EKSISTENSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI (Studi Kasus Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta) | Subiyantara | SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant 8562 18044 1 SM

EKSISTENSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI
(Studi Kasus Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah
di SMA Negeri 1 Surakarta)

Isdhiega Arya Subiyantara

Program Studi Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan siswa mengenai perpustakaan
sekolah, untuk mengetahui dampak perkembangan teknologi informasi terhadap eksistensi
perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Surakarta, dan untuk mengetahui upaya pihak sekolah
dalam menjaga eksistensi perpustakaan sekolah SMA Negeri 1 Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan strategi
studi kasus. Sumber data rimer didapat dari informan yaitu wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana, pustakawan, siswa, dan guru.
Sedangkan sumber data sekunder yaitu profil, dokumen, atau arsip sekolah. Teknik cuplikan
yang digunakan yakni teknik purposive sampling dan snowball sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi langsung dan
pengupulan dokumen. Untuk meningkatkan keshahihan data menggunakan teknik triangulasi

data.
Hasil penelitian menunjukkan pandangan siswa terhadap perpustakaan dipengaruhin
oleh persepsi mereka tentang kelengkapan sarana prasarana perpustakaan. Siswa yang
mempunyai pola balajar mandiri menanggapi positif keberadaan perpustakaan sekolah
dengan memanfaatkannya secara aktif sebagai sumber belajar. Sedangkan siswa yang jarang
berkunjung ke perpustakaan cenderung menyikapi perpustakaan sebagai tempat untuk
mengeprint tugas dan tempat untuk berinternet. Perkembangan teknologi yang semakin pesat
menjadikan perpustakaan membenahi layanan dengan mengadakan sistem otomasi untuk
mempermudah pelayanan kepada pengguna. Upaya pihak sekolah untuk mempertahankan
eksistensi perpustakaan sekolah adalah dengan cara bekerjasama secara aktif dengan pihk
pepustakaan.

Kata Kunci: Perpustakaan Sekolah, Eksistensi, Perkembangan Teknologi

PENDAHULUAN

yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber

Pendidikan merupakan usaha sadar
dan


terencana

yang

untuk

Perpustakaan merupakan salah satu

bangsa.

sarana yang dapat dimanfaatkan oleh

dengan

masyarakat guna memenuhi kebutuhan

kemajuan suatu bangsa, karena dengan

akan informasi. Selain itu perpustakaan


sumber daya manusia yang terdidik dapat

juga dapat dipergunakan untuk keperluan

terbentuk masyarakat yang kritis dan

rekreasi, penelitian atau bergantung pada

survive terhadap perkembangan jaman.

kebutuhan masyarakat sebagai user atau

Mengingat peran pendidikan yang begitu

pengguna

penting,

perpustakaan


mencerdaskan
Pendidikan

Undang

bertujuan

belajar disekolah adalah perpustakaan.

kehidupan
berkaitan

pemerintah
Nomor

erat

melalui
20


Undang-

Tahun

2003

kebutuhan

perpustakaan.
juga

Pendirian

didasarkan

masyarakatnya

pada
sebagai


mengamanatkan bahwa pendidikan adalah

pengguna, demikian juga yang terjadi pada

usaha

perpustakaan sekolah, disesuaikan dengan

sadar

dan

terncana

untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar pserta didik secara aktif


kebutuhan para siswa dan guru.
Pengadaan

perpustakaan

mengembangkan potensi dirinya untuk

merupakan

memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

memelihara dan meningkatkan efisiensi

pengendalian diri, kepribadian yang bagus

dan efektifitas dalam proses belajar-

serta

serta


mengajar. Perpustakaan yang terorganisasi

memiliki ketrampilan yang berguna bagi

secara baik dan sistematis, secara langsung

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

atau pun tidak langsung dapat memberikan

(Suharmini: 4.2)

kemudahan bagi proses belajar mengajar

cerdas,

Masih

berakhlak


menurut

mulia,

sebuah

upaya

untuk

Undang-undang

di sekolah tempat perpustakaan tersebut

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

berada. Hal ini, terkait dengan kemajuan

Pendidikan Nasional, terdapat arahan bagi


bidang pendidikan dan dengan adanya

tiap sekolah untuk menyediakan sumber

perbaikan metode belajar-mengajar yang

belajar yang diperlukan untuk kegiatan

dirasakan tidak bisa

belajar dan mengajar (KBM). Tujuannya

masalah penyediaan fasilitas dan sarana

supaya proses KBM berjalan dengan

pendidikan

lancar,


http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan,

terencana

dan

menyenangkan

sehingga mampu mengembangkan minat
siswa untuk belajar. Salah satu sumber

dipisahkan dari

(sumber:

diakses pada 9 November 2013: 12.30).
Sebagai salah satu lembaga yang
terintegrasi dengan sekolah, perpustakaan

memegang peranan penting, yaitu sebagai

Dalam

kehidupan

sekolah,

pusat informasi dan ilmu pengetahuan.

perpustakaan seringkali di umpamakan

Selain itu perpustakaan sekolah juga dapat

sebagai jantung sekolah. Keberadaannya

difungsikan sebagai salah satu tempat

turut

rujukan untuk dijadikan sumber belajar

mengajar. Adapun sumber dana untuk

maupun untuk membentuk budaya baca

masing-masing jenis perpustakaan berbeda

dikalangan

Referensi-referensi

antara satu dengan yang lain. Sebagai

mengenai pengetahuan atau penemuan

contoh untuk perpustakaan sekolah alokasi

terbaru

dana paling sedikit 5% dari anggaran

siswa.

diharapkan

dapat

memicu

kreativitas siswa.
Membaca

mendukung

kegiatan

belajar

belanja operasional sekolah atau belanja
adalah

proses

aktif

barang di luar belanja pegawai dan belanja

berpikir yang bertujuan untuk menelusuri

modal untuk pengembangan perpustakaan

informasi

guna

tujuan

(Jurnal Media Pustakawan Vol. 16 No. 3

tertentu.

Membaca

modal

dan 4 Desember 2009).

memperoleh
merupakan

utama bagi peserta didik maupun pendidik

Selain itu perpustakaan sekolah

untuk mencapai tujuan pendidikan yang

juga mempunyai misi untuk menyediakan

instruksional, sehingga perpustakaan bisa

informasi dan gagasan yang menjadi dasar

dikatakan sebagai sarana vital untuk

untuk

memperoleh

gemar

berbasis informasi dan ilmu pengetahuan.

membaca. Adanya perpustakaan sekolah

Perpustakaan juga merupakan sarana bagi

juga bertujuan supaya siswa lebih mudah

peserta

dalam mencari informasi baik itu terkait

sepanjang

dengan tugas sekolah maupun sebagai

mengembangkan daya pikir agar mereka

tempat

dapat hidup sebagai warga negara yang

manfaat

untuk

dari

berekreasi,

menambah

membentuk

didik

masyarakat

agar

terampil

hayat

dan

yang

belajar
mampu

wawasan pengetahuan yang tadinya tidak

bertanggung

tahu menjadi tahu. Selain itu pengadaan

Perpustakaan Sekolah IFLA/UNESCO).

perpustakaan di tingkat sekolah dasar

jawab

(Pedoman

Fungsi perpustakaan lebih dapat

maupun menengah juga di atur oleh

dirasakan

ketika

terjadi

perubahan

pemerintah, sehingga pada prinsipnya

paradigma

dalam

sistem

pendidikan

setiap sekolah diwajibkan menyediakan

Indonesia, dari yang semula menganggap

perpustakaan

perpustakaan

guru sebagai sumber utama dalam proses

tidak

belajar

merupakan

karena
bagian

yang

dipisahkan dari kegiatan sekolah.

dapat

mengajar

di

kelas

menjadi

pendamping siswa dalam belajar. Pada
akhirnya siswa dituntut untuk mampu

belajar secara mandiri dengan mencari,

beragam informasi disadari atau tidak telah

menggali dan berusaha untuk menemukan

menggeser peran utama media cetak

informasi-informasi yang dapat digunakan

seperti buku sebagai sumber utama dalam

sebagai sumber belajar. Proses pencarian

memperoleh informasi.

kemudian

Selain itu perhatian pemerintah

menentukan berhasil tidaknya siswa dalam

terhadap keberadaan perpustakaan juga

mendapatkan sumber belajar sekaligus

dinilai masih sangat kurang. Menurut

berfungsi sebagai sarana melatih siswa

catatan

untuk mampu berpikir kritis dengan

(Perspusnas) sampai saat ini ada 76.478

menyaring

sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD)

informasi

inilah

yang

informasi-informasi

yang

Perkembangan
pesat

Nasional

sampai Sekolah Menengah Atas (SMA)

dibutuhkan.

begitu

Perpustakaan

informasi

menyebabkan

yang

konsumsi

sederajat belum memiliki perpustakaan,
dengan

SMA/SMK

sebanyak

8.904

informasi baik yang bersumber dari media

sekolah.

elektronik maupun cetak meningkat tajam

(http://www.rmol.co/read/2012/10/10/812

terlebih

48/76-Ribu-Sekolah-Tak-Punya-Fasilitas-

dengan

Perpustakaan

hadirnya

sebagai

internet.

penghimpun

beragam koleksi dimana didalamnya buku

Perpustakaan-Ideal-, di akses pada 8
Oktober 2013: 20.30).

menjadi salah satu koleksinya, dihadapkan

Sejak menempati kepopuleran pada

pada persoalan yang begitu dilematis

tahun millenium, internet telah mengubah

begitu pula dengan perpustakaan sekolah.

beragam aspek mulai dari kebiasaan, gaya

Penambahan koleksi buku terkadang tidak

hidup

sebanding dengan cepatnya pertumbuhan

memanfaatkan waktu luang (refreshing).

arus informasi. Selain itu minimnya

Kebiasaan yang berubah terkadang juga di

anggaran

ikuti

menyebabkan

membeli

buku

minimnya

juga

sampai

dengan

perilaku

berubahnya

pola

dalam

pikir

ketersediaan

terhadap sesuatu, termasuk dalam hal

informasi yang up to date di perpustakaan.

membaca. Seperti halnya dua sisi mata

Sedangkan

pada

era

teknologi

koin, internet memiliki sisi positif dan

seperti sekarang, kebutuhan masyarakat

negatif.

akan informasi dengan mudah dapat

penelusuran referensi juga bisa membuat

terpenuhi dengan adanya komputer atau

seseorang malas untuk mencari kebenaran

gadget canggih yang terhubung dengan

informasi melalui sumbernya langsung,

internet. Kemudahan masyarakat dalam

yakni buku dan sumber lainnya. Budaya

mengakses

instan telah menjebak sebagian masyarakat

internet

untuk

mencari

Selain

memudahkan

dalam

kepada kenyamanan semu. Kenyamanan

perpustakaan sekolah memposisikan diri

yang timbul karena anggapan bahwa

sebagai mitra untuk menjadi sumber

segala informasi dapat dengan mudah di

terpercaya yang mendampingi siswa dalam

akses hanya melalui seperangkat teknologi

menelusuri beragam informasi termasuk

dengan mengindahkan media cetak sebagai

informasi yang berkaitan dengan kegiatan

sumber yang juga tidak kalah pentingnya.

pembelajaran. Karena pada fungsinya

Kemunculan internet sebelumnya

perpustakaan adalah suatu lembaga yang

kekhawatiran

menyediakan jasa untuk menyediakan

terhadap keberadaan perpustakaan secara

berbagai literatur bisa menjadi rujukan

umum termasuk juga perpustakaan yang

untuk memperoleh informasi. Selain itu

berada di sekolah. Sebagai sebuah lembaga

melalui perpustakaan juga dapat digunakan

non-profit yang mengutamakan kepuasan

sebagai tempat untuk menumbuhkan minat

user, perpustakaan dituntut untuk bisa

baca.

sudah

memunculkan

memenuhi

kebutuhan

penggunanya.

Sedangkan kemunculan teknologi internet
telah

menyebabkan

pergeseran

pola

pencarian informasi menjadi lebih mudah.
Sedangkan sekarang penggunaan

METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di
SMA Negeri 1 Surakarta. Lokasi tersebut
dipilih karena sarana dan prasarana yang

populer

digunakan sudah menggunakan teknologi

dikalangan pelajar, baik itu untuk social

komputer dan otomasi dalam pengaturan

media (sosmed), game online maupun

koleksi-koleksinya.

untuk penelusuran informasi. Penggunaan

perkembangan

teknologi

pesat, dimana ditandai dengan penggunaan

teknologi

internet

juga

begitu

didukung

dengan

mudahnya mendapatkan akses internet,

internet

ketersediaan

menandakan

hotspot

di

sekolah

dan

banyaknya siswa yang memiliki gadget
yang mampu terkoneksi dengan internet,
dapat

menyebabkan

keenganan

siswa

untuk mengunjungi perpustakaan.

Disisi

teknologi

dalam

lain

yang

berbagai

kebutuhan

begitu

aspek,
informasi

seharusnya semakin tinggi.
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
deskriptif

kualitatif.

Hal

tersebut

permasalahan

dikarenakn peneliti berusaha memahami

tersebut perlu dipertanyakan bagaimana

realita, menjelaskan tentang apa yang

eksistensi perpustakaan sekolah sebagai

dialami subjek penelitian untuk kemudian

lembaga yang memiliki misi sebagai

didalami maknanya dengan diserta hasil

sumber belajar siswa. Lalu mampukah

analisis. Dalam penelitian ini peneliti

Beranjak

dari

berusaha

mencari

dan

mendalami

eksistensi perpustakaan dalam era digital,

mengetahui masalahnya secara mendalam
(Sutopo, 2002: 56).

dilihat dari bagaimana kesiapan sarana

Kemudian

teknik

snowball

prasarana dan koleksinya, sejauh mana

sampling dilakukan dengan cara peneliti

dapat mempengaruhi minat siswa, guru,

terjun ke lokasi secara langsung, lalu

dan karyawan sebagai pengguna untuk

peneliti bertanya mengenai informasi yang

memanfaatkan fasilitas yang disediakan

diperlukan

oleh perpustakaan sekolah.

Kemudian peneliti menanyakan kepada

Strategi penelitian yang digunakan

kepada

informan

pertama.

informan pertama untuk menunjukkan atau

dalam penelitian ini adalah studi kasus

menyarankan

tunggal terpancang. Dimana di dalam

Demikian

penelitian ini studi kasusnya mengarah

menunjukkan

pada pendeskripsian secara rinci dan

keempat dan seterusnya hingga peneliti

mendalam mengenai potret kondisi tentang

mendapatkan informasi yang lebih mantap,

apa yang sebenarnya terjadi menurut apa

lengkap dan mendalam.

adanya di lapangan studinya. Dalam hal ini

siapa

informan

seterusnya

informan

informan

Pengumpulan

data

kedua.
kedua

ketiga,

lalu

dilakukan

peneliti sengaja memilih studi kasus

dengan cara wawancara, observasi dan

tunggal.

dokumen/arsip.

Studi

kasus

tunggal

adalah

penelitian hanya dilakukan pada satu

Dalam

penelitian,

data

yang

perlu

diuji

sasaran,satu lokasi studi atau satu subjek

berhasil

(Sutopo, 2002: 111-112).

kebenarannya. Supaya data yang diperoleh

Sedangkan sumber data terdiri dari

dikumpulkan

dapat

dipertanggungjawabkan

dua yaitu sumber data primer meliputi

kebenarannya, perlu dilakukan uji validitas

narasumber dan observasi langsung, dan

data. Untuk memperoleh validitas data

sumber data sekunder yang berasal dari

maka

arsip/dokumen.

membuktikan data tersebut valid atau

Untuk

metode

pengambilan

informan, penelitian ini menggunakan
purposive

sampling

dan

diperlukan

suatu

cara

untuk

tidak. Dalam penelitian ini, uji validitas
data menggunakan metode triangulasi.

snowball

Kemudian perlu juga dilakukan

sampling. “Dalam purposive sampling,

analisis data. Analisis data merupakan

peneliti memilih informan yang dianggap

proses yang bertujuan untuk mengolah dan

tahu informasi dan dapat dipercaya untuk

menelaah hasil data yang kita temukan di

menjadi sumber data yang mantap dan

lapangan. Pada penelitian kualitatif teknik

analisis yang digunakan diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah.

Menurut

penelitian

sebelumnya

dari Ika Novitasari (2012), menyebutkan

Dalam penelitian ini menggunakan

bahwa fungsi perpustakaan tidak begitu

dua teknik, yaitu analisis SWOT dan

dirasakan, karena keberadaan perpustakaan

analisis interaktif. Alasan menggunakan

sekolah hanya dianggap sebagai syarat

teknik

formal. Keterbatasan fasilitas maupun

analisis

SWOT

supaya

dapat

memberikan gambaran jelas mengenai

kurangnya

situasi yang dihadapi.

menyebabkan perpsutakaan belum bisa

perjhatian

pihak

sekolah

mendukung prestasi siswa disekolah.
HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN

Sebuah proses umumnya bersifat
dinamis mengikuti perubahan lingkungan.
Perpustakaan sekolah yang baik tentu akan

Pembahasan

dimaksudkan

menutupi kekurangannya demi layanan

untuk memperoleh makna yang mendasari

kepada pengguna. Karena perpustakaan

temuan-temuan penelitian yang berkaitan

sekolah berfungsi sebagai mitra belajar

dengan teori-teori yang relevan yang sudah

siswa, yakni salah satu penyedia sumber

ada atau sedang berkembang saat ini dan

belajar.

dapat pula menjadi penemuan teori baru

menjadi saling melengkapi. Untuk itu

dari penelitian kemudian dinyatakan dalam

perpustakaan tidak hanya menyediakan

bentuk kesimpulan. Untuk lebih jelasnya

koleksi buku, tetapi memperhatikan pula

akan dilakukan pembahasan secara rinci

pengadaan

sebagai berikut;

penggunanya.

Pertama,

Perubahan

ini

fungsi

laten

Buku

dan

informasi

koneksi

Seperti

digital

internet

yang

bagi

disampaikan

perpustakaan. Perpustakaan sekolah yang

Suherman (2009: 1) perpustakaan sekolah

baik memang bersifat relatif, namun

sebagai salah satu organisasi sumber

demikian bukan berarti kriteria tersebut

belajar di dalam sekolah yang menyimpan,

tidak bisa dirumuskan sama sekali. Sifat

mengelola,

relatif ini disebabkan oleh kondisi dari

bahan pustaka baik buku maupun non-

sekolah yang sangat beragam. Ada sekolah

buku

yang mempunyai sarana yang lengkap

perpustakaan sekolah pada hakikatnya

sedangkan pada sisi lain masih ada sekolah

adalah pusat sumber belajar dan sumber

yang

informasi bagi pemakaianya.

sarana

lengkap.

pendukungnya

kurang

dan

kepada

memberikan

siswa

Keberadaan

dan

layanan

guru.

komputer

Jadi

dengan

jaringan internet yang sudah disediakan,

menjadi

sesuatu

pengguna

yang

sebagai

dibutuhkan

memperlihatkan

untuk

karakteristik birokrasi. Seperti pekerjaan

informasinya,

keseharian pustakawan, setiap ada buku

memperluas wawasan serta memperkaya

baru selalu menyampul, mengelem kertas

referensinya. Namun ruangan ini sepi,

tanggal peminjaman, menyusun buku di

tidak

yang

rak dan melayani pengguna. Kondisi

mengunjunginya karena letaknya satu

seperti itu akan berlangsung terus menerus

ruang dengan ruang kepala perpustakaan.

selama sistem di perpustakaan tidak

melengkapi

media

terspesialisasi

sumber

ada

satupun

siswa

Perpustakaan seharusnya tidak lagi

berubah,

artinya

pekerjaan

sebagai

hanya digunakan sebagai formalitas harus

pustakawan bisa menjadi pekerjaan yang

ada

statis,

di

setiap

sekolah,

melainkan

sehingga

tidak

memunculkan

keberadaannya dirasa bermanfaat bagi

inovasi, dehumanisasi, dan menimbulkan

penggunanya.

rasa bosan bagi pustakawan. Sehingga

Bermanfaat

disini

bisa

memiliki banyak arti, jika dilihat dari

kemudian

pemanfaatan oleh siswa.

pustakawan adalah sosok yang angker dan

Kedua, Perpustakaan dan Layanan.

sulit

memunculkan

bersosialisasi

dengan

pengguna.

melayani

pengguna,

Perpustakaan tidak dapat dipisahkan dari

Namun

adanya layanan, termasuk perpustakaan

pustakawan SMA Negeri 1 Surakarta

sekolah.

sarana

menerapkan strategi senyum salam sapa

antara

dan bersikap ramah pada pengguna yaitu

Ketika

prasarana

menggunakan

terjadi

interaksi

pustakawan dan pengguna, seperti pada
peminjaman

buku

menyodorkan
pustakawan

pengguna

untuk

pada

dicatat

murid dan guru.
Selain

akan

pinjamannya

sebelum

dalam

stigma

melayani

pustakawan juga memiliki tugas merawat
koleksi

serta

sarana

dipinjam. Kegiatan peminjaman buku

Banyaknya

pekerjaan

seperti

dikerjakan

dalam

ini

bisa

dikategorikan

pada

pengguna,

dan

prasarana.

yang
satu

harus
waktu,

pekerjaan teknis seorang pustakawan,

menyebabkan ketidakefisienan layanan.

maka

amatlah

Seharusnya ada pembagian kerja yang

mesin

jelas antara pustakawan yang khusus

efisiensi

dibutuhkan,

sepeti

pekerjaan
penggunaan

melayani

otomasi.
Paul H. Spence dalam Laksmi

sirkulasi,

pustakawan

yang

merawat koleksi, dan pustakawan yang

pekerjaan

bertanggungjawab pada sarana prasarana.

perpustakaan yang sangat teratur dan

Dengan adanya spesialisasi pustakawan

(2006:

20)

menjelaskan

jadi lebih dapat fokus pada pekerjaan dan
pelayana kepada pengguna.

Analisis SWOT digunakan sebagai salah

Namun aturan yang berlaku turun
temurun

pada

Fahmi (2012: 343) menjelaskan

perpustakaan

sekolah,

satu model untuk menganalisis suatu
organisasasi

atau

lembaga

yang

yang

berorientasi kepada profit dan nonprofit

demikian dianggap lumrah. Rutinitas yang

dengan tujuan untuk mengetahui keadaan

berulang-ulang

tanpa

organisasi atau lembaga tersebut secara

perubahan membuat kemampuan bekerja

lebih komprehensif. SWOT merupakan

sangat terspesialisasi, sehingga sulit bagi

singkatan

perpustakaan sekolah membuat inovasi

weakness

lain selain dari inovasi teknologi yang

(peluang), threat (ancaman). Penerapan

bertujuan untuk sekedar memudahkan

SWOT pada suatu lembaga bertujuan

layanan pinjam meminjam buku. Arus

untuk memberikan suatu panduan agar

kemajuan jaman menjadi dampak positif

perusahaan menjadi lebih fokus dengan

sekaligus

melihat aspek positif untuk kemajuan dan

menyebabkan

pembagian

dan

kerja

cenderung

negatif

bagi

pelayanan

perpustakaan bagi penggunanya.

dari

strength

(kekuatan),
opportunity

(kelemahan),

negatif untuk indikator bahaya.

Dampak positif berupa kesadaran

a.

pihak sekolah untuk melakukan pengadaan

Strength (kekuatan)
Kekuatan

adalah sesuatu

yang

sarana prasarana modern seperti komputer,

dimiliki perpustakaan sekolah yang dapat

printer,

perpustakaan.

dikembangkan dalam rangka mencapai

Layanan semacam ini cukup membantu

tujuannya. Kekuatan perpustakaan SMA

pengguna untuk memanfaatkannya secara

Negeri

bijak. Namun kemajuan jaman dalam hal

penggunaan teknologi, kelengkapan sarana

teknologi dapat berdampak negatif bagi

dan prasarana dan kenyamanan ruang.

perpustakaan. Arus informasi yang begitu

Sistemnya yang sudah terotomasi sangat

cepat, dapat diakses dimana saja, darimana

membantu pustakawan dalam sirkulasi dan

saja,

terkadang

mengklasifikasi buku-buku. Kelengkapan

menyebabkan labelling bagi perpustakaan

sarana prasarana seperti printer, komputer,

sebagai lembaga yang kurang kompetitif,

AC, ruang baca dan ruang olimppiade,

karena layanannya tidak dapat mengikuti

meja kursi almari. Kenyamanan ruang

perubahan jaman.

adalah pencahayaan yang memadai dan

Ketiga, Eksistensi perpustakaan
dilihat dari kacamata SWOT

ruangan yang luas dan bersih.

internet

dan

bagi

kapan

saja

b.

1

Surakarta

terletak

Weakness (kelemahan)

pada

Kelemahan adalah keadaan dimana
dapat

menghambat

perpustakaan,apabila
segera

di

atasi

PENUTUP

perkembangan
kelemahan

tidak

dikhawatirkan

dapat

Pandangan
perpustakaan

sekolah

menjadi ancaman serius bagi eksistensi

dengan

perpustakaan.

memfungsingkan

Kelemahan

tersebut

siswa

sejauh

mengenai

dapat

dikaitkan

mana

mereka

perpustakaan.

Siswa

diantaranya: ruang perpustakaan yang

yang mandiri dalam hal literasi informasi

tidak terlalu luas hanya dapat menampung

lebih

2 kelas dalam satu waktu, belum semua

sarana bagi dirinya untuk belajar, baik itu

guru

ke

belajar untuk olimpiade, belajar karena ada

perpustakaan, koleksi buku yang kurang

tugas dari guru, atau belajar karena ia ingin

up to date.

belajar.

c.

memotivasi

siswanya

menyukai

Selain

perpustakaan

itu,

siswa

sebagai

dengan

Opportunity (peluang)

keterbukaan wawasan memiliki stigma

Peluang merupakan faktor-faktor

positif terhadap keberadaan perpustakaan.

kemudahanyang
memberikan

mungkin
dukungan

pengembangan

perpustakaan

mampu

Kemampuan

beradaptasi

dibuktikan

dalam

dengan kenyamanan mereka ketika berada

sekolah.

di ruang perpustakaan, tanpa tendensi dan

Peluang tersebut diantaranya sumbangan

merupakan

siswa saat kelulusan, bantuan pemerintah

mengoptimalkan

daerah untuk pengadaan buku, dana BOS.

perpustakaan untuk kemajuan dirinya.

Peluang dapat timbul karena adanya
kerjasama dengan pihak lain.
d.

kesadaran
koleksi

sendiri

untuk

dan

sarana

Berbanding terbalik dengan siswa
yang jarang memanfaatkan perpustakaan.

Threat (ancaman)

Mereka jarang mengunjungi perpustakaan

Ancaman adalah keadaan yang

karena buku yang mereka inginkan tidak

dianggap

dapat

membahayakan

ada. Memanfaatkan perpustakaan sebagai

pencapaian tujuan perpustakaan. Ancaman

tempat untuk memperoleh sinyal wifi dan

ini dapat berasal dari dalam (internal) dan

mengeprint tugas adalah beberapa contoh

daat berasal dari luar (eksternal). Ancaman

pemanfaatan perpustakaan untuk siswa

internal berupa rendahnya minat baca

golongan kedua.

siswa,banyaknya komputer yang rusak,
sedangkan

ancaman

eksternal

Keberadaan perpustakaan sekolah

adalah

dirasakan perlu baik oleh siswa yang rajin

penggunaan internet yang begitu marak

maupun yang tidak rajin mengunjunginya.

tanpa dibarengi literasi informasi.

Keberadaan

sarana

prasarana

yang

memadai, kenyamanan ruang, letak yang

strategis, dan suasana yang mendukung
menjadi

bukti

bahwa

perpustakaan

Moleong, L.J. (2010).
Penelitian
Kualitatif.
Remaja Rosdakarya.

Metodologi
Bandung:

dianggap ada dan penting.
Perkembangan teknologi di era
teknologi

informasi

Narbuko & Ahmadi,A. (1999) .Metodologi
Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

memaksa

perpustakaan sekolah berbenah. Perspektif
perpustakaan sebagai gudang buku kuno
dan ketinggalan jaman mulai berubah.
Pengadaan sistem otomasi, pembaharuan
sarana dan prasarana membuktikan bahwa
perpustakaan adalah lembaga penyedia
sumber belajar yang dinamis, mampu

Prasojo, L.D. dan Riyanto. (2011).
Teknologi Informasi Pendidikan.
Yogyakarta: Gava Media.
Prastowo,
A.
(2012).
Manajemen
Perpustakaan Sekolah Profesional.
Yogyakarta: Diva Press.
Purwono & Suharmini, S. (2006).
Perpustakaan dan Kepustakawanan
Indonesia.
Jakarta:
Universitas
terbuka.

berubah untuk memperbaiki teknologi dan
pelayanannya.
Upaya

sekolah

untuk

mempertahankan eksistensi perpustakaan
dapat

dibuktikan

dengan

ramainya

perpustakaan. Banyak siswa berkunjung
baik untuk meminjam buku, mengeprint,
mengerjakan tugas sekolah, persiapan
olimpiade, memanfaatkan wifi, belajar
dengan pendampingan guru, dan bersantai
pada saat jam istirahat.

DAFTAR PUSTAKA
Laksmi. (2007). Tinjauan Kultural
Terhadap Kepustakawanan (Inspirasi
Dari Sebuah Karya Umberto Eco).
Jakarta: Sagung Seto.
Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih
Teknologi
Pendidikan.
Jakarta:
Prenada Media.
Miles, M.B, & Huberman, A.M. (1992).
Analisis Data Kualitatif. Terj. Tjetjep
Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press.

Robert, K.Y. (2008). Studi Kasus Desain
& Metode. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.