Kebijakan Kriminal dalam Upaya Penanggulangan Tindak Pidana Pencurian Hewan di Kabupaten Padang Lawas Utara Chapter III V

BAB III
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TINDAK PIDANA
PENCURIAN HEWAN DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA
Kejahatan tumbuh dan berkembang mengikuti dinamika masyarakat dalam
pembangunan. Bahkan ada seorang pakar mengatakan bahwa kejahatan adalah
produk masyarakat dan produk pembangunan dalam memenuhi kebutuhan dan
kepentingan baik individu maupun masyarakat. Bertambah masyarakat dan makin
gencar pembangunan, maka kejahatan semakin meningkat. Kejahatan menimbulkan
ketidaktertiban, ketidakamanan, rasa ketakutan dan rasa kekhawatiran diantara
individu dan masyarakat. Oleh karena itu, kejahatan menjadi obyek penelitian dari
para

pakar

dan

pemerintah

unutk

mengetahui


sebab-sebab

tumbuh

dan

berkembangnya kejahatan. Dengan mengetahui sebab-sebab kejahatan, maka
penanggulangan kejahatan akan mudah diterapkan dalam mewujudkan ketertiban dan
keamanan dalam masyarakat. Dari hasil penelitian tersebut, sudah banyak di ketahui
sebab-sebab kejahatan, ada yang mengatakan pelaku kejahatan memang dilahirkan
jahat, karena bakat, karena pengaruh lingkungan, karena kemiskinan, pengangguran,
kebutahurufan, karena ketimpangan pembangunan dan lain sebagainya.89
Untuk menanggulangi sebab-sebab kejahatan tersebut, sudah banyak cara
yang di terapkan, dengan membuat peraturan, perundang-undangan, yang masih
belum diatur penataan perkotaan pendidikan yang memiliki keterampilan untuk
bekerja, penyediaan fasilitas umum, terutama sarana olahraga dan tempat bermain,
89

Abdussalam dan DPM Sitompul, Sistem Peradilan pidana (Jakarta : Restu Agung, 2007),


Hal:1-2

47
Universitas Sumatera Utara

48

membentuk satuan-satuan polisi dalam menanggulangi kejahatan-kejahatan yang
meresahkan masyarakat serta merubah sistem penjara menjadi sistem lembaga
permasyarakatan. Semua cara penanggulangan kejahatan tersebut telah di terapkan,
tetapi kejahatan bukan semakin menurun, bahkan kejahatan semakin meningkat baik
kuantitas maupun kualitas modus operandinya.90 Dengan segala cara penanggulangan
kejahatan di terapkan, tetapi kejahatan tetap semakin meningkat, oleh karena itu
kejahatan menjadi studi dari semua negara dan adanya upaya dari semua negara
dalam memerangi kejahatan. Karena kejahatan sangat mengganggu pembangunan
dalam mensejahterakan masyarakat.91
Sebagaimana yang diuraikan diatas, problema yang dihadapi oleh negaranegara berkembang adalah daya saing yang lemah dan tidak kompetitif serta
kelemahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengakibatkan
kesejahteraan sosial menjadi lebih terpuruk. Persoalan faktor-faktor penyebab

kejahatan tipe baru ini di negara berkembang dikembalikan kepada ideologi aliran
neo-liberalisme yang semakin kuat pengaruhnya baik dalam bidang ekonomi, politik,
sosial, dan bidang hukum.92 Sebelum diuraikan mengenai fakor-faktor penyebab
terjadinya tindak pidana pencurian hewan di Padang Lawas Utara, terlebih dahulu
dikemukakan tentang deskripsi secara umum dari wilayah Kabupaten Padang Lawas
Utara yang menjadi lokasi penelitian tesis ini, diantaranya yakni:
A.Deskripsi Lokasi Penelitian

90

Ibid
Ibid
92
Romli Atmasasmita, Teori dan Kapita Selekta Kriminologi, (Bandung: PT Reflika Adiatma,
2013), Hal.7
91

Universitas Sumatera Utara

49


1. Lokasi dan Keadaan Geografis
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 Kabupaten Padang
Lawas Utara yang dikenal sekarang ini, Kabupaten Padang Lawas Utara masih
bergabung dalam Kabupaten Tapanuli Selatan dan pada tahun 2007 ditetapkan
menjadi Daerah Otonom sesuai dengan Undang-Undang Nomor 37 tahun 2007
tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara di Provinsi Sumatera Utara.93
Daerah Paluta mempunyai potensi alam yang cukup baik. Kabupaten Padang
Lawas Utara yang beribukota di Gunung Tua secara geografis terletak di bagian
utara Provinsi Sumatera Utara yaitu antara 1°13'50" - 2°2'32" Lintang Utara dan
99°20'44" - 100°19'10 Bujur Timur, dengan luas wilayah tercatat 3 918,05 Km²
kemudian letak di atas Permukaan Laut 0 – 1 915 M. Dengan bata-batas, yaitu 94:
1. Sebelah Utara adalah Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Labura
2. Sebelah Selatan adalah Kabupaten Padang Lawas
3. Sebelah Timur adalah Propinsi Riau
4. Sebelah Barat adalah Kabupaten Tapanuli Selatan
Secara administratif, Kabupaten Padang Lawas Utara meliputi 9 kecamatan, 386
Desa dan 2 kelurahan. Pembagian luas wilayah dan rasio terhadap total menurut
kecamatan adalah sebagai berikut:95


93

Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2007, Tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas
Utara di Provinsi Sumatera Utara.Ibid. Pasal 1-6
94
Bappelitbang dan PMD Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2012
95
Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2007, Tentang Pembentukan Kabupaten Padang Lawas Utara di
Provinsi Sumatera Utara.Ibid. Pasal 1-6

Universitas Sumatera Utara

50

Tabel 1
Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Total Menurut Kecamatan di Kabupaten
Padang Lawas Utara Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara

No


Kecamatan

Luas(KM2)

Presentase terhadap
Luas Kab

1

Batang Onang

286,69

7,32

2

Padang Bolak Julu

243,33


6,21

3

Portibi

142,35

3,63

4

Padang Bolak

792,14

20,22

5


Simangambat

1 036,68

26,46

6

Halongonan

569,26

14,53

7

Dolok

492,45


12,57

8

Dolok Sigompulon

9

Hulu Sihapas

272,17
82,98

6,95
2,12

Kab.Padang Lawas
3 918,05
Utara

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Lawas Utara
Jumlah

100,00

Wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara pada dasarnya mempunyai modal
dasar potensial sebagai daerah pertanian dan perkebunan selain sangat prospek untuk
dikembangkan menjadi daerah pariwisata, transit, pendidikan dan jasa perdagangan
karena posisi strategisnya berada pada jalur lintas Sumatera dan memiliki tiga jalur
pintu gerbang lalu lintas darat menuju Medan, Pekanbaru, Sumatera Barat dan
selanjutnya menuju Sumatera Selatan dan pulau Jawa. Selain itu dukungan
keberadaan bandara udara Aek Godang sangat berarti bagi pengembangan

Universitas Sumatera Utara

51

pembangunan Kabupaten Padang Lawas Utara.96
Secara geologis, wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara memiliki struktur
dan batuan yang kompleks dicirikan oleh bentuk benteng alam perbukitan, sebagian

wilayah potensial menimbulkan tanah longsor terhadap 40-50 % dari luas derah
seperti yang di tunjukan dalam gambar berikut ini.97

Gambar:1 (Kondisi georafis di Kabupaten Padang Lawas Utara)
Secara topografis wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara didominasi oleh
kemiringan lahan bergunung yaitu 174.719 Ha atau 44,59 % dari luas daerah,
96

www.anwarsiregar.com,
Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Laporan dan Analisis Peningkatan Prospek Pengembangan
Peternakan, Bab IV, diakses pada tanggal 19 April 2016, pukul 02:44 WIB
97
Ibid

Universitas Sumatera Utara

52

topografi berbukit seluas 137.640 Ha atau 35,13 % serta topografi datar dan landai
seluas 79.446 Ha atau 20.28 % dari luas daerah. Kondisi faktual tofografi datar dan
landai secara garis besar sesuai untuk pengembangan budi daya pertanian tanaman
pangan dan holtikultura dan topografi berbukit secara ideal sesuai untuk
pengembangan budi daya perkebunan tanaman keras serta tofografi bergunung secara
ideal pengembangannya berfungsi sebagai hutan lindung.98
2. Iklim
Sebagaimana musim di Indonesia pada umumnya, Kabupaten Padang Lawas
Utara mempunyai musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya
terjadi pada bulan April sampai dengan bulan Juni dan musim penghujan biasanya
terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan Desember, diantara kedua musim itu
diselingi oleh musim pancaroba.99
Karena Kabupaten Padang Lawas Utara terletak dekat garis khatulistiwa,
sehingga tergolong kedalam daerah beriklim tropis. Ketinggian permukaan daratan
Kabupaten Padang Lawas Utara berada pada 0-1.915 Meter diatas permukaan laut,
sebagian daerahnya datar, beriklim cukup panas bias mencapai 34,20⁰C, sebagian
daerah berbukit dengan kemiringan curam, berbukit dan bergunung, beriklim sedang
yang suhu minimalnya mencapai 17,6⁰C.
Kabupaten Padang Lawas Utara berada pada 0-1.915 m diatas permukaan laut

98

www.anwarsiregar.com,
Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Laporan dan Analisis Peningkatan Prospek Pengembangan
Peternakan, Bab IV, diakses pada tanggal 19 April 2016, pukul 02:44 WIB
99
www.anwarsiregar.com,
Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Laporan dan Analisis Peningkatan Prospek Pengembangan
Peternakan, Bab IV, diakses pada tanggal 19 April 2016, pukul 02:44 WIB

Universitas Sumatera Utara

53

serta rata-rata temperatur 280C dengan suhu maksimum 330C dan suhu minimum
250C. Curah hujan di Kabupaten Padang Lawas Utara tertinggi rata-rata mencapai
328 mm3 yang terjadi pada bulan Oktober, sementara curah hujan terendah rata-rata
mencapai 108 mm3 yang terjadi pada bulan Februari. Musim kemarau diselingi hujan
terjadi sekitar bulan Februari – April dan musim kemarau tanpa diselingi hujan terjadi
pada bulan Mei – Juli.100
4.Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2015 adalah 229.064
jiwa dengan kepadatan penduduk 58,46 persen. Kecamatan yang terpadat
penduduknya terdapat di Kecamatan Portibi (166,72 jiwa/km 2), diikuti oleh
Kecamatan Padang Bolak (75,82 jiwa/km 2) Kecamatan Dolok Sigompulon (59,87
jiwa/km2), Kecamatan Hulu Sihapas (57,93 jiwa/km 2), Kecamatan Halongonan
(52,36 jiwa/km2), Kecamatan Dolok (46,89 jiwa/km2) Kecamatan Batang Onang
(45,57 jiwa/km2) Kecamatan Simangambat (46,34 jiwa/km2) dan terakhir adalah
Kecamatan Padang Bolak Julu (41,77 jiwa/km 2) merupakan kecamatan dengan
kepadatan terendah.101
Persentase penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Padang Bolak dengan
jumlah 60.058 jiwa atau 26,22 persen dari total penduduk Padang Lawas Utara.
Kecamatan Hulu Sihapas memiliki jumlah penduduk paling sedikit dengan jumlah

100

Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di kantor
Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunung Tua-Padangsidimpuan
Tanggal 16 Mei 2016.
101
Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di kantor
Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunung Tua-Padangsidimpuan
Tanggal 16 Mei 2016.

Badan Pusat Statistik
Km. 4, Gunung Tua,
Badan Pusat Statistik
Km. 4, Gunung Tua,

Universitas Sumatera Utara

54

4.807 jiwa atau sebesar 2,10 persen. Jumlah rumah tangga di Padang Lawas Utara
sebanyak 53.993 rumah tangga dengan rata-rata anggota rumah tangga antara 4
sampai dengan 5 orang. Untuk lebih detail dapat dilihat pada tabel berikut : 102
Tabel 2
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara Tahun 2015
No

Kecamatan

%
7,32

Jumlah
13.065

%
5,70

Kepadatan
Penduduk
(org/km2)
45,57

Luas

Penduduk (orang)

1

Batang Onang

(Km2)
286,69

2

Padang Bolak Julu

243,33

6,21

10.165

4,44

41,77

3

Portibi

142,35

3,63

23.732

10,36

166,72

4

Padang Bolak

792,14

20,22

60.058

26,22

75,82

5

Simangambat

1.036,68

26,46

48.043

20,97

46,34

6

Halongonan

569,26

14,53

29.807

13,01

52,36

7

Dolok

492,45

12,57

23.093

10,08

46,89

8

Dolok Sigompulon

272,17

6,95

16.294

7,11

59,87

9

Hulu Sihapas

82,98

2,12

4.807

2,10

57,93

Jumlah
3.918,05 100,00 229.064 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang Lawas Utara

58,46

102

Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di kantor Badan Pusat Statistik
Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunung Tua-Padangsidimpuan Km. 4, Gunung Tua,
Tanggal 16 Mei 2016.

Universitas Sumatera Utara

55

4.Budaya
Keanekaragaman bangsa Indonesia ditandai dengan adat istiadatnya masingmasing dan sesuai dengan kebudayaannya yang dipatuhi dan dilaksanakan warganya.
Sebagai contoh dalam pelaksanaan upacara perkawinan yang walaupun telah
dilakukan menurut hukum agama namun masih sering dibarengi dengan upacara
perkawinan menurut adat.103
Keanekaragaman itu harus diterima sebagai eksistensi (keberadaan) yang
dianugerahkan oleh Tuhan, sekaligus sebagai batu ujian untuk hidup dalam
kebersamaan, sedangkan ukuran penilaiannya ialah siapa yang lebih mampu bertakwa
kepada-Nya dalam kehidupan yang demikian itu.104
Kehidupan masyarakat Desa sangat kental dengan tradisi-tradisi peninggalan
leluhur. Upacara-upacara adat yang berhubungan dengan siklus hidup manusia (lahir
– dewasa/ berumahtangga – mati), seperti upacara kelahiran, khitanan, perkawinan
dan upacara-upacara yang berhubungan dengan kematian, hampir selalu dilakukan
oleh warga masyarakat. Selain itu, tradisi Kenduri, Syukuran gotong royong, bersih
desa dan semacamnya juga masih dilakukan setiap tahun.105
Kegotongroyongan masyarakat masih kuat. Kebiasaan menjenguk orang sakit
(tetangga atau sanak famili) masih dilakukan oleh masyarakat. Biasanya ketika
menjenguk orang sakit, bukan makanan yang dibawa, tetapi mereka mengumpulkan
uang bersama-sama warga untuk kemudian disumbangkan kepada si sakit untuk
103

Pandapotan Nasution, Adat Buadaya Mandailing Dalam Tantangan Zaman, (Medan;
FORKALA Prov. Sumut, 2005), Hal 1-2.
104
Ibid
105
Armanjbi, http://hutapohan.blogspot.co.id/ sekelumit kondisi sosial budaya desa hajoran,
diakses pada tanggal 19 April 2016, pukul 02:44 WIB

Universitas Sumatera Utara

56

meringankan beban biaya. Kebiasaan saling membantu memperbaiki rumah atau
membantu tetangga yang mengadakan perhelatan juga masih dilakukan. Semua itu
menggambarkan bahwa hubungan ketetanggaan di desa ini masih erat/ kuat.106
Anggapan bahwa adat itu sudah usang dan tidak sesuai dengan perkembangan
zaman adalah tidak tepat. Adat selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan dari
tutunan zaman. Adat merupakan nilai-nilai luhur dari bangsa indonesia itu tidak
mungkin dapat dipisakan dari jiwa bangsa Indonesia itu sendiri.107
Begitu juga dengan kulinernya, makanan khas Padang Lawas Utara : holat
(suatu makanan yang terbuat dari daging atau ikan yang dimasak sedemikian rupa
dengan rempah-rempah ala Padang Bolak yang diambil dari tanaman „balakka‟ (buah
malaka). Rasanya masam dan kecut ketika dikunyah pertama kali tetapi setelah itu
semuanya terasa manis.108

5.Kuantitas Peternakan
Pengembangan

kawasan

peternakan

yang

dicanangkan

pemerintah

memberikan spirit yang sangat besar kepada masyarakat dalam memacu peningkatan
pendapatan dan kesejahteraannya dan sekaligus menjadi penggerak utama
pembangunan ekonomi daerah. Selama lima tahun terakhir sektor ini cukup
diperhitungkan sebagai menjadi tiang ekonomi daerah, peranannya cukup besar
terhadap pembangunan struktur ekonomi Kabupaten Padang Lawas Utara. Populasi
ternak besar dan kecil di Kabupaten Padang Lawas Utara yaitu sapi, kerbau, kuda,
106

Ibid
Ibid
108
Ibid
107

Universitas Sumatera Utara

57

kambing, dan domba. Sedangkan populasi unggas antara lain ayam lokal dan itik
lokal.109
Sapi potong merupakan penyumbang daging terbesar dari kelompok
ruminansia terhadap produksi daging nasional sehingga usaha ternak ini berpotensi
untuk dikembangkan sebagai usaha yang menguntungkan. Sapi potong telah lama
dipelihara oleh sebagian masyarakat sebagai tabungan dan tenaga kerja untuk
mengolah tanah dengan manajemen pemeliharaan secara tradisional. Pola usaha
ternak sapi potong sebagian besar berupa usaha rakyat untuk menghasilkan bibit atau
penggemukan, dan pemeliharaan secara terintegrasi dengan tanaman pangan maupun
tanaman perkebunan. Pengembangan usaha ternak sapi potong berorientasi agribisnis
dengan pola kemitraan merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan
keuntungan peternak.110Berdasarkan uraian diatas Populasi Ternak Menurut
Kecamatan dan Jenis Ternak (ekor) di Kabupaten Padang Lawas Utara adalah sebagi
berikut:111
Tabel 3
Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak (ekor) di Kabupaten
Padang Lawas Utara Tahun 2014-2015
Sapi
Sapi
No Kecamatan
Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Perah Potong
Batang
1
0
523
627
0
376
41
0
Onang
109

Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunung Tua-Binanga Km.5, Gunung Tua, Tanggal 09 Mei
2016.
110
Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunung Tua-Binanga Km.5, Gunung Tua, Tanggal 09 Mei
2016.
111
Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunung Tua-Binanga Km.5, Gunung Tua, Tanggal 09 Mei
2016.

Universitas Sumatera Utara

58

2

Padang Bolak
Julu
Portibi

0

781

172

0

104

57

0

0

1528

2058

3

898

225

0

0

2 276

1531

0

2225

0

0

5

Padang Bolak
Simangambat

0

219

715

0

832

0

0

6

Halongonan

0

1668

1481

0

2642

921

0

7

Dolok

0

168

65

0

1465

0

0

0

140

42

0

1147

0

0

3
4

8

Dolok
Sigompulon
Hulu Sihapas

9
0
120
175
0
354
48
Kab.Padang
0
7423
6866
3
10041
1322
Lawas Utara
(Sumber: Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Padang Lawas Utara)

0
0

Perkembangan populasi ternak ruminansia secara nasional mengalami
penurunan, rata-rata pertumbuhannya dalam kurun waktu 2011-2015 sebesar 3,18%
per tahun, di Provinsi Sumatera Utara 6,25% (Dirjen Peternakan, 2015). Begitu juga
dengan ternak kerbau di Kabupaten Padang Lawas Utara pertumbuhan populasinya
cukup lambat hanya sebesar 13,74%. Dengan permintaan daging yang semakin
meningkat, diperlukan upaya untuk meningkatkan populasi. Sebaiknya pemerintah
mencari langkah-langkah terobosan sehingga mencapai keseimbangan antara
produksi dan permintaan. Hingga saat ini Kabupaten Padang Lawas Utara masih
mendatangkan ternak potong dari daerah lain seperti Provinsi Aceh, Provinsi
Sumatera Barat, Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Labuhan Batu.112

112

Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunung Tua-Binanga Km.5, Gunung Tua, Tanggal 09 Mei
2016.

Universitas Sumatera Utara

59

B. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Pencurian Hewan di
Kabupaten Padang Lawas Utara
Status sosial seseorang di dalam masyarakat banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Selama di dalam masyarakat itu ada sesuatu yang dihargai maka
selama itu pula ada pelapisan-pelapisan di dalamnya dan pelapisan-pelapisan itulah
yang menentukan status sosial seseorang. Segala perbuatan maupun tindakan yang
dilakukan manusia pastilah memiliki sebab dan akibat, begitu pula kejahatan, setiap
kejahatan memiliki motif atau alasan untuk melakukan tindakan kejahatan dan setiap
alasan tersebut pasti berbeda-beda satu sama lainnya. Perbedaan ini terjadi karena
setiap orang memiliki kepentingan yang berbeda-beda pula.
Tingginya tindak pidana pencurian hewan khususnya di Kabupaten Padang
Lawas Utara menimbulkan keresahan di masyarakat, dimana tingginya tingkat
pencurian hewan ternak dikarenakan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya tindak pidana pencurian hewan tersebut.
Sehubungan dengan hal di atas, maka faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya tindak pidana pencurian hewan di Kabupaten Padang Lawas Utara antara
lain:

Universitas Sumatera Utara

60

1. Faktor Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu hal yang penting di dalam kehidupan manusia,
maka keadaan ekonomi dari pelaku yang kerap kali muncul melatarbelakangi
seseorang melakukan tindak pidana pencurian. Para pelaku sering kali tidak
mempunyai pekerjaan yang tetap, atau bahkan tidak punya pekerjaan. Karena
desakan ekonomi yang menghimpit, yaitu harus memenuhi kebutuhan keluarga,
membeli sandang maupun pangan, atau ada sanak keluarganya yang sedang sakit,
maka sesorang dapat berbuat nekat dengan melakukan tindak pidana pencurian.
Dalam mengupas mengenai faktor ekonomi yang menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya pencurian hewan di Kabupaten Padang Lawas Utara, W. A.
Bonger mengatakan bahwa kemakmuran dan peradaban yang merata adalah usaha
yang baik untuk melawan kejahatan, kemakmuran bukan karena kemewahan. Tidak
ada kelemahan yang lebih besar dalam perkembangan masyarakat sekarang daripada
tambah besar dan tambah meluasnya nafsu ingin memiliki, sedangkan hal ini
disebabkan oleh dorongan-dorongan sosial yang kuat sekali.113
Selanjutnya Sutherland mengatakan bahwa kejahatan merupakan phenomenon
dimana teori tentang perilaku kriminal yang secara tradisional sudah stereotip, yang
menyatakan bahwa pelaku kejahatan adalah orang-orang yang berasal dari kelas-kelas
sosial dan ekonomi yang rendah. Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain adalah
perampokan, pencurian, dan kehatan kekerasan.114

113

Hal.168

W. A. Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, (Jakarta: PT. Pembangunan, 1995),

114

Muladi dan Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Hukum Pidana, (Bandung: Pennerbit
Alumni, 1992), Hal.2

Universitas Sumatera Utara

61

Jika dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten
Padang Lawas Utara Tahun 2015 sudah mencapai 76,16% yang artinya bahwa
sebanyak 70,82% penduduk usia kerja siap terjun dalam pasar kerja baik itu bekerja
atau mencari kerja/mempersiapkan usaha, atau berstatus sebagai pengangguran.
Selanjutnya indikator ketenagakerjaan lainnya yang sangat penting adalah tingkat
pengangguran. Terdapat dua jenis pengangguran yaitu penggangguran terselubung
atau setengah menganggur adalah mereka yang jumlah jam kerjanya kurang dari jam
kerja normal yakni kurang dari 35 jam dalam seminggu. Sedangkan pengangguran
terbuka yaitu angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang
mencari/mempersiapkan pekerjaan. Pengangguran ini merupakan yang paling serius
dan selalu menjadi perhatian utama.115
Dilihat dari persentasi tersebut, adapun tingkat ekonomi pelaku pencurian
hewan dapat dijelaskan melalui tabel berikut:116

115

www.anwarsiregar.com,
Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Laporan dan Analisis Peningkatan Prospek Pengembangan
Peternakan, Bab I, diakses pada tanggal 19 April 2016, pukul 02:44 WIB
116
Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di Polsek. Padang Bolak, Jl. Merdeka
Gunung Tua,22753, Kabupaten Padang Lawas Utara, Tanggal 17 Mei 2016.

Universitas Sumatera Utara

62

Tabel 4
Pelaku Pencurian Ternak Kepolisian Resor Kabupaten Padang Lawas Utara
Tahun 2011-2015

No

Tahun

Jumlah
Pelaku

Pekerjaan

1

2011

1

Tidak
Bekerja
-

2

2011

4

2

2

-

-

-

3

2012

2

1

-

-

1

-

4

2013

1

1

-

-

-

-

5

2014

1

1

-

-

-

-

6

2014

2

-

1

-

1

-

7

2015

3

-

2

-

1

-

8

2015

1

-

1

-

-

-

Petani

Pedagang

Buruh

Lainnya

-

-

-

Supir

Sumber : Kepolisian Resor Kabupaten Padang Lawas Utara
Dapat dilihat dari tabel diatas, dari 49 kasus pencurian hewan terdapat 8 kasus
yang berhasil ditangani oleh aparat kepolisian Polsek Padang Bolak, rata-rata pelaku
pencurian adalah yang berprofesi bertani dan tidak bekerja, hal ini yang menjadi salah
satu faktor pendorong seseorang melakukan kejahatan pencurian adalah keadaan
ekonomi yang rendah. Dilain pihak kebutuhan hidup yang semakin mendesak tetapi
pelaku tidak dapat memenuhinya. Terlebih lagi pelaku yang sudah berkeluarga yang
memiliki tanggungan sedangkan penghasilan untuk memenuhinya tidak cukup, hal ini

Universitas Sumatera Utara

63

yang menjadi faktor penyebab terjadinya pencurian hewan.117
Dari persentase maupun data yang diuraikan sebelumnya, faktor ekonomi
merupakan faktor

melatarbelakangi terjadinya pencurian hewan di Kabupaten

Padang Lawas Utara, yang mana masalah ekonomi memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia, hal ini di karenakan manusia memiliki kebutuhan (sandang,
pangan, papan) yang harus dipenuhi setiap hari. Dengan meningkatnya kebutuhan
hidup, sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut dapat ditempuh dengan berbagi
hal, baik itu dengan cara yang baik atau dengan cara yag jahat. Maka faktor ekonomi
merupakan salah satu faktor yang paling dominan sehingga orang dapat melakukan
kejahatan.

117

Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di Polsek. Padang Bolak, Jl. Merdeka
Gunung Tua,22753, Kabupaten Padang Lawas Utara, Tanggal 17 Mei 2016.

Universitas Sumatera Utara

64

2. Faktor Pendidikan
Faktor yang lain adalah pendidikan. Tingkat pendidikan seseorang dapat
mempengaruhi tindakan seseorang, seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi dalam bertindak, bertutur kata, bertingka laku, cenderung berfikir dengan
menggunakan kerangka fikir yang baik dan sistematis sehingga segala perbuatannya
cenderung untuk dapat dipertanggungjawabkan lain halnya dengan orang yang
memiliki tingkat pendidikan yang rendah dalam melakukan tindakan terkadang
berfikiran sempit.
Selain itu seseorang yang memiliki strata pendidikan yang tinggi dalam
mencari pekerjaan cenderung mudah dibandingkan dengan orang yang memiliki
strata pendidikan yang rendah, karenanya banyak orang yang memiliki pendidikan
yang rendah tidak memiliki pekerjaaan/pengangguran. Karena tidak memiliki
pekerjaan itu maka dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dia akan melakukan
pekerjaan apa saja asalkan ia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tak perduli apakah
itu melanggar hukum atau tidak.118
Struktur

demografi

penduduk

berdasar

jenis

lapangan

pekerjaan

dikelompokkan menjadi: pertanian, jasa-jasa, dan manufaktur. Pada tahun 2015
Kegiatan usaha yang paling dominan adalah pertanian 79 %, sebanyak 20,67% di
sektor jasa-jasa dan sisanya 0,33% bekerja di sektor manufaktur. Sedangkan bila
dilihat dari status pekerjaan pada umumnya penduduk Kabupaten Padang Lawas
Utara berstatus sebagai pekerja keluarga. Pada tahun 2015 sebanyak 44,21%
118

www.anwarsiregar.com,
Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Laporan dan Analisis Peningkatan Prospek Pengembangan
Peternakan, Bab I, diakses pada tanggal 19 April 2016, pukul 02:44 WIB

Universitas Sumatera Utara

65

penduduk yang bekerja memiliki pendidikan paling tinggi tamatan SD.119
Begitu juga dengan kejahatan pencurian hewan di Kabupaten Padang Lawas
Utara terdapat beberapa pelaku yang ternyata tingkat pendidikannya rendah. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini:120
Tabel 5
Tingkat Pendidikan Pelaku Pencurian Hewan di Kabupaten Padang Lawas
Utara Tahun 2011-2015

Tahun

No

Jumlah
Pelaku

Jenjang Pendidikan
Tidak

Bersekola
h

SD

SMP

SMA

Lainnya

1

2013

1

-

-

-

1

-

2

2013

4

2

1

-

1

-

3

2013

2

-

1

-

-

-

4

2014

1

-

-

1

-

-

5

2014

1

1

-

-

-

-

6

2014

2

2

-

-

-

-

7
8

2015
2015

3
1

2
-

1
1

-

-

-

Sumber : Kepolisian Resor Kabupaten Padang Lawas Utara

Hubungan antara pelaku pencurian hewan dengan faktor pendidikan, adalah
karena apabila masyarakat kurang mendapat pendidikan khususnya pendidikan
119

Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di kantor Badan Pusat Statistik
Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunung Tua-Padangsidimpuan Km. 4, Gunung Tua,
Tanggal 16 Mei 2016.
120
Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di Polsek. Padang Bolak, Jl. Merdeka
Gunung Tua,22753, Kabupaten Padang Lawas Utara, Tanggal 17 Mei 2016.

Universitas Sumatera Utara

66

agama dan pendidikan hukum, maka masyarakat tidak tahu apa yang dia lakukan,
kerugian yang diderita oleh orang lain (korban) akibat perbuatannya serta
konsekuensi dari perbuatannya, sehingga dibutuhkan pendidikan dan pemahaman
agar mereka mengetahui apa yang dilakukannya itu, kerugian yang diderita oleh
orang lain (korban) akibat perbuatannya serta konsekuensi dari perbuatannya karena
perbuatan tersebut bertentangan dengan norma-norma baik itu norma agama, maupun
norma-norma sosial baik itu norma hukum sehingga apabila dilakukan maka
pelakunya akan dikenakan sanksi pidana. Tapi tidak tertutup kemungkinan seseorang
yang melakukan kejahatan tersebut adalah orang-orang yang mempunyai ilmu yang
tinggi dan mengecap dunia pendidikan yang tinggi pula.
Memang jika berbicara tentang pendidikan dikaitkan dengan kejahatan
mungkin banyak permasalahan yang akan muncul, oleh karena itu pembatasan seperti
pendidikan yang kurang berhasil adalah dari pelaku yang relatif pendidikan rendah,
maka akan mempengaruhi pekerjaan pelaku karena kurangnya keterampilan yang
dimiliki sehingga pelaku pencurian ternak kerbau yang terjadi di Kabupaten Padang
Lawas Utara umumnya adalah buruh yang pekerjaannya tidak tetap. Hal itu
disebabkan karena pendidikan yang rendah, sehingga kurangnya kreatifitas dan
berhubungan dengan kurangnya peluang lapangan kerja
Sehubungan dengan pendidikan yang minim itu maka pola pikir mereka
mudah terpengaruh karena kadang-kadang mereka bisa mengekspresikan tingkah
laku yang tidak baik lewat perbuatan yang merugikan masyarakat. Jadi melalui bekal
pendidikan yang diperoleh dengan baik dapat merupakan proses pembentukan nilai-

Universitas Sumatera Utara

67

nilai atau perilaku mereka. Memang jika faktor pendidikan dikaitkan dengan latar
belakang kejahatan yang dilakukan itu rata-rata yang berpendidikan rendah yang
banyak melakukan kejahatan tindak pidana pencurian hewan di Kabupaten Padang
Lawas Utara.
3. Faktor Geologis
Padang Lawas Utara atau yang dikenal dengan Padang Bolak, istilah “Padang
Bolak” di artikan dalam bahasa Indonesia yaitu “Padang yang Luas” dimana daerah
Paluta mempunyai potensi alam yang cukup baik. Kabupaten Padang Lawas Utara
yang beribukota di Gunung Tua secara geografis terletak di bagian utara Provinsi
Sumatera Utara

yaitu antara 1°13'50" - 2°2'32" Lintang Utara dan 99°20'44" -

100°19'10 Bujur Timur, dengan luas wilayah tercatat 3 918,05 Km² kemudian letak di
atas Permukaan Laut 0 – 1 915 M.121
Ketersediaan dan kualitas infrastruktur yang ada khususnya jalan, jembatan,
irigasi sangat berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi sosial, dan budaya
daerah. Secara umum kondisi pelayanan infrastruktur di Kabupaten Padang Lawas
Utara masih jauh dari memadai. Hal ini dapat dilihat dari 3.544,17 km panjang jalan
Kabupaten Padang Lawas Utara yang ada dalam kondisi baik baru mencapai 317,32
km, kondisi sedang 530,61 km, kondisi rusak 1.471,12 km, dan kondisi rusak berat
1.225,12 km.122

121

www.anwarsiregar.com,
Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Laporan dan Analisis Peningkatan Prospek Pengembangan
Peternakan, Bab I, diakses pada tanggal 19 April 2016, pukul 02:44 WIB
122
www.anwarsiregar.com, Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Laporan dan Analisis Peningkatan Prospek Pengembangan
Peternakan, Bab I, diakses pada tanggal 19 April 2016, pukul 02:44 WIB

Universitas Sumatera Utara

68

Dengan Luas wilayah tersebut, kondisi alam dan lingkungan serta curah hujan
di kabupaten Padang Lawas Utara sangat mendukung peredaran populasi ternak
khususnya sapi dan kerbau, hal ini dapat dilihat dari jumlah populasi hewan ternak di
Kabupaten Padang Lawas Utara. Berdasarkan hasil data

Dinas Peternakan dan

Perikanan Kabupaten Padang Lawas Utatara Jumlah populasi hewan ternak
khususnya sapi dan kerbau yaitu 9 459 ekor pada tahun 2010, 10468 ekor pada tahun
2013 dan 10041 ekor pada tahun 2015.123
Jumlah populasi hewan ternak pada tahun 2015 menurun, penurunan populasi
kerbau pada tahun 2015 disebabkan beberapa faktor, diantaranya faktor seringnya
terjadi pencurian hewan di berbagai daerah berdasarkan data Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Padang Lawas Utara jumlah populasi kerbau menerut
kecamatan dan luas wilayah dapat dilihat pada tabel berikut:124

123

Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di kantor Badan Pusat Statistik
Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunung Tua-Padangsidimpuan Km. 4, Gunung Tua,
Tanggal 16 Mei 2016.
124
Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Padang Lawas Utara, Jl. Lintas Gunung Tua-Binanga Km.5, Gunung Tua, Tanggal 09 Mei
2016.

Universitas Sumatera Utara

69

Tabel 6
Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak (ekor) di Kabupaten
Padang Lawas Utara Tahun 2014-2015
Sapi
Sapi
No Kecamatan
Kerbau Kuda Kambing Domba Babi
Perah Potong
Batang
1
0
523
627
0
376
41
0
Onang
Padang Bolak
2
0
781
172
0
104
57
0
Julu
3 Portibi
0
1528
2058
3
898
225
0
4 Padang Bolak
0
2 276
1531
0
2225
0
0
5 Simangambat
0
219
715
0
832
0
0
6 Halongonan
0
1668
1481
0
2642
921
0
7
8

Dolok
Dolok
Sigompulon
Hulu Sihapas

0

168

65

0

1465

0

0

0

140

42

0

1147

0

0

9
0
120
175
0
354
48
Kab.Padang
0
7423
6866
3
10041
1322
Lawas Utara
( Sumber Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Padang Lawas Utara)

0
0

Dilihat dari tabel di atas, dapat dilihat penyebaran kerbau yang paling banyak
terletak di Kecamatan Padang Bolak, hal ini sangat berpengaruh dengan faktor yang
melatar belakangi terjadinya tindak pidana pencurian hewan dimana hal tersebut
menjadi faktor pendorong para pelaku melalukan aksi pencurian hewan di daerah
yang paling banyak populasi hewan ternaknya. Hal tersebut diperkuat dengan
beberapa kasus yang terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara lebih mendominasi di
Kecamatan Padang Bolak. Hal ini diperkuat dengan jumlah kasus pencurian hewan
berdasarkan wilayah seperti tabel berikut:125

125

Pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan di Polsek. Padang Bolak, Jl. Merdeka
Gunung Tua,22753, Kabupaten Padang Lawas Utara, Tanggal 17 Mei 2016.

Universitas Sumatera Utara

70

Tabel 7
Jumalah Kasus Pencurian Hewan Berdasakan Wilayah Kepolisian Resor
Kabupaten Padang Lawas Utara
Tahun 2011-2015
Tahun
No
Kecamatan
Total
2011 2012 2013 2014 2015
1

Batang Onang

-

-

-

-

-

-

2

Padang Bolak Julu

-

-

1

-

-

1

3

Portibi

2

2

2

2

1

9

4

Padang Bolak

3

4

2

8

2

19

5

Simangambat

1

-

-

1

3

5

6

Halongonan

2

6

-

5

2

15

7

Dolok

-

-

-

-

-

-

8

Dolok Siompulon

-

-

-

-

-

-

9

Hulusihapas

-

-

-

-

-

-

Jumlah

49

Sumber : Kepolisian Resor Kabupaten Padang Lawas Utara
Dilihat dari segi geologis letak dan lokasi populasi hewan ternak serta data
pencurian berdasarkan wilayah menjadi lokasi paling sering bagi pelaku untuk
manjalankan aksinya, disamping itu Letak lokasi pencurian hewan yang terjadi di
Kecamatan Padang Bolak, Simangambat, Portibi, dan Halongonan lebih dekat dengan
jalan Lintas Sumatera sehingga hal tersebut memudahkan pelaku untuk manjalankan
aksinya dan hasil curian keluar dari Kabupaten Padang Lawas Utara untuk di jual di
daerah lain dengan harga yang lebih mahal.
Dengan

demikian

faktor

geologis merupakan yang dominan

yang

melatarbelakangi terjadinya tindak pidanan pencurian hewan di Kabupaten Padang
Lawas Utara.

Universitas Sumatera Utara

71

4. Faktor Kultur/Budaya
Hewan ternak sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Padang Lawas Utara,
sudah menjadi tradisi adat secara turun temurun diwariskan sampai saat ini, hal ini
disebabkan hewan ternak khususnya kambing dan kerbau juga mempunyai peranan
penting yang wajib ada sebagai syarat sahnya suatu acara adat. Perlu diketahui,
kebiasaan masyarakat memlihara hewan ternak mengunakan dua metode yang sudah
menjadi tradisi di Padang Lawas Utara , yaitu:126
1) Dipatambat (dikandangkan)
Metode ditambat (diikat) ini yaitu hewan ternak yang dipelihara dengan
membuat kandang disekitar pekarangan rumah atau diikat dengan seutas tali pada
sebatang pohon dan dibiarkan begitu saja, dan sipemilik mencari rumput untuk
pangan ternak sebagaimana yang lazim dilakukan pada umumnya.
2) Diparjalangkon (dilepaskan)
Metode diparjalangkon (dilepaskan) yaitu hewan ternak yang dipelihara
dengan cara melepas liarkan hewan ternak tersebut dialam bebas dilokasi yang
biasa disebut masyarakat parjalangan (tempat penggembalaan). Metode ini
pengawasan dilakukan pemilik hanya sekali dalam seminggu berkunjung ke lokasi
parjalangan (tempat penggembalaan) dimana hewan ternak tersebut hidup bebas.
Tetapi pada metode ini hewan ternak bukan dilepas begitu saja. Dimana
apabila hewan ternak tersebut masih berjumlah dibawah 10 ekor masyarakat masih
menggunakan metode dipatambatkon dikarenakan peliharaan

masih tergolong

126

Hasil wawancara Kepala Desa Mangaledang Lama, Hamdan Syukri Siregar, Penelitian
yang dilaksanakan di Desa Mangaledang Lama, Kec. Portibi, Kab. Padang Lawas Utara, Tanggal 25
Mei 2016, Pukul 10:33 WIB

Universitas Sumatera Utara

72

mudah untuk mencari rumput untuk pangan hewan ternak tersebut, akan tetapi
apabila jumlah hewan ternak diatas 10 ekor, maka kebiasaan masyarakat Padang
Lawas Utara menggunakan metode diparjalangkon (dilepaskan) pada lokasi khusus
untuk melepas liarkan hewan ternak tersebut. Masyarakat berkesimpulan sangat sulit
mencari rumput untuk pakan makanan hewan ternak tersebut.
Dimana lokasi khusus yang disebut Parjalangan (penggembalaan) untuk
melepas hewan ternak tersebut hanya tinggal 3 lokasi di Kabupaten Padang Lawas
Utara, yakni:
1. Penggembalaan Payalabi, lokasinya berada di Desa Sabalobu Kec.Batang
Onang.
2. Penggembalaan Bandar Parapat, lokasinya berada di Desa Padang Garugur,
Kec. Batang Onang.
3. Penggembalaan Simpang Ranjar, lokasinya berada di Desa Kosik Putih,
Kec.Simangambat.

Gambar.2:

Universitas Sumatera Utara

73

Gambar diatas merupakan salah satu dari tiga tempat yang tersisa untuk lokasi
penggembalaan hewan ternak yaitu pengembalaan payalabi yang berada di Desa
Saba Lobu, Kecamatan Batang Onang.
Kultur masyarakat yang menyebabkan para pelaku semakin mudah dalam
melakukan aksinya, karena masyarakat cenderung tidak mengawasi ternaknya dengan
membiarkan ternak berkeliaran mencari makan, ataupun hanya di ikat pada sebatang
pohon kemudian ditinggalkan saja.

C. Kebijakan Kriminal (Penal dan Non Penal) Tindak Pidana Pencurian Hewan
yang sejauh ini dilakukan Oleh Aparat Kepolisian Polsek Padang Bolak dan
Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara
Tindak pidana pencurian hewan khususnya di wilayah Polsek Padang Bolak
menimbulkan keresahan di masyarakat, dalam hal ini tingkat pencurian hewan
tersebut dikarenakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tindak
pidana pencurian hewan tersebut. Dengan tingginya faktor-faktor tersebut maka harus
ada upaya untuk menenggulangi faktor-faktor tersebut.
C.1. Upaya Kepolisian Polsek Padang Bolak dalam Penanggulangan Tindak Pidana
Pencurian Hewan di Kabupaten Padang Lawas Utara
Pada pembahasan bab ini, terlebih dahulu diuraikan hal-hal yang berkaitan
dengan upaya aparat kepolisian Polsek Padang Bolak dalam penanggulangan tindak
pidana pencurian hewan yang terjadi di Kabupaten Padang Lawas Utara yaitu:

Universitas Sumatera Utara

74

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa terjadinya
kejahatan pencurian ternak di Kabupaten Padang Lawas Utara disebabkan oleh
beberapa faktor. Karena itu perlu diadakan penanggulangan agar faktor-faktor
tersebut dapat dicegah dan diatasi.
Adapun upaya penanggulangan kejahatan dengan mekanisme peradilan
pidana, dikemukakan oleh Walter C. Reckless yang dijelaskan sebagai berikut :127
1. Peningkatan dan pemantapan aparat penegak hukum, yaitu meliputi
pemantapan sistem dan organisasi Kepolisian yang baik, personil, sarana dan
prasarana untuk mempertuntas perkara pidana.
2. Hukum dan perundang-undangan yang berwibawa dan berfungsi untuk
menganalisis dan menekan kejahatan dengan mempertimbangkan masa depan.
3. Mekanisme peradilan pidana yang efektif dan efisien (memenuhi syaratsyarat, cepat, tepat, murah dan sederhana).
4. Koordinasi antara aparat pengak hukum yang serasi untuk meningkatkan daya
guna penaggulangan kejahatan yang terjadi di masyarakat.
5. Pengawasan dan kesiagaan terhadap kemungkinan timbulnya kejahatan.
6. Usaha penanggulangan diartikan sebagai usaha untuk mencegah dan
mengurangi kasus pencurian hewan

serta

peningkatan penyelesaian

perkaranya.
Dalam mencari upaya penanggulangan

127

pencurian hewan di Kabupaten

W. A. Bonger, Pengantar Tentang Kriminologi, (Jakarta: PT. Pembangunan, 1995), Opcit.

Hal. 168

Universitas Sumatera Utara

75

Padang Lawas Utara, memang tidak mudah. Oleh karena itu peranan masyarakat,
aparat kepolisian, dan pemerintah dalam mengambil langkah-langkah sangat
diharapkan guna mengurangi pencurian hewan di Kabupaten Padang Lawas Utara
upaya-upaya instansi terkait dalam menanggulangi masalah tersebut secara garis
besar yaitu:
1. Upaya Preventif (Upaya Pencegahan)
2. Upaya Represif (Upaya Penindakan)
1. Upaya Preventif
Dimaksud dengan upaya preventif adalah usaha untuk mengadakan hubungan
yang bersifat negatif menjadi sifat positif agar usaha-usaha tersebut tidaklah lagi
menjadi gangguan dalam masyarakat misalnya diaktifkan karang taruna, remaja
mesjid, olah raga dan lain sebagainya.
Usaha melakukan tindakan pencegahan dari berbagai pihak dianggap turut
memegang peranan penting agar hasil dan tujuan yang diharapkan dapat tercapai baik
secara langsung maupun tidak langsung dan turut bertanggung jawab dalam usaha
pencegahan pencurian hewan itu adalah pemerintah dan masyarakat.
2. Upaya Represif
Seiring dengan pelaksanaan penanggulangan pencurian hewan yang bersifat
preventif, maka perlu dilaksanakan upaya penanggulangan bersifat represif yang
dilakukan

oleh

aparat

penegak

hukum.

Usaha

tersebut

bertujuan

untuk

mengembalikan keresahan yang pernah terganggu, dengan kata lain berwujud
peningkatan terhadap pelaku pencurian hewan atau warga masyarakat yang

Universitas Sumatera Utara

76

melanggar hukum dan dilakukan pembinaan terhadap pelakunya agar tidak
melakukan kejahatan lagi.
IPDA E. Tampubolon mengemukakan bahwa upaya pencegahan yang ditempuh oleh
pihak Kepolisian Resor Padang Bolak dalam rangka meminimalisir terjadinya
kejahatan pencurian hewan pencurian hewan, yaitu:128
1. Melaksanakan penyuluhan
Pihak Kepolisian Resor Padang Bolak dalam melaksanakan upaya preventif
melalui penyuluhan di bidang hukum sebagai upaya pencegahan terhadap terjadinya
kejahatan pencurian ternak di Kabupaten Padang Lawas Utara, Pihak Kepolisian
mengajak beberapa LSM melaksanakan penyuluhan hukum mengenai bahaya
terjadinya tindak pidana. Mengingat masyarakat sangat memerlukan informasi
mengenai tindak pidana di mana akibat dari perbuatan melawan hukum dikenakan
sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Memberikan
pemahaman kepada masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan hukum sangatlah
membantu bagi masyarakat dimana informasi yang didapatkan dapat menjadi acuan
bagi mereka untuk tidak melakukan tindak pidana serta bagaimana jika mereka
mendapatkan tindak pidana di sekitarnya sehingga mereka mengetahui apa yang
harus dilakukan.

128

Hasil wawancara dengan Ka Lakhar, IPDA E. Tampubolon, penelitian yang dilaksanakan
di Polsek. Padang Bolak, Jl. Merdeka Gunung Tua,22753, Kabupaten Padang Lawas Utara, Tanggal
17 Mei 2016, Pukul 11:30 WIB

Universitas Sumatera Utara

77

2. Melaksanakan patroli rutin
Selain melaksanakan penyuluhan hukum, kepolisian Resor Padang Bolak juga
sering mengadakan patroli rutin di tempat-tempat yang rawan terjadinya pencurian
hewan.
3. Melaksanakan razia rutin
Selain itu Kepolisian Resor Padang Bolak juga sering melakukan razia secara
rutin di tempat-tempat yang diduga rawan terjadi tindak pidana, razia juga dilakukan
terhadap kendaraan yang keluar masuk Kabupaten Padang Lawas Utara .Upaya razia
yang dilakukan oleh Kepolisian Resor Padangn Bolak dilaksanakan dalam rangka
meminimalisir terjadinya tindak pidana.
C.2.Upaya Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dalam Penanggulangan
Tindak Pidana Pencurian Hewan.
Adapun program-program Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara sebagai
salah satu upaya non penal dalam menanggulangi kejahatan tindak pidana pencurian
hewan, yaitu:129
1. Program pengembangan kawasan peternakan ini diharapkan menjadi salah
satu model pengembangan peternakan di Kabupaten Padang Lawas Utara.
Melalui program strategis ini akan dapat meningkatkan produksi ternak
sekaligus pendapatan dan kesejahteraan petani, serta memberi dampak positif
pada pengembangan sektor lain.

129

Hasil wawancara Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Padang Lawas
Utara,Ir.H. Mara Bangun Harahap, Penelitian yang dilaksanakan di Jl. Lintas Gunung Tua-Binanga
Km.5, Gunung Tua, Tanggal 09 Mei 2016, Pukul 10:33 WIB.

Universitas Sumatera Utara

78

2. Peran strategis peternakan yang utama adalah sebagai penyedia pangan
berkualitas, yakni sebagai sumber protein hewani yang turut mencerdaskan
bangsa, khususnya pada anak dan generasi penerus bangsa. Protein hewani
merupakan faktor yang tidak bisa dihilangkan atau digantikan dalam menu
makanan kita sehari
3. Peran

strategis

peternakan

juga

berkaitan

dengan

penanggulangan

kemiskinan. Pemerintah telah menetapkan tiga sasaran utama program
penanggulangan kemiskinan, yakni:
1) Menurunnya persentase penduduk yang berada di bawah garis
kemiskinan menjadi 8,0 persen pada tahun 2016
2) Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau.
3) Terpenuhinya pelayanan kesehatan yang bermutu.
Pemerintah berupaya memperkuat ekonomi fundamental dan sektor pertanian
menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang utama. Sejak awal pembangunan
nasional berlangsung, sektor agribisnis telah memberikan konstribusi yang tinggi
dalam net ekspor nasional, penyerapan dan penyediaan tenaga kerja serta penciptaan
nilai tambah (value added). Oleh karena itu pemerintah terus meningkatkan perhatian
terhadap sektor ini yaitu dengan kebijakan program pengembangan kawasan yang
berbasis pertanian seperti sub sektor peternakan.130
Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan pencurian hewan di Kabupaten

130

www.anwarsiregar.com,
Pemerintah Kabupaten Padang Lawas Utara dan Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Laporan dan Analisis Peningkatan Prospek Pengembangan
Peternakan, Bab IV, diakses pada tanggal 19 April 2016, pukul 02:44 WIB

Universitas Sumatera Utara

79

Padang Lawas Utara adalah:131
1. Mengaktifkan kembali pos ronda malam
Masyarakat Kabupaten Padang Lawas Utara mengagktifkan kembali pos-pos
ronda di setiap desa yang selama ini tidak pernah di jalankan oleh warga di daerah
masing-masing.
2. Mengamankan masing-masing desa
Masyarakat mengamankan daerah tempat tinggal meraka dengan lebih
waspada terhadap hewan ternak milik warga yang digembalakan ditempat hewan
ternak kerbau tersebut pengembalaan.
3. Informasi dari Warga
Upaya yang dilakukan masyarakat dalam mencegah terjadinya pencurian
ternak dengan memberikan informasi kepada aparat kepolisian Polsek Padang Bolak
apabila ada hal-hal yang mencurigakan.

131

Hasil wawancara Kepala Desa Mangaledang Lama, Hamdan Syukri Siregar, Penelitian
yang dilaksanakan di Desa Mangaledang Lama, Kec. Portibi, Kab. Padang Lawas Utara, Tanggal 25
Mei 2016, Pukul 10:33 WIB

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENCURIAN HEWAN MELALUI
KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM) DI KABUPATEN PADANG LAWAS
UTARA
Adat sifatnya tidak tertulis, adat dikenal oleh masyarakat dan dipatuhi oleh
masyarakat itu sendiri. Untuk mengetahui adat istiadat yang berlaku dalam suatu
masyarakat, kita harus berbaur dalam masyarakat itu sendiri.132
Adat baik sebagai hukum maupun sebagai adat istiadat hanya dapat dipahami
dengan menyelami kehidupan, menyelidiki asal mulanya dan mencari cara seseorang
menerangkannya. Ada beberapa istilah yang dipakai terhadap adat ini, yang didalam
pengertian hukum yang tidak tertulis disebut dengan hukum adat, yaitu:133
a. Adat
b. Adat Istiadat
c. Adat Nan Adat
d. Adat Nan Diadatkan
Perkataan Adat adalah suatu istilah yang dikutip dari bahasa Arab yang sudah
diterima dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya Van Dijk Mengatakan, bahwa:134
Mulanya istilah itu berarti kebiasaan. Dengan nama sekarang dimaksudkan,
semua kesusilaan dan kebiasaan Indonesia disemua lapang hidup, jadi juga semua
peraturan tentang tingkah laku dan macam apa pun juga, menurut orang Indonesia
132

Pandapotan Nasution, Adat Buadaya Mandailing Dalam Tantangan Zaman, (Medan;
FORKALA Prov. Sumut, 2005), OpCit. Hal. 462-464
133
OpCit
134
OpCit

80
Universitas Sumatera Utara

81

biasa bertingkah laku. Jadi didalamnya termuat pula peraturan-peraturan hukum yang
melingkupi dan mengatur hidup bersama dari pada orang-orang Indonesia. Hukum
adat dan adat tidak dapat dipisahkan dengan garis hitam, Kata Van Vollenhoven.
Selanjutnya Van Vollenhoven menyatakan:135
Kedua jenis itu, adat dan hukum adat, bergandengan tangan (dua seiring) dan
tak dapat dipisah-pisahkan, tetapi hanya mungkin dibedakan sebagai adat-adat yang
ada mempunyai dan tidak mempunyai akibat hukum. Selain dari pada itu dalam
istilah hukum itu pada galibnya terkandung suatu arti yang lebih luas dengan apa
yang dimaksudkan orang dengan kata istilah hukum di Eropa.136
Sebelum mengetahui lebih jauh tentang bagaimana tata cara penyelesaian
tindak pidana pencurian hewan melalui kebiasaan-kebiasaan atau hukum adat di
Kabupaten Padang Lawas Utara, ada baiknya kita sedikit mengulas tentang asal mula
Kabupaten Padang Lawas Utara dan sejarah kebudayaan masyarakat yang tumbuh di
Kabupaten Padang Lawas Utara, yakni:
A. Sejarah Kebudayaan Tapanuli Selatan (Padang Lawas Utara)
Angkola adalah salah satu sub suku bangsa Batak, disamping Batak Toba,
Karo, Dairi, Simalungun, Mandailing. Orang Angkola secara umum sering
disamakan dengan orang Mandailing, namun kalau dilihat lebih jauh mereka
memiliki beberapa perbedaan atau variasi.Mereka berdiam dalam wilayah Kabupaten
Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, meskipun kini sebagian dari mereka telah

135
136

OpCit
Opcit

Universitas Sumatera Utara

82

hidup tersebar di luar daerah asalnya itu. Dalam Kabupaten ini mereka bermukim
terutama di Kecamatan Batang Toru, Sipirok, Saipar Dolok Hole, Dolok, Padang
Bolak, Barumun Tengah, Sosa, Barumun, Sosopan, Padang Sidempuan, dan Batang
Angkola. Dalam sebagian Kecamatan-Kecamatan ini mereka berbaur dengan orang
Mandailing, atau anggota suku bangsa lainnya. Daerah Angkola sendiri bisa dibagi
menjadi Angkola Jae, Angkola Julu, dan Sipirok.137
Suatu sumber sejarah mencatat bahwa orang Angkola mula berkembangnya
dari daerah Porboti, Padang Lawas (Padang Bolak), Tapanuli Selatan, seperti yang
dikemukakan oleh B.G. Siregar dalam surat Tumbaga Holing. Buku Pelajaran Adat
Tapanuli Selatan (1984). Seperti dikemukakan di atas. Padang Bolak adalah wilayah
asal orang Angkola, di daerah Porboti terdapat sebuah candi, yaitu candi Biara, yang
merupakan peninggalan agama Hindu, a