KONTRIBUSI HASIL BELAJAR MANAJEMEN USAHA BOGA DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA TERHADAP KESIAPAN BERWIRAUSAHA : Penelitian dilakukan pada mahasiswa semester VI Akademi Tata Boga Bandung.

(1)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad

SAW beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir jaman.

Tesis yang berjudul “Kontribusi Hasil Belajar Manajemen Usaha Boga dengan Pendekatan Cooperative Learning dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Kesiapan

Berwirausaha pada Mahasiswa Semester VI Akademi Tata Boga Bandung” ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian Program S2 (Magister

Pendidikan) pada Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak kekurangan

karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu

kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan

tesis ini.

Semoga hasil penelitian ini dapat memberi manfaat bagi banyak pihak yang

menaruh perhatian pada bidang pendidikan khususnya Akademi Tata Boga Bandung.


(2)

UCAPAN TERIMA KASIH

Tesis ini penyelesaiannya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan kemudahan, bimbingan serta arahan, hingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini pada waktunya. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi penulis sampaikan pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ibunda Prof. Dr. Hj. Melly Sri Sulastri, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah mencurahkan perhatiannya dalam membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga tesis ini dapat selesai pada waktunya.

2. Bapak Dr. H. Danny Meirawan, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II sekaligus Ketua Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Sekolah Pascasarjana UPI Bandung yang telah memberikan arahan dan bimbingannya kepada penulis.

3. Bapak Dr. Enjang A. Juanda, MT., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberi dorongan dan semangat pada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. H. Didi Suryadi, M.Ed., selaku Direktur Sekolah Pascasarjana UPI beserta Staf Pimpinan, Staf Dosen, dan Staf Tata Usaha yang telah memberikan bimbingan, bantuan, fasilitas, dan informasi yang bermanfaat selama penulis menyelesaikan pendidikan.

5. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd., selaku Rektor UPI Bandung beserta seluruh Staf dan Dosen yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi S2 di SPs UPI Bandung

6. Bapak dan Ibu Dosen yang mengajar di Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Sekolah Pascasarjana UPI Bandung yang telah membagikan ilmunya.

7. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di SPs UPI Bandung.

8. Koordinator Kopertis Wilayah IV Jawa Barat dan Banten, yang telah merekomendasikan penulis untuk melanjutkan studi di SPs UPI Bandung.


(3)

memberi kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan di SPs UPI Bandung.

10.Ibu Hj. Diah Banyuni, S.Sos., M.Pd. selaku Direktur ATB yang selalu memberi dorongan dan semangat serta do’anya kepada penulis hingga selesainya tesis ini. 11.Ibunda tercinta yang selalu mendo’akan penulis setiap saat.

12.Suami tersayang yang telah memberikan dukungan dan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

13.Rekan-rekan, sahabat dan keluarga penulis yang selalu memberi semangat dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

14.Dosen pengajar MUB dan mahasiswa angkatan 2009, yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan data, informasi yang sangat berharga dalam penelitian ini. 15.Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak

membantu sehingga tesis ini dapat penulis selesaikan.

Tesis ini kupersembahkan kepada ayahanda tercinta yang telah tiada, atas didikan, bimbingan, dan do’anya yang mendorong penulis untuk terus menuntut ilmu. Ananda sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga.

Akhir kata, semoga segala bantuan, dorongan, jasa baik, simpati, dan kerjasama yang telah diberikan semua pihak kepada penulis mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Bandung, Juli 2012


(4)

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL. ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 7

F. Kerangka Berpikir Penelitian ... 9

BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG PEMBELAJARAN MUB DENGAN PENDEKATAN COOPERATIVE LEARNING, MOTIVASI BERWIRAUSAHA, DAN KESIAPAN BERWIRAUSAHA ... 13

A. Pembelajaran ... 13

1. Pengertian Pembelajaran ... 13

2. Komponen-Komponen Pembelajaran ... 15

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 16

4. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 23

B. Pendekatan Cooperative Learning PadaManajemen Usaha Boga... 28

1. Pengertian Manajemen Usaha Boga ... 28

2. Jenis-jenis Usaha Boga ... 29


(5)

a. Pengertian Motivasi ... 37

b. Motivasi Berwirausaha ... 42

D. Kesiapan Berwirausaha ... 45

1. Kesiapan Bekerja ... 45

2. Kewiraswastaan ... 53

3. Unsur Wiraswasta ... 54

4. Sosok Wiraswasta Sejati ... 56

5. Kemandirian ... 57

E. Hipotesis Penelitian ... 62

F. Penelitian yang Relevan ... 63

BAB III : METODE PENELITIAN ... 66

A. Teknik Penelitian ... 66

B. Variabel Penelitian ... 67

C.Lokasi Penelitian ... 68

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 69

E. Instrumen Penelitian ... 69

1. Tes ... 69

2. Angket ... 70

F. Teknik Pengumpulan Data ... 74

1. Uji Validitas Instrumen ... 75

2. Uji Reliabilitas ... 78

G. Teknik Pengolahan Data ... 81

1. Uji Normalitas ... 82

2. Uji Linieritas ... 84

3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 88

4. Analisis Korelasi Ganda ... 89


(6)

A. Deskripsi Data ... 93

1. Variabel Hasil Belajar MUB ... 93

2. Variabel Motivasi Berwirausaha ... 96

3. Variabel Kesiapan Berwirausaha... 98

B. Pengujian Hipotesis ... 101

1. Hipotesis Pertama ... 102

2. Hipotesis Kedua ... 104

3. Hipotesis Ketiga ... 107

C. Pembahasan Hasil penelitian ... 110

D. Keterbatasan Hasil Penelitian ... 117

BAB V : KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 119

A. Kesimpulan ... 119

B. Implikasi ... 120

C. Rekomendasi ... 121

DAFTAR PUSTAKA ... 124


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3.

Kategori Jawaban Angket Nilai Jawaban pada Skala Likert Instrument Variabel X1

71 71 72

Tabel 3.4. Instrument Variabel X2 73

Tabel 3.5. Instrument Variabel Y 73

Tabel 3.6. Pedoman untuk Interpretasi Koefisien Korelasi 76

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen 78

Tabel 3.8. Tabel 3.9. Tabel 3.10. Tabel 3.11.

Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Variabel X1, X2, Y Hasil Uji Linieritas pada Variabel X1

Hasil Uji Linieritas pada Variabel X2

Pedoman untuk Interpretasi Koefisien Determinasi

84 87 88 90

Tabel 4.1. Data Hasil Belajar MUB 91

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Belajar MUB 93

Tabel 4.3. Data Motivasi Berwirausaha 94

Tabel 4.4. Distribusi Data Motivasi Berwirausaha 96

Tabel 4.5. Data Kesiapan Berwirausaha 97

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Data Kesiapan Berwirausaha 98

Tabel 4.7. Koefisien Determinasi X1 terhadap Y 100

Tabel 4.8. Koefesien Korelasi X1 terhadap Y 101

Tabel 4.9. Koefisien Determinasi X2 terhadap Y 101

Tabel 4.10. Koefisien Korelasi X2 terhadap Y 103

Tabel 4.11. Koefisien Determinasi X1, X2 terhadap Y 103


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir 12

Gambar 2.1. Gambar 2.2.

Kerucut Kebutuhan Maslow

Bagan Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif

41

59

Gambar 3.1. Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian 68

Gambar 4.1. Histogram Frekuensi Hasil Belajar MUB 94

Gambar 4.2. Histogram Frekuensi Motivasi Berwirausaha 96 Gambar 4.3. Histogram Frekuensi Kesiapan Berwirausaha 99

Gambar 4.4. Grafik Normal X1 Terhadap Y 105

Gambar 4.5. Gambar 4.6.

Grafik Normal X2 Terhadap Y Grafik Normal X1,X2 Terhadap Y

108 111


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Profil Akademi Tata Boga Bandung 127

Lampiran 2 Contoh Angket Variabel X1, X2, dan Y 129

Lampiran 3 Hasil Tabulasi Data Angket 132

Lampiran 4 Nilai Akhir Mata Kuliah Manajemen Usaha Boga 134

Lampiran 5 Tabel Hasil Uji Validitas Variabel X1 135

Lampiran 6 Tabel Hasil Uji Validitas Variabel X2 136

Lampiran 7 Tabel Hasil Uji Validitas Variabel Y 137

Lampiran 8 Uji Reliabilitas Ganjil Genap Variabel X1 138

Lampiran 9 Uji Reliabilitas Ganjil Genap Variabel X2 139

Lampiran 10 Uji Reliabilitas Ganjil Genap Variabel Y 140

Lampiran 11 Uji Normalitas Data Penelitian 141

Lampiran 12 Lampiran 13

Uji Linearitas

Analisis Regresi X1 terhadap Y

142 143

Lampiran 14 Analisis Regresi X2 terhadap Y 144

Lampiran 15 Lampiran 16

Analisis Regresi X1,X2 terhadap Y Satuan Acara Pengajaran MUB

146 148


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini menuntut

sumber daya manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global. Untuk

itu diperlukan keterampilan tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis,

logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

mempelajari, dan mengolah informasi yang diperlukan. Sumberdaya manusia

dengan karakteristik seperti itu bisa hadir melalui upaya pendidikan. Pendidikan

disebut bermutu dari segi proses sangat dipengaruhi tingkat kualitas proses belajar

mengajar yang berlangsung secara efektif, sehingga peserta didik mengalami

proses pembelajaran yang bermakna, karena ditunjang oleh sumber daya manusia,

dana, sarana, dan prasarana yang telah disediakan sesuai dengan kebutuhan

belajar mengajar. Logikanya proses pendidikan yang berkualitas akan

menghasilkan produk yang berkualitas pula.

Sistem pendidikan nasional dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003

bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi


(11)

Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia pendidikan, kesempatan

untuk mendapatkan pekerjaan semakin sempit. Jumlah persentase pencari kerja

pada tingkat pendidikan tinggi baik lulusan PTN maupun PTS semakin

meningkat, pengangguran terbuka dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.

Di Indonesia dunia industri belum mampu menciptakan pekerjaan secara luas.

Akibatnya, kita membiarkan para tamatan SD sampai universitas tercekam oleh

pola pikir bagaimana mencari pekerjaan, dan bukan bagaimana menciptakan

pekerjaaan (Sumahamidjaja, 2003 : 71).

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat

dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber

daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil

keuntungan dalam rangka meraih sukses. Motivasi wirausaha bisa datang dari

orang lain, baik di tempat kerja maupun di rumah, atau bisa juga dari tempat

belajar bahasa, teman facebook, jasa periklanan, dan lain-lain. Motivasi yang

datangnya dari diri sendiri hasilnya akan lebih dahsyat, bahkan bisa menjadi

seorang wirausahawan yang luar biasa.

Slameto (2003:174) mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran dan

jenis pembelajaran apapun, motivasi mahasiswa sangat menentukan tercapai atau

tidaknya tujuan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses perolehan ilmu


(12)

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan

kreativitas pengajar. Pelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan

pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada

keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui

perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain

pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan

kreativitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Model Pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model

kooperatif yang sangat berbeda dengan model pengajaran langsung. Di samping

model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar

akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk rnengembangkan

keterampilan sosial siswa. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul

dalarn membantu siswa memahami konsep konsep yang sulit. Para pengembang

model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah

dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik, dan perubahan norma

yang berhubungan dengan hasil belajar. Dalam banyak kasus, norma budaya anak

muda sebenarnya tidak menyukai siswa-siswa yang ingin menonjol secara

akademis. Robert Slavin dan pakar lain telah berusaha untuk mengubah norma ini

rnelalui penggunaan pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran


(13)

belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat

kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa

anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk

memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan

belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan

pelajaran.

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Perubahan yang terjadi itu sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah

dilakukan oleh individu yaitu hasil yang telah dicapai dari proses belajar. Untuk

mendapatkan hasil belajar dalam bentuk “perubahan” harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan di luar individu.

Proses belajar yang telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat disimpulkan

dari hasilnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi

mengerti, dari tidak berilmu menjadi berilmu, dan sebagainya.

Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui motivasi dan kesiapan

mahasiswa untuk berwirausaha setelah mengikuti pembelajaran Manajemen

Usaha Boga (selanjutnya disebut MUB) dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran kooperatif yang dikemas dalam judul: Kontribusi Hasil Belajar

Manajemen Usaha Boga dengan Pendekatan Cooperative Learning dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Kesiapan Berwirausaha pada Mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung.


(14)

B. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan berdasarkan uraian di atas yang

dikembangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat kontribusi signifikan antara hasil belajar MUB dengan

pendekatan cooperative learning terhadap kesiapan berwirausaha pada

mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung ?

2. Apakah terdapat kontribusi signifikan antara motivasi berwirausaha terhadap

kesiapan berwirausaha pada mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung ?

3. Apakah terdapat kontribusi signifikan antara hasil belajar MUB dengan

pendekatan cooperative learning dan motivasi berwirausaha terhadap

kesiapan berwirausaha pada mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung ?

C. Tujuan Penelitian

Secara spesifik tujuan penelitian yang didasarkan pada latar belakang dan

rumusan masalah adalah untuk:

a. Mengetahui kontribusi antara hasil belajar MUB dengan pendekatan

cooperative learning terhadap kesiapan berwirausaha pada mahasiswa

Akademi Tata Boga Bandung

b. Mengetahui kontribusi antara motivasi berwirausaha terhadap kesiapan


(15)

c. Mengetahui kontribusi antara hasil belajar MUB dengan pendekatan

cooperative learning dan motivasi berwirausaha terhadap kesiapan

berwirausaha pada mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi

yang berarti bagi pihak yang berperan dalam dunia pendidikan yang berkaitan

dengan bidang boga, diantaranya:

1. Manfaat Teoritik

Hasil kajian ini diharapkan dapat menambah khasanah teori di bidang

pengembangan pembelajaran, khususnya pendekatan cooperative learning

dalam pembelajaran praktek MUB untuk menambah kesiapan mahasiswa

dalam berwirausaha.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Dosen mata kuliah MUB

1) Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pedoman dalam proses

belajar dan mengajar MUB dengan memperkaya pendekatan

pembelajaran yang lebih bervariasi.

2) Pemanfaatan pendekatan cooperative learning dalam mata kuliah

MUB diharapkan akan menjadi pendekatan yang efektif dalam

meningkatkan motivasi berwirausaha dan kemandirian, sehingga

mereka akan siap berwirausaha.


(16)

Apabila pendekatan pembelajaran ini diikuti dengan sungguh-sungguh,

diharapkan akan meningkatkan motivasi untuk berwirausaha dan siap

melaksanakan usaha di bidang boga.

c. Program Studi Tata Boga

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan evaluasi bagi pembelajaran yang

sudah berjalan selama ini, khususnya cooperative learning yang berkaitan

dengan MUB.

d. Bagi Akademi Tata Boga Bandung sebagai Lembaga Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi strategi dan informasi yang

mendukung dalam melakukan perbaikan mutu lulusan yang siap membuka

usaha, khususnya dalam bidang boga.

E. Definisi Operasional

Beberapa definisi operasional yang terkait dengan penelitian penulis

dijelaskan di bawah ini agar tidak terjadi perbedaan penafsiran terhadap

istilah-istilah yang digunakan.

a. Manajemen Usaha Boga (MUB), adalah salah satu mata kuliah yang berisi

bahan ajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian mahasiswa sebagai

bekal untuk bekerja atau berwirausaha di bidang jasa boga. MUB adalah

pengaturan suatu kegiatan penyelenggaraan di bidang makanan dalam jumlah

yang lebih besar daripada penyelenggaraan makanan untuk keluarga atau

minimal 25 orang secara komersial MUB bertujuan untuk mendapatkan

keuntungan sesuai dengan prinsip ekonomi dengan melakukan usaha di bidang


(17)

b. Cooperative Learning yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4 – 6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Model kooperatif sangat berbeda dengan model

pengajaran langsung, disamping dikembangkan untuk mencapai hasil belajar

akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan

keterampilan sosial siswa.

c. Motivasi berwirausaha yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

dorongan yang terdapat dalam diri mahasiswa untuk berusaha mengadakan

perubahan tingkah laku yang mengarah kepada sosok seorang wirausaha sejati

dalam memenuhi kebutuhannya. Pencapaian suatu tindakan, yaitu

berwirausaha yang efektif dan efesien diperlukan adanya kesiapan dalam diri

individu baik kesiapan fisik maupun kesiapan mental. Motivasi akan

menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi pada diri mahasiswa, sehingga

akan berhubungan dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan emosi,

kemudian bertindak atau melakukan usaha di bidang boga.

d. Kesiapan berwirausaha yang dimaksud dalam penelitian ini adanya

kemandirian mahasiswa untuk merancang kewirausahaan dan menumbuhkan

rasa percaya diri yang tinggi sebagai dasar kesiapan berwirausaha. Kesiapan

(readiness) adalah suatu titik kematangan untuk dapat menerima dan

memperhatikan tingkah laku seorang wirausaha. Seorang mahasiswa dikatakan

siap berwirausaha bila memiliki sifat keberanian, keutamaan, dan keteladanan


(18)

F. Kerangka Berpikir

1. Kontribusi antara hasil belajar MUB dengan pendekatan cooperative

learning terhadap kesiapan berwirausaha pada mahasiswa Akademi Tata

Boga Bandung.

Pembelajaran MUB menekankan pada bagaimana menerapkan manajemen

dalam kegiatan usaha di bidang boga seperti hotel, restoran, cafe, katering

dan lain-lain. Dalam pembelajaran ini mahasiswa dituntut untuk mampu

merencanakan suatu usaha, memproduksi dan menjualnya secara

berkelompok. Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran dengan

sungguh-sungguh akan dapat menyerap ilmu dengan baik baik dari segi kognitif,

afektif dan psikomotor untuk diterapkan dalam kegiatan usahanya nanti.

2. Kontribusi antara motivasi berwirausaha terhadap kesiapan berwirausaha

pada mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung.

Motivasi berwirausaha antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lain

tidaklah sama. Motivasi berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain: cita-cita mahasiswa, kemampuan mahasiswa, kondisi fisik dan

mental mahasiswa, kondisi lingkungan dan sebagainya. Mahasiswa dengan

motivasi berwirausaha yang tinggi akan mempermudah dirinya dalam

menyerap ilmu kewirausahaan sehingga kemampuannya dapat berkembang

atau meningkat lebih cepat dibandingkan dengan mahasiswa yang motivasi


(19)

3. Kontribusi antara hasil belajar MUB dengan pendekatan cooperative learning

terhadap motivasi berwirausaha pada mahasiswa Akademi Tata Boga

Bandung.

Kegiatan pembelajaran MUB dengan pendekatan cooperative learning yang

menekankan pada bagaimana menerapkan manajemen dalam kegiatan usaha

boga akan menumbuhkan motivasi pada mahasiswa untuk mempelajari lebih

jauh tentang kewirausahaan. Dengan metode pembelajaran yang langsung

kepada penerapan bagaimana merancang suatu usaha, memproduksinya,

hingga menjual hasil produksinya membuat mahasiswa termotivasi untuk

mencoba menerapkan hasil belajarnya pada usaha makanan di sekitar tempat

tinggalnya. Motivasi yang tinggi untuk berwirausaha akan memudahkan

mahasiswa untuk mengikuti pembelajaran MUB dan belajar dengan

sungguh-sungguh tanpa paksaan. Kesadaran akan pentingnya pembelajaran

MUB dengan pendekatan cooperative learning dan motivasi berwirausaha

yang tinggi akan memperlancar proses pembelajaran.

4. Kontribusi antara hasil belajar MUB dengan pendekatan cooperative

learning dan motivasi berwirausaha terhadap kesiapan berwirausaha pada

mahasiswa Akademi Tata Boga Bandung.

Mahasiswa yang memiliki motivasi berwirausaha yang tinggi dengan

sendirinya akan memiliki semangat belajar wirausaha yang tinggi pula

sehingga dapat mendukung atau meningkatkan kemampuan usahanya.

Apabila seorang mahasiswa kurang memiliki motivasi berwirausaha atau


(20)

pembelajaran pun akan rendah bahkan sama sekali tidak ada. Untuk

menumbuhkan semangat dan motivasi berwirausaha tidak terlepas dari peran

aktif tenaga pengajar dan lembaga pendidikan yang didukung dengan adanya

sarana dan prasarana serta peran serta orang tua dan keluarga di rumah agar

selalu menanamkan dan menumbuhkembangkan sikap kepada anak didiknya

yakni dengan senantiasa memotivasi agar rajin belajar sehingga mendapatkan

hasil belajar yang lebih baik. Kesiapan berwirausaha pada mahasiswa dapat

diperoleh melalui proses pembelajaran khususnya mata kuliah MUB untuk

memperoleh keterampilan dan kemampuan menerapkan manajemen dalam

kegiatan usaha di bidang boga. Keinginan memperoleh nilai hasil belajar

MUB dengan pendekatan cooperative learning yang baik, tentunya didukung

oleh motivasi berwirausaha yang tinggi, dan motivasi berwirausaha akan

mempengaruhi kesiapan dalam berwirausaha. Gambaran mengenai kerangka


(21)

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Hasil Belajar MUB dengan pendekatan cooperative learning:

1. Manajemen dalam Food &

Beverage Product

2. Manajemen SDM dalam pengolahan makanan 3. Manajemen peralatan dapur 4. Manajemen material bahan

olahan

5. Manajemen produksi makanan 6. Manajemen biaya produksi

makanan

Kesiapan Berwirausaha:

1. Pengetahuan wirausaha 2. Kemandirian

3. Kepemimpinan

4. Berorientasi ke masa depan

Motivasi Berwirausaha:

1. Motivasi diri 2. Motif mandiri 3. Motif berprestasi

4. Komitmen dalam menjalankan usaha


(22)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Teknik Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan, menyusun, dan menganalisis data sehingga diperoleh makna

yang sebenarnya. Sebagaimana yang dikatakan Sugiyono (2008:3) bahwa secara

umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu :

cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional

yang ditunjang dengan pendekatan kuantitatif, sesuai dengan permasalahan yang

diteliti yaitu mengenai kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang sedang

berlangsung. Ini sejalan dengan pendapat Sukmadinata (2011:56) bahwa

penelitian korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel

dengan variabel lain yang dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan

keberartian (signifikansi) secara statistik.

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan

dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh

gambaran umum dan sekaligus kesimpulan mengenai masalah yang diteliti.

Sukmadinata (2011:53) menjelaskan bahwa “Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji


(23)

dalam penelitian kuantitatif yang bersifat noneksperimental, yaitu: deskriptif,

survey, ekspos fakto, komparatif, korelasional, dan penelitian tindakan.

B. Variabel Penelitian

Dalam menganalisis data perlu diidentifikasi terlebih dahulu data-data

yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Penetapan variabel penelitian

sangat diperlukan sebagai langkah awal titik acuan. Variabel adalah objek

penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

(Arikuntoro, 2004:91). Maka untuk menentukan penjabaran dalam penelitian ini

dibagi menjadi dua variabel, yaitu :

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas adalah stimulus atau input yaitu faktor yang dipilih,

dimanipulasi, diukur oleh peneliti untuk melihat pengaruh terhadap gejala

yang diamati (Nasution, 1987:36). Variabel bebas dapat disebut sebagai

variabel sebab. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah “Hasil Belajar MUB dengan Pendekatan Cooperative Learning (X1)” dan “Motivasi Berwirausaha (X2)”.

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat yaitu faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui efek

variabel bebas (Nasution, 1996:36). Variabel terikat ini juga dapat disebut

sebagai variabel akibat. Adapun yang menjadi variabel terikat dalam


(24)

Pola hubungan antar variabel penelitian terlihat pada gambar di bawah ini:

r X1Y

RX1X2 Y

rX2Y

Gambar 3.1. Pola Hubungan Antar Variabel Penelitian

Kedua Variabel bebas (X1dan X2) dihubungkan dengan variable terikat (Y)

dengan pola hubungan :

1. Hubungan antara variabel X1 dengan variabel Y

2. Hubungan antara variabel X2 dengan variabel Y dan

3. Hubungan antara variabel X1 dan variabel X2 secara bersama-sama dengan

variabel Y

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kampus Akademi Tata Boga (ATB) Bandung

yang berlokasi di Jl. Raya Cinunuk No. 186 Bandung. Profil ATB dapat dilihat

pada Lampiran 1.

Hasil Belajar MUB dengan Pendekatan

Cooperative Learning

(X1)

Kesiapan Berwirausaha

(Y) Motivasi Berwirausaha


(25)

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Sesuai dengan judul dan permasalahan dalam penelitian ini, yang

menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa ATB Program Studi

Diploma III Tata Boga angkatan 2009 dengan jumlah mahasiswa 30 orang.

Penentuan jumlah sampel sejalan dengan pendapat Sukmadinata (2011:260)

yang menyatakan: “Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel

(n) sebanyak 30 individu telah dipandang cukup besar”. Selain itu, Roscoe (1982:253) dalam Sugiyono (2009:74) menyarankan: “Bila dalam penelitian akan melakukan analisis korelasi atau regresi ganda, maka jumlah anggota

sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti”.

Selanjutnya, teknik pengambilan sampel yang dilakukan penulis dalam

penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh yaitu seluruh populasi

digunakan sebagai sampel, sesuai dengan pernyataan Sugiono (2009 : 124),

yaitu : ”Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Penentuan sampel seperti ini sering

dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian

yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpul data dikembangkan sesuai dengan variabel yang

akan diukur. Jenis instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:


(26)

Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193).

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi atau

achievement test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan

mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran. Tes hasil belajar mata kuliah

Manajemen Usaha Boga (MUB) dengan pendekatan cooperative learning

dilakukan sendiri oleh dosen pengajarnya. Penulis mengambil nilai akhir mata

kuliah tersebut yang mencakup nilai: UTS, UAS, praktek, tugas dan kehadiran.

2. Angket

Angket merupakan salah satu alat pengumpul data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab (Sugiono, 2008: 142). Angket pada umumnya

digunakan untuk meminta keterangan tentang fakta, pendapat, pengetahuan,

sikap, dan perilaku responden dalam suatu peristiwa. Dalam penelitian ini,

angket digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar MUB dengan

pendekatan cooperative learning, motivasi berwirausaha, dan kesiapan

mahasiswa untuk berwirausaha. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian

ini adalah angket tertutup, dimana pernyataan atau pertanyaan di dalam angket

sudah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh responden

dengan cara membubuhkan tanda cheklist (√) pada alternatif jawaban yang tersedia. Setiap item soal disediakan lima jawaban dengan skor masing-masing


(27)

Tabel 3.1. Kategori Jawaban Angket

Jawaban Skor Kategori

Sangat Setuju (SS) 5 Sangat tinggi

Setuju (S) 4 Tinggi

Ragu-ragu (R) 3 Sedang

Tidak Setuju (TS) 2 Rendah

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat rendah

Penyusunan skala pengukuran menggunakan metoda Likert Summated

Rating (LSR) yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok pada variabel hasil belajar, variabel motivasi belajar

berwirausaha, dan variabel kesiapan berwirausaha. Alternatif pilihan Skala

Likert terdiri atas lima alternatif jawaban. Setiap jawaban diberi skor satu

sampai lima untuk pernyataan yang berbentuk negatif dan bergerak dari lima ke

satu untuk pernyataan yang berbentuk positif.

Sudjana (1990:170) menyatakan bahwa :

“Dalam skala Likert, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negatif dinilai subjek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Skor yang diberikan terhadap pilihan tersebut bergantung pada peneliti asal konsisten penggunaannya, yang jelas skor untuk pernyataan positif dan negatif adalah sebaliknya”.

Sesuai dengan yang dikemukakan di atas, bahwa setiap jawaban

responden diberi bobot sesuai dengan arah pernyataan yang bersangkutan adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.2. Nilai jawaban pada skala Likert

Arah Pernyataan SS S R TS STS

POSITIF 5 4 3 2 1

NEGATIF 1 2 3 4 5

Pertimbangan menggunakan model skala Likert dalam penelitian ini


(28)

a. Skala Likert mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia

berdasarkan intensitas sikap tertentu.

b. Skala Likert sangat luwes dan fleksibel, lebih fleksibel dari teknik pengukur

lain. ( Nasution, 1987: 89)

Kedua teknik yang digunakan tersebut diharapkan dapat menjaring data dan

informasi yang diperlukan, dapat saling menunjang dan saling melengkapi.

Pertanyaan angket dirancang dalam kisi-kisi pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3. Instrumen Variabel Hasil Belajar MUB dengan pendekatan

cooperative learning (X1)

ASPEK INDIKATOR NO. ITEM VALID

TIDAK VALID

Manajemen dalam Food &

Beverage Product

a. Jenis-jenis manajemen b. Fungsi manajemen

1,2 5 3,4 Manajemen SDM dalam pengolahan makanan

a. Proses rekrutmen karyawan

b. Pembinaan dan

pengembangan potensi manajerial

c. Kitchen rules

6,7 8,10 11,12 9 Manajemen peralatan dapur Klasifikasi,distribusi, dan pemeliharaan peralatan dapur 13,14,15,16 Manajemen material bahan olahan Pengadaan dan penyimpanan bahan 17,18,19,20 Manajemen produksi makanan

a. Produksi menu cold & hot

food, pastry, dan

makanan etnis b. Produksi non food

c. Inovasi makanan dan daur ulang produk 21, 2,23,24, 25 26, 28 29,30,31 27 32 Manajemen biaya produksi makanan

Analisis biaya produksi dan pengawasan atas fluktuasi food cost

33,34,35


(29)

Tabel 3.4. Instrumen VariabelMotivasi Berwirausaha (X2) :

ASPEK INDIKATOR NO. ITEM VALID

TIDAK VALID

Motivasi diri a. Faktor intrinsik b. Faktor ekstrinsik

2,3,4 5,7

1 6 Motif mandiri a. Keinginan untuk mengontrol

nasib dan menambah penghasilan

b. Keyakinan untuk mampu bersaing dengan orang lain

9,10

11,12, 13, 14 8

Motif berprestasi

a.Keinginan untuk

mengembangkan potensi diri dan memperoleh keuntungan b.Keinginan untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat

15,16,18,19 20,21

23,24,25,26

Berorientasi sukses

a. Memiliki tanggung jawab, jujur, dan siap menghadapi resiko

b. Memiliki inisiatif dalam berinovasi

22,27,28,29 30,31

32,33,34

17

Tabel 3.5. Instrumen Variabel Kesiapan Berwirausaha (Y) :

ASPEK INDIKATOR NO. ITEM

VALID

TIDAK VALID Pengetahuan

wirausaha

a. Unsur-unsur wirausaha b. Jiwa wirausaha

1,2,3,4,5 6,7,8 Kemandirian a. Memiliki karakter mandiri

b. Percaya diri, berakhlak mulia, bermental positif c. Berinisiatif, proaktif, , jujur,

tekun, bertanggung jawab, bekerja keras, selalu optimis

d. Kesalingtergantungan yang efektif 9,10,11 13,15 16,17,18,19, 20 21,22,23 12,14

Kepemimpinan Memiliki watak dan kepribadian sebagai pemimpin


(30)

ASPEK INDIKATOR NO. ITEM VALID

TIDAK VALID Berorientasi ke

masa depan

a. Memiliki cara pandang pada masa depan b. Memiliki inovasi dan

kreativitas tinggi c. Berorientasi pada

keuntungan

28,29,30

31,32

33,34,35

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data erat kaitannya dengan cara atau langkah

yang ditempuh dalam pengumpulan data guna menjawab permasalahan yang

hendak dipecahkan. Pengukuran variabel penelitian disusun dalam suatu alat

ukur penelitian berbentuk daftar pertanyaan dengan skala pengukuran variabel

bersifat ordinal dengan kategori jawaban terdiri atas lima tingkatan dengan

menggunakan skala perbedaan semantik. Skala perbedaan semantik dapat

digunakan untuk mengukur pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial.

Penelitian mengenai fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik

oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Alat ukur

yang digunakan dalam penelitian ini disusun dalam bentuk kuesioner secara

terstruktur, artinya dalam setiap pertanyaan yang diajukan untuk menggali data

dari responden terdapat beberapa alternatif jawaban yang dapat dipilih sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan

perbedaan semantik mempunyai gradasi dari yang sangat positif sampai sangat

negatif. Untuk keperluan analisis secara kuantitatif maka alternatif jawaban


(31)

Sebelum pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan pengujian alat

ukur yang digunakan. Langkah pengujian alat ukur merupakan tahapan yang

krusial dalam proses penelitian, mengingat data yang terkumpul tidak akan

memiliki makna penting bilamana alat ukur yang digunakan tidak memiliki

validitas yang memadai dan reliabilitas yang tinggi. Mengingat kualitas data

yang digunakan dalam pengujian hipotesis akan sangat tergantung pada kualitas

alat ukur yang digunakan, maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian

validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesesuaian alat

ukur dengan apa yang diukurnya. “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel

yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan

sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

validitas yang dimaksud ” (Arikunto, 2010: 211).

Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah rumus

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus sebagai

berikut :

� = �. − ( )

�. ( �)−( )� �. ( �)−( )�

(Arikunto, 2010: 213)

dimana:


(32)

= jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba = jumlah skor tiap item dari keseluruhan responden uji coba N = jumlah respondem uji coba

Setelah perhitungan selesai dan instrumen valid, maka dilihat kriteria

penafsiran mengenai indeks korelasi (r) sebagai berikut :

Tabel 3.6. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sugiyono (2005 : 214)

Uji validitas dilakukan pada setiap item pertanyaan. Hasil koefisien

korelasi kemudian dicocokkan ke dalam tabel harga Product Moment dengan

taraf signifikansi α = 0,05 atau tingkat kepercayaan 95%. Apabila hasil

pengukuran tidak memenuhi atau kurang dari taraf signifikan tersebut, maka

item pernyataan tersebut diuji dengan uji t, menggunakan rumus sebagi berikut:

= −2 1− 2

(Sudjana, 2005: 380)

dimana:

t = uji koefisien korelasi / thitung

r = koefisien korelasi/ rhitung


(33)

Harga thitung selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel untuk kesalahan 5 % (ά= 0,05) dan (dk = n – 2) kaidah keputusan :

Jika thitung > ttabel, berarti valid, sebaliknya thitung < ttabel berarti tidak valid

Validitas isi soal tes yang dipakai dalam penelitian ini, dilakukan

berdasarkan atas pertimbangan dari ahli atau orang yang dianggap ahli dalam hal

tersebut. Untuk memperoleh item soal yang memiliki validitas handal, yang

berkenaan dengan statistik digunakan rumus untuk menentukan koefisien

korelasi pada program Microsoft Office Excel 2007. Rumus tersebut adalah :

Rumus statistika Koefesien Korelasi Product Moment dari teknik yang

digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik product moment yang

dikemukakan oleh Person dengan rumus sebagai berikut :

� = �. − ( )

�. ( �)−( )� �. ( �)−( )�

( Arikunto, 2010: 213)

dimana:

rxy = koefisien korelasi

= jumlah skor tiap item dari seluruh responden uji coba

= jumlah skor tiap item dari keseluruhan responden uji coba N = jumlah respondem uji coba

    2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) , ( y y x x y y x x Y X Correl


(34)

Pernyataan valid tidaknya tes berpedoman pada pendapat Sugiyono yang

menyatakan bahwa, ”Bila koefisien korelasinya > 0,3, maka butir instrumen valid, dan bila koefisien korelasinya < 0,3, maka butir instrumen tidak valid,

dibuang atau direvisi”. (Sugiyono, 2009 : 189)

Perhitungan korelasi Pearson dilakukan dengan bantuan program

Microsoft Office Excel 2007 hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen

Variabel Jumlah soal Valid Tidak valid

Hasil belajar MUB dengan

pendekatan cooperative learning (X1)

35 30 5

Motivasi berwirausaha (X2) 35 31 4

Kesiapan berwirausaha (Y) 35 33 2

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas dimaksudkan untuk melihat keajegan hasil tes. “Suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,

yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila

datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun

diambil, tetap akan sama. Reliabel menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.

Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan” (Arikunto, 2010 : 221). Pengujian reliabilitas instrumen yang dilakukan pada penelitian ini

menggunakan teknik belah dua (split-half method) dari Spearman Brown.


(35)

peneliti mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama

dan kelompok skor butir bernomor genap sebagai belahan kedua. Langkah

selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan

kedua dengan menggunakan Korelasi Rank Spearman.

(a) Rumus korelasi Spearman dari Sujana (2005:455) adalah

= 1- 6 2

( 2−1)

Keterangan :

r’ = koefisien korelasi pangkat

bi = selisih atau beda peringkat Xi dan peringkat Yi yang data

aslinya berpasangan

n = banyaknya data atau sampel

(b) Menguji signifikan koefisien korelasi r’(rho) melalui uji independen antara kedua variabel, dengan rumus :

=

−2

1− 2

(Sudjana, 2005: 380)

Kriteria pengujian yang digunakan adalah untuk tingkat signifikansi

tertentu (dalam hal ini 90%), dimana tabel t yang digunakan mempunyai

dk = (n – 2), maka hipotesis diterima jika –t (1- ½ α) t < t(1 –½ α). Selain itu Ho ditolak.

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS 20 dengan kriteria sebagai berikut :

Jika t hitung > t tabel maka korelasi signifikan atau instrumen reliabel


(36)

Jika t hitung < t tabel maka korelasi tidak signifikan atau instrumen tidak

reliabel.

Langkah-langkah uji reliabilitas dengan bantuan program SPSS adalah

sebagai berikut :

1. Membuka file kerja : “Split Half.Sav”

2. Menentukan terlebih dahulu cara membagi alat tes mejadi dua bagian

yaitu ganjil-genap, selanjutnya masuk ke menu analisis

3. Klik menu Analyze  Scale  Reliability Analysis

4. Memasukkan item yang bernomor ganjil (1,3,5,7,9,11, dst) ke dalam

kotak Items, kemudian disusul dengan memasukkan item bernomor

genap (2,4,6,8,10,12, dst).

5. Memilih model Split Half di kotak bagian bawah, lalu menekan OK.

Hasil uji reliabilitas dengan program SPSS 20 untuk setiap variabel adalah :

1) Variabel X1

Hasil perhitungan diperoleh t hitung (95%, 30) = 10.088 sedangkan t tabel =

2.045 Maka dapat disimpulkan bahwa instrumen angket adalah reliabel

2) Variabel X2

Hasil perhitungan diperoleh t hitung (95%, 30) = 9.977 sedangkan t tabel =

2.045 Maka dapat disimpulkan bahwa instrumen angket adalah reliabel

3) Variabel Y

Hasil perhitungan diperoleh t hitung (95%, 30) = 14,882 sedangkan t tabel =


(37)

G. Teknik Pengolahan Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

statistik sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian serta jenis data yang

dianalisis. Furqon (2009:18) menjelaskan, yang perlu ditekankan bahwa teknik

statistik harus diperlakukan sebagai alat bantu dalam memahami data penelitian,

bukan sebagai pengganti kemampuan dan kearifan peneliti. Beberapa implikasi

dari pernyataan tersebut adalah : (1) analisis data harus mengacu kepada masalah

penelitian dan informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah itu. Jadi

ketepatan analisis data tidak dinilai dari kecanggihan teknik statistik yang

digunakan, melainkan kepada apakah informasi yang dihasilkan sesuai dan

cukup memadai untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis;

(2) Peneliti tidak menggantungkan diri secara buta kepada angka atau koefisien

yang diperoleh dari penggunaan teknik statistik. Angka atau hasil analisis

statistik harus digunakan untuk membantu memahami data yang diperoleh sesuai

dengan masalah penelitian. Peneliti dapat saja meragukan hasil analisis data, jika

memang tidak sesuai dengan kerangka berfikir dan teori yang digunakan.

Creswell (1994 :153-154) menjelaskan, analisis data hasil penelitian

dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa langkah, seperti : (1) mencatat

seluruh informasi dan atau data yang masuk, (2) meneliti, barangkali ada

jawaban yang bias, (3) melakukan analisis deskriptif dari semua variabel

penelitian, seperti menentukan kecenderungan rerata (means), rentangan

(ranges) dan simpangan baku (standar deviation), (4) menghubungkan


(38)

analisis faktor, dan (5) membandingkan keterkaitan antara variabel dan jawaban

pertanyaan penelitian dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

1. Uji Normalitas

Teknik statistik dapat digunakan apabila bentuk sebaran data adalah

normal. Pengujian normalitas distribusi menggunakan formula Chi Kuadrat (2 ). Langkah-langkah pengujian normalitas dengan Chi Kuadrat (Riduwan, 2009 :

160-163) adalah :

a. Menentukan skor terbesar dan skor terkecil

b. Menentukan rentangan (R), yaitu selisih skor terbesar dengan skor terkecil

c. Menentukan banyaknya kelas interval, dengan rumus :

= 1 + 3,3 �

dimana N adalah jumlah sampel.

d. Menentukan panjang kelas (i), yaitu Rentangan dibagi banyaknya kelas.

Atau i=R/BK.

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dari variabel. Bentuk tabel mengikuti

rumus simpangan baku atau standar deviasi (SD) yang akan digunakan.

f. Menentukan rata-rata atau mean.

=

g. Menghitung simpangan baku (standar deviasi) dengan salah satu rumus


(39)

Rumus yang digunakan tergantung dari bentuk tabel frekuensi yang dibuat pada

langkah nomor (e).

h. Membuat tabel atau daftar frekuensi baru dengan batas kelas yaitu skor kiri

pada kelas interval dikurangi 0,5 dan skor kanan kelas interval ditambah

0,5.

i. Mencari nilai Z-score untuk tiap batas kelas interval dengan menggunakan

rumus :

= −

j. Mencari luas 0-Z dari tabel Kurva Normal untuk tiap angka Z-score

tersebut.

k. Mencari luas tiap kelas interval dengan menghitung selisih luas 0-Z dari tiap

kelas interval antara kedua angka Z-score, sedangkan untuk angka Z-score

yang berbeda tanda, maka luas 0-Z dijumlahkan (Reksoatmodjo, 2009: 46).

l. Menghitung frekuensi yang diharapkan (frekuensi ekspektasi atau Ei)

dengan mengalikan tiap luas interval dengan jumlah sampel. Frekuensi hasil

pengamatan dinotasikan sebagai Oi.


(40)

n. Membandingkan nilai Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel, pada

taraf 99%. Derajat bebas (db) menggunakan rumusdb=k-1 (Reksoatmodjo

(2009:46).

Pengujian normalitas distribusi data dilakukan terhadap variabel X1, X2,

danY dengan uji Kuadrat. Sesuai dengan ketentuannya, apabila nilai

Chi-Kuadrat hitung < Chi-Chi-Kuadrat tabel, maka data berdistribusi normal. Hasil

perhitungan uji normalitas pada Lampiran 14 terhadap semua data pada

masing-masing variabel dengan taraf signifikansi 99% diperoleh hasil seperti tabel

berikut.

Tabel 3.8. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Variabel X1, X2, dan Y

Variabel Chi-Kuadrat hitung

Chi-Kuadrat tabel

Kesimpulan

X1 5,320 9,488 Distribusi Normal

X2 3,32 9,488 Distribusi Normal

Y 4.768 9,488 Distribusi Normal

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel X1,

X2, dan Y berdistribusi normal, sehingga memenuhi persyaratan pengujian

selanjutnya.

2. Uji Linearitas

Pengujian linieritas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa rata-rata


(41)

Pengujian linearitas data menurut Riduwan (2006:172) dapat dilakukan dengan

mengikuti langkah-langkah :

a) Menentukan jumlah kuadrat regresi (JKreg(a)) dengan rumus :

( )

=

2

b) Menentukan jumlah kuadratregresi (JKreg(b|a)) dengan rumus :

( | )

=

nilai b dari persamaan regresi sederhana Y=a+bX (Sudjana, 2005:315) :

=

2

− 2

=

( ) 2 − 2 ( )

−( )2

c) Menentukan jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus :

=

2

( )

d) Menentukan rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus :

=

−2

e) Menentukan jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus :

=

2

2

f) Menentukan kuadrat tuna cocok (JKTC ) dengan rumus :

=

g) Menentukan rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan


(42)

=

−2

h) Menentukan rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan menggunakan

rumus :

=

i) Menentukan nilai F hitung dengan menggunakan rumus :

=

j) Menetapkan taraf signifikansi uji 0,05.

Kriteria pengujiannya adalah kelinieran dipenuhi oleh data jika Fhitung< Ftabel ,

atau angka signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05. Angka signifikansi

yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan kelinieran tidak dipenuhi.

Pengujian linieritas antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y

dengan program SPSS dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut

(Triton, 2006: 158) dalam Pamujo (2005).

1. Data dimasukkan pada SPSS dengan menggunakan nama variabel x dan y.

2. Analisis dilakukan dengan pemilihan menu pada SPSS sebagai berikut :

Analyze Compare Means Means

3. Selanjutnya pada kotak dialog Means dilakukan :

- memindahkan y ke kotak Dependent List

- memindahkan x ke kotak Independent List

- memilih kotak Options dan pilih Test of Linearity


(43)

- menekan OK pada kotak dialog Means sebelumnya.

Setelah diketahui ketiga variabel penelitian berdistribusi normal, maka

selanjutnya dilakukan uji linieritas untuk masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikat. Pada penelitian ini, penulis melakukan uji linieritas dengan

menggunakan bantuan program SPSS 20.

Dasar pengambilan keputusan dengan melihat angka probabilitas, yaitu :

(a) Probabilitas Sig. > 0,05, berarti tidak terdapat perbedaan kelinieran antara

variabel independen (variabel bebas) dengan variabel dependen (variabel

terikat).

(b) Probabilitas Sig. < 0,05, berarti terdapat perbedaan kelinieran antara

variabel independen (variabel bebas) dengan variabel dependen (variabel

terikat).

Hasil perhitungan uji linieritas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.9. Hasil Uji Linieritas pada Variabel X1

Sig.

Kesiapan Wirausaha * Hasil Belajar

Between Groups

(Combined) .077

Linearity .000

Deviation from Linearity .855

Within Groups Total

Probabilitas untuk nilai Deviation from Linearity Sig. = 0,855 > 0,05, berarti

tidak terdapat perbedaan kelinieran antara Variabel X1 dengan Y. Ini


(44)

Tabel 3.10. Hasil Uji Linieritas pada Variabel X2

Sig.

Kesiapan Wirausaha * Motivasi Wirausaha

Between Groups

(Combined) .001

Linearity .000

Deviation from

Linearity .132

Within Groups Total

Probabilitas untuk nilai Deviation from Linearity Sig. 0,132 > 0,05, berarti tidak

terdapat perbedaan kelinieran antara Variabel X2 dengan Y. Ini menunjukkan

bahwa data variabel X2 dengan Y linier.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi mendeskripsikan hubungan antar variabel sehingga

digunakan untuk mengestimasi kecenderungan di masa mendatang berdasarkan

data masa lalu dan masa kini. Selain untuk mengestimasi, analisis regresi juga

mengukur tingkat ketergantungan variabel dependen terhadap variabel

independen (Reksoatmodjo, 2009:143). Analisis regresi sederhana dirumuskan

sebagai Y=a+bX, dimana untuk mendapatkan nilai konstanta (a) dan koefisien

regresi (b) menggunakan persamaan yang telah dicantumkan sebelumnya pada

uji linearitas.

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan perubahan

variabel satu disebabkan oleh dua atau lebih variabel yang lain. Dalam penelitian

ini analisis regresi dilakukan untuk menentukan perubahan variabel kesiapan

berwirausaha (Y) yang disebabkan oleh variabel hasil belajar MUB dengan

pendekatan cooperative learning (X1), dan motivasi berwirausaha (X2). Analisis


(45)

Y = a + b1.X1 + b2.X2

Y : kesiapan berwirausaha

a, b1, b2 : koefisien regresi linear berganda

X1 : variabel hasil belajar MUB dengan pendekatan

cooperative learning

X2 : variabel motivasi berwirausaha

Langkah analisis regresi dalam SPSS :

1. Pada menu utama SPSS, dipilih menu Analyze, Regression, kemudian

dipilih Linier.

2. Memasukkan variabel-variabel yang berkaitan,

3. Selanjutnya klik OK, dan perhatikan hasil outputnya.

3. Analisis Korelasi Ganda

Analisis regresi digunakan untuk mengungkapkan hubungan fungsional

antara kedua variabel, sedangkan analisis korelasi mengungkapkan tingkat

kedekatan hubungan itu,walaupun dimungkinkan penggunaan analisis regresi

dan analisis korelasi secara terpisah, namun dalam kenyataan, istilah analisis

korelasi mencakup masalah korelasi dan regresi.

Koefisien korelasi (r) merupakan indeks atau bilangan yang digunakan

untuk mengukur keeratan hubungan (kuat, lemah, atau tidak ada) antar variabel.

Koefisien korelasi ini memiliki nilai antara -1 dan +1. Koefisien korelasi yang

sering digunakan adalah koefisien korelasi Pearson, koefisien korelasi Rank


(46)

a. Jika r bernilai positif, maka variabel-variabel berkorelasi positif. Semakin

dekat nilai r ini ke +1 maka semakin kuat korelasinya, demikian pula

sebaliknya.

b. Jika r bernilai negatif, maka variabel-variabel berkorelasi negatif. Semakin

dekat nilai r ini ke -1 maka semakin kuat korelasinya, demikian pula

sebaliknya.

c. Jika r bernilai 0 (nol) maka variabel-variabel tidak menunjukkan korelasi.

d. Jika r bernilai +1 atau -1 maka variabel menunjukkan korelasi positif atau

negatif yang sempurna.

Koefisien korelasi (r) yang dikuadratkan akan menjadi koefisien

determinasi (D), yang menjelaskan besarnya kontribusi suatu variabel terhadap

variabel lainnya.

= 2�100%

Pedoman untuk memberikan penafsiran terhadap kontribusi antar

variabel dapat menggunakan koefisien determinasi yang dimodifikasi dari

koefisien korelasi pada tabel berikut:

Tabel 3.8. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Determinasi Interval Koefisien

Korelasi

Interval Koefisien

Determinasi (%) Tingkat Kontribusi

0,00 – 0,199 0,00 – 3,96 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 4,00 – 15,92 Rendah 0,40 – 0,599 16,00 – 35,88 Sedang 0,60 – 0,799 36,00 – 63,84 Tinggi

0,80 – 1,000 64,00 – 100 Sangat Tinggi


(47)

Korelasi untuk data yang berbentuk interval atau ratio, dengan data berdistribusi

normal, menggunakan rumus korelasi Product Moment seperti pada persamaan

dalam uji validitas. Data yang bertipe ordinal atau tidak memenuhi beberapa

persyaratan asumsi klasik, dapat menggunakan rumus korelasi Rank Spearman,

dimana bisa digunakan data bertipe ordinal dan tidak berdistribusi normal.

Rumus koefisien korelasi Rank Spearman (Sugiyono, 2011 : 245) :

= 1

6 2

( 2−1)

Korelasi linear berganda (R) digunakan untuk mengetahui hubungan antar

variabel terikat (Y) dengan dua atau lebih variabel bebas (X). Analisis

korelasinya bisa melibatkan koefisien korelasi parsial, yang merupakan koefisen

korelasi antara dua variabel jika variabel lainnya konstan, pada hubungan yang

melibatkan lebih dari dua variabel. Analisis korelasi ganda juga bisa

menggunakan koefisien regresi ganda.

Koefisien korelasi ganda 2 variabel independen menggunakan rumus (Riduwan,

2009:248) :

1 2

=

2

1 + 2 2 −2. 1 . 2 . 1 2


(48)

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian,

maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar MUB dengan pendekatan cooperative learning berkontribusi

positif terhadap kesiapan berwirausaha secara signifikan. Tingkat kontribusi

ditunjukkan dengan nilai koefisien determinasi yang sangat tinggi. Ini berarti

pendekatan cooperative learning sangat mendukung pembelajaran MUB.

Semakin positif hasil belajar MUB dengan pendekatan cooperative learning,

akan diiringi dengan meningkatnya kesiapan berwirausaha. Sebaliknya semakin

negatif hasil belajar MUB dengan pendekatan cooperative learning, akan diiringi

dengan menurunnya kesiapan berwirausaha.

2. Motivasi berwirausaha berkontribusi positif terhadap kesiapan berwirausaha

secara signifikan. Tingkat kontribusi ditunjukkan dengan nilai koefisien

determinasi yang sangat tinggi. Ini menggambarkan bahwa motivasi

berwirausaha sangat menentukan kesiapan berwirausaha. Semakin positif

motivasi belajar MUB, akan diiringi dengan meningkatnya kesiapan

berwirausaha. Sebaliknya semakin negatif motivasil belajar wirausaha, akan

diiringi dengan menurunnya kesiapan berwirausaha.

3. Hasil belajar MUB dengan pendekatan cooperative learning dan motivasi

berwirausaha berkontribusi positif terhadap kesiapan berwirausaha secara


(49)

sangat tinggi. Ini menunjukkan bahwa kesiapan berwirausaha ditentukan secara

bersama-sama oleh hasil belajar MUB dengan pendekatan cooperative learning

dan motivasi berwirausaha. Semakin positif hasil belajar MUB dengan

pendekatan cooperative learning dan motivasi berwirausaha, maka semakin

tinggi pula kesiapan mahasiswa untuk berwirausaha.

B. Implikasi

1. Pembelajaran manajemen usaha boga menambah pengalaman untuk

meningkatkan kesiapan mahasiswa dalam berwirausaha di bidang boga. Hasil

belajar MUB dengan pendekatan cooperative learning akan meningkatkan

kemampuan kognitif dan psikomotor mahasiswa. Kemampuan kognitif dapat

menumbuhkan cara berpikir tingkat tinggi seperti pemecahan masalah, berpikir

kritis, kreatif, dan pengambilan keputusan. Sementara kemampuan psikomotor

dapat meningkatkan keterampilan dalam mengelola usaha jasa boga sebagai

bentuk kesiapan berwirausaha.

2. Hasil penelitian menunjukkan kontribusi hasil belajar MUB dengan

pendekatan cooperative learning terhadap kesiapan berwirausaha berada pada

tingkat yang sangat tinggi, ini berimplikasi terhadap proses pembelajaran yang

baik. Proses pembelajaran dengan dukungan, metode, motivasi, dan sarana belajar

yang baik akan meningkatkan hasil belajar yang baik pula, termasuk mata kuliah

lain yang mendukung seperti kewirausahaan dan pemasaran produksi makanan.

3. Motivasi berwirausaha tergantung pada kekuatan minat dan kebutuhan


(50)

yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Motivasi

ekstrinsik dapat diberikan oleh dosen pengajar, dosen harus mengambil

keputusan tentang apa yang harus diajarkan, bagaimana memilih metode yang

cocok agar mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran secara maksimal dan

mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata. Dorongan eksternal dari dosen

sangat penting bagi seseorang untuk mencapai keberhasilan belajar.

4. Kontribusi hasil belajar MUB dengan pendekatan cooperative learning

terhadap kesiapan berwirausaha menunjukkan nilai yang lebih rendah dibanding

motivasi berwirausaha. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah kurang

maksimalnya proses belajar mengajar pada mata kuliah MUB sehingga tidak

sebanding dengan motivasi belajarnya. Peningkatan pembelajaran diantaranya

dapat dilakukan dengan peningkatan sarana yang lebih lengkap, seperti

tersedianya buku-buku yang mendukung pembelajaran, peralatan praktek yang

lebih lengkap, suasana belajar yang kondusif, dan sebagainya.

C. Rekomendasi

Rekomendasi dikemukakan berdasarkan kesimpulan dan implikasi

penelitian di atas. Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada :

1. Dosen pengajar khususnya mata kuliah MUB

Kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan lagi dengan menciptakan kondisi

belajar yang menyenangkan dan metode yang tepat, efektif dan efisien. Dosen

diharapkan dapatmemberi pengarahan yang lebih jelas kepada mahasiswa baik


(51)

2. Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran

khususnya mata kuliah MUB, diantaranya dengan :

a. Lebih banyak membaca buku-buku teori yang mendukung pembelajaran dan

mengaplikasikannya dalam kegiatan praktek.

b. Meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok sehingga terbentuk

kelompok kerja yang solid dan memiliki rasa saling ketergantungan yang

positif.

3. Lembaga Akademi Tata Boga Bandung

Lembaga diharapkan lebih meningkatkan kualifikasi dosen dan

melengkapi sarana dan prasarana untuk kegiatan pembelajaran teori maupun

praktek sehingga proses pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan kurikulum

yang telah ditetapkan.

4. Peneliti

Pemahaman teori dan temuan-temuan dalam penelitian ini dapat

dikembangkan lebih lanjut, sejalan dengan konsep dan teori yang digunakan.

Berangkat dari keterbatasan ini penulis mempunyai gambaran, sebagai landasan

untuk mengembangkan diri di kemudian hari dan menjadikan pengalaman ini


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta

Antonius. (2002). Quantum Learning: Bagaimana Entrepreneurship. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka.

Bartono & Ruffino. (2005). Food Product Management di Hotel dan Restoran. Yogyakarta: Andi.

Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Group.

Covey, Steven R. (2010). The 7 Habits of Highly Effective People (7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif). Tangerang: Binarupa Aksara Publisher.

Covey, Steven R. (2005). The 8th Habit Melampaui Efektivitas, Menggapai Keagungan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Creswell. (1994). Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. California: Sage Publications, Inc.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2008). Buku Panduan Pengembangan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi, Sub direktorat

Kurikulum dan Program Studi, Jakarta: Direktorat Akademik Dirjen Dikti.

Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Endroyo, B. (1989). Keselamatan Kerja Untuk Teknik Bangunan. IKIP Semarang: Press

Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Cetakan ketujuh. Bandung: Alfabeta.

Gulo,W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Gramedia.

Hasan S. Bachtiar.(2010). Cara Praktis Membangun Wirausaha. Bandung: Pustaka Ramadhan

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur dan


(53)

Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta.

Johnson, David, W. Roger. Edythe. (1994). Cooperative Learning in the Class

Room. United States of America: ASCD

Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Marsum. (2005). Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi.

Meredith, Geoffrey G., et al. (2000). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Cetakan 6. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Nasution, S., Thomas, M. (2010). Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi,

Disertasi, Makalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Pamujo, Hendro (2005), Kontribusi Minat Kerja dan Kemampuan Akademis

Terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas III Jurusan Bangunan SMK YPT I Pubalingga. Bandung : UPI

Poedjiadi Anna, (2007). Sain Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran

Konstekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Purwanto, M.N.(1984). Prinsip Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Rosda Karya.

Reksoatmodjo, Tedjo N. (2009). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Aditama

Riduan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta

Riduan. dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta

Ruseffendi, E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sardiman, A.M. (1986). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Shepardson, R.D. (1994). Cooperative Learning – Process Skills. Indiana:

National NCTM Conference Indianapolis.

Siagian, Sondang P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Cetakan ketiga. Jakarta: Rineka Cipta.


(54)

Slameto.(1991). Proses Belajar Mengajar Dalam Sistim Kredit Semester.Jakarta : Bumi Aksara.

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Solihatin, E. (2005). Cooperative Learning, Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana, N dan Ibrahim. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N.(1989). Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar

Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta.

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju

Sukses. Jakarta: Salemba Empat

Sukmadinata, N. Syaodih.(2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ketujuh. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sumahamijaya, S., Yasben, D., Dana, DA.(2003). Pendidikan Karakter Mandiri

dan Kewiraswastaan. Bandung. Angkasa.

Suprijono, A. Cooperative Learning. Teori & Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar.

Susilana dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Tim Pengembang MKDP UPI.

Sutandi. (2009). Kontribusi Aplikasi Multimedia Interaktif dan Layanan

Laboratorium Terhadap Peningkatan Kompetensi Ranah Psikomotorik Mahasiswa dalam Pembuatan CD Interaktif di Jurusan Teknologi Informasi Politeknik TEDC Bandung: UPI

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(55)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Uno, Hamzah B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Analisis di Bidang Pendidikan. Cetakan kedelapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wijandi, Soesarsono. (2004). Pengantar Kewiraswastaan. Cetakan keempat. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Winkel. WS. (1999). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Grasindo


(1)

Elis Rumini, 2012

Kontribusi Hasil Belajar Manajemen Usaha Boga Dengan Pendekatan Cooperative Learning Dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Kesiapan Berwirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang menggerakkan seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Motivasi ekstrinsik dapat diberikan oleh dosen pengajar, dosen harus mengambil keputusan tentang apa yang harus diajarkan, bagaimana memilih metode yang cocok agar mahasiswa dapat mengikuti pembelajaran secara maksimal dan mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata. Dorongan eksternal dari dosen sangat penting bagi seseorang untuk mencapai keberhasilan belajar.

4. Kontribusi hasil belajar MUB dengan pendekatan cooperative learning terhadap kesiapan berwirausaha menunjukkan nilai yang lebih rendah dibanding motivasi berwirausaha. Implikasi dari hasil penelitian ini adalah kurang maksimalnya proses belajar mengajar pada mata kuliah MUB sehingga tidak sebanding dengan motivasi belajarnya. Peningkatan pembelajaran diantaranya dapat dilakukan dengan peningkatan sarana yang lebih lengkap, seperti tersedianya buku-buku yang mendukung pembelajaran, peralatan praktek yang lebih lengkap, suasana belajar yang kondusif, dan sebagainya.

C. Rekomendasi

Rekomendasi dikemukakan berdasarkan kesimpulan dan implikasi penelitian di atas. Rekomendasi penelitian ini ditujukan kepada :

1. Dosen pengajar khususnya mata kuliah MUB

Kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan lagi dengan menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan metode yang tepat, efektif dan efisien. Dosen diharapkan dapatmemberi pengarahan yang lebih jelas kepada mahasiswa baik teori maupun praktek sehingga diperoleh hasil belajar yang maksimal.


(2)

2. Mahasiswa

Mahasiswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran khususnya mata kuliah MUB, diantaranya dengan :

a. Lebih banyak membaca buku-buku teori yang mendukung pembelajaran dan mengaplikasikannya dalam kegiatan praktek.

b. Meningkatkan kerjasama antar anggota kelompok sehingga terbentuk kelompok kerja yang solid dan memiliki rasa saling ketergantungan yang positif.

3. Lembaga Akademi Tata Boga Bandung

Lembaga diharapkan lebih meningkatkan kualifikasi dosen dan melengkapi sarana dan prasarana untuk kegiatan pembelajaran teori maupun praktek sehingga proses pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.

4. Peneliti

Pemahaman teori dan temuan-temuan dalam penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, sejalan dengan konsep dan teori yang digunakan. Berangkat dari keterbatasan ini penulis mempunyai gambaran, sebagai landasan untuk mengembangkan diri di kemudian hari dan menjadikan pengalaman ini sebagai acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.


(3)

Elis Rumini, 2012

Kontribusi Hasil Belajar Manajemen Usaha Boga Dengan Pendekatan Cooperative Learning Dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Kesiapan Berwirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. (2010). Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta

Antonius. (2002). Quantum Learning: Bagaimana Entrepreneurship. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rieneka.

Bartono & Ruffino. (2005). Food Product Management di Hotel dan Restoran. Yogyakarta: Andi.

Bungin, B. (2007). Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Group.

Covey, Steven R. (2010). The 7 Habits of Highly Effective People (7 Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif). Tangerang: Binarupa Aksara Publisher. Covey, Steven R. (2005). The 8th Habit Melampaui Efektivitas, Menggapai

Keagungan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Creswell. (1994). Research Design Qualitative and Quantitative Approaches. California: Sage Publications, Inc.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2008). Buku Panduan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Tinggi, Sub direktorat Kurikulum dan Program Studi, Jakarta: Direktorat Akademik Dirjen Dikti. Djamarah, S.B. (2011). Psikologi Belajar. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Endroyo, B. (1989). Keselamatan Kerja Untuk Teknik Bangunan. IKIP Semarang:

Press

Furqon. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian. Cetakan ketujuh. Bandung: Alfabeta.

Gulo,W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Gramedia.

Hasan S. Bachtiar.(2010). Cara Praktis Membangun Wirausaha. Bandung: Pustaka Ramadhan

Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(4)

Isjoni. (2007). Cooperative Learning. Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung: Alfabeta.

Johnson, David, W. Roger. Edythe. (1994). Cooperative Learning in the Class Room. United States of America: ASCD

Lie, Anita. (2005). Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo

Marsum. (2005). Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi. Meredith, Geoffrey G., et al. (2000). Kewirausahaan Teori dan Praktek. Cetakan

6. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Nasution, S., Thomas, M. (2010). Buku Penuntun Membuat Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah. Jakarta: Bumi Aksara.

Pamujo, Hendro (2005), Kontribusi Minat Kerja dan Kemampuan Akademis Terhadap Kesiapan Memasuki Dunia Kerja Siswa Kelas III Jurusan Bangunan SMK YPT I Pubalingga. Bandung : UPI

Poedjiadi Anna, (2007). Sain Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Konstekstual Bermuatan Nilai. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Purwanto, M.N.(1984). Prinsip Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Rosda Karya.

Reksoatmodjo, Tedjo N. (2009). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Aditama

Riduan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung : Alfabeta

Riduan. dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta

Ruseffendi, E.T. (1998). Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Sardiman, A.M. (1986). Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Shepardson, R.D. (1994). Cooperative Learning – Process Skills. Indiana: National NCTM Conference Indianapolis.

Siagian, Sondang P. (2004). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Cetakan ketiga. Jakarta: Rineka Cipta.


(5)

Elis Rumini, 2012

Kontribusi Hasil Belajar Manajemen Usaha Boga Dengan Pendekatan Cooperative Learning Dan Motivasi Berwirausaha Terhadap Kesiapan Berwirausaha

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Slameto.(1991). Proses Belajar Mengajar Dalam Sistim Kredit Semester.Jakarta : Bumi Aksara.

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Soemanto, W. (2006). Psikologi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Solihatin, E. (2005). Cooperative Learning, Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sudjana, N dan Ibrahim. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N.(1989). Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta.

Suryana. (2006). Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat

Sukmadinata, N. Syaodih.(2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ketujuh. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sumahamijaya, S., Yasben, D., Dana, DA.(2003). Pendidikan Karakter Mandiri dan Kewiraswastaan. Bandung. Angkasa.

Suprijono, A. Cooperative Learning. Teori & Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar. Susilana dkk. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Tim Pengembang

MKDP UPI.

Sutandi. (2009). Kontribusi Aplikasi Multimedia Interaktif dan Layanan Laboratorium Terhadap Peningkatan Kompetensi Ranah Psikomotorik Mahasiswa dalam Pembuatan CD Interaktif di Jurusan Teknologi Informasi Politeknik TEDC Bandung: UPI

Trianto. (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.


(6)

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI

Uno, Hamzah B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Analisis di Bidang Pendidikan. Cetakan kedelapan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wijandi, Soesarsono. (2004). Pengantar Kewiraswastaan. Cetakan keempat. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Winkel. WS. (1999). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Grasindo