PENGARUH PENDIDIKAN PELATIHAN KTSP DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SMPN DI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN.
DAFTAR ISI
Hal JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 8
1. Pembatasan Masalah ... 8
2. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
1. Manfaat Teoritis ... 10
2. Manfaat Praktis ... 10
E. Struktur Organisasi Tesis ... 11
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia... 13
2. Konsep Kinerja ... 18
3. Kinerja Mengajar Guru ... 22
1. Definisi Kinerja Mengajar Guru ... 22
2. Indikator kinerja guru ... 25
(2)
2. Proses Pendidikan dan Pelatihan ... 43
3. Komponen Dikat KTSP ... 49
5. Konsep Kompensasi (Kesejahteraan) ... 53
1. Definisi Kompensasi ... 53
2. Jenis Kompensasi ... 55
3. Tujuan diberikannya Kompensasi ………. ... 58
4. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian ... 62
5. Hipotesis Penelitian ... 66
6. Asumsi Penelitian ... 66
BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... .68
B. Populasi dan Sampel ... .68
C. Teknik Pengumpulan Data ... .71
D.Operasional Variabel Penelitian ... 74
E. Proses Penelitian dan Pengumpulan data ... 75
1. Persiapan ... ....75
2. Studi Awal Lokasi Penelitian ... ....76
3. Penyusunan Instrumen Penelitian ... ....76
4. Uji Instrumen ... ....76
5. Pelaksanaan Pengumpulan Data... ... ....83
6. Pengembangan Instrumen ... ....84
7. Teknik Pengolahan dan Analisis ... ....87
8. Uji Hipotesis ... ....88
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 91
1.Deskripsi data Masing-Masing Variabel ... 91
a.Variabel Diklat KTSP (X1) ... 91
b. Variabel Kompensasi (X2) ... 97
(3)
2. Pengujian Persyaratan Uji Hipotesis ... 103
a. Uji Normalitas ... 104
1) Hasil uji normalitas variabel X1 ... 104
2) Hasil uji normalitas variabel X2 ... 105
3) Hasil uji normalitas variabel Y ... 107
b. Uji Linieritas ... 109
1) Hasil uji linieritas data variabel X1 dan Y... 110
2) Hasil uji linieritas data variabel X2 dan Y... 111
c. Hasil Uji Hipotesis ... 112
1) Uji Hipotesis Pertama ... 112
2) Uji Hipotesis Kedua ... 116
3) Uji Hipotesis Ketiga ... 120
B. Pembahasan ... 125
1. Deskripsi Pendidikan Pelatihan KTSP, Kompensasi dan Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. ... 125
2. Pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. ... 130
3. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. ... 133
4. Pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP dan Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. ... 136
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 139
B. Saranan ... 140
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN–LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
(4)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 70
Tabel 3.2 Bobot Nilai Angket ... 71
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 72
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Diklat KTSP ... 78
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Kompensasi ... 79
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kinerja Mengajar Guru ... 80
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Diklat KTSP ... 81
Tabel 3.8 Kompensasi (X2) ... 82
Tabel 3.9 Kinerja Mengajar Guru ... 83
Tabel 3.10 Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas ... 86
Tabel 3.11 Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi ... 89
Tabel 4.1 Deskriptif Diklat KTSP... 95
Tabel 4.2 Deskriptif Kompensasi (X2) ... 99
Tabel 4.3 Deskriptif Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 103
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Variabel X1 ... 104
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Variabel X2 ... 106
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... 107
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data ... 109
Tabel 4.8 Uji Lineritas Kinerja Mengajar dengan Diklat KTSP ... 110
Tabel 4.9 Uji Linearias Kinerja Mengajar terhadap Kompensasi ... 111
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas ... 112
Tabel 4.11 Persamaan Reegresi Y Atas X1 ... 113
Tabel 4.12 Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 ... 114
Tabel 4.13 Korelasi antara Variabel X1 dengan Y ... 115
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ... 116
Tabel 4.15 Persamaaan Regresi Y atas X2 ... 117
Tabel 4.16 Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X2 ... 117
Tabel 4.17 Korelasi antara Variabel X2 dan Y ... 118
Tabel 4.18 Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Variabel Y ... 119
Tabel 4.19 Persamaaan Regresi Y atas X1 dan X2 ... 120
Tabel 4.20 Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 ... 121
Tabel 4.21 Hasil Pengujian SignifikansiKoefisien Korelasi Ganda ... 122
Tabel 4.22 Koefisien Determinasi X1 dan X2 Terhadap Y ... 123
(5)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Manajemen Sumber Daya Manusia ... 16
Gambar 2.2 Model of the personnel development process (Castetter, 1996 : 236) ... 18
Gambar 2.3 Jenis Kesejahteraan ... 55
Gambar 2.4 Kerangka PikirPenelitian ... 63
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel ... 75
Gambar 4.1 Uji Normalitas Variabel X1 ... 105
Gambar 4.2 Uji Normalitas Variabel X2 ... 107
Gambar 4.3 Uji Normalitas Variabel Y ... 108
Gambar 4.4 Model Koefisien Determinasi Variabel X1, X2 terhadapVariabel Y ... 124
(6)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Persentase Jawaban Variabel Diklat KTSP ... 92 Grafik 4.2 Persentase Jawaban Variabel Kompensasi ... 97 Grafik 4.3 Persentase Jabaran Variabel Pengembangan Silabus
(7)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi dampak pada keluwesan daerah untuk menyelenggarkaan pendidikan sesuai kebutuhan dan potensi daerah yang ingin dikembangkan. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan produk dari kebijakan tersebut, dimana pada unit penyelenggara pendidikan (sekolah) diberikan otonomi dalam merancang, mengelola, dan menyelenggarakan pendidikan serta menyusun kebijakan sesuai kebutuhan sekolah. MBS merupakan dasar dan prosedur bagi sekolah untuk mengelola segenap sumber daya, baik yang bersifat fisik/materiil maupuan non fisik/non materiil secara efektif dan efisien sehingga dapat mengantarkan sekolah pada mekanisme penyelenggaraan sekolah yang optimal.
Berkenaan dengan hal ini, dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 51, ayat (1) dinyatakan bahwa, “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah.” Selanjutnya, penjelasan pasal 51, ayat (1) menerangkan bahwa, “Yang dimaksud dengan manajemen berbasis sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah/ madrasah dan guru dibantu oleh
(8)
Pada hakikatnya, muara penerapan MBS adalah untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, baik menyangkut kualitas pembelajaran, kurikulum, sumber daya manusia, dan pelayanan pendidikan. Sumber daya manusia, khususnya guru dalam kajian MBS merupakan aset terpenting karena mampu mengangkat citra dan mutu dari output (lulusan pendidikan) melalui kinerja mengajar yang ia tunjukan di sekolah.
Berbicara mengenai guru, maka tidak akan lepas dari rutinitas yang guru laksanakan selama di sekolah, yakni kegiatan mengajar di kelas. Merencanakan kegiatan mengajar, melaksanakan, dan melakukan evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis dalam mewujudkan kegiatan mengajar yang efektif. Tujuan pendidikan di sekolah kecil kemungkinan akan berhasil bilamana kemampuan guru dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan, mengajarkan nilai-nilai pendidikan, dan kegiatan dalam rangka mengembangkan segenap potensi peserta didik tidak guru miliki atau kuasai dengan baik. Output kegiatan mengajar yang dapat dilihat adalah kemampuan siswa. Indikatornya, bilamana siswa mampu menguasai kecakapan-kecakapan/kompetensi yang dipersyaratkan, baik kecakapan koginitif, afektif, dan psikomotor.
Kaitanya dengan mengajar ini, dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Undang-undang diatas memberi kita batasan bahwa tugas pokok guru sebagai pendidik profesional dalam kegiatan mengajar, berupa: (1)
(9)
Menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah, (2) Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan di sekolah, (3) Usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4) Memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) Kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan tuntutan masyarakat, (6) Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari (Oemar Hamalik, 2009:44-53).
Pada akhirnya, yang menjadi tolak ukur keberhasilan guru dalam mengajar adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik di sekolah. Siswa dengan dengan predikat hasil belajar yang baik, lulus ujian nasional, mampu berprestasi secara akademik dan non akademik, serta mampu mengaplikasikan pengetahuan yang dimilki merupakan efek/dampak dari adanya sosok tenaga pendidik yang memiliki kinerja mengajar yang baik.Asumsi sederhananya adalah, keberhasilan guru dalam mengajar akan mengantarkan pada pencapaian prestasi belajar peserta didik. Bilamana kinerja yang ditunjukkan guru dalam mengajar “belum baik’ maka prestasi belajar siswa pun demikian.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Sumedang, menurut Kasimutendik (Kepala Seksi Mutu dan Tenaga Pendidik) menyatakan bahwa prestasi belajar siswa di sejumlah SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan setiap tahunnya tidak mengalami kemajuan yang signifikan, terutama pada mata pelajaran yang diujikan secara nasional (Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris). Kondisi tersebut tidak lepas dari kinerja guru yang kurang optimal, kurang dinamis, kreatif, inovatif, penggunaan metode pembelajaran yang cenderung statis,
(10)
ditambah kinerja kepala sekolah yang belum terprogram dengan baik (Dede Subarna : 2012).
Implementasi kebijakan pemerintah dengan diberlakukannya kurikulum KTSP sebagai pengganti kurikulum KBK menjadi tantangan tersendiri bagi guru. Guru secara tidak langsung dituntut untuk cepat beradaptasi dengan kebijakan baru tersebut, sehingga dalam pencapaiannya terdapat kendala-kendala yang dihadapi guru sesuai dengan kemampuan kompetensinya masing-masing.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap sejumlah SMPN di Sumedang Selatan menemukan bahwa masih terdapat keberagaman capaian prestasi sekolah dalam Ujian Nasional. Dari hasil ujian nasional tersebut, SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yakni SMP Negeri dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. SMPN berkategori tinggi ialah sekolah yang memperoleh peringkat tertinggi dalam ujian nasional di Kecamatan Sumedang Selatan, salah satunya adalah SMPN 1. SMPN berkategori sedang ialah sekolah yang berada pada tingkat pertengahan dalam ujian nasional di Kecamatan Sumedang Selatan, salah satunya adalah SMPN 4. Sedangkan SMPN dengan kategori rendah ialah sekolah yang memperoleh peringkat terendah dalam ujian nasional di Kecamatan Sumedang Selatan, salah satunya adalah SMPN 7.
Dalam kajian manajemen sumber daya manusia jika hal tersebut terjadi dimana pegawai kurang optimal dalam bekerja, maka diperlukan program pendidikan dan pelatihan serta pemberian kompensasi kepada pegawai (Ambar T.S dan Rosidah, 2003: 175). Seperti halnya di lembaga pendidikan (sekolah),
(11)
guru perlu diberikan pendidikan dan pelatihan serta kompensasi sebagai salah satu bentuk pengelolaan terhadap tenaga pendidik.
Pendidikan dan pelatihan guru merupakan upaya yang dilakukan sekolah dalam mewujudkan budaya kerja yang produktif, efektif, dan selaras dengan tujuan lembaga sehingga tercipta optimalisasi keja sesuai dengan jabatan yang menjadi tangung jawab sebagai tenaga pendidik. Pernyataan tersebut selaras dengan pendapat Anwar Prabu (2005:67), yakni:
Salah satu upaya untuk mencapai kinerja yang diharapkan dalam suatu organisasi atau instansi, para pegawai harus mendapatkan program pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk jabatannya sehingga pegawai terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
Salah satu bentuk diklat (pendidikan dan pelatihan) yang dilakukan di sekolah adalah diklat KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan harapan setelah guru mengikuti diklat ini, guru dapat memahami konsep pendekatan, strategi, metoda dan teknik pembelajaran,mengidentifikasi macam dan karakteristik strategi dan metoda pembelajaran,memahami karakteristik pembelajaran berbasis kompetensi,menunjukan kriteria pemilihan strategi dan metode pembelajaran,mengembangakan model-model pembelajaran dalam pembelajaran berbasis kompetensi,serta menerapkan model-model pembelajaran untuk mata diklat adaptif, normatif dan produktif.
Upaya lain yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah melalui sistem kompensasi. Kompensasi memiliki keterkaitan erat dengan kinerja, rendahnya tingkat kesejahteraan guru menyebabkan mereka terpaksa berjuang mencari penghasilan tambahan di luar tempat dan tugas pokok mereka.
(12)
Disamping itu, dampak rendahnya tingkat kesejahteraan guru menimbulkan citra yang kurang baik di kalangan masyarakat. Profesi guru merupakan pekerjaan yang memiliki nilai strategis dan mendapat tempat di masyarakat.
Kompensasi memang bukan satu-satunya faktor yang dapat mendorong guru untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam bekerja, menjaga performance pada standar kerja yang ditetapkan, dan menjalankan tanggung jawab profesinya. Akan tetapi, bagaimana pun juga kompensasi memiliki peran penting dalam menjaga dan memotivasi stabilitas kinerja guru karena salah satu tujuan kompensasi adalah untuk memotivasi karyawan. Dengan adanya kompensasi yang diberlakukan oleh organisasi/lembaga akan memberikan dampak positif dalam bentuk motivasi kerja yang baik pada pegawai.
Maka dari itu, kompensasi (kesejahteraan) guru perlu ditingkatkan karena memiliki kaitan erat dengan kinerja yang ditunjukkan guru. Perlunya adalah agar kompetensi-kompetensi yang diperlukan guru dapat dikuasai secara nyata dan dapat menunjang dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi yang harus dimiliki guru adalah: (1) Kompetensi bidang substansi atau bidang studi, (2) Kompetensi bidang pembelajaran, kompetensi bidang pendidikan nilai dan bimbingan, serta (3) Kompetensi bidang hubungan dan pelayanan/pengabdian masyarakat. Kesejahteraan guru dan Kinerja guru tersebut pada gilirannya akan memberikan dampak terhadap kinerja sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan. Dalam meningkatkan kinerja guru memang tidak hanya dengan pemberian kompensasi dan diklat saja, ada faktor yang secara subtansi memiliki kaitan erat dan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Faktor tersebut berupa: kepemimpinan,
(13)
iklim organisasi, motivasi, ketersediaan fasilitas, pengalaman bekerja dari guru sendiri, latar belakang pendidikan, dan kemampuan atau kompetensi yang guru miliki. Akan tetapi, berdasarkan kajian yang dilakukan peneliti, kompensasi dan diklat merupakan faktor yang menjadi prioritas utama bagi organisasi/lembaga dalam meningkatkan kinerja pegawai dibandingkan dengan faktor lainnya. Kompensasi merupakan stimulus efektif membangun motivasi pegawai untuk berkontribusi secara nyata terhadap pencapain organisasi. Sedangkan diklat merupakan sarana pemantapan kemampuan, wawasan, pengetahuan dan kecakapan pegawai akan peran dan fungsinya di dalam organisasi.
Dari pernyataan diatas, selanjutnya peneliti ingin mengkaji sejauh mana diklat dan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja guru dalam mengajar. Bentuk diklat yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah Diklat KTSP yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang dan pemberian kompensasi kepada guru baik dalam bentuk kompensasi finansial maupun non finansial. Diklat KTSP merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan guru dengan indikator lembaga pendidikan guru, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kompensasi yang diterima para guru sebagai sarana untuk memberikan motivasi agar guru dapat bekerja dengan baik.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang: “Bagaimana Pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP dan Kompensasi guru terhadap kinerja Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan?”.
(14)
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Kinerja mengajar guru memiliki arti penting bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Tercapai tidaknya tujuan pendidikan di sekolah tergantung dari kinerja mengajar yang guru tunjukkan mulai dari merencanakan kegiatan mengajar, melaksanakan, dan melakukan evaluasi. Mengajar merupakan serangkaian rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut (Suryosubroto, 2009:16).
Untuk menciptakan suasana kinerja mengajar yang baik pada guru diperlukan faktor pemicu/pendukung seperti: kondisi/iklim sekolah yang harmonis, kepemimpinan kepala sekolah, kebijakan sekolah yang mendukung pengembangan guru, ketersediaan fasilitas yang memadai, kompensasi, tingkat pendidikan, pengalaman bekerja, kompetensi guru, supervisi, motivasi, penyelenggaraan diklat, dan lain-lain. Faktor tersebut diperlukan untuk menjaga kinerja agar tetap pada kondisi yang diharapkan.
Dari sekian banyak faktor yang disebutkan diatas, diklat dan kompensasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja mengajar guru di sekolah dibandingkan dengan fakor lainnya. Diklat yang diselenggarakan lembaga memiliki peran penting dalam meningkatkan pemahaman, pengetahuan, keterampilan dan kecakapan pegawai akan tugas dan tanggungjawabnya. Penyelenggaraan diklat memiliki kontribusi terhadap peningkatan kualitas pembelajaran guru di kelas (Susilawati, 2011). Sedangkan pemberian kompensasi
(15)
yang diberikan sekolah akan memotivasi guru untuk bekerja secara lebih baik lagi sehingga kinerja guru dalam mengajar pun akan meningkat (Alawiyah, 2009).
Dari deskripsi yang dipaparkan diatas, maka peneliti ingin membatasi dan lebih memfokuskan penelitiannya pada faktor pendukung terhadap kinerja mengajar guru pada sejumlah SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan, yakni diklat dalam bentuk KTSP dan kompensasi.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah yang dikemukakan diatas, penulis selanjutnya menjabarkan ke dalam beberapa rumusan masalah yang hendak diteliti, yakni:
1) Bagaimana deskripsi Pendidikan Pelatihan KTSP, Kompensasi dan Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan?
2) Bagaimana pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan?
3) Bagaimana pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan?
4) Bagaimana pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP dan Kompensasi, terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1) Memperoleh deskripsi yang jelas mengenai Pendidikan Pelatihan KTSP, Kompensasi, dan Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan.
(16)
2) Memperoleh informasi mengenai pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. 3) Memperoleh informasi mengenai pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja
Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan.
4) Memperoleh informasi mengenai pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP dan Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan tentang pendidikan dan pelatihan KTSP yang diikuti guru sehingga berdampak baik dalam perubahan kinerja mengajar, kompensasi yang adil, dan tingkat kinerja mengajar guru yang produktif serta hubungan antara ketiga variabel tersebut. Selain itu penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperkaya dan melengkapi bahan bacaan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan yang sampai saat ini masih jauh dari harapan berbagai pihak.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan dan pertimbangan para pembuat kebijakan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan dibuat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Pembahasan tentang pendidikan dan pelatihan yang dicapai dan kompensasi yang diterima oleh para guru terhadap kinerja yang ditunjukkan para
(17)
guru disekolah merupakan suatu hal yang menarik dan sangat penting untuk dipelajari dan diketahui kemudian dicari alternative solusinya. Satu hal yang menarik, pembahasan hal tersebut diatas adalah masih pada batas untuk dipelajari dan diketahui. Namun ada keyakinan bahwa satu waktu permasalahan tersebut akan menemukan jalan keluarnya dengan berbagai bantuan dari pihak pemerintah, masyarakat, dunia industri, orang tua murid, dan pihak-pihak lainnya.
E. Struktur Organisasi Tesis
Tesis terdiri dari 5 bagian, setiap bagian disebut bab, sesuai dengan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia.
Bab I: Berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari tesis dan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta struktur organisasi tesis.
Bab II: Kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Pada bab ini akan disajikan landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan, serta hipotesis penelitian.
Bab III: Metode Penelitian. Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, lokasi penelitian, populasi/sampel penelitian, serta teknik pengolahan data penelitian.
(18)
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama yaitu; a).Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, b).Pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas dalam bab kajian pusataka dan temuan sebelumnya.
Bab V : Kesimpulan dan Saran. Bab ini menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
(19)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Sementara yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran pengaruh diantara variable-variabel tersebut. Jenis penelitian survei ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi.
Metode survey menurut Sangarimbun dan Effendi (1989:3) adalah: ”Penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Pengertian ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Gall (2003:638) bahwa: ”Survey research. The use of questionnaires or interviews to collect data about the characteristics, experiences, knowledge, or opinions of a sample or a population”. Dengan
demikian penelitian ini memiliki karakteristik sebagaimana diungkapkan Singleton and Straits (1999: 239) yaitu: 1) sejumlah besar responden dipilih melalui prosedur sampling probabilitas mewakili populasi. 2) kuesioner sistematik digunakan bertanya sesuatu mengenai responden, dan mencatat jawaban-jawaban mereka. 3) jawaban tersebut dikode secara numerik dan dianalisis dengan bantuan
(20)
kuantitatif memiliki tujuan mengembangkan hubungan antara dua variabel terukur, dan proses penelitiannya dikembangkan sebelum studi dimulai. Pendekatan kuantitatif memiliki konsep kunci dengan adanya peubah. Untuk mendapatkan makna atau kesimpulan penelitian, dilakukan pengolahan data melalui perhitungan statistik atau analisis kuantitatif yakni; analisis deskripsi dan analisis korelasi.Makna atau kesimpulan yang dihasilkan, selanjutnya merupakan dasar bagi penyusunan rekomendasi yang diharapkan dapat memberi manfaat dan masukan positif.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di wilayah Kabupaten Sumedang yaitu di Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kecamatan Sumedang Selatan. Populasi di dalam penelitian ini yaitu, keseluruhan guru SMPN Kecamatan Sumedang yakni sebanyak 237 orang guru. Dari sejumlah sekolah SMPN yang ada di Kecamatan Sumedang Selatan, peneliti menetapkan tiga sekolah yang dijadikan sebagai sampel penelitian, yakni SMPN 1 Sumedang, SMPN 7 Sumedang, dan SMPN 4 Sumedang. Adapun alasan mengapa memilih 3 sekolah tersebut sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mewakili SMPN yang ada di kecamatan Sumedang Selatan dari sisi tingkatan kualitas (tinggi, sedang, rendah).
2. Dari sisi Peserta diklat KTSP, ketiga sekolah tersebut sudah mencapai 90%. 3. Dilihat dari sisi golongan, ketiga sekolah tersebut 60% lebih sudah
(21)
4. Rekomendasi dari dinas Pendidikan bahwa 3 sekolah tersebut akan mewakili heterogenitas SMPN di kecamatan Sumedang Selatan
Penetapan ketiga sekolah tersebut sebagai populasi penelitian karena dapat mewakili dari sejumlah SMPN yang ada baik dari segi karakteristik maupun kondisi lingkungannya.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik simple
random sampling atau pengambilan sampel secara sederhana tanpa memperhatikan strata yang terhadap dalam populasi (Sugiyono, 2002:93).
Sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka peneliti menetapkan sampel penelitian sebagai berikut:
1. Guru yang memiliki masa jabatan lebih dari 10 tahun. 2. Kualifikasi pendidikan minimal S1
3. Memilik pangkat/golongan minimal IV/a (Pembina) 4. Pernah mengikuti diklat KTSP
Penetapan sampel penelitian diatas oleh peneliti dimaksudkan agar data yang terkumpul dapat menjawab rumusan masalah yang ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya, populasi dan sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Sampel Penelitian
No Sekolah Jumlah
guru
Diklat KTSP
10
Tahun S1
Gol VI/a
Jumlah Sampel
1. SMPN 1 Sumedang 49 43 35 33 27 27
2. SMPN 4 Sumedang 52 48 33 33 30 30
3. SMPN 7 Sumedang 41 33 24 18 15 15
(22)
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner mengenai pengaruh diklat KTSP dan kompensasi terhadap kinerja mengajar guru. Untuk perolehan data mengenai diklat KTSP dan sistem kompensasi dibuat dengan bentuk skala sikap dengan menggunakan SSHA (Survey of Study of Habits and Attitudes).) dari Brown dan holtzman. Pola skala terdiri dari Selalu, sering, Kadang-kadang, Jarang dan Tidak Pernah. Jawaban diberi bobot nilai 5 untuk selalu, sering bobotnya 4, Kadang-kadang bobotnya 3, Jarang bobotnya 2 dan tidak pernah bootnya 1.Adapun untuk kinerja mengajar guru penilaian angket yang digunakan adalah skala lima kategori model likert (Sugiono, 2002), tiap alternatif jawaban diberi skor yang terentang dari 1 sampai dengan 5.
Bobot nilai untuk setiap jawaban menggunakanskala lima, yaitu terdiri dari:
Tabel 3.2 Bobot Nilai Angket
Jawaban Pilihan Bobot Nilai (Positif)
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Dalam menjawab kuesioner responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner sesuai dengan keadaan yang dirasakan mengenai diklat KTSP, sistim kompensasi dan kinerja mengajar guru pada SMP di Kec. Sumedang Selatan. Angket ini dikembangkan oleh peneliti sendiri dengan mengacu pada konsep teori yang mendasarinya. Dari teori
(23)
tersebut, kemudian disusun kisi-kisi yang selanjutnya dijabarkan ke dalam item pertanyaan sebagai alat pengumpul data yang didasarkan masing-masing variabel penelitian. Adapun kisi-kisi yang disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator Sub Indikator No.
Soal
1 Diklat KTSP (X1)
1. Tujuan Pendidikan pada tingkat satuan pendidikan
1. Tujuan pendidikan pada satuan
pendidikan sebagai pedoman pelaksaan kegiatan belajar mengajar
2. Penanaman kemandirian, keterampilan dan kearifan lokal
3. Penerapan nilai-nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan beragama
4. Mempersiapkan pengetahuan yang diperlukan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya
5. Visi dan misi sekolah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas sekolah
1-5
2. Muatan kurikulum KTSP
1. Melakukan kajian terhadap silabus dan RPP
2. Pemahaman terhadap mata pelajaran yang diampu
3. Mengembangkan kemampuan berpikir dan kemandirian peserta didik
4. Kebebasan peserta didik untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan kemampuan diri 5. Mengajarkan dan menanamkan
nilai-nilai luhur kedaerahan/lokal 6. Menetapakan alokasi waktu
pembelajaran
7. Menetapkan kenaikan dan kelulusan peserta didik dan melakukan penjurusan 8. Pembekalan peserta didik dengan
pendidikan kecakapan hidup (pribadi, sosial, dan keterampilan/vokasional)
6-14
3. Pengemban gan SAP & Silabus
1. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. Pengembangan kompetensi dasar dan standar kompetensi
3. Pengembangan terhadap indikator sesuai mata pelajaran
4. Strategi pembelajaran dan teknik
(24)
No Variabel Indikator Sub Indikator No. Soal
pembelajaran
5. Media dan metode pembelajaran 6. Kajian terhadap kesesuaian silabus 7. Penentuan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta indikator yang terdapat dalam silabus
8. Merumuskan tujuan pembelajaran 9. Identifikasi materi pembelajaran 10. Pengembangan materi
pokok/pembelajaran
11. Menetapkan metode, model, media pembelajaran, dan strategi pembelajaran
12. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran
13. Menentukan sumber belajar 14. Menyusun dan menetapkan kriteria
penilaian dan instrumen penilaian
2
Kompen-sasi (X₂)
Finansial 1. Kelayakan kompensasi yang diterima. 2. Keadilan kompensasi yang diterima. 3. Keseimbangan kompensasi yang
diterimadengan beban tugas. 1-10
4. Kompensasi yang diterima member rasa aman.
5. Kompensasi yang diterima mendorong
kinerja (memotivasi bekerja)
6. Kompensasi yang diperoleh dapat
diterima.
7. Kompensasi yang diterima secara biaya
efektif
8. Pujian diberikan kepada orang yang
tepat.
9. Disiplin ditegakan tanpa melihat
orangnya.
10. Keseimbangan kompensasi dengan
beban tugas
Non Finansial 1. Kompensasi yang diterima mendorong
kinerja (memotivasi bekerja)
2. Kompensasi yang diperoleh dapat
diterima.
11-30 3. Kompensasi yang diterima memberi rasa
aman
3 Kinerja
Mengajar Guru (Y)
1. Perencanaan Pembelajaran
1. Merumuskan tujuan pengajaran. 2. Memilih dan mengembangkan bahan
pengajaran.
3. Merumuskan kegiatan belajar mengajar.
1-7 2. Pelaksanaan
Pembelajaran
1. Membuka pelajaran
2. Menggunakan metode dan alat peraga 3. Pengelolaan Kelas
4. Interaksi belajar mengajar 5. Penutup Pelajaran
(25)
No Variabel Indikator Sub Indikator No. Soal
2. Bentuk alat evaluasi. 3. Ranah yang dievaluasi. 4. Melakukan analisis butir soal.
D. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian yang secara operasional perlu ditelusuri merujuk pada pola hubungan antar variabel. Operasional variabel tersebut sebagai berikut:
1) Diklat merupakan upaya yang dilakukan lembaga untuk mengembangkan kemampuan, meningkatkan pengetahuan, perilaku dan keterampilan pegawai. Adapun dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Diklat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah serangkaian kegiatan Diklat KTSP yang diterima guru di SMPN se-Kecamatan Sumedang Selatan dalam bentuk pemahaman akan tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, muatan kurikulum KTSP, serta pengembangan silabus dan RPP.
2) Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balasan atas kontribusi yang diberikan kepada lembaga. Kompensasi dalam penelitian ini diartikan sebagai imbalan yang diterima oleh guru sebagai balas jasa atau kontribusi yang diberikan kepada lembaga (sekolah) dalam bentuk finansial dan non finansial.
3) Kinerja guru adalah penampilan kerja yang dapat dicapai guru berdasarkan kriteria atau alat ukur tertentu. Kinerja mengajar guru dalam penelitian ini didefiniskan sebagai penampilan kerja yang ditunjukkan
(26)
guru sebagai bentuk pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang pendidik di SMPN se-Kecamatan Sumedang Selatan dalam hal merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan belajar mengajar, serta melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Adapun keterkaitan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut.
Gambar 3.1
Hubungan Antar Variabel
E. Proses Penelitian dan Pengumpulan Data
Sebagai suatu rangkaian kegiatan yang sistematis dalam penelitian ini dilakukan tahap- tahap sebagai berikut:
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu (a) konsultasi dengan dosen pembimbing, pembuatan kisi-kisi instrumuen penelitian dan desain penelitian,(b) mempersiapkan administrasi berupa catatan-catatan untuk survey awal penelitian.
X1 Diklat KTSP
Y
(Kinerja Mengajar Guru) X2
(27)
2. Studi Awal Lokasi Penelitian
Pada tahap ini dilakukan observasi pendahuluan dan melakukan konsultasi dengan pihak terkait seperti unsur pimpinan di kantor dinas pendidikan ataupun kepala sekolah, serta pihak lain yang relevan dengan kebutuhan informasi penelitian. Termasuk dalam tahap ini adalah kegiatan memproses izin penelitian.
3. Penyusunan Instrumen Penelitian
Pada tahap penyusunan instrumen penelitian dilakukan kegiatan-kegiatan yaitu (a) menyusun kisi-kisi secara sistematis sesuai dengan variabel penelitian,(b) merumuskan masalah penelitian dengan variabel disertai dengan indikator yang akan dijadikan pertanyaan,(c) menyusun pertanyaan-pertanyaan beserta alternatif jawabannya sesuai dengan masalah penelitian dan disertai petunjuk pengisian,(d) melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk diujicobakan. Instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk mempeorleh data lapangan dapat dilihat pada lampiran 4 penelitian.
4. Uji Instrumen
Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, terlebih dahulu diujicobakan terhadap responden yang memiliki karakteristik sama dengan responden yang telah ditetapkan. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui tingkat validitas dan tingkat reliabilitas instrument. Pentingnya ujicoba ini diungkapkan Sanafiah Faisal (1982:38) yaitu :
Setelah angket ini disusun lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (Tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.
(28)
Setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk mengukur tingkat validitas dan tingkat reliabilitas alat pengumpul data, maka diharapkan hasil penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan.
a) Hasil Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen penelitian memilki kelayakan untuk dapat menggali/memperoleh data penelitian yang dibutuhkan. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan cara corrected item total correlation, yakni dengan membandingkan nilai hasil korelasi (t hitung) dengan nilai r tabel dengan n-2.
Jika korelasi setiap item pertanyaan pada instrumen memiliki nilai positif dan besarnya lebih dari nilai tabel r product moment, maka pertanyaan tersebut dikatakan memiliki validitas konstruksi yang baik. Nilai r tabel pada penelitian ini adalah sebesar 1,692.
Hasil uji validitas terhadap tiga variabel penelitian dapat dilihat tabel dibawah ini.
1) Uji Validitas Variabel Diklat KTSP (X1)
Variabel Diklat KTSP terdiri dari 30 item pertanyaan yang dibagi ke dalam tiga indikator, yakni tujuan pada tingkat satuan pendidikan yang terdiri dari lima item pertanyaan. Indikator muatan kurikulum dengan sembilan item pertanyaan, serta indikator pengembangan Silabus dan RPP dengan 16 pertanyaan. Hasil uji validitas terhadap ke-30 pertanyaan tersebut dapat dilihat seperti pada tabel 3.3 dibawah ini.
(29)
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Diklat KTSP
N=15
1 0.641 13 3.606 2.311 0.768 3.011 1.692 Valid
2 0.85 13 3.606 3.065 0.527 5.818 1.692 Valid
3 0.942 13 3.606 3.396 0.336 10.120 1.692 Valid
4 0.848 13 3.606 3.058 0.530 5.769 1.692 Valid
5 0.795 13 3.606 2.866 0.607 4.725 1.692 Valid
6 0.848 13 3.606 3.058 0.530 5.769 1.692 Valid
7 0.842 13 3.606 3.036 0.539 5.627 1.692 Valid
8 0.835 13 3.606 3.011 0.550 5.471 1.692 Valid
9 0.866 13 3.606 3.122 0.500 6.244 1.692 Valid
10 0.577 13 3.606 2.080 0.817 2.547 1.692 Valid
11 0.642 13 3.606 2.315 0.767 3.019 1.692 Valid
12 0.531 13 3.606 1.915 0.847 2.259 1.692 Valid
13 0.432 13 3.606 1.558 0.902 1.727 1.692 Valid
14 0.53 13 3.606 1.911 0.848 2.253 1.692 Valid
15 0.599 13 3.606 2.160 0.801 2.697 1.692 Valid
16 0.534 13 3.606 1.925 0.845 2.277 1.692 Valid
17 0.479 13 3.606 1.727 0.878 1.967 1.692 Valid
18 0.477 13 3.606 1.720 0.879 1.957 1.692 Valid
19 0.451 13 3.606 1.626 0.893 1.822 1.692 Valid
20 0.43 13 3.606 1.550 0.903 1.717 1.692 Valid
21 0.546 13 3.606 1.969 0.838 2.350 1.692 Valid
22 0.595 13 3.606 2.145 0.804 2.669 1.692 Valid
23 0.462 13 3.606 1.666 0.887 1.878 1.692 Valid
24 0.46 13 3.606 1.659 0.888 1.868 1.692 Valid
25 0.429 13 3.606 1.547 0.903 1.712 1.692 Valid
26 0.45 13 3.606 1.622 0.893 1.817 1.692 Valid
27 0.729 13 3.606 2.628 0.685 3.840 1.692 Valid
28 0.707 13 3.606 2.549 0.707 3.604 1.692 Valid
29 0.481 13 3.606 1.734 0.877 1.978 1.692 Valid
30 0.601 13 3.606 2.167 0.799 2.711 1.692 Valid
Keputusan No. Item Koefisien
Korelasi nn22 nn22 rn2 thitung ttabel
2
1 r 2 thitung ttabel
1 r
Berdasarkan tabel data diatas, dapat diperoleh informasi bahwa dari 30 item pertanyaan variabel Diklat KTSP seluruhnya valid dikarenakan nilai thitung
lebih besar dari nila ttabel.
2) Hasil Uji Validitas Kompensasi (X2)
Jumlah item pertanyaan pada variabel kompensasi berjumlah 30 item pertanyaan yang dibagi menjadi dua indikator. Untuk indikator kompensasi finansial terdiri dari 17 item pertanyaan sedangkan indikator kompensasi non finansial terdiri dari 13 item pertanyaan. Untuk lebih jelasnya, hasil uji validitas dari setiap item pertanyaan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
(30)
Tabel: 3.5
Uji Validitas Variabel Kompensasi n=15
1 0.447 13 3.606 1.612 0.895 1.802 1.692 Valid
2 0.495 13 3.606 1.785 0.869 2.054 1.692 Valid
3 0.525 13 3.606 1.893 0.851 2.224 1.692 Valid
4 0.499 13 3.606 1.799 0.867 2.076 1.692 Valid
5 0.435 13 3.606 1.568 0.900 1.742 1.692 Valid
6 0.472 13 3.606 1.702 0.882 1.930 1.692 Valid
7 0.428 13 3.606 1.543 0.904 1.707 1.692 Valid
8 0.425 13 3.606 1.532 0.905 1.693 1.692 Valid
9 0.438 13 3.606 1.579 0.899 1.757 1.692 Valid
10 0.454 13 3.606 1.637 0.891 1.837 1.692 Valid
11 0.513 13 3.606 1.850 0.858 2.155 1.692 Valid
12 0.438 13 3.606 1.579 0.899 1.757 1.692 Valid
13 0.433 13 3.606 1.561 0.901 1.732 1.692 Valid
14 0.443 13 3.606 1.597 0.897 1.782 1.692 Valid
15 0.559 13 3.606 2.016 0.829 2.431 1.692 Valid
16 0.518 13 3.606 1.868 0.855 2.183 1.692 Valid
17 0.45 13 3.606 1.622 0.893 1.817 1.692 Valid
18 0.461 13 3.606 1.662 0.887 1.873 1.692 Valid
19 0.498 13 3.606 1.796 0.867 2.071 1.692 Valid
20 0.449 13 3.606 1.619 0.894 1.812 1.692 Valid
21 0.488 13 3.606 1.760 0.873 2.016 1.692 Valid
22 0.594 13 3.606 2.142 0.804 2.662 1.692 Valid
23 0.447 13 3.606 1.612 0.895 1.802 1.692 Valid
24 0.666 13 3.606 2.401 0.746 3.219 1.692 Valid
25 0.488 13 3.606 1.760 0.873 2.016 1.692 Valid
26 0.486 13 3.606 1.752 0.874 2.005 1.692 Valid
27 0.574 13 3.606 2.070 0.819 2.527 1.692 Valid
28 0.501 13 3.606 1.806 0.865 2.087 1.692 Valid
29 0.425 13 3.606 1.532 0.905 1.693 1.692 Valid
30 0.461 13 3.606 1.662 0.887 1.873 1.692 Valid
Keputusan No. Item Koefisien
Korelasi nn22 nn22 r n2
t
hitung ttabel2
1r
t
hitung ttabel
2
1r
Dengan nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,692 maka dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan item pertanyaan pada variabel kompensasi dapat dikatakan valid.
.
3) Hasil Uji Validitas Kinerja Mengajar Y
Item pertanyaan variabel kinerja mengajar guru pada penelitian ini berjumlah 32 item pertanyaan yang terbagi ke dalam tiga indikator. Indikator merencanakan pembelajaran terdiri dari tujuh item pertanyaan, 21 item pertanyaan pada indikitor pelaksanaan pembelajaran, dan empat item pertanyaan pada indikator evaluasi pembelajaran. Hasil uji validitas pada setiap item pertanyaan dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.
(31)
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Kinerja Mengajar Guru
n=15
1 0.425 13 3.606 1.532 0.905 1.693 1.692 Valid
2 0.451 13 3.606 1.626 0.893 1.822 1.692 Valid
3 0.55 13 3.606 1.983 0.835 2.374 1.692 Valid
4 0.456 13 3.606 1.644 0.890 1.847 1.692 Valid
5 0.43 13 3.606 1.550 0.903 1.717 1.692 Valid
6 0.426 13 3.606 1.536 0.905 1.698 1.692 Valid
7 0.464 13 3.606 1.673 0.886 1.889 1.692 Valid
8 0.479 13 3.606 1.727 0.878 1.967 1.692 Valid
9 0.495 13 3.606 1.785 0.869 2.054 1.692 Valid
10 0.595 13 3.606 2.145 0.804 2.669 1.692 Valid
11 0.503 13 3.606 1.814 0.864 2.098 1.692 Valid
12 0.426 13 3.606 1.536 0.905 1.698 1.692 Valid
13 0.434 13 3.606 1.565 0.901 1.737 1.692 Valid
14 0.45 13 3.606 1.622 0.893 1.817 1.692 Valid
15 0.517 13 3.606 1.864 0.856 2.178 1.692 Valid
16 0.447 13 3.606 1.612 0.895 1.802 1.692 Valid
17 0.482 13 3.606 1.738 0.876 1.983 1.692 Valid
18 0.434 13 3.606 1.565 0.901 1.737 1.692 Valid
19 0.437 13 3.606 1.576 0.899 1.752 1.692 Valid
20 0.442 13 3.606 1.594 0.897 1.777 1.692 Valid
21 0.483 13 3.606 1.741 0.876 1.989 1.692 Valid
22 0.425 13 3.606 1.532 0.905 1.693 1.692 Valid
23 0.453 13 3.606 1.633 0.892 1.832 1.692 Valid
24 0.686 13 3.606 2.473 0.728 3.399 1.692 Valid
25 0.469 13 3.606 1.691 0.883 1.915 1.692 Valid
26 0.439 13 3.606 1.583 0.898 1.762 1.692 Valid
27 0.58 13 3.606 2.091 0.815 2.567 1.692 Valid
28 0.483 13 3.606 1.741 0.876 1.989 1.692 Valid
29 0.464 13 3.606 1.673 0.886 1.889 1.692 Valid
30 0.469 13 3.606 1.691 0.883 1.915 1.692 Valid
31 0.563 13 3.606 2.030 0.826 2.456 1.692 Valid
32 0.434 13 3.606 1.565 0.901 1.737 1.692 Valid
Keputusan No. Item Koefisien
Korelasi nn22 nn22 r n2 thitung ttabel
2
1 r 2 thitung ttabel 1 r
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa, dari 32 item pertanyaan variabel Y yang diujicobakan, didapat 32 item pertanyaan adalah valid.
b)Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas bertujuan untuk memastikan bahwa instrumen penelitian yang digunakan memiliki tingkat kepercayaan yang baik/memiliki kehandalan dalam memperoleh data penelitian. Untuk mengukur tingkat reliablitas instrumen,
(32)
peneliti menggunakan rumus korelasi spearman-brown. Hasil yang diperoleh dari uji reliabilitas yang dilakukan dapat dipaparkan sebagai berikut.
1) Reliability Instrumen Variabel X1 Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Diklat KTSP
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Part 1
Value .923
N of Items 15a Part 2
Value .823
N of Items 15b Total N of Items 30
Correlation Between Forms .612
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .759 Unequal Length .759 Guttman Split-Half Coefficient .730 a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9, Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15.
b. The items are: Q16, Q17, Q18, Q19, Q20, Q21, Q22, Q23, Q24, Q25, Q26, Q27, Q28, Q29, Q30.
Koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel Diklat KTSP (X1), berdasarkan koefisien korelasi Spearman-Brown (Equal Length) =
0.759 atau koefisien korelasi > 0.3, maka instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.
(33)
2) Reliability Instrumen Variabel X2 Tabel 3.8 Kompensasi (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Part 1
Value .719
N of Items 15a Part 2
Value .749
N of Items 15b Total N of Items 30
Correlation Between Forms .602
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .752 Unequal Length .752 Guttman Split-Half Coefficient .751 a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9, Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15.
b. The items are: Q16, Q17, Q18, Q19, Q20, Q21, Q22, Q23, Q24, Q25, Q26, Q27, Q28, Q29, Q30.
Koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel Kompensasi (X2), diperoleh koefisien korelasi Spearman-Brown (Equal Length) = 0.752 atau koefisien korelasi > 0.3, maka instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.
(34)
3) Reliability Instrumen Variabel Y Tabel 3.9
Kinerja Mengajar Guru
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Part 1
Value .742
N of Items 16a Part 2
Value .741
N of Items 16b Total N of Items 32
Correlation Between Forms .604
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .753 Unequal Length .753 Guttman Split-Half Coefficient .753 a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9, Q10, Q11, Q12, Q13, Q14, Q15, Q16.
b. The items are: Q17, Q18, Q19, Q20, Q21, Q22, Q23, Q24, Q25, Q26, Q27, Q28, Q29, Q30, Q31, Q32.
Koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel Kinerja Mengajar Guru (Y), diperoleh koefisien korelasi Spearman-Brown (Equal
Length) = 0.753 atau koefisien korelasi > 0.3, maka instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.
5. Pelaksanan Pengumpulan Data
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu : tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.Tahap persiapan meliputi kegiatan mempersiapkan lembaran-lembaran angket yang akan diberikan kepada responden, mempersiapkan surat izin untuk penelitian,dan menentukan hari untuk pengambilan data.
(35)
dilengkapi dan semua angket telah dipersiapkan serta telah adanya persetujuan dari pihak lembaga yang diteliti maka angket disebarkan kepada responden yang akan diteliti, dan dikumpulkan kembali pada batas waktu yang telah ditentukan.
F. Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148).Suatu instrumen pengukuran yang kredibel harus memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Suatu instrumen memenuhi syarat validitas jika dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Sementara reliabilitas jika dapat menunjuk pada konsistensi, akurasi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran.
Berdasarkan hal itu, maka strategi pengembangan instrumen dilakukan melalui prosedur sebagai berikut.
a. Melakukan analisis deduktif, yaitu mengembangkan instrumen berdasarkan teori mengenai pendidikan dan pelatihan KTSP, Kompensasi dan kinerja mengajar telah diuraikan pada bab sebelumnya. Hal ini untuk memenuhi validitas isi (content validity), yaitu bahwa item-item instrumen mencerminkan domain dari variabel yang akan diteliti. Untuk itu maka dibuat kisi-kisi instrumen penelitian yang dikembangkan dari definisi operasional. b. Melakukan analisis induktif, dengan mengumpulkan data terlebih dulu
melalui penyebaran instrumen uji coba yang kemudian dianalisis dengan teknik korelasi product moment dari Pearson (Singarimbun dan Effendi, 1989:137) dengan rumus sebagai berikut.
(36)
r
=Keterangan:
r = Koefisien korelasi
= Jumlah skor nilai butir faktor dari seluruh uji coba
= Jumlah skor total seluruh butir atau kedua faktor dari keseluruhan
responden uji coba
n = Jumlah sampel
Angket disebarkan kepada 30 orang dalam uji coba pada guru SMPN di Sumedang Selatan. Hal ini dilakukan untuk melakukan pengujian validitas yaitu menguji tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Validitas dilakukan melalui internal atau konstruk (construct validity). Validitas konstruk berkaitan dengan tingkatan skala yang harus mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang diukur.
Nilai r yang diperoleh dengan menggunakan rumus Product Moment dari Karl‟s Pearson, harus diuji keberartiannya. Sudjana (1986:377) menyatakan jika t-hitung > t-tabel, maka item dianggap berarti atau dalam hal ini soal tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila, t-hitung < t-tabel maka butir item tersebut dianggap tidak valid. Untuk t-tabel, adalah nilai peluang distribusi t dengan taraf siginifikansi 1 –α dan dk = n – 2.
(37)
c. Melakukan pengujian reliabilitas instrument untuk mengukur sejauh mana suatu pengukuran dapat dipercaya dan sejauh mana skor hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan ukur (measurement error).
Dengan demikian reliabilitas adalah kepercayaan hasil suatu pengukuran yang konsisten bila dilakukan pada waktu yang berbeda terhadap responden, sehingga instrument penelitian dianggap dapat dipercaya, handal dan ajeg. Adapun alat analisisnya menggunakan metode Alpha dengan mengkorelasikan total skor ganjil lawan total skor genap, selanjutnya dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus „Spearman Brown’ (Sugiyono, 2009:185) dengan menggunakan SPSS ver. 19 for windows.
Teknik yang digunakan untuk menguji keandalan (reliabilitas) kuesioner pada penelitian ini adalah metode Alpha-Cronbach. Nilai terendah instrumen dikatakan reliabel apabila bernilai positif dan lebih besar atau sama dengan 0,7 (Barker et a, 2002;70)
Tabel 3.10
Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas
Criteria Reliability Validity
Good 0,80 0,50
Acceptable 0,70 0,30
Marginal 0,60 0,20
Poor 0,50 0,10
Sumber: Barker et al, 2002;70
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Tekni pengumpulan dan analisis data pada penelitian ini, memliputi beberapa tahapan kegiatan, yakni:
(38)
1. Menyeleksi data
Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Menentukan bobot nilai
Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan kemudian menentukan skornya.
3. Pemberian koding
Untuk setiap jawaban pada angket selanjutnya skor tersebut dijumlahkan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden secara umum terhadap setiap variabel penelitian.
4. Menghitung rata-rata setiap variabel
Rata-rata setiap variabel yang diperoleh dari data tidak bergolong.
5. Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data. Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata median, standard deviasi, dan varians data dari masing-masing variabel.
6. Pemeriksaan distribusi populasi data sampel bertujuan untuk mengetahui sebaran dari populasi data sampel yang diperoleh, apakah data sampel berasal populasi yang berdistribusi normal atau distribusi teoritis lainnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan uji statistik yang dipergunakan apakah parametrik atau nonparametrik. Dalam penelitian ini, data sampel yang diperoleh diasumsikan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian atas asumsi tersebut dilakukan dengan uji kecocokan atau
(39)
lebih dikenal sebagai uji kolmogorov-smirnov. Pada dasarnya uji kecocokan ini adalah untuk melihat perbedaan antara nilai frekuensi yang didapatkan di lapangan/observasi ( ) kumulatif teoritis dari sebuah fungsi distribusi populasi yang diasumsikan (
Teknik pengolahan dan analisis data dihitung dengan menggunakan perhitungan SPSS ver. 19.0 for windows dan supaya memudahkan dalam perhitungan, data-data dimasukkan terlebih dahulu dengan menggunakan
Microsoft excel.
H. Uji Hipotesis
Hipotesis yang digunakan pada bab I akan diuji, namun sebelum diuji hipotesis tersebut terlebih dahulu diubah menjadi hipotesis statistik, yang terdiri dari “hipotesis nol” yang bersimbol Ho dan “hipotesis alternatif” yang bersimbol Ha.
Rumus yang digunakan dalam menguji hipotesis bergantung pengujian normalitas distribusi data. Jika data yang terkumpul berdistribusi normal maka rumus yang digunakan adalah rumus untuk statistik parametrik, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka rumus yang digunakan adalah rumus untuk statistik nonparametrik. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi dan regresi.
Untuk menjawab ketiga hipotesis yang telah dirumuskan, maka dilakukan analisis data berupa analisis deskripsi, uji statistik regresi sederhana dan korelasi
(40)
sederhana, uji statistik regresi ganda dan korelasi ganda. Mengenai penjelasan masing-masing analisis data adalah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan peserta didik dilihat dari perolehan data numerik. Hal ini untuk mengetahui secara kualitatif apakah ada pengaruh hal-hal tersebut terhadap karakter peserta didik. Deskripsi mengenai penggunaan internet sebagai media pembelajaran dengan intensitas dan aktivitas edukatif serta deskripsi mengenai kreativitas peserta didik diperoleh melalui kuesioner skala SSHA (Survey of Study
Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman. Pada kesimpulannya analisis
data dikorelasikan, sehingga akan di dapat data deksripsi korelasi antara X dan Y.
2. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui hubungan antar variabel X dan Y digunakan analisis korelasi yakni Person Product Moment (PPM). Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r = 1 artinya korelasi negatif sempurna. r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Arti harga r akan dibandingkan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut:
Tabel 3.11
Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi
Nilai interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000
Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2011: 231)
(41)
Rumus korelasi Product Moment dari Pearson (Singarimbun dan Effendi, 1989:137) sebagai berikut:
r =
Keterangan :
= Koefisien korelasi antara gejala x dan gejala y x = Variabel bebas
x = Variabel terikat n = Jumlah responden
Selanjutnya hasil nilai r yang diperoleh harus diuji keberartiannya. Sudjana (1986:377), jika t-hitung > t-tabel, maka nilai r dianggap berarti. Sebaliknya apabila, t-hitung < t-tabel maka nilai r tersebut dianggap tidak berarti.
(42)
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dihasilkan beberapa temuan penelitian sebagai berikut:
1. Diklat KTSP di Kecamatan Sumedang Selatan dapat berkategori baik, terlihat dari indikator tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, muatan kurikulum, dan pengembangan silabus dan RPP pada umumnya dapat direalisasikan dengan baik.
2. Kompensasi yang diberikan kepada guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan berkategori baik. Hal ini berarti bahwa kompensasi yang diterima guru dalam bentuk finansial (gaji, tunjangan, tabungan pensiun, bonus, dan insentif) maupun non finansial (penghargaan, pujian, rekan kerja, jenjang karir, peran kepala sekolah, kebijakan sekolah, dan iklim kerja) sudah berjalan sesuai dengan harapan/keinginan guru.
3. Kinerja mengajar guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan berkategori baik, terlihat dari indikator merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang ditetapkan peneliti. Hal ini berarti guru dalam pelaksaannya sudah memahami dan dapat merealisasikan pemahaman tersebut dengan baik.
(43)
diselenggarakan dengan baik dan memenuhi komponen-komponen akan memberikan kontribusi kinerja mengajar guru yang baik di sekolah..
5. Kompensasi berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Semakin baik kompensasi yang diterima/dirasakan guru maka semakin baik kinerja mengajar guru yang ditunjukkan di sekolah. Kompensasi yang diterima guru dalam bentuk finansial dan non finansial merupakan faktor pendukung peningkatan kinerja guru.
6. Diklat KTSP dan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Ini mengindikasikan kedua faktor tersebut memiliki kontribusi yang berarti terhadap peningkatan kinerja mengajar guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. Namun Diklat KTSP dan kompensasi bukanlah satu-satunya faktor yang mendorong peningkatan kinerja mengajar. Masih ada faktor lain yang bepengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja mengajar guru, seperti : motivasi, kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah, kemampuan guru, latar belakang pendidikan, dan lain sebagainya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti bermaksud untuk mengajukan saran kepada beberapa pihak, diataranya :
1. Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang
Perlu dipahamai bahwa hasil Diklat KTSP belum sepenuhnya terimplementasi dengan baik, khususnya pada indikator muatan kurikulum
(44)
pengembangan diri dalam profesi harus menjadi perhatian pula. 2. Kepala Sekolah SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan
Kepala sekolah hendaknya memberikan kemudahan kepada guru dalam meningkatkan kemampuan, memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan guru, dan memfasilitasi kebutuhan guru. Kompensasi dalam bentuk finansial yang masih harus ditingkatkan efektifitasnya oleh kepala sekolah adalah dalam bentuk pemberian tunjangan sampingan kepada guru di luar tugas mengajar.
Kaitannya dengan kinerja mengajar, kepala sekolah hendaknya melakukan pembinaan kepada guru yang memprioritaskan pada peningkatan kemampuan guru dalam evaluasi pembelajaran.
3. Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan
Guru dalam keikutsertaannya pada Diklat KTSP hendaknya dapat berpartisipasi secara aktif sebagai bentuk pengembangan diri dan lebih meningkatkan pemahamanya terhadap muatan kurikulum KTSP. Kaitannya dengan kinerja mengajar, guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan diri dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
(45)
DAFTAR PUSTAKA
Alan, Thomas, J, (1971). The Productive School; A System Analysis Approach to.
Educational Administration. New York : John Willey & Son
Alan Cowling & Philip James. (1996) .The Essence of Personnel
Management and Industrial Relations(terj. Xavier Quentin
Pranata). Yogyakarta: ANDI
Alawiyah. (2009). Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar
Guru Honorer Di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cikajang Garut.
Skripsi.UPI
Alma, Buchary (1998). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta
Anwar Prabu Mangkunegra.(2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Rosda Karya
Bowen, H.R. (1981). The Costs of Higher Education. San Francisco. CA: Jossey-Bass. Publishers
Cascio,W.F.(1995). Managing Human Resource Productivity, Quality of Work
life, Profit. USA: Mc.Graw Hill Companies Inc.
Castetter, William B. (1996). The Human Resource Function Educational.
Administration. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Coombs, P. H. (1968). The World Educational Crisis: A Systematic Analysis. New. York: Oxford University Pres
Darma, Agus. (1996). Perilaku dalam Organisasi (terjemah). Jakarta:Erlangga Drucker, P. (1997). People and Performance. London: Heihmahn
Fakry Gaffar. (1994). Performance Based Teacher Educational: Suatu. Alternatif
dalam Pembaharuan Guru. Bandung : IKIP Bandung
Fattah, N. (2000). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Andira
Flippo, Edwin B. (1988). Principle of Personnel Management. New York: Mc. Graw-Hill Book Compay.
_____________.(2005). Manajemen Personalia Jakarta: Grafindo
(46)
Handoko,Hani (1994). Manajemen Personalia dan Manajemen SDM. Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta
Hasibuan, M.S.P. (2003). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara Husein Umar, (2004). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
James Phillips dan Alan Cowling. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia,. Jakarta: Erlangga
Jay R. Schuster and Patricia K. Zingheim. ( 1986). Sales Compensation Strategies
At The Most Successful Companies. Personnel Journal, pages 112-116.
John Schacter. (2001). Teacher Performance-Based Accountability: Why, What
and How. Santa Monica: Milken Family Foundation
Kasmianto. 1997. Studi tentang Pengelolaan Guru Honor Daerah di. Kabupaten
Indragiri Hulu. Disertasi. Bandung: IKIP Bandung
Makmun, Abin Syamsuddin. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja. Rosda Kary
Mali,Paul. (1978). Improving Total Productivity. New York: John Wiley & Sons McClelland, D.C. (1976). Human Motivation. New York: Cambridge University.
Press
Mulyasa E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Mustari, Lomri, (2002). Pengaruh Kompensasi terhadap Produktivitas Kerja
Guru. Tesis. Bandung : Program Pascasarjana UPI
Niazi, Sattar Niazi. (2011). Training and Development Strategy and Its Role in
Organizational Performance. Journal of Public Administration and
Governance Vol 1, No 2.
Raju, Rama. (2011). Does Precise Portfolio Construction of Compensation
Generate Organisational Excellence?-An Empirical Study in Rashtriya Ispat Nigam Limited, Visakhapatnam, Andhra Pradesh (India). International
Journal of Human Resource Studies. Vol 1, No 1.
Sattar, Tehmina. (2012). Determinants and Implications of Weak Teachers
Performance in Education Sector: A Case of Affiliated Schools from Board of Intermediate and Secondary Education, Multan Division (Pakistan).
International Journal of Accounting and Financial Reporting. Vol 2, No 1. Samana. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius
(47)
Sutjipto & Mukti, Basori. (1992) Administrasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud. Syaodih (1992). Pengembangan Kurikulum . Bandung : PT Remaja Rosdakarya Notoatmodjo,Soekidjo. (1999). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta
__________________.(2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
Rusli Syarif. (1991). Produktivitas. Jakarta: Depdikbud
Sanusi. (1995). Profesionalisasi dalam Pengelolaan Pendidikan Nasional.
Jakarta : Depdikbud
Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE. YKPN
Schuler, Randall S. (1987). Personnel and Human Resources Management: Third. Edition. New York: West Publishing Company
Siagian, Sondang P. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Subagyo,P. (1995). Manajemen Kepegawaian. Jakarta:Ghalia Indonesia
Sudirwo, Daeng. (2002). Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Rangka Otonomi
Daerah. Bandung: CV Adira
Suhartini. (2005). Keadilan Dalam Pemberian Kompensasi. Siasat Bisnis. Vol. 4. p.103-114
Susilawati. (2011). Pengaruh Kegiatan Pelatihan Guru Terhadap Kinerja
Mengajar Guru Di Sekolah Menengah Atas Kecamatan Taragong Kidul Garut. Skripsi.UPI
Sutermeister, Robert A. (1976). People and Productivity. New York: McGraw-Hill
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(48)
V. Vathanophas and Jintawee, T. (2007). Competency Requirements for Effective
Job Performance in The Thai Public Sector. Contemporary Managemen
Research. Vol. 3 No. 1 March 2007.
Werther, William B. dan Keith Davis. (1996). Human Resource and Personnel.
(49)
RIWAYAT HIDUP
Henni Ratna Juwita , adalah anak ke satu dari dua
bersaudara, lahir di Kota Bandung, pada 15 November 1981 dari pasangan Asep Supriatna dan Ibu Ratna Komala. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di kota Sumedang pada SDN Sukasirna II tahun 1994, pendidikan menengah diselesaikannya di SMPN 2 Sumedang tahun 1997 dan SMUN I Cimalaka pada tahun 2000 Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, melanjutkan studi pada pada Universitas Pendidikan Indonesia dengan jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik dan selesai pada tahun 2005. Pada tahun 2005 menjadi tenaga honorer pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang, Tahun 2007 menjadi protokoler SETDA Kabupaten Sumedang. Tahun 2010 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di SMPN 1 Paseh Kabupaten Sumedang.
(1)
141
KTSP. Pemberian materi penanaman nilai-nilai lokal/keaerahan, pentingnya pengembangan diri dalam profesi harus menjadi perhatian pula.
2. Kepala Sekolah SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan
Kepala sekolah hendaknya memberikan kemudahan kepada guru dalam meningkatkan kemampuan, memberikan tugas yang sesuai dengan kemampuan guru, dan memfasilitasi kebutuhan guru. Kompensasi dalam bentuk finansial yang masih harus ditingkatkan efektifitasnya oleh kepala sekolah adalah dalam bentuk pemberian tunjangan sampingan kepada guru di luar tugas mengajar.
Kaitannya dengan kinerja mengajar, kepala sekolah hendaknya melakukan pembinaan kepada guru yang memprioritaskan pada peningkatan kemampuan guru dalam evaluasi pembelajaran.
3. Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan
Guru dalam keikutsertaannya pada Diklat KTSP hendaknya dapat berpartisipasi secara aktif sebagai bentuk pengembangan diri dan lebih meningkatkan pemahamanya terhadap muatan kurikulum KTSP. Kaitannya dengan kinerja mengajar, guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan diri dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Alan, Thomas, J, (1971). The Productive School; A System Analysis Approach to. Educational Administration. New York : John Willey & Son
Alan Cowling & Philip James. (1996) .The Essence of Personnel
Management and Industrial Relations(terj. Xavier Quentin Pranata). Yogyakarta: ANDI
Alawiyah. (2009). Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru Honorer Di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cikajang Garut. Skripsi.UPI
Alma, Buchary (1998). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta
Anwar Prabu Mangkunegra.(2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Rosda Karya
Bowen, H.R. (1981). The Costs of Higher Education. San Francisco. CA: Jossey-Bass. Publishers
Cascio,W.F.(1995). Managing Human Resource Productivity, Quality of Work life, Profit. USA: Mc.Graw Hill Companies Inc.
Castetter, William B. (1996). The Human Resource Function Educational. Administration. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Coombs, P. H. (1968). The World Educational Crisis: A Systematic Analysis. New. York: Oxford University Pres
Darma, Agus. (1996). Perilaku dalam Organisasi (terjemah). Jakarta:Erlangga Drucker, P. (1997). People and Performance. London: Heihmahn
Fakry Gaffar. (1994). Performance Based Teacher Educational: Suatu. Alternatif dalam Pembaharuan Guru. Bandung : IKIP Bandung
Fattah, N. (2000). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Andira
Flippo, Edwin B. (1988). Principle of Personnel Management. New York: Mc. Graw-Hill Book Compay.
_____________.(2005). Manajemen Personalia Jakarta: Grafindo
Grounlund, E. Norman. (1982). Constructing Achievement Tests. New Jersey: Englewood Cliffs Prentice Hall Inc.
(3)
Handoko,Hani (1994). Manajemen Personalia dan Manajemen SDM. Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta
Hasibuan, M.S.P. (2003). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara Husein Umar, (2004). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
James Phillips dan Alan Cowling. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia,. Jakarta: Erlangga
Jay R. Schuster and Patricia K. Zingheim. ( 1986). Sales Compensation Strategies At The Most Successful Companies. Personnel Journal, pages 112-116. John Schacter. (2001). Teacher Performance-Based Accountability: Why, What
and How. Santa Monica: Milken Family Foundation
Kasmianto. 1997. Studi tentang Pengelolaan Guru Honor Daerah di. Kabupaten Indragiri Hulu. Disertasi. Bandung: IKIP Bandung
Makmun, Abin Syamsuddin. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja. Rosda Kary
Mali,Paul. (1978). Improving Total Productivity. New York: John Wiley & Sons McClelland, D.C. (1976). Human Motivation. New York: Cambridge University.
Press
Mulyasa E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Mustari, Lomri, (2002). Pengaruh Kompensasi terhadap Produktivitas Kerja Guru. Tesis. Bandung : Program Pascasarjana UPI
Niazi, Sattar Niazi. (2011). Training and Development Strategy and Its Role in Organizational Performance. Journal of Public Administration and Governance Vol 1, No 2.
Raju, Rama. (2011). Does Precise Portfolio Construction of Compensation Generate Organisational Excellence?-An Empirical Study in Rashtriya Ispat Nigam Limited, Visakhapatnam, Andhra Pradesh (India). International Journal of Human Resource Studies. Vol 1, No 1.
Sattar, Tehmina. (2012). Determinants and Implications of Weak Teachers Performance in Education Sector: A Case of Affiliated Schools from Board of Intermediate and Secondary Education, Multan Division (Pakistan). International Journal of Accounting and Financial Reporting. Vol 2, No 1. Samana. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius
(4)
Sutjipto & Mukti, Basori. (1992) Administrasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud. Syaodih (1992). Pengembangan Kurikulum . Bandung : PT Remaja Rosdakarya Notoatmodjo,Soekidjo. (1999). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta
__________________.(2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
Rusli Syarif. (1991). Produktivitas. Jakarta: Depdikbud
Sanusi. (1995). Profesionalisasi dalam Pengelolaan Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdikbud
Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE. YKPN
Schuler, Randall S. (1987). Personnel and Human Resources Management: Third. Edition. New York: West Publishing Company
Siagian, Sondang P. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Subagyo,P. (1995). Manajemen Kepegawaian. Jakarta:Ghalia Indonesia
Sudirwo, Daeng. (2002). Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung: CV Adira
Suhartini. (2005). Keadilan Dalam Pemberian Kompensasi. Siasat Bisnis. Vol. 4. p.103-114
Susilawati. (2011). Pengaruh Kegiatan Pelatihan Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sekolah Menengah Atas Kecamatan Taragong Kidul Garut. Skripsi.UPI
Sutermeister, Robert A. (1976). People and Productivity. New York: McGraw-Hill
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(5)
V. Vathanophas and Jintawee, T. (2007). Competency Requirements for Effective Job Performance in The Thai Public Sector. Contemporary Managemen Research. Vol. 3 No. 1 March 2007.
Werther, William B. dan Keith Davis. (1996). Human Resource and Personnel. Management. New York : Mc Graw-Hill, Fifth Edition.
(6)
RIWAYAT HIDUP
Henni Ratna Juwita , adalah anak ke satu dari dua bersaudara, lahir di Kota Bandung, pada 15 November 1981 dari pasangan Asep Supriatna dan Ibu Ratna Komala. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di kota Sumedang pada SDN Sukasirna II tahun 1994, pendidikan menengah diselesaikannya di SMPN 2 Sumedang tahun 1997 dan SMUN I Cimalaka pada tahun 2000 Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, melanjutkan studi pada pada Universitas Pendidikan Indonesia dengan jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik dan selesai pada tahun 2005. Pada tahun 2005 menjadi tenaga honorer pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang, Tahun 2007 menjadi protokoler SETDA Kabupaten Sumedang. Tahun 2010 diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di SMPN 1 Paseh Kabupaten Sumedang.