Hubungan antara Menopause dengan Sindrom Mulut Terbakar di Kelurahan Padang Bulan Medan

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tubuh

wanita

akan

mengalami

beberapa

kali

perubahan

karena


ketidakseimbangan dari hormon estrogen dan progesteron, yaitu saat pubertas,
menstruasi, kehamilan, dan menopause.1,2 Perubahan tersebut merupakan tahap
perkembangan yang normal dalam kehidupan seorang wanita, namun masa
menopause seringkali dikhawatirkan oleh sebagian wanita.2,3
Menopause adalah fase dimana berhentinya menstruasi secara permanen
akibat perubahan fungsi hormonal dan reproduksi dari ovarium.2-5 Masa sebelum
menopause, hormon estrogen sudah mulai berkurang yang menyebabkan siklus
menstruasi mulai tidak teratur sampai akhirnya berhenti secara permanen. Seseorang
dikatakan menopause apabila sudah 12 bulan berturut-turut tidak mengalami
menstruasi.4,5 Menopause biasanya terjadi pada wanita antara usia 45-55 tahun.3-7
Data jumlah wanita yang berusia 50 tahun keatas dan diperkirakan memasuki
usia menopause dari tahun ke tahun

mengalami peningkatan. Jumlah wanita

menopause di Asia, menurut data WHO pada tahun 2025 akan meningkat dari 107
juta jiwa menjadi 373 juta jiwa.8 Depkes RI (2005), memperkirakan penduduk
Indonesia pada tahun 2020 akan mencapai 262,6 juta jiwa dengan jumlah wanita yang
hidup dalam usia menopause sekitar 30,3 juta.8,9 Secara demografi terjadinya

peningkatan jumlah wanita usia menopause akan menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang memerlukan penanganan khusus, karena terjadinya menopause tidak
hanya berdampak pada sistem reproduktif wanita tetapi juga berpengaruh pada
kondisi fisik, psikologi dan termasuk perubahan rongga mulut.8,9
Perubahan rongga mulut pada wanita menopause terjadi karena proses
hypoestrogenisme.2 Perubahan estrogen yang dapat mempengaruhi mukosa vagina,
juga dapat mempengaruhi mukosa oral karena histologi dan responnya terhadap
hormon estrogen sama.2,4 Estrogen dapat mempengaruhi mukosa oral secara langsung

2

atau melalui mekanisme saraf sehingga mengubah kesehatan periodontal dan
masalah rongga mulut lainnya seperti xerostomia, meningkatnya insiden karies,
perubahan pengecapan, osteoporosis, infeksi kandida, dan sensasi terbakar pada
mukosa mulut yang disebut dengan Sindrom Mulut Terbakar (SMT).1,2,4,5
Sindrom Mulut Terbakar (SMT) merupakan salah satu manifestasi rongga
mulut yang sering ditemukan pada wanita menopause.10-12 SMT adalah sensasi nyeri
terbakar pada mukosa oral yang terjadi secara kronis tanpa adanya kelainan mukosa.
SMT berlangsung setidaknya 4-6 bulan dan paling sering melibatkan lidah. Lokasi
lain yang dapat terjadi adalah bibir, mukosa bukal, palatum, daerah yang tertutup gigi

tiruan lepasan, dasar mulut, dan biasanya terjadi bilateral.1,4,5
Prevalensi SMT pada populasi umum berada diantara 0,7-15%.13,14 SMT perlu
mendapat perhatian dari tenaga kesehatan, karena selain sensasi terbakar pada
mukosa oral, SMT juga dapat memberikan dampak yang merugikan dan
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.15,16 Pasien sering mengeluhkan rasa sakit
yang menjadikannya sulit tidur karena intensitas rasa nyerinya semakin tinggi di
malam hari. Selain itu akan muncul rasa tidak nyaman dan gelisah sehingga pasien
menjadi mudah cemas, marah, dan depresi.15
SMT sering dikaitkan dengan menopause karena meningkatnya insidensi
SMT pada wanita setelah menopause.10,11 Penelitian yang dilakukan oleh Gao dkk
(2009) di Cina, 75,9% dari 87 kasus SMT terjadi pada wanita dan 47 (54%)
diantaranya terjadi pada wanita pascamenopause.13 Popa dkk (2011) meneliti hal
yang sama pada 118 penderita SMT, 72% terjadi pada wanita dan distribusi paling
banyak pada usia diatas 50 tahun yaitu sekitar 72,9%. Hasil penelitian ini
menunjukkan wanita dengan usia diatas 50 tahun khususnya pascamenopause lebih
berisiko mengalami SMT.17

Sasireka dkk (2013) dalam penelitiannya tentang

manifestasi rongga mulut pada wanita pascamenopause mengatakan bahwa dari 50

orang wanita pascamenopause ditemukan 39 orang (78%) mengalami SMT.11
Penelitian lebih lanjut oleh Santosh dkk (2013) mengatakan bahwa dari 365 wanita
pascamenopause ditemukan pasien yang memiliki manifestasi oral sebanyak 269
orang (73,6 %), dan pasien dengan SMT ditemukan pada 99 orang (25,8%). Hasil

3

penelitian ini menunjukkan bahwa SMT menjadi salah satu manifestasi rongga mulut
yang utama pada wanita pascamenopause.12 Baharvand dkk (2014) membandingkan
prevalensi SMT pada wanita menopause dengan wanita nonmenopause, ditemukan
51 (22,7%) SMT terjadi pada wanita menopause, sedangkan pada wanita
nonmenopause hanya 11 (4,8%).10
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya diketahui bahwa wanita
menopause memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami SMT. Namun dari
penelitian tersebut belum menjelaskan mengenai hubungan menopause dilihat dari
lamanya sudah mengalami menopause terhadap karakteristik (gejala penyerta, lokasi,
dan intensitas) SMT. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang hal tersebut
di Kelurahan Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

1.2 Rumusan Masalah

Berdararkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1.2.1 Masalah Umum
Apakah ada hubungan antara lama menopause dengan SMT di Kelurahan
Padang Bulan Medan?

1.2.2 Masalah Khusus
1. Berapakah prevalensi wanita menopause yang mengalami SMT di
Kelurahan Padang Bulan Medan?
2. Apakah ada hubungan antara lama menopause dengan gejala penyerta
SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan?
3. Apakah ada hubungan antara lama menopause dengan lokasi SMT di
Kelurahan Padang Bulan Medan?
4. Apakah ada hubungan antara lama menopause dengan intensitas SMT di
Kelurahan Padang Bulan Medan?

4

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara lama menopause dengan SMT di
Kelurahan Padang Bulan Medan.

1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui prevalensi wanita menopause yang mengalami SMT di
di Kelurahan Padang Bulan Medan.
2. Untuk mengetahui hubungan antara lama menopause dengan gejala
penyerta SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara lama menopause dengan lokasi SMT
di Kelurahan Padang Bulan Medan.
4. Untuk mengetahui hubungan antara lama menopause dengan intensitas
SMT di Kelurahan Padang Bulan Medan.

1.4 Hipotesis
1. Ada hubungan antara lama menopause dengan SMT di Kelurahan Padang
Bulan Medan.
2. Ada hubungan antara lama menopause dengan gejala penyerta SMT di
Kelurahan Padang Bulan Medan.
3. Ada hubungan antara lama menopause dengan lokasi SMT di Kelurahan

Padang Bulan Medan.
4. Ada hubungan antara lama menopause dengan intensitas SMT di
Kelurahan Padang Bulan Medan.

5

1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan tentang hubungan menopause
dengan SMT.
2. Sebagai data dasar penelitian lebih lanjut mengenai hubungan menopause
dengan terjadinya SMT.

1.5.2

Manfaat Praktis

1. Memberi informasi kepada dokter gigi dan tenaga medis lainnya tentang
perlunya edukasi pada pasien menopause yang mengalami SMT.

2. Sebagai informasi untuk program penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
pada masyarakat mengenai hubungan menopause dengan terjadinya SMT.