04 Paradigma Penelitian Kualitatif pdf

RMK METODE
PENELITIAN
PERTEMUAN V
DANAR SUTOPO SIDIG
NOMOR ABSEN 14

KELAS A STAR
UNIVERISTAS HASANUDDIN
2015

Halaman 1 dari 5
PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF
A. Perbedaan Metode Kualitatif dan Kuantitatif
1. Definisi Riset Kualitatif
Riset kualitatif adalah riset yang didesain untuk mengetahui bagaimana dan
mengapa suatu fenomenda terjadi. Hal ini berbeda dengan riset kuantitatif yang
didesain untuk mengetahui apa dan seberapa sering suatu fenomena terjadi.
Teknik kualitatif digunakan baik pada tahapan pengumpulan maupun analisis
data. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi fokus group,
interviu mendalam, studi kasus, etnografi, grounded thoery, action research, and
observation. Teknik yang digunakan dalam analisis data meliputi analisis atas

material tertulis atau audio yang merupakan ungkapan personal partisipan,
observasi atas tingkah laku, studi atas artefak-artefak, dan penelusuran bukti
dari lingkungan fisik.
2. Perbedaan Metode Kualitatif dan Kuantitatif
Riset kuantitatif adalah riset yang mencoba untuk menjawab pertanyaan berapa
banyak, berapa sering, kapan, dan siapa. Meskipun survai bukan hanya
digunakan dalam metode kuantitatif, tetapi survai dianggap sebagai metode
pengumpulan data yang dominan dalam riset kuantitatif. Perbedaan metode
kuantitatif dan kualitatif diikhtisarkan pada tabel berikut.
Variabel
Pembeda

Fokus Riset
Keterlibatan
Periset
Tujuan Riset

Desain Sampel
Ukuran Sampel
Desain Riset


Kualitatif

 Memahami dan
menginterpretasikan
 Tinggi (Periset adalah partisipan
atau katalis)
 Pemahaman mendalam;
penyusunan teori







Persiapan
Partisipan
Jenis Data dan
Persiapan

Analisis Data






Kuantitatif

 Mendeskripsikan, memahami,
dan memprediksi
 Terbatas (Dikendalikan untuk
mencegah bias)
 Medeskripsikan atau
memprediksi; menyusun dan
menguji teori
Nonprobabilitas
 Probabilitias
Kecil
 Besar

Mungkin utuk berkembang atau
 Ditentukan sebalum pelaksanaan
disesuaikan selama riset
riset
Seringkali menggunakan berbagai  Mengunakan satu metode atau
metode sacara simultan atau pun
metode campuran
berurutan
 Mementingkan konsistensi
Tidak mementingkan konsistensi  Melibatkan pendekatan seksi
Melibatkan pendekatan
silang maupun longitudinal
longitudinal
Pada umumnya diperlukan
 Tidak diperlukan persiapan
persiapan
dalam rangka menghindari bias
Deskripsi verbal atau visual
 Deskripsi verbal
Dinyatakan dalam bentuk verbal  Dinyatakan dalam bentuk

numerik
Analisis oleh manusia setelah
 Analisis terkomputerisasi:
pengkodean oleh komputer;
didominasi statistik dan
biasanya bukan numerik
matematika

Halaman 2 dari 5

Wawasan dan
Arti

Keterlibatan
Sponsor Riset
Keamanan data

 Memaksa periset untuk melihat
kerangka konseptual dari
fenomena yang diamati sehingga

tidak begitu kentara perbedaan
fakta dan opini
 Analisis selalu dilaksanakan
selama riset berlangsung
 Pemahaman yang lebih
mendalam
 Keterlibatan periset dalam proses
pengumpulan data
memungkinkan terbentuknya
wawasan baru untuk diuji selama
riset
 Dapat berpartisipasi dengan
melakukan observasi realtima
atau dengan interviu
 Aman karena terdapat
pembatasan akses dengan ukuran
sampel yang lebih kecil

 Analisis dapat dilaksanakan
selama riset

 Membedakan secara jelas antara
fakta dan pendapat
 Terbatas pada kesempatan untuk
memeriksa responden dan
kalitas data yang telah
dikumpulkan
 Wawasan menyesuaikan dengan
data yang telah dikumpulkan
 Jarang melaksanakan kontak
langsung maupun tidak langsung
dengan partisipan
 Perkembangan riset seringkali
diketahui oleh kompetitor

B. Fitur-fitur Riset Kualitatif
1. Mempelajari makna kehidupan manusia dalam kondisi realistis sebagaimana
adanya
Dalam penelitian kualitatif, partisipan akan dapan melaksanakan peran
kesehariannya atau mengekspresikan diri mereka melalui buku harian, jurnal,
tulisan, atau bahkan foto yang kesemuanya itu tentu independen dari riset yang

dilaksanakan. Interaksi sosial akan terjadi apa adanya tanpa mendapatkan
banyak campur tangan berupa prosedur-prosedur riset tertentu. Partisipan akan
mengungkapkan apa yang mereka ingin katakan, apa adanya, tidak dibatasi oleh,
misalnya respon-respon yang telah disediakan dalam sebuah kuisioner.
Partisipan akan bebas dari batasan-batasan yang ada dalam laboratorium atau
rekayasa lainnya. Mereka juga tidak akan direpresentasikan dengan rata-rata
tertentu yang mana ukuran rata-rata tersebut memang secara akurat
menjelaskan fakta dalam keseluruhan populasi, tetapi tidak mampu
menginformasikan fakta tiap partisipan.
2. Merepresentasikan sudut pandang dan perspektif partisipan yang terlibat dalam
studi
Metode kualitatif akan mampu merepresentasikan sudut pandang dan
perspektif original dari para partisipan. Dengan demikian hasil dari riset
kualitatif merupakan sudut padan dang perspektif yang realistis dari para
partisipan, bukan nilai-nilai, prekonsepsi, ataupun makna-makna yang
disediakan periset.
3. Mencakup kondisi kontekstual di mana manusia hidup
Kondisi kontekstual kehidupan seorang partisipan akan sangat mempengaruhi
keseluruhan kehidupannya. Kondisi kontekstual yang alami akan berbeda


Halaman 3 dari 5
dengan kondisi buatan dalam eksperimen yang setiap variabelnya dikontrol
secara ketat. Hal ini serupa pula dengan survai. Survai memiliki keterbatasan
adanya pembatasan kebebasan menjawab dari para partisipan. Di samping
itu, survai juga memiliki keterbatasan dalam jumlah pertanyaan yang
disampaikan yang biasanya sudah default sehingga tidak fleksibel.
4. Berkontribusi dalam memberikan wawasan terhadap konsep yang telah ada
atau yang sedang berkembang yang bermanfaat dalam menjelaskan perilaku
sosial manusia
Kualitatif riset dapat memberikan gagasan untuk pengembangan konsep-konsep
baru. Konsep tersebut dapat membantu untuk menjelaskan proses-proses sosial
tertentu yang dapat digunakan untuk menyusun teori baru (metode induktif).
5. Berusaha menggunakan berbagai sumber bukti daripada sekadar menggunakan
satu sumber bukti
Sebagai konsekuensi dari metode kulaitatif yang ingin memperlajari kondisi
realistis dari para partisipan, metode kualitatif akan menggunakan berbagai
sumber sumber bukti daripada sekadar satu sumber bukti. Bukti-bukti tersebut
antara lain dapat berupa interviu, observasi, atau bahkan inspeksi.
Kelima fitur tersebut berkonsekuesi pada praktik pelaksanaan riset kualitatif
sebagai berikut:

1. Penggunaan desain riset yang fleksibel yang mengakomodasi peningkatan
validitas studi, pemilihan sampel, dan berfokus pada generalisasi.
2. Pengumpulan data-data yang tepat digunakan untuk memperoleh gambaran
tentang kondisi kontekstual dan perspektif partisipan, misalnya: pemeriksaan
buku harian, jurnal-jurnal, tulisan-tulisan, foto, dan artefak-artefak lain yang
terkait dengan kehidupan para partisipan.
3. Analisis data nonnumerik, yang meliputi pilihan penggunaan berbagai jenis
software terkomputerisasi.
4. Interpretasi dan temuan dari studi kualitatif kadangkala dapat bertentangan
dengan generalisasi konvensional dan stereotipe sosial.
C. Keberagaman Riset Kualitatif
Luasnya cakupan riset kualitatif menyebabkan adanya keberagaman orientasi dan
piliah metodologis. Keberagaman tersebut menawarkan sebuah kesempatan untuk
melakukan modifikasi-modifikasi dalam riset kualitatif. Hal-hal yang berkontribusi
dalam keberagaman tersebut adalah
1. Keberagaman interpretasi atas satu peristiwa yang sama
Tujuan dasar dari riset kualitatif adalah untuk menjelaskan peristiwa dan
perspektif partisipan atas peristiwa tersebut secara natural, apa adanya. Tujuan
tersebut tidak dapat mengabaikan perspektif dari para partisipan maupun
perspektif yang dilaporkan oleh periset terdahulu. Perbedaan perspektif

tersebut dapat terjadi sebagai akibat adanya perbedaan nilai-nilai yang dianut
periset, predisposisi periset, jenis kelamin periset, usia, ras, etnis, dan lain-lain.

Halaman 4 dari 5
2. Potensi keunikan dari fenomena-fenomena tertentu
Fenomena yang dialami manusia dapat dipandang sebagai persitiwa yang unik
maupun peristiwa yang memiliki beberapa item yang relevan untuk diterapkan
dalam peristiwa lainnya. Dengan adanya hal tersebut maka akan semakin
memperkaya ruang lingkup studi kualitatif. Studi kualitatif dapat dilakukan
terhadap kasus-kasus yang benar-benar unik atau pun terhadap kasus-kasus
yang memiliki relevansi. Kombinasi keduanya akan semakin memperkaya
keragaman studi kualitatif.
3. Keberagaman metodologi yang tersedia dalam riset kualitatif
Hal ketiga yang berkontribusi terhadap keberagaman riset kualitatif adalah
keberagaman metodologi yang tersedia. Secara ringkas, metodologi-meodologi
tersebut beserta contoh riset yang relevan diikhtisarkan dalam tabel berikut.
Metodologi
Action research

Case study
Ethnography

Ethnomethodology

Feminist research

Grounded theory

Life history

Narrative inquiry

Deskripsi Singkat

Riset Relevan

Menekankan pada peran periset untuk
melakukan aksi tertentu atau melakukan
sebuah kolaborasi yang aktif dengan
partisipan
Melakukan studi terhadap fenomena
tertentu dalam konteks realistisnya
Melibatkan studi lapangan dengan durasi
yang cukup untuk mengetahui normanorma keseharian partisipan, ritual-ritual,
dan rutinitas detail
Mencoba memahami bagaimana partisipan
belajar dan mengetahui ritual sosial,
manner,
serta
simbol-simbol
dalam
kehidapan dan budaya sehari-hari
Menggunakan
perspektif
menghindari
adalanya pengaruh-pengaruh dari metode
lain atau hal lain yang terkait
Berasumsi bahwa kejadian peristiwaperistiwa alami akan paling baik dianalisis
dengan menciptakan bottom-up konsep.

Lewin (1946); Small
(1995);Greenwood &
Levin (1998); Reason
& Riley (2009)
Platt
(1992);
Yin
(2009); Yin (in press)
Powdermaker (1966);
Geertz (1973); Wolcott
(1999);AndersonLevitt (2006)
Garfinkel
(1967);
Cicourel
(1971);
Holstein & Gubrium
(2005)
Fine (1992); Olesen
(2005); Hesse-Biber &
Leavy (2007)
Glaser
&
Strauss
(1967);
Charmaz
(2005);
Corbin
&
Strauss (2007)
Lewis (1961, 1965);
Langness
(1965);
Bertaux (1981)
Riessman
(1993,
2008); Chase (2005);
Connelly & Clandinin
(2006); Murray (2009)
Becker
(1958);
Spradley
(1980);
Tedlock (1991)
Husserl (1970); Schutz
(1970); Van Manen
(1990);
Moustakas
(1994); Giorgi & Giorgi
(2009)

Mengumpulkan dan menarasikan cerita
kehidupan seseorang, menggambarkan titik
balik dan peristiwa-peristiwa penting
Membangun penerjamahan narative dari
kondisi-kondisi realistis

Participantobserver study

Melaksanakan studi lapangan berdasarkan
kondisi realisitis yang disetting oleh periset

Phenomenological
study

Mempelajari peristiwa kehidupan manusia
segera setelah sebuah fenomena terjadi atau
dialami.

Halaman 5 dari 5
D. Membangun Kepercayaan dan Kredibilitas pada Riset Kualitatif
1. Transparansi
Cara pertama untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas pada riset
kualitatif adalah dengan melaksanakan riset secara terbuka, yaitu dapat diakses
oleh publik. Artinya, periset harus mendeskripsikan dan mendokumentasikan
seluruh prosedur yang dilaksanakan sehingga dapat direviu dan dipahami oleh
pihak lain. Di samping itu, data-data tersebut sebaiknya tersedia untuk
diinspeksi. Ide dasarnya adalah bahwa masyarakat seharusnya dapat memeriksa
hasil kerja periset beserta bukti-bukti yang digunakan untuk menyatakan
temuan dan mengambil kesimpulan.
2. Penerapan Metode
Cara kedua untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas pada riset kualitatif
adalah dengan melaksanakan riset tersebut secara metodis. Hal tersebut berarti
bahwa riset dilaksanakan dengan mengikuti beberapa prosedur riset secara
runtut dan meminimalisasi kecerobohan. Tentu saja dalam prosedur tersebut
harus disediakan ruang untuk melakukan penyesuaian dalam hal terjadi
peristiwa-peristiwa yang tidak terantisipasi. Di samping itu, metodis berarti pula
menghindari bias yang tidak dapat dijelaskan maupun distorsi yang material
dalam pelaksanaan riset.
3. Penyadaran pada Bukti
Cara ketiga untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas pada riset kualitatif
adalah dengan menyandarkan riset pada bukti-bukti eksplisit.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA GOLONGAN KUINOLON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN SBP (Spontaneous Bacterial Peritonitis) Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang

1 50 24

KECENDERUNGAN ISI PESAN DALAM PROGRAM FEATURE DI RADIO (Analisis isi Program Siaran Napak Tilas di Radio Mayangkara FM Blitar, Edisi 01 Maret – 04 April 2007)

0 25 2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN TEKNIK ICE BREAKING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 5 SDN SITIREJO 04 KABUPATEN MALANG

7 73 22

BENTUK DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP SIKAP LANSIA DALAM MENJAGA KESEHATAN MENTALNYA (Studi Kualitatif terhadap Lansia Wanita di Posyandu Lansia Harapan dan Jember Permai I di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember)

3 56 58

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA Pengembangan Profesi Guru Sains melalui Penelitian dan Karya Teknologi yang Sesuai dengan Tuntutan Kurikulum 2013

6 77 175

Pengaruh Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Ipa Pada Konsep Kondisi Lingkungan Terhadap Kesehatan (Penelitian Quasi Eksperimen Di Sekolah Dasar Negeri Sirnagalih 04 Bogor)

1 45 279

Tinjauan atas pembuatan laporan anggaran Bulan Agustus 2003 pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

0 76 64

prosedur Verifikasi Data Perjalanan Dinas Pada Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air

9 64 69

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Skinhead (studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang TUa Dengan Anak Sebagai Komunitas Skinhead Dalam Berinteraksi Di Kota Bandung)

0 33 98