Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Transportasi Berbasis Aplikasi Online yang Mengalami Kecelakaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan

teknologi,

komunikasi,

dan

informasi

pada masa ini

mendorong masyarakat untuk berkembang, baik dalam sisi sosial maupun non
sosial. Terkhusus pada jasa transportasi. Pada saat ini masyarakat dipenuhi oleh
mobilitas yang tinggi sehingga mereka membutuhkan jasa transportasi yang cepat,
aman dan nyaman. Kebutuhan akan sarana transportasi terus meningkat seiring
dengan semakin banyaknya kebutuhan pengiriman barang dan perpindahan

manusia itu sendiri. 1
Transportasi merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain, keadaan geografis Indonesia yang
terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari sebagian besar
laut, sungai dan danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui
darat, perairan, dan udara guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
Faktor keamanan, kenyamanan, dan kecepatan yang harus dicapai ke
tempat tujuan menjadi salah satu permasalahan yang harus dapat diatasi guna
efisiensi dan penghematan biaya transportasi tersebut. Sebagai negara kepulauan

1

Hasim Purba, Hukum Pengangkutan Di Laut, (Medan : Pustaka Bangsa Press,
2005), hal. 3

Universitas Sumatera Utara

dan negara yang sedang berkembang dalam menjalin hubungan dengan luar
negeri, maka sangat dibutuhkan jasa dan alat transportasi untuk menghubungkan

pulau yang satu dengan pulau yang lain dan negara lain, kondisi dan keadaan
seperti itulah yang mengakibatkan jasa dan alat transportasi menjadi sangat
penting. 2
Pada umumnya sebagian besar masyarakat sangat tergantung dengan
angkutan umum bagi pemenuhan kebutuhan mobilitasnya, karena sebagian besar
masyarakat tingkat ekonominya masih tergolong lemah atau sebagian besar tidak
memiliki kendaraan pribadi. Peluang inilah yang dilihat pelaku usaha untuk
menyediakan jasa pengangkutan bagi warga yang tidak memiliki kendaraan atau
warga yang memerlukan efisiensi waktu dengan menaiki kendaraan umum.
Maka dari situlah para pengusaha jasa transportasi

mulai berpikir

mengembangkan jasa transportasi sesuai dengan keinginan masyarakat dan sesuai
dengan perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi yaitu dengan
menciptakan Jasa Transportasi Berbasis Aplikasi Online (JTBAO), JTBAO yang
mulai ramai digunakan ini dinilai sebagai solusi untuk lebih cepat mencapai
tempat tujuan. Masyarakat pun dipermudah dengan adanya jasa transportasionline
ini. Seperti membeli makanan, mengirimkan barang dengan cepat, bahkan
memesan layanan kecantikan, pijat, dan bersih-bersih pun bisa langsung dari

smartphone. Tentunya dengan pilihan harga yang bervariasi dan kompetitif,
apalagi saat ini masyarakat ditawarkan dengan berbagai potongan harga.

2

R.Soekardono, Hukum Dagang Indonesia Jilid II Hukum Pengangkutan Darat, (Jakarta:
Rajawali Press, 1981), hal. 4.

Universitas Sumatera Utara

Selain murah, faktor lain yang membuat masyarakat tertarik menggunakan
transportasi online adalah kemudahan aksesnya. Cukup dengan mengunduh
aplikasi di telepon pintar, masyarakat bisa memesan transportasi berbasis
aplikasionline tersebut. Tidak repot, praktis. Kemudahan inilah yang selalu
disanjung-sanjungkan oleh masyarakat, terutama kelas menengah yang jumlahnya
semakin besar di Indonesia. Dengan segala keunggulan tersebut, maka tidak heran
jika pengguna transportasi online semakin banyak. Memang belum ada data resmi
yang merilis jumlah pengguna transportasi online di Indonesia. Gojek misalnya,
meski tak membuka data jumlah pengguna sebenarnya, Chief Executive Officer
(CEO) Gojek, Nadiem Makarim mengaku sejak peluncuran aplikasi mobile Gojek

pada Januari 2015, order yang diterima perusahaannya telah melonjak sepuluh
kali lipat dari biasanya.
Kehadiran Jasa Angkutan Berbasis Aplikasi Online ini tidak diiringi
dengan regulasi hukum yang jelas, sehingga pada akhirnya Pemerintah melalui
Kementrian Perhubungan (Kemenhub) secara resmi mengeluarkan aturan untuk
layanan transportasi berbasis aplikasi dalam Peraturan Menteri (Permen)
Perhubungan No 32 tahun 2016 tentang Penyelenggaraaan Angkutan Orang
Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek seperti taksi, angkutan
sewa, carter, pariwisata dan lainnya. 3
Mengingat penting dan strategisnya peran lalu-lintas dan angkutan jalan
yang menguasai hajat hidup orang banyak serta sangat penting bagi seluruh
masyarakat, maka pembangunan dan pengembangan prasarana dan sarana
3

Sosialisasi Pengaturan Angkutan Umum Berbasis Aplikasi Online yang Ada di
Indonesia,http://nasional.kompas.com/read/2016/04/21/11050331/Permenhub.Soal.Pengaturan.An
gkutan.Umum.Berbasis.Aplikasi.Perlu.Disosialisasikan diakses pada tanggal 15 Januari 2017.

Universitas Sumatera Utara


pengangkutan perlu di tata dan dikembangkan dalam sistem terpadu dan
kepentingan masyarakat umum sebagai pengguna jasa transportasi perlu
mendapatkan prioritas dan pelayanan yang optimal baik dari pemerintah maupun
penyedia jasa transportasi. 4
Dibalik kemudahan dan kenyaman dalam penggunaan Jasa Transportasi
Aplikasi Berbasis Aplikasi Online ini tentu masih banyak kelemahan-kelemahan
yang timbul yaitu ketika terjadi kecelakaan terhadap pengguna jasa transportasi
ini misalnya tabrakan dengan kendaraan lain, terjatuh dari kendaraan akibat
kelalaian si supir dan lain sebagainya.
Setiap kecelakaan transportasi darat selalu menimbulkan kerugian bagi
penumpang baik moril maupun materil yang tentu saja melahirkan permasalahan
hukum yang berkepanjangan, khususnya berkenaan dengan tanggung jawab
hukum perusahaan penyedia jasa transportasi berbasis aplikasionline atau
pengangkut (carrier) terhadap penumpang dan pemilik barang baik sebagai para
pihak dalamperjanjian pengangkutan maupun sebagai konsumen dalam hal terjadi
kecelakaan transportasi.
Selain itu perlindungan hukum atas hak-hak masyarakat sebagai konsumen
transportasi juga harus mendapatkan kepastian Apakah ada pertanggungjawaban
dari supir atau perusahaan yang menaungi jasa transportasi ini dan apabila mereka
lepas tangan dan tidak menanggung jawabinya, apakah yang harus dilakukan oleh

konsumen jasa transportasi berbasis aplikasi online ini agar haknya sebagai
konsumen yang dilindungi oleh hukum terpenuhi. Dan kita lihat dari segi
4
Suwardjoko Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, (Bandung : ITB,
1990), hal. 13

Universitas Sumatera Utara

perlindungan konsumen berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
bagaimanakah pengguna jasa transportasi ini dapat memenuhi haknya apabila
pada saat menggunakan jasa tersebut mengalami kecelakaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi
beberapa hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan skripsi ini, yaitu:
1. Bagaimana pengaturan jasa transportasi berbasis aplikasi online di
Indonesia?
2. Bagaimana bentuk perlindungan konsumen untuk jasa transportasi
berbasis aplikasi online di Indonesia?
3. Bagaimana perlindungan hukum terhadap pengguna jasa transportasi

berbasis aplikasi online yang mengalami kecelakaan berdasarkan undangundang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen?

C. Tujuan Penulisan
Tulisan ini dibuat sebagai tugas akhir dan merupakan sebuah karya ilmiah
yang bermanfaat bagi semua kalangan baik civitas akademika, pemerintah,
masyarakat maupun para pihak yang terlibat langsung dalam setiap pelaksanaan
fitur keamanan dan keselamatan pengguna jasa transportasi berbasis aplikasi
online. Selain itu tujuan penelitian ini untuk mengembangkan pengetahuan hukum
khususnya hukum transportasi dan hukum perlindungan konsumen. Sesuai
permasalahan yang diatas adapun tujuan penelitian ini adalah:

Universitas Sumatera Utara

1.

Untuk mengetahui pengaturan dalam pembentukan perusahaan jasa
transportasi berbasis aplikasi online.

2.


Untuk mengetahui hak dan kewajiban konsumen dalam perlindungan
konsumen di Indonesia pada saat menggunakan jasa transportasi berbasis
aplikasi online.

3.

Untuk mengetahui perlindungan hukum bagi pengguna jasa transportasi
berbasios aplikasi online yang mengalami kecelakaan berdasarkan undangundang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan skripsi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik secara
teoritis kepada disiplin ilmu hukum yang diterapkan oleh aparat penegak hukum
maupun praktis kepada para praktisi hukum.
1.

Manfaat yang bersifat teoretis adalah diharapkan hasil penulisan skripsi ini
dapat menyumbangkan pemikiran bidang hukum yang akan mengembangkan
disiplin ilmu hukum khususnya pengetahuan ilmu hukum transportasi
berbasis aplikasi online dan hukum perlindungan konsumen.


2.

Manfaat yang bersifat praktis adalah bahwa hasil penulisan skripsi ini
nantinya diharapkan memberikan jalan keluar yang akurat terhadap
permasalahan yang diteliti dan disamping itu peneltian ini dapat
mengungkapkan teori-teori baru serta pengembangan teori-teori yang sudah

Universitas Sumatera Utara

ada. 5Penulisan skripsi ini diharapkan juga agar dapat menjadi bahan masukan
bagi masyarakat, aparat penegak hukum dan para pihak yangberperan serta
yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan perannya dalam
memberikan keamanan dan keselamatan bagi pengguna jasa transportasi
berbasis aplikasionline.Manfaat yang bersifat praktis juga ditujukan kepada:
1) Pemerintah sebagai pembuat regulasi dan peraturan perundang-undangan,
agar lebih meningkatkan standart keamanan alat transportasi darat melalui
peraturan-peraturan

yang


dilahirkan

demi

meningkatkan

kualitas

pelayanan keamanan dan keselamatan bagi pengguna jasa transportasi
berbasis aplikasi online.
2) Pelaku usaha transportasi berbasis aplikasi online sebagai pelaksana
kegiatan usaha jasa transportasi berbasis aplikasionline, agar lebih
meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasa transportasi berbasis aplikasi
online dalam hal memberikan keamanan dan keselamatan bagi pengguna
jasa transportasi online.
3) Aparat penegak hukum sebagai pelaksana aturan hukum, agar lebih
melindungi hak-hak penumpang yang mengalami kecelakaan transportasi
berbasis aplikasi online, dengan memberikan putusan-putusan hukum yang
berkaitan dengan asuransi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.


5

Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press,1986), hal. 106.

Universitas Sumatera Utara

4) Masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi berbasis aplikasi
online yang bermanfaat sebagai pedoman dalam menggunakan jasa
transportasi

berbasis

aplikasi

onlinedan

juga

untuk

lebih

meningkatkan pelayanan transportasi berbasisonlinemelalui saran
dan kritik yang disampaikan oleh masyarakat.

E. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Terhadap
Pengguna Jasa Transportasi Berbasis Aplikasi Online Yang Mengalami
Kecelakaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen” adalah hasil pemikiran sendiri. Namun mungkin ada
satu skripsi yang hampir sama dengan skripsi ini namun memiliki objek penelitian
dan sumber penelitian yang berbeda yaitu skripsi yang berjudul “Aspek
Perlindungan Hukum Pengguna Jasa (Penumpang) Transportasi Online Berbasis
Aplikasi Di Tinjau Menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Studi Pada Dinas Perhubungan Kota Medan)
skripsi dari saudari Ivana Sarah Sidabutar. Dengan sudut pandang penelitian yang
berbeda yaitu terletak pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Oleh karena itu, keaslian penulisan ini dapat
terjamin, atau dengan kata lain bukanlah merupakan suatu tindakan plagiat dari
penulisan karya ilmiah orang lain. Apabila di kemudian hari, ternyata terdapat
judul dan substansi yang sama atau telah ditulis oleh orang lain dalam bentuk

Universitas Sumatera Utara

skripsi sebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut dapat diminta
pertanggungjawaban di kemudian hari.

F. Tinjauan Pustaka
1. Perlindungan Hukum
Perlindungan hukum adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian
bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan/atau korban, perlindungan
hukum korban kejahatan sebagai bagian dari perlindungan masyarakat, dapat
diwujudkan dalam berbagai bentuk, seperti melalui pemberian restitusi,
kompensasi, pelayanan medis, dan bantuan hukum. 6
Perlindungan hukum yang diberikan kepada subyek hukum ke dalam
bentuk perangkat baik yang bersifat preventif maupun yang bersifat represif, baik
yang lisan maupun yang tertulis. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
perlindungan hukum sebagai suatu gambaran tersendiri dari fungsi hukum itu
sendiri, yang memiliki konsep bahwa hukum memberikan suatu keadilan,
ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.
Pengertian di atas mengundang beberapa ahli untuk mengungkapkan
pendapatnya mengenai pengertian dari perlindungan hukum diantaranya : 7
1. Menurut Satjipto Raharjo mendefinisikan Perlindungan Hukum adalah
memberikan pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang
lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka
dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum.
6

Soerjono Soekanto,Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : Ui Press, 1984), hal 133.
Soetjietjipto Rahardjo, Permasalahan Hukum Di Indonesia, (Bandung: Alumni, 1983),

7

hal 121.

Universitas Sumatera Utara

2. Menurut Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa Perlindungan Hukum
adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap
hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan
ketentuan hukum dari kesewenangan.
3. Menurut CST Kansil Perlindungan Hukum adalah berbagai upaya hukum
yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa
aman, baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai
ancaman dari pihak manapun.
4. Menurut Philipus M. Hadjon Perlindungan Hukum adalah Sebagai
kumpulan peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari
hal lainnya. Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum memberikan
perlindungan

terhadap

hak-hak

pelanggan

dari

sesuatu

yang

mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak tersebut.
2. Perlindungan Konsumen
Menurut Pasal 1 Angka 1 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen: 8
“Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”. Perlindungan konsumen
berbicara mengenai jaminan atau kepastian tentang terpenuhinga hak-hak
konsumen. Perlindungan konsumen mencakup 2 aspek yaitu:
1. Perlindungan terhadap kemungkinan diserahkan kepada konsumen barang atau
jasa yang tidak sesuai dengan apa yang telah disepakati atau melanggar ketentuan
undang-undang.
2. Perlindungan terhadap diberlakukannya konsumen syarat-syarat yang tidak adil

8

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen, Bab I, Pasal 1 Angka 1.

Universitas Sumatera Utara

3. Jasa Transportasi Online
Jasa transportasi online sebenarnya merupakan jasa transportasi yang
berbasis aplikasi telepon pintar dimana pelanggan memesan jasa lewat sistem
aplikasi di telepon pintar. Dalam aplikasi sudah dapat diketahui jarak, lama
pemesanan, harga, nama orang yang menjemput, serta perusahaan pengelolannya.
Seluruh identitas pengendara sudah diketahui secara pasti karena
perusahaan pengelola telah melakukan proses verifikasi terlebih dahulu sebelum
melakukan kerjasama kemitraan.
Terdapat beberapa hal yang bisa diketahui oleh pelanggan saat memesan
jasa transportasi online ini yaitu:







Identitas Pelanggan
Mudah menemukan tukang ojek
Tidak perlu tawar menawar
Bisa menemukan pengendara yang tahu lokasi tujuan
Mengetahui harga secara pasti sebelum berangkat.
Foto pengendara
Sedangkan dari sisi pengendara atau rider yang selama ini harus

menawarkan jasa ke pelanggan yang lewat kini tidak perlu lagi menawarkan
jasanya.
Yang perlu dilakukan oleh seorang pengendara adalah memutuskan
menerima atau tidak menerima tawaran dari perusahan pengelola.
Tidak adalah proses tawar-menawar, tidak adalah proses menanyakan
tujuan, serta tidak ada lagi ketidakpastian harga. Semuanya sudah ditentukan
lewah telepon pintar hanya dengan sekali klik di di telepon pintar.
Dari pihak driver atau pengendara, terdapat beberapa kelebihan yang bisa
diperoleh yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1.
2.
3.
4.
5.

Tidak perlu menawarkan jasanya ke setiap orang yang lewat.
Tidak perlu nongkrong dipangkalan
Pulang ke rumah berarti tidak ada order
Tidak perlu berhadapan dengan pelanggan yang tawar berlebihan.
Mengetahui tujuan pelanggan sebelum berangkat.

4. Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan merupakan tindakan tidak direncanakan dan tidak terkendali,
ketika aksi dan reaksi objek, bahan, atau radiasi menyebabkan cedera atau
kemungkinan cedera (Heinrich, 1980). Menurut D.A. Colling (1990) yang dikutip
oleh Bhaswata (2009) kecelakaan dapat diartikan sebagai tiap kejadian yang tidak
direncanakan dan terkontrol yang dapat disebabkan oleh manusia, situasi, faktor
lingkungan, ataupun kombinasi-kombinasi dari hal-hal tersebut yang mengganggu
proses kerja dan dapat menimbulkan cedera ataupun tidak, kesakitan, kematian,
kerusakaan property ataupun kejadian yang tidak diinginkan lainnya. 9
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, mengungkapkan kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa
di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja yang melibatkan kendaraan dengan
atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau
kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan
yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan cedera atau
kerusakan atau kerugian pada pemiliknya (korban). 10

9

Makalah analisis kecelakaan kerja pada kasus kecelakaan
http://www.academia.edu/9478713/MAKALAH_ANALISIS_KECELAKAAN_KERJA_PADA_
KASUS_KECELAKAANdiakses pada tanggal 10 April 2017
10
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan, Pasal 24.

Universitas Sumatera Utara

G. Metode Penelitian
1.

Jenis Dan Sifat Penelitian
Penelitian dalam pelaksanaannya diperlukan dan ditentukan alat-alatnya,

jangka waktu, cara-cara yang dapat ditempuh apabila mendapat kesulitan dalam
proses penelitian. Penelitian harus dilakukan secara metodologis, sistematis, dan
konsisten. Metodologis yang dimaksud berarti sesuai dengan metode atau cara
tertentu, sistematis adalah berdasarkan pada suatu sistem, dan konsisten berarti
tidak adanya hal yang bertentangan dengan suatu kerangka pemikiran tertentu. 11
Penelitian ini merupakan penelitian hukum, maka metode yang digunakan
adalah metode penelitian hukum yang bertujuan untuk mencari pemecahan atas
isu hukum serta permasalahan yang timbul didalamnya, sehingga hasil yang
dicapai kemudian adalah memberikan preskripsi mengenai apa yang seyogyanya
atas isu yang diajukan. Penelitian hukum merupakan proses untuk menemukan
aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna
menjawab isu hukum yang dihadapi. 12
Dari sudut tujuannya, penelitian hukum ini memaparkan mengenai sejauh
mana tanggung jawab pelaku usaha yang bergerak di bidang jasa transportasi
berbasis aplikasionline serta ganti rugi terhadap pengguna jasa transportasionline
yang mengalami kerugian karena perbuatan atau tindakan pelaku usaha. Adapun
sifat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis

11

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada),
2001, hal. 42.
12
Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Edisi Revisi, Cetakan Ke Delapan, (Jakarta :
Kencana Prenada Media Group), 2013, hal. 35.

Universitas Sumatera Utara

dengan menguraikan permasalahan secara sistematis dan kompeherensif. Tujuan
penelitian deskriptif analitis adalah menggambarkan secara tepat, sifat individu,
suatu gejala, keadaan atau kelompok tertentu. 13
2.

Sumber Data
Dalam penelitian hukum data yang dipergunakan adalah data sekunder

yang diperoleh dari penelitian kepustakaan (library research) yang bertujuan
untuk

mendapatkan

konsep-konsep,

teori-teori

dan

informasi-informasi

sertapemikiran konseptual, baik berupa peraturan perundang-undangan dan
karyailmiah lainnya. 14 Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari:
a.

Bahan hukum primer yaitu dokumen peraturan yang mengikat dan ditetapkan
oleh pihak yang berwenang, dimana dalam penelitian ini yang digunakan
diantaranya Undang-Undang Dasar 1945, Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan, Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No 32 Tahun
2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor
Umum Tidak dalam Trayekserta peraturan-peraturan lain.

b.

Bahan hukum sekunder yaitu semua dokumen yang merupakan bacaan yang
relevan seperti buku-buku, seminar-seminar, jurnal hukum, majalah, koran

13

Koentjorodiningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : Gramedia
Pustaka), 1997, hal. 42.
14
Ibid., hal. 192.

Universitas Sumatera Utara

hukum, karya tulis ilmiah dan beberapa sumber dari internet yang berkaitan
dengan materi yang diteliti.
c.

Bahan hukum tersier yaitu semua dokumen yang berisi tentang konsepkonsep dan keterangan keterangan yang mendukung bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder, seperti kamus berbagai bahasa, kamus-kamus hukum,

ensklopedia dan sebagainya.
3.

Teknik Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan bahan hukum adalah serangkaian usaha untuk

memperoleh

data

dengan

jalan

membaca,

menelaah,

mengklarifikasi,

mengidentifikasi, dan dilakukan pemahaman terhadap bahan-bahan hukum yang
berupa peraturan perundang-undangan serta buku-buku literatur yang ada
relevansinya dengan permasalahan penelitian. Hasil dari kegiatan tersebut
kemudian dibuat ringkasan secara sistematis sebagai inti sari hasil pengkajian
studi dokumen. Tujuan dari teknik dokumentasi ini adalah untuk mencari
konsepsi, teori, pendapat, penemuan yang berhubungan dengan permasalahan. 15
4.

Analisis Data
Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum dapat dilakukan

dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi
dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal ke dalam kategori-kategori atas
dasar pengertian-pengertian dari sistem hukum tersebut. Data yang telah
dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis dengan analisis data kualitatif, yaitu:

15

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada),
2010, hal. 25.

Universitas Sumatera Utara

a.

Mengumpulkan bahan hukum, berupa inventarisasi peraturan perundangundangan yang terkait dengan penelitian yang dikaji.

b.

Memilah-milah bahan hukum yang sudah dikumpulkan dan selanjutnya
melakukan sistematisasi bahan hukum sesuai dengan permasalahan yang
dikaji di dalam penelitian.

c.

Menganalisis bahan hukum dengan membaca dan menafsirkannya untuk
menemukan kaiedah, asas dan konsep yang terkandung dalam bahan
hukum.

d.

Menemukan hubungan konsep, asas dan kaidah tersebut dengan
menggunakan teori sebagai pisau analisis. 16
Penarikan kesimpulan untuk menjawab permasalahan dilakukan dengan

menggunakan logika berfikir deduktif. Metode deduktif dilakukan dengan
membaca, menafsirkan dan membandingkan hubungan-hubungan konsep, asas
dan kaidah yang terkait sehingga memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan
tujuan penulisan yang dirumuskan. 17
H. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan menguraikan pembahasan masalah skripsi ini,
maka penyusunannya dilakukan secara sistematis. Skripsi ini terbagi dalam lima
bab, yang gambarannya sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Dalam bab ini yang akan dibahas mengenai latar
belakang,rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
16

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada),
2006, hal. 225.
17
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rosda Karya), 2008, hal. 48.

Universitas Sumatera Utara

penulisan,keaslian penulisan, sistematika penulisan, dan
metodepenulisanberdasarkan undang- undang lalu lintas
dan angkutan jalan.
BAB II

PENGATURAN JASA TRANSPORTASI BERBASIS
APLIKASI ONLINE
Dalam bab ini yang akan dibahas mengenai pengertian dan
sejarah jasa transportasi berbasis aplikasi online, regulasi
pembentukan jasa transportasi berbasis aplikasi online,
mekanisme dalam menjalankan jasa transportasi berbasis
aplikasi online dan pengawasan jasa transportasi berbasis
aplikasi online.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN KONSUMEN DALAM
PENGATURAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DI
INDONESA
Dalam bab ini yang akan dibahas mengenai pengertian
perlindungan konsumen, badan pelaksana dan badan
pengawas perlindungan konsumen, hak dan kewajiban
konsumen dalam pengaturan perlindungan konsumen, dan
tanggung jawab hukum terhadap kecelakaan lalu lintas.

BAB IV

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA
JASA TRANSPORTASI BERBASIS APLIKASI ONLINE
YANG MENGALAMI KECELAKAAN BERDASARKAN

Universitas Sumatera Utara

UNDANG-UNDANG

NOMOR

8

TAHUN

1999

TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
Dalam bab ini yang akan dibahas adalah mengenai
tanggung

jawb

perusahaan

terhadap

pengguna

jasa

transportasi berbasis aplikasi online yang mengalam
kecelakaan bersadarkan undang-undang nomor 8 tahun
1999 tentang perlindungan konsumen dan asuransi terhadap
pengguna jasa transportasi berbasis aplikasi online yang
mengalami kecelakaan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini adalah penutup yang didalamnya terdiri dari
kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan uraian
singkat. yang disusun secara sistematis, singkat dan padat
yang ditujukan untuk menyimpulkan jawaban terhadap
permasalahan yang telah dianalis secara mendalam pada
Bab II, Bab III dan Bab IV. Selanjutnya berdasarkan
kesimpulan yang sudah ditarik, maka akan diberikan saran
dalam bentuk preskripsi-preskripsi (saran-saran) yang
didasarkan pada argumentasi-argumentasi baru yang telah
diuraikan dalam pembahasan agar
khususnya

dalam

lingkup

dapat digunakan

akademis

dan

praktis.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN GAME ONLINE YANG MENGALAMI BUG AND ERROR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN JUNCTO UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

0 4 1

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENITIPAN HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 9 50

Perlindungan hukum terhadap pengguna kartu telepon seluler indosat Surakarta (berdasarkan undang undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen)

1 14 121

Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Transportasi Berbasis Aplikasi Online yang Mengalami Kecelakaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

2 45 99

Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Pembayaran Rekening Listrik Secara Online Di Kabupaten Tabanan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

0 0 14

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PERUSAHAAN OTOBUS (PO) SELAMAT GROUP BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 0 16

Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Transportasi Berbasis Aplikasi Online yang Mengalami Kecelakaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

2 7 8

Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Transportasi Berbasis Aplikasi Online yang Mengalami Kecelakaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Transportasi Berbasis Aplikasi Online yang Mengalami Kecelakaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 5 26

Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Transportasi Berbasis Aplikasi Online yang Mengalami Kecelakaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

0 0 4