PENGARUH TENAGA KERJA, TEKNOLOGI, DAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI DI INDUSTRI PENGOLAHAN GARAM KABUPATEN PATI | S,Pd | Jurnal Pendidikan Insan Mandiri 6819 14466 1 SM
PENGARUH TENAGA KERJA, TEKNOLOGI, DAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI
DI INDUSTRI PENGOLAHAN GARAM KABUPATEN PATI
Winarsih, Baedhowi, Bandi
Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
winarsihekonomi@gmail.com
ABSTRACK
The objective of this research is to investigate whether there is an effect of manpower,
technology, and capital on the salt production improvement at salt processing industry of Pati
regency.
This research used the descriptive quantitative research method. The population of the
research 58 persons in Pati regency. The samples consisted of 40 entrepreneurs. The data used
were primary data, whick were collected through questionnaire. They study uses multiple regression
analys.
The results of the research the t test shows that the significance value is 0.005, meaning that
the variables of manpower, technology, and capital partially have a significant effect on the salt
production. The F test shows the significance value of 0.000 is smaller than that of the significance
value of t test = 0.005, indicating that the variables of manpower, technology, and capital have a
significant effect on the salt production. The value of R2 is 0.645 meaning that 64.5% of the salt
production variations can be verified by the independent variables (manpower, technology, and
capital), and the rest 35.4% are verified by other variables outside the regression model.
Based on the results of the research it can be concluded that manpower, technology, and
capital have a simultaneously significant effect on the salt production improvement at salt processing
industry of Pati regency. In order to improve salt production it is suggested that the producers of salt
should pay attention to the iodized salt quality in accordance with the SNI standards; and be
manpower guidance and training as well as appropriate technology use at the salt industries shall be
conducted.
Keywords: Manpower, technology, capital and salt production
PENDAHULUAN
Bagus, 2011). Garam merupakan salah satu
Indonesia merupakan negara maritim dengan
potret ironis industri Indonesia, disatu sisi
wilayah yang sebagian besar merupakan
sebagai negara bahari dengan potensi garam,
lautan
potensi
namun disisi lain garam yang dihasilkan
ekonomi yang bersumber dari kekayaan laut,
sangat rendah. Luas lahan tambak garam
seperti: perikanan, pariwisata, minyak bumi,
nominatif seluas 37.463 hektar dan lahan yang
dan garam yang semuanya terdapat di laut
produktif 19.889 hektar (53,08%), berarti ada
Indonesia. Garam merupakan salah satu
lahan tambak garam seluas 17.574 hektar
kebutuhan
(46,92%) yang tidak dimanfaatkan (Erlina dan
dan
mempunyai
pelengkap
banyak
untuk
pangan
dan
Monadiyanto, 2012).
sumber elektrolit bagi tubuh manusia yang
bersumber dari kekayaan laut (Assadad dan
88
Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
89
Rendahnya kualitas dan loyalitas tenaga
Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah
merupakan
wilayah
agraris
dan
kerja
sebagai
pelaku
proses
disebabkan beberapa faktor
di
produksi
antarnya:
wilayah/kawasan pesisir yang masyarakatnya
kualifikasi pendidikan tenaga kerja sebagian
sebagian besar bermata pencaharian sebagai
besar berpendidikan dasar dan menengah,
petani, dan terkenal sebagai produsen garam.
kurangnya ketrampilan dan pelatihan teknik
Ironisnya sekarang daerah penghasil garam
produksi garam berstandart SNI menyebabkan
terbesar
justru
hasil produksi garam berupa garam cetak
mengimpor garam dari India, Yordania dan
lebih mudah pecah dan tidak memenuhi
Australia, guna mencukupi kebutuhan garam
standart
di daerah tersebut, mengingat di daerah Pati
pemerintah
terdapat/berkembang berbagai industri rakyat,
sistem
unsurya
berpengaruh terhadap kualitas garam.
di
Jawa
Tengah
berbahan
baku
(Pati),
garam.
Menurut
Marihati (2011) di JawaTengah terdapat 60
industri
menengah
ke
daerah
manajemen
Rendahnya
terhadap
mutu
teknologi
pembinaan
juga
sangat
karena
proses
yang
pembuatan garam yang masih tradisional dan
membutuhkan garam rakyat yang memenuhi
turun temurun menyebabkan ketergantungan
persyaratan bahan bakunya, dan sebagian
pada alam dimusim kemarau, sehingga jumlah
besar garam produksi di Jawa Tengah (Pati)
penawaran garam mentah tidak sebanding
tidak memenuhi standart SNI dan masih
dengan jumlah permintaan industri garam.
menggantungkan
Rendahnya teknologi dan terbatasnya jumlah
import
bawah
iodisasi. Kurangnya kepedulian
garam
setiap
bulannya sekitar 30 ton.
peralatan
Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten
berupa mesin pencetak garam,
proses pencucian garam dan proses iodisasi
Pati (2012) mencatat produksi garam di
yang
Kabupaten yang tersebar di 4 kecamatan
rendahnya hasil produksi.
masih
manual
menyebabkabkan
wilayah pesisir. Masing-masing di wilayah
Masalah keterbatasan modal disebabkan
kecamatan Batangan, Wedarijaksa, Trangkil
oleh sistem penjualan dari sebagian besar
dan Juwana mencapai 248.241,66 ton. Di
industri garam dilakukan secara kredit sampai
kabupaten Pati tercatat lahan tambak garam
dua kali putaran, sehingga hasil penjualan
sekitar 2500 Ha. Kabupaten Pati merupakan
garam cetak tidak dapat digunakan secara
produsen
langsung untuk membeli bahan baku kembali,
garam
140.773,20 ton.
terbesar
mencapai
Garam Pati dulu menguasai
sehingga hasil
produksi belum memenuhi
pangsa skala nasional, tetapi hanya mampu
sesuai
mensuplay 44% kebutuhan garam di Jawa
perputaran modal juga menyebabkan industri
Tengah, bahkan diprediksi tahun 2013 industri
tidak dapat menutup biaya produksi, termasuk
garam di kabupaten Pati kalah bersaing
pembelian
dengan industri garam lain karena beberapa
pengembangan tenaga kerja.
perusahaan tidak memenuhi
kebutuhan
industri.
peralatan
Lamanya
industri
dan
kualitas garam
Berdasarkan latar belakang di atas maka
yang baik (Dinas Perindustrian Kab. Pati,
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
2012).
judul “Pengaruh Tenaga kerja, Teknologi dan
90
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)
Modal dalam Meningkatkan Produksi
di
Industri Pengolahan Garam Kabupaten Pati”.
batas usia kerja menurut Undang-Undang
Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan
Berdasarkan rumusan masalah yang
sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang
ditetapkan di atas, maka tujuan yang ingin
berusia antara 15 tahun sampai dengan 64
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
tahun.
berikut:
1)
Berbeda dengan Mulyadi dalam Rahman
Untuk mengetahui
parsial
pada
meningkatkan
pengaruh
secara
dan Suseno (2008) yang berpendapat bahwa
tenaga
kerja
dalam
tenaga kerja merupakan usaha fisik atau
produksi
di
industri
mental yang dikeluarkan karyawan untuk
pengolahan garam kabupaten Pati.
2)
Untuk mengetahui
parsial
pada
meningkatan
pengaruh
di
4)
Untuk mengetahui
Mengolah
merupakan
proses merubah bahan langsung atau bahan
dalam
baku menjadi barang jadi, hal ini sesuai
industri
dengan pendapat Usry dan Hammer dalam
pengolahan garam kabupaten Pati.
3)
produk.
secara
teknologi
produksi
mengolah
dan
Suseno
(2008)
yang
secara
mendefinisikan tenaga kerja adalah karyawan
parsial pada modal dalam meningkatkan
yang dikerahkan untuk mengubah bahan
produksi di industri pengolahan garam
langsung menjadi barang jadi, biaya untuk ini
kabupaten Pati.
meliputi biaya gaji untuk tenaga kerja yang
Untuk mengetahui
pengaruh
Rahman
pengaruh
secara
dibebankan kepada produk tertentu. Besarnya
simultan pada tenaga kerja, teknologi dan
gaji yang diberikan perusahaan kepada tenaga
modal dalam meningkatkan produksi di
kerja harus sesuai dengan ketentuan yang
industri pengolahan garam kabupaten
ditetapkan pemerintah. Peryataan tersebut
Pati.
sependapat dengan Kardiman (2003) yang
menyatakan
tenaga
kerja
adalah
segala
1. Tinjauan Tenaga Kerja
kegiatan jasmani maupun rohani atau pikiran
a. Pengertian Tenaga Kerja
manusia
Tenaga kerja merupakan salah satu
faktor
produksi
untuk
kegiatan
produksi. Pemanfaatan tenaga kerja dalam
proses produksi haruslah dilakukan seara
perusahaan, sebagai pelaku proses produksi
manusiawi, artinya perusahaan pada saat
sampai
memanfaatkan tenaga kerja dalam proses
barang
utama
ditujukan
dalam
dihasilkan
yang
yang
maupun
jasa.
Tenaga kerja merupakan orang-orang yang
produksinya
harus
telah dapat memenuhi syarat-syarat yang
kemampuan
mereka
ditetapkan dalam undang-undang perburuan di
tenaga maupun keahliannya, pemanfaatan
negara yang bersangkutan (Hasibuan, 2009).
tenaga
Ditetapkannya penggolongan tenaga kerja
peraturan yang dikeluarkan pemerintah salah
harus ditetapkan berdasarkan undang-undang
satunya dalam menetapkan besarnya
yang berlaku. Menurut Dumairy (1996) tenaga
tenaga
kerja adalah penduduk yang berumur pada
manusia yang pasti mempunyai keterbatasan
batas usia kerja, dimana batas usia kerja
baik
setiap Negara berbeda-beda. Di Indonesia
perusahaan harus memberikan balas jasa
kerja
kerja.
tenaga
menyadari
ada
tersebut
Tenaga
maupun
bahwa
batasnya,
harus
kerja
baik
mengikuti
gaji
merupakan
keahlian,
maka
Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
91
sesuai dengan kemampuan masing-masing
proses, peralatan, metode, prosedur yang
tenaga kerja dengan tetap memperhatikan
digunakan untuk memproduksi barang dan
standart gaji minimal yang harus diberikan
jasa.
kepada tenaga kerja.
Menurut
Menurut Irawan (1992) Teknologi adalah
Ravianto
(1995)
Tinggi
suatu perubahan dalam fungsi produksi yang
rendahnya kualitas tenaga kerja dipengaruhi
nampak
dalam
oleh berbagai faktor yang diataranya oleh:
merupakan
faktor
pendidikan,
kesehatan,
produksi. Jika suatu teknologi yang digunakan
kesempatan
kerja,
kebijaksanaan
penghasilan,
manajemen
pemerintah.
teknik
produksi,
pendorong
dari
dan
fungsi
dan
lebih modern maka hasil produksi yang dicapai
Faktor-faktor
akan menghasilkan barang dan jasa yang
tersebut dapat berpengaruh positip terhadap
lebih
peningkatan produktivitas tenaga kerja.
efektifitas berarti mengahasilkan barang lebih
2. Tinjauan Teknologi
produktif dengan biaya produksi yang lebih
a. Pengertian Teknologi
rendah, karena teknologi merupakan alat
Teknologi
merupakan
pengetahuan
efisien
efektif.
Efisiensi
dan
penting untuk menganalisis suatu keputusan
terhadap penggunaan alat, dan bagaimana
yang
alat tersebut
memperbaiki
mempengaruhi kemampuan
dan
dapat
meningkatkan
kualitas
tenaga
kerja
meminimalkan
lingkungan alamnya. Teknologi juga dapat
Jayaraman (1996) kondisi tersebut dapat
diartikan benda‐benda yang berguna bagi
menciptakan suasana kerja yang nyaman
manusia, seperti mesin, tetapi dapat juga
karena
mencakup hal yang lebih luas, termasuk
meningkatkan
sistem,
dalam bekerja dapat menciptakan situasi kerja
organisasi,
dan
teknik.
Teknologi telah mempengaruhi masyarakat
dan sekitarnya dalam beberapa cara. Dalam
masyarakat,
teknologi
telah
membantu
dengan
hasil
produksi.
dan
untuk mengontrol dan beradaptasi dengan
metode
biaya
produktivitas,
Menurut
memperbaiki
dan
produksi kenyamanan
yang kondusif dan menyenangkan.
Dari
beberapa
disimpulkan
bahwa
diatas
teknologi
merupakan
proses
(termasuk ekonomi global saat ini). Analisis
menggunakan teknik dan peralatan produksi
yang lebih mendalam lagi terhadap teknologi
tertentu sehingga diperoleh output yang lebih
sebagai
efektif dan efisien.
manusia
yang
secara
sistematis Iangkah demi langkah dilakukan
3. Tinjauan Modal
untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu secara
a. Pengertian modal
dari
dapat
mengembangkan ekonomi yang lebih maju
kegiatan
transformasi
definisi
input
dengan
efisien sampai pada faktor pengetahuan yang
Modal merupakan salah satu faktor
mendasari kegiatan itu Pengetahuan ini harus
produksi yang digunakan dalam melakukan
dipelajari oleh manusia baik dari pengalaman
proses produksi. Produksi dapat ditingkatkan
sendiri maupun dari sumber‐sumber lain untuk
dengan menggunakan modal yang cukup dan
dapat melakukan kegiatan yang merupakan
efisien. Dalam proses produksi tidak ada
teknologi.
ilmu
perbedaan dalam menggunakan modal, baik
pengetahuan untuk memecahkan masalah.
modal sendiri dan modal pinjaman, yang
Teknologi
masing-masing
Teknologi
juga
merupakan
merupakan
sekumpulan
berperan
langsung
dalam
92
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)
proses
produksi.
digunakan
untuk
Modal
tersebut
membiayai
dapat
operasional
operasional perusahaan dalam satu periode
(jangka
pendek)
meliputi,
kas,
piutang,
perusahaan seperti: pembelian bahan baku,
persediaan barang, depresiasi bangunan dan
bahan penolong maupun membayar tenaga
depresiasi mesin. Modal kerja
kerja. Peryataan tersebut sesuai dengan
jumlah dari semua modal yang digunakan
pendapat Booth (1991) bahwa kenaikan biaya
langsung untuk proses produksi.
merupakan
operasional termasuk biaya tenaga kerja harus
Munawir (1992) menyatakan faktor-faktor
diikuti dengan kenaikan harga barang hasil
yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah
produksi, karena semakin banyak
modal kerja yang dibutuhkan perusahaan
jumlah
tenaga kerja yang digunakan semakin banyak
adalah sebagai berikut:
pula jumlah barang yang dihasilkan, sehingga
1) Tipe perusahaan.
kenaikan hasil produksi dapat meningkatkan
Modal kerja untuk perusahaan jasa relatif
akan lebih rendah dibandingkan kebutuhan
jumlah modal dalam suatu perusahaan.
Menurut Brigham dan Joel (2001) Modal
modal kerja perusahaan industri. Bahkan
adalah dana yang dipergunakan dalam proses
diantara
produksi saja, tidak termasuk nilai tanah atau
kebutuhan modal kerjanya tidak sama.
bangunan yang ditempati atau disebut dengan
1) Waktu
modal
kerja,
untuk
perusahaan dalam
yang akan dijual serta harga persatuan dari
persediaan barang. Jumlah modal kerja dan
elemen-elemen modal kerja dapat diperbesar
diperkecil,
dibutuhkan
sendiri
memproduksi atau memperoleh barang
modal
jangka pendek meliputi, kas, piutang, dan
atau
yang
industri
kerja
sedangkan
merupakan investasi
perusahaan
disesuaikan
dengan
barang tersebut.
2) Syarat
pembelian
bahan
atau
barang
dagangan.
Syarat pembelian barang dagangan atau
kebutuhan perusahaan.
bahan dasar yang akan digunakan untuk
b. Modal Kerja
memproduksi barang sangat mempengaruhi
Setiap perusahaan selalu membutuhkan
uang
untuk membiayai operasional sehari-
hari, misalnya untuk memberikan persekot
jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan yang bersangkutan.
3) Syarat penjualan.
pembelian bahan mentah, membayar upah
Semakin lunak kredit yang diberikan
buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya.
suatu perusahaan kepada para pembeli akan
Jumlah uang yang dikeluarkan diharapkan
mengakibatkan
akan kembali lagi masuk dalam perusahaan
modal kerja yang diinvestasikan dalam sektor
dalam waktu yang pendek melalui hasil
piutang.
penjualan produksinya. Uang yang masuk
4) Tingkat perputaran persediaan.
akan digunakan untuk membiayai operasional
selanjutnya,
berputar
sehingga
selama
modal
kegiatan
besarnya
perputaran
jumlah
persediaan
terus
(inventory turn over) menunjukkan berapa kali
perusahaan
persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli
akan
berlangsung.
Menurut
Tingkat
semakin
atau dijual kembali. Semakin tinggi tingkat
Riyanto
(1990)
modal
kerja
perputaran jumlah persediaan maka jumlah
adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang
Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
harus
diinvestasikan
dalam
93
persediaan)
semakin rendah
terdaftar di Dinas Perindustrian
Kabupaten
Pati (2013), terdaftar 58 orang pengusaha
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
industri garam.
ini adalah sebagai berikut:
H1= Diduga ada pengaruh
yang signifikan
secara parsial pada
tenaga kerja
dalam meningkatkan produksi di industri
Dalam penelitian ini menggunakan regresi
berganda dengan jumlah variabel penelitian 4
terdiri dari 3 variabel bebas dan 1 variabel
terikat, maka jumlah sampel 4 x 10 = 40
pengolahan garam Kabupaten Pati.
H2= Diduga ada pengaruh yang signifikan
orang responden.
secara parsial pada teknologi dalam
meningkatkan
produksi
di
industri
pengolahan garam Kabupaten Pati.
H3= Diduga ada pengaruh yang signifikan
secara
parsial
meningkatkan
pada
modal
dalam
produksi
di
industri
pengolahan garam Kabupaten Pati.
H4= Diduga
Penetuan
sampel
disetiap
kelompok
ditetapkan dengan tehnik acak sederhana
inilah yang disebut simple random sampling.
Penentuan
nomor
sampel
undian
dengan
kepada
memberikan
masing-masing
pengusaha industri garam, lalu diundi secara
acak.
ada pengaruh yang signifikan
secara simultan pada tenaga kerja,
teknologi,
dan
meningkatkan
modal
dalam
Teknik
produksi di industri
pengumpulan
data
dapat
dilakukan dengan kuesioner
pengolahan garam Kabupaten Pati.
1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan
METODE PENELITIAN
data yang dilakukan dengan cara memberi
Tempat, Waktu, dan Jenis Penelitian
seperangkat
pertanyaan
atau
pernyataan
Penelitian ini dilaksanakan di Industri
tertulis kepada responden untuk dijawab oleh
garam yang berada di Kabupaten Pati di
responden (Sugiyono, 2013). Berdasarkan
Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana,
pengertian kuesioner tersebut maka dapat
Kecamatan Wedarijaksa,
disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar
dan Kecamatan
pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk
Trangkil.
Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka
dijawab oleh responden guna memperoleh
waktu kurang lebih enam bulan terhitung mulai
informasi yang diketahui oleh responden.
Nopember-April 2014.
Langkah-langkah
Jenis penelitian yang
digunakan pada
penyusunan
kuesioner
penelitian berdasarkan pendapat
Sugiyono
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
(2009) sebagai berikut:
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
a. Menentukan
variabel
dan
definisi
operasional.
Variabel
dan
definisi
Sampel
operasional penelitian ini telah disajikan
Dalam
penelitian
ini
yang
dijadikan
populasi adalah pengusaha industri garam di
Kabupaten
Pati.
Berdasarkan
data
yang
dan diuraikan penjelasanya.
b.
Berdasarkan indikator yang telah disusun,
kemudian dibuat kisi-kisi instrumen.
94
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)
c. Setelah
dibuat
selanjutnya
kisi-kisi
adalah
langkah
membuat
daftar
pernyataan. Daftar pernyataan penelitian
b)
Pengaruh teknologi dalam meningkatkan
produksi
ini menggunakan pernyataan positif dan
Berdasarkan
negatif.
d. Setelah dibuat daftar pernyataan langkah
selanjutnya adalah melakukan uji coba
instrument untuk mengetahui
dan
realibilitas
instrument
instrumen.
diujicobakan
validitas
Uji
coba
kepada10
pengusaha garam. Pengusaha garam
yang sudah mengisi kuesioner untuk
teknologi
yang
pengaruh
meningkatkan
produksi
0,000
sehingga H2 diterima yang berarti bahwa ada
pengaruh yang signifikan secara parsial pada
teknologi dalam meningkatkan produksi di
industri pengolahan garam Kabupaten Pati.
c)
Pengaruh modal dalam meningkatkan
produksi
sebagai sampel penelitian.
pernyataan
dalam
uji
diperoleh nilai signifikansi sebesar
ujicoba instrumen tidak lagi digunakan
e. Butir
hasil
Berdasarkan hasil uji pengaruh modal
sudah
diuji
dalam meningkatkan produksi diperoleh nilai
validitas dan realibilitasnya yang hasilnya
signifikansi
valid
diterima yang berarti bahwa ada pengaruh
dan
reliabel
dijadikan
sebagai
instrumen penelitian.
0,011
sehingga
H3
yang signifikan secara parsial pada modal
dalam
Teknik Analisis Data
Model
sebesar
meningkatkan
produksi
di
industri
pengolahan garam Kabupaten Pati.
yang
digunakan
dalam
menganalisis pengaruh variable independen
2)
Uji F
Berdasarkan
terhadap variabel dependen adalah analisis
hasil
program
pengolahan
komputer
SPSS
data
regresi berganda, uji T, dan Uji F, dan
dengan
19.0
Determinasi.
diperoleh analisis Anova dari regresi linear
berganda. Berdasarkan hasil pengujian Anova
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dalam Tabel 4.18. diperoleh nilai signifikansi
0,000 < 0,05 (taraf sig 5 %) sehingga
1)
Uji T
variabel bebas (tenaga kerja, teknologi, dan
Hasil uji t dapat diuji hipotesis penelitian
modal)
sebagai berikut:
a)
Pengaruh
secara
simultan
(bersama-sama)
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
tenaga
kerja
dalam
meningkatkan produksi
produksi garam di industri pengolahan garam
kabupaten Pati. Dengan demikian hipotesis 4
Berdasarkan hasil uji pengaruh tenaga
yang
menyatakan
ada
pengaruh
yang
kerja dalam meningkatkan produksi diperoleh
signifikan secara simultan pada tenaga kerja,
nilai signifikansi sebesar 0,040 sehingga dapat
teknologi dan modal dalam meningkatkan
dikatakan bahwa H1 diterima yang berarti
produksi diterima.
bahwa ada pengaruh yang signifikan secara
Pembahasan
parsial pada tenaga kerja dalam meningkatkan
1. Pengaruh
produksi
di
industri
Kabupaten Pati.
pengolahan
garam
Tenaga
Meningkatkan Produksi
Kerja
Dalam
Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
Hipotesis 1
95
(H1) diterima karena
signifikan
secara
simultan
dalam
terbukti bahwa tenaga kerja secara parsial
meningkatkan
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
pengolahan
produksi
sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa
di
Kabupaten
industri
Pati
sebesar 0,040,
pengolahan
karena
nilai
garam
signifikansi
hal ini berarti tenaga kerja
tenaga
produksi
garam
kerja,
di
industri
Kabupaten
teknologi,
Pati
dan
modal
merupakan faktor yang harus ada dalam
merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan
meningkatkan produksi di industri pengolahan
pengolahan garam Kabupaten Pati.
produksi
di
industri
garam Kabupaten Pati.
SIMPULAN DAN SARAN
2. Pengaruh
Teknologi
Dalam
Berdasarkan hasil analisis data dan
Meningkatkan Produksi
Hasil uji hipotesis 2 (H2) menunjukkan
bahwa teknologi memiliki pengaruh yang
signifikan secara parsial dalam meningkatkan
produksi
di
Kabupaten
industri
pengolahan
Pati karena
garam
mempunyai nilai
pembahasan yang telah dilakukan sesuai
tujuan,
masalah
dan
pertanyaan
penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel
tenaga
signifikan
kerja
secara
berpengaruh
parsial
signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti
meningkatkan
bahwa teknologi merupakan faktor utama
pengolahan garam Kabupaten Pati.
dalam
meningkatkan
produksi
di
industri
dalam
produksi
di
dalam
industri
2. Variabel teknologi berpengaruh signifikan
pengolahan garam di Kabupaten Pati karena
secara
memiliki
produksi di industri pengolahan garam
tingkat
signifikansi
paling
kecil
sebesar 0,000 dan koefisien regresi paling
parsial
dalam
meningkatkan
Kabupaten Pati.
besar sebesar 1,009.
3. Variabel modal berpengaruh signifikan
3. Pengaruh Modal Dalam Meningkatkan
Produksi
secara
parsial
dalam
meningkatkan
produksi di industri pengolahan garam
Hipotesis 3 (H3) juga diterima dan
Kabupaten Pati.
terbukti benar bahwa modal memiliki pengaruh
yang
signifikan
secara
parsial
dalam
4. Variabel tenaga kerja, tekonologi, dan
meningkatkan produksi di industri pengolahan
modal
garam
nilai
simultan dalam meningkatkan produksi di
0,011. Hal ini berarti
industri pengolahan garam Kabupaten Pati.
Kabupaten
signifikansi sebesar
Pati
dengan
bahwa modal merupakan faktor yang penting
dalam meningkatkan produksi di
industri
pengolahan garam di Kabupaten Pati.
berpengaruh
signifikan
secara
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
dilakukan, peneliti memberikan saran yang
4. Pengaruh Tenaga Kerja, Teknologi, dan
dapat dipergunakan untuk kemajuan produksi
Modal Dalam Meningkatkan Produksi
garam kepada pihak-pihak terkait sebagai
Hasil pengujian hipotesis 4 (H4)
diperoleh bahwa tenaga kerja, teknologi,
dan
modal
memiliki
pengaruh
yang
berikut:
1. Peneliti lain
96
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)
a. Dapat
dijadikan
acuan/referensi
b. Pemberdayaan
dan
optimalisasi
keilmuan mengenai pengaruh tenaga
sarana dan prasarana, alih teknologi
kerja, teknologi dan modal dalam
tepat guna, bimbingan dan pelatihan
meningkatkan produksi pengolahan
yang merupakan struktur inti dalam
garam di Kabupaten Pati.
mengembangkan
b. mengembangkan
hasil
penelitian
sebagai
dengan menambah faktor-faktor yang
berpengaruh
dalam
hal
produktivitas
pokok
dalam
meningkatkan produksi garam.
meningkatkan
c. Meningkatkan produksi tanpa merusak
produksi garam seperti kondisi cuaca,
lingkungan sesuai dengan sosio kultur
permintaan pasar baik local maupun
budaya masyarakat setempat.
3. Pemerintah daerah Kabupaten Pati
nasional dan lain sebagainya.
a. Adanya integritas dan sinergi antara
2. Bagi industri garam
kementerian
a. Memahami petunjuk teknis sebagai
pedoman
pengadaan
garam
beryodium,
diantaranya
sebagai
lembaga
perindustrian
dalam
dan
pembinaan
dan
pengembangan industri pengolahan
garam baik daerah maupun nasional.
berikut:
1) Proses produksi sebagai gambaran
pembuatan
dengan
garam
b. Partisipasi
melalui
CSR
(corporate social responsibility) untuk
beryodium,
menitikberatkan
BUMN
pada
meningkatkan
wirausaha
baru
di
pencucian, penirisan, yodisasi dan
sentra garam rakyat dalam rangka
pengemasan.
meningkatkan kualitas produksi.
2) Sistem pengendalian mutu untuk
c.
Peran
pemerintah
daerah
dengan
produksi garam beryodium sesuai
kelompok usaha bersama pegaram,
dengan standart nasional indonesia
dan pelaku usaha bidang garam.
(SNI) No. 01-3556-1994, agar
tetap diminati konsumen.
3) Perizinan usaha atas industri yang
didirikan.
DAFTAR PUSTAKA
Assadad, L. dan Bagus, BU. 2011.
Pemantaan
garam
dalam
industri pengolahan produk
perikanan. Squavalen. Vol. 6,
No.1.
Booth , L. 1991. The Influence of
Production Technology on
Risk and the Cost of Capital.
Journal of financial and
Quantitative Analysis. Vol.25,
No.1, March 1991.
Brigham, E.,
dan
Joel, H. 2001.
Manajemen
Keuangan.
Terjemahan: Dodo Suharto
dan Herman Wibowo, Edisi
Ke-8,
Jakarta:
Penerbit
Erlangga
Budiyono. 2009.
Statistika Untuk
Penelitian. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
97
Daryanto. 2011. Manajemen Produksi.
Bandung: Satu Nusa.
Disperin
Diversification and Productivity
Around The World. Journal of
financial
and
quantitaive
analysis. Vol.47, No.1, Feb
2012, Pp: 1-22.
Kabupaten Pati.
2012.
Perusahaan
Garam
di
Kabupaten Pati.
Munawir.
Disperindagkop Jateng. 2012. Pati –
Rembang Produsen Garam
Terbesar.
Dumairy.
1996.
Perekonomian
Indonesia. Jakarta: Erlangga
Erlina
dan Monadiyanto. Strategi
Pengembangan
Kawasan
Monopolitan
Berbasis
Penggaraman. 2012. Jurnal
Kebijakan Sosial Ekonomi dan
Perikanan. Vol.2, No.1.
Handoko, TH. 2001. Dasar-dasar
Manajemen
Produksi
dan
Operasi. Yogyakarta: Penerbit
BPFE.
Hasibuan, M. 1999. Organisasi dan
motivasi Dasar Peningkatan
Produktifitas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Irawan.
1992.
Ekonomi
pembangunan.Yogjakarta:
BPFE Yogyakarta.
Jayaraman, V. 1996. Expert systems in
production and operations
management.
International
Journal of operations and
production manajemen Vol.16,
No.12, 1996. PP.27 – 44.C
MCB, University prees, 0144 –
3577.
Kardiman. 2003. Ekonomi.
Yudhistira
Jakarta:
Milton, T. 2012. Inefficient Labour or
inefficient
capital-Corporate
1992.
Analisis Laporan
Keuangan,
Edisi
4.
Yogyakarta: Liberty.
Rittidech, RL dan S,Wong. 2012. The
Stored Heat in a Solar Pond
for Salt Production in North
East Thailand. International
Journal
of
the
Physical
Sciences. Vol. 7 (18) pp. 26762686, 9 Mei, 2012.
Riyanto,
B.
1997.
Dasar-dasar
Pembelanjaan
Perusahaan.
Edisi
Keempat,
Cetakan
Ketiga,
Jakarta:
Penerbit
BPFE.
Rahman dan Suseno. 2008. Pengaruh
Biaya Tenaga Kerja Terhadap
Volume
Produksi.
Jurnal
akuntansi. Fakultas Ekonomi
Unsil, vol.3, No.1.
Reginald, M dan Banu. 2009. Role of
microalgae for quality salt
production in south Indian
solar
salt
production.
Department of
botani and
research centre. 26 - 29
March 2009.
Ravianto, J. 1995. Produktifitas dan
manajemen. Jakarta: SIUP.
Siregar,
S. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Perhitungan Manual
dan SPSS, Cetakan ke-1,
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sugiyono.
2009.
Statistika
Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)
98
------------.
2013.
Metode
Penelitian
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif,
dan
R
&
D).
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Timothy, B., Erik, B., dan Lorin, MH.
2008. Information Technologi,
Workplace Organization, and
the Demand for Skilled Labor.
The Querterly Journal of
Economics. Volume 117. Issue
1, Pp 339-376.
DI INDUSTRI PENGOLAHAN GARAM KABUPATEN PATI
Winarsih, Baedhowi, Bandi
Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
winarsihekonomi@gmail.com
ABSTRACK
The objective of this research is to investigate whether there is an effect of manpower,
technology, and capital on the salt production improvement at salt processing industry of Pati
regency.
This research used the descriptive quantitative research method. The population of the
research 58 persons in Pati regency. The samples consisted of 40 entrepreneurs. The data used
were primary data, whick were collected through questionnaire. They study uses multiple regression
analys.
The results of the research the t test shows that the significance value is 0.005, meaning that
the variables of manpower, technology, and capital partially have a significant effect on the salt
production. The F test shows the significance value of 0.000 is smaller than that of the significance
value of t test = 0.005, indicating that the variables of manpower, technology, and capital have a
significant effect on the salt production. The value of R2 is 0.645 meaning that 64.5% of the salt
production variations can be verified by the independent variables (manpower, technology, and
capital), and the rest 35.4% are verified by other variables outside the regression model.
Based on the results of the research it can be concluded that manpower, technology, and
capital have a simultaneously significant effect on the salt production improvement at salt processing
industry of Pati regency. In order to improve salt production it is suggested that the producers of salt
should pay attention to the iodized salt quality in accordance with the SNI standards; and be
manpower guidance and training as well as appropriate technology use at the salt industries shall be
conducted.
Keywords: Manpower, technology, capital and salt production
PENDAHULUAN
Bagus, 2011). Garam merupakan salah satu
Indonesia merupakan negara maritim dengan
potret ironis industri Indonesia, disatu sisi
wilayah yang sebagian besar merupakan
sebagai negara bahari dengan potensi garam,
lautan
potensi
namun disisi lain garam yang dihasilkan
ekonomi yang bersumber dari kekayaan laut,
sangat rendah. Luas lahan tambak garam
seperti: perikanan, pariwisata, minyak bumi,
nominatif seluas 37.463 hektar dan lahan yang
dan garam yang semuanya terdapat di laut
produktif 19.889 hektar (53,08%), berarti ada
Indonesia. Garam merupakan salah satu
lahan tambak garam seluas 17.574 hektar
kebutuhan
(46,92%) yang tidak dimanfaatkan (Erlina dan
dan
mempunyai
pelengkap
banyak
untuk
pangan
dan
Monadiyanto, 2012).
sumber elektrolit bagi tubuh manusia yang
bersumber dari kekayaan laut (Assadad dan
88
Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
89
Rendahnya kualitas dan loyalitas tenaga
Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah
merupakan
wilayah
agraris
dan
kerja
sebagai
pelaku
proses
disebabkan beberapa faktor
di
produksi
antarnya:
wilayah/kawasan pesisir yang masyarakatnya
kualifikasi pendidikan tenaga kerja sebagian
sebagian besar bermata pencaharian sebagai
besar berpendidikan dasar dan menengah,
petani, dan terkenal sebagai produsen garam.
kurangnya ketrampilan dan pelatihan teknik
Ironisnya sekarang daerah penghasil garam
produksi garam berstandart SNI menyebabkan
terbesar
justru
hasil produksi garam berupa garam cetak
mengimpor garam dari India, Yordania dan
lebih mudah pecah dan tidak memenuhi
Australia, guna mencukupi kebutuhan garam
standart
di daerah tersebut, mengingat di daerah Pati
pemerintah
terdapat/berkembang berbagai industri rakyat,
sistem
unsurya
berpengaruh terhadap kualitas garam.
di
Jawa
Tengah
berbahan
baku
(Pati),
garam.
Menurut
Marihati (2011) di JawaTengah terdapat 60
industri
menengah
ke
daerah
manajemen
Rendahnya
terhadap
mutu
teknologi
pembinaan
juga
sangat
karena
proses
yang
pembuatan garam yang masih tradisional dan
membutuhkan garam rakyat yang memenuhi
turun temurun menyebabkan ketergantungan
persyaratan bahan bakunya, dan sebagian
pada alam dimusim kemarau, sehingga jumlah
besar garam produksi di Jawa Tengah (Pati)
penawaran garam mentah tidak sebanding
tidak memenuhi standart SNI dan masih
dengan jumlah permintaan industri garam.
menggantungkan
Rendahnya teknologi dan terbatasnya jumlah
import
bawah
iodisasi. Kurangnya kepedulian
garam
setiap
bulannya sekitar 30 ton.
peralatan
Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten
berupa mesin pencetak garam,
proses pencucian garam dan proses iodisasi
Pati (2012) mencatat produksi garam di
yang
Kabupaten yang tersebar di 4 kecamatan
rendahnya hasil produksi.
masih
manual
menyebabkabkan
wilayah pesisir. Masing-masing di wilayah
Masalah keterbatasan modal disebabkan
kecamatan Batangan, Wedarijaksa, Trangkil
oleh sistem penjualan dari sebagian besar
dan Juwana mencapai 248.241,66 ton. Di
industri garam dilakukan secara kredit sampai
kabupaten Pati tercatat lahan tambak garam
dua kali putaran, sehingga hasil penjualan
sekitar 2500 Ha. Kabupaten Pati merupakan
garam cetak tidak dapat digunakan secara
produsen
langsung untuk membeli bahan baku kembali,
garam
140.773,20 ton.
terbesar
mencapai
Garam Pati dulu menguasai
sehingga hasil
produksi belum memenuhi
pangsa skala nasional, tetapi hanya mampu
sesuai
mensuplay 44% kebutuhan garam di Jawa
perputaran modal juga menyebabkan industri
Tengah, bahkan diprediksi tahun 2013 industri
tidak dapat menutup biaya produksi, termasuk
garam di kabupaten Pati kalah bersaing
pembelian
dengan industri garam lain karena beberapa
pengembangan tenaga kerja.
perusahaan tidak memenuhi
kebutuhan
industri.
peralatan
Lamanya
industri
dan
kualitas garam
Berdasarkan latar belakang di atas maka
yang baik (Dinas Perindustrian Kab. Pati,
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
2012).
judul “Pengaruh Tenaga kerja, Teknologi dan
90
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)
Modal dalam Meningkatkan Produksi
di
Industri Pengolahan Garam Kabupaten Pati”.
batas usia kerja menurut Undang-Undang
Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan
Berdasarkan rumusan masalah yang
sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang
ditetapkan di atas, maka tujuan yang ingin
berusia antara 15 tahun sampai dengan 64
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
tahun.
berikut:
1)
Berbeda dengan Mulyadi dalam Rahman
Untuk mengetahui
parsial
pada
meningkatkan
pengaruh
secara
dan Suseno (2008) yang berpendapat bahwa
tenaga
kerja
dalam
tenaga kerja merupakan usaha fisik atau
produksi
di
industri
mental yang dikeluarkan karyawan untuk
pengolahan garam kabupaten Pati.
2)
Untuk mengetahui
parsial
pada
meningkatan
pengaruh
di
4)
Untuk mengetahui
Mengolah
merupakan
proses merubah bahan langsung atau bahan
dalam
baku menjadi barang jadi, hal ini sesuai
industri
dengan pendapat Usry dan Hammer dalam
pengolahan garam kabupaten Pati.
3)
produk.
secara
teknologi
produksi
mengolah
dan
Suseno
(2008)
yang
secara
mendefinisikan tenaga kerja adalah karyawan
parsial pada modal dalam meningkatkan
yang dikerahkan untuk mengubah bahan
produksi di industri pengolahan garam
langsung menjadi barang jadi, biaya untuk ini
kabupaten Pati.
meliputi biaya gaji untuk tenaga kerja yang
Untuk mengetahui
pengaruh
Rahman
pengaruh
secara
dibebankan kepada produk tertentu. Besarnya
simultan pada tenaga kerja, teknologi dan
gaji yang diberikan perusahaan kepada tenaga
modal dalam meningkatkan produksi di
kerja harus sesuai dengan ketentuan yang
industri pengolahan garam kabupaten
ditetapkan pemerintah. Peryataan tersebut
Pati.
sependapat dengan Kardiman (2003) yang
menyatakan
tenaga
kerja
adalah
segala
1. Tinjauan Tenaga Kerja
kegiatan jasmani maupun rohani atau pikiran
a. Pengertian Tenaga Kerja
manusia
Tenaga kerja merupakan salah satu
faktor
produksi
untuk
kegiatan
produksi. Pemanfaatan tenaga kerja dalam
proses produksi haruslah dilakukan seara
perusahaan, sebagai pelaku proses produksi
manusiawi, artinya perusahaan pada saat
sampai
memanfaatkan tenaga kerja dalam proses
barang
utama
ditujukan
dalam
dihasilkan
yang
yang
maupun
jasa.
Tenaga kerja merupakan orang-orang yang
produksinya
harus
telah dapat memenuhi syarat-syarat yang
kemampuan
mereka
ditetapkan dalam undang-undang perburuan di
tenaga maupun keahliannya, pemanfaatan
negara yang bersangkutan (Hasibuan, 2009).
tenaga
Ditetapkannya penggolongan tenaga kerja
peraturan yang dikeluarkan pemerintah salah
harus ditetapkan berdasarkan undang-undang
satunya dalam menetapkan besarnya
yang berlaku. Menurut Dumairy (1996) tenaga
tenaga
kerja adalah penduduk yang berumur pada
manusia yang pasti mempunyai keterbatasan
batas usia kerja, dimana batas usia kerja
baik
setiap Negara berbeda-beda. Di Indonesia
perusahaan harus memberikan balas jasa
kerja
kerja.
tenaga
menyadari
ada
tersebut
Tenaga
maupun
bahwa
batasnya,
harus
kerja
baik
mengikuti
gaji
merupakan
keahlian,
maka
Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
91
sesuai dengan kemampuan masing-masing
proses, peralatan, metode, prosedur yang
tenaga kerja dengan tetap memperhatikan
digunakan untuk memproduksi barang dan
standart gaji minimal yang harus diberikan
jasa.
kepada tenaga kerja.
Menurut
Menurut Irawan (1992) Teknologi adalah
Ravianto
(1995)
Tinggi
suatu perubahan dalam fungsi produksi yang
rendahnya kualitas tenaga kerja dipengaruhi
nampak
dalam
oleh berbagai faktor yang diataranya oleh:
merupakan
faktor
pendidikan,
kesehatan,
produksi. Jika suatu teknologi yang digunakan
kesempatan
kerja,
kebijaksanaan
penghasilan,
manajemen
pemerintah.
teknik
produksi,
pendorong
dari
dan
fungsi
dan
lebih modern maka hasil produksi yang dicapai
Faktor-faktor
akan menghasilkan barang dan jasa yang
tersebut dapat berpengaruh positip terhadap
lebih
peningkatan produktivitas tenaga kerja.
efektifitas berarti mengahasilkan barang lebih
2. Tinjauan Teknologi
produktif dengan biaya produksi yang lebih
a. Pengertian Teknologi
rendah, karena teknologi merupakan alat
Teknologi
merupakan
pengetahuan
efisien
efektif.
Efisiensi
dan
penting untuk menganalisis suatu keputusan
terhadap penggunaan alat, dan bagaimana
yang
alat tersebut
memperbaiki
mempengaruhi kemampuan
dan
dapat
meningkatkan
kualitas
tenaga
kerja
meminimalkan
lingkungan alamnya. Teknologi juga dapat
Jayaraman (1996) kondisi tersebut dapat
diartikan benda‐benda yang berguna bagi
menciptakan suasana kerja yang nyaman
manusia, seperti mesin, tetapi dapat juga
karena
mencakup hal yang lebih luas, termasuk
meningkatkan
sistem,
dalam bekerja dapat menciptakan situasi kerja
organisasi,
dan
teknik.
Teknologi telah mempengaruhi masyarakat
dan sekitarnya dalam beberapa cara. Dalam
masyarakat,
teknologi
telah
membantu
dengan
hasil
produksi.
dan
untuk mengontrol dan beradaptasi dengan
metode
biaya
produktivitas,
Menurut
memperbaiki
dan
produksi kenyamanan
yang kondusif dan menyenangkan.
Dari
beberapa
disimpulkan
bahwa
diatas
teknologi
merupakan
proses
(termasuk ekonomi global saat ini). Analisis
menggunakan teknik dan peralatan produksi
yang lebih mendalam lagi terhadap teknologi
tertentu sehingga diperoleh output yang lebih
sebagai
efektif dan efisien.
manusia
yang
secara
sistematis Iangkah demi langkah dilakukan
3. Tinjauan Modal
untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu secara
a. Pengertian modal
dari
dapat
mengembangkan ekonomi yang lebih maju
kegiatan
transformasi
definisi
input
dengan
efisien sampai pada faktor pengetahuan yang
Modal merupakan salah satu faktor
mendasari kegiatan itu Pengetahuan ini harus
produksi yang digunakan dalam melakukan
dipelajari oleh manusia baik dari pengalaman
proses produksi. Produksi dapat ditingkatkan
sendiri maupun dari sumber‐sumber lain untuk
dengan menggunakan modal yang cukup dan
dapat melakukan kegiatan yang merupakan
efisien. Dalam proses produksi tidak ada
teknologi.
ilmu
perbedaan dalam menggunakan modal, baik
pengetahuan untuk memecahkan masalah.
modal sendiri dan modal pinjaman, yang
Teknologi
masing-masing
Teknologi
juga
merupakan
merupakan
sekumpulan
berperan
langsung
dalam
92
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)
proses
produksi.
digunakan
untuk
Modal
tersebut
membiayai
dapat
operasional
operasional perusahaan dalam satu periode
(jangka
pendek)
meliputi,
kas,
piutang,
perusahaan seperti: pembelian bahan baku,
persediaan barang, depresiasi bangunan dan
bahan penolong maupun membayar tenaga
depresiasi mesin. Modal kerja
kerja. Peryataan tersebut sesuai dengan
jumlah dari semua modal yang digunakan
pendapat Booth (1991) bahwa kenaikan biaya
langsung untuk proses produksi.
merupakan
operasional termasuk biaya tenaga kerja harus
Munawir (1992) menyatakan faktor-faktor
diikuti dengan kenaikan harga barang hasil
yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah
produksi, karena semakin banyak
modal kerja yang dibutuhkan perusahaan
jumlah
tenaga kerja yang digunakan semakin banyak
adalah sebagai berikut:
pula jumlah barang yang dihasilkan, sehingga
1) Tipe perusahaan.
kenaikan hasil produksi dapat meningkatkan
Modal kerja untuk perusahaan jasa relatif
akan lebih rendah dibandingkan kebutuhan
jumlah modal dalam suatu perusahaan.
Menurut Brigham dan Joel (2001) Modal
modal kerja perusahaan industri. Bahkan
adalah dana yang dipergunakan dalam proses
diantara
produksi saja, tidak termasuk nilai tanah atau
kebutuhan modal kerjanya tidak sama.
bangunan yang ditempati atau disebut dengan
1) Waktu
modal
kerja,
untuk
perusahaan dalam
yang akan dijual serta harga persatuan dari
persediaan barang. Jumlah modal kerja dan
elemen-elemen modal kerja dapat diperbesar
diperkecil,
dibutuhkan
sendiri
memproduksi atau memperoleh barang
modal
jangka pendek meliputi, kas, piutang, dan
atau
yang
industri
kerja
sedangkan
merupakan investasi
perusahaan
disesuaikan
dengan
barang tersebut.
2) Syarat
pembelian
bahan
atau
barang
dagangan.
Syarat pembelian barang dagangan atau
kebutuhan perusahaan.
bahan dasar yang akan digunakan untuk
b. Modal Kerja
memproduksi barang sangat mempengaruhi
Setiap perusahaan selalu membutuhkan
uang
untuk membiayai operasional sehari-
hari, misalnya untuk memberikan persekot
jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan yang bersangkutan.
3) Syarat penjualan.
pembelian bahan mentah, membayar upah
Semakin lunak kredit yang diberikan
buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya.
suatu perusahaan kepada para pembeli akan
Jumlah uang yang dikeluarkan diharapkan
mengakibatkan
akan kembali lagi masuk dalam perusahaan
modal kerja yang diinvestasikan dalam sektor
dalam waktu yang pendek melalui hasil
piutang.
penjualan produksinya. Uang yang masuk
4) Tingkat perputaran persediaan.
akan digunakan untuk membiayai operasional
selanjutnya,
berputar
sehingga
selama
modal
kegiatan
besarnya
perputaran
jumlah
persediaan
terus
(inventory turn over) menunjukkan berapa kali
perusahaan
persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli
akan
berlangsung.
Menurut
Tingkat
semakin
atau dijual kembali. Semakin tinggi tingkat
Riyanto
(1990)
modal
kerja
perputaran jumlah persediaan maka jumlah
adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang
Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
harus
diinvestasikan
dalam
93
persediaan)
semakin rendah
terdaftar di Dinas Perindustrian
Kabupaten
Pati (2013), terdaftar 58 orang pengusaha
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian
industri garam.
ini adalah sebagai berikut:
H1= Diduga ada pengaruh
yang signifikan
secara parsial pada
tenaga kerja
dalam meningkatkan produksi di industri
Dalam penelitian ini menggunakan regresi
berganda dengan jumlah variabel penelitian 4
terdiri dari 3 variabel bebas dan 1 variabel
terikat, maka jumlah sampel 4 x 10 = 40
pengolahan garam Kabupaten Pati.
H2= Diduga ada pengaruh yang signifikan
orang responden.
secara parsial pada teknologi dalam
meningkatkan
produksi
di
industri
pengolahan garam Kabupaten Pati.
H3= Diduga ada pengaruh yang signifikan
secara
parsial
meningkatkan
pada
modal
dalam
produksi
di
industri
pengolahan garam Kabupaten Pati.
H4= Diduga
Penetuan
sampel
disetiap
kelompok
ditetapkan dengan tehnik acak sederhana
inilah yang disebut simple random sampling.
Penentuan
nomor
sampel
undian
dengan
kepada
memberikan
masing-masing
pengusaha industri garam, lalu diundi secara
acak.
ada pengaruh yang signifikan
secara simultan pada tenaga kerja,
teknologi,
dan
meningkatkan
modal
dalam
Teknik
produksi di industri
pengumpulan
data
dapat
dilakukan dengan kuesioner
pengolahan garam Kabupaten Pati.
1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan
METODE PENELITIAN
data yang dilakukan dengan cara memberi
Tempat, Waktu, dan Jenis Penelitian
seperangkat
pertanyaan
atau
pernyataan
Penelitian ini dilaksanakan di Industri
tertulis kepada responden untuk dijawab oleh
garam yang berada di Kabupaten Pati di
responden (Sugiyono, 2013). Berdasarkan
Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana,
pengertian kuesioner tersebut maka dapat
Kecamatan Wedarijaksa,
disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar
dan Kecamatan
pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk
Trangkil.
Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka
dijawab oleh responden guna memperoleh
waktu kurang lebih enam bulan terhitung mulai
informasi yang diketahui oleh responden.
Nopember-April 2014.
Langkah-langkah
Jenis penelitian yang
digunakan pada
penyusunan
kuesioner
penelitian berdasarkan pendapat
Sugiyono
penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.
(2009) sebagai berikut:
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan
a. Menentukan
variabel
dan
definisi
operasional.
Variabel
dan
definisi
Sampel
operasional penelitian ini telah disajikan
Dalam
penelitian
ini
yang
dijadikan
populasi adalah pengusaha industri garam di
Kabupaten
Pati.
Berdasarkan
data
yang
dan diuraikan penjelasanya.
b.
Berdasarkan indikator yang telah disusun,
kemudian dibuat kisi-kisi instrumen.
94
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)
c. Setelah
dibuat
selanjutnya
kisi-kisi
adalah
langkah
membuat
daftar
pernyataan. Daftar pernyataan penelitian
b)
Pengaruh teknologi dalam meningkatkan
produksi
ini menggunakan pernyataan positif dan
Berdasarkan
negatif.
d. Setelah dibuat daftar pernyataan langkah
selanjutnya adalah melakukan uji coba
instrument untuk mengetahui
dan
realibilitas
instrument
instrumen.
diujicobakan
validitas
Uji
coba
kepada10
pengusaha garam. Pengusaha garam
yang sudah mengisi kuesioner untuk
teknologi
yang
pengaruh
meningkatkan
produksi
0,000
sehingga H2 diterima yang berarti bahwa ada
pengaruh yang signifikan secara parsial pada
teknologi dalam meningkatkan produksi di
industri pengolahan garam Kabupaten Pati.
c)
Pengaruh modal dalam meningkatkan
produksi
sebagai sampel penelitian.
pernyataan
dalam
uji
diperoleh nilai signifikansi sebesar
ujicoba instrumen tidak lagi digunakan
e. Butir
hasil
Berdasarkan hasil uji pengaruh modal
sudah
diuji
dalam meningkatkan produksi diperoleh nilai
validitas dan realibilitasnya yang hasilnya
signifikansi
valid
diterima yang berarti bahwa ada pengaruh
dan
reliabel
dijadikan
sebagai
instrumen penelitian.
0,011
sehingga
H3
yang signifikan secara parsial pada modal
dalam
Teknik Analisis Data
Model
sebesar
meningkatkan
produksi
di
industri
pengolahan garam Kabupaten Pati.
yang
digunakan
dalam
menganalisis pengaruh variable independen
2)
Uji F
Berdasarkan
terhadap variabel dependen adalah analisis
hasil
program
pengolahan
komputer
SPSS
data
regresi berganda, uji T, dan Uji F, dan
dengan
19.0
Determinasi.
diperoleh analisis Anova dari regresi linear
berganda. Berdasarkan hasil pengujian Anova
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dalam Tabel 4.18. diperoleh nilai signifikansi
0,000 < 0,05 (taraf sig 5 %) sehingga
1)
Uji T
variabel bebas (tenaga kerja, teknologi, dan
Hasil uji t dapat diuji hipotesis penelitian
modal)
sebagai berikut:
a)
Pengaruh
secara
simultan
(bersama-sama)
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
tenaga
kerja
dalam
meningkatkan produksi
produksi garam di industri pengolahan garam
kabupaten Pati. Dengan demikian hipotesis 4
Berdasarkan hasil uji pengaruh tenaga
yang
menyatakan
ada
pengaruh
yang
kerja dalam meningkatkan produksi diperoleh
signifikan secara simultan pada tenaga kerja,
nilai signifikansi sebesar 0,040 sehingga dapat
teknologi dan modal dalam meningkatkan
dikatakan bahwa H1 diterima yang berarti
produksi diterima.
bahwa ada pengaruh yang signifikan secara
Pembahasan
parsial pada tenaga kerja dalam meningkatkan
1. Pengaruh
produksi
di
industri
Kabupaten Pati.
pengolahan
garam
Tenaga
Meningkatkan Produksi
Kerja
Dalam
Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
Hipotesis 1
95
(H1) diterima karena
signifikan
secara
simultan
dalam
terbukti bahwa tenaga kerja secara parsial
meningkatkan
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
pengolahan
produksi
sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa
di
Kabupaten
industri
Pati
sebesar 0,040,
pengolahan
karena
nilai
garam
signifikansi
hal ini berarti tenaga kerja
tenaga
produksi
garam
kerja,
di
industri
Kabupaten
teknologi,
Pati
dan
modal
merupakan faktor yang harus ada dalam
merupakan salah satu faktor penting dalam
meningkatkan
meningkatkan produksi di industri pengolahan
pengolahan garam Kabupaten Pati.
produksi
di
industri
garam Kabupaten Pati.
SIMPULAN DAN SARAN
2. Pengaruh
Teknologi
Dalam
Berdasarkan hasil analisis data dan
Meningkatkan Produksi
Hasil uji hipotesis 2 (H2) menunjukkan
bahwa teknologi memiliki pengaruh yang
signifikan secara parsial dalam meningkatkan
produksi
di
Kabupaten
industri
pengolahan
Pati karena
garam
mempunyai nilai
pembahasan yang telah dilakukan sesuai
tujuan,
masalah
dan
pertanyaan
penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel
tenaga
signifikan
kerja
secara
berpengaruh
parsial
signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti
meningkatkan
bahwa teknologi merupakan faktor utama
pengolahan garam Kabupaten Pati.
dalam
meningkatkan
produksi
di
industri
dalam
produksi
di
dalam
industri
2. Variabel teknologi berpengaruh signifikan
pengolahan garam di Kabupaten Pati karena
secara
memiliki
produksi di industri pengolahan garam
tingkat
signifikansi
paling
kecil
sebesar 0,000 dan koefisien regresi paling
parsial
dalam
meningkatkan
Kabupaten Pati.
besar sebesar 1,009.
3. Variabel modal berpengaruh signifikan
3. Pengaruh Modal Dalam Meningkatkan
Produksi
secara
parsial
dalam
meningkatkan
produksi di industri pengolahan garam
Hipotesis 3 (H3) juga diterima dan
Kabupaten Pati.
terbukti benar bahwa modal memiliki pengaruh
yang
signifikan
secara
parsial
dalam
4. Variabel tenaga kerja, tekonologi, dan
meningkatkan produksi di industri pengolahan
modal
garam
nilai
simultan dalam meningkatkan produksi di
0,011. Hal ini berarti
industri pengolahan garam Kabupaten Pati.
Kabupaten
signifikansi sebesar
Pati
dengan
bahwa modal merupakan faktor yang penting
dalam meningkatkan produksi di
industri
pengolahan garam di Kabupaten Pati.
berpengaruh
signifikan
secara
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
dilakukan, peneliti memberikan saran yang
4. Pengaruh Tenaga Kerja, Teknologi, dan
dapat dipergunakan untuk kemajuan produksi
Modal Dalam Meningkatkan Produksi
garam kepada pihak-pihak terkait sebagai
Hasil pengujian hipotesis 4 (H4)
diperoleh bahwa tenaga kerja, teknologi,
dan
modal
memiliki
pengaruh
yang
berikut:
1. Peneliti lain
96
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)
a. Dapat
dijadikan
acuan/referensi
b. Pemberdayaan
dan
optimalisasi
keilmuan mengenai pengaruh tenaga
sarana dan prasarana, alih teknologi
kerja, teknologi dan modal dalam
tepat guna, bimbingan dan pelatihan
meningkatkan produksi pengolahan
yang merupakan struktur inti dalam
garam di Kabupaten Pati.
mengembangkan
b. mengembangkan
hasil
penelitian
sebagai
dengan menambah faktor-faktor yang
berpengaruh
dalam
hal
produktivitas
pokok
dalam
meningkatkan produksi garam.
meningkatkan
c. Meningkatkan produksi tanpa merusak
produksi garam seperti kondisi cuaca,
lingkungan sesuai dengan sosio kultur
permintaan pasar baik local maupun
budaya masyarakat setempat.
3. Pemerintah daerah Kabupaten Pati
nasional dan lain sebagainya.
a. Adanya integritas dan sinergi antara
2. Bagi industri garam
kementerian
a. Memahami petunjuk teknis sebagai
pedoman
pengadaan
garam
beryodium,
diantaranya
sebagai
lembaga
perindustrian
dalam
dan
pembinaan
dan
pengembangan industri pengolahan
garam baik daerah maupun nasional.
berikut:
1) Proses produksi sebagai gambaran
pembuatan
dengan
garam
b. Partisipasi
melalui
CSR
(corporate social responsibility) untuk
beryodium,
menitikberatkan
BUMN
pada
meningkatkan
wirausaha
baru
di
pencucian, penirisan, yodisasi dan
sentra garam rakyat dalam rangka
pengemasan.
meningkatkan kualitas produksi.
2) Sistem pengendalian mutu untuk
c.
Peran
pemerintah
daerah
dengan
produksi garam beryodium sesuai
kelompok usaha bersama pegaram,
dengan standart nasional indonesia
dan pelaku usaha bidang garam.
(SNI) No. 01-3556-1994, agar
tetap diminati konsumen.
3) Perizinan usaha atas industri yang
didirikan.
DAFTAR PUSTAKA
Assadad, L. dan Bagus, BU. 2011.
Pemantaan
garam
dalam
industri pengolahan produk
perikanan. Squavalen. Vol. 6,
No.1.
Booth , L. 1991. The Influence of
Production Technology on
Risk and the Cost of Capital.
Journal of financial and
Quantitative Analysis. Vol.25,
No.1, March 1991.
Brigham, E.,
dan
Joel, H. 2001.
Manajemen
Keuangan.
Terjemahan: Dodo Suharto
dan Herman Wibowo, Edisi
Ke-8,
Jakarta:
Penerbit
Erlangga
Budiyono. 2009.
Statistika Untuk
Penelitian. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.
Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
97
Daryanto. 2011. Manajemen Produksi.
Bandung: Satu Nusa.
Disperin
Diversification and Productivity
Around The World. Journal of
financial
and
quantitaive
analysis. Vol.47, No.1, Feb
2012, Pp: 1-22.
Kabupaten Pati.
2012.
Perusahaan
Garam
di
Kabupaten Pati.
Munawir.
Disperindagkop Jateng. 2012. Pati –
Rembang Produsen Garam
Terbesar.
Dumairy.
1996.
Perekonomian
Indonesia. Jakarta: Erlangga
Erlina
dan Monadiyanto. Strategi
Pengembangan
Kawasan
Monopolitan
Berbasis
Penggaraman. 2012. Jurnal
Kebijakan Sosial Ekonomi dan
Perikanan. Vol.2, No.1.
Handoko, TH. 2001. Dasar-dasar
Manajemen
Produksi
dan
Operasi. Yogyakarta: Penerbit
BPFE.
Hasibuan, M. 1999. Organisasi dan
motivasi Dasar Peningkatan
Produktifitas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Irawan.
1992.
Ekonomi
pembangunan.Yogjakarta:
BPFE Yogyakarta.
Jayaraman, V. 1996. Expert systems in
production and operations
management.
International
Journal of operations and
production manajemen Vol.16,
No.12, 1996. PP.27 – 44.C
MCB, University prees, 0144 –
3577.
Kardiman. 2003. Ekonomi.
Yudhistira
Jakarta:
Milton, T. 2012. Inefficient Labour or
inefficient
capital-Corporate
1992.
Analisis Laporan
Keuangan,
Edisi
4.
Yogyakarta: Liberty.
Rittidech, RL dan S,Wong. 2012. The
Stored Heat in a Solar Pond
for Salt Production in North
East Thailand. International
Journal
of
the
Physical
Sciences. Vol. 7 (18) pp. 26762686, 9 Mei, 2012.
Riyanto,
B.
1997.
Dasar-dasar
Pembelanjaan
Perusahaan.
Edisi
Keempat,
Cetakan
Ketiga,
Jakarta:
Penerbit
BPFE.
Rahman dan Suseno. 2008. Pengaruh
Biaya Tenaga Kerja Terhadap
Volume
Produksi.
Jurnal
akuntansi. Fakultas Ekonomi
Unsil, vol.3, No.1.
Reginald, M dan Banu. 2009. Role of
microalgae for quality salt
production in south Indian
solar
salt
production.
Department of
botani and
research centre. 26 - 29
March 2009.
Ravianto, J. 1995. Produktifitas dan
manajemen. Jakarta: SIUP.
Siregar,
S. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Perhitungan Manual
dan SPSS, Cetakan ke-1,
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Sugiyono.
2009.
Statistika
Untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)
98
------------.
2013.
Metode
Penelitian
Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif,
dan
R
&
D).
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Timothy, B., Erik, B., dan Lorin, MH.
2008. Information Technologi,
Workplace Organization, and
the Demand for Skilled Labor.
The Querterly Journal of
Economics. Volume 117. Issue
1, Pp 339-376.