Makalah Ilmu Kalam AQIDAH AKHLAK kelas 1
BAB I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu
kalam
pengetahuan
menggunakan
merupakan
dalam
objek
kajian
Islam
yang
agama
dasar
berfikir
berupa
berupa
dikaji
logika
ilmu
dengan
dan
dasar
kepercayaan-kepercayaaan pribadi atau suatu golongan untuk
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
akan
eksistensi
atau
keberadaan Tuhan, bagaimana Tuhan, seperti apa wujudnya
dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya yang berhubungan
dengan Tuhan.
Pembahasan di atas terlihat merupakan dasar-dasar dari
pembahasan
ilmu
kalam
itu
sendiri
dan
bagaimana
peranannya atau korelasinya dengan kurikulum pendidikan
agama
Islam.
Dengan
begitu
diharapkan
kita
mampu
meenguasai dasar pembahasan tentang ilmu kalam dan
korelasinya dengan kurikulum pendidikan Islam.
Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk
menjelaskan landasan keimanan umat Islam dalam tatanan
yang filosofis dan logis. Bagi orang yang beriman, bukti
mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan
Tuhan yang ada dalam al-Qur’an, Hadits, ucapan sahabat yang
mendengar langsung perkataan Nabi dan lain sebagainya,
sudah cukup. Namun tatkala masalah ini dihadapkan pada
dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil naqli
tersebut tidak begitu berperan. Sebab, tidak semua orang
meyakini
kebenaran
al-Qur’an
dan
beriman
kepadanya.
Karenanya diperlukan lagi interpretasi akal terhadap dalil yang
sudah ada dalam al-Qur'an tersebut untuk menjelaskannya.
Awalnya perbincangan mengenai teologi ini hanyalah debat
biasa
sebagai
diskusi
untuk
mempertajam
pemahaman
keIslaman, namun lama-kelamaan ia membentuk sebuah
kelompok
pro-kontra
yang
berjuang
pada
permusuhan dan bahkan peperangan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sebab-sebab penamaan ilmu kalam ?
2. Bagaimana pengertian ilmu kalam ?
3. Bagaimana sejarah ilmu kalam ?
4. Bagaimana perkembangan ilmu kalam ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui sebab-sebab penamaan ilmu kalam
2. Mengetahui pengertian ilmu kalam
3. Mengetahui sejarah ilmu kalam
4. Mengetahui perkembangan ilmu kalam
kebencian,
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENAMAAN ILMU KALAM
1. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Kalam
Ilmu Kalam dinamakan dengan Ilmu Kalam, yaitu dikarenakan
dua alasan yaitu sebagai berikut :
a) Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan tidak lepas
dari pada dalil-dalil akal yang sesuai dengan logika, dimana
penampilannya melalui perkataan (Kalam) yang jitu dan
tepat. Ahli-ahli ilmu kalam adalah orang-orang yang ahli
dalam berbicara, ahli dalam mengemukakan argumentasi
dalam persoalan yang dibahasnya.
b) Persoalan yang terpenting dan ramai dibicarakan serta
diperbincangkan pada masa-masa pertama Islam, terutama
diawal pertumbuhan ilmu Kalam ialah Firman Allah (kalam
Allah), yaitu Al Qur’an. Apakah kalam Allah itu Qadim atau
Hadist.
2. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah,
soal-soal yang wajib, Mustahil, dan Jaiz bagi Allah dan RasulNya, serta mengupas dalil-dalil yang mungkin sesuai dengan
akal, guna membuktikan adanya zat yang mewujudkan,
kemudian
juga
mengupas
dalil-dalil
Sam’iyat
guna
mempercayai sesuatu dengan yakin. oleh karena itu ilmu
kalam dinamai pula dengan ilmu Tauhid sebab ilmu ini
membahas keesaan Allah. Baik dhatnya sifatnya serta Afalnya.
3. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Ushuluddin
a) Ushuluddin adalah serangkaian kata yang terdiri dari ushul
dan ad-din. Ushul adalah jama’ dari ashl yang berarti pokok,
dasar, fundamen sedangkan ad-din artinya adalah agama.
Jadi perkataan Ushuluddin menurut loghatnya berarti pokok
atau dasar-dasar agama. “Ilmu Ushuluddin adalah ilmu yang
membahas padanya tentang prinsip-prinsip kepercayaan
agama dengan dalil-dalil qath’I dan dalil-dalil akal fikiran”.
Alasan dinamai dengan ilmu Ushuluddin yaitu karena ilmu ini
membahas tentang prinsip-prinsip agama Islam.
4. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Aqoid
Aqaid artinya simpulan – buhul, yakni kepercayaan yang
tersimpul dalam hati. Aqaid adalah jama’ dari aqidah. M. Hasby
As Sidiqi menjelaskan dalam bukunya tentang maudhu’ tauhid,
dia
mengatakan
bahwa
maudhu’tauhid
adalah
pokok
pembicaraan ilmu tauhid yaitu aqidah yang diterangkan dalildalilnya. Syekh Thahir Al Jazairy menerangkan: “Aqidah Islam
ialah hal-hal yang diyakini oleh orang-orang Islam, artinya
mereka menetapkan atas kebenarannya”.
Jadi, ini dinamakan dengan ilmu Aqaid disebabkan ilmu ini
berbicara tentang kepercayaan Islam.
5. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Ma’rifah
Ilmu kalam disebut dengan ilmu Ma’rifah karena ilmu ini
membahas terhadap hal-hal yang berkenaan dengan sifat-sifatNya
yang
wajib,
mustahil,
dan
jaiz
bagi-Nya.sedangkan
Ma’rifah artinya adalah pengenalan atau mengenal.
6. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Teologi Islam
Penulis-penulis barat banyak menggunakan sebutan theology
Islam, tentang ilmu Kalam, baik dari segi loghat maupun istilah.
Theology terdiri dari dua kata yaitu “theos” yang berarti Tuhan
dan “logos” yang berarti ilmu. Oleh karena itu theology
bermakna ilmu tentang tuhan atau ilmu tentang ketuhanan.
Teologi Islam merupakan istilah dari ilmu kalam, yang diambil
dari bahasa Inggris, theority William Reese mendefinisikannya
dengan discourse or reason concerning God (diskusi atau
pemikiran tentang Tuhan). Dengan mengutip kata-kata William
Reese lebih jauh mengatakan, “Theology to be a discipline
resting truth and independent of both philosophy and science”.
(Teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang
kebenaran
wahyu
serta
independent
filsafat
dan
ilmu
pengetahuan). Sementara itu, Gove menyatakan bahwa teologi
adalah
penjelasan
tentang
keimanan,
perbuatan,
dan
pengalaman agama secara rasional.
7. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Fiqhul Akbar
Abu Hanifah menyebut ilmu ini dengan Fiqhul Akbar. Menurut
persepsi beliau, hukum Islam yang dikenal dengan istilah Fiqh
terbagi atas dua bagian, pertama Fiqh al-Akbar, membahas
keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu Tauhid. Kedua,
Fiqh Al-Asghar, membahas hal-hal yang berkaitan dengan
masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya
cabang saja. Oleh karena itu abu hanifah cs menamakan ilmu
kalam dengan nama Fiqh Al-Akbar. Yang artinya membahas dan
mengkaji keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu
Tauhid.
B. PENGERTIAN, DASAR-DASAR DAN SEJARAH ILMU KALAM
1. Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara
lain:ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh Al-Akbar, dan teologi
Islam.
Disebut
ilmu
ushuluddin
karena
karena
ilmu
ini
membahas pokok-pokok agama. Disebut ilmu tauhid karena
ilmu ini membahas ke-Esaan Allah SWT.
Teologi Islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam, yang
diambil dari Bahasa Inggris, theology. William L. Reese
mendefisinikannya dengan discourse or reason concerning
God(diskursus atau pemikiran tentang Tuhan).
Sementara itu Musthafa Abdul Raziq berkomentar, “ilmu ini
(ilmu
kalam)
sesungguhnya
yang
berkaitan
dibangun
di
dengan
atas
akidah
imani
ini
argumentasi-argumentasi
rasional. Atau, ilmu yang berkaitan dengan akidah Islami ini
bertolak
atas
bantuan
nalar
”.
sementara
itu
Al-Farabi
mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut : “ilmu kalam
adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah
beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan
dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang
berlandaskan
doktrin
Islam.
Stressing
akhirnya
adalah
memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis”
Ibnu Khaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut:
“ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai
aargumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil
rasional”.
Adapun ilmu ini dinamakan ilmu Kalam, disebabkan :
a) Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada
abad-abad permulaan hijriah ialah apakah Kalam Allah (Alqur’an) itu qadim atau hadits.
b) Dasar ilmu Kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil
fikiran
ini
tampak
jelas
dalam
pembicaraan
para
mutakallimin. Mereka jarang mempergunakan dalil naqli
(Al-Qur’an
dan
hadits),
kecuali
sesudah
menetapkan
benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan
dalil-dalil fikiran.
Dinamakan Ilmu Kalam karena pembicaraan tentang Tuhan
dibahas dengan logika. Maksudnya menggunakan dalil-dalil
aqliyah ; dari permasalahan masalah sifat-sifat kalam bagi
Allah.
2. Dasar-dasar dan ruang lingkup ilmu kalam
a. Al-quran
Sebagai dasar dan sumber ilmu kalam, Al-quran banyak
menyinggung
hal
yang
berkaitan
dengan
masalah
ketuhanan, diantaranya adalah:
Artinya: “Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakan (3)
dan tidak ada sesuatu yang sama denganDia (4)”
b. Hadis
Hadis Nabi SAW pun banyak membicarakan masalahmasalah yang dibahas ilmu kalam yang dipahami sebagian
ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai
golongan dalam ilmu kalam, diantaranya adalah: “hadits
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia mengatakan
bahwa Rasulullah bersabda, “orang-orang Yahudi akan
terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan
umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh golongan.”
c. Pemikiran manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran
umat Islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar
umat Islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang
di dunia Islam, umat Islam sendiri telah menggunakan
pemikiran rasionalnya
untuk
menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan ayat-ayat Al-quran, terutama yang belum
jelas maksudnya (al-mutasyabihat)1.
Seperti
halnya
filosof
muslim
yaitu
Abu
Bakar
Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi atau yang di kenal dengan
1 Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS, Bandung:
Pustaka Setia,2009, h. 13-21.
Al-Razi yang
mendukung
penggunaan
akal
dalam
memahami kalam Ilahi, ia berkeyakinan bahwa akal manusia
kuat untuk mengetahui yang baik serta apa yang buruk,
untuk tahu kepada Tuhan, dan untuk mengatur hidup
manusia di dunia2.
d. Insting
Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan, oleh
karena itu kepercayaaan adanya Tuhan telah berkembang
sejak
adanya
mengatakan
manusia
bahwa
pertama.
ilmu
yang
William
L.
berhubungan
Reese
dengan
ketuhanan ini yang dikenal dengan istilah theologia, telah
berkembang sejak lama dan muncul dari mitos. Selanjutnya
teologi itu berkembang menjadi teologi alam dan teologi
wahyu3.
Sebelum membahas mengenai ruang lingkup ilmu
kalam kita harus mengetahui ajaran dasar agama yang tidak
boleh diperselisihkan seperti:
1. Allah maha Esa
2. Muhammad adalah Rasul
3. Al-Quran adalah wahyu
4. Hari akhirat itu pasti
5. Surga dan neraka itu ada.
Selanjutnya yang menjadi tema besar ajaran ilmu kalam
(ruang lingkup), seperti:
1. Allah mempunyai sifat di luar dzat atau tidak
2. Diutusnya Rasul wajib atau tidak
3. Al-quran Qadim atau baharu
2 Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1999, h. 18
3 op. cit. h. 26-27
4. Surga dan neraka itu jasmani atau rohani
5. Melihat Tuhan di akhirat, dengan jasmani atau rohani
6. Dan lain-lain4.
3. Sejarah Timbulnya Ilmu alam
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu
oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan
Utsman bin affan yang berbuntut pada penolakan Muawwiyah
atas kekhalifahan Ali bin abi Thalib. Ketegangan tersebut
mengkristal menjadi perang Siffin yang berakhir dengan
keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali menerima tipu muslihat
Amr bin Al ash, utusan dari pihak Muawwiyah dalam tahkim.
Kelompok yang awalnya berada dengan Ali menolak keputusan
tahkim tersebut mereka menganggap Ali telah berbuat salah
atas
keputusan
tersebut
sehingga
mereka
meninggalkan
barisannya, kelompok ini dikenal dengan nama khawarij, yaitu
orang yang keluar dan memisahkan diri.
Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian
besar tetap mendukung Ali. Mereka inilah yang kemudian
memunculkan kelompok Syiah.
Harun lebih jauh melihat bahwa persoalan kalam yang
pertama muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa
yang bukan kafir5.
Sementara itu menurut Dr. M. Yunan yusuf masalah ilmu
kalam ini timbul berawal dari masalah politik yaitu ketika
Utsman bin Affan wafat terbunuh dalam suatu pemberontakan .
sebagai gantinya Ali dicalonkan sebagai khalifah namun
pencalonan Ali ini banyak mendapat pertentangan dari para
4 M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 2001, h. 89.
5 op.cit. h. 27-28.
pemuka sahabat di Mekkah. Tantangan kedua datang dari
Muawwiyah, gubernur Damaskus salah seorang keluarga dekat
Utsman bin Affan. Ia pun tidak mau pengangkatan Ali sebagai
khalifah.
Muawwiyah
menuntut
untuk
menghukum
para
pembunuh Utsman bin Affan.
B. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA ILMU KALAM
Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di
dalam perkara-perkara akidah termasuk perkara-perkara yang
tidak
wujud
pada
zaman
Nabi
s.a.w.
atau
zaman
para
sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi
penumpuan agar ia menjadi satu ilmu baru yang diberi nama
Ilmu Kalam. Ilmu ini muncul dan berkembang atas sebab-sebab
internal dan eksternal.
1. Sebab-sebab internal
Berikut ini adalah sebab-sebab internal yang menjadi puncak
munculnya ilmu Kalam:
1) Al-Quran di dalam ajarannya kepada tauhid menceritakan
aliran-aliran penting dan agama-agama yang bertebaran
pada zaman Nabi s.a.w., lalu al-Quran menolak perkataanperkataan mereka. Secara tabi'i, para ulama telah mengikuti
cara al-Quran di dalam menolak mereka yang bertentangan,
di mana apabila penentang memperbaharui cara, maka
kaum muslimin juga memperbaharui cara menolaknya.
2) Pada zaman pemerintahan Bani Umaiyah, hampir-hampir
keseluruhan umat Islam di dalam keimanan yang bersih dari
semua
pertikaian
muslimin
selesai
dan
perdebatan.
melakukan
Dan
penaklukan
apabila
negeri
kaum
dan
kedudukannya telah mantap, mereka beralih pembahasan
sehingga menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan
mereka.
3) Perselisihan di dalam masalah politik menjadi sebab di dalam
perselisihan mereka mengenai soal-soal keagamaan. Jadilah
partai-partai politik tersebut sebagai satu aliran keagamaan
yang mempunyai pandangannya sendiri. Partai (kelompok)
Imam Ali r.a. membentuk golongan Syiah, dan manakala
mereka yang tidak setuju dengan Tahkim dari kalangan Syiah
telah membentuk kelompok Khawarij. Dan mereka yang
membenci perselisihan yang berlaku di kalangan umat Islam
telah membentuk golongan Murji'ah.
2. Sebab-sebab ekternal
Berikut ini adalah sebab-sebab eksternal yang menjadi puncak
munculnya ilmu Kalam:
1) Banyaknya orang yang memeluk agama Islam setelah
penaklukan beberapa negeri adalah terdiri dari penganut
agama lain seperti yahudi, Nasrani, Ateis dan lain-lain.
Kadangkala
mereka
menzahirkan
pemikiran-pemikiran
agama lama mereka bersalutkan pakaian agama mereka
yang baru (Islam).
2) Kelompok-kelompok
Islam
yang
pertama,
khususnya
Muktazilah, perkara utama yang mereka tekankan ialah
mempertahankan Islam dan menolak hujah mereka yang
menentangnya.
semua
Negeri-negeri
pemikiran-pemikiran
berusaha
untuk
Islam
ini
membenarkan
terdoktrin
dan
setiap
dengan
kelompok
pendapatnya
dan
menyalahkan pendapat kelompok lain. Orang-orang Yahudi
dan Nasrani telah melengkapkan diri mereka dengan senjata
ilmu Falsafah, lalu Muktazilah telah mempelajarinya agar
mereka dapat mempertahankan Islam dengan senjata yang
telah digunakan oleh pihak yang menyerang.
3) Ahli-ahli Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik),
hingga memaksa mereka untuk mempelajarinya supaya
dapat
menolak
kebatilan-kebatilan
(keraguan-keraguan)
yang ada di dalam ilmu tersebut.
3. Kemunculan aliran-aliran Islam
Masalah
khilafah
(pemerintahan)
adalah
masalah
yang
menyebabkan telah terjadi perselisihan yang kuat antara kaum
muslimin. Kesan dari perselisihan ini ialah, terbentuknya
beberapa kelompok besar di dalam Islam, yaitu:
1) Syiah: Mereka ialah orang-orang yang berpendapat bahwa
yang lebih berhak terhadap pemerintahan selepas kewafatan
Rasulullah s.a.w. ialah saiyidina Ali r.a.
2) Khawarij: Yaitu mereka yang tidak menyetujui majlis Tahkim.
Mereka keluar dari kelompok saiyidina Ali.
3) Murji'ah: Yaitu mereka yang membenci perselisihan dan
menjauhi dua kelompok di atas.
Setelah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri, lalu
ramai dari kalangan penganut agama lain yang memeluk Islam.
Mereka ini menzahirkan pemikiran-pemikiran baru yang diambil
dari agama lama mereka tetapi diberi rupa bentuk Islam.
Iraq, khususnya di Basrah merupakan tempat segala agama
dan
aliran.
Maka
terjadilah
perselisihan
apabila
ada
satu
golongan yang menafikan kemahuan (iradah) manusia. Kelompok
ini diketuai oleh Jahm bin Safwan. Dan antara pengikutnya ialah
para pengikut aliran Jabbariyah yang diketuai oleh Ma'bad alJuhni. Aliran ini lahir ditengah-tengah kekacauan pemikiran dan
asas yang dibentuk oleh setiap kelompok untuk diri mereka.
Kemudian bangkitlah sekelompok orang yang ikhlas memberi
penjelasan mengenai akidah-akidah kaum muslimin berdasarkan
jalan yang ditempuh oleh al-Quran. Antara yang masyhur di
kalangan mereka ialah Hasan al-Basri.
Dan sebahagian dari kesan perselisihan antara Hasan al-Basri
dengan muridnya Washil bin Atho' ialah lahirnya satu kelompok
baru yang dikenali dengan Muktazilah. Perselisihan tersebut ialah
mengenai hukum orang beriman yang mengerjakan dosa besar,
kemudian mati sebelum sempat bertaubat.
Pada akhir kurun ketiga dan awal kurun keempat, lahirlah
imam Abu Mansur al-Maturidi yang berusaha menolak golongan
yang berakidah batil. Mereka membentuk aliran al-Maturidiah.
Kemudian
muncul
pula
Abul
Hasan
al-Asy'ari
yang
telah
mengumumkan keluar dari kelompok Mu'tazilah dan menjelaskan
asas-asas pegangan barunya yang bersesuaian dengan para
ulama dari kalangan fuqahak dan ahli hadis. Dia dan pengikutnya
dikenal sebagai aliran Asya'riah. Dan dari dua kelompok ini,
terbentuklah kelompok Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Dan kesimpulannya, kita dapat melihat bahawa kemunculan
kelompok-kelompok di dalam Islam adalah kembali kepada dua
perkara:
1) Perselisihan mengenai pemerintahan
2) Perselisihan di dalam masalah usul atau asas agama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Ilmu Kalam adalah suatu ilmu yang membahas tentang akidah
dengan dalil-dalil aqliyah (rasional ilmiah) dan sebagai tameng
terhadap segala tantangan dari para penentang dan sejarah
dalam pendeklarasian ilmu kalam tidak luput dari sejarah
perpecahan prinsip teologi umat islam yang masih ketika itu
dipicu persoalan politik dan kedangkalan ukhuwah dalam prilaku
perebutan singgasana kekuasaan dan ilmu kalam tidak lepas dari
ilmu tauhid , ilmu tauhid adalah salah satu cabang ilmu study
keislaman yang lebih memfokuskan pada pembahasan wujud
allah dengan segala sifat nya serta tentang para rasul nya , sifat –
sifat dan segala perbuatannya dengan berbagai pendekatan.
B. SARAN
Setelah kami menulis makalah yang singkat ini dengan judul
“Latar Belakang Penamaan Ilmu Kalam, Ilmu Tauhid, Ilmu
Ushuluddin, Ilmu Aqaid, Ilmu Ma’rifah, Theology Islam Dan Fiqhul
akbar” kami menyarankan bagi para pembaca yang budiman baik
teman teman ataupun siapa saja yang berkenan membaca
makalah kami agar sebagai berikut :
1. Memahami betapa muliyanya ilmu kalam yang ditandai dengan
beragam nama yang dimilikinya;
2.
Memahami betapa pentingnya ilmu kalam yang ditandai
dengan beragam nama yang dimilikinya yang berasal dari
berbagai pilosop- pilosop dan para pemikir terdahulu;
3. Memberikan saran dan konstruktif guna memberikan bekal
bagi kami dalam penulisan-penulisan berikutnya (khususnya
bapak pembimbing kami dalam bidang Ilmu Kalam)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN,
PTAIS, Bandung: Pustaka Setia,2009, h. 13-21.
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1999, h. 18.
M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah,
2001, h. 8-9.
M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, Jakarta:
Perkasa, 1990, h. 3-6.
Muarif Hasan Ambary, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Aksara-Van-Hoeve Jaz 2 , 2003
Cet. 9
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag, Kajian ilmu kalam, Jakarta: Kencana, 2007
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu
kalam
pengetahuan
menggunakan
merupakan
dalam
objek
kajian
Islam
yang
agama
dasar
berfikir
berupa
berupa
dikaji
logika
ilmu
dengan
dan
dasar
kepercayaan-kepercayaaan pribadi atau suatu golongan untuk
menjawab
pertanyaan-pertanyaan
akan
eksistensi
atau
keberadaan Tuhan, bagaimana Tuhan, seperti apa wujudnya
dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya yang berhubungan
dengan Tuhan.
Pembahasan di atas terlihat merupakan dasar-dasar dari
pembahasan
ilmu
kalam
itu
sendiri
dan
bagaimana
peranannya atau korelasinya dengan kurikulum pendidikan
agama
Islam.
Dengan
begitu
diharapkan
kita
mampu
meenguasai dasar pembahasan tentang ilmu kalam dan
korelasinya dengan kurikulum pendidikan Islam.
Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk
menjelaskan landasan keimanan umat Islam dalam tatanan
yang filosofis dan logis. Bagi orang yang beriman, bukti
mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan
Tuhan yang ada dalam al-Qur’an, Hadits, ucapan sahabat yang
mendengar langsung perkataan Nabi dan lain sebagainya,
sudah cukup. Namun tatkala masalah ini dihadapkan pada
dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-dalil naqli
tersebut tidak begitu berperan. Sebab, tidak semua orang
meyakini
kebenaran
al-Qur’an
dan
beriman
kepadanya.
Karenanya diperlukan lagi interpretasi akal terhadap dalil yang
sudah ada dalam al-Qur'an tersebut untuk menjelaskannya.
Awalnya perbincangan mengenai teologi ini hanyalah debat
biasa
sebagai
diskusi
untuk
mempertajam
pemahaman
keIslaman, namun lama-kelamaan ia membentuk sebuah
kelompok
pro-kontra
yang
berjuang
pada
permusuhan dan bahkan peperangan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sebab-sebab penamaan ilmu kalam ?
2. Bagaimana pengertian ilmu kalam ?
3. Bagaimana sejarah ilmu kalam ?
4. Bagaimana perkembangan ilmu kalam ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui sebab-sebab penamaan ilmu kalam
2. Mengetahui pengertian ilmu kalam
3. Mengetahui sejarah ilmu kalam
4. Mengetahui perkembangan ilmu kalam
kebencian,
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENAMAAN ILMU KALAM
1. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Kalam
Ilmu Kalam dinamakan dengan Ilmu Kalam, yaitu dikarenakan
dua alasan yaitu sebagai berikut :
a) Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan tidak lepas
dari pada dalil-dalil akal yang sesuai dengan logika, dimana
penampilannya melalui perkataan (Kalam) yang jitu dan
tepat. Ahli-ahli ilmu kalam adalah orang-orang yang ahli
dalam berbicara, ahli dalam mengemukakan argumentasi
dalam persoalan yang dibahasnya.
b) Persoalan yang terpenting dan ramai dibicarakan serta
diperbincangkan pada masa-masa pertama Islam, terutama
diawal pertumbuhan ilmu Kalam ialah Firman Allah (kalam
Allah), yaitu Al Qur’an. Apakah kalam Allah itu Qadim atau
Hadist.
2. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Tauhid
Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang wujud Allah,
soal-soal yang wajib, Mustahil, dan Jaiz bagi Allah dan RasulNya, serta mengupas dalil-dalil yang mungkin sesuai dengan
akal, guna membuktikan adanya zat yang mewujudkan,
kemudian
juga
mengupas
dalil-dalil
Sam’iyat
guna
mempercayai sesuatu dengan yakin. oleh karena itu ilmu
kalam dinamai pula dengan ilmu Tauhid sebab ilmu ini
membahas keesaan Allah. Baik dhatnya sifatnya serta Afalnya.
3. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Ushuluddin
a) Ushuluddin adalah serangkaian kata yang terdiri dari ushul
dan ad-din. Ushul adalah jama’ dari ashl yang berarti pokok,
dasar, fundamen sedangkan ad-din artinya adalah agama.
Jadi perkataan Ushuluddin menurut loghatnya berarti pokok
atau dasar-dasar agama. “Ilmu Ushuluddin adalah ilmu yang
membahas padanya tentang prinsip-prinsip kepercayaan
agama dengan dalil-dalil qath’I dan dalil-dalil akal fikiran”.
Alasan dinamai dengan ilmu Ushuluddin yaitu karena ilmu ini
membahas tentang prinsip-prinsip agama Islam.
4. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Aqoid
Aqaid artinya simpulan – buhul, yakni kepercayaan yang
tersimpul dalam hati. Aqaid adalah jama’ dari aqidah. M. Hasby
As Sidiqi menjelaskan dalam bukunya tentang maudhu’ tauhid,
dia
mengatakan
bahwa
maudhu’tauhid
adalah
pokok
pembicaraan ilmu tauhid yaitu aqidah yang diterangkan dalildalilnya. Syekh Thahir Al Jazairy menerangkan: “Aqidah Islam
ialah hal-hal yang diyakini oleh orang-orang Islam, artinya
mereka menetapkan atas kebenarannya”.
Jadi, ini dinamakan dengan ilmu Aqaid disebabkan ilmu ini
berbicara tentang kepercayaan Islam.
5. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Ma’rifah
Ilmu kalam disebut dengan ilmu Ma’rifah karena ilmu ini
membahas terhadap hal-hal yang berkenaan dengan sifat-sifatNya
yang
wajib,
mustahil,
dan
jaiz
bagi-Nya.sedangkan
Ma’rifah artinya adalah pengenalan atau mengenal.
6. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Teologi Islam
Penulis-penulis barat banyak menggunakan sebutan theology
Islam, tentang ilmu Kalam, baik dari segi loghat maupun istilah.
Theology terdiri dari dua kata yaitu “theos” yang berarti Tuhan
dan “logos” yang berarti ilmu. Oleh karena itu theology
bermakna ilmu tentang tuhan atau ilmu tentang ketuhanan.
Teologi Islam merupakan istilah dari ilmu kalam, yang diambil
dari bahasa Inggris, theority William Reese mendefinisikannya
dengan discourse or reason concerning God (diskusi atau
pemikiran tentang Tuhan). Dengan mengutip kata-kata William
Reese lebih jauh mengatakan, “Theology to be a discipline
resting truth and independent of both philosophy and science”.
(Teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang
kebenaran
wahyu
serta
independent
filsafat
dan
ilmu
pengetahuan). Sementara itu, Gove menyatakan bahwa teologi
adalah
penjelasan
tentang
keimanan,
perbuatan,
dan
pengalaman agama secara rasional.
7. Sebab Penamaan Ilmu Kalam Dinamakan Ilmu Fiqhul Akbar
Abu Hanifah menyebut ilmu ini dengan Fiqhul Akbar. Menurut
persepsi beliau, hukum Islam yang dikenal dengan istilah Fiqh
terbagi atas dua bagian, pertama Fiqh al-Akbar, membahas
keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu Tauhid. Kedua,
Fiqh Al-Asghar, membahas hal-hal yang berkaitan dengan
masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya
cabang saja. Oleh karena itu abu hanifah cs menamakan ilmu
kalam dengan nama Fiqh Al-Akbar. Yang artinya membahas dan
mengkaji keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu
Tauhid.
B. PENGERTIAN, DASAR-DASAR DAN SEJARAH ILMU KALAM
1. Pengertian Ilmu Kalam
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara
lain:ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh Al-Akbar, dan teologi
Islam.
Disebut
ilmu
ushuluddin
karena
karena
ilmu
ini
membahas pokok-pokok agama. Disebut ilmu tauhid karena
ilmu ini membahas ke-Esaan Allah SWT.
Teologi Islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam, yang
diambil dari Bahasa Inggris, theology. William L. Reese
mendefisinikannya dengan discourse or reason concerning
God(diskursus atau pemikiran tentang Tuhan).
Sementara itu Musthafa Abdul Raziq berkomentar, “ilmu ini
(ilmu
kalam)
sesungguhnya
yang
berkaitan
dibangun
di
dengan
atas
akidah
imani
ini
argumentasi-argumentasi
rasional. Atau, ilmu yang berkaitan dengan akidah Islami ini
bertolak
atas
bantuan
nalar
”.
sementara
itu
Al-Farabi
mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut : “ilmu kalam
adalah disiplin ilmu yang membahas Dzat dan sifat Allah
beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan
dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang
berlandaskan
doktrin
Islam.
Stressing
akhirnya
adalah
memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis”
Ibnu Khaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut:
“ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai
aargumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil
rasional”.
Adapun ilmu ini dinamakan ilmu Kalam, disebabkan :
a) Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada
abad-abad permulaan hijriah ialah apakah Kalam Allah (Alqur’an) itu qadim atau hadits.
b) Dasar ilmu Kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil
fikiran
ini
tampak
jelas
dalam
pembicaraan
para
mutakallimin. Mereka jarang mempergunakan dalil naqli
(Al-Qur’an
dan
hadits),
kecuali
sesudah
menetapkan
benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan
dalil-dalil fikiran.
Dinamakan Ilmu Kalam karena pembicaraan tentang Tuhan
dibahas dengan logika. Maksudnya menggunakan dalil-dalil
aqliyah ; dari permasalahan masalah sifat-sifat kalam bagi
Allah.
2. Dasar-dasar dan ruang lingkup ilmu kalam
a. Al-quran
Sebagai dasar dan sumber ilmu kalam, Al-quran banyak
menyinggung
hal
yang
berkaitan
dengan
masalah
ketuhanan, diantaranya adalah:
Artinya: “Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakan (3)
dan tidak ada sesuatu yang sama denganDia (4)”
b. Hadis
Hadis Nabi SAW pun banyak membicarakan masalahmasalah yang dibahas ilmu kalam yang dipahami sebagian
ulama sebagai prediksi Nabi mengenai kemunculan berbagai
golongan dalam ilmu kalam, diantaranya adalah: “hadits
yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia mengatakan
bahwa Rasulullah bersabda, “orang-orang Yahudi akan
terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan
umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh golongan.”
c. Pemikiran manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran
umat Islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar
umat Islam. Sebelum filsafat Yunani masuk dan berkembang
di dunia Islam, umat Islam sendiri telah menggunakan
pemikiran rasionalnya
untuk
menjelaskan hal-hal yang
berkaitan dengan ayat-ayat Al-quran, terutama yang belum
jelas maksudnya (al-mutasyabihat)1.
Seperti
halnya
filosof
muslim
yaitu
Abu
Bakar
Muhammad Ibnu Zakaria Al-Razi atau yang di kenal dengan
1 Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS, Bandung:
Pustaka Setia,2009, h. 13-21.
Al-Razi yang
mendukung
penggunaan
akal
dalam
memahami kalam Ilahi, ia berkeyakinan bahwa akal manusia
kuat untuk mengetahui yang baik serta apa yang buruk,
untuk tahu kepada Tuhan, dan untuk mengatur hidup
manusia di dunia2.
d. Insting
Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan, oleh
karena itu kepercayaaan adanya Tuhan telah berkembang
sejak
adanya
mengatakan
manusia
bahwa
pertama.
ilmu
yang
William
L.
berhubungan
Reese
dengan
ketuhanan ini yang dikenal dengan istilah theologia, telah
berkembang sejak lama dan muncul dari mitos. Selanjutnya
teologi itu berkembang menjadi teologi alam dan teologi
wahyu3.
Sebelum membahas mengenai ruang lingkup ilmu
kalam kita harus mengetahui ajaran dasar agama yang tidak
boleh diperselisihkan seperti:
1. Allah maha Esa
2. Muhammad adalah Rasul
3. Al-Quran adalah wahyu
4. Hari akhirat itu pasti
5. Surga dan neraka itu ada.
Selanjutnya yang menjadi tema besar ajaran ilmu kalam
(ruang lingkup), seperti:
1. Allah mempunyai sifat di luar dzat atau tidak
2. Diutusnya Rasul wajib atau tidak
3. Al-quran Qadim atau baharu
2 Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1999, h. 18
3 op. cit. h. 26-27
4. Surga dan neraka itu jasmani atau rohani
5. Melihat Tuhan di akhirat, dengan jasmani atau rohani
6. Dan lain-lain4.
3. Sejarah Timbulnya Ilmu alam
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu
oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan
Utsman bin affan yang berbuntut pada penolakan Muawwiyah
atas kekhalifahan Ali bin abi Thalib. Ketegangan tersebut
mengkristal menjadi perang Siffin yang berakhir dengan
keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali menerima tipu muslihat
Amr bin Al ash, utusan dari pihak Muawwiyah dalam tahkim.
Kelompok yang awalnya berada dengan Ali menolak keputusan
tahkim tersebut mereka menganggap Ali telah berbuat salah
atas
keputusan
tersebut
sehingga
mereka
meninggalkan
barisannya, kelompok ini dikenal dengan nama khawarij, yaitu
orang yang keluar dan memisahkan diri.
Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian
besar tetap mendukung Ali. Mereka inilah yang kemudian
memunculkan kelompok Syiah.
Harun lebih jauh melihat bahwa persoalan kalam yang
pertama muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa
yang bukan kafir5.
Sementara itu menurut Dr. M. Yunan yusuf masalah ilmu
kalam ini timbul berawal dari masalah politik yaitu ketika
Utsman bin Affan wafat terbunuh dalam suatu pemberontakan .
sebagai gantinya Ali dicalonkan sebagai khalifah namun
pencalonan Ali ini banyak mendapat pertentangan dari para
4 M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah, 2001, h. 89.
5 op.cit. h. 27-28.
pemuka sahabat di Mekkah. Tantangan kedua datang dari
Muawwiyah, gubernur Damaskus salah seorang keluarga dekat
Utsman bin Affan. Ia pun tidak mau pengangkatan Ali sebagai
khalifah.
Muawwiyah
menuntut
untuk
menghukum
para
pembunuh Utsman bin Affan.
B. SEBAB-SEBAB MUNCULNYA ILMU KALAM
Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di
dalam perkara-perkara akidah termasuk perkara-perkara yang
tidak
wujud
pada
zaman
Nabi
s.a.w.
atau
zaman
para
sahabatnya. Berlaku pembahasan tersebut dengan memberi
penumpuan agar ia menjadi satu ilmu baru yang diberi nama
Ilmu Kalam. Ilmu ini muncul dan berkembang atas sebab-sebab
internal dan eksternal.
1. Sebab-sebab internal
Berikut ini adalah sebab-sebab internal yang menjadi puncak
munculnya ilmu Kalam:
1) Al-Quran di dalam ajarannya kepada tauhid menceritakan
aliran-aliran penting dan agama-agama yang bertebaran
pada zaman Nabi s.a.w., lalu al-Quran menolak perkataanperkataan mereka. Secara tabi'i, para ulama telah mengikuti
cara al-Quran di dalam menolak mereka yang bertentangan,
di mana apabila penentang memperbaharui cara, maka
kaum muslimin juga memperbaharui cara menolaknya.
2) Pada zaman pemerintahan Bani Umaiyah, hampir-hampir
keseluruhan umat Islam di dalam keimanan yang bersih dari
semua
pertikaian
muslimin
selesai
dan
perdebatan.
melakukan
Dan
penaklukan
apabila
negeri
kaum
dan
kedudukannya telah mantap, mereka beralih pembahasan
sehingga menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan
mereka.
3) Perselisihan di dalam masalah politik menjadi sebab di dalam
perselisihan mereka mengenai soal-soal keagamaan. Jadilah
partai-partai politik tersebut sebagai satu aliran keagamaan
yang mempunyai pandangannya sendiri. Partai (kelompok)
Imam Ali r.a. membentuk golongan Syiah, dan manakala
mereka yang tidak setuju dengan Tahkim dari kalangan Syiah
telah membentuk kelompok Khawarij. Dan mereka yang
membenci perselisihan yang berlaku di kalangan umat Islam
telah membentuk golongan Murji'ah.
2. Sebab-sebab ekternal
Berikut ini adalah sebab-sebab eksternal yang menjadi puncak
munculnya ilmu Kalam:
1) Banyaknya orang yang memeluk agama Islam setelah
penaklukan beberapa negeri adalah terdiri dari penganut
agama lain seperti yahudi, Nasrani, Ateis dan lain-lain.
Kadangkala
mereka
menzahirkan
pemikiran-pemikiran
agama lama mereka bersalutkan pakaian agama mereka
yang baru (Islam).
2) Kelompok-kelompok
Islam
yang
pertama,
khususnya
Muktazilah, perkara utama yang mereka tekankan ialah
mempertahankan Islam dan menolak hujah mereka yang
menentangnya.
semua
Negeri-negeri
pemikiran-pemikiran
berusaha
untuk
Islam
ini
membenarkan
terdoktrin
dan
setiap
dengan
kelompok
pendapatnya
dan
menyalahkan pendapat kelompok lain. Orang-orang Yahudi
dan Nasrani telah melengkapkan diri mereka dengan senjata
ilmu Falsafah, lalu Muktazilah telah mempelajarinya agar
mereka dapat mempertahankan Islam dengan senjata yang
telah digunakan oleh pihak yang menyerang.
3) Ahli-ahli Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik),
hingga memaksa mereka untuk mempelajarinya supaya
dapat
menolak
kebatilan-kebatilan
(keraguan-keraguan)
yang ada di dalam ilmu tersebut.
3. Kemunculan aliran-aliran Islam
Masalah
khilafah
(pemerintahan)
adalah
masalah
yang
menyebabkan telah terjadi perselisihan yang kuat antara kaum
muslimin. Kesan dari perselisihan ini ialah, terbentuknya
beberapa kelompok besar di dalam Islam, yaitu:
1) Syiah: Mereka ialah orang-orang yang berpendapat bahwa
yang lebih berhak terhadap pemerintahan selepas kewafatan
Rasulullah s.a.w. ialah saiyidina Ali r.a.
2) Khawarij: Yaitu mereka yang tidak menyetujui majlis Tahkim.
Mereka keluar dari kelompok saiyidina Ali.
3) Murji'ah: Yaitu mereka yang membenci perselisihan dan
menjauhi dua kelompok di atas.
Setelah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri, lalu
ramai dari kalangan penganut agama lain yang memeluk Islam.
Mereka ini menzahirkan pemikiran-pemikiran baru yang diambil
dari agama lama mereka tetapi diberi rupa bentuk Islam.
Iraq, khususnya di Basrah merupakan tempat segala agama
dan
aliran.
Maka
terjadilah
perselisihan
apabila
ada
satu
golongan yang menafikan kemahuan (iradah) manusia. Kelompok
ini diketuai oleh Jahm bin Safwan. Dan antara pengikutnya ialah
para pengikut aliran Jabbariyah yang diketuai oleh Ma'bad alJuhni. Aliran ini lahir ditengah-tengah kekacauan pemikiran dan
asas yang dibentuk oleh setiap kelompok untuk diri mereka.
Kemudian bangkitlah sekelompok orang yang ikhlas memberi
penjelasan mengenai akidah-akidah kaum muslimin berdasarkan
jalan yang ditempuh oleh al-Quran. Antara yang masyhur di
kalangan mereka ialah Hasan al-Basri.
Dan sebahagian dari kesan perselisihan antara Hasan al-Basri
dengan muridnya Washil bin Atho' ialah lahirnya satu kelompok
baru yang dikenali dengan Muktazilah. Perselisihan tersebut ialah
mengenai hukum orang beriman yang mengerjakan dosa besar,
kemudian mati sebelum sempat bertaubat.
Pada akhir kurun ketiga dan awal kurun keempat, lahirlah
imam Abu Mansur al-Maturidi yang berusaha menolak golongan
yang berakidah batil. Mereka membentuk aliran al-Maturidiah.
Kemudian
muncul
pula
Abul
Hasan
al-Asy'ari
yang
telah
mengumumkan keluar dari kelompok Mu'tazilah dan menjelaskan
asas-asas pegangan barunya yang bersesuaian dengan para
ulama dari kalangan fuqahak dan ahli hadis. Dia dan pengikutnya
dikenal sebagai aliran Asya'riah. Dan dari dua kelompok ini,
terbentuklah kelompok Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Dan kesimpulannya, kita dapat melihat bahawa kemunculan
kelompok-kelompok di dalam Islam adalah kembali kepada dua
perkara:
1) Perselisihan mengenai pemerintahan
2) Perselisihan di dalam masalah usul atau asas agama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Ilmu Kalam adalah suatu ilmu yang membahas tentang akidah
dengan dalil-dalil aqliyah (rasional ilmiah) dan sebagai tameng
terhadap segala tantangan dari para penentang dan sejarah
dalam pendeklarasian ilmu kalam tidak luput dari sejarah
perpecahan prinsip teologi umat islam yang masih ketika itu
dipicu persoalan politik dan kedangkalan ukhuwah dalam prilaku
perebutan singgasana kekuasaan dan ilmu kalam tidak lepas dari
ilmu tauhid , ilmu tauhid adalah salah satu cabang ilmu study
keislaman yang lebih memfokuskan pada pembahasan wujud
allah dengan segala sifat nya serta tentang para rasul nya , sifat –
sifat dan segala perbuatannya dengan berbagai pendekatan.
B. SARAN
Setelah kami menulis makalah yang singkat ini dengan judul
“Latar Belakang Penamaan Ilmu Kalam, Ilmu Tauhid, Ilmu
Ushuluddin, Ilmu Aqaid, Ilmu Ma’rifah, Theology Islam Dan Fiqhul
akbar” kami menyarankan bagi para pembaca yang budiman baik
teman teman ataupun siapa saja yang berkenan membaca
makalah kami agar sebagai berikut :
1. Memahami betapa muliyanya ilmu kalam yang ditandai dengan
beragam nama yang dimilikinya;
2.
Memahami betapa pentingnya ilmu kalam yang ditandai
dengan beragam nama yang dimilikinya yang berasal dari
berbagai pilosop- pilosop dan para pemikir terdahulu;
3. Memberikan saran dan konstruktif guna memberikan bekal
bagi kami dalam penulisan-penulisan berikutnya (khususnya
bapak pembimbing kami dalam bidang Ilmu Kalam)
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Razak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN,
PTAIS, Bandung: Pustaka Setia,2009, h. 13-21.
Harun Nasution, Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan
Bintang, 1999, h. 18.
M. Yunan Yusuf, Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah,
2001, h. 8-9.
M. Yunan Yusuf, Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, Jakarta:
Perkasa, 1990, h. 3-6.
Muarif Hasan Ambary, Ensiklopedi Islam, Jakarta: Aksara-Van-Hoeve Jaz 2 , 2003
Cet. 9
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag, Kajian ilmu kalam, Jakarta: Kencana, 2007