Peran Guru Terhadap Pemikiran Orang Tua
Peran Guru Terhadap Pemikiran Orang Tua yang Selalu Gagal Paham
Beberapa minggu terakhir ini, dunia pendidikan bahkan media social sedang hangathangatnya memperbincangkan masalah yang terjadi di suatu kota mengenai pemukulan terhadap
siswa didepan teman-temannya pada saat jam pelajaran. Apakah penyebab guru melakukan hal
tersebut? Apakah siswa yang memancing emosi guru tersebut untuk melakukannya? Apakah
memang guru tersebut tidak memiliki etika dalam mengajar? Disini kita tidak tahu apa masalah
yang sebenarnya terjadi pada saat itu. Kita hanya dapat menonton video yang sudah beredar luas
itu dan mempunyai pendapat tersendiri setelah apa yang kita lihat dalam video tersebut yang
terekam dalam beberapa menit.
Memang guru adalah orang tua kedua atau orang tua bagi siswa ketika di sekolah. Tidak
sepatutnya orang tua menyalahkan sepenuhnya masalah yang terjadi pada anaknya ke guru. Guru
hanya mendidik dan mengawasi siswa di sekolah minimal 8 jam dan itu pun bukan hanya 1 siswa
melainkan lebih dari 30 siswa. Sisanya 16 jam ketika mereka di luar sekolah itu sudah bukan
tanggung jawab guru maupun sekolah.
Disini seharusnya kita telaah dulu masalah yang terjadi, mungkin berawal dari siswa yang
membantah guru, siswa yang melawan guru atau sebaliknya memang guru tidak memiliki
etika/selalu memakai kekerasan dalam pembelajaran. Jangan orang tua mengambil keputusan
sendiri sebelum mengetahui apa yang terjadi.
Sikap siswa sendiri kita tidak bisa menebak. Mungkin saja dia meniru teman-temannya
pada saat di lingkungan bermainnya atau mungkin saja orang tuanya sendiri. Kemajuan tekonologi
pada jaman sekarang pun juga bisa memengaruhi mereka. Mungkin dari games, film, dll.
Seharusnya ketika terjadi seperti ini orang tua menyadari apa yang terjadi pada anaknya.
Orang tua lah yang berperan penting dalam mengawasi dan menjaga anaknya sendiri. Orang tua
juga harus bekerja sama atau berkomunikasi dengan guru di sekolah mengenai perkembangan
anaknya. Jangan hanya menyibukkan diri nya dengan pekerjaanya. Anak juga lebih minta
perhatiannya ke orang tua dibanding dengan guru.
Beberapa minggu terakhir ini, dunia pendidikan bahkan media social sedang hangathangatnya memperbincangkan masalah yang terjadi di suatu kota mengenai pemukulan terhadap
siswa didepan teman-temannya pada saat jam pelajaran. Apakah penyebab guru melakukan hal
tersebut? Apakah siswa yang memancing emosi guru tersebut untuk melakukannya? Apakah
memang guru tersebut tidak memiliki etika dalam mengajar? Disini kita tidak tahu apa masalah
yang sebenarnya terjadi pada saat itu. Kita hanya dapat menonton video yang sudah beredar luas
itu dan mempunyai pendapat tersendiri setelah apa yang kita lihat dalam video tersebut yang
terekam dalam beberapa menit.
Memang guru adalah orang tua kedua atau orang tua bagi siswa ketika di sekolah. Tidak
sepatutnya orang tua menyalahkan sepenuhnya masalah yang terjadi pada anaknya ke guru. Guru
hanya mendidik dan mengawasi siswa di sekolah minimal 8 jam dan itu pun bukan hanya 1 siswa
melainkan lebih dari 30 siswa. Sisanya 16 jam ketika mereka di luar sekolah itu sudah bukan
tanggung jawab guru maupun sekolah.
Disini seharusnya kita telaah dulu masalah yang terjadi, mungkin berawal dari siswa yang
membantah guru, siswa yang melawan guru atau sebaliknya memang guru tidak memiliki
etika/selalu memakai kekerasan dalam pembelajaran. Jangan orang tua mengambil keputusan
sendiri sebelum mengetahui apa yang terjadi.
Sikap siswa sendiri kita tidak bisa menebak. Mungkin saja dia meniru teman-temannya
pada saat di lingkungan bermainnya atau mungkin saja orang tuanya sendiri. Kemajuan tekonologi
pada jaman sekarang pun juga bisa memengaruhi mereka. Mungkin dari games, film, dll.
Seharusnya ketika terjadi seperti ini orang tua menyadari apa yang terjadi pada anaknya.
Orang tua lah yang berperan penting dalam mengawasi dan menjaga anaknya sendiri. Orang tua
juga harus bekerja sama atau berkomunikasi dengan guru di sekolah mengenai perkembangan
anaknya. Jangan hanya menyibukkan diri nya dengan pekerjaanya. Anak juga lebih minta
perhatiannya ke orang tua dibanding dengan guru.