PENGARUH TENAGA KERJA, TEKNOLOGI, DAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI DI INDUSTRI PENGOLAHAN GARAM KABUPATEN PATI | S,Pd | Jurnal Pendidikan Insan Mandiri 6819 14466 1 SM

PENGARUH TENAGA KERJA, TEKNOLOGI, DAN MODAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI
DI INDUSTRI PENGOLAHAN GARAM KABUPATEN PATI
Winarsih, Baedhowi, Bandi
Magister Pendidikan Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
winarsihekonomi@gmail.com
ABSTRACK
The objective of this research is to investigate whether there is an effect of manpower,
technology, and capital on the salt production improvement at salt processing industry of Pati
regency.
This research used the descriptive quantitative research method. The population of the
research 58 persons in Pati regency. The samples consisted of 40 entrepreneurs. The data used
were primary data, whick were collected through questionnaire. They study uses multiple regression
analys.
The results of the research the t test shows that the significance value is 0.005, meaning that
the variables of manpower, technology, and capital partially have a significant effect on the salt
production. The F test shows the significance value of 0.000 is smaller than that of the significance
value of t test = 0.005, indicating that the variables of manpower, technology, and capital have a
significant effect on the salt production. The value of R2 is 0.645 meaning that 64.5% of the salt
production variations can be verified by the independent variables (manpower, technology, and
capital), and the rest 35.4% are verified by other variables outside the regression model.
Based on the results of the research it can be concluded that manpower, technology, and

capital have a simultaneously significant effect on the salt production improvement at salt processing
industry of Pati regency. In order to improve salt production it is suggested that the producers of salt
should pay attention to the iodized salt quality in accordance with the SNI standards; and be
manpower guidance and training as well as appropriate technology use at the salt industries shall be
conducted.
Keywords: Manpower, technology, capital and salt production
PENDAHULUAN

Bagus, 2011). Garam merupakan salah satu

Indonesia merupakan negara maritim dengan

potret ironis industri Indonesia, disatu sisi

wilayah yang sebagian besar merupakan

sebagai negara bahari dengan potensi garam,

lautan


potensi

namun disisi lain garam yang dihasilkan

ekonomi yang bersumber dari kekayaan laut,

sangat rendah. Luas lahan tambak garam

seperti: perikanan, pariwisata, minyak bumi,

nominatif seluas 37.463 hektar dan lahan yang

dan garam yang semuanya terdapat di laut

produktif 19.889 hektar (53,08%), berarti ada

Indonesia. Garam merupakan salah satu

lahan tambak garam seluas 17.574 hektar


kebutuhan

(46,92%) yang tidak dimanfaatkan (Erlina dan

dan

mempunyai

pelengkap

banyak

untuk

pangan

dan

Monadiyanto, 2012).


sumber elektrolit bagi tubuh manusia yang
bersumber dari kekayaan laut (Assadad dan

88

Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)

89

Rendahnya kualitas dan loyalitas tenaga
Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah
merupakan

wilayah

agraris

dan

kerja


sebagai

pelaku

proses

disebabkan beberapa faktor

di

produksi
antarnya:

wilayah/kawasan pesisir yang masyarakatnya

kualifikasi pendidikan tenaga kerja sebagian

sebagian besar bermata pencaharian sebagai


besar berpendidikan dasar dan menengah,

petani, dan terkenal sebagai produsen garam.

kurangnya ketrampilan dan pelatihan teknik

Ironisnya sekarang daerah penghasil garam

produksi garam berstandart SNI menyebabkan

terbesar

justru

hasil produksi garam berupa garam cetak

mengimpor garam dari India, Yordania dan

lebih mudah pecah dan tidak memenuhi


Australia, guna mencukupi kebutuhan garam

standart

di daerah tersebut, mengingat di daerah Pati

pemerintah

terdapat/berkembang berbagai industri rakyat,

sistem

unsurya

berpengaruh terhadap kualitas garam.

di

Jawa


Tengah

berbahan

baku

(Pati),

garam.

Menurut

Marihati (2011) di JawaTengah terdapat 60
industri

menengah

ke

daerah


manajemen

Rendahnya

terhadap
mutu

teknologi

pembinaan

juga

sangat

karena

proses


yang

pembuatan garam yang masih tradisional dan

membutuhkan garam rakyat yang memenuhi

turun temurun menyebabkan ketergantungan

persyaratan bahan bakunya, dan sebagian

pada alam dimusim kemarau, sehingga jumlah

besar garam produksi di Jawa Tengah (Pati)

penawaran garam mentah tidak sebanding

tidak memenuhi standart SNI dan masih

dengan jumlah permintaan industri garam.


menggantungkan

Rendahnya teknologi dan terbatasnya jumlah

import

bawah

iodisasi. Kurangnya kepedulian

garam

setiap

bulannya sekitar 30 ton.

peralatan

Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten

berupa mesin pencetak garam,

proses pencucian garam dan proses iodisasi

Pati (2012) mencatat produksi garam di

yang

Kabupaten yang tersebar di 4 kecamatan

rendahnya hasil produksi.

masih

manual

menyebabkabkan

wilayah pesisir. Masing-masing di wilayah

Masalah keterbatasan modal disebabkan

kecamatan Batangan, Wedarijaksa, Trangkil

oleh sistem penjualan dari sebagian besar

dan Juwana mencapai 248.241,66 ton. Di

industri garam dilakukan secara kredit sampai

kabupaten Pati tercatat lahan tambak garam

dua kali putaran, sehingga hasil penjualan

sekitar 2500 Ha. Kabupaten Pati merupakan

garam cetak tidak dapat digunakan secara

produsen

langsung untuk membeli bahan baku kembali,

garam

140.773,20 ton.

terbesar

mencapai

Garam Pati dulu menguasai

sehingga hasil

produksi belum memenuhi

pangsa skala nasional, tetapi hanya mampu

sesuai

mensuplay 44% kebutuhan garam di Jawa

perputaran modal juga menyebabkan industri

Tengah, bahkan diprediksi tahun 2013 industri

tidak dapat menutup biaya produksi, termasuk

garam di kabupaten Pati kalah bersaing

pembelian

dengan industri garam lain karena beberapa

pengembangan tenaga kerja.

perusahaan tidak memenuhi

kebutuhan

industri.

peralatan

Lamanya

industri

dan

kualitas garam

Berdasarkan latar belakang di atas maka

yang baik (Dinas Perindustrian Kab. Pati,

perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

2012).

judul “Pengaruh Tenaga kerja, Teknologi dan

90

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)

Modal dalam Meningkatkan Produksi

di

Industri Pengolahan Garam Kabupaten Pati”.

batas usia kerja menurut Undang-Undang
Tenaga Kerja, mereka yang dikelompokkan

Berdasarkan rumusan masalah yang

sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang

ditetapkan di atas, maka tujuan yang ingin

berusia antara 15 tahun sampai dengan 64

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai

tahun.

berikut:
1)

Berbeda dengan Mulyadi dalam Rahman

Untuk mengetahui
parsial

pada

meningkatkan

pengaruh

secara

dan Suseno (2008) yang berpendapat bahwa

tenaga

kerja

dalam

tenaga kerja merupakan usaha fisik atau

produksi

di

industri

mental yang dikeluarkan karyawan untuk

pengolahan garam kabupaten Pati.
2)

Untuk mengetahui
parsial

pada

meningkatan

pengaruh

di

4)

Untuk mengetahui

Mengolah

merupakan

proses merubah bahan langsung atau bahan

dalam

baku menjadi barang jadi, hal ini sesuai

industri

dengan pendapat Usry dan Hammer dalam

pengolahan garam kabupaten Pati.
3)

produk.

secara

teknologi
produksi

mengolah

dan

Suseno

(2008)

yang

secara

mendefinisikan tenaga kerja adalah karyawan

parsial pada modal dalam meningkatkan

yang dikerahkan untuk mengubah bahan

produksi di industri pengolahan garam

langsung menjadi barang jadi, biaya untuk ini

kabupaten Pati.

meliputi biaya gaji untuk tenaga kerja yang

Untuk mengetahui

pengaruh

Rahman

pengaruh

secara

dibebankan kepada produk tertentu. Besarnya

simultan pada tenaga kerja, teknologi dan

gaji yang diberikan perusahaan kepada tenaga

modal dalam meningkatkan produksi di

kerja harus sesuai dengan ketentuan yang

industri pengolahan garam kabupaten

ditetapkan pemerintah. Peryataan tersebut

Pati.

sependapat dengan Kardiman (2003) yang
menyatakan

tenaga

kerja

adalah

segala

1. Tinjauan Tenaga Kerja

kegiatan jasmani maupun rohani atau pikiran

a. Pengertian Tenaga Kerja

manusia

Tenaga kerja merupakan salah satu
faktor

produksi

untuk

kegiatan

produksi. Pemanfaatan tenaga kerja dalam
proses produksi haruslah dilakukan seara

perusahaan, sebagai pelaku proses produksi

manusiawi, artinya perusahaan pada saat

sampai

memanfaatkan tenaga kerja dalam proses

barang

utama

ditujukan

dalam

dihasilkan

yang

yang

maupun

jasa.

Tenaga kerja merupakan orang-orang yang

produksinya

harus

telah dapat memenuhi syarat-syarat yang

kemampuan

mereka

ditetapkan dalam undang-undang perburuan di

tenaga maupun keahliannya, pemanfaatan

negara yang bersangkutan (Hasibuan, 2009).

tenaga

Ditetapkannya penggolongan tenaga kerja

peraturan yang dikeluarkan pemerintah salah

harus ditetapkan berdasarkan undang-undang

satunya dalam menetapkan besarnya

yang berlaku. Menurut Dumairy (1996) tenaga

tenaga

kerja adalah penduduk yang berumur pada

manusia yang pasti mempunyai keterbatasan

batas usia kerja, dimana batas usia kerja

baik

setiap Negara berbeda-beda. Di Indonesia

perusahaan harus memberikan balas jasa

kerja

kerja.
tenaga

menyadari
ada

tersebut

Tenaga
maupun

bahwa

batasnya,

harus

kerja

baik

mengikuti

gaji

merupakan

keahlian,

maka

Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)

91

sesuai dengan kemampuan masing-masing

proses, peralatan, metode, prosedur yang

tenaga kerja dengan tetap memperhatikan

digunakan untuk memproduksi barang dan

standart gaji minimal yang harus diberikan

jasa.

kepada tenaga kerja.
Menurut

Menurut Irawan (1992) Teknologi adalah

Ravianto

(1995)

Tinggi

suatu perubahan dalam fungsi produksi yang

rendahnya kualitas tenaga kerja dipengaruhi

nampak

dalam

oleh berbagai faktor yang diataranya oleh:

merupakan

faktor

pendidikan,

kesehatan,

produksi. Jika suatu teknologi yang digunakan

kesempatan

kerja,

kebijaksanaan

penghasilan,

manajemen

pemerintah.

teknik

produksi,

pendorong

dari

dan
fungsi

dan

lebih modern maka hasil produksi yang dicapai

Faktor-faktor

akan menghasilkan barang dan jasa yang

tersebut dapat berpengaruh positip terhadap

lebih

peningkatan produktivitas tenaga kerja.

efektifitas berarti mengahasilkan barang lebih

2. Tinjauan Teknologi

produktif dengan biaya produksi yang lebih

a. Pengertian Teknologi

rendah, karena teknologi merupakan alat

Teknologi

merupakan

pengetahuan

efisien

efektif.

Efisiensi

dan

penting untuk menganalisis suatu keputusan

terhadap penggunaan alat, dan bagaimana

yang

alat tersebut

memperbaiki

mempengaruhi kemampuan

dan

dapat

meningkatkan
kualitas

tenaga

kerja

meminimalkan

lingkungan alamnya. Teknologi juga dapat

Jayaraman (1996) kondisi tersebut dapat

diartikan benda‐benda yang berguna bagi

menciptakan suasana kerja yang nyaman

manusia, seperti mesin, tetapi dapat juga

karena

mencakup hal yang lebih luas, termasuk

meningkatkan

sistem,

dalam bekerja dapat menciptakan situasi kerja

organisasi,

dan

teknik.

Teknologi telah mempengaruhi masyarakat
dan sekitarnya dalam beberapa cara. Dalam
masyarakat,

teknologi

telah

membantu

dengan
hasil

produksi.

dan

untuk mengontrol dan beradaptasi dengan

metode

biaya

produktivitas,

Menurut

memperbaiki

dan

produksi kenyamanan

yang kondusif dan menyenangkan.
Dari

beberapa

disimpulkan

bahwa

diatas

teknologi

merupakan

proses

(termasuk ekonomi global saat ini). Analisis

menggunakan teknik dan peralatan produksi

yang lebih mendalam lagi terhadap teknologi

tertentu sehingga diperoleh output yang lebih

sebagai

efektif dan efisien.

manusia

yang

secara

sistematis Iangkah demi langkah dilakukan

3. Tinjauan Modal

untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu secara

a. Pengertian modal

dari

dapat

mengembangkan ekonomi yang lebih maju

kegiatan

transformasi

definisi

input

dengan

efisien sampai pada faktor pengetahuan yang

Modal merupakan salah satu faktor

mendasari kegiatan itu Pengetahuan ini harus

produksi yang digunakan dalam melakukan

dipelajari oleh manusia baik dari pengalaman

proses produksi. Produksi dapat ditingkatkan

sendiri maupun dari sumber‐sumber lain untuk

dengan menggunakan modal yang cukup dan

dapat melakukan kegiatan yang merupakan

efisien. Dalam proses produksi tidak ada

teknologi.

ilmu

perbedaan dalam menggunakan modal, baik

pengetahuan untuk memecahkan masalah.

modal sendiri dan modal pinjaman, yang

Teknologi

masing-masing

Teknologi
juga

merupakan

merupakan

sekumpulan

berperan

langsung

dalam

92

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)

proses

produksi.

digunakan

untuk

Modal

tersebut

membiayai

dapat

operasional

operasional perusahaan dalam satu periode
(jangka

pendek)

meliputi,

kas,

piutang,

perusahaan seperti: pembelian bahan baku,

persediaan barang, depresiasi bangunan dan

bahan penolong maupun membayar tenaga

depresiasi mesin. Modal kerja

kerja. Peryataan tersebut sesuai dengan

jumlah dari semua modal yang digunakan

pendapat Booth (1991) bahwa kenaikan biaya

langsung untuk proses produksi.

merupakan

operasional termasuk biaya tenaga kerja harus

Munawir (1992) menyatakan faktor-faktor

diikuti dengan kenaikan harga barang hasil

yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah

produksi, karena semakin banyak

modal kerja yang dibutuhkan perusahaan

jumlah

tenaga kerja yang digunakan semakin banyak

adalah sebagai berikut:

pula jumlah barang yang dihasilkan, sehingga

1) Tipe perusahaan.

kenaikan hasil produksi dapat meningkatkan

Modal kerja untuk perusahaan jasa relatif
akan lebih rendah dibandingkan kebutuhan

jumlah modal dalam suatu perusahaan.
Menurut Brigham dan Joel (2001) Modal

modal kerja perusahaan industri. Bahkan

adalah dana yang dipergunakan dalam proses

diantara

produksi saja, tidak termasuk nilai tanah atau

kebutuhan modal kerjanya tidak sama.

bangunan yang ditempati atau disebut dengan

1) Waktu

modal

kerja,

untuk

perusahaan dalam

yang akan dijual serta harga persatuan dari

persediaan barang. Jumlah modal kerja dan
elemen-elemen modal kerja dapat diperbesar
diperkecil,

dibutuhkan

sendiri

memproduksi atau memperoleh barang

modal

jangka pendek meliputi, kas, piutang, dan

atau

yang

industri

kerja

sedangkan

merupakan investasi

perusahaan

disesuaikan

dengan

barang tersebut.
2) Syarat

pembelian

bahan

atau

barang

dagangan.
Syarat pembelian barang dagangan atau

kebutuhan perusahaan.

bahan dasar yang akan digunakan untuk

b. Modal Kerja

memproduksi barang sangat mempengaruhi

Setiap perusahaan selalu membutuhkan
uang

untuk membiayai operasional sehari-

hari, misalnya untuk memberikan persekot

jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh
perusahaan yang bersangkutan.
3) Syarat penjualan.

pembelian bahan mentah, membayar upah

Semakin lunak kredit yang diberikan

buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya.

suatu perusahaan kepada para pembeli akan

Jumlah uang yang dikeluarkan diharapkan

mengakibatkan

akan kembali lagi masuk dalam perusahaan

modal kerja yang diinvestasikan dalam sektor

dalam waktu yang pendek melalui hasil

piutang.

penjualan produksinya. Uang yang masuk

4) Tingkat perputaran persediaan.

akan digunakan untuk membiayai operasional
selanjutnya,
berputar

sehingga

selama

modal

kegiatan

besarnya

perputaran

jumlah

persediaan

terus

(inventory turn over) menunjukkan berapa kali

perusahaan

persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli

akan

berlangsung.
Menurut

Tingkat

semakin

atau dijual kembali. Semakin tinggi tingkat
Riyanto

(1990)

modal

kerja

perputaran jumlah persediaan maka jumlah

adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

modal kerja yang dibutuhkan (terutama yang

Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)

harus

diinvestasikan

dalam

93

persediaan)

semakin rendah

terdaftar di Dinas Perindustrian

Kabupaten

Pati (2013), terdaftar 58 orang pengusaha

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian

industri garam.

ini adalah sebagai berikut:
H1= Diduga ada pengaruh

yang signifikan

secara parsial pada

tenaga kerja

dalam meningkatkan produksi di industri

Dalam penelitian ini menggunakan regresi
berganda dengan jumlah variabel penelitian 4
terdiri dari 3 variabel bebas dan 1 variabel
terikat, maka jumlah sampel 4 x 10 = 40

pengolahan garam Kabupaten Pati.
H2= Diduga ada pengaruh yang signifikan

orang responden.

secara parsial pada teknologi dalam
meningkatkan

produksi

di

industri

pengolahan garam Kabupaten Pati.
H3= Diduga ada pengaruh yang signifikan
secara

parsial

meningkatkan

pada

modal

dalam

produksi

di

industri

pengolahan garam Kabupaten Pati.
H4= Diduga

Penetuan

sampel

disetiap

kelompok

ditetapkan dengan tehnik acak sederhana
inilah yang disebut simple random sampling.
Penentuan
nomor

sampel

undian

dengan

kepada

memberikan
masing-masing

pengusaha industri garam, lalu diundi secara
acak.

ada pengaruh yang signifikan

secara simultan pada tenaga kerja,
teknologi,

dan

meningkatkan

modal

dalam
Teknik

produksi di industri

pengumpulan

data

dapat

dilakukan dengan kuesioner

pengolahan garam Kabupaten Pati.

1. Kuesioner
Kuesioner adalah teknik pengumpulan
METODE PENELITIAN

data yang dilakukan dengan cara memberi

Tempat, Waktu, dan Jenis Penelitian

seperangkat

pertanyaan

atau

pernyataan

Penelitian ini dilaksanakan di Industri

tertulis kepada responden untuk dijawab oleh

garam yang berada di Kabupaten Pati di

responden (Sugiyono, 2013). Berdasarkan

Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana,

pengertian kuesioner tersebut maka dapat

Kecamatan Wedarijaksa,

disimpulkan bahwa kuesioner adalah daftar

dan Kecamatan

pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk

Trangkil.
Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka

dijawab oleh responden guna memperoleh

waktu kurang lebih enam bulan terhitung mulai

informasi yang diketahui oleh responden.

Nopember-April 2014.

Langkah-langkah

Jenis penelitian yang

digunakan pada

penyusunan

kuesioner

penelitian berdasarkan pendapat

Sugiyono

penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.

(2009) sebagai berikut:

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan

a. Menentukan

variabel

dan

definisi

operasional.

Variabel

dan

definisi

Sampel

operasional penelitian ini telah disajikan
Dalam

penelitian

ini

yang

dijadikan

populasi adalah pengusaha industri garam di
Kabupaten

Pati.

Berdasarkan

data

yang

dan diuraikan penjelasanya.
b.

Berdasarkan indikator yang telah disusun,
kemudian dibuat kisi-kisi instrumen.

94

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)

c. Setelah

dibuat

selanjutnya

kisi-kisi

adalah

langkah

membuat

daftar

pernyataan. Daftar pernyataan penelitian

b)

Pengaruh teknologi dalam meningkatkan
produksi

ini menggunakan pernyataan positif dan

Berdasarkan

negatif.
d. Setelah dibuat daftar pernyataan langkah
selanjutnya adalah melakukan uji coba
instrument untuk mengetahui
dan

realibilitas

instrument

instrumen.

diujicobakan

validitas
Uji

coba

kepada10

pengusaha garam. Pengusaha garam
yang sudah mengisi kuesioner untuk

teknologi

yang

pengaruh

meningkatkan

produksi
0,000

sehingga H2 diterima yang berarti bahwa ada
pengaruh yang signifikan secara parsial pada
teknologi dalam meningkatkan produksi di
industri pengolahan garam Kabupaten Pati.
c)

Pengaruh modal dalam meningkatkan
produksi

sebagai sampel penelitian.
pernyataan

dalam

uji

diperoleh nilai signifikansi sebesar

ujicoba instrumen tidak lagi digunakan
e. Butir

hasil

Berdasarkan hasil uji pengaruh modal
sudah

diuji

dalam meningkatkan produksi diperoleh nilai

validitas dan realibilitasnya yang hasilnya

signifikansi

valid

diterima yang berarti bahwa ada pengaruh

dan

reliabel

dijadikan

sebagai

instrumen penelitian.

0,011

sehingga

H3

yang signifikan secara parsial pada modal
dalam

Teknik Analisis Data
Model

sebesar

meningkatkan

produksi

di

industri

pengolahan garam Kabupaten Pati.

yang

digunakan

dalam

menganalisis pengaruh variable independen

2)

Uji F
Berdasarkan

terhadap variabel dependen adalah analisis

hasil

program

pengolahan

komputer

SPSS

data

regresi berganda, uji T, dan Uji F, dan

dengan

19.0

Determinasi.

diperoleh analisis Anova dari regresi linear
berganda. Berdasarkan hasil pengujian Anova

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dalam Tabel 4.18. diperoleh nilai signifikansi
0,000 < 0,05 (taraf sig  5 %) sehingga

1)

Uji T

variabel bebas (tenaga kerja, teknologi, dan

Hasil uji t dapat diuji hipotesis penelitian

modal)

sebagai berikut:
a)

Pengaruh

secara

simultan

(bersama-sama)

berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
tenaga

kerja

dalam

meningkatkan produksi

produksi garam di industri pengolahan garam
kabupaten Pati. Dengan demikian hipotesis 4

Berdasarkan hasil uji pengaruh tenaga

yang

menyatakan

ada

pengaruh

yang

kerja dalam meningkatkan produksi diperoleh

signifikan secara simultan pada tenaga kerja,

nilai signifikansi sebesar 0,040 sehingga dapat

teknologi dan modal dalam meningkatkan

dikatakan bahwa H1 diterima yang berarti

produksi diterima.

bahwa ada pengaruh yang signifikan secara

Pembahasan

parsial pada tenaga kerja dalam meningkatkan

1. Pengaruh

produksi

di

industri

Kabupaten Pati.

pengolahan

garam

Tenaga

Meningkatkan Produksi

Kerja

Dalam

Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)

Hipotesis 1

95

(H1) diterima karena

signifikan

secara

simultan

dalam

terbukti bahwa tenaga kerja secara parsial

meningkatkan

berpengaruh signifikan dalam meningkatkan

pengolahan

produksi

sebesar 0,000. Hal ini berarti bahwa

di

Kabupaten

industri
Pati

sebesar 0,040,

pengolahan

karena

nilai

garam

signifikansi

hal ini berarti tenaga kerja

tenaga

produksi
garam

kerja,

di

industri

Kabupaten

teknologi,

Pati

dan

modal

merupakan faktor yang harus ada dalam

merupakan salah satu faktor penting dalam

meningkatkan

meningkatkan produksi di industri pengolahan

pengolahan garam Kabupaten Pati.

produksi

di

industri

garam Kabupaten Pati.
SIMPULAN DAN SARAN
2. Pengaruh

Teknologi

Dalam
Berdasarkan hasil analisis data dan

Meningkatkan Produksi
Hasil uji hipotesis 2 (H2) menunjukkan
bahwa teknologi memiliki pengaruh yang
signifikan secara parsial dalam meningkatkan
produksi

di

Kabupaten

industri

pengolahan

Pati karena

garam

mempunyai nilai

pembahasan yang telah dilakukan sesuai
tujuan,

masalah

dan

pertanyaan

penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Variabel

tenaga

signifikan

kerja

secara

berpengaruh

parsial

signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti

meningkatkan

bahwa teknologi merupakan faktor utama

pengolahan garam Kabupaten Pati.

dalam

meningkatkan

produksi

di

industri

dalam

produksi

di

dalam
industri

2. Variabel teknologi berpengaruh signifikan

pengolahan garam di Kabupaten Pati karena

secara

memiliki

produksi di industri pengolahan garam

tingkat

signifikansi

paling

kecil

sebesar 0,000 dan koefisien regresi paling

parsial

dalam

meningkatkan

Kabupaten Pati.

besar sebesar 1,009.
3. Variabel modal berpengaruh signifikan
3. Pengaruh Modal Dalam Meningkatkan
Produksi

secara

parsial

dalam

meningkatkan

produksi di industri pengolahan garam

Hipotesis 3 (H3) juga diterima dan

Kabupaten Pati.

terbukti benar bahwa modal memiliki pengaruh
yang

signifikan

secara

parsial

dalam

4. Variabel tenaga kerja, tekonologi, dan

meningkatkan produksi di industri pengolahan

modal

garam

nilai

simultan dalam meningkatkan produksi di

0,011. Hal ini berarti

industri pengolahan garam Kabupaten Pati.

Kabupaten

signifikansi sebesar

Pati

dengan

bahwa modal merupakan faktor yang penting
dalam meningkatkan produksi di

industri

pengolahan garam di Kabupaten Pati.

berpengaruh

signifikan

secara

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
dilakukan, peneliti memberikan saran yang

4. Pengaruh Tenaga Kerja, Teknologi, dan

dapat dipergunakan untuk kemajuan produksi

Modal Dalam Meningkatkan Produksi

garam kepada pihak-pihak terkait sebagai

Hasil pengujian hipotesis 4 (H4)
diperoleh bahwa tenaga kerja, teknologi,
dan

modal

memiliki

pengaruh

yang

berikut:
1. Peneliti lain

96

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)

a. Dapat

dijadikan

acuan/referensi

b. Pemberdayaan

dan

optimalisasi

keilmuan mengenai pengaruh tenaga

sarana dan prasarana, alih teknologi

kerja, teknologi dan modal dalam

tepat guna, bimbingan dan pelatihan

meningkatkan produksi pengolahan

yang merupakan struktur inti dalam

garam di Kabupaten Pati.

mengembangkan

b. mengembangkan

hasil

penelitian

sebagai

dengan menambah faktor-faktor yang
berpengaruh

dalam

hal

produktivitas
pokok

dalam

meningkatkan produksi garam.

meningkatkan

c. Meningkatkan produksi tanpa merusak

produksi garam seperti kondisi cuaca,

lingkungan sesuai dengan sosio kultur

permintaan pasar baik local maupun

budaya masyarakat setempat.
3. Pemerintah daerah Kabupaten Pati

nasional dan lain sebagainya.

a. Adanya integritas dan sinergi antara

2. Bagi industri garam

kementerian

a. Memahami petunjuk teknis sebagai
pedoman

pengadaan

garam

beryodium,

diantaranya

sebagai

lembaga

perindustrian

dalam

dan

pembinaan

dan

pengembangan industri pengolahan
garam baik daerah maupun nasional.

berikut:
1) Proses produksi sebagai gambaran
pembuatan
dengan

garam

b. Partisipasi

melalui

CSR

(corporate social responsibility) untuk

beryodium,

menitikberatkan

BUMN

pada

meningkatkan

wirausaha

baru

di

pencucian, penirisan, yodisasi dan

sentra garam rakyat dalam rangka

pengemasan.

meningkatkan kualitas produksi.

2) Sistem pengendalian mutu untuk

c.

Peran

pemerintah

daerah

dengan

produksi garam beryodium sesuai

kelompok usaha bersama pegaram,

dengan standart nasional indonesia

dan pelaku usaha bidang garam.

(SNI) No. 01-3556-1994, agar
tetap diminati konsumen.
3) Perizinan usaha atas industri yang
didirikan.

DAFTAR PUSTAKA
Assadad, L. dan Bagus, BU. 2011.
Pemantaan
garam
dalam
industri pengolahan produk
perikanan. Squavalen. Vol. 6,
No.1.
Booth , L. 1991. The Influence of
Production Technology on
Risk and the Cost of Capital.
Journal of financial and

Quantitative Analysis. Vol.25,
No.1, March 1991.
Brigham, E.,
dan
Joel, H. 2001.
Manajemen
Keuangan.
Terjemahan: Dodo Suharto
dan Herman Wibowo, Edisi
Ke-8,
Jakarta:
Penerbit
Erlangga
Budiyono. 2009.
Statistika Untuk
Penelitian. Surakarta: Sebelas
Maret University Press.

Winarsih : Pengaruh Tenaga Kerja…(88-98)
97

Daryanto. 2011. Manajemen Produksi.
Bandung: Satu Nusa.
Disperin

Diversification and Productivity
Around The World. Journal of
financial
and
quantitaive
analysis. Vol.47, No.1, Feb
2012, Pp: 1-22.

Kabupaten Pati.
2012.
Perusahaan
Garam
di
Kabupaten Pati.
Munawir.

Disperindagkop Jateng. 2012. Pati –
Rembang Produsen Garam
Terbesar.
Dumairy.

1996.
Perekonomian
Indonesia. Jakarta: Erlangga

Erlina

dan Monadiyanto. Strategi
Pengembangan
Kawasan
Monopolitan
Berbasis
Penggaraman. 2012. Jurnal
Kebijakan Sosial Ekonomi dan
Perikanan. Vol.2, No.1.

Handoko, TH. 2001. Dasar-dasar
Manajemen
Produksi
dan
Operasi. Yogyakarta: Penerbit
BPFE.
Hasibuan, M. 1999. Organisasi dan
motivasi Dasar Peningkatan
Produktifitas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Irawan.

1992.
Ekonomi
pembangunan.Yogjakarta:
BPFE Yogyakarta.

Jayaraman, V. 1996. Expert systems in
production and operations
management.
International
Journal of operations and
production manajemen Vol.16,
No.12, 1996. PP.27 – 44.C
MCB, University prees, 0144 –
3577.
Kardiman. 2003. Ekonomi.
Yudhistira

Jakarta:

Milton, T. 2012. Inefficient Labour or
inefficient
capital-Corporate

1992.
Analisis Laporan
Keuangan,
Edisi
4.
Yogyakarta: Liberty.

Rittidech, RL dan S,Wong. 2012. The
Stored Heat in a Solar Pond
for Salt Production in North
East Thailand. International
Journal
of
the
Physical
Sciences. Vol. 7 (18) pp. 26762686, 9 Mei, 2012.
Riyanto,

B.
1997.
Dasar-dasar
Pembelanjaan
Perusahaan.
Edisi
Keempat,
Cetakan
Ketiga,
Jakarta:
Penerbit
BPFE.

Rahman dan Suseno. 2008. Pengaruh
Biaya Tenaga Kerja Terhadap
Volume
Produksi.
Jurnal
akuntansi. Fakultas Ekonomi
Unsil, vol.3, No.1.
Reginald, M dan Banu. 2009. Role of
microalgae for quality salt
production in south Indian
solar
salt
production.
Department of
botani and
research centre. 26 - 29
March 2009.
Ravianto, J. 1995. Produktifitas dan
manajemen. Jakarta: SIUP.
Siregar,

S. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Perhitungan Manual
dan SPSS, Cetakan ke-1,
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Sugiyono.

2009.

Statistika

Untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Jurnal Pendidikan Insan Mandiri : Vol.3 No.2 (2014)

98

------------.

2013.

Metode

Penelitian

Bisnis (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif,

dan

R

&

D).

Bandung: Penerbit Alfabeta.
Timothy, B., Erik, B., dan Lorin, MH.
2008. Information Technologi,
Workplace Organization, and

the Demand for Skilled Labor.
The Querterly Journal of
Economics. Volume 117. Issue
1, Pp 339-376.