Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
survey dengan pendekatan cross sectional yang merupakan penelitian untuk
mengetahui pengaruh pengetahuan dan kepercayaan terhadap tindakan mencegah
kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang
Hulu Tebing Tinggi. Cross sectional bertujuan untuk mempelajari hubungan penyakit
dan paparan (faktor penelitian) dengan cara pengamatan status paparan (penyakit)
pada suatu saat atau periode (Murti, 2003).

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu
Tebing Tinggi yang dilaksanakan bulan Juni-Juli 2012. Lokasi ini dipilih berdasarkan
studi pendahuluan bahwa kelurahan ini merupakan daerah tertinggi kasus DBD. Pada
Tahun 2010 tercatat 93 kasus (24,4%) terjadi di Kecamatan Padang Hulu dan paling
banyak terjadi di Kelurahan Tualang sebanyak 27 kasus (29%) dibanding kelurahan
lainnya.

Universitas Sumatera Utara


3.3.

Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga di Kelurahan
Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi dengan jumlah 1332 KK yang
tersebar di 6 lingkungan.
3.3.2. Sampel
Jumlah sampel dalam penelititian ditentukan berdasarkan rumus Slovin,
(1960) dalam Sudjarwo (2002) sebagai berikut;
n =

N
1 + Ne²

Dimana : n = Besar Sampel
N = Ukuran Populasi
e


= Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau 1%
n=

1332
1 + 1332 (0,01)

= 93,01 orang.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, dari 1332 KK, diperoleh jumlah sampel
sebanyak 93 orang. Untuk mencari jumlah sampel dari masing-masing lingkungan,
menurut Prasetyo (2005) digunakan rumus :

Universitas Sumatera Utara

Populasi
Sampel =

x Total sampel
Total populasi


Maka sampel pada masing-masing lingkungan dapat dilihat pada tabel di bawah.
Tabel 3.1

Jumlah Sampel Berdasarkan Lingkungan di Kelurahan Tualang
Tebing Kecamatan Padang Hulu Tebing Tinggi 2012

No. Kelurahan Tualang
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Perhitungan
195/1332 x 93
168/1332 x 93
203/1332 x 93
286/1332x 93

234/1332 x 93
246/1332 x 93

Lingkungan I
Lingkungan II
Lingkungan III
Lingkungan IV
Lingkungan V
Lingkungan VI
Total

Jumlah Sampel
14
12
14
20
16
17
93


Kemudian dari masing-masing lingkungan diambil sampel penelitian secara
random sampling.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian.
Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis. Pengumpulan data harus
dilakukan dengan sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah penelitian.
Teknik atau alat untuk memperoleh keterangan dari objek adalah sebagai
berikut:
1. Karakteristik responden meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anak,
pendapatan keluarga dan sumber informasi menggunakan wawancara berpedoman
kuesioner.

Universitas Sumatera Utara

2. Daftar pertanyaan (kuesioner), yaitu satu set pertanyaan yang tersusun secara
sistematis dan standar yang diberikan kepada sampel penelitian tentang
pengetahuan, kepercayaan dan tindakan mencegah DBD.
3. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mendapatkan data-data yang akurat.
4. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan

tulisan serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan tindakan mencegah
Demam Berdarah Dengue.
3.4.1. Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai
yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara
mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel pada analisis
realibility dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai
r

hitung

> r tabel , maka dinyatakan valid dan sebaliknya.
Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat menunjukkan ketetapan dan dapat dipercaya dengan menggunakan
metode Cronbach’s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali
pengukuran, dengan ketentuan, jika nilai r

Alpha


> r

tabel ,

maka dinyatakan reliabel.

Nilai r tabel dalam penelitian ini menggunakan critical value of the product moment
pada taraf signifikan 95% (Riduwan, 2005).
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 30 orang ibu di Kelurahan
Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi dengan karakteristik yang

Universitas Sumatera Utara

hampir sama dengan karakteristik responden. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan
untuk pertanyaan pengetahuan dan kepercayaan serta tindakan mencegah DBD.
Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Instrumen Variabel
Pengetahuan dan Kepercayaan


Variabel

Butir

Correlation
Corrected Item

Status

Cronbach's
Alpha

Status

1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
2
3
4
5
6
7
8
9

0,447

0,426
0,422
0,399
0,462
0,521
0,675
0,539
0,417
0,467
0,639
0,548
0,508
0,414
0,461
0,448
0,439
0,505
0,495
0,581
0,483

0,523
0,481
0,507

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,818
0,878
0,849
0,898
0,823
0,829
0,817
0,819
0,892
0,807
0,857
0,849
0,816
0,891
0,810
0,864
0,883
0,860
0,830
0,837
0,868
0,826
0,876
0,835

Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Pengetahuan

Kepercayaan

Pada tabel di atas, nilai corrected item-total correlation (r hitung ) dari variabel
pengetahuan dan kepercayaan sebanyak 24 item mempunyai r hitung > dari nilai r
tabel=0,361, dengan demikian dinyatakan valid. Sedangkan nilai cronbach alpha dari

Universitas Sumatera Utara

masing-masing instrumen lebih besar dari r tabel (0,361) sehingga dapat dikatakan
instrumen dari semua butir pernyataan reliabel.
Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Instrumen Variabel
Tindakan Mencegah DBD

Variabel
Tindakan
Mencegah DBD

Butir

Correlation
Corrected Item

Status

Cronbach's
Alpha

Status

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
17
18
19
20

0,491
0,413
0,561
0,526
0,461
0,412
0,495
0,546
0,413
0,644
0,526
0,486
0,440
0,495
0,446
0,461
0,463
0,461
0,418

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

0,884
0,841
0,809
0,864
0,855
0,821
0,846
0,883
0,841
0,805
0,864
0,849
0,827
0,846
0,883
0,855
0,829
0,880
0,890

Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Pada tabel di atas, nilai corrected item-total correlation (r hitung ) dari variabel
tindakan pencegahan DBD sebanyak 20 item pertanyaan mempunyai r hitung > dari
nilai r tabel=0,361, dengan demikian dinyatakan valid. Sedangkan nilai cronbach
alpha dari masing-masing instrumen lebih besar dari r tabel (0,361) sehingga dapat
dikatakan instrumen dari semua butir pernyataan reliabel.

Universitas Sumatera Utara

3.5. Variabel dan Definisi Operasional
Definisi operasional berisi uraian-uraian indikator variabel sedangkan
indikator variabel adalah fakta-fakta kejadian yang digunakan untuk mengukur suatu
variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari independen variabel dan dependen
variabel.
Pada penelitian ini variabel dependen (variabel terikat) adalah pengetahuan dan
kepercayaan dan variabel independen (variabel bebas) adalah tindakan mencegah
kasus DBD. Adapun definisi operasional adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan adalah pemahaman ibu terhadap pencegahan DBD untuk
menghindari kejadian DBD dalam keluarga dengan 3M Plus (Menguras, Menutup
Mengubur) dan menelungkupkan.
2. Kepercayaan adalah penilaian/keyakinan ibu terhadap pelayanan kesehatan dalam
mencegah

keterjangkitan

DBD

berdasarkan

persepsi

manfaat

terhadap

penyelenggaraan program pencegahan DBD dan isyarat untuk bertindak agar
terhindar dari penyakit DBD.
3. Tindakan mencegah kasus DBD adalah partisipasi yang dilakukan ibu untuk
menghindari keterjangkitan DBD dalam keluarga meliputi pelaksanaan
kebersihan rumah, pencahayaan, penampungan air dan perilaku hidup sehat.
3.6. Metode Pengukuran
Pengukuran variabel bebas yang terdiri dari pengetahuan dan kepercayaan
adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

3.6.1

Pengukuran Variabel Independen

1. Pengetahuan
Pengukuran variabel bebas pengetahuan diukur dalam 20 pertanyaan dengan
pilihan berganda, jika menjawab benar diberi skor (2) dan salah diberi skor 1,
sehingga diperoleh skor tertinggi 2x20=40.
a) Baik, apabila responden memahami tentang pencegahan DBD dengan skor 31-40
soal.
b) Tidak Baik, apabila responden memahami tentang pencegahan DBD dengan skor
20-30 soal.
2. Kepercayaan
Pengukuran variabel bebas yaitu kepercayaan diukur berdasarkan persepsi
manfaat terhadap informasi dan isyarat Iuntuk bertindak dengan 9 pertanyaan dengan
pilihan jawaban sebanyak 3 butir, jika menjawab sangat percaya diberi skor (3),
percaya diberi skor (2) dan tidak percaya diberi skor 1.
a. Persepsi manfaat terhadap informasi diukur berdasarkan 5 pertanyaan, diperoleh
skor tertinggi 3x5 = 15. dikategorikan:
1) Baik, apabila responden memiliki persepsi manfaat terhadap penyelenggaraan
program pencegahan DBD dengan skor 13-15.
2) Sedang,

apabila

responden

memiliki

persepsi

manfaat

terhadap

penyelenggaraan program pencegahan DBD dengan skor 9-12.
3) Buruk

apabila

responden

memiliki

persepsi

manfaat

terhadap

penyelenggaraan program pencegahan DBD dengan skor 5-8.

Universitas Sumatera Utara

b. Isyarat Iuntuk bertindak diukur berdasarkan 4 pertanyaan, diiperoleh skor
tertinggi 3x4 = 12. dikategorikan:
1) Baik, apabila responden memiliki persepsi manfaat terhadap penyelenggaraan
program pencegahan DBD dengan skor 10-12.
2) Sedang,

apabila

responden

memiliki

persepsi

manfaat

terhadap

penyelenggaraan program pencegahan DBD dengan skor 7-9.
3) Buruk

apabila

responden

memiliki

persepsi

manfaat

terhadap

penyelenggaraan program pencegahan DBD dengan skor 4-6.
3.6.2

Pengukuran Variabel Dependen

a. Baik, apabila tindakan anggota keluarga responden dalam mencegah DBD dengan
skor 31-40 soal.
b. Tidak Baik, apabila tindakan anggota keluarga responden dalam mencegah DBD
dengan skor 20-30 soal.
Pengukuran terhadap variabel bebas (pengetahuan dan komunikasi antar
pribadi konselor) serta variabel terikat (tindakan mencegah DBD) seperti pada Tabel
3.4 di bawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.4 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel

Jumlah Alternatif
Pertanyaan jawaban

Tindakan
Mencegah
DBD
Pengetahuan
Kepercayaan
a. Persepsi
manfaat
terhadap
informasi
b. Isyarat
Untuk
bertindak.

3.7.

20

15

5

4

Bobot
Nilai

Total
Nilai

Ya
Tidak

2
1

31-40
20-30

Baik
Tidak baik

Ordinal

Benar
Salah

2
1

23-30
15-22

Baik
Tidak Baik

Ordinal

Ordinal

Sangat
Percaya
Percaya
Tidak
Percaya
Sangat
Percaya
Percaya
Tidak
Percaya

Kategori

3
2
1

13-15
9-12
5-8

Baik
Sedang
Buruk

3
2
1

10-12
7-9
4-6

Baik
Sedang
Buruk

Skala
Ukur

Ordinal

Metode Analisis Data
Analisis univariat dipakai untuk mengetahui gambaran deskriptif dengan

menampilkan tabel frekwensi dan persentase dari masing-masing variabel independen
(pengetahuan dan kepercayaan) serta variabel dependen (tindakan mencegah DBD).
Analisis bivariat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan
variabel independen yaitu pengetahuan dan kepercayaan dengan variabel dependen
(tindakan mencegah DBD) dengan menggunakan uji Chi Square pada taraf
kemaknaan 5%.
Analisis multivariat bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel
independen (pengetahuan dan kepercayaan) terhadap variabel dependen (tindakan
mencegah DBD) dengan melakukan uji regresi logistik yang memiliki nilai p40 tahun yaitu 31 orang (33,3%). Responden memiliki riwayat
pendidikan lebih banyak sekolah menengah (SMA) yaitu 73 orang (78,5%)
selebihnya berpendidikan sekolah dasar (SD/SMP) yaitu 13 orang (14%) dan
perguruan tinggi yaitu 7 orang (7,5%). Responden memiliki status pekerjaan lebih
banyak tidak bekerja yaitu 54 orang (58,1%), selebihnya bekerja yaitu 39 orang
(41,9%). Responden memiliki jumlah anggota dalam keluarga lebih banyak di atas
empat orang yaitu 85 orang (91,4%) selebihnya di bawah atau sama dengan empat
orang yaitu 8 orang (8,6%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden di Kelurahan
Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
No
Variabel
1. Usia
Usia produktif (20-40 thn)
Usia tidak reproduktif (>40 thn))
Total
2. Pendidikan
Dasar (SD/SMP)
Menengah (SMA)
P. Tinggi
Total
3. Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
Total
4. Jumlah Anggota Keluarga
≤ 4 orang
> 4 orang
Total

Tualang

n

%

62
31
93

66.7
33.3
100

13
73
7
93

14.0
78.5
7.5
100

39
54
93

41,9
58,1
100

8
85
93

8,6
91,4
100

4.2.1.2. Pengetahuan Responden
Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang penyakit
demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti lebih banyak responden
sudah mengetahui yaitu 58 orang (62,4%). Responden lebih banyak belum
mengetahui penyebab demam berdarah yaitu 55 orang (59,1%). Responden lebih
banyak belum mengetahui tempat hidup jentik demam berdarah yaitu 49 orang
(52,7%). Responden lebih banyak belum mengetahui ciri-ciri nyamuk penular demam
berdarah berwarna hitam bintik-bintik putih yaitu 48 orang (51,6%). Responden lebih
banyak belum mengetahui waktu nyamuk penular demam berdarah biasa menggigit
orang yaitu 52 orang (55,9%).

Universitas Sumatera Utara

Responden lebih banyak mengetahui tindakan yang dilakukan apabila anggota
keluarga demam tinggi walaupun sudah minum obat penurun panas di rumah yaitu 48
orang (51,6%). Responden lebih banyak belum mengetahui tanda dan gejala orang
yang mengalami demam berdarah yaitu 53 orang (57%). Responden lebih banyak
mengetahui pengertian gerakan 3M plus yaitu 49 orang (52,7%). Responden lebih
banyak belum mengetahui waktu menguras tempat penampungan air, atau bak mandi
yaitu 49 orang (52,7%). Responden lebih banyak belum mengetahui cara menguras
bak mandi yang benar yaitu 56 orang (60,2%).
Responden lebih banyak mengetahui cara yang paling efektif untuk
memberantas demam berdarah yaitu 51 orang (54,8%). Responden lebih banyak
belum mengetahui cara memberantas telur dan jentik nyamuk penular demam
berdarah yaitu 48 orang (51,6%). Responden lebih banyak mengetahui kapan
seharusnya dilakukan pengasapan (fogging) yaitu 55 orang (59,1%). Responden lebih
banyak belum mengetahui guna pengasapan (fogging) yaitu 50 orang (53,8%).
Responden lebih banyak belum mengetahui tanggung jawab dalam pemberantasan
sarang nyamuk yaitu 57 orang (61,3%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Pengetahuan di
Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
No

Pengetahuan

1.
2.
3.
4.

Penular penyakit demam berdarah
Penyebab demam berdarah
Tempat hidup Jentik demam berdarah
Ciri-ciri nyamuk penular demam
berdarah
Waktu nyamuk penular demam berdarah
biasa menggigit orang
Tindakan yang dilakukan apabila
anggota keluarga demam tinggi
walaupun sudah minum obat penurun
panas di rumah
Tanda dan gejala orang yang mengalami
demam berdarah
Pengertian gerakan 3M plus
Waktu menguras tempat penampungan
air, atau bak mandi
Cara menguras bak mandi yang benar
Cara yang paling efektif untuk
memberantas demam berdarah
Cara memberantas telur dan jentik
nyamuk penular demam berdarah
Kapan seharusnya dilakukan pengasapan
(fogging)
Guna pengasapan (fogging)
Pemberantasan sarang nyamuk
dilaksanakan

5
6.

7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Benar

Salah

n
58
38
44
45

%
62.4
40.9
47.3
48.4

n
35
55
49
48

%
37.6
59.1
52.7
51.6

41

44.1

52

55.9

48

51.6

45

48.4

40

43.0

53

57.0

49
44

52.7
47.3

44
49

47.3
52.7

37
51

39.8
54.8

56
42

60.2
45.2

45

48.4

48

51.6

55

59.1

38

40.9

43
36

46.2
38.7

50
57

53.8
61.3

Tabel 4.3. diperoleh distribusi pengetahuan responden tentang pemahaman
ibu terhadap pencegahan DBD untuk menghindari kejadian DBD dalam keluarga
dengan 3M Plus (Menguras, Menutup Mengubur) dan menelungkupkan lebih banyak

Universitas Sumatera Utara

yang belum mengetahui dengan baik atau dikategorikan tidak baik yaitu 51 orang
(54,8%) dan selebihnya berpengetahuan baik 42 orang (45,2%).
Tabel 4.3.

Distribusi Kategori Pengetahuan Responden di Kelurahan Tualang
Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

No
Kategori Pengetahuan
1. Baik
2 Tidak baik
Total

n
42
51
93

%
45,2
54,8
100

4.2.1.3. Kepercayaan Responden
Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa kepercayaan responden berdasarkan
persepsi manfaat terhadap informasi lebih banyak mengakatan tidak percaya bahwa
informasi yang diberikan penyuluh kesehatan efektif dapat membantu dalam
mencegah terjadinya penyakit DBD yaitu 42 orang (45,2%). Responden lebih banyak
mengatakan tidak percaya bahwa pemberian abate dapat menyebabkan membunuh
jentik-jentik nyamuk yaitu 56 orang (60,2%).
Responden lebih banyak mengatakan tidak percaya bahwa petugas fogging
benar-benar melaksanakan penyemprotan dengan jarak 200 meter yaitu 48 orang
(51,6%). Responden lebih banyak mengatakan tidak percaya bahwa jika ada anggota
keluarga terjangkit DBD, maka petugas fogging melaksanakan fogging dua kali di
rumah yaitu 46 orang (49,5%). Responden lebih banyak mengatakan tidak percaya
pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3 M Plus lebih efektif mencegah DBD
dibandingkan dengan fogging yaitu 46 orang (49,5%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.4.

No
1.

2.

3.

4.

5

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kepercayaan
Berdasarkan Persepsi Manfaat terhadap Informasi di Kelurahan
Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

Persepsi Manfaat Terhadap
Informasi
Informasi yang diberikan
penyuluh kesehatan efektif dapat
membantu anda dalam
mencegah terjadinya penyakit
DBD
Pemberian abate dapat
menyebabkan membunuh jentikjentik nyamuk
Petugas fogging benar-benar
melaksanakan penyemprotan
dengan jarak 200 meter
Jika ada anggota keluarga
terjangkit DBD Anda percaya
bahwa petugas fogging
melaksanakan fogging dua kali
di rumah anda
Pemberantasan Sarang Nyamuk
dengan 3 M Plus lebih efektif
mencegah DBD dibandingkan
dengan fogging

Sangat
Percaya
n
%
28 30.1

Percaya
n
23

%
24.7

Tidak
Percaya
n
%
42
45.2

17

18.3

20

21.5

56

60.2

15

16.1

30

32.3

48

51.6

10

10.8

37

39.8

46

49.5

7

7.5

40

43.0

46

49.5

Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa kepercayaan responden berdasarkan
isyarat untuk bertindak lebih banyak mengtakan tidak percaya bahwa setelah
mendapat informasi dari penyuluh kesehatan, mau melakukan tindakan pencegahan
DBD yaitu 42 orang (45,2%). Responden lebih banyak mengatakan tidak percaya
apabila petugas penyuluh memberikan bubuk abate, mau menggunakannya karena
yakin mencegah DBD yaitu 56 orang (60,2%). Responden lebih banyak mengatakan
tidak percaya terhadap partisipasi mengikuti kegiatan gotong royong sebagai salah

Universitas Sumatera Utara

satu tindakan dalam mencegah DBD di masyarakat yaitu 48 orang (51,6%).
Responden lebih banyak mengatakan tidak percaya terhadap pelaksanaan 3 M plus
(menguras, mengubur dan menutup) dan menelengkupkan dapat mencegah DBD
yaitu 46 orang (49,5%).
Tabel 4.5.

No
1.

2.

3.

4.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Kepercayaan
Berdasarkan Isyarat Untuk Bertindak di Kelurahan Tualang
Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

Isyarat Untuk Bertindak
Setelah mendapat informasi dari
penyuluh kesehatan, anda yakin
mau melakukan tindakan
pencegahan DBD
Jika petugas penyuluh
memberikan bubuk abate,
apakah anda menggunakannya
karena anda yakin dapat
mencegah DBD
Percayakah anda partisipasi
mengikuti kegiatan gotong
royong sebagai salah satu
tindakan dalam mencegah DBD
di masyarakat
Percayakah anda dengan
melaksanakan 3 M plus
(menguras, mengubur dan
menutup) dan menelengkupkan
dapat mencegah DBD

Sangat
Percaya
n
%
23 24.7

Percaya
N
28

%
30.1

Tidak
Percaya
n
%
42
45.2

17

18.3

20

21.5

56

60.2

15

16.1

30

32.3

48

51.6

10

10.8

37

39.8

46

49.5

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.6. diperoleh distribusi responden terhadap kepercayaan terhadap
pencegahan DBD lebih banyak dikategori buruk yaitu 44 orang (47,3%), kategori
sedang yaitu 40 orang (43%) dan baik yaitu 9 orang (9,7%).
Tabel 4.6.

No
1.
2.
3.

Distribusi Kategori Kepercayaan Responden di Kelurahan Tualang
Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
Kategori Kepercayaan

Baik
Sedang
Buruk
Total

n
9
40
44
93

%
9,7
43,0
47,3
100

4.2.1.4. Distribusi Tindakan Mencegah DBD
Pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa tindakan mencegah DBD berdasarkan
kebersihan lingkungan rumah bahwa responden lebih banyak tidak membersihkan
pekarangan rumah setiap hari yaitu 48 orang (51,6%). Responden lebih banyak
membuang sampah pada tempatnya yaitu 47 orang (50,5%). Responden lebih banyak
membersihkan air tergenang di pekarangan rumah yaitu 47 orang (50,5%).
Responden lebih banyak tidak memiliki air limbah yang selalu mengalir yaitu 49
orang (52,7%). Responden lebih banyak membakar sampah pekarangan setiap hari
yaitu 52 orang (55,9%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.7.

No
1.
2.
3.
4.
5.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tindakan
Mencegah DBD Berdasarkan Kebersihan Lingkungan/Rumah di
Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
Ya

Tindakan Mencegah DBD
Membersihkan pekarangan rumah setiap hari
Membuang sampah pada tempatnya
Membersihkan air tergenang di pekarangan
rumah
Air limbah rumah tangga selalu mengalir
Membakar sampah pekarangan setiap hari

n
45
47
47

Tidak
%
n
%
48.4 48 51.6
50.5 46 49.5
50.5 46 49.5

44
52

47.3 49
55.9 41

52.7
44.1

Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa tindakan mencegah DBD berdasarkan
pencahayaan bahwa responden lebih banyak tidak membuka jendela setiap hari agar
cahaya matahari masuk ke dalam rumah yaitu 53 orang (57%). Responden lebih
banyak memangkas pohon jika menghalangi masuknya cahaya ke dalam rumah yaitu
50 orang (53,8%). Responden lebih banyak kamar mandi menggunakan lampu yang
redup yaitu 52 orang (55,8%).
Tabel 4.8.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tindakan
Mencegah DBD Berdasarkan Pencahayaan di Kelurahan Tualang
Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

No

Pencahayaan

6.

Membuka jendela setiap hari agar
cahaya matahari masuk ke dalam rumah
Memangkas pohon jika menghalangi
masuknya cahaya ke dalam rumah
Kamar mandi menggunakan lampu yang
redup

7.
8.

Ya
n

Tidak

40

%
43.0

50
52

n
53

%
57.0

53.8

43

46.2

55.9

41

44.1

Pada Tabel 4.9 menunjukkan bahwa tindakan mencegah DBD berdasarkan
penampungan air bahwa responden lebih banyak tidak menguras bak mandi serta

Universitas Sumatera Utara

menyikatnya seminggu sekali yaitu 47 orang (50,5%). Responden lebih banyak tidak
menutup rapat-rapat tempat penampungan air di dalam dan luar rumah yaitu 47 orang
(50,5%). Responden lebih banyak tidak mengubur barang-barang bekas yang dapat
menampung air yaitu 49 orang (52,7%). Responden lebih banyak tidak memeriksa
talang air di atas rumah sewaktu musim hujan yaitu 51 orang (54,8%). Responden
lebih banyak tidak memberikan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit
dikuras yaitu 54 orang (58,1%). Responden lebih banyak tidak mengosongkan bak
mandi bila bepergian lama meninggalkan rumah yaitu 50 orang (53,8%).
Tabel 4.9.

Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tindakan
Mencegah DBD Berdasarkan Penampungan Air di Kelurahan
Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

No

Penampungan Air

9.

Menguras bak mandi serta menyikatnya
seminggu sekali
Menutup rapat-rapat tempat
penampungan air di dalam dan luar
rumah
Mengubur barang-barang bekas yang
dapat menampung air
Memeriksa talang air di atas rumah
sewaktu musim hujan
memberikan bubuk abate di tempat
penampungan air yang sulit dikuras
mengosongkan bak mandi bila bepergian
lama meninggalkan rumah

10.
11.
12.
13.
14.

Ya
n

Tidak

46

%
49.5

46

n
47

%
50.5

49.5

47

50.5

44

47.3

49

52.7

42

45.2

51

54.8

39

41.9

54

58.1

43

46.2

50

53.8

Pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa tindakan mencegah DBD berdasarkan
kebiasaan perilaku keluarga bahwa responden lebih banyak tidak memasang kawat
kasa pada ventilasi rumah yaitu 52 orang (55,9%). Responden lebih banyak memiliki

Universitas Sumatera Utara

kebiasaan menggantungkan baju-baju di rumah /dinding rumah yaitu 50 orang
(53,8%). Responden lebih banyak menggunakan anti nyamuk/menyemprot nyamuk
dengan insektisida yaitu 50 orang (53,8%). Responden lebih banyak tidak membawa
anggota keluarga yang dicurigai menderita DBD ke pelayanan kesehatan yaitu 51
orang (54,8%). Responden lebih banyak tidak melapor kepada kepala lingkungan
kelurahan bahwa apabila tetangga atau anggota keluarga menderita DBD, yaitu 53
orang (57%). Responden lebih banyak tidak selalu mengikuti kegiataan gotong
royong dan penyuluhan kesehatan yaitu 47 orang (53,5%).
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden tentang Tindakan
Mencegah DBD Berdasarkan Kebiasaan Perilaku Keluarga di
Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
No

Kebiasaan Perilaku Keluarga

15.

Memasang kawat kasa pada ventilasi
rumah
Kebiasaan menggantungkan baju-baju di
rumah /dinding rumah
Keluarga menggunakan anti
nyamuk/menyemprot nyamuk dengan
insektisida
Membawa anggota keluarga yang
dicurigai menderita DBD ke pelayanan
kesehatan?
Jika ada tetangga atau anggota keluarga
menderita DBD, apakah anda melapor
kepada kepala lingkungan/ kelurahan
Selalu mengikuti kegiataan gotong
royong dan penyuluhan kesehatan

16.
17.

18.

19.

20.

Ya
n

Tidak

41

%
44.1

50

n
52

%
55.9

53.8

43

46.2

50

53.8

43

46.2

42

45.2

51

54.8

40

43.0

53

57.0

46

49.5

47

50.5

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.11. diperoleh distribusi responden terhadap tindakan mencegah DBD
lebih banyak dikategori tidak baik yaitu 39 orang (41,9%), dan kategori tidak baik
yaitu 39 orang (41,9%).
Tabel 4.11. Distribusi Kategori Tindakan Mencegah DBD Responden di
Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
No
1.
2.

Kategori Tindakan Mencegah DBD
Baik
Tidak Baik
Total

n
39
54
93

%
41,9
58,1
100

4.2.2 Analisa Bivariat
Hubungan pengetahuan dan kepercayaan dengan tindakan mencegah DBD di
Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi terlihat pada tabel
berikut.
4.2.2.1. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Mencegah DBD di Kelurahan
Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
Pada Tabel 4.12. dari 93 orang responden, 42 orang memiliki pengetahuan
baik tentang DBD, lebih banyak melakukan tindakan mencegah DBD dengan baik 30
orang (71,4%). Sementara 51 orang memiliki pengetahuan tidak baik, 42 orang
(82,4%) responden tidak melakukan tindakan mencegah DBD.
Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0.000 < 0,05. Hal ini berarti
terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan mencegah DBD di.
Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.12. Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan Mencegah DBD di
Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
Tindakan Mencegah DBD
Total
Pengetahuan
Baik
Tidak Baik
n
%
n
%
n
%
Baik
30
71,4
12
28,6
42
100
Tidak Baik
9
17,6
42
82,4
51
100
Variabel ini diikutkan dalam model persamaan regresi logistik

P- Value
P= 0.000

4.2.2.2. Hubungan Kepercayaan dengan Tindakan Mencegah DBD di Kelurahan
Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
Pada Tabel 4.13. dari 93 orang responden, 9 orang memiliki kepercayaan baik
terhadap pencegahan DBD, lebih banyak melakukan tindakan mencegah DBD
dengan baik 5 orang (55,6%). Sementara 40 orang memiliki kepercayaan
dikategorikan sedang, lebih banyak melakukan tindakan mencegah DBD yaitu 26
orang (65%) . Sedangkan dari 44 orang yang memiliki kepercayaan dikategorikan
buruk, lebih banyak tidak melakukan tindakan mencegah DBD yaitu 36 orang
(81,8%).
Hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0.000 < 0,05. Hal ini berarti
terdapat hubungan antara kepercayaan dengan tindakan mencegah DBD di.
Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi.
Tabel 4.13. Hubungan Kepercayaan dengan Tindakan Mencegah DBD di
Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
Tindakan Mencegah DBD
Total
Baik
Tidak Baik
n
%
n
%
n
%
Baik
5
55,6
4
44,4
9
100
Sedang
26
65,0
14
35,0
40
100
Buruk
8
18,2
36
81,8
44
100
Variabel ini diikutkan dalam model persamaan regresi logistik
Kepercayaan

P- Value
P= 0.000

Universitas Sumatera Utara

4.2.3 Analisa Multivariat
Berdasarkan analisis multivariat bahwa seluruh variabel penelitian dapat
dilanjutkan ke analisis multivariat oleh karena nilai p < 0,05 yaitu pengetahuan dan
kepercayaan dengan menggunakan uji regresi logistik berganda yang bertujuan untuk
melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta untuk
meramalkan seberapa jauh variabel independen memberikan kontribusi terhadap
variabel dependen.
Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Logistik Berganda Pengaruh Pengetahuan dan
Kepercayaan terhadap Tindakan Mencegah DBD di Kelurahan
Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
No
1.
2.

Variabel
Pengetahuan
Kepercayaan
Constant

Β
3,038
3,650
10,834

P value
0,000
0,000
0,000

Exp(β)
20,854
38,491
0,000

Overall
Persentage
87,1%

Pada Tabel 4.14 yang disajikan diperoleh hasil uji regresi logistik berganda
variabel pengetahuan dan kepercayaan memengaruhi tindakan mencegah DBD di
Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi.
Variabel pengetahuan diperoleh nilai p = 0,000, β = 3,038 dan Exp (β)=
20,854 dengan arah yang positif yang berarti pengetahuan yang baik memengaruhi
tiindakan mencegah DBD semakin baik 20,8 kali bila dibandingkan dengan
pengetahuan yang tidak baik.
Variabel kepercayaan diperoleh nilai p = 0,000, β = 3,650 dan Exp (β)=
38,491 dengan arah yang positif yang berarti kepercayaan yang baik memengaruhi

Universitas Sumatera Utara

tindakan mencegah DBD semakin baik 38,5 kali bila dibandingkan dengan
kepercayaan yang buruk.
Secara keseluruhan (uji secara serentak) dapat dijelaskan dari nilai overall
percentage yang ditunjukkan pada uji regresi logistik 87,1%, artinya pengetahuan dan
kepercayaan mampu menjelaskan tindakan mencegah DBD sebesar 87,1% dan
selebihnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain yang tidak diteliti. Persamaan
regresi logistik dapat ditentukan:

Ŷ=

1
1+e

– (10,834 + 3,038 X + 3,650X )
1
2

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Tindakan Mencegah DBD di Kelurahan
Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
Berdasarkan uji regresi logistik berganda terdapat pengaruh yang signifikan
antara pengetahuan terhadap tindakan mencegah DBD dengan nilai p=0.000 < 0,05.
Sesuai pendapat Soekanto dalam Purwatiningsih, (2005) bahwa pengetahuan, adatistiadat erat hubungannya dalam peningkatan partisipasi masyarakat. Sedangkan
menurut Djatmiko (2003), partisipasi masyarakat dipengaruhi oleh kemampuan dan
kemauan untuk berpartisipasi dalam program pemerintah.
Margono dalam Notoatmodjo (2007) menambahkan bahwa pengetahuan
merupakan kemampuan untuk mengerti dan menggunakan informasi. Selanjutnya
disebutkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu unsur yang diperlukan
seseorang agar dapat melakukan sesuatu.
Hasil penelitian tentang variabel pengetahuan ditemukan pada kategori tidak
baik dengan persentase tertinggi (54,8%). Hal ini disebabkan lebiih banyak ibu belum
mengetahui ciri-ciri nyamuk penular demam berdarah berwarna hitam bintik-bintik
putih yaitu 48 orang (51,6%), tindakan yang ibu lakukan apabila anggota keluarga
demam tinggi walaupun sudah minum obat penurun panas di rumah yaitu 48 orang
(51,6%) cara menguras bak mandi yang benar dengan menyikat dinding bak mandi
dengan bersih yaitu 56 orang (60,2%) dan ibu merasa bahwa tanggung jawab dalam
pemberantasan sarang nyamuk adalah petugas kesehatan, bukan masyarakat yaitu 57

Universitas Sumatera Utara

orang (61,3%). Pengetahuan ibu yang tidak baik menyebabkan ibu tidak
berpartisipasi dalam melaksanakan tindakan mencegah DBD.
Menurut Friedman (2005) bahwa pengetahuan merupakan domain dari
perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih
bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang pencegahan
DBD, maka ibu akan berpartisipasi sesuai dengan apa yang ia ketahui. Pengetahuan
yang dimiliki ibu berdampak pada tindakan ibu dalam mencegah DBD sehingga
masing tinggi angka kejadian DBD di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu
Kota Tebing Tinggi.
Menurut Depkes RI (2004) penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Pada prinsipnya kejadian penyakit yang
digambarkan sebagai segitiga epidemiologi menggambarkan hubungan segi tiga
kompenen penyebab penyakit yaitu penjamu, agen dan lingkungan.
Uji statistik menunjukkan variabel pengetahuan berpengaruh terhadap
tindakan mencegah DBD di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota
Tebing Tinggi. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin baik
pengetahuan ibu maka akan meningkat tindakan ibu dalam mencegah DBD. Hal ini
disebabkan latar belakang pendidikan ibu rumah yang rendah/dasar (14%) yang
kurang dapat memahami dengan baik tentang pencegahan DBD yang diberikan Juru
Pemantau Jentik (Jumantik). Selain faktor tersebut, kesibukan ibu dalam mengurus
rumah tangga menyebabkan ibu kurang dapat melaksanakan tindakan mencegah

Universitas Sumatera Utara

DBD, seperti menguras bak mandi secara teratur dan merasa bahwa pemberantasan
DBD merupakan tanggung jawab petugas kesehatan.
Sesuai SK Kepala Dinas Kota Tebing Tinggi Nomor: 440.04/722/SK/V/2011
tentang Pembentukan Kader Jumantik di tiap–tiap kelurahan se-kota Tebing Tinggi
belum berdampak baik terhadap kesehatan masyarakat khususnya masih tingginya
masyarakat mengalami DBD. Namun kinerja jumantik belum pernah dievaluasi
sampai ini. Hal ini memungkinkan pemberantasan DBD di Kelurahan Tualang belum
efektif dan efisien sehingga perlu dirumuskan kembali kebijakan kinerja Jumantik
sebagai petugas kesehatan yang dapat memberikan output dalam mencegah DBD ke
arah yang lebih baik lagi di masa mendatang,

5.2. Pengaruh Kepercayaan terhadap Tindakan Mencegah DBD di Kelurahan
Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi
Berdasarkan uji regresi logistik berganda terdapat pengaruh yang signifikan
antara kepercayaan terhadap tindakan mencegah DBD dengan nilai p=0.000 < 0,05.
Dengan kepercayaan yang buruk terhadap program pemerintah masyarakat kurang
melibatkan diri ataupun berpartisipasi dalam pelaksanaannya dan merasa program
hanya milik pemerintah. Untuk itu perlu dibuat suatu kebijakan untuk
mengembalikan kepercayaan masyarakat seperti lebih memberdayakan puskesmas
agar lebih bertanggungjawab dalam surveilans demam berdarah, dan hendaknya
fogging dilaksanakan oleh masing-masing puskesmas yang memang lebih dekat
dengan masyarakat di wilayah kerjanya, karena selama ini fogging dilaksanakan
langsung oleh dinas kesehatan untuk seluruh wilayah kota Tebing Tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Penelitian Ramdhania (2008), dari 53 responden yang diteliti 91,4% percaya
untuk pergi ke pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
kepercayaaan masyarakat terhadap petugas kesehatan sudah mulai timbul, walaupun
di beberapa daerah tingkat kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan masih
rendah karena petugas kesehatan dianggap sebagai orang baru yang tidak mengenal
masyarakat di wilayahnya dan tidak mempunyai kharismatik.
Rousseau, (1998) kepercayaan (trust) merupakan wilayah psikologis yang
merupakan perhatian untuk menerima apa adanya berdasarkan harapan terhadap
perhatian atau perilaku yang baik dari orang lain. McKenzie (2006) menambbaykan
kepercayaan merupakan variabel yang sangat memengaruhi status kesehatan karena
kalau tingkat kepercayaan masyarakat terhadap petugas kesehatan rendah, maka
usaha untuk meningkatkan derajat kesehatan semakin sulit dilakukan.
Hasil penelitian tentang variabel kepercayaan ditemukan pada kategori buruk
dengan persentase tertinggi (47,3%). Hal ini disebabkan persepsi ibu tidak percaya
pemberian abate dapat menyebabkan membunuh jentik-jentik nyamuk yaitu 56 orang
(60,2%), tidak percaya bahwa petugas fogging benar-benar melaksanakan
penyemprotan dengan jarak 200 meter yaitu 48 orang (51,6%), tidak percaya
pemberantasan Sarang Nyamuk dengan 3 M Plus lebih efektif mencegah DBD
dibandingkan dengan fogging yaitu 46 orang (49,5%), setelah petugas penyuluh
memberikan bubuk abate, ibu tidak menggunakannya karena tidak yakin dapat
mencegah DBD yaitu 56 orang (60,2%), partisipasi mengikuti kegiatan gotong
royong bukan merupakan salah satu tindakan dalam mencegah DBD di masyarakat

Universitas Sumatera Utara

yaitu 48 orang (51,6%) dan pelaksanaan 3 M plus (menguras, mengubur dan
menutup) dan menelengkupkan dapat mencegah DBD yaitu 46 orang (49,5%).
Model perilaku kesehatan yang dapat menggambarkan bagaimana sebuah
perilaku terbentuk, teori Health Belief Model (HBM) dan Becker & Rosenstock.
Teori ini berpendapat bahwa persepsi kita terhadap sesuatu lebih menentukan
keputusan yang kita ambil dibandingkan dengan kejadian yang sebenarnya
Uji statistik menunjukkan variabel kepercayaan berpengaruh terhadap
tindakan mencegah DBD di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota
Tebing Tinggi. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan semakin baik
kepercayaan ibu maka akan meningkat tindakan ibu dalam mencegah DBD. Hal ini
disebabkan partisipasi ibu dalam mencegah DBD belum optimal dilakukan. Upaya
pemerintah kota Tebing Tinggi dalam mencegah DBD sudah dilaksanakan tetapi
frekuensi dan efisiennya masih perlu dipertanyakan. Ibu merasa bahwa fogging
dilakukan cenderung tidak sesuai dengan keadaan yang di lapangan. Program fogging
hanya dilakukan pada beberapa rumah saja yang berdekatan dengan rumah penderita
DBD. Jumantik yang bertugas sebagai pemantau jentik tidak teratur dalam melakukan
pemeriksaan jentik dan tidak merata di rumah penduduk.
Menurut WHO alasan seseorang berperilaku tertentu adalah karena
pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian seseorang
terhadap objek. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman
orang lain. Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, nenek atau orang
lain.

Seseorang

menerima

kepercayaan

itu

berdasarkan

keyakinan.

Sikap

Universitas Sumatera Utara

menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek. Sikap sering
diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat.
Demikian juga Teori HBM oleh Rosenstock (1974) menjelaskan bahwa empat
elemen persepsi seseorang, yaitu penilalan individu mengenai kerentanan mereka
terhadap suatu penyakit, seberapa serius kondisi dan konsekuensi yang ditimbulkan
oleh penyakit tersebut, besar hambatan yang ditemui untuk mengadopsi perilaku
kesehatan yang disarankan, seperti hambatan fmansial, fisik, dan psikososial dan
keuntungan yang didapat dengan mengadopsi perilaku kesehatan yang disarankan.
Sesuai Kepmenkes No. 581/Tahun 1992 tentang Pemberantasan Penyakit
Demam Berdarah Dengue, telah ditetapkan Program Nasional Penanggulangan DBD
yang terdiri dari 8 pokok program yaitu: surveilans epidemiologi dan penanggulangan
KLB, pemberantasan vektor, penatalaksanaan kasus, penyuluhan, kemitraan dalam
wadah Kelompok Kerja Operasional DBD (POKJANAL) DBD, peran serta
masyarakat: jumantik, pelatihan dan penelitian.
Menindak lanjuti Kepmenkes tersebut, maka Departemen kesehatan juga telah
menetapkan 5 kegiatan pokok sebagai kebijakan dalam pengendalian penyakit DBD
yaitu menemukan kasus secepatnya dan mengobati sesuai protap, memutuskan mata
rantai penularan dengan pemberantasan vektor (nyamuk dewasa dan jentikjentiknya), kemitraan dalam wadah POKJANAL DBD, pemberdayaan masyarakat
dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M Plus) dan Peningkatan
profesionalisme pelaksana program (Depkes RI, 2008).

Universitas Sumatera Utara

Namun demikian masyarakat belum percaya bahwa program pencegahan
DBD terlaksana dengan baik. Tokoh masyarakat seperti tokoh-tokoh agama, tokoh
budaya, tokoh adat, mempunyai kesan positif dan biasanya menjadi panutan di mata
warga daerahnya, dan bila mereka ikut terlibat dalam program pemerintah maka
masyarakat akan mencontoh sehingga mereka juga mau terlibat dalam kegiatankegiatan program pencegahan DBD yang dilaksanakan pemerintah.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengetahuan berpengaruh terhadap tindakan mencegah DBD, pengetahuan yang
tidak baik menyebabkan ibu tidak melakukan tindakan mencegah DBD.
2. Kepercayaan berpengaruh terhadap tindakan mencegah DBD, keyakinan ibu yang
tidak mendukung dalam program pencegahan DBD yang dilaksanakan oleh
pemerintah menyebabkan ibu tidak melakukan tindakan mencegah DBD.
3. Kepercayaan dalam mencegah DBD dominan memengaruhi tindakan ibu
mencegah DBD.
6.2. Saran
Dalam rangka meningkatkan tindakan mencegah DBD :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi perlu membuat pertemuan untuk
mengevaluasi kerja kader dan jumantik.
2. Kepala

Dinas

Kesehatan

Kota

Tebing

Tinggi

perlu

mengevaluasi

penyelenggaraan sosialisai penyakit menular yang rutin diadakan Dinas
Kesehatan setiap tahun apakah informasi yang didapat benar-benar sampai ke
masyarakat.

78

Universitas Sumatera Utara

3. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi agar lebih memberdayakan petugas
puskesmas dalam pemberian informasi kesehatan sehingga dapat menambah
pengetahuan masyarakat.
4. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi hendaknya dalam melaksanakam
program pencegahan DBD seperti fogging, pemeriksaan jentik , penyuluhan ikut
melibatkan warga.
5. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi perlu membuat suatu pertemuan
mengundang tokoh-tokoh masyarakat seperti tokoh agama, tokoh budaya, dengan
isi pesan agar mereka lebih terlibat dalam setiap kegiatan pemerintah dalam hal
program pencegahan demam berdarah.
6. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi perlu lebih mengaktifkan lagi
pukesmas untuk melaksanakan surveilans demam berdarah.
7. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi perlu membuat suatu kebijakan agar
program fogging dilaksanakan langsung oleh puskesmas dan setiap turun ke
lapangan hendaknya disertai dengan penyuluhan.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

3 45 131

Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

0 0 18

Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

0 0 2

Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

0 1 11

Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

0 0 33

Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

0 0 5

Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

0 0 27

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan (Knowledge) - Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

0 0 33

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

0 0 11

Pengaruh Pengetahuan dan Kepercayaan Ibu terhadap Tindakan Mencegah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kelurahan Tualang Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi

0 0 18