PENGARUH GAYA BELAJAR BERDASARKAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA.

(1)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II GAYA BELAJAR BERDASARKAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Gaya Belajar ... 7

B. Gender ... 14

C. Kemampuan Berpikir Kritis ... 18

D. Sistem Pernapasan Manusia ... 27

E. Hasil Penelitian Lain yang Relevan ... 35


(2)

D. Instrumen Penelitian... 39

E. Prosedur Penelitian... 43

F. Analisis Data ... 45

G. Alur Penelitian ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49

B. Pembahasan ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 106


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Menurut Ennis ... 22

3.1 Kisi-Kisi untuk Mengidentifikasi Gaya Belajar Siwa yang Dikembangkan dalam C.I.T.E. Learning Styles Instrument ... 40

3.2 Kisi-Kisi Soal Uraian Kemampuan Berpikir Kritis ... 41

3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Berpikir Kritis ... 42

3.4 Kategori Gaya Belajar ... 46

3.5 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis ... 46

4.1 Sebaran Kategori Gaya Belajar Siswa Laki-Laki ... 51

4.2 Sebaran Kategori Gaya Belajar Siswa Perempuan ... 52

4.3 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Laki-Laki ... 54

4.4 Capaian Tiap Sub-indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Laki-Laki .. 54

4.5 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Perempuan ... 55 4.6 Capaian Tiap Sub-indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Perempuan 55


(4)

Gambar

2.1 Organ Pernapasan Manusia ... 30

2.2 Mekanisme Pernapasan Manusia ... 30

2.3 Volume Udara Pernapasan ... 32

3.1 Alur Penelitian ... 48

4.1 Sebaran Kategori Gaya Belajar Mayor Siswa Berdasarkan Gender ... 61

4.2 Sebaran Kategori Gaya Belajar Minor Siswa Berdasarkan Gender... 67

4.3 Sebaran Kategori Gaya Belajar yang Diabaikan Siswa Berdasarkan Gender ... 69

4.4 Capaian Tiap Sub-indikator Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Gender... 72

4.5 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Memfokuskan Pertanyaan ... 77

4.6 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Menganalisis Argumen ... 79

4.7 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Bertanya dan Menjawab Tentang Suatu Penjelasan ... 80


(5)

4.8 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator

Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber ... 82 4.9 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan

Kecenderungan Gaya Belajar pada Sub-indikator Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi ... 83 4.10 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan

Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Membuat Deduksi dan Mempertimbangkan Hasil Deduksi... 84 4.11 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan

Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Membuat Induksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi ... 85 4.12 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan

Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Membuat Keputusan dan Mempertimbangkan Hasilnya ... 87 4.13 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan

Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Mendefinisikan Istilah dan Mempertimbangkan Definisi ... 88 4.14 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan

Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Mengidentifikasi Asumsi ... 89 4.15 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan

Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Memutuskan Suatu Tindakan ... 90 4.16 Perbandingan Rata-Rata Persentase Nilai Siswa Berdasarkan

Kecenderungan Tipe Gaya Belajar pada Sub-indikator Berinteraksi dengan Orang Lain ... 92


(6)

Lampiran

A. INSTRUMEN PENELITIAN

1. Skala Sikap Gaya Belajar (C.I.T.E. Learning Styles Instrument) ... 106 2. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Berpikir Kritis ... 109 3. Pedoman dan Hasil Wawancara Guru... 122 B. ADMINISTRASI PENELITIAN

1. Surat Permohonan Izin Penelitian ... 123 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 124 C. DATA HASIL PENELITIAN

1. Skor dan Kategori Gaya Belajar Siswa ... 125 2. Skor dan Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 129 3. Rata-Rata Persentase Nilai Siswa pada Tiap Sub-indikator Berpikir

Kritis Berdasarkan Kategori Gaya Belajar ... 131 D. DOKUMENTASI PENELITIAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan aset yang tak ternilai bagi individu dan masyarakat. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto, 2010: 1).

Selama proses belajar berlangsung, setiap individu mempunyai cara belajar tersendiri untuk dapat memahami suatu materi pelajaran. Ada yang belajar dengan cara mendengarkan, membaca, dan dengan cara menemukan. Cara belajar peserta didik yang beranekaragam tersebut dikenal sebagai gaya belajar (learning style) yang dipengaruhi oleh pengalaman, jenis kelamin, etnis (Philbin et al. dalam Prastiti & Pujiningsih, 2009) dan secara khusus melekat pada setiap individu.

Studi tentang gaya belajar dan strategi belajar telah banyak dilakukan dan selalu menarik perhatian mengingat perannya yang penting dalam pencapaian hasil belajar. Berbagai studi tentang gaya belajar yang telah dilakukan menghasilkan berbagai macam klasifikasi tentang jenis gaya belajar, misalnya salah satu pendekatan dalam gaya belajar yang paling populer dikembangkan oleh Dunn & Dunn (Jacobsen, 2009) yang nenemukan bahwa para siswa berbeda dalam hal tanggapan mereka terhadap tiga dimensi pembelajaran, yaitu: lingkungan (suara, cahaya, dan temperatur), stimulus fisik (lisan atau tulisan), dan


(8)

struktur dan dukungan (bekerja sendiri atau dalam kelompok). Hal ini terjadi karena pada hakikatnya setiap orang dapat mempunyai gaya belajar yang khas. Umumnya dianggap bahwa gaya belajar seseorang dipengaruhi oleh variabel kepribadian, termasuk susunan kognitif dan psikologis, latar belakang sosiokultural, dan pengalaman pendidikan (Sahertian dalam Nugraheni & Pangaribuan, 2006).

Aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru merupakan perilaku individual yang spesifik, masing-masing disebut gaya belajar dan gaya mengajar, yang merupakan derivat gaya-gaya kepribadian individu yang bersangkutan (Pranata, 2002: 15). Bagi guru, mempelajari gaya belajar atau cara-cara belajar siswa sama pentingnya dengan menguasai cara-cara mengajar (Surakhmad, 1982: 79).

Jika seseorang sudah akrab dengan gaya belajarnya sendiri, ia dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan lebih mudah (DePorter & Hernacki, 2007: 112). Dengan mempelajari bagaimana memahami cara belajar siswa, guru dapat membantu memperkuat hubungannya dengan siswa. Gender merupakan satu diantara sejumlah faktor yang mempengaruhi gaya belajar siswa. Hasil penelitian Sheldon dan Janness (1976 dalam Gomez, 1999: 47) menemukan bahwa siswa laki-laki lebih cenderung pada gaya belajar visual dibanding siswa perempuan. Sedangkan hasil penelitian Restak (1979 dalam Gomez, 1999: 47) menemukan siswa perempuan lebih cenderung pada gaya belajar kinestetik dan auditori.


(9)

Belajar bukan hanya sekedar menghafal konsep tetapi lebih kepada bagaimana mengolah informasi yang didapat. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains yang dikembangkan melalui kemampuan berpikir kritis, induktif, dan deduktif, sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar (Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), 2006).

Hasil survei yang dilakukan oleh Alwasilah (2005 dalam Agustina dari Dewi, 2010: 2), 46% responden menjawab bahwa sistem pendidikan Indonesia tidak mampu menghasilkan siswa yang berpikir kritis. Umumnya orientasi guru sebagai pendidik hanya bertanggungjawab dalam menyampaikan konsep atau materi pelajaran kepada siswa. Fakta yang menyebutkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa yang masih kurang ini amat disayangkan kerena tidak sesuai dengan tujuan mata pelajaran biologi dalam BSNP. Chiras (1992) menjelaskan bahwa siswa perlu dibekali dengan kemampuan berpikir kritis, karena membekali siswa dengan berpikir kritis berarti memberikan siswa keterampilan yang dapat digunakan untuk menganalisis dan memecahkan sejumlah besar masalah yang akan mereka hadapi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sejalan dengan Ennis & Weir (1985), dengan berpikir kritis seseorang dapat mengatur, menyesuaikan, mengubah, atau memperbaiki pikirannya dalam mengambil suatu keputusan yang tepat.

Konsep sistem pernapasan manusia merupakan salah satu materi yang dianggap dapat digunakan untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Materi sistem pernapasan manusia mencakup keterkaitan antara struktur, fungsi, dan


(10)

proses serta kelainan/penyakit yang berhubungan (BSNP, 2006). Untuk mengaitkan hal tersebut diperlukan proses berpikir tingkat tinggi, salah satunya kemampuan berpikir kritis. Isi materi yang dapat dijadikan berbagai sumber permasalahan dan sangat melekat dengan kehidupan sehari-hari dapat lebih memudahkan siswa dalam menggali dan mengoptimalkan kemampuannya, tidak hanya pada pemahaman konsep tetapi juga pada proses berpikirnya.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas dan belum terdapatnya penelitian yang mengkombinasikan antara gaya belajar berdasarkan gender dengan kemampuan berpikir kritis siswa khususnya pada materi sistem pernapasan manusia, maka penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk menganalisis kecenderungan pengaruh gaya belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI pada konsep sistem pernapasan manusia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah: “Bagaimana kecenderungan pengaruh gaya belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI

pada konsep sistem pernapasan manusia?”

Untuk memperjelas rumusan masalah, permasalahan tersebut dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana gaya belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan berdasarkan hasil tes C.I.T.E. (Center for Innovative Teaching Experience) learning styles


(11)

instrument (Babich et al., 1976) setelah pembelajaran sistem pernapasan

manusia?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan siswa perempuan pada konsep sistem pernapasan manusia?

3. Adakah kecenderungan pengaruh gaya belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem pernapasan manusia?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kecenderungan pengaruh gaya belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI pada konsep sistem pernapasan manusia.

D. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Dengan mengetahui gaya belajarnya, siswa dapat lebih mengenal cara mereka mengolah informasi, sehingga dapat lebih mengoptimalkan semua potensi yang dimiliki.

b. Melatih siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari.


(12)

2. Bagi Guru

a. Sebagai bahan masukan untuk menyadari kebutuhan siswa yang berbeda-beda, sehingga berbagai metode atau model pembelajaran dapat lebih divariasikan.

b. Mendorong kesadaran guru dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang berorientasi pada siswa dengan mengedepankan pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk penelitian sejenis dengan menggunakan konsep yang berbeda.

b. Bahan rujukan untuk menerapkan metode atau model pembelajaran berbasis gaya belajar yang dapat mengungkap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep biologi tertentu.


(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan beberapa definisi yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan yang lebih spesifik agar lebih efektif dan operasional. Istilah-istilah tersebut diantaranya:

1. Gaya belajar adalah cara yang dipilih siswa untuk menerima dan mengolah informasi yang didapat dalam suatu proses pembelajaran. Gaya belajar dalam penelitian ini diidentifikasi dengan menggunakan C.I.T.E. learning styles instrument yang dikembangkan oleh Babich et al. (1976). Instrumen asli

dalam bahasa Inggris, kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh peneliti dan beberapa isi pernyataan disesuaikan dengan karakteristik materi sistem pernapasan manusia. Instrumen ini terdiri dari 45 pernyataan yang dapat mengidentifikasi sembilan tipe gaya belajar siswa. Masing-masing pernyataan memiliki rentang skor 1-4 (skala Likert).

2. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan berpikir yang tergambar pada jawaban siswa terhadap soal yang diberikan. Soal tersebut berupa soal uraian yang berjumlah 12 butir yang masing-masing mewakili sub-indikator berpikir kritis yang dikembangkan oleh Ennis (1985) yaitu: (1) memfokuskan pertanyaan; (2) menganalisis argumen, (3) bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan; (4) mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber;


(14)

(5) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; (6) membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; (7) membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi; (8) membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya; (9) mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi; (10) mengidentifikasi asumsi; (11) memutuskan suatu tindakan; dan (12) berinteraksi dengan orang lain. Soal uraian berpikir kritis yang disusun peneliti dikaitkan dengan materi sistem pernapasan manusia dan telah melalui proses judgement oleh dosen yang memiliki bidang keilmuan yang terkait dengan tema penelitian.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fakta atau kejadian secara sistematis mengenai sifat-sifat tertentu dari populasi tanpa adanya perlakuan (Arikunto, 2006).

C. Lokasi dan Subjek Penelitian (Populasi dan Sampel) 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di salah satu SMA negeri yang berlokasi di Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

2. Populasi


(15)

peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karakteristik gaya belajar dan kemampuan berpikir siswa kelas XI IPA salah satu SMA negeri di Cikarang Utara.

3. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah karakteristik gaya belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA-X (siswa laki-laki) dan XI IPA-Y (siswa perempuan) di SMAN X (eks) Cikarang yang terjaring oleh instrumen penelitian. Sampel yang digunakan adalah dua kelas yang dipilih melalui teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Dalam hal ini pertimbangan dilakukan dengan memilih kelas siswa laki-laki dan siswa perempuan yang dianggap mewakili karakteristik populasi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan suatu metode (Arikunto, 2006: 136). Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah C.I.T.E. learning styles instrument (Babich et al., 1976), tes uraian kemampuan

berpikir kritis, dan wawancara guru.

1. C.I.T.E learning styles instrument adalah skala sikap yang dikembangkan oleh


(16)

terdiri dari 45 pernyataan. Masing-masing tipe gaya belajar diwakili oleh 5 pernyataan dan setiap pernyataan mempunyai rentang skor 1-4 (skala Likert).

Tabel 3.1 Kisi-Kisi untuk Mengidentifikasi Gaya Belajar Siswa yang Dikembangkan dalam C.I.T.E. Learning Styles Instrument

No. Area Utama Tipe Gaya Belajar Nomor

Pernyataan Tanggapan (Skala Likert) SS (4) S (3) TS (2) STS (1) 1. Pengumpulan Informasi

Visual-Bahasa 5, 13, 21, 29, 37

2. Visual-Angka 9, 17, 25, 33, 41

3. Auditori-Bahasa 3, 11, 19, 36, 44

4. Auditori-Angka 7, 15, 23, 31, 39

5. Auditori-Visual-Kinestetik 1, 18, 26, 34, 42 6. Kondisi

Belajar

Sosial-Individual 4, 12, 20, 28, 45

7. Sosial-Kelompok 8, 16, 24, 32, 40

8. Pemilihan Ekspresi

Ekspresi-Tertulis 2, 10, 27, 35, 43

9. Ekspresi-Lisan 6, 14, 22, 30, 38

2. Tes kemampuan berpikir kritis adalah tes yang diberikan kepada siswa sebanyak 12 soal uraian yang masing-masing mewakili 12 sub-indikator berpikir kritis yang dikembangkan oleh Ennis (1985). Tes ini dikaitkan dengan materi sistem pernapasan manusia. Langkah-langkah penyusunan soal uraian kemampuan berpikir kritis adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi soal yang berkaitan dengan materi sistem pernapasan manusia.

b. Mengembangkan soal dan rubrik jawaban. Soal kemampuan berpikir kritis yang dibuat mengacu kepada 12 sub-indikator yang dikembangkan Ennis. Berdasarkan hal tersebut, soal yang dibuat pun berjumlah 12 butir dan dalam bentuk uraian, berikut ini disajikan kisi-kisi soal uraian kemampuan


(17)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Uraian Kemampuan Berpikir Kritis

No. Kriteria Sub-indikator Berpikir Kritis Materi/Masalah yang Diberikan

No. Soal 1. Memfokuskan pertanyaan

 Mengidentifikasi/ merumuskan pertanyaan.

 Mengidentifikasi/merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin.

Frekuensi pernapasan

manusia 1

2. Menganalisis argumen.

Mencari persamaan dan perbedaan. Penyakit influenza/flu 2 3. Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang

suatu penjelasan.

Menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan gambar.

Organ paru-paru 3

4. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber.

Menilai sumber berdasarkan keahliannya (pakar).

Hasil penelitian tentang

efek rokok 4

5. Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi.

Menyebutkan bukti-bukti yang menguatkan.

Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan

Akut)

5

6. Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi.

Kondisi yang logis.

Asfikasi 6

7. Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi.

Membuat kesimpulan dan hipotesis.

Frekuensi pernapasan

manusia 7

8. Membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya. Menerapkan prinsip.

Proses tersedak 8 9. Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan definisi. Membuat strategi definisi.

Volume udara pernapasan dan kapasitas

paru-paru manusia

9 10. Mengidentifikasi asumsi

Menalar secara implisit.

Penyakit Tuberkulosis

(TBC) 10

11. Memutuskan suatu tindakan

Memutuskan apa yang akan dilakukan sementara.

Akibat debu vulkanik 11 12. Berinteraksi dengan orang lain.

Mempresentasikan secara lisan atau tertulis (argumen).


(18)

c. Meminta judgement instrumen kepada dosen yang memiliki bidang keilmuan yang terkait dengan tema penelitian. Judgement bertujuan untuk mengetahui validasi isi, kesesuaian antara kriteria sub-indikator berpikir kritis dengan soal, dan kesesuaian soal dengan rubrik jawaban.

d. Melakukan uji coba soal kemampuan berpikir kritis kepada siswa kelas XI IPA yang telah menerima materi sistem pernapasan manusia. Selanjutnya, hasil uji coba soal diperiksa sesuai dengan rubrik.

e. Menganalisis soal dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 dan merevisi soal yang kurang baik. Soal-soal yang memenuhi

kriteria soal yang baik untuk digunakan diantaranya dilihat dari tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas. Sebuah tes dikatakan sebagai alat ukur yang baik jika memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi (Arikunto, 2003). Hasil analisis soal disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Kemampuan Berpikir Kritis

Butir Soal

Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda Validitas

Reliabilitas Keterangan Indeks

(%) Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori 1. 45 Sedang 0.24 Cukup 0.55 Cukup

0.75 (Tinggi)

Revisi

2. 64 Sedang 0.05 Jelek 0.31 Rendah Revisi

3. 54 Sedang 0.17 Jelek 0.51 Cukup Revisi

4. 56 Sedang 0.36 Cukup 0.63 Tinggi -

5. 43 Sedang 0.21 Cukup 0.34 Rendah Revisi

6. 48 Sedang 0.33 Cukup 0.76 Tinggi -

7. 24 Sukar 0.24 Cukup 0.67 Tinggi -

8. 63 Sedang 0.04 Jelek 0.24 Rendah Revisi

9. 19 Sukar 0.24 Cukup 0.58 Cukup Revisi

10. 50 Sedang 0.43 Baik 0.67 Tinggi -


(19)

3. Wawancara kepada guru dengan tujuan untuk memperoleh informasi tambahan mengenai gaya mengajar dan peran guru dalam menggali kemampuan berpikir kritis siswa serta gambaran proses pembelajaran yang berlangsung pada materi sistem pernapasan manusia.

E. Prosedur Penelitian

Secara garis besar penelitian yang akan dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Ketiga tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Mengumpulkan informasi tentang gaya belajar, karakteristik kemampuan berpikir kritis, dan pendalaman materi sistem pernapasan manusia.

b. Menterjemahkan instrumen gaya belajar yang akan digunakan (C.I.T.E. learning styles instrument), menyusun instrumen soal uraian kemampuan

berpikir kritis yang berkaitan dengan materi sistem pernapasan manusia, dan menyusun pedoman wawancara kepada guru.

c. Melakukan judgement instrumen kepada dosen yang memiliki bidang keilmuan yang terkait dengan tema penelitian (dosen pengampu mata kuliah struktur hewan, anatomi dan fisiologi tubuh manusia, dan evaluasi pembelajaran).

d. Memperbaiki instrumen yang telah di judgement.


(20)

f. Menganalisis hasil uji coba soal dengan menggunakan program Microsoft Office Excel 2007 untuk mengetahui tingkat kesukaran, daya pembeda,

validitas, dan reliabilitas.

g. Memilih soal-soal yang dianggap baik untuk digunakan dalam penelitian dan merevisi soal yang dianggap kurang baik.

h. Mengurus surat izin penelitian ke sekolah yang dituju.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan penjaringan data gaya belajar siswa, kemampuan berpikir kritis, dan wawancara kepada guru. Langkah-langkah pada tahapan ini adalah sebagai berikut:

a. Memberikan C.I.T.E. learning styles instrument kepada siswa.

b. Memberikan soal uraian kemampuan berpikir kritis kepada siswa yang berkaitan dengan materi sistem pernapasan manusia.

c. Melakukan wawancara kepada guru mengenai gambaran proses pembelajaran yang berlangsung pada materi sistem pernapasan manusia.

3. Tahap Akhir

Tahap ini merupakan tahap analisis data. Pengolahan dan analisis berpedoman pada data yang terkumpul dan pertanyaan penelitian. Langkah-langkah pada tahapan ini adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa hasil tes gaya belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan, kemudian menentukan kategori gaya belajar yang dimiliki siswa berdasarkan


(21)

b. Memeriksa hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan siswa perempuan berdasarkan rubrik yang telah dibuat dan menentukan kategori kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil yang diperoleh.

c. Mengolah hasil wawancara dengan guru.

d. Menganalisis kecenderungan pengaruh gaya belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan terhadap kemampuan berpikir kritisnya.

e. Menarik kesimpulan berdasarkan pembahasan data yang diperoleh. f. Menyusun laporan penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan terhadap data yang telah dikumpulkan dan berpedoman pada pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. Data dianalisis secara deskriptif untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang dapat muncul dalam penelitian.

1. Menganalisis Gaya Belajar

Langkah pengolahan hasil tes gaya belajar siswa, yaitu:

a. Menentukan kategori pada setiap tipe gaya belajar untuk masing-masing siswa:

Skor dari setiap pernyataan pada masing-masing tipe gaya belajar dijumlahkan (skor total), kemudian skor total dikalikan 2 untuk memperoleh skor akhir. Skor akhir yang didapatkan menunjukkan kategori gaya belajar yang dimiliki siswa.


(22)

Tabel 3.4 Kategori Gaya Belajar

Skor Akhir Kategori

34 – 40 Gaya belajar mayor 20 – 32 Gaya belajar minor 10 – 18 Gaya belajar yang diabaikan

(Babich et al., 1976)

b. Menghitung rata-rata persentase kategori gaya belajar mayor/minor/diabaikan pada setiap tipe gaya belajar untuk setiap kelas:

2. Menganalisis Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Langkah pengolahan hasil tes uraian kemampuan berpikir siswa, yaitu:

a. Memberi skor pada setiap butir soal kemampuan berpikir kritis untuk setiap siswa sesuai rubrik.

b. Menghitung skor total dari seluruh butir soal kemampuan berpikir kritis untuk setiap siswa.

c. Menentukan kategori kemampuan berpikir kritis untuk masing-masing siswa:

Tabel 3.5 Kategori Kemampuan Berpikir Kritis Nilai (%) Kategori

81 – 100 Sangat Tinggi 61 – 80 Tinggi 41 – 60 Sedang 21 – 40 Rendah


(23)

d. Menghitung rata-rata persentase kategori kemampuan berpikir kritis siswa untuk setiap kelas:

e. Menghitung rata-rata persentase kategori kemampuan berpikir kritis siswa

pada tiap sub-indikator untuk setiap kelas:

3. Menganalisis Hasil Wawancara Guru

Analisis hasil wawancara dengan guru dilakukan secara deskriptif dan digunakan sebagai data penunjang.

4. Menganalisis Kecenderungan Pengaruh Gaya Belajar dengan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Data kemampuan berpikir kritis yang digunakan adalah data pada siswa yang memiliki kategori gaya belajar mayor (gaya belajar yang sering digunakan) dan kategori gaya belajar minor (gaya belajar yang jarang digunakan) pada setiap tipe gaya belajar. Rata-rata persentase nilai sub-indikator berpikir kritis yang tertinggi pada setiap tipe gaya belajar yang tergolong kategori gaya belajar mayor dijadikan acuan/patokan karena gaya belajar ini dianggap sebagai gaya belajar yang terekspresikan dan sebagai pembandingnya digunakan kategori gaya belajar minor. Perbandingan bertujuan untuk melihat kecenderungan pengaruh antara tipe gaya belajar dengan kemampuan berpikir kritis siswa pada setiap sub-indikatornya.


(24)

G. Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Penjaringan Data

Penyusunan Kelengkapan Penelitian

Kemampuan Berpikir Kritis Gaya Belajar

Hasil

TAHAP ANALISIS & PEMBAHASAN

TAHAP PERUMUSAN KESIMPULAN

Judgement & Uji Coba

Revisi *)

TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN TAHAP PERSIAPAN

Perizinan Penelitian

Wawancara

Hasil Instrumen Tes dan Pedoman

Wawancara

Pendalaman Materi yang Terkait dengan Penelitian


(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Gaya belajar siswa laki-laki, pada area pengumpulan informasi, tipe gaya belajar yang banyak muncul secara berturut-turut adalah visual-angka dan auditori-visual-kinestetik, auditori-angka, visual-bahasa dan auditori-bahasa. Sedangkan pada siswa perempuan, pada area pengumpulan informasi, tipe gaya belajar yang banyak muncul secara berturut-turut adalah auditori-visual-kinestetik, visual-angka, auditori-angka, auditori-bahasa, dan visual-bahasa. Pada area kondisi belajar, baik pada siswa laki-laki maupun siswa perempuan, tipe gaya belajar sosial-kelompok lebih banyak muncul daripada tipe gaya belajar sosial-individual. Pada area pemilihan ekspresi, pada siswa laki-laki dan siswa perempuan, tipe gaya belajar ekspresi-tertulis lebih dominan dari tipe gaya belajar ekspresi-lisan.

2. Kemampuan berpikir kritis siswa laki-laki dan siswa perempuan cenderung tidak jauh berbeda pada konsep sistem pernapasan manusia. Sub-indikator yang mendapat nilai paling tinggi baik pada siswa laki-laki maupun siswa perempuan adalah membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya.


(26)

3. Tidak terdapat kecenderungan pengaruh gaya belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem pernapasan manusia.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka peneliti menyarankan:

1. Bagi Guru

a. Pentingnya mengetahui dan menggali kekuatan gaya belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki gaya belajar tidak terekspresikan (minor) sehingga diperlukan perhatian mengenai hal tersebut. Mengetahui gaya belajar siswa juga menjadi pertimbangan guru dalam memilih metode yang bervariasi sesuai dengan yang dibutuhkan siswa, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa dapat lebih optimal. b. Guru juga hendaknya terus melatih siswa untuk berpikir kritis, karena

kemampuan berpikir tingkat ini akan sangat dibutuhkan siswa di kemudian hari dalam kehidupannya.

2. Bagi Peneliti Lain

a. Waktu pengerjaan soal uraian kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini menurut siswa kurang. Sehingga hendaknya waktu untuk pengerjaan ditambah sehingga siswa bisa lebih optimal dalam memberikan jawaban. b. Dalam penelitian ini, peneliti tidak menyaksikan kegiatan belajar mengajar


(27)

pengalaman belajar siswa belum tergali. Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyaksikan kbm secara langsung.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengembangan penelitian tahap lanjut, misalnya dengan menjadikannya penelitian eksperimental, sehingga analisis pengaruh gaya belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem pernapasan manusia terlihat jelas.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

__________ (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Babich. et al. (1976). C.I.T.E. Learning Styles Instrument. [Online]. Tersedia:http://www.wvabe.org/cite.htm [25 Februari 2012]

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Baron, R.A & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Budiyanto. (2012). Proses Pernapasan pada Manusia. [Online]. Tersedia:http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pernapasan-pada-manusia/ [14 Maret 2012]

Campbell, N.A, Mithell, L.G., & Reece, J.B. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Chiras. D.D. (1992). “Teaching Critical Thinking Skills in the Biology &

Environmental Science Classrooms”. The American Biology Teacher.

54, (8), 464-468.

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dasari, P. (2006). The Influence of Matching Teaching and Learning Styles On The Achievement in Science of Grade Six Learners. Tesis pada Universitas Afrika Selatan: diterbitkan.


(29)

DePorter, B. & Hernacki, M. (2007). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Dewi, H.N. (2010). Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Pendekatan Science, Environment, Technologi, and Society (SETS) pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dryden, G. & Vos, J. (2002). Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution).

Bandung: Kaifa.

Ennis, R.H. (1985). “Goals for a Critical Thinking Curriculum”. Dalam Costa A.L. Ed. Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.

_________ (1991). “Critical Thinking Assessment”. Theory into Practice. 32, (3), 179-186.

Ennis, R.H. & Weir, E. (1985). The Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test. Test, Manual, Criteria, Scoring Sheet an Instruments for Teaching and Testing. USA: Midwest Publications.

Fitriani, D. (2010). Profil Kemampuan Berkomunikasi dan Gaya Belajar Siswa SMA pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Fleming, N. & Baume, D. (2006). “Learning Styles Again: VARKing Up The Right Tree!”. Dalam Educational Developments. 7, (4), 4-7.

Gomez, J. (1999). “Gaya Pembelajaran: Satu Tinjauan Literatur”. Jurnal Pendidikan Tigaenf. 2, (3). 40-49.

Gunawan, A.W. (2003). Born To Be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ____________ (2007). Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk

Menerapkan Accelarated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(30)

Hassoubah, Z.I. (2004). Developing Creative & Critical Thinking Skills: Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa.

Jacobsen, D.A., Eggen, P., & Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Johnson, E.B. (2008). Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC).

Kurnadi, K. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia 2. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI.

Kusumadyani, R.H. (2010). Hubungan Antara Gaya Belajar dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Subkonsep Penginderaan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Lagoke, B.A., Jegede, O.J., & Oyenbaji, P.K. (1997). “Towards an Elimination of The Gender Gulf in Science Concept Attainment Through The Use of Environmental Analogs”. International Journal of Science Education. 19,(4), 365-380.

Liliasari. (2009). Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju

Profesionalitas Guru. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19490927197803 2-LILIASARI/BERPIKIR_KRITIS_Dlm_Pembel_09.pdf [8 Oktober 2012] Lissa. (2008). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Konsep Ekskresi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Makarao, N.R. (2009). Gender Dalam Bidang Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Nugraheni, E. & Pangaribuan, N. (2006). “Gaya Belajar dan Strategi Belajar Mahasiswa Jarak Jauh: Kasus di Universitas Terbuka”. Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. 7, (1), 68–82.

Pallapu, P. (2007). “Effects of Visual and Verbal Learning Styles on Learning”. Institute for Learning Styles Journal. 1, 34-39.


(31)

Pease, A. & Pease, B. (2008). Why Men Don’t Listen and Women Can't Read Maps: Mengungkap Perbedaan Pikiran Pria dan Wanita Agar Sukses Membina Hubungan. Jakarta: Cahaya Insan Suci.

Potts, B. (1994). “Strategies for Teaching Critical Thinking”. Practical Assessment, Research & Evaluation. 4, (3), 1.

Pranata, M. (2002). “Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain”.

Nirmana. 4, (1), 13-23.

Prashnig, B. (2007). The Power of Learning Style: Memacu Anak Melejitkan Prestasi dengan Mengenali Gaya Belajarnya. Bandung: Kaifa.

Prastiti, S.D & Pujiningsih, S. (2009). “Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal Ekonomi Bisnis. 14, (3), 224 - 231.

Pratiwi, D.A. et al. (2007). Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Presseisen, B.Z. (1985). “Thinking Skills: Meanings and Models”. Dalam Costa A.L. Ed. Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.

Purwanto, M.N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_____________ (2008). Prinsip-Prinsip Evaluasi dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahayu, S. (2011). Profil Kemampuan Representasi Siswa Berbasis Gender Dalam Konsep Sistem Pernafasan Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Rustaman, N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Sagitasari, D.A. (2010). Hubungan Antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan

Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika UNY: diterbitkan.

Schafersman, S.D. (1991). An Introduction to Critical Thinking. [Online]. Tersedia:http://www.freeinquiry.com/critical-thinking.html [8 Oktober 2012]


(32)

Siswanto. (2006). “Bias Gender dalam Pendidikan”. Makalah Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan.

Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Subini, N. (2011). Rahasia Gaya Belajar Orang Besar. Jogjakarta: Javalitera.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mangajar-Belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Suryati, H. (2009). Sistem Pernapasan Manusia. [Online].

Tersedia:http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/02/sistem-pernapasan-manusia.html [14 Maret 2012]

Wood, J.T. (1994). Gendered Lives: Communication, Gender, and Culture. Belmont: Wadsworth Publishing Company.


(1)

pengalaman belajar siswa belum tergali. Oleh karena itu, untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyaksikan kbm secara langsung.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar pengembangan penelitian tahap lanjut, misalnya dengan menjadikannya penelitian eksperimental, sehingga analisis pengaruh gaya belajar berdasarkan gender terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem pernapasan manusia terlihat jelas.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2003). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

__________ (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Babich. et al. (1976). C.I.T.E. Learning Styles Instrument. [Online]. Tersedia:http://www.wvabe.org/cite.htm [25 Februari 2012]

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Baron, R.A & Byrne, D. (2004). Psikologi Sosial Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Budiyanto. (2012). Proses Pernapasan pada Manusia. [Online]. Tersedia:http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xi/proses-pernapasan-pada-manusia/ [14 Maret 2012]

Campbell, N.A, Mithell, L.G., & Reece, J.B. (2004). Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Chiras. D.D. (1992). “Teaching Critical Thinking Skills in the Biology &

Environmental Science Classrooms”. The American Biology Teacher.

54, (8), 464-468.

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Dalyono, M. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dasari, P. (2006). The Influence of Matching Teaching and Learning Styles On The Achievement in Science of Grade Six Learners. Tesis pada Universitas Afrika Selatan: diterbitkan.

Davis, S.E. (2007). “Learning Styles and Memory”. Institute for Learning Styles Journal. 1, 46-51.


(3)

DePorter, B. & Hernacki, M. (2007). Quantum Learning. Bandung: Kaifa.

Dewi, H.N. (2010). Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Melalui Pendekatan Science, Environment, Technologi, and Society (SETS) pada Konsep Pencemaran Lingkungan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dryden, G. & Vos, J. (2002). Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution).

Bandung: Kaifa.

Ennis, R.H. (1985). “Goals for a Critical Thinking Curriculum”. Dalam Costa A.L. Ed. Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.

_________ (1991). “Critical Thinking Assessment”. Theory into Practice. 32, (3), 179-186.

Ennis, R.H. & Weir, E. (1985). The Ennis-Weir Critical Thinking Essay Test. Test, Manual, Criteria, Scoring Sheet an Instruments for Teaching and Testing. USA: Midwest Publications.

Fitriani, D. (2010). Profil Kemampuan Berkomunikasi dan Gaya Belajar Siswa SMA pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Fleming, N. & Baume, D. (2006). “Learning Styles Again: VARKing Up The Right

Tree!”. Dalam Educational Developments. 7, (4), 4-7.

Gomez, J. (1999). “Gaya Pembelajaran: Satu Tinjauan Literatur”. Jurnal Pendidikan Tigaenf. 2, (3). 40-49.

Gunawan, A.W. (2003). Born To Be a Genius. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ____________ (2007). Genius Learning Strategy: Petunjuk Praktis Untuk

Menerapkan Accelarated Learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.


(4)

Hassoubah, Z.I. (2004). Developing Creative & Critical Thinking Skills: Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa.

Jacobsen, D.A., Eggen, P., & Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Johnson, E.B. (2008). Contextual Teaching & Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center (MLC).

Kurnadi, K. (2011). Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia 2. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi UPI.

Kusumadyani, R.H. (2010). Hubungan Antara Gaya Belajar dengan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA pada Subkonsep Penginderaan. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Lagoke, B.A., Jegede, O.J., & Oyenbaji, P.K. (1997). “Towards an Elimination of The Gender Gulf in Science Concept Attainment Through The Use of

Environmental Analogs”. International Journal of Science Education. 19,(4),

365-380.

Liliasari. (2009). Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju

Profesionalitas Guru. [Online]. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19490927197803 2-LILIASARI/BERPIKIR_KRITIS_Dlm_Pembel_09.pdf [8 Oktober 2012] Lissa. (2008). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa Laki-Laki dan Perempuan pada Konsep Ekskresi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Makarao, N.R. (2009). Gender Dalam Bidang Kesehatan. Bandung: Alfabeta.

Nugraheni, E. & Pangaribuan, N. (2006). “Gaya Belajar dan Strategi Belajar

Mahasiswa Jarak Jauh: Kasus di Universitas Terbuka”. Jurnal Pendidikan

Terbuka dan Jarak Jauh. 7, (1), 68–82.

Pallapu, P. (2007). “Effects of Visual and Verbal Learning Styles on Learning”. Institute for Learning Styles Journal. 1, 34-39.


(5)

Pease, A. & Pease, B. (2008). Why Men Don’t Listen and Women Can't Read Maps: Mengungkap Perbedaan Pikiran Pria dan Wanita Agar Sukses Membina Hubungan. Jakarta: Cahaya Insan Suci.

Potts, B. (1994). “Strategies for Teaching Critical Thinking”. Practical Assessment, Research & Evaluation. 4, (3), 1.

Pranata, M. (2002). “Menyoal Kecocoktidakan Gaya Pembelajaran Desain”.

Nirmana. 4, (1), 13-23.

Prashnig, B. (2007). The Power of Learning Style: Memacu Anak Melejitkan Prestasi dengan Mengenali Gaya Belajarnya. Bandung: Kaifa.

Prastiti, S.D & Pujiningsih, S. (2009). “Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal Ekonomi Bisnis. 14,

(3), 224 - 231.

Pratiwi, D.A. et al. (2007). Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Presseisen, B.Z. (1985). “Thinking Skills: Meanings and Models”. Dalam Costa A.L. Ed. Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.

Purwanto, M.N. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

_____________ (2008). Prinsip-Prinsip Evaluasi dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rahayu, S. (2011). Profil Kemampuan Representasi Siswa Berbasis Gender Dalam Konsep Sistem Pernafasan Manusia. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.

Rustaman, N. et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press. Sagitasari, D.A. (2010). Hubungan Antara Kreativitas dan Gaya Belajar dengan

Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika UNY: diterbitkan.

Schafersman, S.D. (1991). An Introduction to Critical Thinking. [Online]. Tersedia:http://www.freeinquiry.com/critical-thinking.html [8 Oktober 2012]


(6)

Siswanto. (2006). “Bias Gender dalam Pendidikan”. Makalah Tugas Mata Kuliah Sosiologi Pendidikan.

Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Subini, N. (2011). Rahasia Gaya Belajar Orang Besar. Jogjakarta: Javalitera.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mangajar-Belajar, Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung: Tarsito.

Suryati, H. (2009). Sistem Pernapasan Manusia. [Online].

Tersedia:http://prestasiherfen.blogspot.com/2009/02/sistem-pernapasan-manusia.html [14 Maret 2012]

Wood, J.T. (1994). Gendered Lives: Communication, Gender, and Culture. Belmont: Wadsworth Publishing Company.