Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
2.1.1. Laporan Keuangan
2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan Keuangan harus disusun sesuai dengan aturan atau
standar yang berlaku. Laporan keuangan merupakan media yang
paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu
perusahaan. Menurut Harahap (2011 : 105) mendefinisikan “laporan
keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan
dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu”. Menurut PSAK nomor 1 (revisi 2009), “laporan
keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan
dan kinerja keuangan suatu entitas”. Laporan keuangan juga
menunjukkan

hasil

pertanggungjawaban

manajemen


atas

penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut Munawir (2002 : 2) “laporan keuangan adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
komunikasi antar data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan atau
aktivitas perusahaan tersebut”.

9
Universitas Sumatera Utara

2.1.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Menurut IAI dalam PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan) No.1 (2007) tentang tujuan laporan keuangan untuk
tujuan umum adalah “memberikan informasi tentang posisi
keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan


ekonomi

serta

menunjukkan

pertanggungjawaban

(stewardship) manajemen atas pengguna sumber-sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka”.
Menurut Accounting Principle Board Statement (APB)
Nomor 4, tujuan laporan keuangan terbagi menjadi dua yaitu :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan
laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan
posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi
yang diterima umum.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus laporan keuangan adalah memberikan

informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih,
proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta
informasi lainnya yang relevan.
2.1.1.3. Komponen Laporan Keuangan
Menurut PSAK Nomor 1 (revisi 2009) laporan keuangan
yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut :

1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode.

10
Universitas Sumatera Utara

3. Laporan perubahan ekuitas selama periode.
4. Laporan arus kas selama periode.
5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan
kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan
lainnya.
6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif
yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan

akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian
kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

2.1.1.4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang disusun belum dapat dikatakan
mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Hal ini disebabkan karena adanya hal-hal yang belum dicatat atau
tidak tercatat dalam laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu
laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan.
Menurut Kasmir (2008 : 16) ada lima keterbatasan laporan keuangan
yaitu :
1. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan sejarah,
dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2. Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua
orang bukan hanya untuk pihak tertentu.
3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran
dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam
mengahadapi situasi yang tidak pasti.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut
pandang ekonomi dalam memandang peristiwaperistiwa yang terjadi bukan pada sifat formalnya.

11
Universitas Sumatera Utara

2.1.2. Analisis Rasio Keuangan
2.1.2.1.Pengertian Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan metode atau cara yang
paling sering digunakan untuk menganalisis prestasi ataupun kinerja
perusahaan. Menurut Kasmir (2008 : 104) “rasio keuangan adalah
kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya”.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan
komponen lain dalam satu laporan keuangan.
Analisis rasio keuangan merupakan salah satu analisis yang
paling penting dalam menilai kinerja perusahaan, hal ini karena
dengan melakukan analisis rasio keuangan seseorang akan dapat
dengan mudah mengetahui status dan perkembangan usaha suatu
perusahaan.

Teknik

analisis

rasio

keuangan

memiliki

beberapa

keunggulan dibanding dengan teknik analisis lainnya. Menurut
Harahap (2011 : 298) adapun keunggulan dari analisis rasio
keuangan adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik
yang mudah dibaca dan dipahami.
2. Rasio merupakan pengganti yang lebih sederhana dari
informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat
rinci dan rumit.

3. Dengan analisis rasio keuangan dapat mengetahui posisi
perusahaan ditengan industri.

12
Universitas Sumatera Utara

4. Sangat bermanfaat untuk bahan mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi.
5. Dapat menstradarisir size perusahaan.
6. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan
perusahaan lainnya.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan
prediksi dimasa yang akan datang.
Disamping keunggulan yang dimiliki, Menurut Harahap
(2011 : 298) teknik analisis rasio keuangan juga memiliki
keterbatasan yang harus disadari dalam penggunaannya. Adapun
keterbatasan analisis rasio keuangan adalah sebagai berikut :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat
digunakan untuk kepentingan pemakainya.
2. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia akan

menimbulkan kesulitan.
3. Apabila data tidak sinkron akan menimbulkan kesulitan.
4. Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan
standart akuntansi yang digunakan tidak sama. Oleh
karenanya
jika
dilakukan
perbandingan
bisa
menimbulkan kesalahan.

2.1.2.2. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Harmono (2009 : 106) mengklasifikasikan rasio keuangan
kedalam lima aspek yaitu :
1. Rasio likuiditas.
Rasio likuiditas ini menggambarkan mengenai
kesanggupan perusahaan untuk melunasi utang jangka
pendek. Rasio likuiditas meliputi : current ratio, quick
ratio, cash ratio dan net working capital to total asset
ratio. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka
pendek semakin tinggi pula.
2. Rasio Aktivitas.
Rasio aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan
perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam

13
Universitas Sumatera Utara

kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya.
Rasio aktivitas dapat diukur dengan menggunakan
tingkat perputaran aktiva perusahaan, baik secara parsial
maupun secara total. Rasio aktivitas meliputi inventory
turnover,
average daily sales, account receivable
turnover, cash turnovr.
3. Rasio Profitabilitas.
Rasio profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental
perusahaan ditinjau dari tingkat efesiensi dan efektivitas
operasi perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio

profitabilitas meliputi Net Profit Margin (NPM), Gross
Profit Margin (GPM), Return On Asset (ROA), Return
On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS).
4. Rasio Solvabilitas (leverage).
Rasio
solvabilitas
menggambarkan
kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang
atau
kewajiban-kewajiban
apabila
perusahaan
dilikuidasi. Rasio ini meliputi Debt to Asset Ratio
(DAR), Long Term Debt to Equity dan Debt to Equity
Ratio (DER).
5. Rasio Nilai Perusahaan.
Rasio ini merupakan rasio yang paling lazim digunakan
di pasar modal, rasio ini menggambarkan situasi atau
keadaaan prestasi perusahaan di pasar modal. Rasio ini

meliputi Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share,
Return Saham, dan Expected Return.

2.1.2.3.Rasio Keuangan Yang Mempengaruhi Harga Saham
Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Debt to Asset Ratio, Return On Equity, Net Profit Margin,
dan Earning Per Share.
a.

Debt to Asset Ratio (DAR)
DAR merupakan rasio utang yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
Dengan kata lain, rasio ini menunjukkan seberapa besar utang dapat
ditutupi oleh aktiva yang dimiliki perusahaan. Apabila DAR tinggi

14
Universitas Sumatera Utara

maka akan berdampak buruk bagi kinerja perusahaan karena
pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit
perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman. Hal ini terjadi
karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utangutangnya dengan aktiva. Namun apaila DAR rendah ini akan
berdampak baik bagi perusahaan, karena pendanaan dengan utang
semakin kecil.

DAR =
b.

Total Utang
Total Aktiva

Return On Equity (ROE)
ROE merupakan rasio yang menunjukkan seberapa mampu

perusahaan menggunakan modal yang ada untuk menghasilkan laba
atau keuntungan. Tingkat pengembalian atas modal dihitung sebagai
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dan total ekuitas.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki tingkat pengembalian atas
modal yang baik jika ROE yang diperoleh lebih besar atau lebih
tinggi daripada biaya modalnya. Secara ekonomis, apabila tingkat
pengembalian yang diperoleh baik, maka akan semakin tinggi pula
kemampuan

perusahaan

dalam

memanfaatkan

modal

yang

dimilikinya untuk memperoleh laba. Dengan kata lain apabila ROE
tinggi menunjukkan semakin efisien perusahaan mengggunakan
modal sendiri untuk menghasilkan laba atau keuntungan bagi
pemegang saham.

15
Universitas Sumatera Utara

ROE =

c.

Laba Bersih Setelah Pajak
Total Modal

Net Profit Margin (NPM)
NPM adalah rasio yang menunjukan pencapaian laba atas

penjualan atau rasio yang menunjukkan berapa besar presentase laba
bersih yang diperoleh dari penjualan. Semakin besar rasio ini
semakin baik karena menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba cukup tinggi. Cara pengukuran rasio ini adalah
dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjulan
bersih.

NPM =
d.

Laba Bersih Setelah Pajak
Penjualan

Earning Per Share (EPS)
EPS adalah rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen

dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Dengan kata
lain, EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar
kemampuan per lembar saham menghasilkan laba. Rasio yang tinggi
menunjukkan kinerja yang baik artinya manajemen berhasil
meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, sebaliknya apabila
rasio ini rendah menunjukkan kinerja yang tidak baik, artinya
manajemen belum berhasil untuk memuaskan atau meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham.

16
Universitas Sumatera Utara

EPS =

2.1.3. Ukuran Perusahaan
Dalam melakukan investasi, besar kecilnya perusahaan juga bisa
menjadi bahan pertimbangan investor. Ukuran perusahaan bisa diukur
dengan total aktiva, total penjualan atau modal dari perusahaan. Perusahaan
yang memiliki ukuran besar akan dengan mudah memasuki atau mengakses
pasar modal untuk memperoleh dana, sebaliknya perusahaan yang memiliki
ukuran kecil akan mengalami kesulitan untuk melakukan akses kepasar
modal. Ukuran perusahaan menunjukkan pengalaman dan kemampuan
tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan
tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stakeholder
untuk meningkatkan kemakmuran mereka.
Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2008, ukuran perusahaan
terdiri dari empat kategori yaitu :
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan
/atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
2. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam
undang-undang ini.
3. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri
sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha

17
Universitas Sumatera Utara

Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh
badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha
nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha
asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Adapun kriteria ukuran perusahaan menurut Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua milyarlima ratus juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima
ratus
juta
rupiah)
sampai
dengan
paling
banyakRp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki
hasil
penjualan
tahunan
lebih
dari
Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)sampai
dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
4. Kriteria Usaha Besar adalah sebagi berikut :
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah, dan bangunan
tempat usaha; atau
b. memiliki penjualan tahunan lebih dari Rp. 50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).

Perusahaan yang memiliki total asset yang besar menunjukkan
bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan (maturity) dimana

18
Universitas Sumatera Utara

dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki
prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga
mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu
menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki total
asset yang kecil. (Daniati dan Suhairi, 2006 dalam Simatupang : 2010 ).
Dalam penelitian ini, yang mengacu pada penelitian Simatupang
(2010) maka ukuran perusahaan diukur melalui total asset yang diproksikan
dengan nilai logaritma natural dari total asset perusahaan (Ln Total Asset).

2.1.4. Saham
2.1.4.1. Pengertian Saham
Menurut Riyanto (2000 dalam Hendarta 2011:10) “Saham
adalah penyertaan dalam modal dasar suatu perseroan terbatas,
sebagai tanda bukti penyertaan tersebut dikeluarkan surat kolektif
kepada pemilik yaitu pemegang saham. Sedangkan menurut Fahmi
(2012 : 85) “ Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan
modal/dana pada suatu perusahaan”. Porsi kepemilikan saham
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan
diperusahaan.
Saham merupakan surat berharga atau instrumen keuangan
yang diperdagangkan dipasar modal. Menurut Fahmi (2012 : 90)
adapun alasan-alasan perusahaan menerbitkan atau menjual saham
dipasar modal adalah sebagai berikut :

19
Universitas Sumatera Utara

1. Perusahaan membutuhkan dana yang sangat besar dan
pihak kreditor khususnya perbankan tidak mampu
memberikan pinjaman, karena berbagai alasan
tingginya risiko yang akan dialami jika terjadi kredit
macet.
2. Keinginan perusahaan mempublikasikan kinerja
perusahaan secara sistematis.
3. Menginginkan harga saham perusahaan terus naik dan
terus diminati oleh konsumen.
4. Mampu memperkecil risiko yang timbul karena
permasalahan risiko diselesaikan dengan pembagian
deviden.

2.1.4.2. Jenis-Jenis Saham
Umumnya, saham yang paling dikenal sehari-hari adalah
saham biasa (common stock). Menurut Darmadji (2006 : 7) ada
beberapa sudut pandang untuk membedakan saham yaitu :
1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau
klaim, maka saham terbagi atas :
a. Saham biasa (common stock). Saham biasa
merupakan saham yang menempatkan pemiliknya
pada posisi paling junior dalam pembagian deviden
dan hak atas kekayaan perusahaan apabila
perusahaan tersebut dilikuidasi.
b. Saham preferen (preferred stock). Saham preferen
merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antar obligasi dan saham biasa, karena
bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi bisa saja tidak menghasilkan
keuntungan seperti yang dikehendaki investor.
2. Dilihat dari cara peralihannyya, saham dapat dibedakan
atas :
a. Saham atas unjuk (bearer stock). Bearer stock
artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama
pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu
investor ke investor lain. Secara hukum, siapa
pemegang saham tersebut, maka dialah yang diakui
sebagai pemilik saham dan berhak untuk ikut dalam
rapat RUPS.
b. Saham atas nama (registered stock). Registered
stock meupakan saham dengan nama pemilik yang

20
Universitas Sumatera Utara

ditulis secara jelas dan cara peralihannya harus
melalui prosedur tertentu.
3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham terdiri
atas :
a. Saham ungulan (blue chip sctock). Saham unggulan
adalah saham biasa dari suatu perusahaan yang
memiliki reputasi yang tinggi, sebagai pemimpin
(leader) di industri yang sejenis, memiliki
pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam
membayar deviden.
b. Saham pendapatan (income stock). Saham
pendapatan yaitu saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar deviden lebih
tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada
tahun sebelumnya.
c. Saham pertumbuhan (growth stock- weel known).
Saham pertumbuhan merupakan saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai pemimpin diindustri sejenis
yang mmpunyai reputasi yang tinggi.
d. Saham spekulatif (speculative stock). Saham
spekulatif adalah saham suatu perusahaan yang tidak
secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun
ke tahun, akan tetapi memiliki kemungkinan
penghasilan yang tinggi dimasa yang akan datang,
meskipun belum pasti.
e. Saham siklikal (cyclical stock). Saham siklikal
adalah saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

2.1.4.3. Keuntungan Dan Kerugian Saham
Pihak-pihak yang memiliki saham tentunya memiliki
beberapa keuntungan yang akan diperoleh. Keuntungan dari
kepemilikan saham adalah sebagai berikut :
a. Memperoleh deviden yang akan dibagikan setiap akhir tahun.
b. Memperoleh keuntungan modal (capital gain), yaitu keuntungan
pada saat saham yang dimiliki dijual kembali dengan harga yang
lebih tinggi.

21
Universitas Sumatera Utara

c. Memiliki hak suara bagi pemegang saham biasa.
Tidak

hanya

mendapatkan

keuntungan,

pihak

yang

memiliki saham juga berisiko mengalami kerugian. Adapun kerugian
pihak yang memiliki saham adalah sebagai berikut :
a. Memperoleh Capital loss dimana harga jual saham jauh lebih
rendah dibandingkan dengan harga beli saham.
b. Tidak mendapatkan deviden.
c. Saham dikeluarka dari Bursa (Delisting).
d. Saham dihentikan sementara (Suspensi).

2.1.5. Harga Saham
2.1.5.1.Pengertian Harga Saham
Harga saham merupakan nilai atau nominal yang
tercantum dalam selembar saham. Harga saham juga dapat diartikan
sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan
pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap
keuntungan perusahaan. Semakin tinggi harga saham semakin baik,
karena dengan harga saham yang tinggi mampu menghasilkan
keuntungan berupa capital gain dan membuat citra perusahaan
menjadi lebih baik, sehingga dalam memperoleh pendanaan dari luar
perusahaan menjadi lebih mudah. Harga saham dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran, tetapi untuk melakukan penilaian
terhadap harga saham dengan baik diperlukan data operasional

22
Universitas Sumatera Utara

perusahaan

seperti

laporan

keuangan

yang

telah

diaudit,

performance perusahaan di masa yang akan datang dan kondisi
ekonomi.
Harga saham dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
a.

Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang

ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang
dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting
saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai
nominal.
b.

Harga Perdana
Harga ini merupakan harga saham pada saat saham dicatat

di bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditentukan
oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten.
c.

Harga Pasar
Harga pasar merupakan harga saham yang terjadi di pasar

bursa pada saat tertentu yang ditetukan oleh pelaku pasar. Harga
pasar ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
bersangkutan dipasar umum.
Harga saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rata-rata harga saham penutupan (average closing price) selama
suatu periode tertentu.

23
Universitas Sumatera Utara

2.1.5.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang menentukan
perubahan harga saham sangat beragam. Berikut ini dijelaskan
beberapa faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu :
1.

Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share)

Seorang investor yang berinvestasi pada perusahaan akan menerima
laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar
saham yang diberikan perusahaan kepada investor, maka hal tersebut
akan memberikan dampak yang cukup baik, karena akan mendorong
investor untuk melakukan invstasi yang lebih besar, sehingga harga
saham perusahaan akan meningkat.
2.

Tingkat Bunga

Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
a. Mempengaruhi persaingan dipasar modal antara saham dengan
obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual
sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan
mengakibatkan harga saham menurun, tapi sebaliknya apabila
tingkat bunga turun maka harga saham akan naik, karena
banyak investor yang membeli saham.
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga
adalah biaya, semakin tinggi tingkat bunga maka akan semakin
rendah laba perusahaaan.

24
Universitas Sumatera Utara

3.

Jumlah kas deviden yang diberikan
Sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham,

maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena
jumlah kas deviden yang besar merupakan hal yang diinginkan oleh
para pemegang saham sehingga akan berdampak pada kenaikan
harga saham.
Kebijakan pembagian deviden dapat dibedakan menjadi
dua yaitu sebagian keuntungan dibagikan dalam bentuk deviden dan
sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan.
4.

Jumlah laba yang diperoleh perusahaan
Pada umumnya seorang investor akan melakukan investasi

pada perusahaan yang memiliki laba yang tinggi atau yang memiliki
laba yang cukup baik, karena apabila perusahaan memiliki laba ynag
cukup baik menunjukkan bahwa prospek yang cerah, sehingga
investor tertarik untuk melakukan investasi. Hal ini yang nantinya
akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
5.

Tingkat resiko dan pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan

perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham
perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi
pula tingkat pengembalian saham.

25
Universitas Sumatera Utara

6.

Berita dan rumor
Berbagai macam berita dan rumor yang beredar di

masyarakat seperti masalah ekonomi, sosial, politik, dan keamanan
dapat mempengaruhi persepsi investor, yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar modal.
2.1.5.3.

Pendekatan Penilaian Harga Saham
Dalam menilai harga saham terdapat dua teknik analisis

yang paling umum digunakan yaitu analisis fundamental dan analisis
teknikal.
1.

Analis Fundamental
Analisis Fundamental merupakan cara menganalisa harga

saham berdasarkan faktor-faktor fundamental perusahaan

yang

tercermin dari laporan keuangan perusahaan. Menurut Husnan
(2002:336 ) “analisis fundamental memiliki asumsi dasar bahwa
harga saham tidaklah diukur dari standar harga di pasar, melainkan
diprediksikan terlebih dahulu dengan analisis perusahaan”.
Analisis fundamental menitikberatkan pada data-data
kunci dalam laporan keuangan perusahaan dan analisis rasio
keuangan. Melalui data-data dalam laporan keuangan dan analisis
laporan keuangan maka dapat diperoleh informasi mengenai
gambaran keuangan perusahaan dan hasil operasional yang telah
dicapai oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki kinerja
dan prospek yang baik akan meningkatkan harga saham.

26
Universitas Sumatera Utara

2.

Analisis Teknikal
Menurut Ang (1997) analisis teknikal adalah suatu studi

yang dilakukan untuk mempelajari berbagai kekuatan yang
berpengaruh dipasar modal dan dampak yang ditimbulkannya pada
harga saham. Analisis teknikal ini biasanya cukup sering digunakan
oleh calon investor. Analisis teknikal merupakan upaya untuk
menentukan kapan akan membeli atau menjual saham dengan
memanfaatkan data berupa grafik atau program komputer. Dari
grafik

atau

program

komputer

dapat

diketahui

bagaimana

kecenderungan pasar, sekuritas atau future komoditas yang akan
dipilih dalam berinvestasi, teknik ini mengabaikan hal-hal yang
berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan.

2.1.6. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa peneliti
mengenai pengaruh rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap harga
saham. Masing-masing penelitian ini menggunakan variabel independen
yang berbeda-beda dari tahun ke tahun.
Berikut merupakan beberapa penelitian-penelitian yang sudah ada
sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
adalah :
Simatupang (2010) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh
rasio keuangan dan ukuran perusahaan terhadap harga saham.

Dimana

27
Universitas Sumatera Utara

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 31 perusahaan industri
barang konsumen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR),
Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), dan Ukuran Perusahaan (FIRM SIZE). Metode penelitian

yang

digunakan adalah regresi linear dan regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Current Ratio (CR), Earning PerShare (EPS), Return
On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Ukuran perusahaan (FIRM
SIZE) secara bersama-sama signifikan mempengaruhi harga saham.
Hendarta (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh kinerja
keuangan terhadap harga saham. Dimana sampel yang digunakan adalah 25
perusahaan properti dan real estate yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Kinerja keuangan yang digunakan adalah Debt Equity Ratio (DER), Price
Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE). Metode penelitian yang
digunakan adalah uji asumsi klasik dan analisis regresi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Return on Equity (ROE), Debt Equity Ratio (DER) dan
Price Earning Ratio (PER) secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga
saham. Secara simultan, Debt Equity Ratio (DER), Price Earning Ratio
(PER), dan Return on Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap harga
saham pada perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
Saragih (2011) juga melakukan penelitian mengenai pengaruh
kinerja keuangan terhadap harga saham. Kinerja keuangan yang menjadi

28
Universitas Sumatera Utara

variabel independen dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR), Debt
To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Total Asset Turnover,
Price Earning Ratio (PER). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 12 perusahaan automotive dan comopenent yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa empat
variabel dari lima variabel penelitian yaitu Current Ratio (CR), Debt to
Equity Ratio (DER), total asset turnover dan Price Earnings Ratio (PER)
berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan automotive dan
comopenent yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Patriawan (2011) juga melakukan penelitian mengenai Pengaruh
Earning Per share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio
(DER) terhadap harga saham pada perusahaan wholesale and retail trade yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006 – 2008. Variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per share
(EPS), Return On Equity (ROE), dan Debt To Equity Ratio (DER). Sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan wholesale and retail
trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahyn 2006-2008. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa

Earning per Share (EPS) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap perubahan harga saham,

sedangkan Return on Equity

(ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap perubahan harga saham.

29
Universitas Sumatera Utara

Tabel : 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
Nama, Tahun dan
No

Variabel penelitian

Hasil penelitan

Judul penelitian

1

Simatupang ( 2010)
“Pengaruh
Rasio
Keuangan
Dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap
Harga
Saham Pada Industri
Barang Konsumen
Yang Terdaftar Di
Bursa
Efek
Indonesia”.

Variabel independen:
Current Ratio (CR),
Earning Per Share
(EPS), Return On
Asset (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER),
dan Ukuran
Perusahaan (FIRM
SIZE)

Current Ratio (CR),
Earning PerShare (EPS),
Return On Asset (ROA),
Debt to Equity Ratio
(DER), Ukuran
perusahaan (FIRM SIZE)
secara bersama-sama
signifikan
mempengaruhi harga
saham

Variabel Dependen:
Harga Saham

2

Hendarta
(2011)
“Pengaruh Kinerja
Keuangan Terhadap
Harga Saham Pada
Perusahaan
Real
Estate dan Properti
Yang Terdaftar Di
Bursa
Efek
Indonesia”

Variabel Independen :
Debt Equity Ratio
(DER), Price Earning
Ratio (PER) dan
Return On Equity
(ROE)
Variabel Dependen :
Harga Saham

Secara parsial Debt
Equity Ratio (DER),
Price Earning Ratio
(PER) dan Return On
Equity (ROE) tidak
berpengaruh teradap
harga saham.
Secara simultan Debt
Equity Ratio (DER),
Price Earning Ratio
(PER) dan Return On
Equity (ROE) tidak
berpengaruh teradap
harga saham.

30
Universitas Sumatera Utara

3

Saragih
(2011)
“Pengaruh
Kinrja
Keuangan Terhadap
Harga Saham Pada
Perusahaan
Automotive
dan
Component
Yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia”.

Variabel independen:
Current Ratio (CR),
Debt To Equity Ratio
(DER), Return On
Equity (ROE), Total
Asset Turnover, Price
Earning Ratio (PER)

Current Ratio (CR),
Debt to Equity Ratio
(DER),
total
asset
turnover
dan
Price
Earnings Ratio (PER)
berpengaruh
terhadap
harga saham.

Variabel dependen:
Harga Saham

4

Patriawan
(2011)
“Pengaruh Earning
Per share (EPS),
Return On Equity
(ROE), dan Debt To
Equity Ratio (DER)
Terhadap
Harga
Saham
Pada
Perusahaan
Wholesale
and
Retail Trade Yang
Terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia
(BEI) tahun 2006 –
2008”.

Variabel independen :
Earning Per share
(EPS), Return On
Equity (ROE), dan
Debt To Equity Ratio
(DER).
Variabel Dependen :
Harga Saham

Earning
per
Share
(EPS)
berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap
perubahan
harga saham, sedangkan
Return on Equity (ROE )
dan Debt to Equity Ratio
(DER)
berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap
perubahan
harga saham.

2.2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual atau kerangka teoritis adalah suatu model yang
menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor terpenting
yang telah diketahui dalam suatu masalah. Kerangka konseptual akan
menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Kerangka konseptual dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :

31
Universitas Sumatera Utara

Debt to Asset Ratio

H1

(X1)
Return On Equity

H2

(X2)
Net Profit Margin

Harga Saham
H3

H6

(Y)

(X3)
Earning Per Share

H4

(X4)
Ukuran Prusahaan

H5

(X5)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Dari kerangka konseptual diatas, dapat diketahui bahwa penelitian ini
menggunakan lima variabel independen yaitu Debt to Asset Ratio (DAR), Return
On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS), dan
Ukuran Perusahaan, serta satu variabel dependen yaitu Harga Saham.
Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Apabila DAR
tinggi maka akan berdampak buruk bagi kinerja perusahaan karena pendanaan
dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit perusahaan untuk memperoleh
tambahan pinjaman. Investor akan lebih memilih saham perusahaan dengan DAR
yang rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Alam (2007) menyatakan bahwa
DAR secara simultan berpengaruh negatif terhadap harga saham.

32
Universitas Sumatera Utara

Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan seberapa
mampu perusahaan menggunakan modal yang ada untuk menghasilkan laba atau
keuntungan. Semakin besar ROE menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena
tingkat pengembalian besar. Investor cenderung memilih saham dengan ROE
tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Hendarta (2011) dan Thim dkk (2012)
menunjukkah hasil bahwa ROE berpengaruh terhadap harga saham.
Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang menunjukan pencapaian
laba atas penjualan atau rasio yang menunjukkan berapa besar presentase
presentase laba bersih yang diperoleh dari penjualan. Semakin besar rasio ini
semakin baik karena menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
cukup tinggi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alam (2010)
menunjukkan bahwa secara parsial NPM berpengaruh terhadap harga saham.
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Dengan kata lain
Earning Per Share merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan
per lembar saham menghasilkan laba. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi
oleh investor, maka hal ini pada gilirannya akan menyebabkan harga saham
perusahaan cenderung bergerak naik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Patriawan (2011) menunjukkan hasil bahwa Earning Per Share berpengaruh
positif dan signifikan terhadap harga saham.
Ukuran perusahaan bisa diukur dengan total aktiva, total penjualan atau
modal dari perusahaan. Dalam melakukan investasi, besar kecilnya perusahaan

33
Universitas Sumatera Utara

juga bisa menjadi bahan pertimbangan investor. Ukuran perusahaan menunjukkan
pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan
kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para
stakeholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka. Ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap harga saham.
2.3. Hipotesis
Menurut Erlina (2008 : 49) “Hipotesis merupakan penjelasan sementara
tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan
terjadi”. Hipoteis berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap permasalahan
yang sedang diteliti. Hipotesis bersifat dugaan atau jawaban sementara yang harus
diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh terhadap harga saham.
H2 : Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham.
H3 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap harga saham.
H4 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham.
H5 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap harga saham.
H6 : Debt To asset Ratio (DAR), return On Equity (ROE), Net Profit Margin
(NPM), Earning Per Share (EPS) dan Ukuran Perusahaan berpengaruh
terhadap harga saham.

34
Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

4 102 103

Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 50 111

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 43 88

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 11 109

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia 2008-2011

0 0 11

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 3

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17