Evaluasi Pengembalian Dana Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) di Kecamatan Simpang Empat (Kasus: Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Chapter III VI

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah peneltian ditentukan secara puposive atau secara sengaja yaitu Desa
Lingga. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa Desa Lingga dipilih
mengingat desa tersebut yang masyarakat petaninya memanfaatkan dana PUAP
untuk kegiatan simpan pinjam dan desa tersebut merupakan desa dengan
perkembangan jumlah dana PUAP yang paling tinggi di Kecamatan Simpang
Empat

Universitas Sumatera Utara

NO

Kecamatan

Tahun (Desa)

Jumlah
(Desa)


Tabel 3.1 : Data Kecamatan Penerima PUAP di Kabupaten Karo Tahun
2008-2014

Universitas Sumatera Utara

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014


1

Merek

7

1

1

1

-

-

1

11


2

Tiganderket

4

12

1

-

-

-

-

17


3

Payung

3

5

-

-

-

-

-

8


4

Tigapanah

2

2

3

3

-

1

-

11


5

Simpang
Empat

3

2

1

2

-

1

1

10


6

Dolat Rakyat

2

5

-

-

-

-

-

7


7

Berastagi

3

-

1

-

1

-

-

5


8

Merdeka

2

-

-

1

-

2

-

5


9

Mardingding

1

1

1

1

-

-

1

5


10

Juhar

1

2

2

1

7

-

-

13

11

Lau Baleng

1

2

1

-

-

1

5

12

Munthe

1

2

1

2

-

-

1

7

13

Kabanjahe

1

1

2

-

-

1

-

5

14

Barus Jahe

3

1

1

8

2

1

16

15

Kuta Buluh

2

4

1

-

-

-

8

16

Naman Teran

1

1

2

-

-

2

6

17

Tiga Binanga

5

-

-

-

-

1

18

1

12

Sumber : Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kab. Karo, 2015
Tabel 3.2: Data Desa dan Gapoktan Penerima Dana PUAP di Kecamatan
Simpang Empat, Kabupaten Karo Tahun 2008-2014
No Desa

Nama
Gapoktan

Tahun
PUAP

Aset Awal

Aset Saat
Laporan (Rp)

(Rp)

1

Sirumbia

Sukela Serasi

2008

100.000.000,00

123.600.000,00

2

Torong

Arih Ersada

2008

100.000.000,00

103.195.000,00

Universitas Sumatera Utara

3

Lingga

Sibayak
Lingga

2008

100.000.000,00

150.184.000,00

4

Jeraya

Tani Jaya

2009

100.000.000,00

107.500.000,00

5

Surbakti

Surbakti
Malem

2009

100.000.000,00

112.300.000,00

6

Beras Tepu

Bersima

2010

100.000.000,00

107.453.000,00

7

Tiga Pancur

Harapan
Dessa

2011

100.000.000,00

135.000.000,00

8

Beganding

Rudang
Mayang

2011

100.000.000,00

111.700.000,00

9

Nang
Belawan

Tambak
Siroga

2013

100.000.000,00

100.250.000,00

10

Pintu Besi

Pintu Besi
Simalem

2014

40.000.000,00

Sumber : Kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kab. Karo, 2015
3.2 Metode Penentuan Sampel
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan mampu mewakili
populasi dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah petani penerima
dana program PUAP dan petani yang tidak menerima dana PUAP di Desa Lingga,
Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Metode penentuan sampel petani
dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling yaitu pemilihan sampel secara
acak. Berdasarkan hasil survei petani peminjam dana PUAP sebanyak 105 orang
petani dan petani peminjam koperasi sebanyak 284 orang. Menurut Nazir (2005),
baha ukuran minimum sampel yang dapat diterima berdasarkan pada desain
penelitian yang digunakan yaitu minimum 30 sampel. Hal ini dilakukan untuk
mempermudah penelitian. Penentuan sampel diambil dengan distribusi pada Tabel
3.3 berikut :

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.3 : Penentuan Sampel Desa Lingga Tahun 2015
No

Petani

Populasi

Sampel

1

Peminjam dana PUAP

105

30

2

Peminjam dari Koperasi

284

30

Jumlah

389

60

Sumber : PPL Desa Lingga, 2016
3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui kuisioner yang telah dipersiapkan
sebelumnya dan wawancara langsung kepada petani pengguna dana PUAP dan
petani yang melakukan pinjaman dari koperasi di Kecamatan Simpang Empat,
Kabupaten Karo.
Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait yaitu Dinas
Pertanian Kabupaten Karo, Badan Penelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Karo, Kantor Kepala Desa Lingga, BPS
Sumatera Utara, serta dari penelususran internet dan literatur lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
3.4 Metode Anlisis Data
3.4.1 Untuk Membuktikan Hipotesis 1, Ada Pelaksanaan Program
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Daerah
Penelitian
Untuk membuntikan hipotesis 1, dianalisis dengan menggunakan analisis
deskriptif, yaitu dengan cara mengamati pelaksanaan program PUAP di Desa

Universitas Sumatera Utara

Lingga, Kecamatan Simpang Empat dan sebagai indikator utama adalah
pengembalian dana program PUAP bagi petani yang menerima dana PUAP.
3.4.2 Untuk Membuktikan Hipotesis 2, Ada Perbedaan Lama Waktu
Pengembalian Dana Program PUAP Antara Petani Peminjam dana
PUAP dan Petani Peminjam Koperasi
Untuk membuktikan hipotesis 2, diuji dengan menggunakan uji beda ratarata untuk dua sampel terpisah (Independent sample). Model analisis tersebut
digunakan untuk menguji apakah terdapat perbedaan lama pengembalian dana
pinjaman diantara petani yang menerima dana PUAP dan petani yang tidak
menerima dana PUAP di desa Lingga. Petani yang tidak menerima dana PUAP ini
merupakan petani yang meminjam dana dari koperasi yang tersedia di desa
Lingga.
Adapun langkah-langkah analisis statistik dengan menggunakan uji beda rata-rata
adalah sebagai berikut:
1. Terlebih dahulu dilakukan uji F yang digunakan untuk mengetahui apakah
varians homogen atau heterogen, dengan uji statistik sebagai berikut:
Ho : S12 = S22
Ho : S12 ≠ S22
Rumus yang digunakan adalah :
Fhitung :

�12

�22

Keterangan
F = koefisien F tes
S12 = Varians pada kelompok yang memiliki nilai besar

Universitas Sumatera Utara

S22 = varians pada kelompok yang memiliki nilai kecil
Tes signifikan untuk menetapkan apakah data dari sampel tersebut bervarians
homogen atau heterogen dapat digunakan tabel F terlebih dahulu menetapkan
derajat kebebasannya, yaitu menggunakan ketentuan sebagai berikut:
a. Apabila F hitung > F tabel 0,05 (n1–1), (n2-2) maka Ho ditolak artinya
variansnya heterogen
b. Apabila F hitung < Ftabel 0,05 (n1-1), (n2-2) maka Ho diterima artinya
variansnya homogen
(Soepeno, 2002)
2. Apabila varians homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji t,
rumus

yang

digunakan adalah sebagai

berikut:

3. Apabila varians homogen, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji t,
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Keterangan :
S1 2

= nilai varians dari lama pengembalian peinjaman petani yang
menerima dana PUAP

S2 2

= nilai varians dari lama pengembalian peinjaman petani yang tidak
menerima dana PUAP

X1

= rata –rata lama pengembalian peinjaman petani penerima dana
PUAP

X2

= rata- rata lama pengembalian peinjaman petani yang tidak menerima
dana PUAP

N1

= jumlah sampel petani yang menerima dana PUAP

N2

= jumlah sampel petani yang tidak menerima dana PUAP

4. Menggunakan perbandingan anatar t hitung dengan tabel
Nilai t tabel didapat dari α (tarf nyata/tingkat signifikan) dengan derajat
bebas/ degree of Freedom (df)
-

Jika t hitung > t tabel ; maka H1 diterima = (ada perbedaan lama
pengembalian dana program PUAP antara petani yang menerima dana
pinjaman terhadapa petani yang tidak menerima dana PUAP di desa Lingga)

-

Jika t hitung < t tabel ; maka Ho diterima = (tida ada perbedaan lama
pengembalian dana pinjaman antara petani yang menerima dana progam
PUAP terhadapa petani yang tidak menerima dana PUAP di desa Lingga)

5. Taraf nyata dan nilai t tabelnya :
α

= 5% = 0,05

Universitas Sumatera Utara

ta/2

= 0.025 dengan db = (n-2) = 23

t tabel = 2,06866
3.4.3 Untuk Membuktikan Hipotesis 3, Ada Pengaruh Karakteristik Sosial
Ekonomi Petani Peminjam Dana PUAP terhadap Lama Waktu
Pengembalian Dana Program PUAP di Daerah Penelititan
Untuk identifikasi masalah 3, pengaruh dianalisis dengan menggunakan
metode regresi berganda dummy. Adapun modelnya menurut Djarwanto (2001),
sebagai berikut:
Yi = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5 + D +μ
Keterangan:
Yi

= Skor penilaian terhadap lama pengembalian pinjaman dana PUAP

b1, b2, b3, b4, dan b5

= Koefisien regresi

X1

= Umur petani (tahun)

X2

= Tingkat Pendidikan (tahun)

X3

= Pengalaman bertani (tahun)

X4

= Jumlah Tanggungan (jiwa)

X5

= Luas Lahan (ha)

D

= Dummy Ketaatan Pengembalian
D =1 : Taat
D = 0 : tidak taat

μ

= Kesalahan pengganggu

Untuk melihat apakah variabel-variabel tersebut berpengaruh secara serempak
terhadap lama pengembalian dana program PUAP, maka digunakan uji F

Universitas Sumatera Utara

�2 =

Keterangan :
R2

= Koefisien determinasi

k-1

= Derajat bebas pembilang

n

= Jumlah sampel

n-k

= Derajat bebas penyebut

�� (��� )
∑� 2

Dengan kriteria uji serempak sebagai berikut:


Fhit> Ftab (0.050) maka H0 ditolak, H1diterima



Fhit< Ftab (0.050) maka H0 diterima, H1ditolak

Untuk melihat ketetapan model ini dilakukan dengan melihat koefisien
determinasi (R2), dimana R2 merupakan besaran yang dipakai untuk menunjukkan
seberapa baik keseluruhan model regresi dalam menerapkan perubahan dalam
variabel terikat. Apabila R2 sebesar satu atau mendekati nol, maka regresi itu
semakin baik hasilnya, artinya variabel bebas dapat menerangkan perubahan
dalam variabel terikat, dan sebaliknya.
Untuk melihat apakah variabel-variabel tersebut berpengaruh secara parsial maka
dilakukan uji t-hitung, yakni
t-hitung =
S2y123 =
Keterangan :

��− �
���

� (�� −�� )�
�−�−�

Universitas Sumatera Utara

Bi

= Parrameter (i= 1, 2, 3,....n)

n-kn1 = derajat bebas
Sbi

= standar eror parameter b

S2y123 = standar eror estimatis
Kriteria uji t adalah :
t-hitung ≤ t-tabel ....................... hipotesis (Ho) diterima, (H1) ditolak
t-hitung ≥ t-tabel ....................... hipotesis (Ho) ditolak, (H1) diterima
Rumus hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh karakteristik sosial ekonomi terhadap lama
pengembalian dana program PUAP
H1 : Ada pengaruh karakteristik sosial ekonomi terhadap lama pengembalian dana
program PUAP
3.5

Defenisi dan Batasan Operasional

3.5.1 Defenisi
1. Evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.
2. Perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman dan terdiri atas serangkaian.
3. Usaha adalah kegiatan ekonomi untuk mencapai tujuhan tertentu
4. Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu
atau keseluruhan dari mulai mata rantai produksi, pengolahan dan
pemasaran hasil yang ada hubungannya dengan komoditi pertanian dalam

Universitas Sumatera Utara

arti luas (usahatani, perkebunanan, kehutanan, perikanan, perternakan) yang
bertujuan untuk memperoleh keutungan
5. Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bermukim sutau masyarakat
yang berkuasa dan masyarakat tersebut mengadakan pemerintah sendiri.
6. Petani adalah perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang
mengelola usaha di bidang pertanian yang meliputi usha hulu, usahatani,
agroindustri, pemasaran dan jasa penunjang.
7. Modal adalah faktor produksi yang merujuk pada segala sarana dan
produksi yang merujuk pada segala sarana dan prasarana yang dihasilkan
untuk digunakan sebagai masukan dalam proses produksi
8. Karakterisitik sosisal ekonomi petani adalah karakter yang dimiliki petani
meliputi umur, tingkat pendidikan, luas lahan, jumlah tanggungan, dan
pengalaman bertani.
9. Umur adalah usia petani penerima dana program PUAP (tahun)
10. Tingkat pendidikan adalah lamanya pendidikan yang pernah ditempuh
oleh seorang petani penerima dana program PUAP secara formal (tahun)
11. Pengalaman bertani adalah lamanya petani penerima dana program PUAP
telah melakukan usahatani sebaga mata penchariannya (tahun)
12. Jumlah tanggungan adalah banyaknya anggota keluarga yang masih
menjadi tanggungan petani penerima dana program PUAP (jiwa)
13. Luas lahan adalah keseluruhan lahan pertanian yang dimiliki oleh
penerima dana program PUAP (ha)

3.5.2 Batasan Operasional

Universitas Sumatera Utara

1. Lokasi penelitian di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten
Karo.
2. Sampel pnelitian adalah petani yang memperoleh dana Bantuan Langsung
Masyarakat (BLM) Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dan
petani yang melakukan simpan pinjam pada koperasi di Desa Lingga,
Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.
3. Penelitian dilakukan tahun 2015

BAB IV
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten
Karo. Berikut ini adalah deskripsi daerah penelitian:
4.1.1 Luas dan Letak Geografis
Desa Lingga merupakan bekas Kerajaan Lingga tanah Karo, yang dipimpin oleh
seorang raja yang bergelar Sibayak Lingga. Desa ini terletak di koordinat 20500
LU, 30190 LS, 970550 - 980 380 B. Tingkat curah hujan rata-rata pertahun adalah

Universitas Sumatera Utara

2.000 s/d 3.000 m/tahun dan suhu temperaturnya adalah 160C s/d 270C. Dengan
ketinggian 1000 s/d 1300 mdpl yang berbatasan dengan:
-

Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Surbakti

-

Sebelah Selatan berbatasan denggan Desa Kacaribu

-

Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sirumbia

-

Sebelah Timur berbatasan dengan Desaa Lingga Julu

4.1.2 Tata Guna Lahan
Penggunaan lahan perladangan adalah sebanyak 1500 Ha, Untuk penggunaan
lahan permukiman adalah sebanyak 60 Ha, kolam perikanan 20,1 ha, dan sarana
sosial 2,9 Ha.
4.1.3 Status Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan Lahan di Desa Lingga terbagi dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.1 Kepemilikan Lahan di Desa Lingga Tahun 2015
No

Kepemilikan

Luas lahan (ha)

1

Rakyat

1540

2

Desa

10

3

Pemerintah

50

Sumber : Kantor Kepala Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, 2016
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa lahan milik rakyat sebesar 1540 ha,
lahan milik desa sebesar 10 ha, dan lahan milik pemerintah sebesar 50 ha.

Universitas Sumatera Utara

4.1.4 Keadaan Tanah
Tanah di Desa Lingga. Kecamatan Simpang Empat, Kabupatten Karo merupakan
tannah yang subur dan cocok untuk banyak jenis tanaman. Dengan demikian
sebagian besaar lahan di Desa Lingga cocok untuk lahan ppertanian seperti padi,
jagung, cabe, tomat, kol dan tanaman hortikultura lainnya.
Demikian juga dengan tanah kering perbukitan yang sedikit bergelombang yang
sangat cocok dimanfaatkan sebagai area pertanian rakyat sepertii kopi, jeruk,
cacao, terong dll.

4.1.5 Keadaan Penduduk
a. Penduduk Menurut Kelompok Umur
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Menurut Kelompok Umur di Desa Lingga
Tahun 2015
No

Interval Umur (tahun)

Jumlah (jiwa)

(Persentase (%)

1

0-15

568

24.5

2

16-55

1347

59.4

3

>55

397

17.1

Jumlah

2312

100

Universitas Sumatera Utara

Sumber : Kantor Kepala Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, 2016
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Lingga pada
akhir tahun 2014 adalah sebanyak 2312 jiwa, dengan jumlah penduduk umur 0-15
sebanyak 568 jiwa yaitu setara dengan 24,4%, jumlah penduduk umur 16-55
sebanyak 1347 jiwa atau setara dengan 59.4% dan jumlah penduduk umur >55
sebanyak 397 jiwa atau setara dengan 7.1 %.

b. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Desa Menurut Pendidikan di Desa Lingga
Tahun 2015
No

Tingkat Pendidikan

Jumlah (jiwa)

(Persentase (%)

1

Belum Sekolah

214

9,2

2

Tidak Tamat SD

286

12,3

3

Tamat SD

379

16,3

4

Tamat SMP

427

18,4

5

Tamat SMA

562

24,3

6

Tamat Akademia

276

11,9

7

Tamat Perguruan Tinggi

168

7,2

Jumlah

2312

100

Sumber : Kantor Kepala Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, 2016

Universitas Sumatera Utara

Dari Table 4.3 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk belum sekolah sebanyak 214
jiwa atau setara dengan 9,2%, Tidak tamat SD sebanyak 286 jiwa atau setara
dengan 12,3%, tamat SD sebanyak 379 jiwa atau setara dengan 6,3%, tamat SMP
sebanyak 427 jiwa atau setara dengan 18,4%, tamat SMA sebanyak 562 jiwa atau
setara dengan 24,3%, tamat akademik sebanyak 276 jiwa atau setara 11,9%, dan
tamat perguruan tinggi sebanyak 168 jiwa atau setara 7,2%.
4.1.6 Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasaarrana akan mempernngaruhi dan kemajuan masyarakat.
Semakin baik sarana daan prasarana maka semakin mudah Desa Lingga tersebut
ddijangkau, maka laju perkembangan Desa Lingga akan cepat. Sarana dan
prasarana dapat dikatakann baik apabila dilihat dari segi ketersediaan dan
pemanfaatannya sudaah sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat sehingga
dapat

mempermudahmasyarakat

setempat

dalam

memenuhi

segala

kebuutuhannya.
4.2 Karakteristik Petani Responden
Adapun karakteristik petani responden dalam penelitian ini meliputi umur,
pendidikan, jumlah tanggungan, luas lahan, dan pendapatan. Karakter petani
responden dapat dilihat pada table 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.4 Karakteristik Petani Responden
No

Uraian

Satuan

Range

Rataan

1

Umur

Tahun

35 – 51

43

2

Pendidikan

Tahun

6 - 22

14

Universitas Sumatera Utara

3

Jumlah Tanggungan

Jiwa

1–5

3

4

Luas Lahan

Ha

0.2 – 1.5

0.85

5

Pendapatan

Rp

2000000

2000000

Sumber : Kantor Kepala Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, 2016
Dari Table 4.4 diketahui bahwa rata – rata umur petani adalah 43 Tahun dengan
range 35 – 51 Tahun. Hal ini menunjukkan bahwa petani responden masih
tergolong pada usia produktif yang masih memiliki tenaga kerja yang potensial
untuk mengusahakan usahatani.
Tingkat pendidikan yang dijalani oleh petani responden memiliki rata – rata 14
tahun dengan range 6 – 22 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa rata – rata
pendidikan petani responden adalah setingkat SMP.
Jumlah Tanggungan keluarga petani rata – rata 3 jiwa dengan range 1 – 5 jiwa.
Jumlah in menunjukkan bahwa jumlah tanggungan masih produktif dan dapat
memanfaatkaan untuk membantu dalam proses usaha tani terutama dalam
penyediaan tenaga kerja keluarga.
Luas lahan petani rata – rata 0.85 Ha dengan range 0.2 – 1.5 Ha
Pendapatan petani responden rata – rata Rp 2.000.000 dengan range < Rp
2.000.000 - > Rp 2.000.000

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Uji Hipotesis 1. Mengetahui Pelaksanaan Program Pengembangan
Usaha Agribisnis Pedesaann (PUAP) di Desa Lingga
Program PUAP merupakan suatu terobosan yang dilakukan oleh Departemen
Pertanian yang bertujuan membantu petani dalam mengatasi masalah permodalan
yaitu dengan memberikan bantuan dana stimulus bagi petani. Pada daerah
penelitian Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, progrm ini
sudah dilakukan sejak tahun 2008.
Pelaksanaan PUAP memiliki beberapa tahapan (ruang lingkup kegiatan) yaitu:
1. Identifikasi dan penetapan Desa PUAP
2. Identifikasi dan penetapan GAPOKTAN penerima BLM-PUAP
3. Pelatihan bag fasilitator, ppenyuluh pendamping, pengurus GAPOKTAN
4. Rekrutmen dan pelatihan bagi PMT
5. Sosialisasi kegiatan PUAP
6. Pendampingan
7. Penyaluran BLM
8. Pembinaan dan pengendalian
9. Evaluasi dan program

Universitas Sumatera Utara

Tabel 5.1 :Pelaksanaan program PUAP di desa Lingga, Kecamatan Simpang
Empat, Kabupaten Karo Tahun 2015
No

Uraian

1

Kriteria
PUAP

Standar Kerja
seleksi

desa

-

Tahapan
penetapan kuota desa PUAP

-

Tahapan seleksi desa PUAP
-

-

-

2

Penetapan
Gapokytan/Poktan

Hasil Lapangan

-

-

-

-

-

Penentuan kuota desa dilakasaanakkan
di pusat oleh Kelompok kerja
identifikasi PUAP
Daftar calon desa PUAP dikirim oleh
TIM PUAP Pusat ke Gubernur dan
Walikota
Pemerintah Kabupaten mengusulkan
caalon desa PUAP kepada Departemen
Pertanian melalui Gubernur
Tim PUAP Pusat melakukan verifikasi
atas usulan desa PUAP yang diajukan
oleh Gubernur, Walikota daan anspirasi
masyarakat
Hasil verifikasi desa PUAP oleh Tim
PUAP Pusat, selanjutnya ditetapkan
oleh Menteri Pertanian sebagai Desa
PUAP

-

Telah dilaksanakan

-

Dilaksanakan

-

Dilaksanakan

-

Dilakukan
verifikasi

-

Tim
Teknis
Kabupaten
mengidentiifikasi
GAPOKTAN
penerima BLM dari lokasi desa PUAP
yang telah ditetapkan oleh Menteri
Pertanian
GAPOKTAN mengisi formulir 1
sebagai data dasar untuk diajukan oleh
Bupati/ Walikota sebagai calon
penerima BLM PUAP
Bupati/Walikota
mengusulkan
GAPOKTAN penerima BLM PUAP
kepada TIM Pusat melalui Gubenur
Tim PUAP Pusat melakukan verifikasi
terhadap GAPOKTAN yang diusulkan
oleh Bupati/Walikota
Hasil verifikasi Tim PUAP Pusat
terhadap GAPOKTAN, selanjutnya
ditetapkan oleh Menteri Pertanian

-

Diterbitkan SK oleh
Menteri Pertanian
Dilaksanakan

-

Dilaksanakan

-

Dilakukan
verifikasi

-

Diterrbitkan
SK
oleh
Menteri
Pertanian

-

Dilaksanakan

Universitas Sumatera Utara

3

Kriteria
PUAP

desa

penerima -

-

4

Penyusunan
Rencana Usaha Bersama (RUB)
-

5

Prosedur
BLM-PUAP

Penyaluran -

Memiliki SDM yang mampu mengelola usaaha agribisnis
Mempunyai struktur kepengurusan yang aktif

Ada

Dimiliki dan dikelola oleh petani

-

Memang diimiliki
dan dikelola petani

-

Telah
dilakukan
oleh bupati

Dikukuhkan oleh Bupati/Walikota
Penyusunan RUB (Rencana Usaha Bersama)
Pengajuan Rub ke tim teknis kabupaten kota
RUB
dan
administrasi
lainnya diverifikassi oleh tim PUAP pusat

Satker Pusat Pembiayaan Pertanian
menerbitkan Surat Perintah Keja (SPK)
bermetrai
Rp
6.000
kepada
GAPOKTAN
- Penyaluran
dana
BLM-PUAP
dilakukan
dengan
mekanisme
Pembayaran Langsung (LS) ke
Rekening GAPOKTAN
- Staker Pusat Pembiayaan Pertanian
mengajukan surat Perintah Membayar
(SPMM-LS)
- Penyaluran dana BLM dari KPPN ke
rekening
GAPOKTAN
melalui
penerbitan SP2D
Sumber : PPL Desa Lingga

Struktur
aktif

pengurus

Telah disusun
Telah diajukan
Telah
dilakukan
verifikasi

-

Telahh diterbitkan

-

Telah
disalurkan
langsung
ke
rekening
GAPOOKTAN

-

Telah dilaksanakan

-

s
Telah dilaksanakan

Pelaksanaan PUAP didaerah ini tergolong dalam kategori cukup baik. Dari Tabel
diatas dapat dilihat bahwa semua tahapan pelaksanaan program PUAP telah
dilakukan sesuai dengan aturan dan sessuai dengan tahapan-tahapan yang telah
ditentukan. Sslsh satunya adalah panyaluran dana yang sudah berjalan dengan
baik. Proses pembagian dan pencairan dana PUAP dilakukan dengan pengajuan

Universitas Sumatera Utara

permohonan dari petani ke GAPOKTAN dengan menyertakan surat jaminan
(biasanya surat jaminan berupa surat tanah atau surat berharga lainnya)

Tata Cara Penyaluran BLM –PUAP
Penyusunan Rencana Usaha Bersama (RUB)
a. RUB disusun oleh GAPOKTAN berdasarkan hasil identifikasi
potensi usaha agribisnis di desa PUAP yang dilakukan oleh
Penyuluh Pendamping.
b. Penyusunan RUB harus memperhatikan kelayakan usaha produktif
petani, yaitu : 1) budidaya di sub sektor tanaman pangan,
hortikultura, peternakan, perkebunan, 2) usaha non budidaya
meliputi usaha industri rumah tangga pertanian, pemasaran skala
kecil/bakulan, dan usaha lain berbasis pertanian.
c. Rencana Usaha Bersama (RUB) yang telah disetujui oleh Tim
Teknis Kabupaten/Kota (Formulir 2) , dikirim bersama dokumen
administrasi lainnya antara lain: (1) Berita Acara Pengukuhan
GAPOKTAN, (2) Nomor Rekening GAPOKTAN, (3) Perjanjian
Kerjasama, dan (4) Surat Perintah Kerja, ke Tim Pembina Propinsi
untuk

diajukan

kepada

Departemen

Pertanian

C.q

Pusat

Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian.
d. RUB dan dokumen administrasi lainnya yang diterima Departemen
Pertanian selanjutnya diteliti dan diverifikasi oleh Tim PUAP Pusat
c.q. Pokja Penyaluran Dana.
Prosedur Penyaluran BLM-PUAP

Universitas Sumatera Utara

e. Satker Pusat Pembiayaan Pertanian menerbitkan Surat Perintah
Kerja (SPK) bermeterai Rp. 6000,- kepada GAPOKTAN.
f. Penyaluran dana BLM – PUAP dilakukan dengan mekanisme
Pembayaran Langsung (LS) ke Rekening GAPOKTAN.
g. Satker Pusat Pembiayaan Pertanian mengajukan surat Perintah
Membayar (SPM-LS) dengan lampiran :
i. Keputusan MENTERI PERTANIAN tentang penetapan
GAPOKTAN.
ii. Berita Acara Pengukuhan GAPOKTAN oleh Bupati
/Walikota.
iii. Rekapitulasi RUB dengan mencantumkan :
1. Nama dan alamat lengkap GAPOKTAN yang
menjadi sasaran PUAP.
2. Nomor rekening GAPOKTAN.
3. Nama dan alamat kantor cabang bank tempat
GAPOKTAN membuka rekening.
4. Rincian penggunaan dana BLM PUAP menurut
usaha produktif.
iv. Kuitansi harus ditandatangani Ketua GAPOKTAN dan
diketahui/disetujui oleh Tim Teknis

Kabupaten/Kota

dengan meterai Rp.6000,- (enam ribu rupiah).
h. Penyaluran dana BLM dari KPPN ke rekening Gapoktan melalui
penerbitan SP2D akan diatur lebih lanjut oleh Departemen
Keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Pencairan dana PUAP kepada petani dilakukan dengan 2 tahap. Besarnya dana
yang dicairkan pada tahap I adalah sebesar 40 juta Rupiah dan tahap II adalah
sebesar 60 juta Rupiah. Penyaluran dana PUAp dilakukan oleh GAPOKTAAN.
Para petani pemohon haruslah terlebih dahulu mengajukan proposal peminjaman
dana PUAP. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

1. Merupakan

anggota

POKTAN/GAPOKTAN

(masih

aktif

keanggotaannya)
2. Memiliki KTP dan KK
3. Memiliki lahan sendiri
Pada tahap I, jumlah petani yang memperoleh dana bantuan sebesar 27 orang,
pada tahap II 59 orang. jumlah dana yang diberikan kepada petani bisa berbeda
karena disesuaikan dengan besarnya permohonan peminjaman dana yang
dilakukan petani kepada GAPOKTAN. Selanjutnya pengurus GAPOKTAN
melakukan verifikasi terhadap proposal yang diajukan oleh petani. Adapun proses
pencairan dana dan jangka waktu pencairan dan pengembalian dana dapat dilihat
pada T

abel berikut ini,

Tabel 5.2 Tahapan Pencairan Dana PUAP di Desa Lingga
Tahapan
Pencairan
Dana PUAP

Waktu
Pencairan

Jumlah Dana yang
Dicairkan

Waktu
Pengembalian

Jumlah dana yang
harus
dikembalikan

Tahap I

Januari 2008

Rp 40.000.000,00

July 2008

Rp 44.800.000,00

Tahap II

July 2008

Rp 60.000.000,00

Desember 2008

Rp 67.200.000,00

Jumlah

Rp 100.000.000,00

Rp 112.000.000,00

Sumber : PPL Desa Lingga

Universitas Sumatera Utara

Jangka waktu pengembalian adalah 6 bulan setelah pencairan dana dilakukan.
Dengan kata lain, setiap petani yang memperoleh dana bantuan berhak
menggunakan dana tersebut selama 6 bualan dan wajib mengembalikan dana
tersebut serta bunga yang telah disepakati ke GAPOKTAN.
Pengembalian pinjaman sering terjadi kemacetan di Desa Lingga, hal tersebut
dapat dilihat dari lampiran 9. Petani yang meminjam dari dana PUAP, sering tidak
mengembalikan pinjaman pokok dan bunga pinjaman. Bahakan tak jarang terjadi
sudah lebihg besar bunga pinjaman dari pada pokok pinjaman. Berbagai alas an
yang di berikan petani kepada pengurus karena tidak mengembalikan pinjaman,
membuat pengurus terkadang jenuh dan lelah. Akhirnya dana tersebut berhenti di
petani.
Dalam penelitian ada alas an terbesar kenapa petani tidak mengembalikan
pinjaman PUAP, dikarenakan statement petani yang mendapatkan dana PUAP
bahwa bantuan pemerintah tak perlu dikembalikan. Akibatnya jarang petani yang
sukarela mengembalikan dana PUAP yang dipinjamnya dari pengurus
GAPOKTAN. Pengembangan dana pun akhirnya terjerembeb. Macet tak bergerak
dan terus menurun hingga akhirnya habis ditangan para petani peminjam.
Dalam penggunaan dana PUAP itu sendiri, para petani di Desa Lingga, pada
umunya menggunakan dana PUAP untuk memenuhi kebutuhan saprodi usahatani
yang mereka usahakan.
5.2 Hasil Uji Hipotesis 2. Menganalisis Perbedaan Lama Pengembalian Dana
Pinjaman antara Petani Menerima Dana PUAP dan Petani yang Tidak
Menerima Dana PUAP di Daerah Penelitian

Pengembalian dana pinjaman dapat dilihat dari lancer tidaknya dana yang di
pinjam oleh petani kepada GAPOKTAN. Peneliti melakukan perbandingan

Universitas Sumatera Utara

dengan petani yang melakukan pinjaman dari koperasi Sibayak Lingga, sehingga
terlihat pebedaan dari kedua sumber pinjaman. Dari hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti maka perbedaan skor questioner yang diperoleh dari kedua
sampel dapat dilihat dari lampiran. Perbedaan lama pengembanlian dana pinjaman
PUAP dan pinjaman koperasi oleh petani dapat dilihat dari hasil olahan SPSS
yang dilakukan oleh peneliti.

Tabel 5. 3 :Perbedaan Lama Pengembalian Dana Pinjaman antara Petani
Menerima Dana PUAP dan Petani yang Tidak Menerima Dana
PUAP di Daerah Penelitian
Group Statistics
pinjaman
(1,2)
Skor

dana
N

Mean

Std.
Deviation

Std.
Mean

30

24.2667

4.38598

.80077

pinjaman koperasi 30

56.1333

3.15937

.57682

pinjaman PUAP

Error

Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Interval of the
Difference

F

Sig.

T

Df

Std.
Mean
Error
Sig.
(2- Differenc Differenc
tailed)
e
e
Lower

Upper

Universitas Sumatera Utara

Skor Equal
variances
assumed

2.995 .089

-32.290 58

.000

.98689
31.86667

-29.89120
33.8421
4

Equal
-32.290 52.711 .000
.98689 -29.88697
variances not
31.86667
33.8463
assumed
6
Sebelum dilakukan uji t test sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian
(homogenitas) dengan F test (Levene,s Test), artinya jika varian sama maka uji t
menggunakan Equal Variance Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika
varian berbeda menggunakan Equal Variance Not Assumed(diasumsikan varian
berbeda).
Langkah-langkah uji F sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
Ho : Kedua varian adalah sama (Petani penerima dana PUAP dan petani tidak
menerima dana PUAP adalah sama)
Ha : Kedua varian adalah berbeda (varian Petani penerima dana PUAP dan
petani tidak menerima dana PUAP adalah berbeda).
2. Kriteria Pengujian (berdasar probabilitas / signifikansi)
H1 ditolak jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
3. Membandingkan probabilitas / signifikansi
Nilai P value (0,89 > 0,05) maka Ho diterima.
4. Kesimpulan
Oleh

karena

nilai

probabilitas

(signifikansi)

dengan equal

variance

assumed (diasumsikan kedua varian sama) adalah 0,89 lebih besr dari 0,05
maka Ho ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa varian Petani penerima dana
PUAP dan petani tidak menerima dana PUAP adalah sama. Dengan ini

Universitas Sumatera Utara

penggunaan uji t menggunakan equal variance assumed (diasumsikan kedua
varian sama).
Pengujian independen sample t test
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1.

Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan antara Lama pengembalian dana pinjaman petani
penerima dana PUAP dan Petani yang tidak menerima dana PUAP
Ha :

ada perbedaan antara Lama pengembalian dana pinjaman petani
penerima dana PUAP dan Petani yang tidak menerima dana PUAP

2. Menentukan tingkat signifikansi
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5%.
Tingkat signifikansi dalam hal ini berarti kita mengambil risiko salah dalam
mengambil keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyakbanyaknya 5% (signifikansi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar yang sering
digunakan dalam penelitian)
3. Menentukan t hitung
Dari tabel di atas didapat nilai t hitung (equal variance assumed) adalah 3,490
4. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat
kebebasan (df) n-2 atau 60-2 = 58. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi =
1,67) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,67 (Lihat pada lampiran)
5. Kriteria Pengujian
Ho diterima jika -t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Universitas Sumatera Utara

Berdasar probabilitas:
Ho diterima jika P value > 0,05
Ho ditolak jika P value < 0,05
6. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas
Nilai t hitung > t tabel (32,250 > 1,67) dan P value (0,000 < 0,05) maka Ho
ditolak.
7. Kesimpulan
Oleh karena nilai t hitung > t tabel (32,250 > 1,67) dan P value (0,000 < 0,05)
maka Ho ditolak, artinya bahwa. Ada perbedaan lama pengembalian dana
program PUAP antara petani menerima dana PUAP dan petani yang tidak
menerima dana PUAP di daerah penelitian. Pada tabel Group Statistics terlihat
rata-rata (mean) untuk petani menerima pinjaman dana PUAP adalah 24,2667
dan untuk Petani menerima pinjaman dana koperasi adalah 56,1333, artinya
bahwa rata-rata petani menerima pinjaman dana PUAP lebih rendah daripada.
Petani menerima pinjaman dana koperasi.Nilai t hitung negatif, berarti rataratapetani menrima pnjaman dana PUAP) lebih rendah daripada petani
menerima pinjaman dari koperasi. Perbedaan rata-rata (mean diference)
sebesar -31,86657, dan perbedaan berkisar antara -33,846 sampai -29,89 (lihat
pada lower dan upper).
5.3 Hasil Uji Hipotesis 3. Menganalisis Pengaruh Karakteristik Sosial
Ekonomi Petani Penerima Dana PUAP Terhadap Lama Pengembalian
Dana Psrogram PUAP
Tabel 5.4 : Model Summary Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani
Penerima Dana PUAP
Model Summary

Universitas Sumatera Utara

Adjusted

R Std. Error of the

Model

R

R Square

Square

Estimate

1

.866a

.750

.698

2.60802

a. Predictors: (Constant), pendapatan, pendidikan, jumlah tanggungan,
luas lahan, Tingkat umur
Dari Tabel 5.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai R square sebesar 0,75 atau 75%.
Hal ini menunjukkan bahwa variable independen yaitu pendapatan, jumlah
tanggungan, jumlah umur, luas lahan, dan pendapatan berpengaruh sebesar
0,75%, sedangkan sisanya sebesaar 25% dipengaruhi oleh variable lain yang tidak
dimasukkan dalam model sala satu variabel lain tersebut yakni persepsi petani

Tabel 5.5 : Coefficients Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Petani
Penerima Dana PUAP
Coefficientsa

Model
1 (Constant)

Unstandardized

Standardized

Coefficients

Coefficients

B

Std. Error

10.295

6.020

.133

.109

-1.157

jumlah tanggungan

Beta

ANOVA

t

Sig.

1.710

.100

.152

1.223

.233

.511

-.252

-2.266

.033

-.842

.539

-.182

-1.563

.131

luas lahan

5.374

1.649

.393

3.258

.003

Pendapatan

4.783

1.270

.502

3.765

.001

Tingkat umur
Pendidikan

F
14.430

Sig.
a

.000

a. Dependent Variable: pengembalian PUAP

Hipotesis :

Universitas Sumatera Utara

H0 : tidak ada pengaruh variable bebas ( pendapatan, jumlah tangungan, umur,
luas lahan, dan pendapatan) terhadap lama pengembalian dana PUAP
H1 : ada pengaruh variable bebas ( pendapatan, jumlah tangungan, umur, luas
lahan, dan pendapatan) terhadap lama pengembalian dana PUAP
a. Pengaruh variabel bebas seacara parsial terhadap variabel terikat
(F hitung)
Pengambilan keputusan :
Jika Fhit< Ftab atau probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
Jika Fhit> Ftab atau probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak
Dari Table 5.5 diatas dapat dilihat bahwa nilai Fhitsebesar 7,527. Sedangkan nilai
Ftab diperoleh dengan menggunakan table F dengan derajat bebas (df) residual
yaitu sebagai penyebut 24 dan df regression sebesar 5 maka diperoleh Ftab sebesar
2,26, dan nilai signifikan sebesar 0,000. Karena Fhit > F tab maka H0 ditolak. Jika
dilihat berdasarkan probabilitas bahwa probabilitas 0,00 < 0,05 maka H0 ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa secara serempak variable bebas (jummlah
tanggungan, jumlah umur, luas lahan, tingkat pendidikan, dan pendapatan)
berpengaruh signifikan terhadap lama pengembalian dana PUAP
b. Pengaruh variabel terikat secara parsial terhadap variabel terikat
(t hitung)

Jika thit< ttab atau probabilitas > 0.05 maka H0 diterima
Jika thit> ttab atau probabilitas < 0.05 maka H0 ditolak

Universitas Sumatera Utara

Nilai ttab pada table sattistik padaa signifikansi 0,05/2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan
df = n-k-1 atau 30-4-1 = 25 (k adalah jumlah variable independen) diperoleh
2,059.
Secara parsial dapat dijelaskan pengaruh variable bebas terhadap variable terikat
yaitu;
1. constant
Dari Table 5.5 diatas diperoleh nilai thitsebesar 1,710 dan nilai signifikansi 0,1.
Nilai thit< ttab(1,710 < 2,059) dan nilai prob > 0,05 (0,1 > 0,05), maka H0 diterima.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh variable bebas ( pendapatan,
jumlah tanggungan, umur, luas lahan, dan pendapatan) terhadap lama
pengembalian dana PUAP. Secara teoritisnilai koefisien regresi sebesar 10,295
menunjukkan bahwa jika nilai variable bebas (pendapatan, jumlah tangungan,
umur, luas lahan, dan pendapatan) tetap maka lama pengembalian bernilai 0,295.
2. Jumlah umur
Dari Table 5.5 diatas dapat dilihat nilai thit sebesar 1,223 dan sig sebesar 0,233.
Nilai thit< ttab(1,233< 2,059) dan nilai prob > 0,05 (0,233> 0,05), maka H0
diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh variable jumlah
umur terhadap lama pengembalian. Secara teoritisnilai koefisien regresi 0,133
menunjukkan bahwa jika variable pendapatan, jumlah tanggungan, luas lahan, dan
tingkat pendidikan tetap maka lama pengembalian dana PUAP akan naik sebesar
0,133.
3. Pendidikan

Universitas Sumatera Utara

Dari Table 5.5 diatas dapat dilihat nilai thit sebesar 2,266 dan sig sebesar 0,033.
Nilai thit> ttab(2,266 > 2,059) dan nilai prob < 0,05 (0,033 < 0,05) H0 ditolak. Hal
ini disimpulkan bahwaada pengaruh variable pendidikan terhadap lama
pengembalian dana PUAP. Secara teoritis menunjukkannilai koefisien regresi 1,157 artinya jika variable pendapatan, umur, luas lahan, jumlah tanggungan tetap
maka lama pengembalian dana PUAP akan turun sebesar 1,157
4. Jumllah Tanggungan
Dari Table 5.5 diatas dapat dilihat nilai thit sebesar -1,563 dan sig sebesar 0,131.
Nilai thit< ttab(1,563< 2,059) dan nilai prob > 0,05 (0,131> 0,05)maka H0 diterima.
Hal ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh variable jumlah tanggungan
terhadap

lama pengembalian. Secara teoritis nilai koefisien regresi -

0,842menunjukkan bahwa jika variable pendapatan, jumlah tanggungan, luas
lahan, dan umur tetap maka lama pengembalian dana PUAP akan turun sebesar
0,842.
5. Luas lahan
Dari Table 5.5 diatas dapat dilihat nilai thit sebesar 3,258 dan sig sebesar
0,003Nilai thit> ttab(3,258 > 2,059) dan nilai prob < 0,05 (0,003 < 0,05)maka H0
ditolak. Hal ini disimpulkan bahwaada pengaruh variable luas lahan terhadap
lama pengembalian. Secara teoritisnilai koefisien regresi 5,374menunjukan bahwa
jika variable pendapatan, jumlah tanggungan, umur, dan tingkat pendidikan tetap
maka lama pengembalian dana PUAP akan naik sebesar 5,374.
6. Pendapatan

Universitas Sumatera Utara

Dari Table 5.5 diatas dapat dilihat nilai thit sebesar 3,765 dan sig sebesar 0,001.
Nilai thitttab(3,765 > 2,059) dan nilai prob < 0,05 (0,001 < 0,05) maka H0
diterima. Hal ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh variable jumlah umur
terhadap lama pengembalian. Secara teoritisnilai koefisien regresi 4,783
menunjukkan bahwa jika variable umur, jumlah tanggungan, luas lahan, dan
tingkat pendidikan tetap maka lama pengembalian dana PUAP akan naik sebesar
4,783.
Sehingga diperoleh model regresi seperti di bawah ini
Y = 110,295 + 0,133 X1 – 1,157 X2 – 0,842 X3 + 5,374 X4 + 4,783 X5

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian evaluasi pengembalian dana program usaha
agribisnis pedesaan (PUAP) di Kecamatan Simpang Empat dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

1. Pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)
desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo telah berjalan
dengan baik dan sesuai dengan aturan, namun pengembalian dana
pinjaman tergolong macet.
2. Ada perbedaan lama pengembalian dana pinjaman antara petani peminjam
dana PUAP dan petani peminjam dari koperasi
3. Ada pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani peminjam dana PUAP
terhadap lama pengembalian dana program PUAP
6.2 Saran
1. Kepada pemerintah
Program yang dilakukan harus lebih diperhatikan lagi, terlebih kepada
pengawasan

dan

permodalan

terhadap

penggunaan

dan

kinerja

GAPOKTAN
2. Kepada GAPOKTAN
Pengurus harus lebih tegas kepada petani yang melakukan peminjaman
serta mengadakan sosialisasi pengetahuan PUAP terhadap petani dan
mengadakan pengawasan perguliran dan pengembalian dana PUAP
kepada petani
3. Kepada Petani
Petani harus membayar pinjaman tapat pada waktunya
4. Kepada Peneliti Berikutnya
Saran untuk peneliti berikutnya agar melakukan penelitian mengenai
persepsi petani penerima dana PUAP terhadap pengembalian dana PUAP

Universitas Sumatera Utara