T2 092010004 BAB III

Bab 3

Pengalaman Penelitian

Pengantar

B agi

sebagian orang, pengalaman dalam meneliti mungkin

dianggap sebagai hal yang tidak terlalu penting untuk ditulis dalam
suatu hasil penelitian. Karena bagi mereka, penelitian adalah suatu
“tradisi” dalam dunia akademisi dan sudah banyak diketahui oleh
kahlayak umum. Tetapi pertanyaannya; apakah semua penelitian
memiliki tingkat kesulitan dan keunikan yang sama. Jawabannya, tentu
tidak, karena setiap penelitian memiliki tingkat kesulitan dan kuenikan
yang berbeda-beda. Keyakinan itulah yang membuat penulis merasa
perlu untuk mengisahkan tentang pengalaman penelitian termasuk
proses pengolahan data serta penulisan, sehingga dapat menjadi
informasi tambahan dalam karya ilmiah ini.
Selain pengalaman penelitian yang menjadi pembahasan pada bab

ini, pembahasan lainnya yang juga menjadi fokus dalam penelitian ini
adalah metode penelitian yang digunakan. Artinya, bab ini juga akan
memberikan penjelasan tentang apa metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini. Serta alasan mengapa penulis memilih
menggunakan metode penelitian itu.
Dengan dua pembahasan pada bab ini, diharapkan bab ini dapat
memberikan informasi terkait epistemologi (proses/cara penelitian) dan
metodologi dari penelitian ini. Selain itu, dengan membaca bab ini,
diharapkan pembaca juga dapat menilai dan memberikan masukan,
terkait apakah epistemologi dari penelitian ini, sudah bersinergi
dengan metodologi yang digunakan, atau belum.
19

M encari dan M enemukan Informan
Setelah topik dan tempat penelitian disetujui oleh pembimbing,
beliau kemudian mengarahkan penulis membuat suatu pedoman
wawancara, guna penelitian lapangan. Proses atau tahapan ini
berlangsung cukup lama, sekitar hampir dua minggu lebih (sejak akhir
maret hingga pertengahan minggu kedua april 2012). Hal ini bagi
penulis wajar, karena menyusun pedoman wawancara harus dapat

mengakomodir tujuan penelitian.
Pada akhir minggu ke-dua bulan April 2012, setelah pedoman
wawancara yang penulis susun di sepakati, penulis kemudian
mendapat ijin penelitian dari pembimbing, maupun dari Program Studi
M agister Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya W acana
(UKSW ), Salatiga. Dengan demikian penulis lalu berangkat menuju
tempat penelitian, yang dapat dikatakan sebagai “pulang kampung ke
Jayapura”.
M inggu pertama dalam masa penelitian penulis, penulis habiskan
hanya untuk mencari wirausaha migran M akassar di daerah Abepura,
yang bersedia penulis jadikan informan. Penulis memilih wirausaha
migran M akassar di Abepura, karena jarak tempuhnya tidak terlalu
jauh dari tempat tinggal penulis (rumah penulis). Hasilnya cukup
mengecewakan, karena dari tujuh belas wirausaha migran M akassar di
Abepura, yang penulis temui, tidak ada satupun yang bersedia untuk
diwawancarai.
Kenyataan itu tidak membuat penulis putus asa, penulis lalu
berinisiatif untuk mengumpulkan beberapa sahabat, yang merupakan
migran M akassar (orang yang berasal dari M akassar), yaitu Faical,
Anto, Samsul, dan Jufri. Penulis menemui mereka, lalu mencoba

menanyakan mereka tentang cara agar dapat menemukan wirausaha
migran M akassar, yang bersedia dijadikan informan. Jawaban mereka
cukup miris, karena mereka mengatakan; “bagi orang M akassar rahasia
usaha itu sangat dijaga”. Sehingga mereka juga tidak dapat membantu
lebih jauh, mereka hanya bisa menunjukan tempat-tempat usaha di
Abepura yang dimiliki migran M akassar.
20

Diujung pertemuan dengan mereka, Faical mengusulkan agar
penulis meminta data pada paguyuban M akassar yang ada di Kota
Jayapura, yaitu Ikatan Keluarga Besar M akassar (IKBM ) Kota Jayapura.
Usul itu penulis terima dengan sengan hati, karena penulis merasa
bahwa usul itu adalah titik terang untuk keberlanjutatan peneltian ini.
Facial lalu berjanji untuk mengantar penulis ke sekertariat IKBM.
Pada ke-esokan harinya, Faical menjemput penulis tepat jam
sembilan pagi, di kediaman penulis. Kita kemudian menuju ke
sekertariat IKBM yang terletak di daerah entrop, Kota Jayapura. Setiba
kami di sekertariat IKBM , kami diterima langsung oleh ketua IKBM
Kota Jayapura, Bapak Haji JR.
Setelah kami dipersilahkan masuk, dan duduk di ruang tamu yang

penuh dengan badik, dan kain khas M akassar (bernuansa Sulawesi
Selatan), penulis kemudian menyampaikan maksud atau tujuan
kedatangan penulis dan Faical, ke tempat itu. M endengar penyampaian
penulis, Bapak Haji JR, merasa keberatan untuk memberikan data-data
terkait wirausaha migran M akassar. Beliau merasa keberatan karena
menganggap bahwa hal itu adalah prifasi dari para wirausaha migran
M akassar.
Tetapi setelah Bapak Haji JR mengetahui nama lengkap penulis,
dia lalu berubah pikiran. Karena dia mengenal dengan dekat ayahanda
dari penulis, karena mereka merupakan teman semasa kuliah.
Akhirnya tanpa membuang-buang waktu, Bapak Haji JR menyerahkan
data-data yang penulis butuhkan. Dia juga meminta penulis untuk
memilih siapa saja yang ingin penulis wawancarai, dan dia akan
menghubungi mereka.
Setelah kurang lebih setengah jam penulis mempelajari data-data
itu, penulis lalu memilih M uhajril Ismail dan Jalnudin Ramli. Penulis
memilih mereka berdua, karena penulis merasa tempat tinggal mereka
tidak terlalu jauh dari kediaman penulis. Sesudah memilih dua nama
itu, penulis lalu menyampiakannya pada Bapak Haji JR. Tanpa raguragu, Bapak Haji JR lalu menghubungi mereka via telepon, dan


21

meminta mereka untuk
penelitian ini.

membantu

penulis dalam

melakukan

Sejak saat itulah mereka berdua menyatakan kesedian mereka
untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Sedangkan terkait
pemilihan Rauf M uchsin, Sulaiman Baco, dan Nursama Asmi, sebagai
informan. Hal itu labih karena pengembangan dari temuan wawancara
dengan M uhajril Ismail dan Jalnudin Ramli.
Demikianlah bagaimana awal penulis menemukan informan
dalam penelitian ini. Perlu diinformasikan bahwa dalam penelitian ini
Informan bukan hanya para wirausaha migran M akassar. Tetapi juga
ada beberapa informan lainnya, yang memiliki relevansi dengan

penelitian ini, dan juga terkait dengan lima informan kunci, sebagai
contoh Bapak Haji JR selaku ketua IKBM , Bapak Julham selaku sesepuh
migran M akassar, dan beberapa oknum terkait.

Proses dan Pengalaman Pengumpulan Data
Setelah Ismail dan Ramli menyatakan kesedian mereka untuk
menjadi informan. M ereka masing-masing lalu meminta penulis untuk
datang ke rumah mereka masing-masing, hari itu juga. Ketika itu,
Ismail meminta penulis untuk menemuinya pada jam empat sore
waktu Papua, dan Ramli meminta penulis memenuinya pada jam satu
siang waktu Papua.
Penulis lalu menemui Ramli di rumah makannya, di daerah
Abepura, dan kemudian menemui Ismail di rumahnya, yang juga
terletak di daerah Abepura. Tetapi ketika mendatangi mereka masingmasing, penulis tidak langsung mewawancari mereka. Karena hari itu
agenda pertemuan penulis dengan mereka hanyalah sekedar
perkenalan, dan juga mencari waktu yang tepat untuk mewawancari
mereka.
Dari pertemuan dengan Ramli, dia lalu bersedia diwawancari tiga
hari setelah itu, atau tepatnya pada tanggal 28 mei 2012. Sedangkan
Ismail bersedia diwawancari pada tanggal 30 mei 2012. Ketika awal

22

mewawancari keduanya, target yang ingin penulis penuhi adalah
menguraikan latar belakang keluarga, dan kehidupan di kampung
halaman, masing-masing.
M elalui wawancara awal itulah, maka muncul nama-nama Rauf
M uchsin, Sulaiman Baco, dan Nursama Asmi. Karena munculnya
nama-nama itu, sehingga penulis kemudian menjadikan M uchsin,
Baco, dan Asmi, sebagai informan berikut yang penulis temui dan
wawancarai. Penulis melakukan wawancara dan obserfasi terhadap kelima informan ini selama tiga bulan delapan belas hari (sejak tanggal 28
mei 2012 hingga 15 september 2012.
Dalam melakukan wawancara bersama mereka, ada tiga hal yang
menjadi target. Pertama, latar belakang keluarga, dan kehidupan di
kampung halaman, masing-masing. Kedua, pengalaman mereka
melakukan migrasi ke Jayapura. Serta yang ketiga adalah pengalaman
dalam mendirikan dan mengembangkan usaha di Kota Jayapura.
Sedangkan obserfasi yang penulis lakukan lebih diarahkan untuk
mengamati aktivitas mereka sehari-hari, seperti interaksi mereka
dengan warga sekitar maupun dengan sesama migran M akassar, cara
mereka menjalankan usahanya, dan kehidupan keluarga mereka

masing-masing. Lebih dari itu, obserfasi yang penulis lakukan
bermaksud untuk melakukan pengecekan data wawancara.
Sejak tanggal 17 September 2012, Penulis mengarahkan
penelitian pada pengumpulan data-data pelengkap, seperti
pengumpulan data dari IKBM . Pengumpulan data dari IKBM dengan
cara wawancara terhadap Bapak Haji JR selaku ketua, dan Ibu KH
selaku bendahara IKBM , Bapak Haji M S selaku kepala bidang
pemberdayaan anggota, dan Bapak Julham selaku sesepuh migran
M akassar, sekaligus mantan ketua IKBM. Pengumpulan data dari
IKBM, tidak hanya dalam bentuk wawancara, tetapi juga dengan cara
obserfasi. Sebagai contoh, penulis mengikuti dua kali silaturahmi
umum IKBM, yaitu pada tanggal 20 september 2012, dan 8 Oktober
2012. Selian itu, penulis juga diperkenankan mengikuti rapat kerja
(Raker) tahunan IKBM , pada tanggal 27 September 2012.
23

Penelitian berlanjut ke IKBM, karena adanya pengakuan dari
ke-lima orang informan utama. Dengan demikian tujuan dilakukannya,
wawancara dan
obserfasi

terhadap IKBM
adalah untuk
mengkonfirmasi apa yang telah disampaikan oleh ke-lima orang
informan utama. Tujuan lainnya adalah untuk mengenal lebih jauh
tentang keberadaan dan peran IKBM , terhadap proses berusaha
wirausaha migran M akassar, di Kota Jayapura.
Selain para informan yang telah disebutkan, penulis juga
melakukan wawancara terhadap seorang pegawai negeri sipil (PNS)
Kota Jayapura, dan beberapa orang karyawan Bank, di Kota Jayapura.
W alaupun kedua orang ini engan disebutkan namanya, tetapi penulis
tetap melakukan wawancara dengan mereka. Hal itu penulis lakukan
demi mengkonfirmasi pernyataan Bapak Haji JR, yang mengatakan
bahwa ada oknum PNS dan oknum dari bank swasta, yang sering
membantu IKBM dan anggotanya, dalam hal kepengurusan surat ijin
usaha, dan kepengurusan kredit usaha.
Data yang penulis kumpulkan tidak hanya berupa data wawancara
dan obserfasi. Tetapi juga berupa data sekunder seperti data jumlah
penduduk Kota Jayapura, perkembangan ekonomi Kota Jayapura, dan
jumlah pelaku serta kegiatan usaha di Kota Jayapura. Untuk
memperoleh data-data tersebut, ada beberapa instansi pemerintahan

yang penulis datangi, yaitu Badan Pusat Statistik Kota Jayapura, Dinas
Pendapatan Kota Jayapura, dan dinas PERDANKOP Kota Jayapura.
Pengecekan data wawancara dan obserfasi, langsung penulis
lakukan di lapangan, dengan dua cara. Pertama, bertanya langsung,
contohnya; ketika Ramli mengatakan bahwa dia datang ke Jayapura
dengan bantuan (uang) dari Baco, maka ketika mewawancari Baco, hal
ini penulis tanyakan, dan bila Baco mengatakan benar, maka data
tersebut penulis yakini. Tetapi jika Baco mengatakan tidak, maka
penulis akan terus menelusuri kebenarannya.
Cara yang kedua adalah melakukan pengecekan hasil wawancara
dengan obserfasi, atau sebaliknya. Contohnya; ketika M uchsin
mengakui bahwa dia hanya memiliki dua puluh karyawan, maka
24

penulis akan melakukan obserfasi terhadap hal tersebut, dan bila
kenyataannya demikian, penulis meyakini data itu. Tetapi jika
kenyataan yang penulis lihat tidak sesuai dengan apa yang M uchin
sampaikan, maka hal itu akan menimbulkan pertanyaan baru bagi
M uchsin. Contoh sebaliknya, seperti ketika penulis megamati dan
menemukan bahwa Baco menggunakan mobil untuk mendistribusikan

barang dagangannya ke konsumen, maka untuk mengkonfirmasi
kebenaran dari pengamatan tersebut, penulis akan menanyakannya
pada Baco, dalam sesi wawancara. Demikianlah cara penulis dalam
mengcek kebenaran data yang penulis peroleh.
Berbagai pengalaman dan pengetahuan baru, penulis dapatkan
selama masa penelitian. Salah satu pengalaman menarik yang penulis
dapatkan adalah ketika hendak menyingkap fakta tentang peran IKBM
dalam menopang wirausaha migran M akassar. Ketika itu Bapak Haji
JR, selaku ketua IKBM , tidak mebenarkan apa yang telah dikatakan
oleh ke-lima informan, bahwa ada peran IKBM yang besar dalam
pendirian dan pengembangan usaha mereka masing-masing.
Hal itu membuat penulis cukup kerepotan dalam melakukan
pengecekan data tersebut. Tetapi setelah penulis mencoba mendekati
Bapak Haji JR, dan menjelaskan bahwa penelitian ini hanya sebatas
karya ilmiah, Bapak Haji JR akhirnya membenarkan hal itu, dengan
syarat bahwa nama organisasi dan pengurus organisasi harus
disamarkan. M endengar hal itu, penulis sempat bertanya alasan
mengapa nama organisasi dan pengurus organisasi harus disamarkan.
Bapak Haji JR kemudian menjelaskan alasan-alasan yang terkait
penyelamatan organisasi. Penjelasan dari Bapak Haji JR, penulis anggap
cukup masuk akal, akhirnya penulis menyetujui syarat tersebut.
Dengan demikian nama IKBM bukanlah nama sebenarnya dari
paguyuban M akassar, tetapi merupakan suatu nama yang disepakati
antara penulis dan pihak paguyuban M akassar di Kota Jayapura.
Selain pengalaman menarik, ada juga pengalaman menegangkan
yang penulis alami dalam masa penelitian. Pengalaman menegangkan
itu terjadi pada akhir bulan September 2012, ketika penulis hendak
menemui Bapak Haji JR, di rumahnya. Pada saat itu, tengah terjadi
25

pertengkaran antara orang M akassar dan orang Sorong, di Kota
Jayapura. Tetapi celakanya, ketika itu penulis tidak mengetahui adanya
pertengkaran itu, dan langsung menuju ke rumah Bapak Haji JR.
Setibanya di sana, banyak sekali orang M akassar di rumah itu, dan
sedang memegang badik (senjata khas) M akassar. Tanpa curiga penulis
masuk ke rumah itu, dan penulis sempat didatangi oleh segerombol
pemuda M akassar. Untung saja Bapak Haji JR segera menghampiri
penulis dan menjelaskan situasi yang terjadi. Akhirnya hari itu penulis
tidak jadi mewawancarai Bapak Haji JR, dan segera pulang.
Tidak hanya pengalaman menarik dan menegangkan, tetapi juga
ada pengalaman menyakitkan. Pengalaman menyakitkan itu terjadi
pada penghujung bulan September tahun 2012. Ketika itu penulis
hendak mendatangi rumah Bapak M J, guna mewawancarinya. Tetapi
karena saat itu penulis baru pertama kali mendatangi rumahnya, maka
penulis salah alamat, dan masuk ke halaman rumah orang lain.
Kesalahan itu membuat penulis harus berurusan dengan pihak medis
karena digigit oleh seekor anjing.
Dari berbagai peristiwa yang penulis alami selama penelitian
lapangan, yang berlangsung seratus empat puluh hari (25 M ei hingga
14 Oktober 2012). Penulis banyak belajar tentang berbagai hal, sebagai
contoh dari pengalaman penelitian tersebut, penulis pelajari bahwa
seorang peneliti harus mampu mengungkapkan makna dan fakta dari
suatu fenomena, tetapi tetap harus menjunjung tinggi dan
mempertimbangkan etika.
Itulah kisah penelitian lapangan yang penulis lakukan untuk
mengungkap makna dibalik kemampuan berusaha migran M akassar,
di Kota Jayapura. W alaupun saat ini penulis tidak lagi langsung
menemui para informan, tetapi penulis tetap menghubungi mereka
apabila dalam masa pengolohan dan penulisan, terdapat kekurangan
data. Sebagai contoh ketika penelitian ini hampir tuntas penulisannya,
penulis menemui suatu pertanyaan, yaitu kenapa nama belakang dari
para informan tidak sama dengan ayah mereka masing-masing.
pertanyaan ini kemudian penulis tanyakan pada Muchsin melalui email. M uchsin lalu menjawab bahwa dalam adat M akassar, ada tiga kali
26

seorang anak mendapat nama, dan hal itu disesuaikan dengan tahapan
perkembangan dan karater yang di tunjukan oleh anak itu. W alaupun
hal ini mungkin tidak terlalu penting dalam penelitian ini. Tetapi
setidaknya hal itu memberikan pengetahuan baru kepada penulis, agar
dapat memahami secara lebih baik, fenomena wirausaha migran
M akassar, di Kota Jayapura.

Pengolahan Data dan Penulisan
Setelah melewati masa penelitian lapangan yang cukup panjang.
Penulis sempat beristirahat selama satu minggu, di Kota Jayapura.
setelah itu, tepat tanggal 20 Oktober 2012, penulis kembali ke Kota
Salatiga. Dua hari berselang setibannya penulis di Kota Salatiga atau
tepatnya pada tanggal 22 Oktober 2012. Penulis kemudian menemui
pembimbing dari penulis.
Penulis menemui
pembimbing dengan
tujuan
untuk
memperlihatkan data-data yang penulis dapatkan selama penelitian.
Pertemuan itu berlangsung cukup lama, karena penulis menceritakan
pengalaman penelitian kepada pembimbing, dan pembimbing juga
memerikasa setiap data yang penulis tunjukan secara detail, dan
langsung melakukan sortir terhadap data-data yang tidak diperlukan.
Akhirnya dengan peretujuan pembimbing, penulis memasuki tahap
berikutnya, yaitu menarasikan hasil-hasil wawancara.
Tahapan ini penulis lalui cukup lama, yaitu dari penghujung bulan
Oktober 2012, hingga awal bulan Januari 2013. Lamanya penuntasan
tahap ini karena penulis harus mengetik narasi pengalaman dari lima
orang informan, dan mengetik hasil wawancara dengan informan
lainnya, yang semuanya menghabiskan seratus delapan belas halaman
kertas A4. Itulah tahap pertama yang penulis lalui dalam proses
pengolahan data.
Sebagai tahap kedua dari proses pengolahan data adalah membuat
tema-tema (tematik), dari narasi hasil penelitian yang telah dibuat.
Tujuan dari tahap ini adalah membantu penulis dalam menentukan
Fokus-fokus pembahasan dalam penulisan bab empiris. Penggarapan
27

tahapan ini juga memakan waktu cukup lama, yaitu kurang lebih dua
bulan lebih. Karena dalam mengarap tahapan ini penulis perlu sejeli
mungkin melihat hal-hal menarik yang dapat menjadi fokus dari setiap
pembahasan, dan memiliki relevansi dengan tujuan penelitian ini.
Berakhirnya penyelesaian tahap kedua, maka penulis memasuki
tahapan ketiga dalam proses pengolahan data. Tahapan ketiga itu
adalah tahapan membuat matriks berdasarkan tema-tema yang telah
disusun, dan diseuaikan dengan narasi yang sudah dibuat. Tujuan
pembuatan matriks ini agar memudahkan penulis dalam
mengelompokan setiap data dari informan. Tahapan ini tidak telalu
lama penulis lalui, karena hanya sekitar seminggu penulis telah mampu
mengarapnya.
M emasuki bulan April 2013, penulis telah memasuki tahap akhir
dari pengolahan data, yaitu tahapan membuat outline dari Bab empiris.
Tujuan dari tahapan ini adalah agar dalam menulis bab empiris, dapat
ditulis secara sistimatis dan terarah. Penyelesaian tahapan ini
berlangsung kurang lebih selama satu bulan. Karena walaupun
kedengarannya tahap ini mudah, tetapi tahapan ini membutuhakn
keseriusan dalam penyusunannya, agar hasil dari tulisan nantinya
dapat tersaji dengan lebih terarah dan sistimatis.
Dengan berakhirnya pengolahan data tahap empat, maka penulis
memasuki proses penulisan bab empiris. Penulisan dua bab empiris
dalam penelitian ini, berlangsung cukup lama. M ulai dari bulan M ei
2013, hingga Januari 2014. Ada dua alasan yang menyebabkan
penulisan bab empiris ini cukup lama. Pertama karena penulis harus
melewati lebih dari sepuluh kali koreksi bab empiris. Sedangkan yang
menjadi alasan kedua lambatnya penyelesaian penulisan bab empiris
adalah karena penulis mengalami patah tangan kanan, yang membuat
pekerjaan harus tertunda selama kurang lebih dua bulan.
Pada bulan Januari, penulis akhirnya dapat melangkah untuk
menulis bab analisis. Tetapi sebelum memasuki bab analisis, penulis
terlebih dulu membuat maping konsep. Hal ini dimaksudkan agar
dapat memetakan konsep-konsep yang akan digunakan dalam
28

menganilisis bab empiris. Proses ini berlangsung hingga awal bulan
Februari 2014. Kemudian dilanjutkan dengan proses penulisan bab
analisis.
Pengerjaan bab analisis tidak terlalu lama, hanya menelan waktu
kurang lebih satu bulan lebih (sejak awal bulan Februari hingga awal
bulan M aret). Tetapi karena pengembangan dari konsep-konsep yang
ada, sehingga penggarapan baru usai di awal akhir bulan M aret 2014.
Tahapan ini diakhiri dengan penulis menyajikan hasil penelitian pada
seminar kamisan Studi Pembangunan, tanggal 20 M aret 2014.
Proses penulisan kemudian dilanjutkan dengan membuat tinjauan
literatur (bab 2), dan pengalaman penelitian (bab 3). Dalam membuat
tinjauan literature, penulis menggunakan penelitian-penelitian
terbaru, dan merupakan jurnal internasional. Hal itu membuat penulis
harus berusaha menterjemahkan jurnal-jurnal tersebut, agar lebih
mudah penulis pahami. Alasan itulah yang membuat pengarapan dua
bab ini memakan waktu hampir dua bulan (awal M aret hingga
pertengahan M ei 2014).
Tahap selanjutnya adalah pembuatan bab satu dan bab
kesimpulan. Penyelesaian tahap ini tidak terlalu memakan waktu,
karena berlangsung kurang lebih satu minggu. Dengan demikian
sebagai tahap akhir dari proses penulisan adalah tahap finishing. Pada
tahap ini pekerjaan yang dilakukan, yaitu melengkapi penulisan
dengan kata pengantar, abstrak, dan daftar pustaka, dan lain-lain.
Kendati penuntasan proses pengolahan dan penulisan ini cukup
lama. Tetapi pembimbing dari penulis tidak jenuh dalam membimbing
penulis. Karena pembimbing cukup memahami latar belakang penulis
sebagai seorang teknik, yang akrab dengan penelitian kuantitatif, tetapi
mencoba mengganti arah dan melakukan penelitian kualitatif. Hal ini
terbukti dengan banyaknya pelajaran yang pembimbing berikan bagi
penulis. Sebagai contoh pembimbing mengajarkan pada penulis, cara
menempatkan thesis steatment dalam suatu paragraf maupun suatu sub
bab. Pelajaran- pelajaran seperti inilah yang membuat penulis merasa
tidak sia-sia, walaupun harus menjalani proses pengolahan data dan
29

penulisan selama satu tahun delapan bulan (Oktober 2012 hingga Juni
2014).

M etodologi Penelitian
M etode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Untuk itu,
metode penelitian sebaiknya sudah ditentukan sebelum memulai
penelitian. Dengan begitu dalam melakukan penelitian akan lebih
terarah dan tidak kesulitan dalam teknik pengambilan data (Sugiyono,
2013).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka sebelum penulis
melakukan penelitian. Penulis telah menentukan terlebih dahulu
bahwa penulis akan melakukan penelitian dengan motode penelitian
kualitatif. M etode penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor
(1982), merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang
dapat diamati (M oleong,2005).
Alasan yang mendasari pemilihan metode penelitian kualitatif,
pada hakikatnya ialah alasan pribadi, yaitu penulis mau dan ingin
belajar mengunakan metode penelitian kualitatif. Penulis lebih
mengarahkan alasan pemilihan metode ke alasan pribadi, karena
disamping tidak ingin menimbulkan perdebatan, penulis juga
menyadari bahwa pemilihan suatu metode dalam suatu penelitian,
merupakan hak seorang peneliti (Patilima, 2011).
Informan yang ada di dalam penelitian ini, pada awalnya dipilih
berdasarkan teknik sampling porposiv sampling dan selanjutnya
mengunakan teknik snowball sampling. Artinya, informan awal yang
ada dalam penelitian ini, dipilih berdasarkan pertimbangan dan tujuan
tertentu. Pertimbangan tujuan tertentu, misalnya orang tersebut yang
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan; Selanjutnya
berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari informan awal,

30

penulis menetapkan informan lainnya yang dipertimbangkan akan
memberikan data lengkap (Sugiyono, 2010).
Karena penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif,
maka instrumen dari penelitian ini adalah penulis sendiri. Hal ini
seperti yang dikatakan oleh Nasution (1988) bahwa; “Dalam penelitian
kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan manusia sebagai
instrument penelitian utama. Alasannya ialah segala sesuatunya belum
mempunyai bentuk yang pasti. M asalah, fokus penelitian, prosedur
penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan,
itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.
Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu.
Dalam keadaan yang tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan
lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat
mencapainya” (Sugiyono,2010)
Teknik pengambilan data yang penulis gunakan dalam penelitian
ini, pertama observasi (pengamatan). Observasi merupakan teknik
pengumpulan data dengan menggunakan indra, jadi tidak hanya
dengan pengamatan menggunakan mata saja, tetapi juga medengarkan,
mencium, mengecap dan meraba (Flick, 2014). Jenis obserfasi yang
penulis gunakan, yaitu obserfasi terfokus, dan obserfasi terseleksi.
Obserfasi terfokus adalah observasi yang secara cukup spesifik
diarahkan kepada sesuatu aspek tindakan, artinya obserfasi yang telah
disempitkan untuk difokuskan pada aspek tertentu. Sedangkan
obserfasi terseleksi adalah obserfasi yang dilakukan setelah peneliti
menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci
(Spradley, 1980, dalam Sugiyono 2013).
Selain menggunakan Obserfasi, penulis juga mengunakan teknik
pengumpulan data dalam bentuk wawancara. Teknik pengumpulan
data dengan wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data.
Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog (tanya jawab) secara
lisan, baik langsung maupun tidak langsung (Flick, 2014).

31

Jenis data yang penulis peroleh dari penelitian ini adalah jenis
data primer dan jenis data sekunder. M enurut Flick (2014), Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dari nara sumber
(informan kunci) yang bisa memberikan data (informasi) yang terkait
dengan masalah penelitian. Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh dengan jalan mempelajari bahan-bahan atau literature
perpustakaan yang begitu relevan dengan objek kajian penelitian.
Untuk melakukan pengecekan terhadap data-data yang penulis
kumpulkan, penulis mengunakan cara triangulasi. Artinya penulis
melakukan pengecekan data dari berbagai sumber, dengan berbagai
cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu (Sugiyono
2010, Patilima 2011, dan Flick 2014).
Dalam hal pengolehan data, penulis melakukannya dengan cara
reduksi data. M enurut Flick (2007), M ereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, serta dicari tema dan polanya. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan evaluasi terhadap data yang
ada. Evaluasi ini bertujuan untuk menilai apakah data yang
dikumpulkan sudah dapat menjawab pertanyaan penelitian, dan
mencapai tujuan penelitian, atau diperlukan pengambilan data
selanjutnya.
Data yang telah direduksi, penulis kemudian tampilkan dalam
bentuk narasi. Karena menurut Flick (2007), penyajian data dalam
penelitian kualitatif sebaiknya secara naratif. Sebab metode penelitian
kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
pelaku yang dapat diamati.
Berikut merupakan tabel yang memperlihatkan waktu penelitian,
pengolahan dan penulisan data;

32

Tabel 1. W aktu Penelitian, Pengolahan dan Penulisan Data

W aktu

2012

2013

2014

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni

Pra Peneltian

Penelitian
Lapangan

Pengolahan dan
Penulisan
































33