ANALISIS KEMAMPUAN MAHASISWA DALM MENGGUNAKAN VERBA TRENNBAR DALAM ANAK KALIMAT (NEBENSATZ_.

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI……….i

ABSTRAKT……….…ii

KATA PENGANTAR………iii

UCAPAN TERIMAKASIH………...…iv

DAFTAR ISI………...………....vi

DAFTAR TABEL………...…..ix

DAFTAR GAMBAR………..xi

DAFTAR LAMPIRAN……….xii

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah………...…1

B. Identifikasi Masalah………..5

C. Batasan Masalah………...……6

D. Rumusan Masalah……….6

E. Tujuan Penelitian………..7

F. Manfaat Penelitian……….7

BAB II LANDASAN TEORETIS A. Definisi Kemampuan………9


(2)

mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. Verba………...………11

1. Definisi Verba………..11

2. Jenis-Jenis Verba...………..12

C. Verba Trennbar………...16

1. Definisi Verba Trennbar………..…...16

2. Prefiks pada Trennbar……….18

3. Penggunaan Verba Trennbar………...21

D. Anak Kalimat (Nebensatz)……….22

1. Definisi Anak Kalimat (Nebensatz)………22

2. Jenis-Jenis Nebensatz………...26

E. Kerangka Berpikir………...38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……….40

B. Waktu dan Tempat Penelitian………40

C. Instrument Penelitian………...………….40

1. Tes……….40

2. Angket………...41

D. Populasi dan Sampel………..41

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data………...42


(3)

2. Teknik Analisis Data……….42

3. Teknik Analisis Data Angket………43

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian………45

B. Tabel Kemampuan Mahasiswa Semester III Berdasarkan Perolehan Skor

Rata-Rata keseluruhan Sampel………..53

C. Analisis Data Angket Kemampuan Mahasiswa dalam menggunkan Verba

Trennbar dalam anak Kalimat (Nebensatz)………...54

D. Pembahasan Hasil Penelitian……….75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………...77

B. Saran………..78

Daftar Pustaka………..……….80


(4)

mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Imbuhan verba terpisah Neubold……….18

Tabel 2.2 Jumlah Prefiks menurut Engel, Neubold, dan Dreyer-Schmitt……..30

Tabel 4.3 kemampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam Nebensatz:………45

Tabel 4.4 Kemampuan Mahasiswa semester III berdasarkan perolehan skor rata-rata keseluruhan sampel………...………52

Tabel 4.5 Pernyataan no 1………..……….55

Tabel 4.6 Pernyataan no 2………..……….56

Tabel 4.7 Pernyataan no 3………..……….57

Tabel 4.8 Pernyataan no 4………..……….58

Tabel 4.9 Pernyataan no 5………..………….59

Tabel 4.10 Pernyataan no 6………..……….60

Tabel 4.11 Pernyataan no 7………..…….61

Tabel 4.12 Pernyataan no 8………..….62

Tabel 4.13 Pernyataan no 9………...63

Tabel 4.14 Pernyataan no 10……….64

Tabel 4.15 Pernyataan no 11……….65

Tabel 4.16 Pernyataan no 12……….66


(5)

Tabel 4.18 Pernyataan no 14……….68

Tabel 4.19 Pernyataan no 15……….69

Tabel 4.20 Pernyataan no 16……….70

Tabel 4.21 Pernyataan no 17……….71

Tabel 4.22 Pernyataan no 18……….72

Tabel 4.23 Pernyataan no 19……….73

Tabel 4.24 Pernyataan no 20……….74


(6)

mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mempelajari bahasa Jerman, terdapat empat keterampilan berbahasa atau dalam bahasa Jerman disebut Sprachfertigkeiten. Keempat keterampilan berbahasa tersebut yaitu Hören (mendengarkan), Sprechen (berbicara), Lesen (membaca) dan Schreiben (menulis). Keempat keterampilan tersebut sangatlah penting bagi pembelajar bahasa Jerman karena keempat keterampilan tersebut saling berkaitan. Selain keempat keterampilan berbahasa tersebut pembelajar bahasa Jerman juga harus mempelajari aturan tata bahasa Jerman (Grammatik) yang baik dan benar, sehingga pembelajar bahasa Jerman dapat menyusun kalimat bahasa Jerman dengan baik dan benar. Tata bahasa dalam bahasa Jerman disebut dengan Grammatik.

Setiap bahasa memiliki keunikan masing-masing, seperti halnya bahasa Jerman. Bahasa Jerman merupakan bahasa yang unik dan mempunyai unsur-unsur tata bahasa yang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Salah satu keunikannya terletak pada verba. Dalam bahasa Jerman terdapat verba yang mempunyai dua bagian kata. Pada saat dikonjugasikan Vorsilbe (awalan verba) tersebut harus dipisahkan dan diletakan pada akhir kalimat dan pada pengucapannya mengalami tekanan. Sedangkan bagian Verbstamm (verba dasar) diletakan pada posisi kedua. Verba tersebut dikenal dengan verba trennbar. Salah satu contoh verba trennbar adalah aufstehen


(8)

mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keunikan verba trennbar adalah verba tersebut dapat dipotong menjadi dua yaitu antara Vorsilbe (awalan verba) dan Verbstamm (verba dasar). Itulah salah satu kesulitan pembelajar dalam menempatkan Vorsilbe (awalan verba), misalnya contoh verba trennbar dalam kalimat utama atau Hauptsatz. Kalimat yang salah adalah:

(1) Ich aufstehe um 06.00 Uhr.

Pada kalimat (1) terdapat verba trennbar, namun pada kalimat tersebut verba tidak dipisah. Kalimat yang benar adalah:

(2) ich stehe um 06.00 Uhr auf. „Saya bangun pukul 06.00‟.

Verba pada kalimat (2) dipisah menjadi dua bagian antara Vorsilbe dan

Verbstamm. Verbstamm terletak di posisi kedua dalam kalimat sedangkan Vorsilbe terletak di akhir kalimat.

Selain contoh di atas, berdasarkan pengalaman, peneliti kesulitan dalam penggunaan trennbar verben yang disebabkan jarangnya menulis kembali

Vorsilbe tersebut. Ini berakibat arti kata tersebut akan berbeda. Misalnya verba aufstehen, apabila peneliti tidak menulis Vorsilbe “auf” di akhir kalimat, maka verba tersebut menjadi stehen sehingga akan berbeda arti. Seperti pada kalimat di bawah ini:

Kalimat yang salah adalah: (3) Ich stehe um 06.00 Uhr. „Saya berdiri pukul 06.00‟ Kalimat yang benar adalah:

(4) Ich stehe um 06.00 Uhr auf. „Saya bangun tidur pukul 06.00‟.


(9)

Dapat dilihat pada kalimat (3) dan kalimat (4) di atas. Apabila Vorsilbe lupa ditulis seperti pada kalimat (3) maka arti verba tersebut akan berbeda seperti kalimat (4).

Adapun kesalahan lain yang pernah dialami oleh peneliti, salah satunya yaitu kesulitan menggunakan verba trennbar dalam menempatkan Verbstamm pada anak kalimat (Nebensatz). Misalnya pada contoh kalimat yang salah di bawah ini:

(5) Wir müssen sofort zu den Bahnhof gehen, weil der Zug pünktlich fährt ab. Kesalahan di atas terjadi karena peneliti beranggapan bahwa Vorsilbe ab selalu

diletakan di akhir kalimat, maka Verbstamm fährt” diletakan sebelum Vorsilbe

ab.

Kalimat yang benar adalah:

(6) Wir müssen sofort zu den Bahnhof gehen, weil der Zug pünktlich abfährt. „Kami harus segera pergi ke stasiun, karena kereta berangkat tepat waktu‟.

Verba “abfährt (hasil konjugasi dari verba “abfahren”) dalam kalimat (6) merupakan verba trennbar. Ketika verba trennbar ada dalam Nebensatz seperti

contoh di atas, maka “fährt”dan “abdisatukan kembali menjadi “abfährt”.

Apabila verba trennbar ada dalam kasus anak kalimat (Nebensatz), maka kata dasar (Verbstamm) diletakan di akhir kalimat, kemudian kata awalan verba (Vorsilbe) dan kata dasar (Verbstamm) ditulis tidak terpisah. Hal itu dapat menjadi kesulitan bagi pembelajar bahasa Jerman dalam menempatkan verba trennbar dalam anak kalimat.

Selain itu, ada beberapa kesalahan lain yang pernah dialami peneliti, misalnya:


(10)

mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(7) Wir müssen sofort zu den Bahnhof gehen, weil der Zug pünktlich

abfahren.

Kata abfahren di atas merupakan verba trennbar bukan merupakan

infinitiv. Salah satu penyebab kesalahan di atas terjadi, karena seringnya

penulisan kata di akhir kalimat dengan infinitiv, sedangkan kalimat di atas merupakan anak kalimat atau dalam bahasa Jerman dikenal dengan Nebensatz yang dalam tata bahasa Jerman pada anak kalimat (Nebensatz) verba diletakkan pada akhir kalimat dan disesuikan dengan konjugasi dengan subjeknya. Subjek pada kalimat (7) adalah der Zug (kereta), sehingga konjugasi abfahren untuk der

Zug adalah abfährt seperti contoh kalimat ke (6).

Berdasarkan penjelasan dan contoh-contoh kalimat di atas dapat dikatakan bahwa kemampuan pembelajar bahasa Jerman (mahasiswa) yang kurang mengetahui penggunaan verba trennbar, khususnya pada kasus Nebensatz karena struktur kalimat pada Hauptsatz berbeda dengan Nebensatz.

Selain keterampilan Grammatik bahasa Jerman seperti contoh kalimat di atas, adapun faktor lainnya seperti, pengajar, motivasi, metode pembelajaran dan minat yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajar dalam menggunakan bahasa Jerman.

Sehubungan dengan itu, peneliti mencoba untuk mengkaji kemampuan mahasiswa bahasa Jerman dalam menggunakan verba trennbar dengan

mengambil judul “Analisis Kemampuan Mahasiswa dalam Menggunakan Verba Trennbar Anak Kalimat (Nebensatz) “.


(11)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan oleh penulis sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan mahasiswa tentang penggunaan verba trennbar pada kalimat utama bahasa Jerman?

2. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar anak kalimat (Nebensatz)?

3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memahami verba trennbar anak kalimat (Nebensatz)?

4. Apa saja faktor-faktor yang menjadi kesulitan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz)?

5. Apakah materi mengenai verba trennbar dalam kalimat utama (Hauptsatz) dan anak kalimat (Nebensatz) dipelajari secara intensif?

6. Apakah dosen menjelaskan materi verba trennbar dalam Nebensatz hanya sepintas sehingga mahasiswa kurang memahami dalam menggunakan verba

trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz)?

7. Apakah dalam mempelajari verba trennbar dalam Nebensatz, mahasiswa menggunakan sumber lain selain buku yang digunakan di kelas?

8. Apakah ketidakmampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam kalimat utama (Hauptsatz) dan anak kalimat (Nebensatz) disebabkan jarangnya mahasiswa diberi latihan khusus?


(12)

mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9. Apakah motivasi dan minat dapat mempengaruhi mahasiswa dalam memahami penggunaan verba trennbar dalam menyusun anak kalimat bahasa Jerman (Nebensatz)?

C. Batasan Masalah

Untuk memperjelas masalah yang telah diidentifikasikan di atas, sangat penting bagi peneliti untuk membatasi masalah yang akan diteliti. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kemampuan pembelajar bahasa Jerman dalam menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz). Selain itu faktor-faktor yang menjadi kesulitan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz).

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan mahasiswa bahasa Jerman dalam menggunakan verba trennbar anak kalimat (Nebensatz)?

2. Apa saja faktor-faktor yang menjadi kesulitan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz)?


(13)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar anak kalimat (Nebensatz).

2. Memperoleh informasi faktor-faktor yang menjadi kesulitan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz)

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi serta melengkapi kepustakaan bahasa Jerman terutama yang berhubungan dengan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz) bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Secara praktis hasil dari penelitian ini pun diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti, yaitu dapat memperoleh wawasan yang lebih mengenai penggunaan verba trennbar dalam menyusun anak kalimat bahasa Jerman (Nebensatz). Diharapkan juga hasil dari penelitian ini, peneliti lebih mengerti tentang struktur pola kalimat bahasa Jerman yang baik dan benar. Selain itu, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembelajar bahasa Jerman khususnya mahasiswa mengenai penggunaan verba trennbar dalam dalam anak kalimat bahasa Jerman (Nebensatz). Peneliti juga berharap dapat memberikan tambahan kajian kepada pengajar mengenai tata bahasa Jerman khususnya mengenai penggunaan verba trennbar dalam anak kalimat bahasa Jerman (Nebensatz), serta dapat memberikan informasi sejauh mana kemampuan


(14)

mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajar bahasa Jerman dalam menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat bahasa Jerman (Nebensatz).


(15)

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam melaksanankan penelitain diperlukan metode untuk memecahkan suatu masalah yang sedang diteliti. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis kualitatif. Deskriptif analisis kualitatif yaitu proses pengumpulan, penyusunan, pendeskripsian data-data untuk memperoleh gambaran mengenai kesimpulan dari rumusan masalah yang dikemukakan dalam suatu penelitian. Penggunaan metode ini digunakan supaya penelitian ini mendapatkan informasi untuk menganalisis kemampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester III tahun ajaran 2012/2013 di Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Nopember 2012.

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengambil data dengan teknik berupa tes dan angket.


(16)

41

Imas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Tes (Test)

Menurut Gronlund dalam Nurgiantoro (2010: 105) bahwa “Tes (Test) adalah sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu sampel tingkah laku, misalnya untuk menjawab pertanyaan “seberapa baik (tinggi) kinerja

seseorang” yang jawabannya berupa angka”. Jenis tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes membentuk kalimat Nebensatz dengan menggunakan verba

trennbar sebanyak 25 butir soal. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam Nebensatz.

2. Angket

Selain tes tertulis, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner. Angket dapat memperoleh informasi apakah faktor-faktor bagaimana yang menjadi penghambat mahasiswa (responden) dalam mempelajari verba trennbar dalam Nebensatz. Dalam penelitian ini sebanyak 20 pernyataan yang diberikan kepada sampel.

D. Populasi dan Sampel

Dalam melaksanakan penelitian, diperlukan populasi dan sampel sebagai obyek peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III tahun pelajaran 2012/2013 Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI Bandung. Dalam penelitian ini sampel yang diteliti sebanyak 33 orang mahasiswa semester III.


(17)

42

E. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian ini yaitu menggunakan metode deskritif analisis kualitatif, maka digunakan teknik pengumpulan data dan pengolahan data sebagai berikut:

1. Teknik Studi Pustaka

Studi Kepustakaan, yaitu dengan cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku atau website sebagai sumber dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mencari dan mengumpulkan landasan teoritis tentang verba trennbar dan

Nebensatz sebanyak mungkin dari sejumlah referensi gramatika bahasa Jerman untuk

dijadikan acuan dalam menganalisis penggunaan verba trennbar dalam Nebensatz. Selanjutnya peneliti mengambil data berupa tes dan angket kepada mahasiswa semester III Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Teknik Analisis Data

Setelah pengambilan data, maka tahap selanjutnya adalah analisis data. Berikut langkah-langkah dalam menganalisis data, diantaranya:

a. Mengidentifikasi kemampuan dan kesulitan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam Nebensatz.

b. Mengklasifikasi kemampuan dan kesulitan mahasiswa dalam menggunakan verba


(18)

43

Imas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Mengiterpretasi hasil analisis data.

Setelah melaksanakan tahap (a) dan (b), maka pada tahap ini data yang telah terkumpul diperiksa, kemudian dihitung jumlah jawaban yang benar secara keseluruhan. Setelah itu dikelompokan jawaban yang benar kemudian salah dan jawaban yang benar dan yang salah dihitung nilai kemampuan dan skor rata-rata mahasiswa dengan menggunakan rumus:

1) Nilai kemampuan siswa digunakan rumus sebagai berikut:

NIlai = � ��

� � x 100 %

2) Nilai di atas selanjutnya diuraikan kedalam kategori penilaian sebagai berikut:

86 - 100 = Baik sekali 76 – 85 = Baik 56 – 74 = Cukup

10 – 55 = Kurang (Nurgiyantoro, 2010: 253)

3. Teknik Analisis Data Angket

Dalam menghitung data angket digunakan skala. Skala digunakan untuk menganalisisa data angket adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur penyebab kesulitan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbardalam


(19)

44

a. Perbedaan bobot dalam skala Likert dapat ditunjukan sebagai berikut: Sanagat Setuju(SS) : 5

Setuju (S) : 4

Ragu-ragu (RG) : 3 Tidak Setuju (TS) : 2 Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

b. Jumlah skor ideal untuk tiap pertanyaan : 30 x 5 = 150 c. Jumlah skor terendah untuk tiap pertanyaan : 30 x 1 = 30

d. Tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan dinyatakan dalam prosentase dengan rumus:

e. NIlai = � ��


(20)

77

mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah tentang kemampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz), peneliti menarik kesimpulan bahwa:

1. Tingkat kemampuan mahasiswa semester III Universitas Pendidikan Indonesia tahun akademik 2012-2013 terhadap penggunaan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz) termasuk dalam kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yaitu nilai rata-rata tes penggunaan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz). Dari 825 jumlah jawaban hanya 447 jawaban yang benar atau sebesar 54,18%. Menurut Nurgiyantoro prosentase ini termasuk ke dalam kategori kurang.

2. Fakto-faktor penyebab kesulitan yang dialami mahasiswa pada penggunaan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz) berdasarkan hasil angket, diantaranya sebagai berikut:

a. Mahasiswa kurang memahami cara menggunakan verba trennbar dalam

Nebensatz.

b. Mahasiswa kurang memahami cara menempatkan prefiks dalam Nebensatz. c. Mahasiswa kurang memahami bahwa zurück- dan statt- termasuk prefiks


(21)

78

d. Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengkonjugasikan verba trennbar. e. Mahasiswa mengalami kesulitan menentukan Zeitform (kala waktu) sesuai

dengan konjugasi yang digunakan khususnya pada jenis temporale

Nebensätze.

f. Mahasiswa kurang memahami penjelasan dosen tentang materi verba

trennbar dalam Nebensatz.

g. Mahasiswa ragu-ragu untuk bertanya kepada dosen apabila mengalami kesulitan dalam menggunkan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz).

h. Dalam mempelajari verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz), mahasiswa kurang menggunakan sumber lain selain buku yang digunakan di kelas.

B. Saran

Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menggunkan verba

trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz), peneliti memberikan saran agar mahasiswa

hendaknya mengkaji lebih dalam lagi mengenai penggunaan verba trennbar maupun tentang anak kalimat (Nebensatz). Hal ini dikarenakan verba trennbar dan anak kalimat (Nebensatz) akan selalu digunakan dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mahasiswa lebih giat lagi mengerjakan latihan-latihan yang berhubungan dengan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz) yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa harus memiliki inisiatif untuk mencari sendiri latihan-latihan


(22)

79

mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang berhubungan dengan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz). Mahasiswa lebih berani lagi untuk bertanya kepada dosen apabila ada materi yang kurang dipahami dan mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku sumber atau mencari di website-website (seperti pada website www.mein-deutsch.de) mengenai


(23)

80

Daftar Pustaka

Dreyer, Hilke dan Schmitt, Richard. (1991). Lehr- und Übungsbuch der deutschen

Grammatik. München: Max-Heuber.

Dreyer, Hilke dan Schmitt, Richard. (2009). Lehr- und Übungsbuch der deutschen

Grammatik Aktuell (die gelbe Akteull).München: Max-Heuber.

Engel, Ulrich. (1988). Deutsche Grammatik. Heidelberg: Julius Gross Verlag.

Hall, Karindan dan Barbara Scheiner. (2001). Übungs-grammatik: Deutsch als

Fremdsprache für Fortgeschrittene. Ismaning: Max Heuber Verlag

Hantschel, Hans-Jürgen. (2010). Mit Erfolg zu Start Duetsch A1-A2 Übungsbuch. Stuttgart: Ernst Klett Sprachen

Hentschel, Elke. (2003) “ Handbuch der deutschen Grammatik”. Berlin : Walter de Gruyter.

Kridalaksana, Harimurti. (1992). Kamus Linguistik. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Luscher, Renate. (2001). Übungs-grammatik: Deutsch als Fremdsprache für

Anfänger. Ismaning : Max Heuber Verlag.

Neubold, Joachim.(2011). Gramatik Ringkas Bahasa Jerman. Jakarta: Katalis.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta

Parera, Jos Daniel (1993). Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sommerfeldt dan Starke. (1998) . Einführung in die Grammatik der Deutschen

Gegenwartssprache. Tübingen: Niemeyer.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung. Warhig, Gerhard. (2011). Deutsch Wörterbuch. Gütersloh/München : Wissen media


(24)

81

mas Siti Zubaedah S.Pd, 2013

Analisi Kemampuan Mahasiwa Dalam Menggunakan Verba Trennbar Dalam Anak Kalimat (Nebensatz) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2006. www.uni-bielefeld.de, diakses pada tanggal 1 Oktober 2012.


(1)

a. Perbedaan bobot dalam skala Likert dapat ditunjukan sebagai berikut:

Sanagat Setuju(SS) : 5

Setuju (S) : 4

Ragu-ragu (RG) : 3

Tidak Setuju (TS) : 2

Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

b. Jumlah skor ideal untuk tiap pertanyaan : 30 x 5 = 150

c. Jumlah skor terendah untuk tiap pertanyaan : 30 x 1 = 30

d. Tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan dinyatakan dalam prosentase dengan

rumus:

e. NIlai = � ��


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah tentang kemampuan mahasiswa dalam menggunakan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz), peneliti menarik kesimpulan bahwa:

1. Tingkat kemampuan mahasiswa semester III Universitas Pendidikan Indonesia

tahun akademik 2012-2013 terhadap penggunaan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz) termasuk dalam kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata yaitu nilai rata-rata tes penggunaan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz). Dari 825 jumlah jawaban hanya 447 jawaban yang benar atau sebesar 54,18%. Menurut Nurgiyantoro prosentase ini termasuk ke dalam kategori kurang.

2. Fakto-faktor penyebab kesulitan yang dialami mahasiswa pada penggunaan

verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz) berdasarkan hasil angket, diantaranya sebagai berikut:

a. Mahasiswa kurang memahami cara menggunakan verba trennbar dalam

Nebensatz.

b. Mahasiswa kurang memahami cara menempatkan prefiks dalam Nebensatz.

c. Mahasiswa kurang memahami bahwa zurück- dan statt- termasuk prefiks


(3)

d. Mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengkonjugasikan verba trennbar.

e. Mahasiswa mengalami kesulitan menentukan Zeitform (kala waktu) sesuai

dengan konjugasi yang digunakan khususnya pada jenis temporale Nebensätze.

f. Mahasiswa kurang memahami penjelasan dosen tentang materi verba

trennbar dalam Nebensatz.

g. Mahasiswa ragu-ragu untuk bertanya kepada dosen apabila mengalami

kesulitan dalam menggunkan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz).

h. Dalam mempelajari verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz),

mahasiswa kurang menggunakan sumber lain selain buku yang digunakan di kelas.

B. Saran

Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menggunkan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz), peneliti memberikan saran agar mahasiswa hendaknya mengkaji lebih dalam lagi mengenai penggunaan verba trennbar maupun tentang anak kalimat (Nebensatz). Hal ini dikarenakan verba trennbar dan anak kalimat (Nebensatz) akan selalu digunakan dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mahasiswa lebih giat lagi mengerjakan latihan-latihan yang berhubungan dengan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz) yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa harus memiliki inisiatif untuk mencari sendiri latihan-latihan


(4)

yang berhubungan dengan verba trennbar dalam anak kalimat (Nebensatz). Mahasiswa lebih berani lagi untuk bertanya kepada dosen apabila ada materi yang kurang dipahami dan mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku sumber atau mencari di website-website (seperti pada website www.mein-deutsch.de) mengenai Grammatik bahasa Jerman.


(5)

Daftar Pustaka

Dreyer, Hilke dan Schmitt, Richard. (1991). Lehr- und Übungsbuch der deutschen Grammatik. München: Max-Heuber.

Dreyer, Hilke dan Schmitt, Richard. (2009). Lehr- und Übungsbuch der deutschen Grammatik Aktuell (die gelbe Akteull).München: Max-Heuber.

Engel, Ulrich. (1988). Deutsche Grammatik. Heidelberg: Julius Gross Verlag.

Hall, Karindan dan Barbara Scheiner. (2001). Übungs-grammatik: Deutsch als Fremdsprache für Fortgeschrittene. Ismaning: Max Heuber Verlag

Hantschel, Hans-Jürgen. (2010). Mit Erfolg zu Start Duetsch A1-A2 Übungsbuch. Stuttgart: Ernst Klett Sprachen

Hentschel, Elke. (2003) “ Handbuch der deutschen Grammatik”. Berlin : Walter de

Gruyter.

Kridalaksana, Harimurti. (1992). Kamus Linguistik. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Luscher, Renate. (2001). Übungs-grammatik: Deutsch als Fremdsprache für Anfänger. Ismaning : Max Heuber Verlag.

Neubold, Joachim.(2011). Gramatik Ringkas Bahasa Jerman. Jakarta: Katalis.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta

Parera, Jos Daniel (1993). Leksikon Istilah Pembelajaran Bahasa, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sommerfeldt dan Starke. (1998) . Einführung in die Grammatik der Deutschen Gegenwartssprache. Tübingen: Niemeyer.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung. Warhig, Gerhard. (2011). Deutsch Wörterbuch. Gütersloh/München : Wissen media


(6)

1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.