PENGARUH PRAKTIKUM VIRTUAL PADA KONSEP SISTEM SARAF TERHADAP SIKAP ILMIAH, PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS IX.

(1)

i

Pengaruh Praktikum Virtual pada Konsep Sistem Saraf Terhadap Perkembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Pemahaman Konsep, dan

Sikap Ilmiah Siswa Kelas IX Ika Siti Fatimah

Konsentrasi Pendidikan Biologi, Program Studi Pendidikan IPA Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK

Kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa perlu dikembangkan dalam pembelajaran untuk membentuk karakter siswa. Salah satu caranya dengan menerapkan praktikum virtual pada konsep sistem saraf. Konsep sistem saraf memiliki konten yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari salah satunya pengaruh obat-obatan terhadap kesehatan, sehingga dapat dikembangkan untuk membantu siswa menyadari bahaya narkoba terhadap kesehatan. Namun pengaruh obat-obatan terhadap kesehatan ini tidak dapat dilaksanakan dalam praktikum biasa sehingga dipilih praktikum virtual sebagai alternatifnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan sikap ilmiah, kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa melalui praktikum virtual pada konsep sistem saraf. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental dengan desain pre test-post test control group design. Sampel dipilih dengan teknik purposive sampling yaitu satu kelas dengan pembelajaran praktikum virtual sebagai kelas eksperimen dan satu kelas dengan pembelajaran menggunakan media power point sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan sikap ilmiah siswa setelah mengikuti praktikum virtual pada kelas eksperimen memiliki rata-rata skor 2,54 (sedang) dan pada kelas kontrol 2,31 (sedang). Terdapat perbedaan signifikan pada taraf signifikansi α = 0,05 antara kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa praktikum virtual pada konsep sistem saraf berpengaruh terhadap sikap ilmiah, perkembangan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa.

Kata Kunci : Praktikum virtual, Sikap ilmiah siswa, Kemampuan berpikir kritis, Pemahaman konsep siswa, Sistem saraf.


(2)

ii

The Effect of Virtual Laboratory on Nervous System Concept to Develope Student’s Critical Thinking Ability, Concept Comprehension, and Scientific

Atttitude Ika Siti Fatimah

Department of Biology Education, Postgraduate School of Indonesian University of Education

ABSTRACT

Critical thinking ability and scientific attitudes are very important to be depeloved to built student’s character. The study choose virtual laboratory based learning on nervous system concept that have related content to student’s daily activity, one of the sample content is the effect of drugs to body health. However it can not be seen at usual laboratory activity, so it need virtual laboratory as an alternative. The objective is to develop scientific attitudes, critical thinking ability, and concept comprehension through virtual laboratory on nervous system concept. The method was Quasi Experimental with pre test-post test control group design and by using purposive sampling to choose one class that using virtual laboratory as the experiment group and another that using power point as the control group. The result show that student scientific attitude in experiment group have average score 2,54 (medium) and in control group have average score 2,31 (medium) after join the virtual laboratory. Critical thinking ability and concept comprehension show significant differences (α = 0,05) between experimen group with control group. It can be concluded that virtual laboratory on nervous system concept can enhance scientific attitudes, critical thinking and concept comprehension.

Key word: Virtual laboratory, Scientific attitudes, critical thinking ability, concept comprehension, nervous system.


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, serta kita semua sebagai umatnya.

Tesis yang berjudul “Pengaruh Praktikum Virtual pada Konsep Sistem Saraf Terhadap Perkembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Pemahaman Konsep, dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas IX” diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi Sekolah Lanjutan.

Penulis sadar dalam penyusunan tesis ini tidak lepas dari peran dan bantuan dari pihak-pihak terkait. Maka pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang mendalam kepada :

1. Prof.Dr.Fransisca Sudargo Tapilouw, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan motivasi dan bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini

2. Dr. H. Riandi, M. Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu diantara berbagai kesibukannya untuk membimbing dan memotivasi penulis dengan sabar untuk membantu penulis menyelesaikan tesis ini

3. Dr. Ana Ratna Wulan, M. Pd selaku dosen penguji seminar dan penguji sidang yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penulisan tesis ini. 4. Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si selaku dosen penguji sidang yang telah memberikan


(4)

iv

5. Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan IPA Pasca Sarjana UPI yang telah membimbing dan memberikan izin untuk terlaksananya penulisan tesis ini.

6. Dr. Sri Anggraeni, M.Si selaku dosen wali yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan motivasi selama penulis menempuh studi di Jurusan Pendidikan Biologi Sekolah Lanjutan.

7. Seluruh dosen dan Staf administrasi Program Studi Pendidikan IPA Pasca Sarjana UPI yang dengan ikhlas telah memberikan bantuan kepada penulis tanpa mengharapkan balasan jasa.

8. Wiwin Sriwulan, S.Pd selaku guru Biologi SMP labschool UPI Bandung yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di kelasnya.

9. Atep Setya T Afandi, S.Pd selaku programmer yang telah membantu merealisasikan praktikum virtual dengan keahliannya.

10.Teman-teman angkatan 2009 genap yang telah bersama menjalani pendidikan di bangku kuliah Jurusan Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika dan Pendidikan Kimia Sekolah Pasca Sarjana UPI

11.Rasa terima kasih penulis yang paling dalam yaitu untuk kedua orang tua, Mamah dan Bapak yang tidak pernah berhenti memanjatkan do’a dan memberikan kasih sayangnya serta pengorbanannya yang begitu besar sehingga penulis bisa seperti ini. Adikku tercinta Ahmad Sulaeman Muharam terimakasih doa’nya dan semoga menjadi anak yang soleh dan berbakti kepada orang tua serta berguna bagi bangsa.


(5)

v

12.Suamiku tercinta Sandi Syamsudin Kurniawan, S.ST. yang telah memberikan dukungan, do’a dan cintanya selama penulis menyusun tesis ini.

13.Keluarga suami di bandung terima kasih atas do’a dan dukungnnya.

14.Serta kepada semua pihak yang telah turut membantu dan memberikan dukungan selama penulis menyusun tesis ini.

Akhirnya penulis mendo’akan semoga Allah menyayangi dan membalas semua kebaikan yang telah mereka perbuat. Serta semoga karya yang sederhana ini memberi motivasi dan inspirasi untuk menghasilkan karya lainnya yang bermanfaat.

Bandung, Januari 2012


(6)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C.Batasan Masalah ... 7

D.Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Asumsi ... 9

G.Hipotesis ... 9

BAB II PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL, SIKAP ILMIAH, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM SARAF... 10

A.Pembelajaran Berbasis Praktikum... 10


(7)

vii

C.Sikap Ilmiah ... 14

D.Kemampuan Berpikir Kritis ... 16

E. Pemahaman Konsep Siswa ... 23

F. Tinjauan Pembelajaran Konsep Sistem Saraf ... 27

G.Hasil Penelitian Lain yang Relevan ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A.Definisi Operasional... 41

B.Metode dan Desain Penelitian ... 42

C.Populasi dan Sampel ... 43

D.Instrumen Penelitian... 43

1. Jenis Instrumen ... 43

2. Uji Instrumen Sikap Ilmiah Siswa, Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep ... 47

E. Prosedur Penelitian... 51

1. Tahap Persiapan ... 51

2. Tahap Pelaksanaan ... 52

3. Tahapan Praktikum Virtual ... 54

4. Tahap Analisis Data ... 56

F. Analisis Data Penelitian ... 56

G.Alur Penelitian ... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 64

A.Hasil Penelitian ... 64


(8)

viii

2. Kemampuan Berpikir Kritis ... 66

3. Pemahaman Konsep Siswa ... 74

4. Kendala yang Dihadapi Guru dalam Praktikum Virtual 82 5. Tanggapan Siswa terhadap Praktikum Virtual ... 82

B.Pembahasan ... 85

1. Sikap Ilmiah Siswa ... 85

2. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 90

3. Pemahaman Konsep Siswa ... 96

4. Keunggulan dan Kelemahan Praktikum Virtual pada Konsep Sistem Saraf ... 103

5. Tanggapan Siswa terhadap Praktikum Virtual ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

A.Kesimpulan ... 106

B.Saran ... 107

C.Keterbatasan Penelitian ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 109

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 114

RIWAYAT HIDUP ... 197 SURAT IZIN PENELITIAN ...


(9)

ix

DAFTAR GAMBAR Gambar

2.1 Bagian-bagian sel saraf ... 32

2.2 Sinapsis dan bagian-bagiannya ... 33

2.3 Bagian-bagian otak... 35

2.4 Struktur tulang belakang ... 36

3.1 Alur Penelitian ... 63

4.1 Perbandingan rata-rata skor setiap indikator sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 66

4.2 Rata-rata pre test dan post test Kemampuan Berpikir Kritis Kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 67

4.3 Peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol... 68

4.4 Perbandingan indeks Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol setiap indikator berpikir kritis siswa ... 73

4.5 Rata-rata pre test dan post test Pemahaman Konsep Siswa Kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 75

4.6 Peningkatan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 76

4.7 Perbandingan indeks Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol setiap jenjang kognitif taksonomi Bloom ... 79


(10)

x

DAFTAR TABEL TABEL

2.1 Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Praktikum ………... ... 12

2.2 Kerangka Berpikir kritis Norris dan Ennis ...………... 20

2.3 Jenjang kognitif (taksonomi Bloom)……….………... 25

3.1 Desain Penelitian Pretest-posttest control group design ... 43

3.2 Pedoman Pemberian Skor Jawaban Pernyataan Sikap Ilmiah …... 44

3.3 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis ...…………... 45

3.4 Pedoman Pemberian Skor (untuk Alasan Pilihan Ganda) Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 46

3.5 Kisi-kisi soal pemahaman konsep sistem saraf ………... 47

3.6 Kisi-kisi Angket Tanggapan Mahasiswa Terhadap Praktikum Virtual.. 47

3.7 Kategori Peningkatan Hasil Belajar ... 57

3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa.... 59

3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat Pemahaman Konsep Siswa... 60

4.1 Analisis setiap indikator sikap ilmiah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (pada rentang skor 0-4) ... 65

4.2 Rekapitulasi data kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol... 67

4.3 Hasil Uji Normalitas Skor Pre Test dan Post Test Kemampuan Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 69 4.4 Hasil Uji Homogenitas Skor Pre Test dan Post Test Kemampuan


(11)

xi

Berpikir Kritis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 69 4.5 Hasil beda dua rata-rata skor tes kemampuan berpikir kritis

kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 70 4.6 Kemampuan Berpikir Kritis Setiap Indikator pada Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ... 72 4.7 Rekapitulasi data pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dan

kelas kontrol... 74 4.8 Hasil Uji Normalitas Skor Pre Test dan Post Test Pemahaman

Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

76

4.9 Hasil Uji Homogenitas Skor Pre Test dan Post Test Pemahaman Konsep Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 77 4.10 Hasil beda dua rata-rata skor tes pemahaman konsep siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol... 78 4.11 Analisis peningkatan pemahaman konsep siswa berdasarkan jenjang

kognitif taksonomi Bloom pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 79 4.12 Rekap hasil uji regresi, korelasi dan determinasi antara kemampuan

berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa... 81 4.13 Hasil analisis tanggapan siswa terhadap praktikum virtual... 83


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A: Perangkat Pembelajaran

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)………..………... 114

2 Kisi-kisi skala sikap ilmiah ...………...……….. 140

3 Kisi-kisi soal kemampuan berpikir kritis ....…..………. 142

4 Kisi-kisi soal pemahaman konsep siswa ...………. 151

5 Angket siswa...………...………….. 157

6 Petunjuk Praktikum Sistem Saraf dan Storyboard Praktikum Virtual Sistem Saraf... 158

Lampiran B: Hasil Uji Coba Instrumen 7 Hasil uji coba skala sikap ilmiah ...………... 165

8 Hasil uji coba soal kemampuan berpikir kritis ... 166

9 Hasil uji coba pemahaman konsep siswa …... 167

Lampiran C: Data Hasil Penelitian 10 Data hasil penelitian sikap ilmiah siswa ...………... 168

11 Data hasil penelitian kemampuan berpikir kritis siswa ...…... 171

12 Data hasil penelitian pemahaman konsep siswa...…………...……... 176

Lampiran D: Hasil Uji Statistika Data Hasil Penelitian 13 Hasil uji prasyarat data kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa... 181

14 Hasil uji hipotesis kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa... 184 15 Hasil uji korelasi kemampuan berpikir kritis dengan


(13)

xiii

pemahaman konsep siswa... 186

Lampiran E: Hasil Praktikum Siswa

16 Hasil praktikum dan jawaban pertanyaan praktikum siswa... 189 17 Surat izin penelitian...


(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh tidak hanya produk saja, tetapi juga mencakup pengetahuan seperti keterampilan, keingintahuan, keteguhan hati, dan juga keterampilan dalam hal melakukan penyelidikan ilmiah. Para ilmuwan IPA dalam mempelajari gejala alam menggunakan proses dan sikap ilmiah. Proses ilmiah yang dimaksud misalnya pengamatan, eksperimen dan analisis yang bersifat rasional. Sedangkan sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur dalam mengumpulkan data yang diperoleh.

Sains tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan saja. Sesuai pernyataan Cain & Evans (Rustaman, et al,. 2003: 88) yang menyatakan bahwa sains mengandung empat hal yaitu konten atau produk, proses atau metode, sikap dan teknologi. Jika sains mengandung empat hal tersebut maka ketika belajar sains siswa perlu mengalami keempat hal tersebut agar siswa dapat benar-benar memahami sains secara utuh.

Berdasarkan pernyataan tersebut, sangat penting melakukan pembelajaran IPA khususnya Biologi yang dapat memfasilitasi siswa untuk dapat mengalami dan memahami produk, proses, sikap dan teknologi dalam sains. Terutama aspek sikap ilmiah yang merupakan salah satu aspek penting yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPA sesuai ketentuan Depdiknas (2006) yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah


(15)

2

serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Metode praktikum merupakan metode yang efektif dalam memberikan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa untuk aktif karena memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensinya melalui keterampilan proses sains, dan pada gilirannya dalam dirinya akan tertanam sikap ilmiah (Arifin, 2003: 38).

Sikap ilmiah memiliki beberapa indikator, salah satunya adalah rasa ingin tahu yang merupakan salah satu nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa saat ini. Maka dari itu, pengembangan sikap ilmiah dalam pembelajaran juga berperan dalam kontribusi membangun karakter bangsa.

Pendidikan sains dapat menolong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan berpikir yang diperlukan sebagai manusia yang memiliki tenggang rasa dan dapat berpikir untuk dirinya sendiri dan bangsanya (Rutherford dan Ahlgren dalam Liliasari, 2011). Banyak ragam pola berpikir yang dapat dikembangkan pada peserta didik mulai dari berpikir dasar hingga berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi. Terdapat empat pola berpikir tingkat tinggi yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan (Costa, 1985). Diantara empat pola berpikir tingkat tinggi tersebut, berpikir kritis mendasari pola pikir yang lain. Artinya berpikir kritis perlu dikuasai lebih dahulu sebelum mencapai ketiga pola berpikir tingkat tinggi yang lain.


(16)

3

Melalui berpikir kritis, seseorang dapat mengatur, menyesuaikan, mengubah, atau memperbaiki pikirannya sehingga dia dapat bertindak lebih tepat. Penyesuaian-penyesuaian ini tidaklah acak atau bersifat insting, tapi didasarkan pada standar atau rambu-rambu yang oleh Ennis (dalam Stiggins, 1994) disebut “nalar” (reason). Seorang yang berpikir kritis adalah orang yang terampil penalarannya. Dia mempunyai kemampuan untuk menggunakan penalarannya dalam suatu konteks di mana penalarannya digunakan sebagai dasar pemikirannya. Orang yang berpikir kritis akan memutuskan dan berpikir rasional melalui beberapa pandangan terhadap suatu konteks yang berbeda. Mereka akan bersiap-siap untuk membuat penalaran dan keputusan terhadap apa yang dilihat, didengar atau dipikirkan. Orang yang berpikir kritis akan mengambil keputusan sendiri dan konsisten terhadap keputusannya (Spliter, 1991).

Berdasarkan makna berpikir kritis tersebut maka kemampuan berpikir kritis dapat dipilih sebagai salah satu komponen yang mendukung pembentuk karakter bangsa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Liliasari (2010) yang menyatakan sangatlah tepat apabila kemampuan berpikir kritis dapat dipilih sebagai salah satu komponen pembentuk karakter bangsa Indonesia, apabila karakter berpikir kritis telah dimiliki bangsa Indonesia akan dengan sangat mudah memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan bijaksana dan dapat bertahan terhadap lindasan arus globalisasi.

Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah kegiatan praktikum. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Cunningham, et al (2006) tentang optimalisasi teknik elektroforesis


(17)

4

melalui praktikum berbasis WEB terhadap kemampuan teknik laboratorium menunjukkan bahwa teknik ini dapat meningkatkan pemahaman teknik laboratorium dan kemampuan berpikir kritis.

Masih maraknya kasus narkoba yang terjadi di kalangan remaja usia SMP dan SMA sebetulnya dapat diatasi dalam pembelajaran IPA khususnya Biologi. Pada mata pelajaran Biologi terdapat materi yang dapat membantu siswa memahami bahaya narkoba bagi kesehatan yaitu materi “sistem koordinasi”. Hal ini pun sesuai dengan karakteristik IPA yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Namun, biasanya tingkat pemahaman siswa pada konsep sistem saraf termasuk kategori rendah. Ini terjadi karena karakteristik materi sistem koordinasi termasuk rumpun materi fisiologi yang abstrak dan cara mengajarkannya yang kurang tepat. Hal ini sesuai pernyataan Michael (2007) yaitu terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan materi fisiologis dianggap sulit, yaitu karakteristik materi biologi, cara mengajarkan materi, dan modal awal siswa yang akan mempelajari materi tersebut.

Berdasarkan alasan tersebut maka perlu dicoba membelajarkan konsep ini melalui praktikum. Akan tetapi praktikum pengaruh obat-obatan terlarang terhadap sistem saraf sulit dilakukan dan diamati secara langsung. Oleh karenanya kesulitan tersebut bisa diatasi dengan praktikum virtual, yaitu praktikum yang menggunakan komputer sebagai medianya, sehingga tidak memerlukan alat dan bahan yang sulit diperoleh di sekolah serta waktunya pun lebih efektif. Kegunaan praktikum virtual dalam peningkatan pemahaman konsep sistem saraf sesuai


(18)

5

dengan pernyataan Miller, et al (2006: 1) bahwa perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap neurosains.

Selain harapan kesadaran siswa tentang pengaruh obat terlarang terhadap kesehatannya dan pemahaman konsep sistem saraf, praktikum virtual ini pun diharapkan dapat mengembangkan sikap ilmiah dan kemampuan berpikir kritis siswa. Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa sikap ilmiah merupakan sikap yang bisa timbul melalui pembiasaan dan pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar secara langsung dan diharapkan berkembangnya indikator sikap ilmiah rasa ingin tahu dan skeptis pada siswa dapat mengembangkan kesadarannya terhadap bahaya narkoba. Selain itu, melalui tahapan dan permasalahan dalam praktikum virtual yang dirancang pada penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan demikian sikap ilmiah dan kemampuan berpikir kritis ini diharapkan dapat dikembangkan melalui praktikum virtual sebagai kontribusi membangun karakter bangsa.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh praktikum virtual terhadap sikap ilmiah, kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep sistem saraf siswa kelas IX. Penelitian ini berjudul “Pengaruh Praktikum Virtual pada Konsep Sistem Saraf terhadap Sikap Ilmiah, Perkembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Siswa Kelas IX”.


(19)

6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimanakah pengaruh pembelajaran berbasis praktikum virtual terhadap sikap ilmiah, kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa SMP kelas IX pada konsep sistem saraf?”

Masalah pokok tersebut dikembangkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh praktikum virtual pada konsep sistem saraf terhadap sikap ilmiah siswa kelas IX yang menggunakan pembelajaran berbasis praktikum virtual dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media power point?

2. Bagaimanakah pengaruh praktikum virtual pada konsep sistem saraf terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas IX yang menggunakan pembelajaran berbasis praktikum virtual dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media power point sebelum dan sesudah pembelajaran? 3. Bagaimanakah pengaruh praktikum virtual pada konsep sistem saraf

terhadap pemahaman konsep siswa kelas IX yang menggunakan pembelajaran berbasis praktikum virtual dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media power point sebelum dan sesudah pembelajaran? 4. Bagaimanakah respon siswa terhadap praktikum virtual pada konsep


(20)

7

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini terarah, ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Sikap ilmiah siswa diukur berdasarkan pada indikator pernyataan sikap ilmiah menurut Carin (1997) pada tahap sikap yang baru terbentuk yaitu sikap yang berkaitan dengan pengalaman belajar atau hasil belajar sekarang. Aspek yang ditelaah meliputi rasa ingin tahu (being curious) dalam memahami dunia sekitarnya, mengutamakan bukti dalam arti kesimpulan yang diperoleh perlu ditunjang oleh bukti empiris yang berkaitan dengan fakta, skeptis terhadap konklusi atau pendapat orang lain, menerima perbedaan dan menghormati pandangan yang berbeda, dapat bekerja sama (kooperatif), bersikap positif terhadap kegagalan. 2. Kemampuan berpikir kritis yang diukur dalam penelitian ini adalah

kemampuan berpikir kritis menurut Ennis (1985: 56) dengan mencakup beberapa indikator yaitu, memfokuskan pada sebuah pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan menantang, mempertimbangkan kredibilitas sebuah sumber, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, membuat dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi dan mempertimbangkan induksi, membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan, mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi, mengidentifikasi asumsi, memutuskan sebuah tindakan, berinteraksi dengan orang lain.


(21)

8

3. Pemahaman konsep siswa diukur berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom yang belum direvisi dari jenjang C1-C5.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh praktikum virtual terhadap sikap ilmiah siswa kelas IX

2. Menganalisis pengaruh praktikum virtual terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas IX

3. Menganalisis pengaruh praktikum virtual terhadap pemahaman konsep siswa kelas IX

4. Mengidentifikasi respon siswa kelas IX terhadap praktikum virtual E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, di antaranya:

1. Bagi siswa, praktikum virtual diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep sistem saraf, sikap ilmiah dan kemampuan berpikir kritis siswa sebagai bagian dari karakter bangsa.

2. Bagi pengajar, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk lebih menekankan pembelajaran pada konstruksi pengetahuan siswa bukan pada transfer pengetahuan kepada siswa.

3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan untuk penelitian yang sejenis pada konsep yang lain.


(22)

9

F. Asumsi

1. Hasil studi Miller, et al (2006) menunjukkan bahwa praktikum virtual dapat meningkatkan retensi konsep neurosains siswa secara signifikan. 2. Metode praktikum merupakan metode yang efektif dalam memberikan

pengalaman belajar secara langsung dan dapat menanamkan sikap ilmiah siswa (Arifin, 2003).

3. Hasil studi Cunningham, et al (2006) teknik elektroforesis melalui praktikum berbasis WEB dapat meningkatkan pemahaman teknik laboratorium dan kemampuan berpikir kritis.

G. Hipotesis

Berdasarkan asumsi tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Sikap ilmiah, kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa pada kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis praktikum virtual berbeda signifikan dibandingkan dengan kelas yang menggunakan media power point”.


(23)

41 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional

1. Praktikum virtual merupakan praktikum menggunakan media komputer sebagai alat bantu yang menggantikan peran alat-alat dan bahan praktikum tatap muka. Pembuatan praktikum virtual menggunakan program macromedia flash. Program praktikum virtual memungkinkan siswa mengatur variabel bebas dalam praktikum, kemudian variabel terikatnya diprogramkan beragam sesuai dengan perlakuan pada variabel bebas. Topik praktikum virtual yang dipilih adalah tentang “perbedaan gerak refleks dan gerak biasa serta pengaruh obat-obatan terlarang terhadap fungsi sistem saraf” yang pada konsep sistem saraf manusia biasanya sulit dilakukan.

2. Sikap ilmiah merupakan skor yang diharapkan muncul pada siswa setelah pembelajaran dengan praktikum virtual. Dalam penelitian ini aspek sikap ilmiah yang diteliti meliputi (1) rasa ingin tahu (being curious) dalam memahami dunia sekitarnya, (2) mengutamakan bukti dalam arti kesimpulan yang diperoleh perlu ditunjang oleh bukti empiris yang berkaitan dengan fakta, (3) skeptis terhadap konklusi atau pendapat orang lain, (4) menerima perbedaan dan menghormati pandangan yang berbeda, (5) dapat bekerjasama (kooperatif), (6) bersikap positif terhadap kegagalan. Untuk mengetahui sikap ilmiah siswa diberikan skala sikap ilmiah setelah perlakuan diberikan (post test).


(24)

42

3. Kemampuan berpikir kritis merupakan skor tes kualifikasi siswa setelah mengikuti praktikum virtual untuk menggunakan proses-proses berpikir yang mendasar berupa penalaran yang logis atau masuk akal, sehingga dapat memahami, mengakui, menganalisis, dan mengevaluasi serta dapat menginterpretasikan suatu argumen sesuai dengan penalarannya untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. Untuk menjaring kemampuan berpikir kritis ini dilakukan pre test dan post test dengan menggunakan instrumen berupa soal tes pilihan ganda beralasan kemampuan berpikir kritis berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis.

4. Pemahaman konsep yang dijaring merupakan skor pemahaman konsep berdasarkan jenjang kognitif taksonomi Bloom yang meliputi jenjang: C1 (pengetahuan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), C4 (analisis), C5 (sintesis). Untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa, diberikan soal tes pilihan ganda sebelum dan sesudah perlakuan.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimental, yaitu penelitian dengan pengambilan sampel tidak secara random dan mengontrol validitas internal dengan teknik tertentu (Fraenkel, 2007: 277) . Dalam penelitian ini subjek penelitian terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan praktikum virtual, sedangkan variabel terikatnya berupa sikap ilmiah, kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep sistem saraf siswa SMP kelas IX.


(25)

43

Desain penelitian yang digunakan adalah pre test-post test control group design (Arikunto, 1993).

Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest-posttest control group design

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

E T1 X1 T2

K T1 X T2

Keterangan:

E : Kelompok kelas eksperimen K : Kelompok kelas kontrol

X1 : Perlakuan dengan pembelajaran berbasis praktikum virtual X : Pembelajaran konsep sistem saraf dengan power point T1 : Pretest

T2 : Postest C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri “X” Bandung kelas IX semester 1. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yaitu mengambil dua kelas sebagai subjek penelitian. Kelas pertama sebagai kelompok kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran berbasis praktikum virtual dipilih kelas yang siswanya memiliki kemampuan mengoperasikan komputer lebih dari kelas lainnya dan kondusif kelasnya untuk praktikum di laboratorium komputer. Kelas kedua sebagai kelompok kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konsep saraf dengan media power point.

D. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen

a. Skala sikap ilmiah digunakan untuk mengetahui sikap ilmiah siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sesudah mengikuti


(26)

44

pembelajaran biologi. Skala sikap ilmiah yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala Likert yang berisi pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator sikap ilmiah. Setiap pernyataan yang dibuat ada yang bersifat positif dan negatif. Setiap pernyataan dihubungkan dengan jawaban siswa yang diungkapkan dengan lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pedoman pemberian skor jawaban pernyataan skala sikap siswa dapat dilihat pada Tabel 3.2. Kemudian skala sikap ini diuji coba dan hasilnya dianalisis untuk membakukan skalanya serta diuji validitas dan reliabilitasnya.

Tabel 3.2 Pedoman Pemberian Skor Jawaban Pernyataan Sikap Ilmiah Jawaban pernyataan positif Skor Jawaban pernyataan negatif Skor

Sangat setuju (SS) 4 Sangat setuju (SS) 0

Setuju (S) 3 Setuju (S) 1

Ragu-ragu (R) 2 Ragu-ragu (R) 2

Tidak Setuju (TS) 1 Tidak Setuju (TS) 3

Sangat Tidak setuju (STS) 0 Sangat Tidak setuju (STS) 4 b. Soal tes kemampuan berpikir kritis siswa berupa soal pilihan ganda

beralasan yang diberikan sebelum (posttest) dan setelah (pretest) praktikum virtual dilakukan. Sebelum digunakan, soal tes pilihan ganda beralasan dipertimbangkan oleh dosen ahli dan diuji coba terlebih dulu. Pada Tabel 3.3 disajikan kisi-kisi soal berpikir kritis berdasarkan kerangka berpikir kritis Norris dan Ennis (Costa, 1985).


(27)

45

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis No Indikator kemampuan

berpikir kritis

Sub indikator kemampuan berpikir kritis

Nomor soal 1 Memberikan penjelasan

(Elementary clarification)

a.Memfokuskan pertanyaan b.Menganalisis argumen

c.Bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan menantang

1 2,3 4, 28

2 Membangun keterampilan dasar (basic support)

a. Mempertimbangkan kredibilitas berbagai sumber informasi b. Mengumpulkan dan menilai

informasi

5,27 6,7 3 Kesimpulan (Inference) a.Membuat deduksi dan

mempertimbangkan hasil deduksi

b.Membuat induksi dan mempertimbangkan induksi c.Membuat dan menilai

pertimbangan yang bermanfaat 8

9,10 11 4 Membuat penjelasan

lanjut (Advanced clarification)

a.Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi b.Mengidentifikasi asumsi

12, 29 13, 14 5 Strategi dan taktik

(strategy and tactic)

a.Memutuskan suatu tindakan b.Berinteraksi dengan orang lain

15, 26 16

Untuk melakukan penilaian terhadap alasan yang diberikan siswa dalam memilih jawaban, maka digunakan acuan pemberian skor yang diadaptasi dari Stiggins. Tabel 3.4 disajikan pedoman pemberian skor (untuk alasan pilihan ganda) tes kemampuan berpikir kritis.


(28)

46

Tabel 3.4 Pedoman Pemberian Skor (untuk Alasan Pilihan Ganda) Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Kategori Skor Indikator Penilaian

Skor tinggi

3 Alasan yang diberikan jelas, fokus dan akurat. Butir-butir yang relevan dikemukakan (berhubungan dengan pertanyaan dalam soal) untuk mendukung jawabn yang diberikan. Hubungan antara jawaban dengan soal tergambar jelas

Skor Sedang

2 Alasan yang diberikan jelas dan cukup fokus, namun kurang lengkap. Contoh-contoh yang diberikan terbatas. Keterkaitan antara jawaban dengan soal kurang kuat.

Skor Rendah

1 Alasan yang diberikan kurang sesuai dengan apa yang

dimaksudkan dalam soal, berisi informasi yang tidak akurat, atau menunjukkan kurangnya penguasaan terhadap materi. Butir-butir yang diberikan tidak jelas, tidak memberikan contoh yang mendukung.

0 Tidak ada alasan

Diadaptasi dari Stiggins (1994) c. Soal tes pemahaman konsep. Pemahaman konsep siswa diukur dengan menggunakan soal tes pemahaman konsep dalam bentuk pilihan ganda. Penyusunan soal tes berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom yang belum direvisi jenjang C1-C5 dengan pertimbangan jenjang kognitif yang masih banyak dipergunakan di sekolah untuk merumuskan tujuan pembelajaran adalah taksonomi Bloom yang belum direvisi, termasuk di sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Soal tes diberikan sebagai pre test dan post test. Sebelum digunakan soal tes dipertimbangkan oleh dosen ahli dan diuji coba terlebih dulu. Pada Tabel 3.5 disajikan kisi-kisi soal pemahaman konsep sistem saraf.


(29)

47

Tabel 3.5 Kisi-kisi soal pemahaman konsep sistem saraf No Jenjang

proses kognitif

No soal Persentasi

(%)

1 C1 3,4,9 15

2 C2 1,2,6,7,8,10,12,16,17,18,20 55

3 C3 5,13 10

4 C4 11,14,19 15

5 C5 15 5

d. Angket digunakan untuk mengukur respon siswa terhadap praktikum. Berikut ini kisi-kisi angket tanggapan mahasiswa terhadap praktikum virtual.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Angket Tanggapan Mahasiswa Terhadap Praktikum Virtual

No Indikator Nomor Soal

1 Ketertarikan terhadap praktikum virtual 1,2 2 Semangat belajar melalui praktikum virtual 3,4,5 3 Kontribusi praktikum virtual terhadap pemahaman konsep 6,7

4 Permasalahan teknis praktikum virtual 8

5 Kelebihan dan kekurangan praktikum virtual 9, 10

2. Uji Instrumen Sikap Ilmiah Siswa, Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep

Untuk menghasilkan instrumen yang benar-benar dapat menjaring data yang diperlukan dalam penelitian, maka dilakukan uji coba instrumen pemahaman konsep, skala sikap ilmiah, dan kemampuan berpikir kritis siswa. Tahapan uji coba tersebut sebagai berikut:

a. Uji Coba Skala Sikap Ilmiah Siswa

Langkah-langkah penyusunan skala sikap ilmiah siswa (Stiggins, 1994) adalah sebagai berikut


(30)

48

1. Menentukan pernyataan sikap. Aspek yang ditelaah meliputi pendapat siswa terhadap praktikum virtual sehingga dapat diketahui sikap siswa secara menyeluruh apakah setuju, ragu-ragu, atau tidak setuju pada pernyataan yang diberikan

2. Menyusun pernyataan, masing-masing pernyataan memiliki kecenderungan positif atau negatif

3. Konsultasi dengan pembimbing, untuk mendapatkan validasi butir isi pernyataan

4. Melakukan uji coba terhadap pernyataan yang telah disusun. Uji coba pernyataan sikap ini diberikan kepada siswa kelas X semester 1 di Bandung 5. Menganalisis hasil uji coba untuk membakukan skalanya, sehingga skalanya

dapat berharga 4-3-2-1-0 untuk pernyataan positif dan 0-1-2-3-4 untuk setiap pernyataan negatif. Bobot skor yang telah dibakukan selanjutnya digunakan sebagai pedoman pemberian skor pernyataan sikap ilmiah hasil penelitian. Untuk menetapkan bobot skor setiap alternatif jawaban pernyataan skala sikap ilmiah dilakukan dalam beberapa tahapan (Sumarno, 1988:4), yaitu:

a. Menentukan frekuensi untuk setiap alternatif jawaban

b. Menghitung proporsi (p) dengan cara membagi setiap frekuensi dengan jumlah responden

c. Menghitung proporsi kumulatif / cumulative proportion (cp), (cp1=p1, cp2=cp1+p2, cp3=cp2+p3, cp4=cp3+p4)

d. Menghitung nilai tengah proporsi kumulatif / mean cumulative proportion (mcp) dengan :


(31)

49

1. mcp1= ½ cp1 2. mcp2= ½ (cp1+cp2) 3. mcp3= ½ (cp2+cp3) 4. mcp4= ½ (cp3+cp4)

e. Menentukan nilai z berdasarkan mcp yang telah diketahui dengan menggunakan tabel distribusi normal.

f. Menentukan nilai z+ nilai mutlak. Nilai mutlak diperoleh dari nilai z yang paling rendah nilainya

g. Membulatkan nilai z+ nilai mutlak 6. Menentukan daya pembeda setiap pernyataan

Untuk menentukan daya pembeda setiap butir pernyataan dilakukan dalam beberapa tahapan berikut:

a. Menyusun skor skala sikap subjek yang telah diurutkan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah

b. Memilih siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah c. Menentukan nilai thitung dengan rumus :

(Sumarno, 1988) Keterangan :

XT = rata-rata kelompok atas XR= rata-rata kelompok bawah N = banyaknya subjek


(32)

50

7. Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Jika thitung > t tabel maka pernyataan tersebut mempunyai daya pembeda dan valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian

Uji coba skala sikap ilmiah dilakukan pada siswa SMA kelas X, dari 30 pernyataan yang diujicobakan terdapat 20 pernyataan yang valid dan dapat digunakan. Dari 20 pernyataan tersebut terdapat 14 pernyataan positif dan 6 pernyataan negatif. Hasil uji coba skala sikap ilmiah siswa dapat dilihat pada Lampiran 7.

b. Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Uji coba soal tes kemampuan berpikir kritis kepada siswa SMA kelas X yang kemudian dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Terdapat 22 soal tes berpikir kritis yang diujicobakan dan setelah dianalisis terdapat 20 soal yang dapat digunakan. Dari 20 soal tersebut berdasarkan daya pembedanya terdapat 6 soal lemah, 11 soal sedang, dan 3 soal baik. Berdasarkan tingkat kesukarannya terdapat 2 soal sangat sukar, 4 soal sukar, 11 soal sedang, dan 3 soal mudah. Terdapat 4 soal yang direvisi dan 16 soal yang langsung digunakan. Rekap hasil uji coba soal tes kemampuan berpikir ktitis dapat dilihat pada Lampiran 8.

c. Uji Coba Soal Pemahaman Konsep

Uji coba soal pemahaman konsep sistem saraf kepada siswa SMA kelas X yang kemudian dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Terdapat 23 soal tes pemahaman konsep yang diujicobakan dan setelah dianalisis terdapat 20 soal yang dapat digunakan. Dari 20 soal tersebut


(33)

51

berdasarkan daya pembedanya terdapat 3 soal lemah, 7 soal sedang, dan 10 soal baik. Berdasarkan tingkat kesukarannya terdapat 2 soal sangat sukar, 3 soal sukar, 13 soal sedang, dan 2 soal mudah. Rekap hasil uji coba soal tes pemahaman konsep siswa dapat dilihat pada Lampiran 9.

E. Prosedur Penelitian

Terdapat 3 tahapan dalam penelitian ini yaitu: 1. Tahap Persiapan

a) Pada tahap persiapan, peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. Perangkat pembelajaran yang dibuat adalah rencana pelaksanaan pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes tertulis untuk mengungkap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa yang diberikan sebagai pre test dan post test, skala sikap untuk mengungkap sikap ilmiah siswa setelah dilakukan praktikum virtual serta angket tanggapan siswa terhadap praktikum virtual. b) Pembuatan program praktikum virtual sistem saraf. Praktikum yang dikembangkan terdiri atas dua praktikum, yaitu praktikum 1 tentang pengamatan penjalaran rangsang pada gerak sadar dan gerak refleks, dan praktikum 2 tentang pengaruh jenis dan kadar obat terhadap sistem saraf manusia. Peneliti membuat story board program praktikum virtual yang kemudian dirancang oleh programer menggunakan perangkat lunak macromedia flash.


(34)

52

c) Meminta pertimbangan dosen ahli terhadap instrumen dan program praktikum virtual yang dibuat kemudian melakukan revisi berdasarkan saran dosen ahli.

d) Melakukan uji coba instrumen

e) Melakukan analisis kualitas instrumen dengan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan praktikum virtual dan pengumpulan data. Pada tahap ini dilakukan praktikum virtual pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional menggunakan media power point pada kelas kontrol. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap ini antara lain:

a) Pemberian tes awal (pre test) untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol b) Pelaksanaan penelitian

1) Pada kelas eksperimen dilakukan tiga kali pertemuan tatap muka untuk mempelajari konsep sistem saraf. Pertemuan pertama dilakukan pada 2 x 40 menit dengan membahas secara singkat konsep pengertian dan fungsi sistem saraf, struktur dan jenis sel saraf, mekanisme penjalaran impuls, perbedaan gerak refleks dengan gerak biasa, struktur dan fungsi otak dan sumsum tulang belakang, sistem saraf tepi, dan kelainan pada sistem saraf. Pertemuan pertama ini dilakukan dengan metode ceramah menggunakan media power point untuk membahas konsep pendahuluan


(35)

53

yang penting menunjang praktikum virtual dan tidak dibahas mendalam serta hanya menampilkan konsep-konsep dan gambar. Pertemuan kedua dilakukan pada 1 x 40 menit untuk pembiasaan siswa dengan program praktikum virtual di laboratorium komputer. Pertemuan ketiga dilakukan dalam 2 x 40 menit untuk pelaksanaan praktikum virtual sistem saraf. Praktikum virtual terdiri atas dua praktikum yaitu praktikum 1 tentang pengamatan penjalaran rangsang pada gerak sadar dan gerak refleks dan pengamatan bagian-bagaian otak pada berbagai aktivitas yang dilakukan, dan praktikum 2 tentang pengaruh jenis dan kadar obat terhadap sistem saraf manusia. Pada kelas eksperimen siswa dapat memahami konsep perbedaan gerak biasa dan gerak refleks, mekanisme penjalaran impuls mulai dari reseptor hingga efektor, dan pengaruh obat-obatan terhadap sistem saraf melalui kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam praktikum. Ini berarti siswa belajar secara aktif untuk memperoleh pemahamannya atau lebih dikenal student center.

2) Pada kelas kontrol dilakukan tiga kali pertemuan tatap muka dengan metode tanya jawab berbantukan media power point, yaitu guru menjelaskan dan menampilkan power point berisi gambar-gambar yang perlu dilengkapi siswa untuk menjelaskan konsep sistem saraf, kemudian siswa berdiskusi dan mencari jawaban pada buku sumber yang mereka miliki sehingga siswa tidak pasif. Pertemuan pertama dilakukan pada 2 x 40 menit dengan membahas konsep pengertian dan


(36)

54

fungsi sistem saraf, struktur dan jenis sel saraf, dan mekanisme penjalaran impuls pada sel saraf dengan metode ceramah menggunakan media power point. Pertemuan kedua dilakukan pada 1 x 40 menit dengan membahas perbedaan gerak biasa dan gerak refleks ,struktur dan fungsi otak dan sumsum tulang belakang, dan sistem saraf tepi dengan metode tanya jawab berbantukan media power point. Pertemuan ketiga dilakukan dalam 2 x 40 menit untuk membahas kelainan pada sistem saraf dan obat-obatan yang berpengaruh pada sistem saraf dengan metode tanya jawab berbantukan media power point. Pada kelas kontrol siswa memperoleh pemahaman dan hasil belajaranya dari penjelasan guru dan kegiatan belajar yang dipandu oleh guru. Pembelajaran pada kelas kontrol ini masih berpusat pada guru.

c) Pemberian tes akhir (post test) untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep sistem saraf siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

d) Pemberian format skala sikap ilmiah setelah semua rangkaian pembelajaran sistem saraf dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

e) Pengisian angket tanggapan siswa pada kelas eksperimen terhadap praktikum virtual sistem saraf

3. Tahapan Praktikum Virtual

Praktikum virtual pada penelitian ini dilakukan dalam waktu 2 x 40 menit. Dengan tahapan:


(37)

55

a. Pengelompokkan siswa, pengelompokkan ini dilakukan secara acak pada pertemuan sebelumnya

b. Pengkondisian kelas selama 10 menit, yaitu (1) persiapan perangkat yang dibutuhkan dalam praktikum seperti komputer yang diinstall program praktikum virtual, LCD untuk guru menjelaskan cara kerja praktikum, papan tulis dan spidol, (2) pengkondisian tempat duduk siswa dalam kelompok, setiap kelompok terdiri atas 3-4 orang, tempat duduk siswa di ruang laboratorium komputer berbentuk huruf U menghadap ke papan tulis, (3) pembagian lembar jawaban pertanyaan praktikum pada setiap kelompok.

c. Penjelasan singkat cara kerja praktikum dan cara pengoperasian program praktikum virtual selama 10 menit. Pada tahapan ini siswa diarahkan untuk melihat pertanyaan praktikum dan diminta untuk mencari jawabannya selama melakukan praktikum virtual sistem saraf.

d. Pelaksanaan praktikum virtual oleh siswa selama 50 menit. Program praktikum virtual dibagi menjadi 4 tahapan yaitu (1) penyajian pertanyaan praktikum, (2) penyajian alat dan bahan untuk digunakan dalam ujicoba menjawab pertanyaan praktikum, (3) uji coba aktivitas manusia & obat-obatan terlarang menggunakan alat dan bahan yang telah dipilih, (4) menuliskan hasil praktikum dan menjawab pertanyaan serta membuat kesimpulan. Siswa dalam kelompok dibimbing oleh guru untuk melakukan praktikum 1 dan 2 kemudian menuliskan hasil pengamatan dan menjawab pertanyaannya pada program praktikum dan kertas lembar jawaban yang


(38)

56

dibagikan pada setiap kelompok. Guru mengamati dan mencatat setiap aktivitas siswa dalam kelompok selama kegiatan praktikum berlangsung. e. Tahapan akhir praktikum selama 10 menit. Pada tahapan ini dilakukan

klarifikasi hasil pengamatan, jawaban pertanyaan praktikum dan kesimpulan praktikum 1 dan 2 pada diskusi kelas, serta pemberitahuan untuk pertemuan berikutnya akan dilakukan post test konsep sistem saraf. 4. Tahap Analisis Data

Setelah dilakukan penelitian diperoleh sejumlah data kuantitatif dan kualitatif. Analisis dan pengolahan data berpedoman pada data yang terkumpul dan pertanyaan penelitian. Data kuantitatif berupa skor pre test, skor post test dan Gain, skor skala sikap, dianalisis dengan uji statistik untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan. Data kualitatif berupa tanggapan mahasiswa terhadap praktikum virtual dan data temuan pada waktu penelitian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data atau temuan yang akan digunakan dalam menarik kesimpulan.

F. Analisis Data Penelitian

Analisis dilakukan terhadap data yang telah terkumpul dan berpedoman pada pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dalam penelitian. Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul dalam penelitian. Sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan uji statistik. Pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows dan Microsoft-Excel 2007. Analisis data dengan uji statistik dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(39)

57

a. Memberikan skor pada pre test dan post test yang mengukur pemahaman konsep siswa dan kemampuan berpikir kritis serta skor post test yang mengukur sikap ilmiah siswa. Kemudian membandingkan skor pre test dan post test kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa.

b. Jika salah satu skor pre test atau post test dari hasil uji prasyarat tidak normal atau tidak homogen maka dilakukan perbandingan nilai pre test dan post test dengan menggunakan Indeks Gain (pada setiap kelas).

Indeks Gain =

(Hake, dalam Meltzer, 2002) Indeks Gain yang diperoleh setiap kelas menunjukkan kriteria peningkatan hasil belajar berupa kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa. Kriteria tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kategori Peningkatan Hasil Belajar

Rentang Kategori

g > 0,70 Tinggi

0,30 ≤ g ≤ 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

(Meltzer, 2002)

c. Membandingkan IG kelompok kelas eksperimen dengan IG kelompok kelas kontrol.

d. Melakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas. 1)Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data skor pre test dan post test berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows, yaitu

skor maksimal – skor pre test skor post test – skor pre test


(40)

58

dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hipotesis yang dikemukakan yaitu:

H0: data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1: data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Data berdistribusi normal apabila P-value lebih besar dari α = 0,05 (Uyanto, 2009).

Hasil pengujian normalitas data kemampuan berpikir ktitis dengan Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil bahwa skor pre test dan post test untuk kelas eksperimen berasal dari populasi berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas data kemampuan berpikir ktitis dengan Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil bahwa skor post test untuk kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal. Namun untuk skor pre test kelas kontrol tidak berdistribusi normal.

Hasil pengujian normalitas data pemahaman konsep sistem saraf siswa dengan Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil bahwa skor post test untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol berasal dari populasi berdistribusi normal. Sedangkan hasil pengujian normalitas data pemahaman konsep sistem saraf siswa dengan Kolmogorov-Smirnov diperoleh hasil bahwa skor pre test kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berdistribusi normal.


(41)

59

2) Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas varians antara dua kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sama atau berbeda. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 for Windows. Hipotesis yang diuji adalah:

Ho: σE2 = σK2; H1: σE2 ≠σK2,

dengan σE2 varian kelas eksperimen dan varian kelas kontrol. Varians dua kelompok dikatakan homogen jika P-value lebih besar atau sama dengan α = 0,05 (Uyanto, 2009).

Hasil Levene’s Test uji homogenitas data post test kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. Sedangkan hasil Levene’s Test uji homogenitas data pre test kemampuan berpikir kritis kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak homogen. Hasil Levene’s Test uji homogenitas data pre test dan post test pemahaman konsep siswa adalah homogen. Pada Tabel 3.8 berikut disajikan rekapitulasi hasil uji prasyarat skor kemampuan berpikir kritis pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Normalitas Homogenitas Normalitas Homogenitas

Pre test Tidak

normal

Tidak homogen

Normal Tidak

homogen


(42)

60

Selain kemampuan berpikir kritis, uji prasyarat juga dilakukan pada pemahaman konsep siswa. Pada Tabel 3.9 disajikan hasil uji prasyarat pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Uji Prasyarat Pemahaman Konsep Siswa

Data Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Normalitas Homogenitas Normalitas Homogenitas

Pre test Tidak

normal

Homogen Tidak

Normal

Homogen

Post test Normal Homogen Normal Homogen

e. Melakukan uji hipotesis dengan uji perbedaan dua rerata.

Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui peningkatan dan juga perbedaan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji beda dua rerata dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan skor pre test dan post testantara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pengujian rata-rata skor pre test dan post test dilakukan berdasarkan hipotesis statistik berikut ini:

H0: Tidak ada perbedaan rata-rata skor pre test dan post test antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

H1: Ada perbedaan rata-rata skor pre test dan post test antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hasil uji normalitas dan homogenitas data post test kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa diketahui bahwa data berdistribusi normal dan homogen sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. Uji t digunakan untuk menguji perbedaan dua rata-rata pada sampel kecil (N<30).


(43)

61

Uji statistik uji t dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows.

Hasil uji normalitas dan homogenitas data pre test kemampuan berpikir kritis kelas kontrol tidak normal dan tidak homogen dan pada kelas eksperimen normal tapi tidak homogen. Hasil uji normalitas dan homogenitas data pre test pemahaman konsep kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak normal dan tidak homogen, dan untuk data pre test kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa dilakukan uji non parametrik U Mann-Whitney. Uji statistik U Mann-Whitney dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for Windows.

f. Memprediksi ada tidaknya hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan pemahaman konsep siswa

Uji hubungan antara dua variabel dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya hubungan dan pengaruh suatu variabel bebas berdasarkan variabel terikat. Dalam penelitian ini yang akan dilihat hubungannya adalah pengaruh kemampuan berpikir kritis (variabel bebas) terhadap pemahaman konsep siswa (variabel terikat).

Untuk memprediksi ada tidaknya hubungan antara kemampuan berpikir kritis dengan pemahaman konsep siswa dilakukan uji regresi, korelasi dan determinasi. Uji regresi, korelasi dan determinasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows. Uji regresi digunakan untuk mengetahui kelinearan data. Selanjutnya dilakukan uji korelasi sehingga akan diperoleh nilai (r) yang menunjukkan lemah atau kuat hubungan antara dua


(44)

62

variabel. Setelah diketahui nilai regresi dan korelasinya, kemudian dicari nilai koefisien determinasi untuk mengetahui besarnya peranan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi diperoleh dari kuadrat nilai r (korelasi) dikalikan 100%. Kriteria besarnya hubungan antara dua variabel adalah sebagai berikut:

r = 0,800 – 1,00 : sangat tinggi r = 0,600 – 0,800 : tinggi

r = 0,400 – 0,600 : cukup r = 0,200 – 0,400 : rendah

r = 0,00 – 0,200 : sangat rendah (Arikunto, 1993)

Selain uji statistik terhadap data kuantitatif, dilakukan juga penghitungan persentase sikap ilmiah siswa dari skala sikap dan respon siswa dari angket. Persentase respon siswa diperoleh dengan perhitungan berikut:


(45)

63

G. Alur Penelitian

Gambar 3.1. Alur Penelitian Pengaruh Praktikum Virtual terhadap Sikap Ilmiah, Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Siswa

Penyusunan proposal penelitian

Seminar proposal penelitian

Perbaikan proposal penelitian

Persiapan penelitian: Pengembangan program praktikum virtual pada konsep sistem saraf mmenggunakan macromedia

flash, Penyusunan instrument dan RPP

Judgement Uji coba instrumen

Revisi instrumen

Perlakuan pada kelas eksperimen (praktikum virtual untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa)

Perlakuan pada kelas kontrol (pembelajaran dengan power

point) Pretest

Postest

Pengolahan data

Penarikan kesimpulan Pelaksanaan penelitian


(46)

106 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa praktikum virtual pada konsep sistem saraf berpengaruh positif terhadap sikap ilmiah siswa, perkembangan kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan media power point. Secara khusus rumusan kesimpulan dalam penelitian ini sesuai dengan pertanyaan penelitian diuraikan sebagai berikut.

Pertama, sikap ilmiah siswa kelas eksperimen yang menerapkan praktikum virtual lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran menggunakan media power point. Indikator sikap ilmiah yang tertinggi ada pada indikator dapat bekerjasama. Praktikum virtual memberikan pengalaman belajar yang dapat menunjang munculnya sikap ilmiah siswa yang merupakan salah satu karakter bangsa.

Kedua, kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen yang menerapkan praktikum virtual lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran menggunakan media power point. Kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Praktikum virtual memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan berpikir kritis karena siswa diarahkan untuk menjawab permasalahan melalui uji coba dalam praktikum. Sehingga siswa belajar secara aktif dan kemampuan berpikir kritisnya dapat berkembang.


(47)

107

Ketiga, pemahaman konsep siswa kelas eksperimen yang menerapkan praktikum virtual lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menerapkan pembelajaran menggunakan media power point. Berdasarkan hasil uji beda dua rerata skor pre test dan post test menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Praktikum virtual dapat memberikan pengalaman belajar yang dapat membuat siswa lebih memahami konsep sistem saraf yang diajarkan. Hal ini terjadi karena praktikum menyajikan konsep lebih menarik dan dalam bentuk yang berbeda sehingga mudah diingat dan dipahami siswa.

Keempat, tanggapan siswa terhadap praktikum virtual menyatakan bahwa pembelajaran lebih menarik, meningkatkan minat belajar dan membantu memahami konsep yang diajarkan. Siswa merasa belajar biologi lebih menyenangkan daripada pembelajaran biasa di kelas.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian ini, maka penulis menyarankan :

1. Pengajar (guru) dapat bekerjasama dalam MGMP IPA untuk merancang program praktikum virtual sebagai upaya memfasilitasi siswa agar dapat memperoleh pengetahuan mendalam dan bermakna mengenai konsep yang abstrak dan sulit dipahami seperti konsep evolusi, genetika, dan metabolisme. Praktikum virtual mungkin dilakukan pada sekolah yang telah memiliki laboratorium komputer.


(48)

108

2. Peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai praktikum virtual sebaiknya merancang program praktikum dari jauh hari agar lebih optimal dan memilih programer yang mengerti dan memahami konsep yang terkait praktikum virtual yang akan dibuat. Selain itu, peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa sebaiknya memperhatikan pengaturan waktu pelaksanaan penelitian terutama untuk pemberian instrumen penelitian pada siswa agar siswa tetap merasa nyaman dan tujuan penelitian tercapai.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan tidak terlepas dari beberapa keterbatasan penelitian yaitu :

1. Praktikum virtual hanya diuji pada satu sekolah, sehingga tidak dapat diketahui peran praktikum virtual ini pada sikap ilmiah, kemampuan berpikir kritis, dan pemahaman konsep siswa pada sekolah dengan tingkatan cluster yang berbeda.

2. Praktikum virtual hanya dilakukan dalam satu kali pembelajaran, sehingga belum dapat diketahui pengaruhnya jika praktikum virtual ini dilakukan dalam beberpa kali pembelajaran pada konsep yang berbeda-beda.


(49)

109

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar (Common Text Book). Bandung: FPMIPA UPI

Arikunto, S. (1996). Manajemen Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Bachman, E. (2005). Metode Belajar Berfikir Kritis dan Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Biggs, A., Hagins, W.C., Rogers, W.L., & Sewer, S.I. (2008). Biology. AmerikaSerikat: The McGraw-Hill Companies, Inc

Bodzin, A.M., Waller, P.M., Santolo, L.E., & Kale, D. (2007). Investigating the Use of Inquiry & Web-Based Activities with Inclusive Biology Learners. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]

Campbell, N.A., & Reece. (2004). BIOLOGI, Edisis Kelima – Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Carin, A. dan Sund, R.B. (1997). The Teaching Science through Discovery. Colombus, Ohio : Merill Publishing Co

Chandra, D.T. (2007). Memilih Buku Pelajaran IPA. [Online]. Tersedia: http://pelangi.ditplp.go.id [10 November 2009].

Cunningham, S.C., Near, B., Pealman, R.S., & Kern, S.E. (2006). Beverage-Agarose Gel Electrophoresis: An Inquiry-based Laboratory Exercise with Virtual Adaptation. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]

Costa, A.L. (1985). Developing Minds, A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD


(50)

110

Darmawan. (2010). Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darussaadah Pandeglang. [Online].Tersedia:http://www.google.com [6 Desember 2011]

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD dan MI. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dinas Pendidikan

Deshpande. (2008). Challenges in Measurement of Scientific Attitude. [Online].Tersedia:http://www.hbcse.tifr.res.in/episteme1/allabs/leena_abs.p df. [15 April 2008]

Fisher. (2007). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Terjemahan oleh Benyamin Hadinata. 2008. Jakarta: Erlangga.

Fraenkel, J.R. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education Sixth Edition. Singapura: Mc Graw Hill

Harms. (2006). Model Virtual Laboratory Fisika Modern Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Disposisi Berpikir kritis Calon Guru. [Online]. Tersedia: http://www.google.secured.com [8 Juli 2011]

Joyce. B, Weil. M, & Kalhoun. E. (2009). Models of Teaching. New York: John Willey and Son

Krech. D. (1962). Individual in a Society. A text Book of Social Psycology. San Fransisco: Mc-Grow Hill Book Company, Inc.

Liliasari. (2010). Pengembangan berpikir kritis sebgai karakter bangsa Indonesia melalui pendidikan sains berbasis ict, Potret Profesionalisme Guru dalam Membangun Karakter Bangsa: Pengalaman Indonesia dan Malaysia, Bandung: UPI


(51)

111

Liliasari. (2011). Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa melalui Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[20 Januari 2011]

Martini, Ober, Garrison, Welch, & Hutchings. (2001). Fundamentais of Anatomy & Physiology. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Maldarelli, G.A., Hartmann, E.M., Cummings, P.J., & Horner, R.D., (2009). Virtual Lab Demonstrations Improve Students’ Mastery of Basic Biology Laboratory Technique. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]

Meltzer. (2003). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Gain in Physics a Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score. [Online]. Tersedia: http://jps.alp.org/ajp.[26 Mei 2010]

Michael, J. (2007). “What Makes Physiology hard for Students to Learn? Result of a Faculty Survey”. Advances in Physiology Educatio. Volume 31:34-40.

Miller, L., Moreno, J., Wilcockson, I., & Smith, D. (2006). An Online, Interactive Approach to Teaching Neuroscience to Adolescents. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]

Nur, M. (2004). Pengajaran Berpusat pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya (Pusat Sains dan Matematika Sekolah)

Olson, J. (1988). Schoolworlds – Microworlds Computers & The Culture of The Classroom. Canada: Queens University, Pergamon Press.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang

Safrizal. (2010). Lebih Jauh Tentang Pengertian Sikap Ilmiah. [Online]. Tersedia:


(52)

112

Salam. (2010). Pembelajaran Berbasis Virtual Laboratory Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Pada Materi Listrik Dinamis. Tersedia: http://penelitian.lppm.upi.edu/detil/1253/pembelajaran-berbasis-virtual-laboratory [8 juli 2011]

Sanjaya. (2002). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana

Spliter. (1991). Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis. [Online]. Tersedia:

http://www.rhynosblog.com/2010/06/lebih-jauh-tentang-pengertian-sikap.html [4 Juni 2011]

Stiggins. (1994). Student-Centered Clasroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company,Inc.

Sumarno. (1988). Menyusun dan Menganalisis Skala Sikap. Makalah pada Seminar Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA-IKIP, Bandung.

Suyatna. (2006). Pemanfaatan Laboratorium Fisika Virtual. Lampung: FKIP Unila Program Studi Pendidikan Fisika

Suyitno. (1997). Pengukuran Skala Sikap Seseorang Terhadap Mata Pelajaran Matematika. Semarang: FMIPA IKIP Semarang.

Tapilouw & Soesilawaty. (2009). Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Siswa SMA. Tersedia [Online]: http://file.upi.edu/Direktori/SPs/Prodi Pendidikan IPA/pdf.

Uyanto. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu

White, B., Bolker, E., & Koolar, N. (2007). The Virtual Genetics Lab: A Freely-Available Open-Source Genetics Simulation. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]


(53)

113

Zumbach, J., Scmith, S., & Reimann, P (2006). Learning Life Sciences: Design and Development of a Virtual Molecular Biology Learning Lab . [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]


(1)

2. Peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai praktikum virtual sebaiknya merancang program praktikum dari jauh hari agar lebih optimal dan memilih programer yang mengerti dan memahami konsep yang terkait praktikum virtual yang akan dibuat. Selain itu, peneliti lain yang ingin melakukan penelitian tentang kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa sebaiknya memperhatikan pengaturan waktu pelaksanaan penelitian terutama untuk pemberian instrumen penelitian pada siswa agar siswa tetap merasa nyaman dan tujuan penelitian tercapai.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang telah dilakukan tidak terlepas dari beberapa keterbatasan penelitian yaitu :

1. Praktikum virtual hanya diuji pada satu sekolah, sehingga tidak dapat diketahui peran praktikum virtual ini pada sikap ilmiah, kemampuan berpikir kritis, dan pemahaman konsep siswa pada sekolah dengan tingkatan cluster yang berbeda.

2. Praktikum virtual hanya dilakukan dalam satu kali pembelajaran, sehingga belum dapat diketahui pengaruhnya jika praktikum virtual ini dilakukan dalam beberpa kali pembelajaran pada konsep yang berbeda-beda.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar (Common Text Book). Bandung: FPMIPA UPI

Arikunto, S. (1996). Manajemen Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Bachman, E. (2005). Metode Belajar Berfikir Kritis dan Inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Biggs, A., Hagins, W.C., Rogers, W.L., & Sewer, S.I. (2008). Biology. AmerikaSerikat: The McGraw-Hill Companies, Inc

Bodzin, A.M., Waller, P.M., Santolo, L.E., & Kale, D. (2007). Investigating the Use of Inquiry & Web-Based Activities with Inclusive Biology Learners. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]

Campbell, N.A., & Reece. (2004). BIOLOGI, Edisis Kelima – Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Carin, A. dan Sund, R.B. (1997). The Teaching Science through Discovery. Colombus, Ohio : Merill Publishing Co

Chandra, D.T. (2007). Memilih Buku Pelajaran IPA. [Online]. Tersedia: http://pelangi.ditplp.go.id [10 November 2009].

Cunningham, S.C., Near, B., Pealman, R.S., & Kern, S.E. (2006). Beverage-Agarose Gel Electrophoresis: An Inquiry-based Laboratory Exercise with Virtual Adaptation. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]

Costa, A.L. (1985). Developing Minds, A Resource Book for Teaching Thinking. Alexandria: ASCD


(3)

Darmawan. (2010). Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darussaadah Pandeglang. [Online].Tersedia:http://www.google.com [6 Desember 2011]

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD dan MI. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dinas Pendidikan

Deshpande. (2008). Challenges in Measurement of Scientific Attitude. [Online].Tersedia:http://www.hbcse.tifr.res.in/episteme1/allabs/leena_abs.p df. [15 April 2008]

Fisher. (2007). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Terjemahan oleh Benyamin Hadinata. 2008. Jakarta: Erlangga.

Fraenkel, J.R. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education Sixth Edition. Singapura: Mc Graw Hill

Harms. (2006). Model Virtual Laboratory Fisika Modern Untuk Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Disposisi Berpikir kritis Calon Guru. [Online]. Tersedia: http://www.google.secured.com [8 Juli 2011]

Joyce. B, Weil. M, & Kalhoun. E. (2009). Models of Teaching. New York: John Willey and Son

Krech. D. (1962). Individual in a Society. A text Book of Social Psycology. San Fransisco: Mc-Grow Hill Book Company, Inc.

Liliasari. (2010). Pengembangan berpikir kritis sebgai karakter bangsa Indonesia melalui pendidikan sains berbasis ict, Potret Profesionalisme Guru dalam Membangun Karakter Bangsa: Pengalaman Indonesia dan Malaysia, Bandung: UPI


(4)

Liliasari. (2011). Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa melalui Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[20 Januari 2011]

Martini, Ober, Garrison, Welch, & Hutchings. (2001). Fundamentais of Anatomy & Physiology. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Maldarelli, G.A., Hartmann, E.M., Cummings, P.J., & Horner, R.D., (2009). Virtual Lab Demonstrations Improve Students’ Mastery of Basic Biology Laboratory Technique. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]

Meltzer. (2003). The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Gain in Physics a Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Score. [Online]. Tersedia: http://jps.alp.org/ajp.[26 Mei 2010]

Michael, J. (2007). “What Makes Physiology hard for Students to Learn? Result of a Faculty Survey”. Advances in Physiology Educatio. Volume 31:34-40.

Miller, L., Moreno, J., Wilcockson, I., & Smith, D. (2006). An Online, Interactive Approach to Teaching Neuroscience to Adolescents. [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]

Nur, M. (2004). Pengajaran Berpusat pada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya (Pusat Sains dan Matematika Sekolah)

Olson, J. (1988). Schoolworlds – Microworlds Computers & The Culture of The Classroom. Canada: Queens University, Pergamon Press.

Rustaman, N. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang

Safrizal. (2010). Lebih Jauh Tentang Pengertian Sikap Ilmiah. [Online]. Tersedia:


(5)

Salam. (2010). Pembelajaran Berbasis Virtual Laboratory Untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep Pada Materi Listrik Dinamis. Tersedia:

http://penelitian.lppm.upi.edu/detil/1253/pembelajaran-berbasis-virtual-laboratory [8 juli 2011]

Sanjaya. (2002). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta : Kencana

Spliter. (1991). Pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kritis. [Online]. Tersedia:

http://www.rhynosblog.com/2010/06/lebih-jauh-tentang-pengertian-sikap.html [4 Juni 2011]

Stiggins. (1994). Student-Centered Clasroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company,Inc.

Sumarno. (1988). Menyusun dan Menganalisis Skala Sikap. Makalah pada Seminar Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA-IKIP, Bandung.

Suyatna. (2006). Pemanfaatan Laboratorium Fisika Virtual. Lampung: FKIP Unila Program Studi Pendidikan Fisika

Suyitno. (1997). Pengukuran Skala Sikap Seseorang Terhadap Mata Pelajaran Matematika. Semarang: FMIPA IKIP Semarang.

Tapilouw & Soesilawaty. (2009). Pembelajaran Biologi Berbasis Praktikum untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Siswa SMA. Tersedia [Online]: http://file.upi.edu/Direktori/SPs/Prodi Pendidikan IPA/pdf.

Uyanto. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu

White, B., Bolker, E., & Koolar, N. (2007). The Virtual Genetics Lab: A

Freely-Available Open-Source Genetics Simulation. [Online]. Tersedia:


(6)

Zumbach, J., Scmith, S., & Reimann, P (2006). Learning Life Sciences: Design and Development of a Virtual Molecular Biology Learning Lab . [Online]. Tersedia: http://www.google.com.[9 April 2011]


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMA PADA KONSEP TUMBUHAN LUMUT DAN PAKU.

1 9 45

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI PADA MATERI PENGARUH HORMON TERHADAP METABOLISME.

0 0 37

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X PADA MATERI INVERTEBRATA.

1 2 44

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS X PADA MATERI EKOSISTEM.

0 1 34

PENERAPAN PEMBELAJARAN SISTEM SIRKULASI BERBASIS PRAKTIKUM VIRTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP.

0 3 33

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM DAN ASESMENNYA PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMA.

1 1 57

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN HEURISTIK VEE UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA KONSEP SISTEM SARAF.

1 7 49

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA KONSEP INVERTEBRATA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

2 9 39

PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA.

0 0 44

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP PEMAHAMAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS IX IPA SMA NEGERI PATIKRAJA

0 0 16