SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BPJS docx

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BPJS
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Situasi sistem kesehatan di Indonesia saat ini masih mempunyai berbagai tantangan berat.
Ada masalah pemerataan pelayanan kesehatan, perencanaan kesehatan yang tidak tepat sasaran,
pelaksanaan yang terdesak waktu, belum baiknya kesinambungan dan integrasi antar program
kesehatan. Secara geografis masih terdapat ketimpangan antar regional dalam pelayanan
kesehatan. Sebagai catatan di tahun 2014 program BPJS akan berjalan dengan asumsi sudah
terjadi pemerataan pelayanan kesehatan.
Landasan awal pembentukan BPJS terdapat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Dalam pembukaan UUD 1945 diamanatkan bahwa tujuan negara adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hal inilah yang menjadi dasar dibentuknya BPJS.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketengakerjaan. Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang
dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di
Indonesia dan telah membayar iuran. Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu PBI
jaminan kesehatan dan bukan PBI jaminan kesehatan.

1.1 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan sistem informasi manajemen?
2. Bagaimana fungsi atau manfaat system informai manajemen ?
3. Bagaimana sistem informasi manajemen yang ada di BPJS?
4. Bagaimana prosedur pembuatan kartu BPJS bagi yang baru membuat?
5. Bagaimana langkah langkah dalam pencatatan anggota baru, apakah menggunakan sistem dalam
6.

pengelolaannya?
Ketika seseorang sudah terdaftar dalam BPJS namun tidak rutin membayar iuran yang telah

ditetapkan, bagaimna?
7. Bagaimana kemitraan BPJS dengan dokter – dokter yang memiliki tanda melayani anggota
BPJS?
1.2
1.
2.
3.
4.
5.


Tujuan
Untuk mengetahui definisi system informasi manajemen
Untuk mengetahui fungsi atau manfaat sistem informasi manajemen
Bagaimana sistem informasi manajemen yang ada di BPJS
Mengetahui Bagaimana prosedur pembuatan kartu BPJS bagi yang baru membuat.
Mengetahui langkah langkah dalam pencatatan anggota baru, apakah menggunakan sistem

6.

dalam pengelolaannya
Mengetahui bagaimana Ketika seseorang sudah terdaftar dalam BPJS namun tidak rutin

membayar iuran yang telah ditetapkan,
7. Mengetahui Bagaimana kemitraan BPJS dengan dokter – dokter yang memiliki tanda melayani
anggota BPJS?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sistem Manajemen Informasi

Sistem adalah satu kesatuan komponen yang saling terhubung dengan batasan yang jelas
bekerja bersama-sama untuk mencapai seperangkat tujuan. Sistem informasi adalah kombinasi
dari people, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber-sumber data, prosedur dan
kebijakan yang terorganisasi dengan baik yang dapat menyimpan, mengadakan lagi, menyimpan,
dan menyebarluaskan informasidalam suatu organisasi.
Informasi dapat diibaratkan sebagai darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti
halnya informasi di dalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung
kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan
bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu tertentu
perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam
mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami
kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya. Disamping itu, sistem informasi yang
dimiliki seringkali tidak dapat bekerja dengan baik.
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen,
maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu
dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe
keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat
bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi
memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang
meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.

Sistem informasi manajeman digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana
lapisan dasarnya terdiri dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya.
Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen
sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dair sumber daya sistem informasi untuk membantu
perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian manajemen. Lapisan puncak
terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh
tingkat manajemen.
Masalah utamanya adalah bahwa sistem informasi tersebut terlalu banyak informasi yang
tidak bermanfaat atau berarti (sistem terlalu banyak data). Memahami konsep dasar informasi

adalah sangat penting (vital) dalam mendesain sebuah sistem informasi yang efektif (effective
business system). Menyiapkan langkah atau metode dalam menyediakan informasi yang
berkualitas adalah tujuan dalam mendesain sistem baru.
Sebuah perusahaan mengadakan transaksi-transaksi yang harus diolah agar bisa
menjalankan kegiatannya sehari-hari. Daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran
atas perkiraan harus dibutuhkan: semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengolahan data
dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu.
Komputer bermanfaat utnuk tugas-tugas pengolahan data semacam ini, tetapi sebuah
sistem informasi menajemen melkasanakan pula tugas-tugas lain dan lebih dari sekedar sistem
pengolahan data. Adalah sistem pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer

untuk menyajikan informasi bagi manajemen dan bagi pengambilan keputusan.
2.2Fungsi / Manfaat Sistem Informasi Manajemen
Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen,
maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu
dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe
keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat
bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi
memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang
meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis.
Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data
maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.
Beberapa manfaat atau fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:
1.

Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai,

tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.
2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara
3.
4.

5.

kritis.
Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.
Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.
Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.Mengantisipasi dan

memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru.
6. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.

7.

Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi-transaksi, mengurangi

biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.
8. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat berbagai
laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.
2.3 Sistem informasi manajemen yang ada di BPJS
 Sejarah BPJS
Adanya pengeluaran yang tidak terduga apabila seseorang terkena penyakit, apalagi

tergolong penyakit berat yang menuntut stabilisasi yang rutin seperti hemodialisa atau biaya
operasi yang sangat tinggi. Hal ini berpengaruh pada penggunaan pendapatan seseorang dari
pemenuhan kebutuhan hidup pada umumnya menjadi biaya perawatan dirumah sakit, obatobatan, operasi, dan lain lain. Hal ini tentu menyebabkan kesukaran ekonomi bagi diri sendiri
maupun keluarga. Sehingga munculah istilah “SADIKIN”, sakit sedikit jadi miskin. Dapat
disimpulkan, bahwa kesehatan tidak bisa digantikan dengan uang, dan tidak ada orang kaya
dalam menghadapi penyakit karena dalam sekejap kekayaan yang dimiliki seseorang dapat
hilang untuk mengobati penyakit yang dideritanya.
Begitu pula dengan resiko kecelakaan dan kematian. Suatu peristiwa yang tidak kita
harapkan namun mungkin saja terjadi kapan saja dimana kecelakaan dapat menyebabkan
merosotnya kesehatan, kecacatan, ataupun kematian karenanya kita kehilangan pendapatan, baik
sementara maupun permanen.
Belum lagi menyiapkan diri pada saat jumlah penduduk lanjut usia dimasa datang
semakin bertambah. Pada tahun Pada 2030, diperkirakan jumlah penduduk Indonesia adalah 270
juta orang. 70 juta diantaranya diduga berumur lebih dari 60 tahun. Dapat disimpulkan bahwa
pada tahun 2030 terdapat 25% penduduk Indonesia adalah lansia. Lansia ini sendiri rentan
mengalami berbagai penyakit degenerative yang akhirnya dapat menurunkan produktivitas dan
berbagai dampak lainnya. Apabila tidak aday ang menjamin hal ini maka suatu saat hal ini
mungkin dapat menjadi masalah yang besar .
Seperti menemukan air di gurun, ketika Presiden Megawati mensahkan UU No. 40/2004
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) pada 19 Oktober 2004, banyak pihak berharap

tudingan Indonesia sebagai ”negara tanpa jaminan sosial” akan segera luntur dan menjawab
permasalahan di atas.

Munculnya UU SJSN ini juga dipicu oleh UUD Tahun 1945 dan perubahannya Tahun
2002 dalam Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 28H ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), serta Pasal 34
ayat (1) dan ayat (2) mengamanatkan untuk mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Hingga disahkan dan diundangkan UU SJSN telah melalui proses yang panjang, dari tahun 2000
hingga tanggal 19 Oktober 2004.
Diawali dengan Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2000, dimana Presiden Abdurrahman
Wahid menyatakan tentang Pengembangan Konsep SJSN. Pernyataan Presiden tersebut
direalisasikan melalui upaya penyusunan konsep tentang Undang-Undang Jaminan Sosial (UU
JS)

oleh

Kantor

Menko

Kesra


(Kep.

Menko

Kesra

dan

Taskin

No.

25KEP/MENKO/KESRA/VIII/2000, tanggal 3 Agustus 2000, tentang Pembentukan Tim
Penyempurnaan Sistem Jaminan Sosial Nasional). Sejalan dengan pernyataan Presiden, DPA RI
melalui Pertimbangan DPA RI No. 30/DPA/2000, tanggal 11 Oktober 2000, menyatakan perlu
segera dibentuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat sejahtera.




Visi BPJS Kesehatan :
CAKUPAN SEMESTA 2019
Paling lambat 1 Januari 2019, seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional
untuk memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi
kebutuhan dasar kesehatannya yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan yang handal, unggul
dan terpercaya.



Misi BPJS Kesehatan :

1.

Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga dan mendorong partisipasi
masyarakat dalam perluasan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2. Menjalankan dan memantapkan sistem jaminan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien
dan bermutu kepada peserta melalui kemitraan yang optimal dengan fasilitas kesehatan.
3. Mengoptimalkan pengelolaan dana program jaminan sosial dan dana BPJS Kesehatan
secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel untuk mendukung kesinambungan

program.
4. Membangun BPJS Kesehatan yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola
organisasi yang baik dan meningkatkan kompetensi pegawai untuk mencapai kinerja
unggul.
5. Mengimplementasikan dan mengembangkan sistem perencanaan dan evaluasi, kajian,
manajemen mutu dan manajemen risiko atas seluruh operasionalisasi BPJS Kesehatan.
6. Mengembangkan dan memantapkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mendukung operasionalisasi BPJS Kesehatan.
Dalam persiapannya menuju 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan terus melakukan
penyempurnaan sistem, teknis kepesertaan, dan juga sarana dan prasarana yang dibutuhkan
untuk menjalankan BPJS Kesehatan. Sebagai salah satu bentuk sarana informasi, penerapan ilmu
Sistem Informasi Manajemen akan sangat membantu proses berjalannya BPJS Kesehatan.
Penerapan komputerisasi dan media online sangat dibutuhkan untuk mendukung sistem
informasi yang baik. Hal ini dikarenakan kepesertaan yang jumlahnya mencakup seluruh
masyarakat Indonesia, dan dibutuhkan adanya sebuah sistem yang mengkoordinasi jalannya alur



informasi.
Sistem kepesertaan berbasis komputer dan online
Dikarenakan jumlah peserta jaminan yang besar (seluruh penduduk Indonesia) maka
penggunaan sistem kepesertaan berbasis komputer dan online menjadi sebuah kebutuhan.
Diperlukan database yang dapat diakses oleh siapapun, di manapun, dan kapanpun saat
dibutuhkan. Database diperlukan untuk mendukung salah satu sifat dari BPJS Kesehatan,

yaitu sifat portabilitas kepesertaan. Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan


terjadinya kepesertaan ganda.\
Penerapan monitoring dan evaluasi pada sistem
Diperlukan monitoring dan evaluasi terhadap aplikas INA-CBGs di PPK. Hal ini
dikarenakan INA-CBGs masih memiliki kekurangan yaitu rawan fraud oleh PPK. Monitoring
dapat dilakukan mulai dari pengadaan pelatihan terkait penggunaan aplikasi INA-CBGs yang



baik dan benar sampai inspeksi mendadak yang dilakukan secara randomisasi.
Alur informasi yang terkoordinasi
Melihat besarnya kepesertaan BPJS Kesehatan, dibutuhkan adanya sebuah

media yang manjadi sumber alur informasi terpusat mengenai BPJS
Kesehatan. Melihat sisi efektifitas dan efisiensi, akan lebih baik bila alur
informasi ini dilakukan secara terpusat dan dapat diakses seluruh penduduk
melalui internet. Berikut adalah beberapa hal yang menurut penulis perlu
dimuat dan sifatnya esensial dalam alur informasi, yaitu:
1. Hak dan kewajiban peserta BPJS Kesehatan
2. Informasi dasar tentang penyakit seperti definisi penyakit, gejala-gejala yang ditimbulkan,
penyebaran penyakit, efek dari penyakit, dan upaya kesehatan yang dapat dilakukan sebagai
langkah pengobatan. Informasi seperti ini dianggap esensial karena informasi ini dapat
digunakan sebagai upaya pencegahan pemberian layanan kesehatan yang tidak perlu, sehingga
dapat dilakukan penekanan biaya kesehatan.
3. Informasi mengenai ketersediaan dan akses peserta BPJS Kesehatan terhadap PPK terdekat
4. Kolom rating PPK yang diisi oleh peserta BPJS Kesehatan sebagai bentuk dari feedback
layanan yang dilakukan oleh PPK yang bersangkutan. Kolom rating ini perlu dilakukan sebagai
upaya motivasi PPK untuk mendapatkan rating yang maksimal melalui pemberian pelayanan
yang maksimal pula. Selanjutnya, diperlukan adanya transparansi sehingga peserta BPJS
Kesehatan dapat melihat hasil rating dari PPK yang ada.


Manajemen perubahan
Walaupun fasilitas Sistem Informasi Manajemen pendukung BPJS Kesehatan sudah baik,
hal tersebut tidak dapat berjalan apabila penerimaan dari sistem (sumber daya manusia) untuk
menjalankannya rendah. Maka, kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting dalam
mengaplikasikan Sistem Informasi Manajemen di BPJS Kesehatan. Peningkatan kualitas dapat
dilakukan dengan dilakukannya penyuluhan mengenai urgensi penerapan Sistem Informasi

Manajemen pada sistem informasi BPJS Kesehatan. Sedangkan dari sisi kualitas sumber daya
manusia, pelatihan rutin perlu dilakukan agar aplikasi dapat dilakukan dengan baik dan benar
sesuai dengan tujuan optimalisasi (efektivitas dan efisiensi).
2.4 Prosedur Pembuatan Kartu BPJS Bagi Yang Baru Membuat.
Sesuai dengan surat edaranddireksi BPJS kesehatan no 8526/VII.2/2014 dengan ini
disampaikan bahwa terhitung tanggal 1 november 2014 persyaratan yang wajib di penuhi oleh
calon peserta BPJS kesehatan peserta bukan penerima upah atau peserts mandiri adalah sebagai
berikut :

A. Cara daftar BPJS Online
1. Siapkan berkas-berkas yang diperlukan yakni Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu
Keluarga (KK), kartu NPWP, serta alamat email dan nomor handphone aktif untuk
konfirmasi pendaftaran.
2. Buka halaman web bpjs-kesehatan.go.id dari browser anda, bisa diakses melalu PC
maupun mobile phones/tablet.
3. Isi data yang telah disediakan yakni identitas yang mencakup data diri serta pilihan kelas
yang ditawarkan, alamat lengkap, fasilitas kesehatan yang mencakup Faskes Tingkat I
dan Faskes Gigi dengan pilihan instansi yang anda pilih sebagai tempat rujukan, dan yang
terakhir khusus untuk Warga Negara Asing (WNA) yang ingin mendapatkan fasilitas
BPJS.
4. Pilih biaya iuran perbulan. Ada 3 pilihan dari kelas III hingga kelas I dengan rentang
biaya dari 25.500 hingga 59.500 ribu rupiah perbulannya.
5. Simpan data dan tunggu email notifikasi nomor registrasi di email anda. print lembar
Virtual Accountnya
6. Lakukan pembayaran di bank yang telah ditunjuk seperti BNI, BRI, dan Mandiri.

7. Setelah menyerahkan uang serta Nomor Virtual pada Teller Bank nanti akan mendapat
bukti pembayaran.
8. Sekarang BPJS kesehatan anda sudah aktif, silahkan cek email akan ada balasan dari
BPJS berupa E-ID Card BPJS yang bisa diprint sendiri dan valid, Atau
9. Print kartu BPJS di kantor cabang BPJS terdekat. Ingat, tidak perlu mengambil nomor
antrian lagi di Kantor BPJS, langsung saja ke bagian Print kartu BPJS nya, cukup
memberikan semua data sebelumnya, form isiannya, Virtual account, dan bukti payment.

B. Mendaftar BPJS secara offline
1. Siapkan berkas yang dibutuhkan yakni FC KTP, FC KK, pas foto 3×4 berwarna 2
lembar, dan formulir yang diisi di tempat pendaftaran. Formulir yang diisi memiliki
format yang sama dengan formulir online.
2. Datang ke kantor BPJS terdekat dan ambil nomor kode pendaftaran. Antisipasi antrian
dengan mendatangi kantor BPJS sepagi mungkin.
3. Setelah mendapatkan nomor kode pembayaran, setorlah sejumlah uang ke bank yang
telah ditunjuk seperti BNI, BRI, dan Mandiri.
4. Bawa bukti setoran ke kantor BPJS dan anda akan mendapatkan kartu anggota.
Penting !
1.

Daftar Sebaiknya Awal Bulan biar Tidak Rugi
2. Faskes keterangan (IGD) maksudnya hanya melayani keadaan darurat, tidak melayani
pengobatan
3. Faskes keteragan (JST) maksudnya bekas kerjasama dengan Jamsostek, bisa melayani
layanan BPJS keseluruhan
4. Untuk Pendaftaran BPJS Online Kartu E-ID bisa diprint sendiri dan valid

5. Pembayaran iuran paling lambat tanggal 10 setiap bulannya, jika terlambat akan dikenai
denda sebesar 2%
6. Tidak ada perbedaan dalam pelayanan medis di kelas I, kelas II, maupun kelas III. Jenis
obat, kualitas obat, penanganan medis, semuanya sama rata. Yang berbeda hanya
pelayanan non-medisnya, seperti kelas ruang inap. Kelas I dirawat di ruang inap kelas I,
kelas II di ruang inap kelas II, kelas III di ruang inap kelas III
7. Biaya Naik Kelas Kamar Rawat Inap, Misal terdaftar kelas 1 (13 juta) ingin naik jadi
kelas VIP (16juta), maka total biaya = harga VIP (16 juta) dikurangi Tarif INA-CBGs (5
juta) (bukan harga VIP dikurangi harga kelas 1)
Sesuai dengan surat edaranddireksi BPJS kesehatan no 8526/VII.2/2014 dengan ini
disampaikan bahwa terhitung tanggal 1 november 2014 persyaratan yang wajib di penuhi oleh
calon peserta BPJS kesehatan peserta bukan penerima upah atau peserts mandiri adalah sebagai
berikut :


Mendaftarkan diri dan semua anggota keluarganya sesuai data keluarga yang trcantum pada








kartu keluarga.
Memiliki NIK sebagaimana tercantum pada KTP elektronik (e-KTP) atau kartu keluarga.
Menunjukan KTP elektronik (e-KTP) atau kartu kluarga asli
Membawa Pas poto 3x4
Memiliki nomor rekening di bankyang bekerjasama dengan BPJS kesehatan
Memiliki nomor telepondan/atau alamat email
Mengikuti ketentuan yang ada pada peraturan BPJS kesehatan mengenai penundaan
pemanfaatan pelayanan kesehatan selama 7 hari sejak peserta mendaftarkan iuran pertama kali.

2.5 Langkah langklah dalam pencatatan anggota baru dan sistem pengelolaannya
Setelah semua persyaratan semua di bawa seperti KTP,pas poto,kartu keluarga,no
rekening calon peserta BPJS diwajibkan mengisi formulir yang sudah di sediakan,dalam
pemilihan kelasnya semua anggota kluarga diwajibkan sama semua. kemudian di entri dalam
aplikasi yang sudah ada di BPJS, setelah di entri peserta akan mendapatkan virtual acount
semacam rekening khusus untuk membayar iuran BPJS,pembayarannya pun bisa melalui ATM
ataupun datang langsung ke bank, setelah melakukan pembayaran kembali lagi ke kantor BPJS

untuk mendapatkan kartunya dan kartu tersebut yang sudah di berikan kepada peserta akan aktif
atau dapat di gunakan setelah 7 hari sejak pendaftaran.
2.6 Preoses pembayaran iuran yang telah di tetapkan dan sangsi keterlambatan
Dalam pembayaran iuran bulan berikutnya maksimal tanggal 10 setiap bulannya dan
apabila terjadi keterlambatan sesuai dalam perpres nomor 111 ada denda administrasi sebesar 2%
dari total iuran bulanan yang wajib di bayarkan dari setiap keterlambatan. Apabila terlambat
pembayaran kartunya akan tidak aktif. ktika kartu itu tidak aktif maksimal 8-10 bulan, apabila
ingin di aktifkan lagi cukup membayar yang 6 bulan nya saja + denda yang telah di tetapkan
maka kartu akan aktif kembali.
2.7 Proses kemitraan antara BPJS dengan dokter-dokter
Peta Lokasi Fasilitas Kesehatan
NO.
NAMA FASKES
ALAMAT FASKES
1
ROSSI SUPARMAN, DRG Jl. Kramatmulya No. 149
2
FAHMI NURDIN, DRG
Jl. Siliwangi No. 68
3
drg. Dalhari
Jl. Raya Luragung
4
drg. Wan Pahlawan
Jl. Raya Cipasung No. 89
5
drg. Herman Sugiarto
Jl. Siliwangi No. 98
6
drg. Intan Armelia Hastari Jl. Otista No. 138A
7
drg. Maria Ulfa
Jl. Raya Kadugede Ciamis
Dalam BPJS menganut pelayanan berjenjang,artinya dalam berobat peserta tidak langsung
kerumah sakit melainkan harus dimulai dari dokter kluarga,puskesmas baru bisa kerumah sakit.
Kemitraan antara BPJS dengan para dokter baik dokter umum maupun swasta adalah hasil dari
pemetaan. Pemetaan dilakukan oleh puskesman yang ada di kecamatan apabila jumlah peserta
BPJS nya banyak. Adapun kreteria dokter yang bisa menerima peserta BPJS yaitu :







Mematuhi regulasi JKN
Mematuhi persyaratan yang telah di tetapkan oleh BPJS kesehatan
Mempunyai pasilitas yang memadai
Mempunyai ruang tunggu yang mencukupi
Akses tempat yang mudah di jangkau oleh stiap peserta BPJS dll
Mempunyai aplikasi BPJS

Prosedur pembayarannya dengan cara kapitasi yaitu pembayaran di sesuaikan dengan
jumlah tetap peserta per periode yang telah di tetapkan sesuai dengan perjanjian yang telah di
stujui diantara kedua belah pihak.

BAB lll
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS ) adalah badan hukum publik yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan social. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketengakerjaan. Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang
dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di

Indonesia dan telah membayar iuran. Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu PBI
jaminan kesehatan dan bukan PBI jaminan kesehatan.
Besaran pembayaran kepada fasilitas kesehatan ditentukan berdasarkan kesepakatan
BPJS Kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan di wilayah tersebut dengan mengacu pada
standar tarif yang ditetapkan oleh pemerintah. Sistem rujukan yang ada mengacu pada tingkat
strata pelayanan kesehatan dari yang rendah menenuju pada strata pelayanan yang lebih tinggi.
Hak dan kewajiban serta landasan hukum dari BPJS terdapat Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.
3.2 SARAN
BPJS kesehatan harus lebih banyak sosialisasi lagi kepada masyarakat secara terus
menerus,sebab masih banyak masyarakat yang belum tau bagaimana tata cara pendaftaran dan
segala sesuatu terkait PBJS itu sendiri

Sitem Rujukan
1.

Pelayanan kesehatan rujukan menerapkan pelayanan berjenjang yang
dimulai dari Puskesmas, kemudian kelas C, kelas D selanjutnya RS kelas B

dan akhirnya ke RS kelas A.
2. Pelayanan kesehatan rujukan dapat berupa rujukan rawat jalan dan rawat
inap yang diberikan berdasarkan indikasi medis dari dokter disertai surat
rujukan, dilakukan atas pertimbangan tertentu atau kesepakatan antara
rumah sakit dengan pasien atau keluarga pasien.
3. Rumah sakit kelas C/D dapat melakukan rujukan ke rumah sakit tipe B atau A
di kabupaten/kota yang telah di tetapkan.

Latar Belakang Pendirian BPJS
Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 diamanatkan bahwa tujuan negara adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Tujuan tersebut salah satunya dapat diwujudkan dalam
bentuk siastem jaminan sosial secara nasional.
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang
Sistem Jaminan Sosial Nasional, bangsa Indonesia telah memiliki sistem
Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan
sistem jaminan sosial nasional perlu dibentuk badan penyelenggara yang
berbentuk badan hukum publik berdasarkan prinsip kegotongroyongan,
nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan
bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial
dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesarbesarnya kepentingan Peserta.
Maka dari itu, perlu dibentuk badan penyelenggara Sistem jaminan
sosial nasional yang bertujuan untuk memberikan kepastian perlindungan
dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.

B. Dasar Hukum
Pembentukan Undang-Undang tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
ini merupakan wujud dari penyelenggaraan kesejahteraan sosial rakyat
Indonesia. Dasar hukum yag melandasi pembentukan BPJS adalah:
1. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004
2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial

Hak dan Kewajiban BPJS
Dalam undang-undang nomor 24 Tahun 2011 Bab IV Bagian Keempat di
jalaskan mengenai hak dan kewajiban BPJS, yakni:
1. Hak
Pasal 12

Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11, BPJS berhak untuk:
a.

memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang
bersumber dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber lainnya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b.

memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program
Jaminan Sosial dari DJSN setiap 6 (enam) bulan.

2. Kewajiban
a. memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta;
b. mengembangkan aset Dana Jaminan Sosial dan aset BPJS untuk sebesarbesarnya kepentingan Peserta;
c. memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai
kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya;
d. memberikan Manfaat kepada seluruh Peserta sesuai dengan Undang-Undang
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional;
e. memberikan informasi kepada Peserta mengenai hak dan kewajiban untuk
mengikuti ketentuan yang berlaku;
f.

memberikan

informasi

kepada

Peserta

mengenai

prosedur

untuk

mendapatkan hak dan memenuhi kewajibannya;
g. memberikan informasi kepada Peserta mengenai saldo jaminan hari tua dan
pengembangannya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
h. memberikan informasi kepada Peserta mengenai besar hak pensiun 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun;
i. membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria yang
lazim dan berlaku umum;

j. melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dalam
penyelenggaraan Jaminan Sosial; dan
k. melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara
berkala 6 (enam) bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada
DJSN.

PENGERTIAN
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka BPJS
merupakan sebuah lembaga hukum nirlabauntuk perlindungan sosial dalam menjamin seluruh
rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak sekaligus dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia. BPJS sendiri terdiri dari dua bentuk
yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 24
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS akan menggantikan sejumlah
lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT
ASKES, dana tabungan dan asuransi pegawai negeri PT TASPEN, Asuransi Sosial Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia PT ASABRI dan lembaga jaminan sosial ketenagakerjaan PT
JAMSOSTEK. Transformasi PT Askes serta PT JAMSOSTEK menjadi BPJS yang akan
dilakukan secara bertahap. Pada tanggal 01 Januari 2014, PT Askes akan menjadi BPJS
Kesehatan, selanjutnya pada tahun 2015 giliran PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

47 440 21

SISTEM OTOMATISASI SONAR (LV MAX SONAR EZ1) DAN DIODA LASER PADA KAPAL SELAM

15 214 17

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

SIMULASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOBIL SECARA OTOMATIS

1 82 1

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL TERNAK ITIK PETELUR DENGAN SISTEM INTENSIF DAN TRADISIONAL DI KABUPATEN PRINGSEWU

10 119 159

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59