Evaluasi Pengembalian Dana Pengembangan Usaha Agribisnis (PUAP) di Kecamatan Simpang Empat (Kasus: Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak
dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan
kesejahteraan nasional. Berdasarkan Data Badan Pusat Statisik (BPS) jumlah
penduduk miskin pada tahun 2008 tercatat 35,35%, tahun 2009 tercatat 33,37%,
tahun 2010 tercatat 31,38%, tahun 2011 tercatat 30,41%, tahun 2012 tercatat
29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%.
Tabel 1.1 Persentase Jumlah Kemiskinan di Indonesia Tahun 2008-2014
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Kemsikinan
Kemiskinan (%)
35.35 33.37 31.38 30.41
29.41 29.13 28.23
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2015
Sekitar 63.2% dari jumlah tersebut merupakan penduduk miskin di pedesaan
dengan mata pencarian utama adalah sektor pertanian.Kemiskinan di pedesaan
merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda
dan harus menjadi prioritas utama. Oleh karena itu ekonomi nasional yang
berbasisi pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung akan
berdampak pada pada tingkat kemiskinan (Data Statistik BPS, 2015).
Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapat perhatian yang cukup besar
dari pemerintah dikarenakan peranannya sangat penting dalam pembangunan
ekonomi. Peranan sektor pertanian merupakan sumber penghasil bahan kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
pokok, sandang dan papan, memberikan sumbangan terhadap pendapatan
nasional, menyediakan lapangan pekerjaan. Sektor pertanian juga dapat menjadi
basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan
usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri (Tulus, 2003).
Lemahnya permodalan masih menjadi salah satu permasalahan utama yang
dihadapi oleh pelaku usaha pertanian. Kemampuan petani dalam mengakses
sumber permodalan sangat terbatas karena lembaga keuangan perbankan dan non
perbankan menerapkan prinsip 5C (Character, Collateral. Capasity, Capital dan
Condition) dalam menilai usaha pertanian dimana tidak semua persyaratan yang
dapat dipenuhi oleh petani. Secara umum sektor pertanian masih dianggap
berisiko tinggi, sedangkan skim kredit masih terbatas untuk usaha produksi.
(Syahyuti, 2007).
Banyak
program pemerintah
yang
sudah
dilakukan
untuk
mendorong
perekonomian masyarakat pedesaan. Pada umumnya program yang digulirkan
masih pada generasi pemberian bantuan fisik kepada masyarakat seperti sarana
irigasi, saprotan, mesin pompa, pembangunan sarana air bersih, dan sebagainya.
Dan ketika proyek ini berakhir, maka keluaran proyek tidak berfungsi. Hal ini
dikarenakan ketidaktepatan antara kebutuhan masyarakat, tidak ada kegiatan
monitoring yang terencana, dan tidak adanya kelembagaan ditingkat masyarakat
yang melanjutkan proyek.
Pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah, Bapak Presiden
mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M)
dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh
Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan
program PNPM-M.
Tabel 1.2 Daerah yang Menerima Penghargaan PUAP
No
Kabupaten
Jumlah Desa
1
Karo
20
2
Batubara
12
3
Langkat
9
4
Serdang Bedagai
6
5
Simalungun
5
6
Asahan
2
Sumber : https://suaratani.com/news/headlinenews/hanya-86-gapoktan-penerimapuap-di-sumut-berhasil-bentuk-lkma
Untuk pelaksanaan PUAP di Departemen Pertanian, Menteri Pertanian
membentuk Tim Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaaan melalui Keputusan
Menteri Pertanian (KEPMENTAN) Nomor 545/Kpts/OT.160/9/2007. PUAP
merupakan bentuk fasilitas bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani
pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.
Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) merupaakan kelembagaan tani
pelaksanaPUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk
mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksaan PUAP, GAPOKTAN didampingi
oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. GAPOKTAN PUAP
diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola
petani ( Departemen Pertanian, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Simpang Empat merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Karo
yang menerima PUAP. Desa Lingga merupakan desa yang terpilih menjadi desa
yang penerima bantuan PUAP. Pemanfaatan dana PUAP dialokasikan untuk
pembelian sarana produksi pertanian yang meliputi pengadaan bibit, pupuk, obatobatan dan sebagainya serta digunakan untuk simpan pinjam.
Banyaknya penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan berbagai program dari
pemerintah maka keefektivitasan suatu program dipertanyakan, maka perlu
adanya suatu evaluasi agar dapat diketahui semua permasalahan, demikian pula
dengan program PUAP yang sedang dicanangkan pemerintah untuk mengatasi
masalah kemiskinan di pedesaan. Terkhusus kepada perguliran dan pengembalian
pinjaman PUAP, sering sekal terjadi kemacetan pengembalian pinjaman PUAP.
Maka penulis merasa tertarik untuk meneliti pengembalian dana program PUAP
di Kecamatan Simpang Empat khususnya mengenai perkembangan dan lama
pengembalian dana program PUAP.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP) di daerah penelitian?
2. Bagaimana perbedaan lama waktu pengembalian pinjaman antara petani
yang meminjam dana PUAP dan petani yang menerima pinjaman dari
koperasi di daerah penelitian?
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani peminjam dana
PUAP terhadap lama waktu pengembalian dana program PUAP di daerah
penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari identifikasi masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP) di daerah penelitian
2. Untuk mengetahui perbedaan lama waktu pengembalian pinjaman antara
petani yang meminjam dana PUAP dan petani menerima pinjaman dari
koperasi di daerah penelitian
3. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani peminjam
dana PUAP terhadap lama waktu pengembalian dana program PUAP di
daerah penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk:
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan skripsi di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian
dalam topik yang sama.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang menyelenggarakan program ini.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Keaslian Penelitian
1. Model Penelitian
: Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini
yaang pertama yaitu metode analisis deskriptif untuk
menjelaskan pelaksanaan program PUAP di Desa Lingga..
Kedua menggunakan metode uji beda (uji t) untuk
menguji perbedaan lama waktu pengembalian dana
pinjaman PUAP antar penani PUAP dan petani peminjam
koperasi. Dan Ketiga menggunakan metode regresi linier
berganda untuk mengeathui pengaruh karakteristik sosial
ekonomi terhdap lama pengembalian dana PUAP.
2. Variabel Penelitian : Penelitian menggunakan variabel karakteristik sosial
ekonomi yaitu umur, luas lahan, pendapatan, tingkat
pendidikan dan jumlah tanggungan
3. Jumlah Sampel
: Sampel penelitian ini adalah petani peminjam dana
PUAP dan petani peminjam koperasi
4. Waktu Penelitian
: Penelitian dilakukan pada bulan November sampai
dengan Desember tahun 2015
5. Lokasi Penelitian
: Desa Lingga, Kecematan Simpang Empat, Kabupaten
Karo.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak
dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan
kesejahteraan nasional. Berdasarkan Data Badan Pusat Statisik (BPS) jumlah
penduduk miskin pada tahun 2008 tercatat 35,35%, tahun 2009 tercatat 33,37%,
tahun 2010 tercatat 31,38%, tahun 2011 tercatat 30,41%, tahun 2012 tercatat
29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%.
Tabel 1.1 Persentase Jumlah Kemiskinan di Indonesia Tahun 2008-2014
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Kemsikinan
Kemiskinan (%)
35.35 33.37 31.38 30.41
29.41 29.13 28.23
Sumber : BPS Sumatera Utara, 2015
Sekitar 63.2% dari jumlah tersebut merupakan penduduk miskin di pedesaan
dengan mata pencarian utama adalah sektor pertanian.Kemiskinan di pedesaan
merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda
dan harus menjadi prioritas utama. Oleh karena itu ekonomi nasional yang
berbasisi pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung akan
berdampak pada pada tingkat kemiskinan (Data Statistik BPS, 2015).
Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapat perhatian yang cukup besar
dari pemerintah dikarenakan peranannya sangat penting dalam pembangunan
ekonomi. Peranan sektor pertanian merupakan sumber penghasil bahan kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
pokok, sandang dan papan, memberikan sumbangan terhadap pendapatan
nasional, menyediakan lapangan pekerjaan. Sektor pertanian juga dapat menjadi
basis dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan
usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis dan agroindustri (Tulus, 2003).
Lemahnya permodalan masih menjadi salah satu permasalahan utama yang
dihadapi oleh pelaku usaha pertanian. Kemampuan petani dalam mengakses
sumber permodalan sangat terbatas karena lembaga keuangan perbankan dan non
perbankan menerapkan prinsip 5C (Character, Collateral. Capasity, Capital dan
Condition) dalam menilai usaha pertanian dimana tidak semua persyaratan yang
dapat dipenuhi oleh petani. Secara umum sektor pertanian masih dianggap
berisiko tinggi, sedangkan skim kredit masih terbatas untuk usaha produksi.
(Syahyuti, 2007).
Banyak
program pemerintah
yang
sudah
dilakukan
untuk
mendorong
perekonomian masyarakat pedesaan. Pada umumnya program yang digulirkan
masih pada generasi pemberian bantuan fisik kepada masyarakat seperti sarana
irigasi, saprotan, mesin pompa, pembangunan sarana air bersih, dan sebagainya.
Dan ketika proyek ini berakhir, maka keluaran proyek tidak berfungsi. Hal ini
dikarenakan ketidaktepatan antara kebutuhan masyarakat, tidak ada kegiatan
monitoring yang terencana, dan tidak adanya kelembagaan ditingkat masyarakat
yang melanjutkan proyek.
Pada tanggal 30 April 2007 di Palu, Sulawesi Tengah, Bapak Presiden
mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-M)
dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) yang dilaksanakan oleh
Departemen Pertanian pada tahun 2008 dilakukan secara terintegrasi dengan
program PNPM-M.
Tabel 1.2 Daerah yang Menerima Penghargaan PUAP
No
Kabupaten
Jumlah Desa
1
Karo
20
2
Batubara
12
3
Langkat
9
4
Serdang Bedagai
6
5
Simalungun
5
6
Asahan
2
Sumber : https://suaratani.com/news/headlinenews/hanya-86-gapoktan-penerimapuap-di-sumut-berhasil-bentuk-lkma
Untuk pelaksanaan PUAP di Departemen Pertanian, Menteri Pertanian
membentuk Tim Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaaan melalui Keputusan
Menteri Pertanian (KEPMENTAN) Nomor 545/Kpts/OT.160/9/2007. PUAP
merupakan bentuk fasilitas bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani
pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.
Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) merupaakan kelembagaan tani
pelaksanaPUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk
mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksaan PUAP, GAPOKTAN didampingi
oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. GAPOKTAN PUAP
diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola
petani ( Departemen Pertanian, 2008).
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan Simpang Empat merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Karo
yang menerima PUAP. Desa Lingga merupakan desa yang terpilih menjadi desa
yang penerima bantuan PUAP. Pemanfaatan dana PUAP dialokasikan untuk
pembelian sarana produksi pertanian yang meliputi pengadaan bibit, pupuk, obatobatan dan sebagainya serta digunakan untuk simpan pinjam.
Banyaknya penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan berbagai program dari
pemerintah maka keefektivitasan suatu program dipertanyakan, maka perlu
adanya suatu evaluasi agar dapat diketahui semua permasalahan, demikian pula
dengan program PUAP yang sedang dicanangkan pemerintah untuk mengatasi
masalah kemiskinan di pedesaan. Terkhusus kepada perguliran dan pengembalian
pinjaman PUAP, sering sekal terjadi kemacetan pengembalian pinjaman PUAP.
Maka penulis merasa tertarik untuk meneliti pengembalian dana program PUAP
di Kecamatan Simpang Empat khususnya mengenai perkembangan dan lama
pengembalian dana program PUAP.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP) di daerah penelitian?
2. Bagaimana perbedaan lama waktu pengembalian pinjaman antara petani
yang meminjam dana PUAP dan petani yang menerima pinjaman dari
koperasi di daerah penelitian?
Universitas Sumatera Utara
3. Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani peminjam dana
PUAP terhadap lama waktu pengembalian dana program PUAP di daerah
penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari identifikasi masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP) di daerah penelitian
2. Untuk mengetahui perbedaan lama waktu pengembalian pinjaman antara
petani yang meminjam dana PUAP dan petani menerima pinjaman dari
koperasi di daerah penelitian
3. Untuk mengetahui pengaruh karakteristik sosial ekonomi petani peminjam
dana PUAP terhadap lama waktu pengembalian dana program PUAP di
daerah penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk:
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan skripsi di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian
dalam topik yang sama.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang menyelenggarakan program ini.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Keaslian Penelitian
1. Model Penelitian
: Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini
yaang pertama yaitu metode analisis deskriptif untuk
menjelaskan pelaksanaan program PUAP di Desa Lingga..
Kedua menggunakan metode uji beda (uji t) untuk
menguji perbedaan lama waktu pengembalian dana
pinjaman PUAP antar penani PUAP dan petani peminjam
koperasi. Dan Ketiga menggunakan metode regresi linier
berganda untuk mengeathui pengaruh karakteristik sosial
ekonomi terhdap lama pengembalian dana PUAP.
2. Variabel Penelitian : Penelitian menggunakan variabel karakteristik sosial
ekonomi yaitu umur, luas lahan, pendapatan, tingkat
pendidikan dan jumlah tanggungan
3. Jumlah Sampel
: Sampel penelitian ini adalah petani peminjam dana
PUAP dan petani peminjam koperasi
4. Waktu Penelitian
: Penelitian dilakukan pada bulan November sampai
dengan Desember tahun 2015
5. Lokasi Penelitian
: Desa Lingga, Kecematan Simpang Empat, Kabupaten
Karo.
Universitas Sumatera Utara