Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Implementasi Kebijakan Perluasan Akses Pendidikan di Kabupaten Sumba Timur Tahun 2010 s/d 2012 T2 942011036 BAB V
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan
Implementasi
Kabupaten
hasil
Perluasan
Sumba
penelitian
Akses
Timur,
mengenai
Pendidikan
maka
dapat
di
diambil
beberapa simpulan bahwa:
1. Implementasi kebijakan perluasan akses pendidikan
(BOS
dan
DAK)
di
Kabupaten
Sumba
Timur
membawa perubahan positif bagi perkembangan
pendidikan. Adanya komunikasi yang baik antara
pembuat,
penerima
dan
pelaksana
kebijakan
menjadi salah satu proses implementasi perluasan
akses pendidikan berjalan dengan baik. Memiliki
sumber-sumber
wewenang
membantu
seperti
yang
cukup
staff,
informasi,
memadai
implementasi
juga
dan
sangat
perluasan
akses
pendidikan. Kecenderungan-kecenderungan negatif
yang bisa saja terjadi dalam implementasi perluasan
akses
pendidikan
tidak
ditemui
dikarenakan
pelaksanaan kebijakan tersebut sudah memiliki
peraturan
yang
dirumuskan
pemerintah
pusat
dalam bentuk petunjuk teknis penggunaan dana.
Dinas
Pendidikan
Pemuda
dan
Olahraga
juga
membentuk struktur organisasi kebijakan dengan
tujuan implementasi pelaksanaan tersebut lebih
100
terorganisir.
Komunikasi,
sumber-sumber,
kecenderungan-kecenderungan
organisasi menghasilkan
dan
struktur
implementasi kebijakan
perluasan akses pendidikan semakin meningkat.
Adanya perubahan APM (Angka Partisipasi Murni)
dan APK (Angka Partisipasi Kasar), meningkatnya
rasio siswa terhadap guru, meningkatnya penduduk
10
tahun
keatas
yang
memiliki
kepandaian
membaca dan menulis, serta meningkatnya rasio
siswa terhadap sekolah, meskipun belum mencapai
target yang diinginkan oleh pemerintah daerah.
2. Hambatan
yang
dihadapi
dalam
implementasi
kebijakan perluasan akses pendidikan di Kabupaten
Sumba Timur adalah (1) kesadaran masyarakat
relatif rendah tentangg pendidikan, (2) Topografi
yang berbukit-bukit dan penyebaran penduduk yang
tidak merata, (3) Masih banyaknya sekolah yang
belum bersertifikat, 4. Rendahnya penguasaan dan
penerapan IPTEK dalam pengelolaan pendidikan.
5.2. Saran
Berdasarkan
hasil
temuan
dalam
penelitian,
maka terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan
pertimbangan
pemerintah
daerah
dan
Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumba
Timur antara lain:
101
1. Pemerintah Daerah
Dalam usaha pemerataan dan perluasan akses
pendidikan,
diperlukan
pengawasan
serius
oleh
pemerintah daerah. Pengawasan tidak hanya dalam
bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam
bidang-bidang lain meliputi proses-proses dalam
implementasi perluasan akses pendidikan.
2. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
1. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga harus lebih
memperhatikan
desa-desa
sekolah-sekolah
terpencil,
yang berada
sehingga
di
implementasi
perluasan akses pendidikan mencapai target dari
sasaran
yang
daerah
dan
sudah
Dinas
direncanakan
Pendidikan
pemerintah
Pemuda
dan
Olahraga.
2. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga bersama
pemerintah daerah, dan sekolah selain dari hanya
menghimbau
juga
mengadakan
pendekatan-
pendekatan kepada masyarakat yang masih minim
pengetahuan agar mau menyekolahkan anak-anak
mereka.
102
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan
Implementasi
Kabupaten
hasil
Perluasan
Sumba
penelitian
Akses
Timur,
mengenai
Pendidikan
maka
dapat
di
diambil
beberapa simpulan bahwa:
1. Implementasi kebijakan perluasan akses pendidikan
(BOS
dan
DAK)
di
Kabupaten
Sumba
Timur
membawa perubahan positif bagi perkembangan
pendidikan. Adanya komunikasi yang baik antara
pembuat,
penerima
dan
pelaksana
kebijakan
menjadi salah satu proses implementasi perluasan
akses pendidikan berjalan dengan baik. Memiliki
sumber-sumber
wewenang
membantu
seperti
yang
cukup
staff,
informasi,
memadai
implementasi
juga
dan
sangat
perluasan
akses
pendidikan. Kecenderungan-kecenderungan negatif
yang bisa saja terjadi dalam implementasi perluasan
akses
pendidikan
tidak
ditemui
dikarenakan
pelaksanaan kebijakan tersebut sudah memiliki
peraturan
yang
dirumuskan
pemerintah
pusat
dalam bentuk petunjuk teknis penggunaan dana.
Dinas
Pendidikan
Pemuda
dan
Olahraga
juga
membentuk struktur organisasi kebijakan dengan
tujuan implementasi pelaksanaan tersebut lebih
100
terorganisir.
Komunikasi,
sumber-sumber,
kecenderungan-kecenderungan
organisasi menghasilkan
dan
struktur
implementasi kebijakan
perluasan akses pendidikan semakin meningkat.
Adanya perubahan APM (Angka Partisipasi Murni)
dan APK (Angka Partisipasi Kasar), meningkatnya
rasio siswa terhadap guru, meningkatnya penduduk
10
tahun
keatas
yang
memiliki
kepandaian
membaca dan menulis, serta meningkatnya rasio
siswa terhadap sekolah, meskipun belum mencapai
target yang diinginkan oleh pemerintah daerah.
2. Hambatan
yang
dihadapi
dalam
implementasi
kebijakan perluasan akses pendidikan di Kabupaten
Sumba Timur adalah (1) kesadaran masyarakat
relatif rendah tentangg pendidikan, (2) Topografi
yang berbukit-bukit dan penyebaran penduduk yang
tidak merata, (3) Masih banyaknya sekolah yang
belum bersertifikat, 4. Rendahnya penguasaan dan
penerapan IPTEK dalam pengelolaan pendidikan.
5.2. Saran
Berdasarkan
hasil
temuan
dalam
penelitian,
maka terdapat beberapa saran yang dapat dijadikan
pertimbangan
pemerintah
daerah
dan
Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumba
Timur antara lain:
101
1. Pemerintah Daerah
Dalam usaha pemerataan dan perluasan akses
pendidikan,
diperlukan
pengawasan
serius
oleh
pemerintah daerah. Pengawasan tidak hanya dalam
bidang anggaran pendidikan, tetapi juga dalam
bidang-bidang lain meliputi proses-proses dalam
implementasi perluasan akses pendidikan.
2. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
1. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga harus lebih
memperhatikan
desa-desa
sekolah-sekolah
terpencil,
yang berada
sehingga
di
implementasi
perluasan akses pendidikan mencapai target dari
sasaran
yang
daerah
dan
sudah
Dinas
direncanakan
Pendidikan
pemerintah
Pemuda
dan
Olahraga.
2. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga bersama
pemerintah daerah, dan sekolah selain dari hanya
menghimbau
juga
mengadakan
pendekatan-
pendekatan kepada masyarakat yang masih minim
pengetahuan agar mau menyekolahkan anak-anak
mereka.
102