Bentuk Interaksi Masyarakat Multikultural (Studi Kasus Pada Beberapa Etnis di Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa untuk hidup sendiri dan akan saling
membutuhkan antara satu dengan yang lain. Manusia senantiasa hidup bersama,
berinteraksi dan bergantung satu sama lain untuk mempertahankan hidupnya dengan
melakukan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia lain dalam rangka
memenuhi kehidupannya. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama dalam
berbagai kelompok yang terorganisasi yang kita sebut masyarakat dan tinggal dalam
satu wilayah tertentu. Dengan kata lain individu tersebut hidup di dalam suatu
komunitas untuk melakukan suatu proses sosial dengan menjalankan aktivitasaktivitas berupa interaksi sosial yang merupakan syarat utama terjadinya aktivitasaktivitas serta hubungan-hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan
antara orang perorangan, kelompok dengan kelompok, maupun perorangan dengan
kelompok (Soekanto, 2007: 54-55).
Bertemunya orang perorang secara badaniah tidak akan menghasilkan pergaulan
hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan semacam itu baru akan terjadi apabila
orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia bekerjasama, saling
berbicara, dan untuk mencapai suatu tujuan bersama, mengadakan persaingan,
pertikaian, dan lain sebagainya. Pertemuan berdasarkan perbedaan suku atau etnis
1
Universitas Sumatera Utara


merupakan kegiatan sehari-hari yang tidak dapat di hindarkan misalnya dalam hal
pekerjaan, sekolah, kegiatan jual beli, acara keagamaan atau bahkan hanya sekedar
bertegur sapa kepada tetangga. Aktivitas seperti itu merupakan bentuk interaksi sosial
dan merupakan kunci dari semua kehidupan

karena tanpa interaksi, tidak akan

mungkin ada kehidupan bersama (Gillin 2006:55). Dari aktivitas-aktivitas tersebut
akan terjadi yang namanya proses interaksi sosial antar etnis, walaupun mereka
memiliki perbedaan suku dengan budayanya masing-masing.
Manusia hidup dalam sebuah lingkungan sosial yang terdiri dari berbagai macam
karakter individu dan juga nilai-nilai serta norma-norma yang melekat dalam
lingkungan dan mengharuskan seseorang untuk menyesuaikan diri di lingkungan
dimana ia tinggal. Hidup secara berdampingan memang tidak mudah, butuh
penyesuaian diri untuk bisa diterima dengan baik di tengah masyarakat dan mampu
untuk menerima perbedaan-perbedaan diantara mereka seperti halnya perbedaan
budaya atau suku, karena di setiap wilayah dimana pun perjumpaan dan pergaulan
antar etnis semakin mudah, di satu sisi kenyataan ini menimbulkan kesadaran akan
perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan.

Perbedaan bila tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan konflik yang
bahkan akhir-akhir ini juga menimbulkan kesadaran bahwa perlunya dan pentingnya
dialog dalam kehidupan yang makin terbuka saat ini. Realitas yang tidak dapat
dielakkan lagi bahwa masyarakat dan bangsa Indonesia terdiri atas berbagai
keragaman sosial seperti halnya, kelompok etnis, budaya, agama, aspirasi politik dan
lain-lain.

Perbedaan-perbedaan

dalam

kesatuan

sosial

tersebut

merupakan

2

Universitas Sumatera Utara

keanekaragaman yang terdapat di dalam unsur masyarakat, sehingga masyarakat dan
bangsa Indonesia secara sederhana dapat disebut sebagai masyarakat multikultural (I
Made 2013:5).
Keragaman etnis ini diakui atau tidak, akan menimbulkan berbagai persoalan
seperti premanisme, kemiskinan, kekerasan, sparatisme, perusakan lingkungan dan
hilangnya rasa kemanusiaan untuk selalu menghormati hak-hak orang lain adalah
bentuk nyata dari multikulturalisme itu. Ma’hady (2004:2) menyatakan realitas
“multikultural”

tersebut

berhadapan

dengan

kebutuhan

mendesak


untuk

merekonstruksi kembali “kebudayaan nasional Indonesia” atau “budaya bangsa” yang
dapat menjadi “integrating force” yang dapat mengikat seluruh keragaman etnis,
sukubangsa dan budaya tersebut.

Prinsip-prinsip dasar multikultural mengakui dan menghargai keberagaman
kelompok masyarakat seperti etnik, ras, budaya, gender, strata sosial, agama,
perbedaan kepentingan, keinginan, visi, keyakinan dan tradisi yang akan sangat
membantu bagi terwujudnya perubahan prilaku yang kondusif dan sangat
menjanjikan di tengah kehidupan masyarakat. Pendekatan multikultural tidak
sesungguhnya berlandaskan pada kepemilikan yang mengisyaratkan pada memiliki
atau dimiliki budaya tertentu tetapi berlandaskan pada kesadaran untuk menghargai
dan menghormati budaya tersebut.
Setiap suku memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu suku dengan
yang lainnya. Dalam setiap suku tersebut memiliki nilai dan norma sosial yang

3
Universitas Sumatera Utara


mengikat masyarakat di dalamnya agar patuh untuk melakukan segala aturan yang
ada di dalam suku tersebut. Perbedaan-perbedaan yang selama ini ada di tengahtengah masyarakat akan membangun sikap saling menghormati satu sama lain
terhadap perbedaan-perbedaan dan kemajemukan yang ada, agar tercipta perdamaian
dan dengan demikian kesejahteraan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Salah satu wilayah yang bercirikan Masyarakat Multikultural yang berada di
Kota Medan adalah di Kecamatan Medan Polonia tepatnya di Kelurahan Polonia.
Kelurahan Polonia merupakan wilayah yang memiliki keanekaragaman Etnis seperti
halnya Etnis asli yang berasal dari Kota Medan yaitu Etnis Batak Toba, Karo,
Mandailing, Batak Angkola, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Melayu dan Nias.
Selain Etnis asli, terdapat juga Etnis pendatang lainnya yaitu, Etnis Minang, Jawa,
Aceh, Sunda, dan Ambon. Adapun etnis pendatang dari luar Negeri adalah Etnis
China dan India.
Dalam masyarakat Kelurahan Polonia terdiri dari berbagai latar belakang agama,
sosial dan adat istiadat. Perbedaan itu telah ada sejak mereka berada di daerah
masing-masing. Dalam kesehariannya pun tidak jarang membuat mereka hanya
sekedar bertatap muka atau bahkan tidak pernah untuk berkomunikasi satu dengan
yang lainnya dan hanya mengenali lewat wajah saja. Dari banyaknya suku tersebut
tentunya setiap suku memiliki karakter yang berbeda-beda, seperti etnis India,
sebagai etnis dunia pendatang tentu memiliki karakter kebudayaan, sifat, tingkah laku

dan fisik yang sangat berbeda dengan etnis pribumi. Seperti halnya etnis Batak yang
dikenal dengan orang yang berwatak keras, arogan tapi lembut hatinya. Lalu ada etnis

4
Universitas Sumatera Utara

Jawa yang dikenal sangat tenang, baik, dan bijaksana dan etnis lainnya. Sejak awal
adanya Kelurahan Polonia,yang lebih dikenal dengan desa anggrung ini sudah dihuni
oleh beragam etnis tidak heran jika hidup secara berdampingan dengan berbagai etnis
sudah dilakukan sejak dulu. Etnis mayoritas di Kelurahan Polonia adalah Etnis Jawa
yang bukan merupakan etnis asli dari Kota Medan, namun tidak membuat
masyarakatnya sulit untuk menyesuaikan diri. Dalam perbedaan yang ada di
Kelurahan Polonia, tentunya ada yang mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri
terutaman bagi masyarakat pendatang yang ingin tinggal di Kelurahan Polonia karena
meraka masih belum mengetahui kebiasaan-kebiasaan masyarakat Kelurahan Polonia
yang sudah lama tinggal di daerah tersebut. Walaupun mengalami kesuitan tidak
membuat mereka untuk tidak berinteraksi dengan masyarakat lainnya terutama yang
memiliki perbedaan etnis. Berinteraksi dalam keseharian membuat mereka akan lebih
mudah untuk menyesuaikan diri dan mengenal etnis lainnya.
Dari sekian banyak etnis di Kelurahan Polonia sudah pasti banyak pula jenis

interaksi yang terjadi dan di terapkan di masyarakat. Masing-masing etnis memiliki
kebiasaan dan cara berbeda yang berpengaruh pada interaksi sosial antar etnis yang
satu dengan etnis lainnya. Semua kebiasaan dan kebudayaan yang dimiliki satu etnis
akan membaur dan menyesuaikan dengan kebiasaan dan kebudayaan etnis lain
sehingga menciptakan kerjasama serta akomodasi. Selain menciptakan kerjasama,
terdapat pula pertukaran budaya antar etnis ( Asimilasi ), percampuran budaya (
Akulturasi ) dan perkawinan campuran antar Etnis ( Amalgamasi ) hal ini terjadi
akibat proses interaksi yang dilakukan masyarakat di Kelurahan Polonia untuk

5
Universitas Sumatera Utara

mengurangi perbedaan di antara mereka dengan mempererat kesatuan tindakan, sikap
dan menyesuaikan kemauan untuk mengurangi stigma negative yang muncul akibat
perbedaan Etnis di lingkungan mereka.
Walaupun Kota Medan tidaklah seperti beberapa kota lainnya di Indonesia yang
cenderung memiliki konflik yang tajam di antara unsu-unsur masyarakatnya, namun
interaksi sosial di antar etnis juga perlu mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini
disebabkan oleh adanya dominasi beberapa suku bangsa terhadap sumber-sumber
daya tertentu. Masing-masing etnis juga hidup mengelompok dan bersifat ekslusif.

Tidak mudah untuk hidup dengan latar belakang keanekaragaman Etnis di Kelurahan
Polonia ini dimana sebagian masyarakatnya adalah perantau. Mereka harus
menyesuaikan diri dengan tetangga sekitar yang dimulai melalui tatap muka, bertegur
sapa, memperkenalkan diri dan berasal dari daerah mana mereka menjadi langkah
awal dalam berinteraksi. Selain itu juga untuk bisa menempatkan diri di tengahtengah masyarakat sekitar.
Interaksi sosial memegang peranan yang penting dalam kehidupan bermasyarakat
untuk berhubungan dengan baik. Dengan demikian dapat dimengerti jika hubungan
yang terjadi dalam berinteraksi sosial bisa berlangsung dengan baik serta tercipta
situasi dan kondisi yang menyenangkan di lingkungan masyarakat. Karena banyak
perbedaan yang menyelimuti penduduk di Kelurahan Polonia, serta pentingnya
berinteraksi di dalam masyarakat multikultural membuat peneliti ingin menggali
bagaimana bentuk interaksi sosial antar etnis yang terjalin di Kelurahan Polonia yang
merupakan salah satu Masyarakat Multikultural yang ada di Kota Medan. Sehingga

6
Universitas Sumatera Utara

diharapkan mampu melahirkan atau mengali cara pandang masyarakat tentang
multikulturalisme, bagi masyarakat sebagai kemajemukan khazanah sosial budaya
dalam berinteraksi yang harmonis menciptakan kerukunan antar etnis.


1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan pada suatu realita manusia akan membutuhkan interaksi dengan
manusia lainnya dan beradaptasi untuk mencapai tujuan hidupnya dalam kehidupan
bermasyarakat. Pertemuan antar etnis dalam kegiatan sehari-hari tidak dapat
dihindarkan lagi. Setiap etnis memliki karakter yang berbeda-beda secara kultural,
namun sebagai kesatuan masyarakat mereka harus saling melakukan hubungan timbal
balik sebagai proses interaksi dan proses adaptasi sebagai penyesuain dalam
lingkungan sosial. Dengan adanya perbedaan berdasarkan suku bangsa ini,
merupakan hal yang di anggap menarik untuk dilakukannya penelitian. Melalui
penelitian ini, penulis mencoba untuk menelaah bagaimana interaksi sosial antar etnis
pada masyarakat multikultural di Kelurahan Polonia dan penelitian ini dilakukan
melalui pendekatan teori sosiologi. Berdasarkan pembahasan latar belakang masalah
yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini
adalah : Bagaimana bentuk interaksi Masyarakat Mulitikultural di Kelurahan Polonia,
Kecamatan Medan Polonia ?

7
Universitas Sumatera Utara


1.3. Tujuan penelitian
Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk
lebih mendalami segala aspek kehidupan, disamping itu juga merupakan sarana
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: untuk mengetahui, menganalisis, dan
menginterpretasikan bagaimana bentuk interaksi Masyarakat Multikultural di
Kelurahan Polonia.
1.4. Manfaat penelitian
Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat baik untuk diri sendiri
ataupun orang lain, terlebih lagi untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Adapun
manfaat yang diharapkan dan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1.4.1. Manfaat Teoritis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan konstribusi baik secara langsung
ataupun tidak langsung bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
kepustakaan Departemen Sosiologi khususnya untuk menambah kajian
tentang hubungan antar kelompok dan interaksi sosial. Selain itu memberikan
kontribusi kepada pihak-pihak yang membutuhkan untuk dijadikan sebagai
perbandingan penelitian selanjutnya.


8
Universitas Sumatera Utara

1.4.2. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam
membuat suatu karya ilmiah dan dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian
selanjutnya, agar diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada
masyarakat tentang pentingnya interaksi sosial dalam kehidupan sosial.

1.5. Defenisi Konsep
1. Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu dengan
individu, individu dengan kelompok serta kelompok dengan kelompok yang
terdapat hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang berperan
saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan
kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial merupakan
proses setiap orang menjalin kontak dan berkomunikasi dan saling
mempengaruhi dalam pikiran maupun tindakan.
2. Masyarakat
Masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan
bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
3. Multikultural
Multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara bersama
sebagai kesatuan dalam kehidupan sosial. Menggambarkan tentang kondisi

9
Universitas Sumatera Utara

masyarakat yang terdiri dari keberagaman agama, ras, bahasa, dan budaya
yang berbeda serta hidup berdampingan dalam suatu wilayah tertentu.
4. Masyarakat Multikultural
Sekelompok manusia yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang
memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang terdiri dari beberapa macam
kumunitas budaya dengan segala kelebihannya, dengan sedikit perbedaan
konsepsi mengenai dunia, suatu sistem arti, nilai, bentuk organisasi sosial,
sejarah, adat serta kebiasaan.
5. Adaptasi sosial
Adaptasi sosial adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan,
penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan
lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan
pribadi.
6. Toleransi
Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti
sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompokkelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu
masyarakat.
7. Kerja sama
Kerja sama adalah suatu bentuk interaksi antara orang-perorang atau kelompok
manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang bersama.

10
Universitas Sumatera Utara

8. Keberagaman
Suatu kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam
berbagai bidang, terutama suku bangsa, ras, agama, adat istiadat dan situasi
ekonomi.
9. Etnis
Sekelompok individu dalam masyarakat yang memiliki kesamaan ras, adat,
agama, bahasa, keturunan dan memiliki sejarah yang sama sehingga mereka
memiliki keterikatan sosial sehingga mampu menciptakan sebuah sistem
budaya dan mereka terikat didalamnya.
10. Kelompok sosial
Kelompok sosial merupakan kesatuan-kesatuan manusia/individu yang hidup
bersama. Hubungan tersebut antara lain menyangkut kaitan timbal balik yang
saling pengaruh-mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling tolong
menolong.

1.6. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mengungkapkan
bagaimanakah interaksi sosial antar etnis di Gang Baru Pecinan Semarang
dalam perspektif multikultural di era reformasi? Tujuan khusus sebagai
berikut: 1) menggali interaksi sosial antar etnis, 2) mengakaji dan
mengorganisasikan pemahaman interaksi sosial antar etnis masyarakat

11
Universitas Sumatera Utara

Pecinan Semarang, 3) menggali informasi tentang bentuk implikasi
pemahaman wawasan multikultural terhadap interaksi sosial antar etnis.
Hasil penelitian ini adalah 1) proses interaksi sosial di Pasar Gang
Baru Pecinan Semarang dipengaruhi oleh faktor etnis, agama, dan tempat
tinggal. Pranata-panata tradisional cukup fungsional dalam membangun
jaringan integrasi antar komunitas yang heterogen itu. 2) realitas
pemahaman multikultural telah terkonsepkan baik dengan adanya sifat
saling memahami, menjaga kebersamaan dalam satu wilayah, dan
keterlibatan dalam beberapa kegiatan kerja bakti, arisan, kenduri, acara
keagamaan serta pembauran hidup secara turun-temurun. 3) secara
konseptual implementasi pemahaman multikultural dalam kerukunan antar
umat beragama yakni menolak perbedaan, mampu hidup saling
menghargai menghormati secara tulus, komunikatif dan terbuka, tidak
saling curiga, tradisi, adat maupun budaya adalah berkembang kerja sama
sosial dan tolong menolong sebagai perwujudan rasa kemanusiaan dan
toleransi agama. Saran dari penelitian ini antara lain diharapkan pada
pihak pemerintah untuk lebih mengutamakan tumbuhnya pola pemukiman
yang bersifat natural, untuk memperkuat integrasi sosial antaretnis masih
diperlukan

penanganan

khusus

dari

segi

perluasan

wawasan

(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess).

12
Universitas Sumatera Utara

2. Penelitian berikutnya mengenai Interaksi sosial antar sesama perantau
oleh Andi dwi afriani patawari sosiologi fisip usu tahun 2006. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat bagaimana bentuk interaksi yang terjadi antar
sesama perantau ( etnis minang dan etnis batak toba )di Medan area.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa interaksi sosial antar sesama
pertantau secara komprehensif berjalan dengan baik walaupun memang
ada saja konflik kecil yang terjadi karena perbedaan suku,agamadan
karakter. Adanya prasangka atau stereotip antarkedua suku bangsa
tersebut dan lain sebagainya namun konflik-konflik tersebut tidak sampai
ke permukaan dan menyebabkan warga terpecah belah. Pluralitas memang
sangat rentan akan terjadinya disintegrasi kalau tidak mampu menyikapi
perbedaan secara positif. Interaksi sosial yang mewarnai kemajemukan di
kelurahan ini biasanya terjadi dalam area pergaulan keseharrian warga
dalam perdagangan.

13
Universitas Sumatera Utara