PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA TOPIK LISTRIK DINAMIS.

(1)

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA TOPIK LISTRIK DINAMIS

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan IPA

Konsentrasi Pendidikan Fisika Sekolah Lanjutan

Oleh

Etty Twelve Tenth 1007088

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

(3)

(4)

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA TOPIK LISTRIK DINAMIS

(Etty Twelve Tenth 1007088)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio, untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMA pada topik listrik dinamis, serta mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap model tersebut. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi dengan desain “the randomized pretest-posttest control group”. Subjek penelitian adalah siswa kelas X pada salah satu SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan provinsi Banten tahun pelajaran 2011/2012. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tes awal dan tes akhir untuk penguasaan konsep dan keterampilan proses sains, lembar observasi untuk keterlaksanaan model dan angket untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap model ini. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh rata-rata gain yang dinormalisasi <g> penguasaan konsep 0,57 untuk kelas eksperimen dan 0,47 untuk kelas kontrol keduanya berada pada kategori sedang. Sedangkan Rata-rata gain yang dinormalisasi <g> keterampilan proses sains 0,48 untuk kelas eksperimen dan 0,32 untuk kelas kontrol, keduanya berada pada kategori sedang. Berdasarkan analisis hasil angket diperoleh tanggapan guru sangat baik, dan tanggapan siswa baik terhadap model pembelajaran ini. Dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep listrik dinamis dan keterampilan proses sains siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio secara signifikan lebih tinggi daripada siswa yang memperoleh pembelajaran langsung dengan praktikum.

Kata Kunci: pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio, penguasaan konsep, keterampilan proses sains, listrik dinamis


(5)

ABSTRACT

This study aims to gain an overview of project-based learning with portfolio model, to enhance the mastery of concepts and science process skills of students on the dynamic electricity topic, and to know the responses of teachers and students to the model. Method used was a quasi experimental and the randomized pretest-posttest control group design. The Subjects were students of X grade at one of the senior high schools in South Tangerang Banten province on 2011/2012 academic year. Data collection was performed using a pretest and posttest for mastery of concepts and science process skills, observation sheets for implementation of the model and questionnaires responses of teachers and students towards the model. Based on the analysis of data the average normalized gain for mastery concepts <g> is 0.57 for the experimental class and 0.47 for the control class and both of class have a middle category. While the average normalized gain <g> science process skills for experimental class 0.48 and 0.32 for the control class, both of middle category. Teacher respond very good and students responses good to the learning model. It can be concluded that project based learning with portofolio model can significantly enhance the mastery concepts and science process skills of students compared with direct learning by laboratory in control class.

Keywords: Project-based learning with portfolio model, mastery concepts,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penelitian. ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

1.6 Definisi Operasional ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio ... 10

2.2 Deskripsi Tugas Proyek ... 18

2.2 Penguasaan Konsep ... 19

2.3 Keterampilan Proses Sains ... 20

2.4 Deskripsi Materi Listrik Dinamis ... 25

2.4.1 Alat Ukur Listrik ... 26

2.4.1.1 Amperemeter ... 27

2.4.1.2 Voltmeter ... 27

2.4.2 Kuat Arus Listrik ... 28

2.4.3 Beda Potensial ... 29

2.4.4 Hukum Ohm ... 29

2.4.5 Hambatan Penghantar ... 30

2.4.6 Hukum Kirchhoff ... 31

2.4.6.1 Hukum I Kirchhoff ... 31

2.4.6.2 Hukum II Kirchhoff ... 32

2.4.7 Rangkaian Hambatan Listrik ... 32

2.4.7.1 Rangkaian Hambatan Seri ... 32

2.4.7.2 Rangkaian Hambatan Paralel ... 33

2.4.8 Rangkaian Sumber Tegangan ... 34

2.4.8.1 Tegangan Gerak Elektrik dan Tegangan Jepit ... 34


(7)

2.4.9 Energi dan Daya Listrik ... 36

2.4.9.1 Energi Listrik ... 36

2.4.9.2 Daya Listrik ... 37

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian ... 38

3.2 Subjek Penelitian ... 38

3.3 Variabel Penelitian ... 39

3.4 Prosedur Penelitian ... 39

3.5 Instrumen Penelitian ... 42

3.6 Analisis Tes ... 44

3.6.1 Validitas Tes ... 44

3.6.2 Daya Pembeda ... 47

3.6.3 Tingkat Kesukaran... 49

3.6.4 Reliabilitas ... 50

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 51

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Penguasaan Konsep Listrik Dinamis Siswa ... 55

4.1.1.1 Deskripsi Peningkatan Rata-rata Penguasaan Konsep Siswa ... 55

4.1.1.2 Pengujian Statistik Peningkatan Rata-rata Penguasaan Konsep Siswa ... 56

4.1.1.3.1 Uji Normalitas ... 56

4.1.1.3.2 Uji Homogenitas ... 57

4.1.1.3.3 Uji t Dua Sampel Independen ... 58

4.1.2 Keterampilan Proses Sains ... 59

4.1.2.1 Deskripsi Peningkatan Rata-rata Keterampilan Proses Sains... .. 59

4.1.2.2 Pengujian Statistik Peningkatan Rata-rata Keterampilan Proses Sains ... 60

4.1.2.3.1 Uji Normalitas ... 61

4.1.2.3.2 Uji Homogenitas ... 62

4.1.2.3.3 Uji t Dua Sampel Independen ... 62

4.1.3 Keterlaksanaan Pembelajaran ... 63

4.1.3.1 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio... 63

4.1.3.2 Keterlaksanaan Model Pembelajaran Langsung dengan Praktikum ... 65

4.1.4 Tanggapan Guru dan Siswa terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio ... 67

4.2 Pembahasan 4.2.1 Analisis Peningkatan Rata-rata Penguasaan Konsep ... 68


(8)

4.2.3 Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran ... 76 4.2.3.1 Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Berbasis Proyek dengan Portofolio pada Kelas Eksperimen... 76 4.2.3.2 Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

dengan praktikum ... 79 4.2.4 Analisis Tanggapan Guru dan Siswa Terhadap Model

Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 83 5.2 Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA ... 85


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbandingan antara Portofolio dan Buku Kliping ... 14

Tabel 2.2. Sintak Model pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio.. 15

Tabel 2.3. Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains ... 22

Tabel 2.4. Penguasaan Konsep dan keterampilan Proses Sains yang Dibangun dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio ... 24

Tabel 3.1. Kategori Skor Respon ... 43

Tabel 3.2. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 43

Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal ... 45

Tabel 3.4. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Penguasaan Konsep Listrik Dinamis ... 46

Tabel 3.5. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Keterampilan Proses Sains .. 47

Tabel 3.6. Kategori Daya pembeda ... 48

Tabel 3.7. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Penguasaan Konsep Listrik Dinamis ... 48

Tabel 3.8. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal keterampilan Proses Sains .... 49

Tabel 3.9. Kategori Tingkat Kesukaran ... 50

Tabel 3.10. Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 51

Tabel 3.11. Kategori Tingkat Gain yang Dinormalisasi ... 52

Tabel 4.1. Hasil Uji Normalitas Rata-rata Gain yang dinormalisasi <g> Penguasaan Konsep Listrik Dinamis ... 57

Tabel 4.2. Hasil Uji Homogenitas Rata-rata Gain yang Dinormalisasi <g> Penguasaan Konsep Listrik Dinamis ... 58

Tabel 4.3. Hasil Uji t Dua Sampel Independen Rata-rata Gain yang Dinormalisasi <g> Penguasaan Konsep ... 58

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Rata-rata Gain yang Dinormalisasi <g> Keterampilan Proses Sains ... 61

Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas rata-rata gain yang Dinormalisasi <g> Keterampilan Proses Sains ... 62

Tabel 4.6. Hasil Uji t Dua Sampel Independen Rata-rata Gain yang Dinormalisasi <g> Keterampilan proses Sains ... 63

Tabel 4.7. Persentase Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio Oleh Guru ... 64

Tabel 4.8. Persentase keterlaksanaan Model pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio oleh Siswa ... 65

Tabel 4.9. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran langsung dengan Praktikum oleh Guru ... 66

Tabel 4.10. Persentase keterlaksanaan Pembelajaran Langsung dengan Praktikum oleh Siswa ... 66

Tabel 4.11. Rekapitulasi Tanggapan Guru terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio... 67


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Denah rumah dan gambar instalasi listrik ... 19

Gambar 2.2 Komponen-komponen utama Galvanometer ... 26

Gambar 2.3. Pengukuran arus pada resistor dengan amperemeter ... 27

Gambar 2.4. Pengukuran tegangan pada resistor dengan voltmeter ... 28

Gambar 2.5. Segmen sebuah kawat penghantar arus ... 28

Gambar 2.6. Grafik hubungan tegangan (V) terhadap kuat arus (I) ... 30

Gambar 2.7. Ilustrasi hukum I Kirchhoff ... 31

Gambar 2.8. Rangkaian satu loop ... 32

Gambar 2.9. Rangkaian hambatan disusun seri ... 33

Gambar 2.10. Rangkaian hambatan disusun paralel ... 33

Gambar 2.11. Rangkaian sebuah hambatan dan sebuah sumber tegangan ... 35

Gambar 2.12. Rangkaian seri sumber tegangan ... 35

Gambar 2.13 Rangkaian paralel sumber tegangan ... 36

Gambar 3.1. Bagan desain penelitian ... 38

Gambar 3.2. Alur Penelitian Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio ... 41

Gambar 4.1. Perbandingan Persentase Rata-rata Skor Pretest, Posttest dan Gain yang Dinormalisasi <g> Penguasaan Konsep ... 56

Gambar 4.2 Perbandingan Persentase Rata-rata Skor Prestest, Posttest dan Rata-rata Gain yang Dinormalisasi <g> keterampilan Proses Sains ... 59

Gambar 4.3 Diagram Batang perbandingan Rata-rata Gain yang Dinormalisasi <g> Setiap Jenis Keterampilan Proses Sains ... 60


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A

A.1 RPP Kelas Eksperimen ... 88

A.2 Tugas Proyek ... 103

A.3 Pekerjaan Rumah Kelas Eksperimen ... 105

A.4 RPP Kelas Kontrol ... 108

A.5 LKS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 116

A.6 Pekerjaan Kelas Kontrol ... 128

Lampiran B B.1 Rancangan Instrumen Penelitian ... 131

B.2 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep ... 132

B.3 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses sains ... 144

B.4 Lembar Soal uji Coba ... 150

B.5 Lembar Soal Pretest dan Posttest ... 116

B.6 Lembar Jawaban soal Pretest dan Posttest ... 170

B.7 Lembar Observasi untuk Guru Kelas Eksperimen ... 171

B.8 Lembar Observasi untuk Guru Kelas Kontrol ... 174

B.9 Lembar Observasi untuk Siswa Kelas Eksperimen ... 175

B.10 Pedoman Observasi untuk Siswa Kelas Eksperimen ... 177

B.11 Lembar Observasi untuk Siswa Kelas Kontrol ... 180

B.12 Pedoman Observasi untuk Siswa Kelas Kontrol ... 181

B.13 Kisi-kisi Angket Tanggapan Guru ... 182

B.14 Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa ... 183

B.15 Angket Tanggapan Guru ... 184

B.16 Angket Tanggapan Siswa ... 186

Lampiran C C.1 Lembar Judgment ... 189

C.2 Perhitungan Validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Test Penguasaan Konsep Listrik Dinamis ... 195

C.3 Perhitungan Bantuan untuk Validitas Soal Penguasaan Konsep Listrik Dinamis ... 197

C.4 Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Penguasaan Konsep Listrik Dinamis ... 198

C.5 Perhitungan Validitas, Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Test KPS... 199

C.6 Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Keterampilan Proses Sains ... 201


(12)

Lampiran D

D.1-D.4 Sebaran Hasil Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 202 D.5-D.6 Rekapitulasi Pretest, Posttest dan <g> Penguasaan Konsep

kelas eksperimen dan Kelas Kontrol ... 206 D.7-D.8 Sebaran Hasil Pretest dan Posttest KPS kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 208 D.9-D.10 Rekapitulasi Pretest, Posttest dan <g> KPS kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol ... 210 D.11-D14 Sebaran Hasil Pretest dan Posttest KPS Setiap Jenis Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 212 D.15-D26 Hasil Pretest, Posttest dan <g> KPS Setiap Jenis Kelas

Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 216

Lampiran E

E.1 Uji Normalitas, Homogenitas dan Uji Independent Sampel Test

Penguasaan Listrik Dinamis ... 228 E.2 Uji Normalitas, Homogenitas dan Uji Independent Sampel Test

Keterampilan Proses Sains ... 234 E.3 Rekapitulasi keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan

Portofolio oleh Guru... 239 E.4 Rekapitulasi keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio oleh Guru Pertemuan IV... 239 E.5 Rekapitulasi keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio oleh Siswa... 241 E.6 Rekapitulasi keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio oleh Siswa Pertemuan IV... 242 E.7 Rekapitulasi keterlaksanaan Pembelajaran Langsung dengan

Praktikum oleh Guru... 241 E.8 Rekapitulasi keterlaksanaan Pembelajaran Langsung dengan

Praktikum oleh Siswa... 244 E.9 Rekapitulasi Angket Tanggapan Guru terhadap Model

Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio... 244 E.10 Rekapitulasi Angket Tanggapan Siswa terhadap Model

Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio... 246

Lampiran F

F.1 Surat Izin Penelitian dari UPI ... 247 F.2 Surat Keterangan Melakukan penelitan dari SMA Negeri 7

Kota Tangerang Selatan ... 248 F.3 Foto-foto Kegiatan Penelitian ... 249


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Pembelajaran IPA hendaknya dilakukan sebagai produk dan proses sains. Hal ini sesuai dengan Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara memahami alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebatas penguasaan kumpulan pengetahuan (produk ilmu) yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi lebih sebagai proses penemuan. Pendidikan/pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan lingkungannya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dengan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA hendaknya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan pada inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih bermakna tentang alam sekitar.

Fisika oleh Piaget dikelompokkan sebagai pengetahuan fisis. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian seperti bentuk, besar, kekasaran, berat serta bagaimana objek-objek itu berinteraksi satu dengan yang lain (Suparno, 2007:12). Karena itu mempelajari fisika dan membentuk pengetahuan tentang fisika diperlukan kontak langsung dengan hal yang ingin diketahui. Tidak ada alasan bagi guru untuk tidak membelajarkan fisika sebagai produk dan proses sains, yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati, mengukur, mengumpulkan dan menganalisis data serta menyimpulkan. Dengan keaktifan kognitif yang sungguh-sungguh, diharapkan siswa berhasil dalam proses belajarnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, sejauh ini siswa masih menganggap bahwa fisika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Metode pembelajaran yang digunakan tidak memberikan kesempatan siswa untuk


(14)

2

belajar aktif dan kreatif. Materi yang disampaikan atau dijelaskan guru sama persis dengan di buku, sehingga pengetahuan siswa hanya dangkal dan hanya sebatas yang ada di buku saja. Fisika diajarkan hanya sebagai produk sains bukan sebagai perpaduan proses dan produk sains. Siswa menjadi bosan dan frustasi karena pembelajaran tidak bervariasi. Merasa tidak perlu untuk belajar fisika, karena tidak mampu menghubungkan apa yang sedang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan tersebut digunakan. Pengetahuan siswa hanya bersifat hafalan sehingga mudah lupa dan tidak bermakna. Siswa tidak mempunyai pengalaman mengkonstruk pengetahuannya secara mandiri dan keterampilan proses sains siswa kurang atau tidak terasah secara maksimal.

Tuntutan masyarakat yang masih hanya melihat nilai ujian nasional sebagai tolok ukur keberhasilan pembelajaran tanpa melihat bagaimana proses perolehan pengetahuan dicapai, membuat guru lebih suka menekankan pembelajarannya pada penyelesaian soal-soal latihan saja. Pada akhirnya siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang penuh dengan rumus-rumus dan angka-angka yang memusingkan. Selain itu kesempatan siswa belajar mengembangkan kecakapan berpikir, kecakapan interpersonal dan kecakapan beradaptasi yang diperlukan dalam kehidupan dewasa nanti menjadi terabaikan.

Materi fisika yang cukup banyak membuat guru merasa kekurangan waktu dalam membelajarkan fisika. Guru merasa bahwa semua materi yang ada di buku harus disampaikan di dalam kelas. sehingga kesempatan siswa untuk berlatih belajar mandiri dan bertanggungjawab menjadi hilang. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar dan siswa harus dimotivasi bahwa belajar tidak hanya di dalam kelas saja. Mereka juga bisa belajar di luar kelas dengan memanfaatkan teknologi misalnya internet untuk belajar atau bertanya langsung kepada ahlinya.

Salah satu model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar memahami konsep dengan mengkonstruknya secara mandiri serta melakukannya adalah model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio. Pada pembelajaran ini siswa disiapkan secara kolaborasi. Setiap kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang, bekerja di dalam tim secara otonom sehingga mereka menemukan keterampilan merencanakan, mengorganisasi, serta bagaimana


(15)

3

informasi akan dikumpulkan dan disajikan. Tugas-tugas yang merupakan pengalaman belajar siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan didokumentasikan dalam bentuk Portofolio. Dalam hal ini portofolio bukan digunakan sebagai penilaian tetapi digunakan untuk memantau pengalaman-pengalaman belajar yang berupa tugas-tugas agar dikerjakan oleh siswa dan memonitor kemajuan belajar siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Berenson & Carter (Cartono, 2007:142) bahwa portofolio berguna untuk mendokumentasikan kemajuan siswa dalam kurun waktu tertentu, mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki, membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar, serta mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar

Pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio diharapkan dapat mengatasi kekurangan waktu, karena siswa secara individu maupun berkelompok dapat belajar mandiri. Tugas proyek yang diberikan oleh guru memungkinkan siswa untuk tidak hanya belajar di dalam kelas tetap juga di luar kelas. Petunjuk tugas proyek yang jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, membuat siswa tahu apa yang harus dikerjakan dan tahu bagaimana mengerjakannya. Dengan demikian maka keterbatasan waktu belajar di dalam kelas dapat teratasi.

Alasan pemilihan topik listrik dinamis pada penelitian ini adalah pertama listrik dinamis merupakan salah satu topik pembelajaran yang dianggap susah oleh siswa. Materinya bersifatnya abstrak, tidak dapat dilihat secara langsung tetapi manfaatnya dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua karena bermanfaat dan dekat dengan kehidupan sehari-hari memungkinkan dilakukan penugasan proyek yang kontekstual. Ketiga melihat tiga kompetensi dasar pada topik listrik dinamis yaitu pertama, merangkai alat ukur listrik, menggunakannya secara baik dan benar dalam rangkaian listrik, kedua memformulasikan besaran-besaran listrik ke dalam bentuk persamaan, dan ketiga mengidentifikasi penerapan listrik DC dalam kehidupan sehari-hari maka unsur-unsur keterampilan proses sains seperti mengamati, menerapkan konsep, menafsirkan, mengkomunikasikan, meramalkan dan merencanakan penelitian dapat dilatihkan.


(16)

4

Beberapa hasil penelitian melaporkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan pemahaman konsep, kemampuan berpikir kritis dan logis seperti yang dikemukakan oleh Boon Leong Lan (2011) bahwa

...The projects are highly effective in helping students develop some of the generic attributes of an engineering graduate. The projects also helped students develop creative and innovative problem-solving skills, develop critical and logical thinking skils, develop leadership skill, manage time and understand concepts.

Penelitian di atas didukung oleh penelitian Renata (2008) yang menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan meningkatkan pemahaman sains. Selain itu pembelajaran berbasis proyek juga dapat meningkatkan keterampilan proses sains seperti penelitian Yalcin (2009) yang menyatakan bahwa “The effect of project based learning on the first year science undergraduates’ is attitudes towards physics, achievement, and development of scientific process skills”.

Berdasarkan uraian di atas, maka studi yang berfokus pada pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa yang pada akhirnya memperbaiki hasil belajar menjadi penting untuk dilaksanakan. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian berjudul

“Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio untuk Meningkatkan Penguasaan konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA pada Topik Listrik Dinamis”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah “Apakah pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio lebih meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa SMA dibandingkan dengan pembelajaran langsung dengan praktikum pada topik listrik dinamis.”

Untuk memfokuskan masalah tersebut, maka dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, yaitu :

1. Bagaimana perbandingan peningkatan penguasaan konsep antara siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio dan siswa yang


(17)

5

mendapatkan pembelajaran langsung dengan praktikum pada topik listrik dinamis?

2. Bagaimana perbandingan peningkatan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio dan siswa yang mendapatkan pembelajaran langsung dengan praktikum pada topik listrik dinamis?

3. Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio pada topik listrik dinamis?

1.3. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1.3.1. Asumsi

Beberapa asumsi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tugas proyek dalam pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio dirancang kontekstual sehingga dapat memberi pengalaman nyata dan dapat meningkatkan penguasan konsep serta keterampilan proses sains siswa. 2. Siswa berperan aktif secara individu maupun kelompok dalam proses

pembelajaran, dari mulai tahap penggalian informasi, perancangan dan pengerjaan proyek, sampai tahap presentasi dan refleksi. Semua hasil proses pembelajaran didokumentasikan secara rapi dan teratur.

3. Guru menguasai pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio dan dapat menerapkannya dalam pembelajaran di kelas.

1.3.2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka dibuat hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Peningkatan penguasaan konsep listrik dinamis pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran langsung dengan praktikum


(18)

6

2. Peningkatan keterampilan proses sains pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan proses sains pada siswa yang mendapatkan model pembelajaran langsung dengan praktikum pada topik listrik dinamis.

( HB :

μ

Bε >

μ

Bk)

Keterangan:

μ

: Rata-rata peningkatan penguasaan konsep menggunakan pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio

μ

Ak : Rata-rata peningkatan penguasaan konsep menggunakan

pembelajaran langsung dengan praktikum

μ

: Rata-rata peningkatan keterampilan proses sains menggunakan

pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio

μ

Bk : Rata-rata peningkatan keterampilan proses sains menggunakan

pembelajaran langsung dengan praktikum

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio terhadap peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa pada topik listrik dinamis. Tujuan khusus penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Menganalisis perbedaan peningkatan penguasaan konsep siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio dan yang mengikuti pembelajaran langsung dengan praktikum.

2. Menganalisis perbedaan peningkatan keterampilan proses sains siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio dan yang mengikuti pembelajaran langsung dengan praktikum.

3. Mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio.


(19)

7

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah, hasil penelitian dapat menjadi bukti empiris tentang model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio pada topik listrik dinamis dalam meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains, yang dapat digunakan oleh pihak lain yang berkepentingan dengan hasil studi ini

1.6. Definisi Operasional

Agar diperoleh gambaran yang jelas dan menghindari salah pemaknaan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka secara operasional didefinisikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio adalah pembelajaran kontekstual yang memungkinkan siswa mengkonstruk pengetahuannya secara otonom dalam kelompoknya melalui tugas-tugas yang bermakna dengan mengintegrasikan konsep-konsep dari sejumlah komponen pengetahuan, berjangka waktu dan menghasilkan karya siswa yang bernilai dan realistik. Tugas-tugas yang merupakan pengalaman belajar siswa didokumentasikan secara rapi dan teratur dalam bentuk portofolio. Adapun dokumentasi tersebut berupa rangkuman/catatan materi listrik dinamis, jawaban pekerjaan rumah (PR), laporan praktikum, gambar denah rumah dan instalasi listriknya, slide presentasi dan hasil karya berupa maket rumah dan instalasi listriknya Portofolio digunakan untuk memastikan bahwa semua siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dan memberikan umpan balik, sehingga portofolio bukan dijadikan penilaian. Model pembelajaran ini terdiri dari enam tahapan yaitu penyajian tugas proyek, pengorganisasian siswa untuk belajar, penanaman konsep melalui kegiatan praktikum/diskusi, kegiatan proyek, kegiatan portofolio dan penguatan atau tindak lanjut belajar. Keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek diamati oleh observer menggunakan lembar observasi.


(20)

8

2. Penguasaan Konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep secara ilmiah, baik konsep-konsep, teori dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Indikator penguasaan konsep pada penelitian ini didasarkan pada tingkatan domain kognitif Bloom yang direvisi dan dibatasi pada tingkatan domain pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3) dan analisis (C4).

Penguasaan konsep diukur dengan menggunakan tes penguasaan konsep dalam bentuk pilihan ganda

3. Keterampilan Proses Sains adalah keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori sains baik berupa keterampilan intelektual, keterampilan fisik (manual) maupun keterampilan sosial. Keterampilan proses sains yang dikembangkan pada penelitian ini adalah mengamati, menerapkan konsep, menafsirkan, mengkomunikasikan, meramalkan dan merencanakan penelitian. Dalam penelitian ini keterampilan proses sains siswa diukur sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan tes keterampilan proses sains berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda beralasan yang mencakup indikator-indikator keterampilan proses sains.

4. Pokok bahasan listrik dinamis secara khusus membahas arus listrik, hambatan listrik, hukum Ohm, energi dan daya dalam rangkaian listrik, hukum Kirchoff, dan alat-alat ukur listrik. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi diajarkan pada kelas X dan berada dalam standart kompetensi ke-5 yaitu menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi (BSNP, 2006).

5. Model pembelajaran langsung dengan praktikum sebagai kontrol dalam penelitian ini didefinisikan sebagai model pembelajaran dimana siswa mengalami langsung kegiatan pembelajaran. Adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah guru menjelaskan konsep pada awal pembelajaran kemudian siswa diberi lembar kerja yang telah dilengkapi dengan langkah-langkah percobaan yang harus dilakukan untuk membuktikan konsep yang telah dijelaskan. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan latihan soal-soal.


(21)

9

6. Tanggapan terhadap suatu kegiatan adalah pendapat atau pandangan terhadap suatu kegiatan sesuai dengan apa yang diterima oleh pancaindra (Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1996). Dalam penelitian ini tanggapan guru dan siswa diukur setelah pembelajaran dengan menggunakan angket.


(22)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk desain kelompok acak pretest dan posttest dengan kelompok kontrol (A Randomized Pretest-Posttest Control Group Design). Mula-mula dipilih secara acak kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kemudian dilakukan pretest terhadap kedua kelompok. Setelah itu kedua kelompok diberi perlakuan yang berbeda, dan diakhiri dengan pemberian posttest. Perangkat tes pada Pretest dan posttest sama. Secara sederhana desain penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:.

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O X1 O

Kontrol O X2 O

Gambar 3.1. Bagan desain penelitian

Keterangan:

O : Pretest dan Posttest

X1 : Model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio

X2 : Model pembelajaran langsung dengan praktikum

3.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X pada salah satu SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan provinsi Banten. Sampel penelitian diambil dua kelas dari delapan kelas yang ada. Pemilihan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan secara random dengan cara mengundi. Penelitian ini melibatkan 72


(23)

39

siswa, terdiri dari 36 siswa kelas eksperimen dan 36 siswa pada kelas kontrol. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

Pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut:

1. SMA ini berdiri pada tahun 2005, walaupun relatif baru tetapi sudah mempunyai akreditasi A. Selain itu sekitar 30% dari lulusannya setiap tahun diterima di berbagai perguruan tinggi negeri baik melalui jalur undangan maupun seleksi.

2. Sebagian besar guru-gurunya relatif muda, sekitar 73% berusia kurang dari 40 tahun sehingga masih bersemangat untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang baru dan dapat dijadikan rekan dalam penelitian.

3. Peralatan praktikum listrik yang dimiliki SMA ini cukup memadai, untuk melakukan kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio dan model pembelajaran langsung dengan praktikum. Sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa dalam konsep listrik dinamis.

3.4. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

1. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah a. Studi pendahuluan dan literatur,

Studi pendahuluan dilakukan dengan cara mengamati pembelajaran fisika pada salah satu SMA Negeri di Kota Tangerang Selatan secara tidak langsung. Selanjutnya mewawancarai guru fisika kelas X pada sekolah tersebut mengenai pembelajaran materi listrik dinamis. Studi


(24)

40

berkaitan dengan pembelajaran berbasis proyek, portofolio dan keterampilan proses sains, .

b. Penyusunan perangkat pembelajaran model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio

c. Membuat instrumen penelitian kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing dan judgement oleh pakar untuk mengetahui validitas isi. Setelah itu dilakukan uji coba untuk menentukan instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

d. Memberikan pelatihan kepada guru yang akan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio pada kelas eksperimen.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah

a. Pelaksanaan tes awal (pretest) bagi kedua kelas untuk mengetahui pengetahuan awal tentang materi listrik dinamis dan keterampilan proses sains siswa

b. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh seorang guru, dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio pada kelas eksperimen dan model pembelajaran langsung dengan praktikum pada kelas kontrol.

c. Pelaksanaan observasi untuk mengamati keterlaksanaan penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio pada kelas eksperimen.

d. Pelaksanaan tes akhir (posttest) bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan sains siswa.

3. Tahap Akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir adalah: a. Mengolah data hasil penelitian


(25)

41

Prosedur penelitian ini dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai tahap akhir digambarkan seperti alur penelitian pada gambar 3.2 sebagai berikut:

Perumusan masalah dan pertanyaan penelitian

Analisis Kurikulum/ GBPP

Analisis berbagai referensi yang relevan

Rancangan Model Pembelajaran berbasis Proyek dengan Portofolio

Penyusunan dan Pengembangan Instrumen (Tes, Angket, dan Pedoman Observasi)

Pretest

Posttest Analisis Data

Kesimpulan

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pembelajaran langsung dengan praktikum & observasi keterlaksanaan

pembelajaran

Pembelajaran Berbasis Proyek dengan portofolio &

observasi keterlaksanaan pembelajaran

Angket

Studi pendahuluan

Gambar 3.2. Alur Penelitian Pembelajaran Berbasis Proyek dengan Portofolio


(26)

42

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada empat (4) jenis yaitu tes penguasaan konsep listrik dinamis, tes keterampilan proses sains, angket tanggapan guru dan siswa serta lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. 1. Tes penguasaan konsep Listrik Dinamis, berupa tes objektif dalam bentuk

piihan ganda dengan 5 pilihan jawaban. Skor siswa jika menjawab benar adalah satu (1), jika salah nol (0).

2. Tes keterampilan proses sains, berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda beralasan dengan 5 pilihan jawaban. Adapun skor jika siswa menjawab benar dan menuliskan alasan dengan benar adalah tiga (3). Jika jawaban benar tetapi tidak memberi alasan atau alasan salah skornya satu (1). Jika jawaban salah, alasan benar, skornya satu (1). Jika jawaban dan alasan salah skornya nol (0).

3. Angket tanggapan guru dan siswa, berupa pertanyaan-pertanyaan seputar model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio, peranannya dalam peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains, kelebihan dan kekurangannya. Angket tanggapan guru berjumlah 15 butir dan untuk siswa 20 butir, menggunakan skala likert. Guru dan siswa diminta untuk menjawab pertanyaan/pernyataan dengan jawaban sangat setuju (SS), Setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk pertanyan/pernyataan positif maka nilai SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS = 1 dan sebaliknya jika negatif SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4. Perhitungan persentase angket tanggapan guru dan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio dengan menggunakan persamaan berikut:

% Tanggapan Responden = ∑

(3.1)

Untuk mengetahui kategori angket model pembelajaran fisika berbasis proyek oleh guru dan siswa, dapat diinterpretasikan pada Tabel 3.1.


(27)

43

Tabel 3.1. Kategori Skor Respon

Skor Kategori

x ≥ 3 Baik

2 ≤ x < 3 Sedang 1 ≤ x < 2 Kurang

Pemberian angket kepada guru maupun pada siswa dilakukan setelah proses pembahasan materi listrik dinamis selesai.

4. Lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan proses pembelajaran pada kelas eksperimen. Lembar obeservasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. Instrumen keterlaksanaan model pembelajaran ini berbentuk check list yang memuat kolom ya dan tidak, sehingga observer hanya memberikan tanda cek () pada kolom yang sesuai dengan aktivitas guru atau siswa yang diobservasi. Tanda cek pada kolom ya bernilai satu (1) dan tidak bernilai nol (0). Selanjutnya data dari lembar keterlaksanaan model pembelajaran oleh guru dan siswa dianalisis dengan cara menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan persamaan berikut:

% Keterlaksanaan Model =

x 100% (3.2) Untuk mengetahui kategori keterlaksanaan model pembelajaran fisika berbasis proyek dengan portofolio yang dilakukan oleh guru, dapat diinterpretasikan pada Tabel berikut:

Tabel 3.2. Kriteria Keterlaksanaan Model Pembelajaran

KMP (%) Kriteria

KMP = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana

0 < KMP ≤ 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana 25 < KMP < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana

KMP = 50 Setengah kegiatan terlaksana

50 < KMP ≤ 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana 75 < KMP < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana

KMP = 100 Seluruh kegiatan terlaksana

Keterangan:


(28)

44

3.6. Analisis Tes

Untuk keperluan pengumpulan data dibutuhkan suatu tes yang baik. Tes yang baik adalah tes yang memenuhi kriteria validitas tinggi, reliabilitas tinggi, daya pembeda yang baik, dan tingkat kesukaran yang layak. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan tersebut, maka sebelum dipergunakan perlu diujicobakan untuk mendapatkan gambaran validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diujicobakan berjumlah 28 butir untuk penguasaan konsep listrik dinamis dan 11 butir untuk keterampilan proses sains. Pengolahan data analisis tes menggunakan software microsoft excel 2007, dan hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran C.2 – C.6.

3.6.1. Validitas tes

Anderson (Arikunto, S 2011:64) menyatakan “A test is valid if it measures what it purpose to measure”.Jika diartikan sebuah tes dikatakan valid atau sahih apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran hasil tes dengan kriteria. Jadi validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu tes (Arikunto, S, 2011). Sedangkan validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan setiap butir soal terhadap seluruh soal yang diberikan. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap seluruh soal yang ada. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk kesejajaran atau korelasi dengan tes secara keseluruhan, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal dapat digunakan rumus korelasi. Salah satu persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar seperti berikut; (Arikunto, S, 2011:72).

2 2



2 2

) ( ) ( ) )( ( Y Y N X X N Y X XY N rxy          


(29)

45

keterangan:

rxy= Koefisien korelasi antara dua variabel yaitu X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan

X = Skor butir soal Y = Skor total N = Jumlah siswa

Interpretasi untuk besarnya koefesien korelasi adalah sebagai berikut; Tabel 3.3. Kategori Validitas Butir Soal

Batasan

Kategori 0,80< rxy≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60< rxy≤ 0,80 Tinggi

0,40< rxy≤ 0,60 Cukup

0,20< rxy≤ 0,40 rendah

xy

r ≤ 0,20 sangat rendah

Selanjutnya nilai rxy dapat diinterpretasikan dengan dua cara yaitu hanya

dengan melihat nilai rxy saja atau dikonsultasikan dalam tabel harga kritik r

product moment, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto, S (2011:75) sebagai berikut:

penafsiran harga koefisien korelasi ada dua cara, yaitu

1. Dengan melihat harga r dan diinterpretasikan misalnya korelasi tinggi, cukup dan sebagainya

2. Dengan berkonsultasi ke harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan, begitu sebaliknya.

. Dengan menggunakan rumus (3.3) dan dikonsultasikan dengan r tabel pada

taraf signifikansi α 5% (r tabel = 0,349), maka harga rxy dapat dihitung dan hasilnya dirangkum pada Tabel 3.3 sebagai berikut:


(30)

46

Tabel 3.4. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Penguasaan Konsep Listrik Dinamis

No

Soal r xy Kriteria Keterangan No

Soal r xy Kriteria Keterangan

1 0,464 cukup valid 15 0,688 tinggi valid

2 0,327 rendah tidak valid 16 0,444 cukup valid 3 0,210 rendah tidak valid 17 0,650 tinggi valid

4 0,404 cukup valid 18 0,439 cukup valid

5 0,448 cukup valid 19 0,437 cukup valid

6 0,342 rendah tidak valid 20 0,432 cukup valid

7 0,427 cukup valid 21 0,486 cukup valid

8 0,418 cukup valid 22 0,561 cukup valid

9 0,435 cukup valid 23 -0,337 sangat

rendah

tidak valid

10 0,025 sangat rendah

tidak valid 24 0,189 sangat rendah

tidak valid

11 0,761 tinggi valid 25 0,452 cukup valid

12 0,795 tinggi valid 26 0,433 cukup valid

13 -0,222 sangat rendah

tidak valid 27 0,467 cukup valid

14 0,464 cukup valid 28 0,459 cukup valid

Sedangkan untuk soal keterampilan proses sains berdasarkan rumus 3.3 dan dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi α 5% (r tabel = 0,349), maka


(31)

47

Tabel 3.5. Hasil Analisis Validitas Butir Soal Keterampilan Proses Sains No

Soal r xy Kriteria Keterangan No

Soal r xy Kriteria Keterangan

29 0,454 cukup valid 35 0,448 cukup valid

30 0,198 sangat rendah

tidak valid 36 0,435 cukup valid

31 0,405 cukup valid 37 0,532 cukup valid

32 0,487 cukup valid 38 0,631 tinggi valid

33 0,410 cukup valid 39 0,418 cukup valid

34 0,532 cukup valid

3.6.2 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut Indeks diskriminasi atau daya pembeda (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi atau Daya Pembeda adalah sebagai berikut; (Arikunto, S, 2011)

A B

B B A

A P P

J B J B

D    (3.5)

keterangan:

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA= Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

BB= Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

PA= proporsi kelompok atas yang menjawab benar


(32)

48

Kategori daya pembeda adalah sebagai berikut; (Arikunto, S, 2011) Tabel 3.6. Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

D ≤ 0,20 Jelek

0,20 < D ≤ 0,40 Cukup

0,40 < D ≤ 0,70 Baik

0,70 < D ≤ 1,00 baik sekali

Dengan menggunakan rumus (3.2) dapat dihitung daya pembeda setiap butir soal dan hasilnya dirangkum pada tabel berikut:

Tabel 3.7. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Penguasaan Konsep ListrikDinamis Nomor

Soal D Keterangan

Nomor

Soal D Keterangan

1 0,44 baik 15 0,56 baik

2 0,25 cukup 16 0,38 cukup

3 0,06 jelek 17 0,69 baik

4 0,25 cukup 18 0,38 cukup

5 0,31 cukup 19 0,44 baik

6 0,25 cukup 20 0,50 baik

7 0,31 cukup 21 0,44 baik

8 0,31 cukup 22 0,38 cukup

9 0,44 baik 23 -0,31 jelek

10 0,00 jelek 24 0,06 jelek

11 0,75 baik sekali 25 0,38 cukup

12 0,81 baik sekali 26 0,31 cukup

13 -0,06 jelek 27 0,38 cukup


(33)

49

Sedangkan untuk soal keterampilan proses sains dengan menggunakan rumus (3.2) dapat dihitung daya pembeda setiap butir soal dan hasilnya dirangkum pada tabel berikut:

Tabel 3.8. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Keterampilan Proses Sains Nomor

Soal D Keterangan

Nomor

Soal D Keterangan

29 0,38 cukup 35 0,38 cukup

30 0,19 jelek 36 0,38 cukup

31 0,38 cukup 37 0,44 baik

32 0,31 cukup 38 0,44 baik

33 0,25 cukup 39 0,31 cukup

34 0,38 cukup

3.6.3 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sedangkan indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut; (Arikunto, S, 2011)

N B P keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul N = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi untuk indeks kesukaran menurut Arikunto, S (2011) adalah sebagai berikut;


(34)

50

Tabel 3.9. Kategori tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

P < 0,30 soal sukar

0,30 ≤ P < 0,70 soal sedang 0,70 ≤ P < 1,00 soal mudah

3.6.4 Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kestabilan skor yang diperoleh ketika dilakukan ujian ulang dengan menggunakan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap setiap kali digunakan. Tinggi rendahnya reliabilitas suatu tes dapat dinyatakan oleh koefisien reliabilitas. Salah satu persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung koefisien korelasi adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar, seperti pada persamaan (3.1).

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan hanya satu set tes dan dicobakan satu kali, maka digunakan metode belah dua (split-half method) untuk mengetahui reliabilitas separuh tes. Ada dua cara membelah butir soal seperti yang dikemukakan Arikunto, S (2011:93), yaitu:

1. Membelah atas item-item genap dan item ganjil yang selanjutnya disebut belahan ganjil genap

2. Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu separo jumlah pada nomor-nomor awal dan separuh pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-akhir.

Perhitungan reliabilitas keseluruhan tes digunakan rumus Spearman Brown, sebagai berikut:

      2 1 2 1 2 1 2 1 11 1 2 r r r (3.4)


(35)

51

Keterangan: 11

r = koefesien reliabilitas yang telah disesuaikan 2

1 2 1

r = koefesien korelasi antara soal awal dan akhir

Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes menurut Arikunto, S (2011) adalah sebagai berikut;

Tabel 3.10. Kategori Reliabilitas Butir soal

Batasan Kategori

0,80< r11≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik) 0,60<r 11 ≤ 0,80 tinggi (baik)

0,40< r11≤ 0,60 cukup(sedang) 0,20< r11≤ 0,40 rendah (kurang)

11

r ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)

Setelah soal yang tidak memenuhi kriteria valid dan daya pembedanya rendah dibuang, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas pada instrumen tes dengan menggunakan belahan awal-akhir. Hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan rumus product moment dan rumus Spearman Brown didapatkan bahwa koefisien reliabilitas tes penguasaan konsep listrik dinamis adalah 0,70 (kategori baik/tinggi) sedangkan reliabilitas tes keterampilan proses sains adalah 0,63 (kategori baik/tinggi). Perhitungan reliabilitas tes penguasaan konsep listrik

dinamis dan tes keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.4 dan C.7

3.7. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan penguasaan konsep listrik dinamis dan keterampilan proses sains ditinjau dari perbandingan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi (average normalized gain = <g>). Perhitungan nilai gain yang dinormalisasi menggunakan persamaan berikut:


(36)

52

<g> =

(3.5)

Keterangan:

post

S = Skor tes akhir

pre

S = Skor tes awal

maks

S = Skor maksimum

Kriteria <g> menurut Hake (1999) adalah sebagai berikut;

Tabel 3.11. Kategori Tingkat Gain yang Dinormalisasi

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 sedang

g< 0,3 rendah

Pengolahan data dengan menggunakan uji statistik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Uji normalitas rata-rata gain yang dinormalisasi kelas eksperimen dan kontrol.

Prosedur statistika inferential mensyaratkan asumsi normalitas dalam analisa data untuk menguji suatu hipotesis. Asumsi normalitas dalam penelitian ini dieksplorasi menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov melalui SPSS

16 dengan α = 0,05. Hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: H0 : : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal

H1 : : data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal


(37)

53

Pada pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan nilai Signifikansi (sig.). Jika nilai Signifikansi < α maka H0 ditolak dan jika nilai Signifikansi α maka H0 diterima.

2. Uji Homogenitas rata-rata gain yang dinormalisasi kelas eksperimen dan kontrol.

Setelah dilakukan uji normalitas dan didapati bahwa data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas variansi (variance) dengan Uji Levene menggunakan SPSS 16. Uji hipotesis Levene digunakan untuk mengetahui apakah variansi kedua kelompok data sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi. Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:

H0 : σE2= σK2: skor kedua kelompok memiliki variansi yang homogen H1 :σE2≠σK2 : skor kedua kelompok memiliki variansi yang tidak homogen

Dengan H0 adalah hipotesis yang menyatakan skor kedua kelompok memiliki variansi yang sama dan H1 adalah hipotesis yang menyatakan skor kedua kelompok memiliki variansi tidak sama. Jika nilai Signifikansi < α maka H0 ditolak sedangkan jika nilai Signifikansi > α maka H0 diterima.

3. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk membandingkan antara dua keadaan nilai rata-rata, yaitu keadaan nilai rata-rata pretest siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol, keadaan nilai rata-rata posttest siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol, dan uji kesamaan rata-rata gain yang dinormalisasi. Jika data berdistribusi normal maka uji kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan SPSS 16 yaitu uji-t dua sampel independen (Independent-Sample t Test). Rumusan hipotesis statistik yang


(38)

54

H01 : µE = µK : rerata peningkatan penguasaan konsep kelas ekperimen sama dengan kelas kontrol

HA1:

µE >

µ

K : rerata peningkatan penguasaan konsep kelas ekperimen lebih besar dari kelas kontrol

H0B:

µ

E =

µ

K : rerata peningkatan keterampilan proses sains kelas ekperimen sama dengan kelas kontrol

HAB:

µ

E =

µ

K : rerata peningkatan keterampilan proses sains kelas ekperimen lebih besar dari kelas kontrol

Kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan nilai Signifikansi (Sig.) Jika nilai Signifikansi < α maka H0 ditolak dan jika nilai Signifikansi  α maka H0 diterima. Pada program SPSS 16 nilai Signifikansi merupakan peluang (probability value, sering disingkat P-value), maksudnya adalah jika hipotesis nol (H0) benar maka nilai Signifikansi merupakan besarnya peluang untuk mengatakan bahwa H0 salah. Pada kurva normal, jika nilai Signifikansi yang didapatkan dari hasil uji t sama dengan atau lebih kecil dari

α=0,05 maka nilai ini jatuh pada daerah penolakan H0, sebaliknya jika nilai Signifikansi lebih besar dari α=0,05 maka nilai ini jatuh pada daerah penerimaan H0.


(39)

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut::

1. Peningkatan penguasaan konsep listrik dinamis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung dengan praktikum.

2. Peningkatan keterampilan proses sains siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung dengan praktikum. Peningkatan <g> masing-masing jenis keterampilan proses sains mengalami peningkatan pada kategori sedang, dari yang tertinggi sampai terendah berturut-turut sebagai berikut: keterampilan mengamati, keterampilan menerapkan konsep, keterampilan menafsirkan, keterampilan merencanakan penelitian, keterampilan mengkomunikasikan dan keterampilan meramalkan.

3. Guru memberikan tanggapan sangat baik terhadap penerapan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio. Menurut guru, penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio lebih efektif mencapai tujuan pembelajaran serta memerlukan persiapan dan kemampuan pengelolaan kelas yang baik.

4. Siswa memberikan tanggapan baik terhadap penerapan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio. Menurut siswa, penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio memudahkan dalam belajar fisika, tugas-tugasnya dapat memotivasi belajar fisika, melatih keterampilan proses sains dan melatih bekerja sama dalam tim.


(40)

84

5.2 Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio mengembangkan aspek-aspek kognitif mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3),

menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6), karena itu sebaiknya

instrumen penelitian yang digunakan mencakup enam aspek tersebut, sehingga apa yang diukur sesuai dengan yang dilatihkan kepada siswa. 2. Perlu dilakukan pengaturan dan analisis yang lebih cermat terhadap

tugas-tugas dan pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dengan mempertimbangkan waktu.

3. Keterampilan proses sains meramalkan dan memprediksi perlu dilatihkan secara langsung. Selain itu perlu dikembangkan instrumen keterampilan proses sains yang dapat menggambarkan kemampuan siswa.

4. Supaya guru model mempunyai pengalaman, diperlukan simulasi dengan topik dan kelas yang berbeda pada pra penelitian supaya guru mempunyai pengalaman secara langsung dalam pengelolaan kelas dan pengaturan waktu dalam menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio.


(41)

85

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq (2009), “Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning” Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Anderson, Lorin W & Krathwohl, David R (2010), “Pembelajaran, Pengajaran,

dan Asesmen” Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S (2006), “Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: Rineka Cipta

BSNP (2006), “Panduan Penyusunan KTSP”.Jakarta: Depdiknas.

Budimansyah, Dasim (2002), “Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio”. Bandung: Genesindo

Cartono, et al (2007), “Assesmen dalam Pembelajaran Sains”. Bandung: Program Doktor Pendidikan IPA, SPs Universitas Pendidikan Indonesia (Tidak diterbitkan)

Dahar, Ratna Wilis (2006), “Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran”. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas (2004), “Silabus Kurikulum 2004”. Dirjen Dikdasmen

Drayden, C & Vos, J (2001), “The Learning Revolution”. Bandung: Kaifa

Hajda, Joey & Hajda, Lisa B (1994). “ Light up Students’ imagination while teaching the basics of home wiring”. Science Scope Nov/Dec 1994

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 (12 April 2012)

Halliday, David, et al (2010) “Dasar-Dasar Fisika jilid dua” (terjemahan), Jakarta: Binarupa Aksara Publisher

Indrawati (1999). “Keterampilan Proses Sains, Tinjauan kritis dari Teori ke

Praktis”. Bandung: Dikdasmen

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996). Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Jakarta: Balai Pustaka.

Khamdi, Waras (2007). “Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran”, tersedia http://resibaratwaja.blogspot.


(42)

86

com/2010/05/pembelajaran-berbasis-proyek-project. html, [27 Desember 2011]

Lan, Boon leong (2011), “Design Projects in first-Year Physics”. Latin American Journal Physics Education, Vol 5 no 3 September 2011

Muslich, Masnur (2011). ”Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan

Kompetensi”. Bandung: Refika Aditama

Ratumanan, Tanwey Gerson & Laurens Theresia (2003), ”Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompotensi”. Surabaya: YP3IT kerjasama dengan Unesa

Renata, H. (2008). “Effective Teaching Methods Project-based Learning in Physics”. US-China Education Review: USA. [Online]. Tersedia http://www.keepandshare.com/.../pbl-physics-pdf-februari-5-2011 [ 12 Desember 2011]

Rezba, J. Richard, et al (2002), “Learning and Assessing Science Process Skills”.Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company

Rustaman, N dan Rustaman, A. (1997), “Pokok-Pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994”. Jakarta: Pusbuk Depdikbud.

Rustaman, Nuryani, et al (2003), “Strategi belajar Mengajar Biologi”. Bandung: Universitas Pendidikan Bandung.

Sanjaya, Wina (2011), “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Pendidikan”. Jakarta: Kencana Prenada Media

Serway, Raymond A & Jewwet,t John W Jr (2010) “Fisika untuk Sains dan Teknik, (terjemahan) Jakarta: Salemba Teknika

Stienberg (1997), “The Six A's of Designing Projects”. Tersedia http://www.gsn.org/web/pbl/sixa.htm [20 Desember 2011].

Stiggins, Richard J (1994), “Student-Centered Classroom Assessment”, New York: Merrill, an imprint of Macmillan College Publishing Company. Sudjana (2002). “Metode Statistika”. Bandung: Tarsito.

Suharsimi, Arikunto (2011). “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi)”. Jakarta: Bumi Aksara


(43)

87

Sugeng (2010), Pembelajaran Konstruksivisme melalui Pembelajaran Berbasis Proyek, tersedia http://jurnalfortuna.com/berita-3-pembelajaran- kontruksivisme-melalui-pembelajaran-berbasis-proyek.html, [1 Januari 2012]

Semiawan, Conny, et al (1992). “Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar”. Jakarta: PT. Grasindo

Suparno, Paul (2007), Metodologi Pembelajaran Fisika, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Ari (2011), “Belajar & Pembelajaran”. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Thomas, J. W. (2000). A review of Research on PBL. Vol/2,). [Online]. Tersedia http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Research.pdf (2 April 2012)

Wena, Made (2011). “Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer”. Jakarta: Bumi Aksara

Yalcin. A. et al. (2009). The Effect of Project Based Learning on Science Undergraduates’ Learning of Electricity, Attitude towards Physics and Scientific Process Skills. International Online Journal of Educational Sciences, 1 (1), 81-105. Tersedia: www.iojes.net//userfiles/article/IOJES- 134.pdf [1 januari 2012]


(1)

H01 :

µ

E =

µ

K : rerata peningkatan penguasaan konsep kelas ekperimen sama dengan kelas kontrol

HA1:

µ

E >

µ

K : rerata peningkatan penguasaan konsep kelas ekperimen lebih besar dari kelas kontrol

H0B:

µ

E =

µ

K : rerata peningkatan keterampilan proses sains kelas ekperimen sama dengan kelas kontrol

HAB:

µ

E =

µ

K : rerata peningkatan keterampilan proses sains kelas ekperimen lebih besar dari kelas kontrol

Kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan nilai

Signifikansi (Sig.) Jika nilai Signifikansi < α maka H0 ditolak dan jika nilai Signifikansi  α maka H0 diterima. Pada program SPSS 16 nilai Signifikansi

merupakan peluang (probability value, sering disingkat P-value), maksudnya adalah jika hipotesis nol (H0) benar maka nilai Signifikansi merupakan besarnya peluang untuk mengatakan bahwa H0 salah. Pada kurva normal, jika nilai

Signifikansi yang didapatkan dari hasil uji t sama dengan atau lebih kecil dari

α=0,05 maka nilai ini jatuh pada daerah penolakan H0, sebaliknya jika nilai

Signifikansi lebih besar dari α=0,05 maka nilai ini jatuh pada daerah penerimaan H0.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut::

1. Peningkatan penguasaan konsep listrik dinamis siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung dengan praktikum.

2. Peningkatan keterampilan proses sains siswa yang memperoleh pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran langsung dengan praktikum. Peningkatan <g> masing-masing jenis keterampilan proses sains mengalami peningkatan pada kategori sedang, dari yang tertinggi sampai terendah berturut-turut sebagai berikut: keterampilan mengamati, keterampilan menerapkan konsep, keterampilan menafsirkan, keterampilan merencanakan penelitian, keterampilan mengkomunikasikan dan keterampilan meramalkan.

3. Guru memberikan tanggapan sangat baik terhadap penerapan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio. Menurut guru, penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio lebih efektif mencapai tujuan pembelajaran serta memerlukan persiapan dan kemampuan pengelolaan kelas yang baik.

4. Siswa memberikan tanggapan baik terhadap penerapan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio. Menurut siswa, penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio memudahkan dalam belajar fisika, tugas-tugasnya dapat memotivasi belajar fisika, melatih keterampilan proses sains dan melatih bekerja sama dalam tim.


(3)

5.2 Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio mengembangkan aspek-aspek kognitif mengingat (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3),

menganalisis (C4), mengevaluasi (C5) dan mencipta (C6), karena itu sebaiknya

instrumen penelitian yang digunakan mencakup enam aspek tersebut, sehingga apa yang diukur sesuai dengan yang dilatihkan kepada siswa. 2. Perlu dilakukan pengaturan dan analisis yang lebih cermat terhadap

tugas-tugas dan pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa dengan mempertimbangkan waktu.

3. Keterampilan proses sains meramalkan dan memprediksi perlu dilatihkan secara langsung. Selain itu perlu dikembangkan instrumen keterampilan proses sains yang dapat menggambarkan kemampuan siswa.

4. Supaya guru model mempunyai pengalaman, diperlukan simulasi dengan topik dan kelas yang berbeda pada pra penelitian supaya guru mempunyai pengalaman secara langsung dalam pengelolaan kelas dan pengaturan waktu dalam menggunakan model pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq (2009), “Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning” Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Anderson, Lorin W & Krathwohl, David R (2010), “Pembelajaran, Pengajaran,

dan Asesmen” Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, S (2006), “Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:

Rineka Cipta

BSNP (2006), “Panduan Penyusunan KTSP”.Jakarta: Depdiknas.

Budimansyah, Dasim (2002), “Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis Portofolio”. Bandung: Genesindo

Cartono, et al (2007), “Assesmen dalam Pembelajaran Sains”. Bandung: Program

Doktor Pendidikan IPA, SPs Universitas Pendidikan Indonesia (Tidak diterbitkan)

Dahar, Ratna Wilis (2006), “Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran”. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas (2004), “Silabus Kurikulum 2004”. Dirjen Dikdasmen

Drayden, C & Vos, J (2001), “The Learning Revolution”. Bandung: Kaifa

Hajda, Joey & Hajda, Lisa B (1994). “ Light up Students’ imagination while teaching the basics of home wiring”. Science Scope Nov/Dec 1994

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 (12 April 2012)

Halliday, David, et al (2010) “Dasar-Dasar Fisika jilid dua” (terjemahan),

Jakarta: Binarupa Aksara Publisher

Indrawati (1999). “Keterampilan Proses Sains, Tinjauan kritis dari Teori ke

Praktis”. Bandung: Dikdasmen

Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996). Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Jakarta: Balai Pustaka.

Khamdi, Waras (2007). “Pembelajaran Berbasis Proyek: Model Potensial untuk Peningkatan Mutu Pembelajaran”, tersedia http://resibaratwaja.blogspot.


(5)

com/2010/05/pembelajaran-berbasis-proyek-project. html, [27 Desember 2011]

Lan, Boon leong (2011), “Design Projects in first-Year Physics”. Latin American Journal Physics Education, Vol 5 no 3 September 2011

Muslich, Masnur (2011). ”Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan

Kompetensi”. Bandung: Refika Aditama

Ratumanan, Tanwey Gerson & Laurens Theresia (2003), ”Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan Kurikulum Berbasis Kompotensi”. Surabaya: YP3IT kerjasama dengan Unesa

Renata, H. (2008). “Effective Teaching Methods Project-based Learning in Physics”. US-China Education Review: USA. [Online]. Tersedia http://www.keepandshare.com/.../pbl-physics-pdf-februari-5-2011 [ 12

Desember 2011]

Rezba, J. Richard, et al (2002), “Learning and Assessing Science Process Skills”.Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company

Rustaman, N dan Rustaman, A. (1997), “Pokok-Pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994”. Jakarta: Pusbuk Depdikbud.

Rustaman, Nuryani, et al (2003), “Strategi belajar Mengajar Biologi”. Bandung: Universitas Pendidikan Bandung.

Sanjaya, Wina (2011), “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Pendidikan”. Jakarta: Kencana Prenada Media

Serway, Raymond A & Jewwet,t John W Jr (2010) “Fisika untuk Sains dan Teknik, (terjemahan) Jakarta: Salemba Teknika

Stienberg (1997), “The Six A's of Designing Projects”. Tersedia

http://www.gsn.org/web/pbl/sixa.htm [20 Desember 2011].

Stiggins, Richard J (1994), “Student-Centered Classroom Assessment”, New York: Merrill, an imprint of Macmillan College Publishing Company. Sudjana (2002). “Metode Statistika”. Bandung: Tarsito.

Suharsimi, Arikunto (2011). “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi)”. Jakarta: Bumi Aksara


(6)

Sugeng (2010), Pembelajaran Konstruksivisme melalui Pembelajaran Berbasis Proyek, tersedia http://jurnalfortuna.com/berita-3-pembelajaran- kontruksivisme-melalui-pembelajaran-berbasis-proyek.html, [1 Januari 2012]

Semiawan, Conny, et al (1992). “Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan Siswa dalam Belajar”. Jakarta: PT. Grasindo

Suparno, Paul (2007), Metodologi Pembelajaran Fisika, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Ari (2011), “Belajar & Pembelajaran”.

Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Thomas, J. W. (2000). A review of Research on PBL. Vol/2,). [Online]. Tersedia http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Research.pdf (2 April 2012)

Wena, Made (2011). “Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer”. Jakarta: Bumi Aksara

Yalcin. A. et al. (2009). The Effect of Project Based Learning on Science

Undergraduates’ Learning of Electricity, Attitude towards Physics and Scientific Process Skills. International Online Journal of Educational

Sciences, 1 (1), 81-105. Tersedia: www.iojes.net//userfiles/article/IOJES- 134.pdf [1 januari 2012]


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA.

0 3 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA.

0 5 48

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA TOPIK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 1 46

PEMBELAJARAN KOLOID BERBASIS LEARNING CYCLE 7E DENGAN METODE PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA.

0 1 39

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS X PADA KONSEP INSEKTA.

0 3 38

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWASMK PADA PEMISAHAN CAMPURAN.

0 0 42

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE MINI PROJECT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA TOPIK PEMISAHAN CAMPURAN.

1 3 45

Model Pembelajaran Inkuiri Dengan Menggunakan Virtual Laboratory Dan Real Laboratory Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Sma Pada Topik Listrik Dinamis.

0 0 40

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS WEB PADA MATERI FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN GENERIK SAINS SISWA.

2 3 29

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Pratikum Pada Topik Pengukuran Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP

0 0 11