Penyakit Kulit yang Tersering pada Masyarakat Pesisir Pantai di Kecamatan Pantai Labu Desa Rugemuk Periode Juli–Agustus 2014

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Desa Rugemuk di Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang

memiliki pantai dan sungai yang mengalir menuju pantai tersebut. Pantai tersebut
digunakan oleh masyarakat sekitar untuk mencari nafkah sekaligus sebagai
tempat tinggal.
Rata-rata masyarakat pesisir pantai di Desa Rugemuk tersebut memiliki
rumah yang terbuat dari kayu dan seringkali rumah tersebut terendam oleh air laut
pasang. Air yang menggenangi rumah mereka membuat kondisi

sanitasi

lingkungan menjadi semakin buruk dikarenakan air yang berasal dari campuran
muara sungai dan laut tersebut terasa payau, ditambah lagi air payau tersebut
bercampur dengan kotoran baik kotoran hewan maupun manusia. Air payau

tersebut tidak hanya menggenangi rumah mereka tetapi juga meresap kedalam
sumur. Sumur mereka kebanyakan merupakan sumur galian atau bukan sumur
bor, air inilah yang mereka pakai untuk kebutuhan sehari-hari. Sanitasi tersebut
diperburuk dengan ketidaktersediaan septitank untuk pembuangan tinja, hal ini
mungkin dikarenakan kurangnya kepedulian masyarakat di daerah tersebut
tentang kesehatan dan juga rendahnya taraf perekonomian penduduk didaerah
tersebut. Akhirnya mereka akan membuang hajat di tempat yang mereka sebut
kakus yang terletak dipinggir sungai. Adanya kakus dipinggir sungai membuat
sungai terkontaminasi oleh kotoran manusia dan sungai tersebut digunakan
masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian,
piring dan lain-lain.
Masyarakat pesisir pantai di Desa Rugemuk kebanyakan berprofesi
sebagai nelayan. Profesi yang bisa kita kategorikan dalam perekonomian rendah
sehingga membuat mereka cenderung tidak memperhatikan masalah kesehatan,
khususnya mengenai penyakit kulit.
Masyarakat pada daerah tersebut rata-rata memiliki taraf pendidikan yang
rendah sehingga membuat kurangnya pengetahuan mereka tentang kesehatan hal

Universitas Sumatera Utara


2

ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang lebih mempercayai obat
tradisional daripada pengobatan dokter.
Kulit merupakan pelindung tubuh terhadap pengaruh dari luar seperti
bahan kimia, radiasi, faktor mekanik, dan invasi lingkungan luar. Oleh karena itu,
kulit merupakan bagian tubuh manusia yang cukup sensitif terhadap berbagai
penyakit (Harahap, 1990). Air payau bisa menimbulkan iritasi dan bakteri yang
berasal dari air tersebut akan menggangu kesehatan kulit pada masyarakat pesisir
pantai di Desa Rugemuk, sebagai contoh dermatitis yang dapat disebabkan oleh
alergi, iritasi kulit, hipersensitifitas kulit (Ewa, dkk, 2009).
Penyakit kulit mungkin pula disebabkan oleh jamur atau binatang laut.
Pekerjaan basah merupakan tempat berkembangnya penyakit jamur, misalnya
monoliasis (Ari, dkk, 2005).
Indonesia sebagai negara tropis memiliki beragam penyakit kulit. Penyakit
kulit seperti pioderma dan ektoparasit, merupakan penyakit kulit tersering pada
negara berkembang khusus daerah tropis. Penyakit kulit banyak yang tidak
menyebabkan masalah kesehatan yang singnifikan kecuali kusta, sehingga
masyarakat sering mengabaikan, misalnya ketika mereka terkena tinea kapitis
mereka


akan

cenderung

mengabaikannya

karena

penyakitnya

bersifat

asimptomatik atau tak bergejala, berbeda jika terkena skabies yang membuat rasa
gatal dengan intensitas yang hebat (Milena, dkk, 2010 ).
The International Foundation of Dermatology menyediakan informasi
tentang community patterns of skin disease pada 9 negara di dunia yaitu Australia
(Northwest Territory), Ethiopia, Indonesia, Mali, Meksiko, Mozambik, Senegal,
Tanzania, Thailand dan daerah miskin lain dalam lingkungan tropis dari Meksiko
sampai Madagaskar yang


menyebutkan bahwa masalah kulit utama pada

masyarakat yaitu skabies, mikosis superfisial, pioderma, pedikulosis, ekzema atau
dermatitis, HIV-related skin disease, kelainan pigmen, akne.
Berdasarkan hasil penelitian, Indonesia memiliki prevalensi sebesar 28 %
untuk penyakit kulit, seperti yang diteliti di Negara Timor Leste yang dulunya
merupakan bagian dari Indonesia. Mereka meneliti infeksi kulit di Timor Leste
dikarenakan infeksi kulit sering menyerang penduduk di negara berkembang yang

Universitas Sumatera Utara

3

memilki sanitasi yang buruk, kesukaran mengakses air bersih dan banyaknya,
penduduk dimana kriteria tersebut terdapat di Timor Leste. Dalam penelitian
tersebut mereka hanya melihat 5 kondisi penyakit kulit yaitu: pioderma, infeksi
jamur, frambusia, lepra, skabies. Hasilnya dari dari 1535 orang 44% infeksi yang
tidak teridentifikasi, 39% kasus disebabkan oleh jamur, 17% skabies, 7%
pioderma, 2% lepra dan 0,4% frambusia. Mereka menyimpulkan bahwa penyakit

kulit paling banyak di daerah Timor Leste disebabkan oleh jamur dan penderita
laki-laki lebih banyak dibanding wanita. Data penelitian tersebut menunjukkan
bahwa 10% responden memiliki lebih dari satu penyakit kulit yang tersering yaitu
campuran pioderma dengan skabies atau infeksi jamur.
Berdasarkan keadaan lingkungan Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penyakit kulit yang tersering
di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu.

1.2.

Rumusan Masalah
Apakah penyakit kulit yang tersering pada masyarakat pesisir pantai di

Kecamatan Pantai Labu Desa Rugemuk ?

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran penyakit kulit pada masyarakat di daerah
pesisir pantai di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu.

1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui penyakit kulit tersering pada masyarakat di daerah
pesisir pantai di Desa Rugemuk Kecamatan Pantai Labu.

Universitas Sumatera Utara

4

1.4.

Manfaat
1. Instansi kesehatan dapat menggunakan data dari penelitian ini untuk
melakukan penyuluhan kesehatan di Desa Rugemuk Kecamatan
Pantai Labu.
2. Kegiatan bakti sosial bisa menggunakan data dari penelitian ini
untuk melakukan pengobatan masal di Desa Rugemuk Kecamatan
Pantai Labu.

3

Peneliti akan memberikan informasi kepada penderita tentang
penyakit kulitnya

.

4. Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya
dibidang penyakit kulit.
5. Dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya di Desa Rugemuk
Kecamatan Pantai Labu

Universitas Sumatera Utara