Learning Organization: Belajar dari Nokia dan Samsung mpdf

SYNCORE - always deliver value
Learning Organization: Belajar Dari Nokia Dan Samsung
posted by admin on February 6, 2012
Lingkungan bisnis saat ini telah sangat berubah, dan terus berubah dengan cepat. Salah satu
kasus yang bisa kita jadikan pelajaran adalah kasus Nokia dan Samsung. Saat ini Nokia tengah
bingung. Sebagai penguasa pasar handphone no 1 di dunia selama beberapa tahun terakhir,
Nokia saat ini tengah mengalami penurunan sangat tajam. OLeh karenanya Nokia memutuskan
untuk masuk pasar-pasar baru yang tengah berkembang, salah satunya adalah Benua Afrika.
Menurut laporan dari analis pasar dan tim survei, Afrika diketahui tidak memiliki infrastruktur
internet yang memadai, mayoritas memiliki pendapatan per kapita yang rendah dan tingkat
pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Nokia memiliki sederet produk handphone mulai dari yang
paling canggih sampai dengan yang paling sederhana. Untuk memasuki pasar Afria, Nokia
dihadapkan pada dua pilihan: Apakah menjual HP dengan koneksi internet / GPRS atau HP biasa?
Sesuai dengan system pengambilan keputusan normal, maka Nokia mendasarkan keputusan pada
data dari survey pemasaran yang ada. Karena Afrika infrastruktur internet belum memadai, daya
beli rendah dan tingkat pendidikan relatif rendah, maka Nokia seharusnya menjual HP yang
murah, mudah penggunaan dan tidak masalah tidak terkoneksi dengan internet. Di sisi lain,
Samsung sebaliknya hanya menawarkan satu jenis produk HP di Afrika dan semua bisa
terkoneksi dengan internet.
Fakta yang terjadi adalah Samsung saat ini menjadi penguasa No 1 penjualan HP di Afrika.
Bagaimana bisa? Nokia saat ini semakin bingung. Pada satu sisi pasar internasional tergerus

dengan kehadiran smart phone berbasis Android, di sisi lain di pasar baru mereka juga ternyata
kalah bersaing. Nokia saat ini telah mengurangi 1.800 karyawan yang bekerja di Departement
Riset dan Pengembangan. Menghentikan proyek pengembangan operation system HP Nokia
SYMBIAN dan memutuskan kedepan akan memakai Windows 7. Manajemen Nokia pun masih
terus khawatir apakah langkah-langkah tersebut adalah langkah yang tepat, atau justru
mempercepat Nokia menuju keterpurukan.
Apa yang bisa kita pelajari dari kasus diatas? Bahwa organisasi saat ini harus mengembangkan
kemampuan untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Sesuai petuah Peter Drucker
bapak manajemen modern bahwa tinggalkan kesuksesan masa lalu, apa yang orang umum
anggap benar, tidak selalu benar, sehingga kita wajib selalu menguji asumsi-asumsi yang kita
buat sebelum menggambil keputusan. Hal ini diperkuat oleh Peter M Senge, ahli manajemen
perubahan dari Sloan School of Management yang menyatakan satu-satunya sumber untuk
mendukung daya saing berkelanjutan hanyalah kemampuan organisasi untuk belajar dan
beradaptasi dengan lingkungan. Organisasi pembelajar adalah organisasi dimana setiap orang
didalamnya masing-masing mengembangkan kapasitas untuk menghasilkan suatu hasil yang
benar-benar mereka inginkan, pola pemikiran baru dan pengembangan selalu didorong, serta
aspirasi kolektif dibangun dan orang-orang selalu didorong untuk bisa belajar bersama. Peter M
Senge telah menuliskan dengan sangat gamblang bagaimana cara perusahaan untuk bisa meraih
kemampuan menjadi organisasi pembelajar dalam bukunya The Fifth Discipline.
Apakah organisasi anda punya masalah untuk belajar dan berdaptasi dengan perubahan?

Tags:
Permalink | Last updated on August 28, 2014