3.4 Siasat Strategi Bisnis dalam Persain

3.4 Siasat/Strategi Bisnis dalam Persaingan Dunia
Beberapa MNC merasakan pengalaman baru dalam memasuki pasaran internasional,
sedangkan yang lainnya masih melanjutkan filsafat manajemen lama yang bersifat
tradisional, yang telah memengaruhi mereka sepanjang keberadaan perusahaannya di
lingkungan perusahaan mereka berdiri. Beberapa industri raksasa seperti Samsung, Siemens,
Sony, Carrefour, Suzuki dan Microsoft memiliki pusat dunianya global (global focus).
Contohnya: Siemens selalu melihat pasaran yang potensial (potential market area) sebagai
keseluruhan dunia. Selama bertahun-tahun lamanya, markas besar mereka disebut WHQ,
kepanjangan dari World Head Quarters (markas besar dunia).
Penjelasan dan gambaran yang digunakan berikut ini diadopsi dari Jahangir Karimi
dalam buku Raymond McLeod Jr (1995:71) bahwa MNC dapat saja mengadopsi atau
memakai susunan organisasi yang berbeda. Mereka (MNC) juga memiliki pilihan untuk siasat
yang mereka jalankan. Christoper Bartlett dan Sumantra Ghoshal telah melakukan penelitian
pada lingkungan siasat MNC dan telah mengembangkan empat klasifikasi yang telah
diterima luas. Banyak peneliti lain yang mendasarkan penelitian mereka berdasarkan karya
Bartlet-Ghoshal ini.
3.4.1 Siasat Multinasional (Multinational Strategy)
Siasat multinasional mungkin merupakan siasat yang paling tua, yang telah diikuti oleh
perusahaan-perusahaan Eropa sebelum Perang Dunia II. Perusahaan-perusahaan ini
memberikan cabang-cabangnya banyak peluang dalam memenuhi kebutuhan pelanggan
lokalnya dengan batasan-batasan yang mereka miliki. Hal itu merupakan siasat “lepas

tangan” perusahaan induk dalam mengizinkan cabang untuk mengembangkan produk dan
memraktekkannya sendiri di wilayah mereka beroperasi. Gambar 3.1 menunjukkan aliran
informasi yang bermula dari perusahaan cabang ke perusahaan induk dalam bentuk laporan
keuangan.
Banyak MNC yang masih mengikuti siasat multinasional. Pada keadaan ini, sistem
informasi memudahkan desentralisasi pembuatan keputusan dan terdiri atas basis data dan
proses yang berdiri sendiri.

HQ

Aliran laporan
keuangan

Gambar 3.1 Siasat Multinasional (Multinational Strategy)

3.4.2 Siasat Dunia Global
Karena siasat multinasional merupakan salah satu bentuk desentralisasi, siasat dunia global
membatasi kendali dibawah perusahaan induknya. Produk untuk seluruh pasaran dunia
globalnya dibuat secara terpusat dan dikirimkan ke cabang-cabangnya. Sebagaimana
Gambar 3.2, aliran produk dan informasi di antara perusahaan induk dan cabangnya

bergerak dalam satu-arah menuju ke cabang. Saat MNC mengikuti siasat dunia global, sistem
informasinya menempati kapasitas terbesar di lokasi induk dan menonjolkan sentralisasi
pada basis data dan proses.

HQ

Gambar 3.2 Siasat Dunia (Global Strategy)

3.4.3 Siasat Internasional
Siasat internasional merupakan perpaduan kendali yang sentralisasi dari siasat dunia global
dan siasat yang desentralisasi dari multinasional. Siasat internasional menyebutkan
kelompok manajemen di perusahaan induk lebih mengetahui dan terampil dalam memasuki
pasaran dunianya. Keahlian ini disediakan untuk cabang-cabang. Cabang-cabang
menggunakan keahlian mereka untuk menyesuaikan produk, proses, dan siasat kepada
pasaran mereka sendiri berdasarkan kelompok manajemen tadi.
Gambar 3.3 menunjukkan aliran dua arah di antara induk dan cabang. Keahlian
mengalir ke cabang, dan informasi keuangan mengalir ke induk. Perusahaan yang mengikuti
siasat bisnis ini menjalankan sistem antar-organisasi yang menghubungkan basis data dan
proses dari induk dengan cabang-cabangnya.


HQ
Mentalitas
Internasion
al

Gambar 3.3 Siasat Internasional (International Strategy)

3.4.4 Siasat Antarnegara (Transnational Strategy)
Siasat ini menjadi terkenal di tahun 1980-an. Waktu itu banyak perusahaan yang memahami
bahwa mereka harus lebih peduli pada kantor cabangnya. Perusahaan induk dan seluruh
cabang bekerja sama dalam merumuskan siasat dan mengoperasikan kebijakan serta dalam
mengkoordinasi/ menyelaraskan logistik/kebijakan dalam menempatkan produk pada
pasaran yang tepat. Perusahaan induk melihat pencapaian dilakukan untuk penggabungan
bisnis dunia/global dan untuk keefisienan. Sekalipun begitu, perusahaan induk memberikan
keleluasaan pada tingkat lokal perusahaan cabang beroperasi.
Gambar 3.4 mengenalkan sistem kendali yang berbelit-belit, sebagaimana aliran
sumber dayanya dari titk (node) yang satu ke titik yang lainnya seperti halnya fungsi
perusahaan sebagai sebuah sistem koordinat. Gambar tersebut juga menunjukkan kapasitas
pengolahan informasi yang digunakan untuk tingkat cabang.
Saat perusahaan pengikuti siasat antarnegara, perusahaan mencapai penggabungan

pada sistem informasinya dengan arti standar yang digunakan pada ukuran/skala
internasional, bersama dengan arsitektur biasa. Kelompok pengembangan adalah wakil dari
cabang-cabang yang dibentuk untuk memastikan bahwa sistem memenuhi kebutuhan
cabang setempat. Kelompok ini sering bepergian dari satu tempat ke tempat lainnya, untuk
menyesuaikan sistem. Siasat antarnegara menempatkan tanggung jawab yang besar pada
pengelola basis data untuk memastikan bahwa rancangan basis datanya lazim digunakan di
seluruh dunia.

HQ

Gambar 3.4 Siasat Antarnegara (Transnational Strategy)