validitas Atribut 1 (X1) Model Kano ... V-19

5.21. Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... V-20 5.22. Perhitungan Varians Model Kano ... V-21 5.23. Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut ... V-23 5.24. Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut Menurut Blauth’s


(59)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.25. Penentuan Nilai CS dan DS untuk Tiap Atribut ... V-25 5.26. Penentuan Nilai CS dan DS untuk Tiap Atribut ... V-26 5.27. Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut ... V-29 5.28. Customer Requirement ... V-30 5.29. Customer Importance (CI) ... V-30 5.30. Keterangan Nilai Sales Point ... V-31 5.31. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-31 5.32. Karakteristik Teknis ... V-32 5.33. Bobot setiap Kriteria untuk Unsur Bentuk Sarung Tangan

Left Right Hand ... V-35 5.34. Bobot setiap Kriteria untuk setiap Unsur ... V-36 5.35. Random Consistency Index ... V-39 5.36. Rekapitulasi nilai CR setiap Unsur ... V-40 5.37. Kategori Tingkat Kesulitan ... V-41 5.38. Total Bobot untuk Setiap Karakteristik Teknis ... V-43 5.39. Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya dan Derajat

Kepentingan ... V-43 5.40. Kesimpulan Karakteristik Teknis House of Quality Fase I ... V-45 5.41. Part Kritis ... V-45 5.42. Bobot untuk Setiap Unsur Part Kritis ... V-49


(60)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

5.43. Rekapitulasi Nilai CR setiap Unsur Pada Part Kritis ... V-52 5.44. Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya, dan Derajat

Kepentingan QFD fase II ... V-54 5.45. Kesimpulan Part Kritis ... V-55 5.46. Identifikasi Undesirable Effects ... V-56 5.47. Undesirable Effects vs Desirable Effects ... V-59 5.48. Solusi Perbaikan Produk ... V-61 6.1. Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... VI-1 6.2. Pemetaan Kategori Kano ... VI-2 6.3. Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut ... VI-3 6.4. Perbandingan Desain Awal dengan Desain Hasil Metode

Kano ... VI-6 6.5. Nilai CR setiap Unsur ... VI-7 6.6. Nilai CI dan Net Sales ... VI-8 6.7. Hasil Penilaian Hubungan Kano dan QFD Fase I ... VI-9 6.8. Hasil Penilaian QFD Fase I Terhadap Part Kritis ... VI-10 6.9. Undesirable Effects ... VI-11 6.10. Undesirable Effects vs Desirable Effects ... VI-14 6.11. Solusi untuk Injection ... VI-15 6.12. Solusi Perbaikan Produk ... VI-16


(61)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1. Medical Latex Gloves ... I-3 2.1. Struktur Organisasi PT Shamrock Manufacturing Corpora ... II-3 3.1. Diagram Kano ... III-5 3.2. Kuesioner Kano Tradisional ... III-7 3.3. Kuesioner Kano Sederhana ... III-7 3.4. Struktur Umum Hirarki ... III-8 3.5. Format dari Perbandingan Berpasangan ... III-9 3.6. House of Quality ... III-14 3.7. Four-Phase QFD Model ... III-16 3.8. Part Characteristics Deployment ... III-17 3.9. Matriks Design Deployment ... III-18 3.10. Current Tree Analysis ... III-20 3.11. Evaporating Cloud (EC) ... III-21 3.12. Future Reality Tree ... III-21 3.13. Prereequisite Tree ... III-22 3.14. Transition Tree ... III-23 4.1. Medical Latex Gloves ... IV-1 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.3. Langkah-Langkah Proses Penelitian ... IV-6 4.4. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-15


(62)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

4.5. Blok Diagram Pengolahan Data Model KANO ... IV-16 4.6. Blok Diagram Pengolahan AHP ... IV-16 4.7. Blok DiagramPembangunan House Of Quality Fase I ... IV-17 4.8. Diagram Alir Pembangunan House Of Quality QFD FaseII IV-18 4.9. Block Diagram Pengolahan Theory of Constraint ... IV-19 5.1. Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen ... V-29 5.2. Hubungan Antar Karakteristik Teknis ... V-33 5.3. Hirarki Hubungan antara Customer Requirement dan

Technical Requirement ... V-34 5.4. Matriks Antara CR dengan TR ... V-40 5.5. House of Quality Fase I ... V-44 5.6. Hubungan Antar Part Kritis ... V-46 5.7. Hirarki Hubungan Antara Technical Requirement dan Part

Critis ... V-47 5.8. Hubungan Antar Part Kritis dan Karakteristik Teknis ... V-53 5.9. House of Quality Fase II ... V-54 5.10. Current Reality Tree (CRT) UDEs1 ... V-56 5.11. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Larutan


(63)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.12. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Kompon

Latex ... V-58 5.13. Future Reality Tree (FRT) ... V-60 5.14. Prerequisite Tree ... V-60 5.15. Desain Perbaikan Produk ... V-62 6.1. Hubungan Customer Requirement dan Karakteristik Teknis VI-5 6.2. Matriks Customer Requirement dan Karakteristik Teknis ... VI-6 6.3. Ukuran Kinerja QFD Fase I ... VI-8 6.4. Ukuran Kinerja QFD Fase II ... VI-10 6.5. Current Reality Tree (CRT) ... VI-12 6.6. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Larutan

Sesuai ... VI-13 6.7. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Kompon

Latex ... VI-13 6.8. Future Reality Tree (FRT) ... VI-14 6.9. Prerequisite Tree ... VI-15 6.10. Perbaikan Produk ... VI-16


(64)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

HALAMAN

1. Kuesioner Pendahuluan ... L-1 2. Kuesioner Semi Terbuka ... L-2 3. Kuesioner Tertutup ... L-3 4. Kuesioner Karakteristik Teknik ... L-4 5. Kuesioner Net Sales Point ... L-5 6. Kuesioner Karakteristik Teknik dan Hubungannya ... L-6 7. Kuesioner AHP Karakteristik Teknik ... L-7 8. Kuesioner Part Critis ... L-8 9. Kuesioner Part Critis dan Hubungannya ... L-9 10. Kuesioner AHP Part Kritis ... L-10 11. Tabel Distribusi Normal ... L-11 12. Tabel R Product Moment ... L-12 13. Form Tugas Akhir ... L-13 14 Surat Penjajakan ... L-14 15. Surat Balasan Perusahaan PT Sharmrock Manufacturing

Corpoora ... L-15 16. Surat Balasan Rumah Sakit Umum Daerah DR. Pirngadi ... L-16 17. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-17 18. Lembar Asistensi Dosen ... L-18 19. Lembar Asistensi Pembimbing Lapangan ... L-19


(65)

ABSTRAK

Perbaikan produk menuntut karakteristik kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidakpuasaan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan perbaikan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Perbaikan produk dilakukan dengan mengetahui kepuasan konsumen berdasarkan model kano. Hasil pemetaan kategori kano menghasilkan 4 atribut kategori Attractive, 1 atribut kategori one dimensional dan 2 atribut kategori must be. Langkah berikutnya adalah menentukan prioritas perbaikan dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD bertujuan untuk menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteristik teknik yang tepat. Integrasi metode QFD dengan metode AHP digunakan untuk mengetahui bobot hubungan atribut dengan karakteristik teknis. Karakteristik teknis terpenting berdasarkan QFD Fase I adalah komposisi campuran bahan dispersi dengan latex, kesesuaian dimensi sarung tangan dan kebersihan pencucian cetakan (former) dengan tingkat kesulitan masing-masing sebesar 4, derajat kepentingan masing-masing sebesar 30,10 dan 10 serta perkiraan biaya masing-masing sebesar 20. Karakteristik teknis yang terpilih pada QFD fase I digunakan sebagai input QFD fase II. Part kritis adalah karakteristik part atau komponen yang paling utama pada produk. Pada QFD fase II, penetuan part kritis merupakan input hubungan dengan karakteristik teknik. Part kritis yang terpenting pada QFD fase II adalah ketebalan lapisan dan daya tahan keretakan (tensile) sarung tangan. Part critis yang diperoleh digunakan sebagai input theory of constraint (TOC). TOC digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses produksi. Faktor yang paling berpengaruh terhadap proses produksi medical latex glove adalah perbaikan komposisi larutan

coagulant dan pemilihan jenis kompon lateks.


(1)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN 5.43. Rekapitulasi Nilai CR setiap Unsur Pada Part Kritis ... V-52

5.44. Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya, dan Derajat

Kepentingan QFD fase II ... V-54 5.45. Kesimpulan Part Kritis ... V-55 5.46. Identifikasi Undesirable Effects ... V-56 5.47. Undesirable Effects vs Desirable Effects ... V-59 5.48. Solusi Perbaikan Produk ... V-61 6.1. Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... VI-1 6.2. Pemetaan Kategori Kano ... VI-2 6.3. Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut ... VI-3 6.4. Perbandingan Desain Awal dengan Desain Hasil Metode

Kano ... VI-6 6.5. Nilai CR setiap Unsur ... VI-7 6.6. Nilai CI dan Net Sales ... VI-8 6.7. Hasil Penilaian Hubungan Kano dan QFD Fase I ... VI-9 6.8. Hasil Penilaian QFD Fase I Terhadap Part Kritis ... VI-10 6.9. Undesirable Effects ... VI-11 6.10. Undesirable Effects vs Desirable Effects ... VI-14 6.11. Solusi untuk Injection ... VI-15 6.12. Solusi Perbaikan Produk ... VI-16


(2)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN 1.1. Medical Latex Gloves ... I-3

2.1. Struktur Organisasi PT Shamrock Manufacturing Corpora ... II-3 3.1. Diagram Kano ... III-5 3.2. Kuesioner Kano Tradisional ... III-7 3.3. Kuesioner Kano Sederhana ... III-7 3.4. Struktur Umum Hirarki ... III-8 3.5. Format dari Perbandingan Berpasangan ... III-9 3.6. House of Quality ... III-14 3.7. Four-Phase QFD Model ... III-16 3.8. Part Characteristics Deployment ... III-17 3.9. Matriks Design Deployment ... III-18 3.10. Current Tree Analysis ... III-20 3.11. Evaporating Cloud (EC) ... III-21 3.12. Future Reality Tree ... III-21 3.13. Prereequisite Tree ... III-22 3.14. Transition Tree ... III-23 4.1. Medical Latex Gloves ... IV-1 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3 4.3. Langkah-Langkah Proses Penelitian ... IV-6 4.4. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-15


(3)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN 4.5. Blok Diagram Pengolahan Data Model KANO ... IV-16

4.6. Blok Diagram Pengolahan AHP ... IV-16 4.7. Blok DiagramPembangunan House Of Quality Fase I ... IV-17 4.8. Diagram Alir Pembangunan House Of Quality QFD FaseII IV-18 4.9. Block Diagram Pengolahan Theory of Constraint ... IV-19 5.1. Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen ... V-29 5.2. Hubungan Antar Karakteristik Teknis ... V-33 5.3. Hirarki Hubungan antara Customer Requirement dan

Technical Requirement ... V-34 5.4. Matriks Antara CR dengan TR ... V-40 5.5. House of Quality Fase I ... V-44 5.6. Hubungan Antar Part Kritis ... V-46 5.7. Hirarki Hubungan Antara Technical Requirement dan Part

Critis ... V-47 5.8. Hubungan Antar Part Kritis dan Karakteristik Teknis ... V-53 5.9. House of Quality Fase II ... V-54 5.10. Current Reality Tree (CRT) UDEs1 ... V-56 5.11. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Larutan


(4)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN 5.12. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Kompon

Latex ... V-58 5.13. Future Reality Tree (FRT) ... V-60 5.14. Prerequisite Tree ... V-60 5.15. Desain Perbaikan Produk ... V-62 6.1. Hubungan Customer Requirement dan Karakteristik Teknis VI-5 6.2. Matriks Customer Requirement dan Karakteristik Teknis ... VI-6 6.3. Ukuran Kinerja QFD Fase I ... VI-8 6.4. Ukuran Kinerja QFD Fase II ... VI-10 6.5. Current Reality Tree (CRT) ... VI-12 6.6. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Larutan

Sesuai ... VI-13 6.7. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Kompon

Latex ... VI-13 6.8. Future Reality Tree (FRT) ... VI-14 6.9. Prerequisite Tree ... VI-15 6.10. Perbaikan Produk ... VI-16


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

HALAMAN

1. Kuesioner Pendahuluan ... L-1 2. Kuesioner Semi Terbuka ... L-2 3. Kuesioner Tertutup ... L-3 4. Kuesioner Karakteristik Teknik ... L-4 5. Kuesioner Net Sales Point ... L-5 6. Kuesioner Karakteristik Teknik dan Hubungannya ... L-6 7. Kuesioner AHP Karakteristik Teknik ... L-7 8. Kuesioner Part Critis ... L-8 9. Kuesioner Part Critis dan Hubungannya ... L-9 10. Kuesioner AHP Part Kritis ... L-10 11. Tabel Distribusi Normal ... L-11 12. Tabel R Product Moment ... L-12 13. Form Tugas Akhir ... L-13 14 Surat Penjajakan ... L-14 15. Surat Balasan Perusahaan PT Sharmrock Manufacturing

Corpoora ... L-15 16. Surat Balasan Rumah Sakit Umum Daerah DR. Pirngadi ... L-16 17. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-17 18. Lembar Asistensi Dosen ... L-18 19. Lembar Asistensi Pembimbing Lapangan ... L-19


(6)

ABSTRAK

Perbaikan produk menuntut karakteristik kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidakpuasaan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan perbaikan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Perbaikan produk dilakukan dengan mengetahui kepuasan konsumen berdasarkan model kano. Hasil pemetaan kategori kano menghasilkan 4 atribut kategori Attractive, 1 atribut kategori one dimensional dan 2 atribut kategori must be. Langkah berikutnya adalah menentukan prioritas perbaikan dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD bertujuan untuk menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteristik teknik yang tepat. Integrasi metode QFD dengan metode AHP digunakan untuk mengetahui bobot hubungan atribut dengan karakteristik teknis. Karakteristik teknis terpenting berdasarkan QFD Fase I adalah komposisi campuran bahan dispersi dengan latex, kesesuaian dimensi sarung tangan dan kebersihan pencucian cetakan (former) dengan tingkat kesulitan masing-masing sebesar 4, derajat kepentingan masing-masing sebesar 30,10 dan 10 serta perkiraan biaya masing-masing sebesar 20. Karakteristik teknis yang terpilih pada QFD fase I digunakan sebagai input QFD fase II. Part kritis adalah karakteristik part atau komponen yang paling utama pada produk. Pada QFD fase II, penetuan part kritis merupakan input hubungan dengan karakteristik teknik. Part kritis yang terpenting pada QFD fase II adalah ketebalan lapisan dan daya tahan keretakan (tensile) sarung tangan. Part critis yang diperoleh digunakan sebagai input theory of constraint (TOC). TOC digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses produksi. Faktor yang paling berpengaruh terhadap proses produksi medical latex glove adalah perbaikan komposisi larutan

coagulant dan pemilihan jenis kompon lateks. Kata Kunci : Kano Model, QFD, AHP, TOC