PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWASMK PADA PEMISAHAN CAMPURAN.

(1)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 6

C. PembatasanMasalah ... 7

D. TujuanPenelitian ... 7

E. ManfaatPenelitian ... 8

F. PenjelasanIstilah ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KajianTentangPembelajaranBerbasisProyek ... 10

B. KajianTentangKeterampilan Proses Sains ... 20


(2)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ii

D. KajianTentangMateriPemisahanCampuran ... 28

E. PenelitianTerkait ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian ... 35

B. SubjekPenelitian ... 36

C. InstrumenPenelitian ... 36

D. AlurPenelitian ... 38

E. ProsedurPenelitian ... 39

F. TeknikPengumpulan Data ... 51

G. Analisa Data ... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AnalisisKeterampilan Proses Sains ... 55

B. AnalisisPenguasaanKonsepPemisahanCampuran ... 70

C. TanggapanSiswaTerhadapPembelajaranBerbasisProyek ... 84

D. KeunggulandanKekuranganPembelajaranBerbasisProyek ... 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 98

B. Saran ... 99


(3)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iii LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jenis-jenis KPS dan Karakteristiknya ... 23

Tabel 3.1. Kategori Tingkat Kesukaran ... 42

Tabel 3.2. Kategori Daya Pembeda ... 43

Tabel 3.3. Hasil Uji Coba Tes Soal Penguasaan Konsep ... 44

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Tes Soal KPS ... 45

Tabel 3.5. Teknik Pengumpulan Data ... 51

Tabel 3.6. PengkategorianPersentase<g> ... 53

Tabel 3.7. Interpretasi Respon Siswa ... 54

Tabel 4.1. Rata-rata Pencapaian KPS Siswa ... 55

Tabel 4.2. Nilai rata-rata gain yang dinormalisasi(<g>)aspek-aspek KPS ... 58

Tabel 4.3. Nilai Rata-rata gain yang dinormalisasi(<g>)padapenguasaankonsep . 74 Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Jawaban Angket Siswa ... 84


(4)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alur Pembelajaran Proyek ... 17

Gambar 2.2. Sub konsep Pemisahan Campuran ... 28

Gambar 2.3. Proses Penyaringan Pasir dan Air ... 29

Gambar 2.4. Proses Kristalisasi ... 30

Gambar 2.5. Proses Kromatografi ... 31

Gambar 2.6. Proses Distilasi dan Peralatannya ... 32

Gambar 3.1. The one-Group Pre-test Post-test Design ... 35

Gambar 3.2. Alur Penelitian ... 38

Gambar 4.1. Nilai rata-rata pre-test, post-test, danpersentase<g>Keterampilan Proses Sains Siswa ... 56

Gambar 4.2. Penguasaan Konsep Siswa keseluruhansebelum (pre-test) dan sesudah (post-test)Pembelajaran ... 70

Gambar 4.3. Penguasaan Subkonsep Siswa sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) Pembelajaran ... 72


(5)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 104

Lampiran A.2. Kisi-kisi Soal ... 115

Lampiran A.3. Soal Tes ... 131

Lampiran A.4. Rubrik Penilaian Tes KPS ... 139

Lampiran A.5. Artikel Proyek ... 140

Lampiran A.6. Angket Siswa ... 146

Lampiran A.7. HasilWawancaraSiswa ... 151

Lampiran B.1. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba ... 152

Lampiran B.2. Lembar Observasi Guru ... 158

Lampiran C.1. RekapitulasiNilaiKeterampilan Proses SainsSiswa ... 160

Lampiran C.2. RekapitulasiNilaiPenguasaanSub konsepSiswa ... 161

Lampiran C.3. Data perolehan KPS tiapSiswaberdasarkanKriteria<g> ... 162

Lampiran C.4. Data perolehanPenguasaanKonseptiapSiswaberdasarkanKriteria<g> ... 163


(6)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah

IlmuPengetahuanAlam (IPA)

berkaitandengancaramencaritahutentanggejalaalamsecarasistematis, sehingga IPA bukanhanyapenguasaankumpulanpengetahuan yang berupafakta-fakta, konsep-konsep, atauprinsip-prinsipsajatetapijugamerupakansuatu proses penemuan. Ilmu Pengetahuan Alam sifatnya selalu berkembang dari waktu ke waktu sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan ini diperoleh karena adanya penemuan- penemuan yang dihasilkan dari penerapan model

ilmiah.Pendidikan IPA

diharapkandapatmenjadiwahanabagipesertadidikuntukmempelajaridirisendiridanal amsekitar,

sertaprospekpengembanganlebihlanjutdalammenerapkannyadalamkehidupansehar i-hari (Trianto, 2010).

Kimia merupakanilmu yang termasukrumpun IPA,

olehkarenanyakimiamempunyaikarakteristiksamadengan

IPA.Hakikatilmukimiasebagai bagian dari IPA mencakupduahal yang tidakterpisahkan, yaitukimiasebagaiprodukdankimiasebagai proses. Kimia sebagaiprodukmeliputisekumpulanpengetahuan yang terdiriatasfakta-fakta, konsep-konsep, danprinsip-prinsipkimia. Sedangkankimiasebagai proses

meliputiketerampilan-keterampilandansikap-sikap yang


(7)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Alman, 2010). Keterampilan-keterampilaninilah yang disebutketerampilan proses.

DalamKurikulum Tingkat

SatuanPendidikandisebutkanbahwapembelajarankimiabertujuanuntukmemperoleh pengalamandalammenerapkanmetodeilmiahmelaluipercobaanataueksperimen, dimanapesertadidikmelakukanpengujianhipotesisdenganmerancangpercobaanmela luipemasanganinstrumen, pengambilan, pengolahandanpenafsiran data, sertamenyampaikanhasilpercobaansecaralisandantertulis.

Perubahanpenekanandariperolehanpengetahuankepadaperolehansainsitukarenaada nyaasumsibahwabelajar yang terbaikadalahmelaluipengalaman(Arifinet.al, 2000).Hal inisesuai yang diungkapkanolehDahar (1996) bahwabelajartergantungpadapengalaman,

sebagiandaripengalamanitumerupakanumpanbalikdarilingkungan.

Keterampilan Proses Sains mendukung terciptanya kimia sebagai proses dan produk. Dalam KPS, siswa dituntut berpikir dan bertindak untuk menghadapi atau merespon masalah-masalah yang ada di lingkungan. Jadi, kimia sebagai proses menyangkut proses atau cara kerja untuk memperoleh hasil (produk) inilah yang kemudian dikenal sebagai proses ilmiah. Melalui proses-proses ilmiah akan didapatkan temuan-temuan ilmiah (Depdiknas, 2006).

Merujuk pada pernyataan di atas, maka keterampilan proses sains dipandang sebagai keterampilan yang sangat penting dimiliki oleh setiap siswa untuk memperoleh pengetahuan sains.Dengan mengembangkan keterampilan proses, anak akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep


(8)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut (Semiawanet.al, 1985).

Keterampilan Proses sains juga mendukung tujuan pembelajaran kimia di

SMK. Salah satutujuanmatapelajarankimia di SMK

yaitumenerapkanmetodeilmiahmelaluipercobaanataueksperimen,

dimanapesertadidikmelakukanpengujianhipotesisdenganmerancangpercobaanmela luipemasanganinstrumen, pengambilan, pengolahandanpenafsiran data, sertamenyampaikanhasilpercobaansecaralisandantertulis. Implikasinya adalah pembelajaran kimia di SMK hendaknya bersifat kontekstual, aplikatif dan terintegrasi dengan bidang keahliannya.

MenurutWena (2009),

bentuk-bentukketerampilandalambidangkejuruanbersifatkompleks. Hal

inisejalandengankedudukankimia di SMK

yaitusebagaimatapelajaranadaptifdanbersifataplikatifdimana disamping penguasaan konsep, siswa SMK juga harusmampu mengaplikasikan kompetensi tersebut sesuai dengan bidang keahlianataujurusannya.Dengan demikian,strategipembelajaran yang bersifatdasarsajatidakcukup untukmengajardalambidangpraktikketerampilankejuruan di SMK, sehinggauntukmengajarketerampilan yang bersifatkompleksdiperlukan pula suatustrategikhusus. Salah satustrategi yang tepat yang dapatditerapkanadalahmetodeproyek (Wena, 2009).

Fakta di lapanganmemperlihatkanbahwadalammempelajarisains, siswacenderunglebihmenghafalkonsep, teori, danprinsiptanpamemaknai proses


(9)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perolehannya. Hal ini sejalan dengan hasil studi kasus di salahsatuSMK di Pekanbaru dimana diperoleh temuan bahwa selama pembelajaran di kelas, siswa tidak berperan aktif. Siswa hanya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi serta menghafalnya saja tanpa diberikan kesempatan untuk mencoba menemukan sendiri pengetahuan tersebut. Selain itu, cara mengajar guru hanya terpaku pada buku saja tanpa menghubungkannya dengan pengetahuan dan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga relevansi pendidikan kimia dengan kebutuhan lingkungan siswa tidak tercapai.

Untuklebihmemantapkanpengetahuan yang telahdiajarkan, pengetahuantersebuthendaknyaditerapkandalamberbagaiaspekkehidupan.Dengan kata lain, siswadimintauntukmenghubungkansebanyakmungkinpengetahuan yang diperolehnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains serta penguasaan konsep siswa. Pembelajaran yang memungkinkanterlaksananyahal-haltersebut adalahpembelajarandenganmetodeproyek.Adapun yang dimaksuddenganpembelajaranproyekialahsalahsatucarapemberianpengalamanbela jardenganmenghadapkananakdenganpersoalansehari-hari yang harusdipecahkansecaraberkelompok (Wena, 2009).

Dalam penerapannya, pembelajaran proyek tidak bisa terlaksana tanpa adanya penguasaan terhadap konsep dasar dari konsep yang akan dijadikan proyek. SejalandenganpendapatSemiawan(dalamWena, 2009) yang mengatakanbahwasebelummelaksanakanproyekdalampembelajaran,siswaharustel ahmemilikipengetahuanawal yang berkaitandengantugas-tugas yang


(10)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dikerjakan.Selanjutnya,

dikatakanjugabahwametodeproyekbertujuanuntukmemantapkanpengetahuan yang dimilikisiswa,

sertamemungkinkansiswamemperluaswawasanpengetahuannyadarisuatukonsep.D

engandemikian,pengetahuan yang

diperolehsiswaakanmenjadilebihberartidankegiatanbelajarmengajarakanmenjadile bihmenarik,

karenapengetahuanitulebihbermanfaatbaginyauntukmengapresiasikanlingkungann ya, memahamisertamemecahkanmasalahdalamkehidupansehari-hari. SejalandenganpendapatNolkerdanSchoenfeldt (dalamWena, 2009) yaitukarakteristikpentingdaristrategiproyekadalahsiswadapatmenerapkanberbagai keterampilanteoridanpraktik yang dimilikinya.

Pembelajaranberbasisproyek sebagai salah satu metode pembelajaran baru dan sebagai asesmen alternatif telah banyak dikembangkan, diantaranya olehSola danOjo (2007) yang menerapkan pembelajaran proyek dalam praktikumpemisahancampuranuntukmelihatpeningkatanhasilbelajarsiswa. Maros (2004), Adami (2006), Butter (2009), sertaMascotti dan Warner (2010) mengembangkan metode proyek untuk mengukur penguasaan konsep. Morgil (2008), menerapkannyadalammelihatsikapsiswaterhadapkimia.Purnamasari (2011),menerapkannyauntukmeningkatkanmotivasibelajarsiswa SMK padapembelajaranpengolahanmakanan.

Tugasproyek yang diberikanbisaberskalakecilataubesar, disesuaikandengantingkatkemampuankognitifsiswa. Donnel (2007)


(11)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

menerapkanmetodeproyekinidalamruanglingkupkimiaanalitik yang mencakupbeberapapokokbahasan, olehkarenaitudisebutmini project.Nurhayati (2011) menerapkannyauntukmeningkatkanketerampilan proses sainspadakonseppemisahancampuran.Mini project ini dijadikan sebagai permulaan dari proses pembelajaran yang dilakukan siswa, mereka dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas proyeknya. Hal ini dapat bermanfaat bagi mereka

dalam memperoleh “life skills” yang sangat penting untuk bekal kehidupannya di

masa depan ketika mereka dihadapkan pada masalah-masalah lain. Karakteristik ini menjadikan hasil pembelajaran dalam sains bukan hanya sekedar mengetahui sekumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip atau teori saja, tetapi diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnyaserta prospek pengembangan berbagai kemampuanatauketerampilan lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan tuntutan yang tercantum dalam StandarKompetensiLulusan (SKL) kimia di SMK.

Dalam mata pelajaran Kimia di SMK, konsep pemisahan campuran termasuk ke dalam konsep yang penting untuk dikuasai siswa baik secara konseptual maupun secara praktikal. Konsep ini sangat mendukung bidang keahlian siswa,sehingga dalam proses belajar mengajarnya guru diharapkan mampu membantu siswa untuk memahami konsep sekaligus memfasilitasi siswa agar mampu mempraktekkannya secara langsung dan kontekstual sesuai denganbidang keahliannya. Implikasinya, metode proyek merupakan metode yang didugakuatrelevan untuk digunakan dalam pembelajaran pada konsep pemisahancampuran.


(12)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. RumusanMasalah

Berdasarkan uraiandalamlatarbelakang diatas, maka secaraumumdapatdirumuskanmasalahpenelitianyaitu

“BagaimanaPembelajaranBerbasisProyekPada Materi Pemisahan

CampuranTerhadapKeterampilan Proses Sains dan Penguasaan konsep Siswa SMK?”

Untukmemperjelasrumusanmasalah di atas,

makadifokuskanbeberapapertanyaanpenelitianyaitu:

1. Bagaimanakahketerampilan proses

sainssiswapadapemisahancampuransetelahpembelajaranberbasisproyek? 2. Bagaimanakahpenguasaankonsepsiswapadapemisahancampuransetelahpembe

lajaranberbasisproyek?

3. Bagaimanakahtanggapansiswaterhadappembelajaranberbasisproyek yang diterapkanpadapenelitianini?

C. PembatasanMasalah

Agar permasalahanpadapenelitianiniterfokuspadahal yang diharapkan, makaruanglingkuppadapenelitianinidibatasipadahal-halberikut:

1. Topikpemisahancampuran yang dipelajarimeliputiteknikfiltrasi, kristalisasi, kromatografidandistilasi

2. Tanggapansiswaterhadappenerapanpembelajaranberbasisproyekpadakonsepp emisahancampuranhanyadibatasipadabagaimanapersepsisiswamelaluiangket


(13)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkanrumusanmasalah yang

telahdikemukakanmakatujuanpenelitianiniadalah:

1. Mengetahuibagaimanaketerampilan proses

sainsdanpenguasaankonsepsiswapadapemisahancampuransetelahpenerapanpem belajaranberbasisproyek.

2. Mengetahui tanggapan

siswaterhadappembelajaranberbasisproyekuntukkonseppemisahancampuranyan g diterapkanpadapadapenelitianini.

E. ManfaatPenelitian

Penelitianinidilakukandenganharapandapatmemberikanmanfaatsebagaiberik ut:

1. Bagipeneliti,

hasilpenelitianinidapatdigunakansebagaicontohuntukmenerapkanmetodepemb elajaran yang serupaataujenis lain yang dapatmeningkatkanketerampilan proses sainsdanpenguasaankonsepsiswa.

2. Bagipendidikkhususnya guru kimia, diharapkanpenelitianinidapat :

a. Memberikaninformasidangambaransertamemperkayapengetahuan guru tentang model pembelajaranuntukkonseppemisahancampuran.

b. Memotivasi guru

untukmelakukaninovasidalammenggunakanmetodepembelajaransehinggad apatmemperbaikidanmeningkatkansistempembelajaran di kelas.


(14)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Bagisiswa,

denganadanyavariasipendekatandalampembelajaraniniakanmengarahkansisw

amenjadilebihproaktif, kritis, kreatif,

menarikminatbelajarmerekadalammemahamikonsep-konsep yang sulitsehinggadapatmeningkatkanpenguasaankonsep (konten), proses, konteksaplikasisains, dansikapsains.

4. Hasilpenelitianinidiharapkandapatmemberikansumbanganpemikiranmengenai penerapanpembelajaranberbasisproyekpadakonseppemisahancampuransertap engembanganinovasipembelajaran IPA khususnyakimia di SMK.

F. PenjelasanIstilah

Agar tidakterdapatperbedaandalampenafsiran,

makabeberapaistilahdalampenelitianinidijelaskansebagaiberikut:

1. PembelajaranBerbasisproyekmerupakan model pembelajaran yang memberikankesempatankepada guru untukmengelolapembelajaran di kelasdenganmelibatkankerjaproyek (Thomas, 2000).

2. Keterampilan Proses Sainsadalahketerampilan yang diperlukanuntukmemperoleh, mengembangkan, danmenerapkankonsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, danteori-teorisains, baikberupaketerampilan mental, keterampilanfisik (manual) maupunketerampilansosial (Rustamanet.al, 2003).


(15)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. PenguasaanKonsepadalahkemampuansiswamemahamisuatupermasalahanbaik konsepsecarateorimaupunpenerapannyadalamkehidupansehari-hari (Dahar, 1996).


(16)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian Weak Experimental terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada konsep pemisahan campuran. Metode tersebut digunakan karena metode ini merupakan metode yang paling sesuai dengan kondisi subjek penelitian dimana kelas yang diteliti hanya satu kelas dan tidak menggunakan kelas pembanding.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pre-test-Postest Design(Fraenkel dan Wallen, 2008).Desainnya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 The One-Group Pre-testPost-test Design Keterangan:

O1 : Pre-test O2 : Post-test

X : Pembelajaran berbasisproyek

Terdapat tiga langkah yang dilakukan pada desain ini yaitu: (1) memberikan tes awal (pre-test) untuk mengukur dan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep awal siswa sebelum diberi perlakuan, (2) memberikan perlakuan berupa pembelajaran berbasis proyek, dan (3) memberikan tes akhir (post-test) untuk mengukur keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa setelah

Pre-test Perlakuan Post-tes


(17)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

perlakuan. Perbedaan selisih nilai antara tes awal dan tes akhir diasumsikan sebagai efek dari adanya perlakuan atau adanya penerapan pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Kehutanan di Provinsi Riau pada semester II tahun ajaran ajaran 2011/ 2012 yang berjumlah 30 orang. Pemilihan kelas X sebagai subjek penelitian dilakukan atas pertimbangan bahwa materi pemisahan campuran dipelajari di kelas X, ini berdasarkan sebaran KD yang disusun oleh pihak sekolah.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri atas:

1. Tes tertulis

Jenis tes tertulis adalah tes pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur penguasaaan konsep siswa dan soal esai yang digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa. Sebelum tes ini digunakan maka terlebih dahulu dibuat kisi-kisi soal tes dan kemudian soal yang telah dirancang divalidasi oleh dosen ahli pada bidangnya dan diuji coba terhadap siswa yang sebelumnya telah mendapatkan konsep pemisahan campuran.Setelah dilakukan revisi berdasarkan hasil validasi dan uji coba, maka soal tes telah siap diimplementasikan.


(18)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Angket

Angket dalam penelitian ini dirancang untuk mengetahui tanggapan siswa terhadappembelajaran berbasis proyek yang telah diterapkan serta untuk mengetahui keuggulan dan kekurangannya.

3. Catatan Observasi

Catatan observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan tahapan-tahapan kegiatanpembelajaran berbasis proyek, keterampilan proses sains siswa selama melakukan tugas proyek.


(19)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Alur Penelitian

Adapun alur dari penelitian pembelajaran berbasis proyek ini dapat dilihat pada bagan berikut:

Merumuskan masalah dan tujuan penelitian

Pembuatan indikator penguasaan konsep dan keterampilan proses

sains

Pembuatan Instrumen dan perancangan model pembelajaran

Pretes

Pelaksanaanpembelajaran

Kesimpulan Postes

 Kajian pembelajaran berbasis proyek  Kajian keterampilan

proses sains Studi pendahuluan

tentang pembelajaran kimia di SMK

Kajian pemisahan campuran

Uji coba dan revisi instrumen

Observasi

Analisis Data

Persiapan

Pelaksanaan


(20)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 3.2. Alur Penelitian E. Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan prosedur yang telah ditempuh yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut uraian dari setiap tahap-tahap tersebut, yaitu:

(1) Tahap Persiapan

Pada tahap ini, dilakukan studi pendahuluan tentang pembelajaran kimia di SMK meliputi kajian kurikulum untuk mengetahui standar isi dan standar proses pembelajaran kimia di SMK. Setelah itu melakukan studi pembelajaran berbasis proyek untuk mengetahui tahapan pembelajaran yang harus dilakukan siswa sesuai dengan konsep pemisahan campuran, kemudian mengkaji tentang keterampilan proses sains untuk mengidentifikasi aspek-aspek KPS yang sesuai dengan materi dan model pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan dari aspek-aspek KPS tersebut. Selanjutnya dilakukan studi literatur/ kajian tentang pemisahan campuran dengan mengkaji buku paket dan sumber-sumber lain yang relevan yang lebih bersifat aplikatif untuk menentukan konsep-konsep yang perlu dikuasai dan perlu dilatihkan melalui KPS siswa.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan instrumen tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan esai, angket, serta catatan observasi. Sebelum soal tes dibuat terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal untuk menentukan kesesuaian indikator penguasaan konsep dan KPS dengan isi soal tes tersebut. Sebelum soal


(21)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tes hasil belajar diujikan pada subjek penelitian, soal tes tersebut diujikan terlebih dahulu pada siswa di luar subjek penelitian yang sudah menerima konsep yang akan diujikan, kemudian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Uji Validitas Soal

Menurut Sudjana (2011), validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Dalam penelitian ini menggunakan dua validitas yaitu validitas isi dan validitas konstruk oleh dosen dengan keahlian yang relevan. Validitas isi, yang menunjukkan tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep yang hendak diukur. Misalnya soal tes keterampilan proses sains dan penguasaan konsep pemisahan campuran harus bisa mengungkapkan isi dari materi tersebut dengan membuat kisi-kisi soal dan meminta bantuan ahli bidang studi. Validitas konstruk, berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian untuk mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukurnya, dapat dilakukan dengan menentukan dan mengembangkan indikator-indikator dari setiap konsep. Dari hasil validasi, terdapat beberapa saran untuk perbaikan yang umumnya perbaikan dalam redaksi kata dan kesesuaian soal dengan indikator yang ingin diukur.

Setelah tahap uji validitas oleh dosen ahli, soal tersebut diuji coba kepada siswa di luar subjek penelitian yang telah mendapatkan konsep yang akan diajarkan. Menurut Arikunto (2009) sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan sebenarnya. Tes disebut valid apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang dicari adalah validitas


(22)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

item.Teknik yang digunakan untuk mengukur validitas tes adalah teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Berikut adalah rumus korelasi productmoment pearson:

rxy=

 

 ] ) ( }{ ) ( [ ) )( ( 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n Keterangan:

rXY = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y n = Jumlah peserta tes

X = skor siswa pada tiap butir soal Y = skor total

b. Uji Taraf kesukaran

Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik adalah keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut.Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proposional. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Taraf kesukaran ini digunakan untuk menganalisis data hasil ujicoba instrumen penelitian dalam hal tingkat kesukaran setiap butir soal, dengan menggunakan rumus:

N B I

Keterangan:

I = Indeks kesukaran tiap butir soal


(23)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban soal yang dimaksudkan

Dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < TK ≤0,30 Sukar 0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang 0,70 < TK ≤ 1,00 Mudah (Sudjana, 2011)

c. Uji Daya pembeda

Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan siswa yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang tergolong kurang mampu (rendah prestasinya) (Arikunto, 2009). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

D =

B B

A A

J B J B

 = PA-PB Keterangan:

D : Daya pembeda

BA : Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas BB : Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah JA : Jumlah peserta tes kelompok atas

JB : Jumlah peserta tes kelompok bawah

PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar


(24)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kategori daya pembeda (Arikunto, 2009) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.2 Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 <DP ≤ 0,20 Jelek (poor)

0,20 <DP ≤ 0,40 Cukup (satisfactory) 0,40 < DP ≤ 0,70 Baik (good)

0,70 < DP ≤ 1,00 Baik sekali (excellent)

d. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menurut Firman (2000) adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Jika alat ukur mempunyai realibilitas tinggi maka pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan alat ukur itu terhadap subjek yang sama dalam kondisi yang sama dalam kondisi yang sama akan menghasilkan informasi yang sama atau mendekati sama. Salah satu cara untuk menghitung reliabilitas dari suatu tes tanpa membelah dua tesyaitu dengan menggunakan formula Kuder-Richardson 20 (KR # 20), dengan rumus:

r =

−1[ 1−

2 ]

Keterangan: k = jumlah soal


(25)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu p = proporsi respon betul pada suatu soal

q = proporsi respon salah pada suatu soal s2 = variansi skor-skor tes

Adapun hasil analisis soal-soal tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains berdasarkan kriteria di atas dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan 3.4 berikut:

Tabel 3.3 Hasil Uji Coba Tes Soal Penguasaan Konsep No.

Butir Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran

Validitas Butir

Soal Kesimpulan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria 1 1,00 Baik sekali 0,59 Sedang 0,84 Sangat

tinggi

Digunakan

2 0,50 Baik 0,69 Sedang 0,52 Cukup Digunakan

3 0,62 Baik 0,41 Sedang 0,46 Cukup Digunakan

4 0,62 Baik 0,62 Sedang 0,58 Cukup Digunakan

5 0,12 Jelek 0,72 Mudah 0,12 Sangat

rendah

Dibuang

6 0,75 Baik sekali 0,65 Sedang 0,54 Cukup Digunakan

7 0,37 Cukup 0,86 Mudah 0,43 Cukup Digunakan

8 0,75 Baik sekali 0,55 Sedang 0,55 Cukup Digunakan 9 0,75 Baik sekali 0,79 Mudah 0,74 Tinggi Digunakan 10 1,00 Baik sekali 0,69 Sedang 0,84 Sangat

tinggi

Digunakan

11 0,37 Cukup 0,76 Mudah 0,43 Cukup Digunakan

12 0,87 Baik sekali 0,69 Sedang 0,80 Sangat tinggi

Digunakan

13 0,25 Cukup 0,72 Mudah 0,27 Rendah Dibuang

14 0,62 Baik 0,69 Sedang 0,55 Cukup Digunakan


(26)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Butir

Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran

Validitas Butir

Soal Kesimpulan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

16 0,25 Cukup 0,83 Mudah 0,13 Sangat

rendah

Dibuang

17 0,87 Baik sekali 0.69 Sedang 0,80 Sangat tinggi

Digunakan

18 0,50 Baik 0,69 Sedang 0,52 Cukup Digunakan

19 0,62 Baik 0,31 Sedang 0,50 Cukup Digunakan

20 0,25 Cukup 0,65 Sedang 0,16 Sangat

rendah

Dibuang

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Tes Soal Keterampilan Proses Sains No.

Butir Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran

Validitas Butir

Soal Kesimpulan

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria

1 0,25 Cukup 0,54 Sedang 0,38 Rendah Dibuang

2 0,42 Baik 0,63 Sedang 0,59 Cukup Digunakan

3 0,42 Baik 0,70 Sedang 0,71 Tinggi Digunakan

4 0,42 Baik 0,54 Sedang 0,65 Tinggi Digunakan

5 0,83 Baik sekali 0,42 Sedang 0,76 Tingggi Digunakan 6 0,83 Baik sekali 0,50 Sedang 0,76 Tinggi Digunakan 7 0,75 Baik sekali 0,38 Sedang 0,78 Tinggi Digunakan

Berdasarkan Tabel di atas terdapat 4 soal penguasaan konsep dan 1 soal keterampilan proses sains yang dibuang dikarenakan nilai validitasnya yang rendah dan ada beberapa nomor yang daya pembedanya rendah. Secara lengkap dapat dilihat pada lampiran B.1.


(27)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu (2) Tahap Pelaksanaan

Penerapan model pembelajaran ini memerlukan waktu enam kali pertemuan, yang terdiri dari satu kali pertemuan untuk tes awal, menjelaskan proyek, merancang dan mempersiapkan kebutuhan belajar.Selanjutnya pada pertemuan keduasiswa berdiskusi tentang temuan informasi yang telah mereka peroleh dari berbagai sumber untuk menyusun prosedur percobaan proyek, serta melakukan konsultasi kepada guru atau guru pembimbing dari luar. Setelah mendapatkan persetujuan guru, siswa mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Kegiatan pengerjaan proyek dilaksanakan pada pertemuan ketiga dan keempat yang dilakukan sesuai kebutuhan masing-masing kelompok proyek. Diluar jam pembelajaran masing-masing kelompok berkonsultasi untuk mempersiapkan pameran produk dan persentasi.

Kegiatan pameran produk dilaksanakan pada pertemuan kelima. Setiap kelompok memamerkan hasil karyanya dan setiap kelompok proyek berkewajiban untuk melihat dan mengobservasi kelompok lainnya. Selanjutnya setiap kelompok mempresentasikan laporan hasil proyek di depan kelas dan menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain yang telah melihat pameran produk.Pada akhir sesi, guru melakukan penguatan-penguatan yang diperlukan untuk memastikan semua siswa memahami konsep, prinsip, dan teknik pemisahan campuran agar tidak terjadi miskonsepsi.

Post-test terhadap KPS dan penguasaan konsep dilakukan pada pertemuan terakhir, selain itu dilakukan pula pengisian angket untuk mengetahui tanggapan


(28)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

siswa terhadap pembelajaran proyek yang telah diterapkan serta menggali keunggulan dan kekurangannya. Pembelajaran ini dilakukan berdasarkan tahap-tahap pembelajaran berbasis proyek yang meliputi:

a. Tahap perencanaan

1. Menganalisis Karakteristik Siswa

Pada tahap ini, guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Pembagian kelompok didasarkan pada nilai ulangan harian sebelumnya. 2. Merancang alat evaluasi, yaitu berupa pameran dan presentasi

b. Tahap Pelaksanaan 1. Menjelaskan proyek

Sebelum pembelajaran dimulai dilakukan tes awal yang bertujuan untukmengetahui pengetahuan awal siswa. Setelah pretes, kegiatan pembelajaran dimulai dengan demonstrasi yang dilakukan oleh guru tentang beberapa cara pemisahan campuran. Tujuannya untuk mengarahkan siswa menuju tugas proyek dan agar siswa dapat mengidentifikasi sendiri tugas proyek yang akan mereka lakukan. Setelah itu guru mengemukakan tema dari proyek.

2. Merancang dan mempersiapkan kebutuhan sumber belajar

Pada tahap ini guru menjelaskan bahwa setiap proyek akan dipamerankan dan dipresentasikan, dimana setiap anggota kelompok akan mencatat hal-hal yang penting dari produk pameran proyek sesuai dengan bagiannya masing-masing, lalu menanyakan pada saat presentasi kepada kelompok yang melakukan


(29)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

presentasi. Siswa mencari literatur tentang pemisahan campuran dan teknik pemisahan campuran yang nantinya akan dijadikan sebagai literatur mereka dalam menyelesaikan permasalahan proyeknya.

Pada pertemuan selanjutnya, siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing, dimana setiap siswa sudah memiliki literatur tentang teknik-teknik pemisahan campuran. Guru memberikan artikel berdasarkan kelompok proyek. Dari artikel tersebut, siswa akan mengidentifikasi masalah dan merumuskannya dalam sebuah proyek. Artikel yang diberikan kepada siswa berupa permasalahan yang dapat mereka temui sehari-hari dan berkaitan dengan bidang keahlian mereka pada jurusan kehutanan, seperti mengetahui komponen warna yang terdapat pada daun dan pohon, cara penjernihan dan pemurnian air gambut, serta proses pembuatan gula tebu. Dari masalah-masalah tersebut, siswa diharapkan dapat memecahkannya dengan memilih dan menggunakan teknik pemisahan campuran yang tepat, apakah melalui filtrasi, kristalisasi, kromatografi atau distilasi.

Satu artikel yang sama tetapi masalah yang berbeda diberikan kepada dua kelompok yang berbeda. Setiap kelompok diminta untuk mengkaji artikel masing-masing berdasarkan literatur yang telah mereka cari dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan pada setiap artikel, kemudian menuliskannya ke dalam lembar kerja proyek.Jika masih memerlukan beberapa literatur, mereka dapat mencari sumber informasi lainnya.


(30)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada pertemuan berikutnya, setiap siswa bersama anggota kelompoknya berkumpul dan berdiskusi untuk memilih serta menentukan teknik yang tepat untuk memisahkan campuran yang sesuai dengan masalah kelompoknya masing-masing, selanjutnya merancang prosedur percobaan yang akan mereka lakukan.

Setelah rancangan prosedur disepakati oleh anggota kelompok, rancangan tersebut dikonsutasikan kepada guru untuk melihat apakah rancangan mereka sesuai dan bisa digunakan.Mereka mulai mendata alat dan bahan yang diperlukan, beberapa alat dan bahan yang tidak tersedia di laboratorium disediakan oleh setiap kelompok menggunakan bahan alternatif atau yang tersedia di alam. Guru membimbing setiap kelompok dan memberikan bantuan bila siswa memerlukannya.

4. Mengerjakan proyek

Setelah rancangan dan rencana kerja disusun, alat dan bahan telah tersedia, setiap kelompok melaksanakan proyek pemisahan campuran berdasarkan proyek masing-masing kelompoknya sesuai dengan prosedur yang telah mereka rancang dengan bimbingan guru.Kelompok 1 dan 2 melaksanakan proyek penjernihan air sumur atau air pompa yang keruh dan air rawa atau gambut (filtrasi), kelompok 3 dan 4melaksanakan proyek pembuatan gula dari tebu dan garam dari larutan garam (kristalisasi), kelompok 5 dan 6 melaksanakan proyek pemisahan komponen zat warna pada kulit batang dan daun (kromatografi), kelompok 7 dan 8 melaksanakan proyek pemurnian air gambut dan pemurnian air laut menjadi air tawar (distilasi). Selanjutnya setiap kelompok siswa mencatat setiap hasil


(31)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengamatan dan mendiskusikan hasil pengamatannya. Kelompok-kelompok tertentu dapat melakukannya di luar jam pelajaran selama tidak menganggu kelas lain dan jam mata pelajaran yang lain.

Selama pengerjaan proyek, siswa dibimbing oleh guru bidang studi dan guru pembimbing ekstrakurikuler karya ilmiah serta memberitahukan hal-hal penting apa yang perlu diamati siswa. Data atau informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah dan ditulis serta siap untuk dilaporkan.

c. Tahap Evaluasi

Setiap kelompok melakukan pameran kelas berdasarkan proyeknya masing-masing. Selanjutnya secara bergantian, melihat hasil karya dari kelompok yang lain, mencatat hal-hal yang penting dan yang akan didiskusikan dan ditanyakan dalam forum presentasi berdasarkan pembagian tugasnya masing-masing dan menilai hasil karya teman mereka.

Setiap kelompok mempresentasikan proyeknya di depan kelas, lalu dilanjutkan sesi tanya jawab dari anggota kelompok lain. Guru memberikan saran atau bantuan seperlunya bila ternyata diskusi kurang lancar atau terhenti. Berdasarkan pertanyaan, komentar dan saran, kelompok mendiskusikan dan bersepakat untuk memperbaiki dan menyempurnakan laporan.Siswa bersama guru menyimpulkan tentang materi pemisahan campuran berdasarkan proyek yang telah mereka kerjakan dan hasil presentasinya.


(32)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pada tahap akhir, setelah metode proyek diterapkan dengan tuntas dan semua data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Kegiatan analisis data meliputi penyekoran hasil tes awal dan tes akhir siswa, menghitung N_gain masing-masing siswa untuk tiap aspek KPS dan penguasaan konsep, menghitung rata-rata N_gain aspek KPS dan penguasaan konsep untuk masing-masing siswa.

Setelah perhitungan selesai dilakukan, maka dilakukan pembahasan dan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan. Kegiatan terakhir dari tahap ini adalah penyusunan laporan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data

Keterangan 1 Penguasaan konsep dan

Keterampilan Proses Sains

Tes (pre-test dan post-test)

Dilakukan di awal dan akhir pembelajaran 2 Aktivitas siswa selama

kegiatan pembelajaran

Catatan lapangan observasi kegiatan pembelajaran

Dilakukan saat pembelajaran

3 Tanggapan terhadap metode pembelajaran

Angket siswa Dilakukan setelah pembelajaran

4 Kesesuaian

pembelajaran dengan RPP

Observasi Dilakukan saat


(33)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

G. Analisa Data

Sebagaimana diungkapkan Patton (dalam Hasan, 2010) analisis data adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.” Tahapan analisis data antara lain:

1. Pengolahan data hasil tes tertulis

Menentukan skor dari setiap jawaban hasil tes (pre-test dan post-test)  Menghitung skor total tiap siswa dan skor tiap butir soal.

Menghitung nilai pre-test dan post-test setiap siswa dengan rumus: Nilai siswa = � � � ℎ

� � � � � 100

 Menghitung persentase peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakangain yang dinormalisasi yaitu denganrumus g faktorsebagai berikut: Persentase             pre maks pre post S S S S

g X 100%

Keterangan:


(34)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu <Spost > = nilai post-test

<Spre> = nilai pre-test

<Smaks> = nilai maksimum ideal

Untuk mengkategorikan persentase <g> keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa digunakan pengkategorian yang dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Pengkategorian Persentase <g>

Persentase Kategori

%<g>> 70,0 Tinggi 30,0 ≤ %<g> ≤ 70,0 Sedang %<g>< 30,0 Rendah

(Hake, 1999)

2. Catatan observasi

Menganalisis catatan observasi untuk memperoleh deskripsi keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek yang diterapkan. Rancangan proyek, laporan sementara, laporan akhir, pameran dan presentasi akan menggambarkan keterlaksanaan dari pembelajaran serta keterampilan proses sains siswa dalam kelompoknya. Dari data-data tersebut akan disimpulkan pula kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran yang diterapkan.

3. Pengolahan Angket

Data angket hasil respon siswa dianalisis secara deskriptif kuantitatif untuk memaparkan hasil respon siswa terhadap penerapan pembelajaran berbasis


(35)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

proyek.Lembar angket respon siswa disusun berdasarkan kriteria penilaian skala Likert (Riduwan, 2008).

Analisis dilakukan dengan menggunakan rumus persentase respon yaitu:

P = F

N× 100%

Keterangan:

P : persentase jawaban responden F : Jumlah jawaban responden N : Jumlah responden

Dari hasil persentase respon tersebut, kemudian dimasukkan ke data interpretasi respon pada Tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7 Interpretasi Respon Siswa Persentase Respon (%) Kategori Respon

0-20 Sangat lemah

21-40 Lemah

41-60 Cukup

61-80 Kuat

81-100 Sangat kuat

(Riduwan, 2008)

4. Membuat kesimpulan dan menyusun laporan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian maka diperoleh temuan yang terdiri atas nilai pretes dan postes serta N_gain penguasaan aspek-aspek KPS, nilai pretes dan postes serta N_gain penguasaan konsep pada topik pemisahan campuran, tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbasis proyek, serta temuan keunggulan pembelajaran yang telah diterapkan.Temuan ini menjadi dasar pertimbangan untuk menarik kesimpulan hasil penelitian.


(36)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkanhasilpenelitiandananalisis,

dapatdisimpulkanbahwapembelajaranberbasisproyekpadakonseppemisahancampu

randapatmeningkatkan KPS siswa.Aspek KPS yang

dikembangkanmelaluipembelajaraniniadalahketerampilanmemprediksi,

mengelompokkan, menerapkankonsep, berkomunikasi,

observasidanmerancangpercobaan.Berdasarkanhasilanalisisdiperolehtemuanbahw adenganadanyapenerapanpembelajaranberbasisproyek, semuaaspekdalam KPS siswamengalamipeningkatandalamkategoritinggidansedang.

Sejalandenganmeningkatnya KPS siswa,

penerapanpembelajaranberbasisproyekberimplikasi pula

terhadappeningkatanpenguasaankonsep.Seluruhaspekdalampenguasaankonseppad amateripemisahancampuranmeningkat.Dengandemikianmeningkatnya KPS melaluipembelajaranberbasisproyekjugaberdampakterhadappeningkatanpenguasa ankonsepsiswadalamkategoritinggidansedang.

Pembelajaranberbasisproyek yang

dikembangkandanditerapkanmendapattanggapanpositifdarisiswa.Menurutmerekap embelajaraninimenyenangkan, meningkatkanminatbelajar,


(37)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sertamembantumerekadalammemahamikonsep-konseppadatopikpemisahancampuran. Hal

inijugamenunjukkanpembelajaranberbasisproyek yang

diterapkanmemilikibeberapakeunggulan, diantaranyadapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa dimana masing-masing siswamampubelajar dan bekerja sendiri maupun secara berkelompok, meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa, meningkatkan keterampilan proses sains siswa, memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari, dapat menumbuhkan sikap sosial dan kerja sama yang baik, dapat membentuk siswa dinamis dan ilmiah dalam berkarya, sertamelatih siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan mampu menyampaikan ide dan gagasan di depan

kelas. Namunterdapatbeberapatantangan yang

perludiantisipasidimanapembelajaraninimemerlukan waktu yang relatif lamasehinggaperlu perencanaan yang matang baik dari guru maupun siswa sehingga untuk penerapannya tidak bisa secara instan, masih terdapat siswa yang tidak bisa bekerja sama dengan siswa lainnya sehingga kerja kelompok berjalan kurang efektif, proses evaluasinyaharus intensif dan harus berbasis proyek. Selainitu, kurikulum yang ada di sekolah belum sepenuhnya mendukung untuk pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek.

B. Saran


(38)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Untukmenerapkanpembelajaranberbasisproyekperludiperhatikanhal yang

terkaitdenganperencanaan yang

matangdalampengalokasianwaktuuntukpengerjaanproyek agar pembelajaranberbasisproyekmenjadi optimal.

2. Didalampembuatansilabusperludipikirkanuntukmenyisipkan model

pembelajaran yang

dapatmendukungataumemfasilitasiberkembangnyakompetensi yang

komprehensifsesuaidengankekhasandari SMK yang

salahsatunyadapatdiwujudkandenganpembelajaranberbasisproyek

3. Agar pembelajaranproyekmenjadilebihbermakna,

sebaiknyakimiasebagaimatapelajaranadaptifharussejalandenganmatapelajara nproduktifDalamhalinidiharapkanadanyakoordinasiantara guru

padakelompokmatapelajaranadaptifdengan guru

padakelompokmatapelajaranproduktifdalammenyusundanmengembangkansi labussehinggakontribusikimiadalambidangkejuruanakanlebihbermakna.


(39)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adami, G. (2006). “A New Project-Based Lab for Undergraduate Enviromental and Analytical Chemistry”.Journal of Chemistry Education.83, (2), 253- 256.

Alman, (2010).Workshop KTSP SMK

PertanianTerpaduNegeriProvinsiRiau_KTSP SMK.DepartemenPendidikanNasional.

Arifin, M., Sudja, W.A., Ismail, A.K., Mulyono.danWahyu, W. (2000). StrategiBelajarMengajar Kimia. Bandung: JurusanPendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2009).Dasar-DasarEvaluasiPendidikan (EdisiRevisi).Jakarta :BumiAksara.

Butter, L.R. (2009). “Investigation of The Use of CucumisSativus for Remediation of Chromium from Contaminated Environmental Matrices.

An Interdiciplinary Instrumental Analysis Project”.Journal of

ChemistryEducation. 86, (9), 1095-1098.

CORD.(2001). Contextual Learning

Resource.[Online].Tersedia:http://www.cord.org/Lev2.cfm/65 [12Februari 2012]

Dahar, R.W. (1996). Teori-TeoriBelajar.Bandung: Erlangga.

Depdiknas.(2006).

StandarKompetensiLulusanuntukSatuanPendidikanDasardanMenengah. Jakarta: PeraturanMenteriPendidikanNasionalRepublikIndonesia.

Donnel, M.C., O’Connor, C. danSeery, M.K. (2007). “Developing Practical Chemistry Skills by Means of Student-driven Problem Based Learning


(40)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mini-Project”.Journal of Chemistry Education Research and Practice, 8, (2), 130-139.

Firman, H. (2000). PenilaianHasilBelajardalamPengajaran Kimia. Bandung: JurusanPendidikan Kimia FPMIPA-UPI.

Frankel, J. P. danWallen N. E. (2008).How to Design and Evaluate Research in Education.New York : McGraw-Hill Companies, Inc.Sudjana. (1997). DesaindanAnalisisEksperimen. Bandung: Tarsito.

Hake, R. (1999).Analyzing Change/ Gain

Score.[Online].Tersedia:http://www.physics.indiana.edu/hake [20 Februari 2012]

Hasan, I. (2010). Analisis Data PenelitianDenganStatistik.Jakarta: BumiAksara.

Indrawati (1999).Keterampilan Proses Sains IPA.DepartemenPendidikandan Kebudayaan.DirjenDikdasmen P3GIPA. Bandung.

Mahmuddin.(2010). PenilaianKeterampilan Proses Sains.[Online].Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com[18 Februari 2012]

Maros, P.S. (2004). “Class Project in Physical Organic Chemistry : The Hydrolysis of Aspirin”. Journal of Chemistry Education. 81, (6), 870-873.

Mascotti, D.P. dan Warner, M.J. (2010). “Complementary Spectroscopic Assays for Investigating Protein-Ligand Binding Activity : A Project for The Advanced Chemistry laboratory”. Journal of Chemistry Education. 87, (7), 735-738.

Morgil, I. (2008). “The Effect of Web-Based Project Applications on Students’ Attitudes Towards Chemistry’. Journal of Distance Education-TODJE Volume 9.


(41)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Moursund, D. (1997). Project : Road a Head (Project-Based Learning).[Online].Tersedia:http://www.iste.org/research/roadhead/pbl.ht ml [20Februari 2012]

Muthoharoh, H. (2010). MetodeProyek (Project Method).[Online].Tersedia:

http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/03/metode-proyek-project-method [15 Februari 2012]

Nurhayati, H. (2011). PembelajaranBerbasisMasalahdenganMetode Mini Project

untukMeningkatkanPenguasaankonsepdanKeterampilan Proses

SainspadaTopikPemisahanCampuran.Tesis UPI: TidakDiterbitkan.

Ostlund, K. (1991). “What the Research Says About Science Process Skill”.Journal of Science Education.The University of Texas at Austin. Purba, M. (2010).Kimia :Untuk SMK dan MAK Kelas XII.Jakarta :Erlangga.

Purnamasari, E. (2011).

UpayaPeningkatanMotivasiBelajarSiswaMelaluiPenerapanMetodeBerbas isProyekpada Mata PelajaranPengolahanMakanan di SMK Sahid Surakarta.Thesis UniversitasNegeri Yogyakarta.

Purnawan.(2007). Keuntungan

PBL.[Online].Tersedia:http://www.purnawan.wordpress.com [24 Februari 2012]

Riduwan.(2008). SkalaPengukuranVariabel-VariabelPenelitian. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R.,

Rochintaniawati, D. danNurjhani, M.

(2003).StrategiBelajarMengajarBiologi. Bandung:

JurusanPendidikanBiologi FPMIPA-UPI.

Santyasa, I W. (2006).PembelajaranInovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek, danOrientasi NOS. UniversitasPendidikanGanesha.


(42)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sahara, L. (2008). Penggunaan Model

PembelajaranBerbasisMasalahuntukMeningkatkanPenguasaanKonsepdan KeterampilanBerpikirKritisSiswapadaKonsepKalor.Tesis.SekolahPascasar jana UPI: tidakditerbitkan.

Semiawan, C., Tangyong, A.F., Belen, S., Matahelemual, Y. (1985).

PendekatanKeterampilan Proses;

BagaimanaMengaktifkanSiswadalamBelajar. Jakarta: PT. Gramedia.

Sola danOjo.(2007). “Effects of Project, Inquiry, and Lecture-Demonstration

Teaching Methods on Senior Secondary Students’ Achievement in

Separation of Mixtures Practical Test”.Journal of Educational Research and Review vol.2 (6), pp.124-132.

Subandi, Salirawati, D., Pratomo, H., Sopandi, W., Kadarohman, A. danIntan, I.(2005). Sains Kimia Untuk SMP. IKIP MALANG :UniversitasNegeri Malang.

Sudjana. (2011). PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: RemajaRosdakarya.

The George Lucas Educational Foundation. (2005). Project-Based Learning .[Online].Tersedia: http://www.edutopia.org [20 Februari 2012]

Thomas, J.W. (2000). A Review of Research on Project-Based Learning.[Online].Tersedia:http://www.bie.org/index.php/site/RE/pbl_rese arch/29 [12Februari 2012]

Trianto. (2010). Model PembelajaranTerpadu :Konsep, Strategi, danImplementasinyadalam KTSP. Jakarta :BumiAksara.

Wena, M. (2009).StrategiPembelajaranInovatifKontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sertamembantumerekadalammemahamikonsep-konseppadatopikpemisahancampuran. Hal

inijugamenunjukkanpembelajaranberbasisproyek yang

diterapkanmemilikibeberapakeunggulan, diantaranyadapat membangkitkan dan mengaktifkan siswa dimana masing-masing siswamampubelajar dan bekerja sendiri maupun secara berkelompok, meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa, meningkatkan keterampilan proses sains siswa, memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mempraktekkan apa yang telah dipelajari, dapat menumbuhkan sikap sosial dan kerja sama yang baik, dapat membentuk siswa dinamis dan ilmiah dalam berkarya, sertamelatih siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan mampu menyampaikan ide dan gagasan di depan

kelas. Namunterdapatbeberapatantangan yang

perludiantisipasidimanapembelajaraninimemerlukan waktu yang relatif lamasehinggaperlu perencanaan yang matang baik dari guru maupun siswa sehingga untuk penerapannya tidak bisa secara instan, masih terdapat siswa yang tidak bisa bekerja sama dengan siswa lainnya sehingga kerja kelompok berjalan kurang efektif, proses evaluasinyaharus intensif dan harus berbasis proyek. Selainitu, kurikulum yang ada di sekolah belum sepenuhnya mendukung untuk pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek.

B. Saran


(2)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Untukmenerapkanpembelajaranberbasisproyekperludiperhatikanhal yang

terkaitdenganperencanaan yang

matangdalampengalokasianwaktuuntukpengerjaanproyek agar pembelajaranberbasisproyekmenjadi optimal.

2. Didalampembuatansilabusperludipikirkanuntukmenyisipkan model

pembelajaran yang

dapatmendukungataumemfasilitasiberkembangnyakompetensi yang komprehensifsesuaidengankekhasandari SMK yang salahsatunyadapatdiwujudkandenganpembelajaranberbasisproyek

3. Agar pembelajaranproyekmenjadilebihbermakna,

sebaiknyakimiasebagaimatapelajaranadaptifharussejalandenganmatapelajara nproduktifDalamhalinidiharapkanadanyakoordinasiantara guru

padakelompokmatapelajaranadaptifdengan guru

padakelompokmatapelajaranproduktifdalammenyusundanmengembangkansi labussehinggakontribusikimiadalambidangkejuruanakanlebihbermakna.


(3)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adami, G. (2006). “A New Project-Based Lab for Undergraduate Enviromental and Analytical Chemistry”.Journal of Chemistry Education.83, (2), 253-

256.

Alman, (2010).Workshop KTSP SMK

PertanianTerpaduNegeriProvinsiRiau_KTSP SMK.DepartemenPendidikanNasional.

Arifin, M., Sudja, W.A., Ismail, A.K., Mulyono.danWahyu, W. (2000).

StrategiBelajarMengajar Kimia. Bandung: JurusanPendidikan Kimia

FPMIPA UPI.

Arikunto, S. (2009).Dasar-DasarEvaluasiPendidikan (EdisiRevisi).Jakarta

:BumiAksara.

Butter, L.R. (2009). “Investigation of The Use of CucumisSativus for Remediation of Chromium from Contaminated Environmental Matrices.

An Interdiciplinary Instrumental Analysis Project”.Journal of

ChemistryEducation. 86, (9), 1095-1098.

CORD.(2001). Contextual Learning

Resource.[Online].Tersedia:http://www.cord.org/Lev2.cfm/65 [12Februari

2012]

Dahar, R.W. (1996). Teori-TeoriBelajar.Bandung: Erlangga.

Depdiknas.(2006).

StandarKompetensiLulusanuntukSatuanPendidikanDasardanMenengah.

Jakarta: PeraturanMenteriPendidikanNasionalRepublikIndonesia.

Donnel, M.C., O’Connor, C. danSeery, M.K. (2007). “Developing Practical Chemistry Skills by Means of Student-driven Problem Based Learning


(4)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Mini-Project”.Journal of Chemistry Education Research and Practice, 8,

(2), 130-139.

Firman, H. (2000). PenilaianHasilBelajardalamPengajaran Kimia. Bandung: JurusanPendidikan Kimia FPMIPA-UPI.

Frankel, J. P. danWallen N. E. (2008).How to Design and Evaluate Research in

Education.New York : McGraw-Hill Companies, Inc.Sudjana. (1997). DesaindanAnalisisEksperimen. Bandung: Tarsito.

Hake, R. (1999).Analyzing Change/ Gain

Score.[Online].Tersedia:http://www.physics.indiana.edu/hake [20 Februari 2012]

Hasan, I. (2010). Analisis Data PenelitianDenganStatistik.Jakarta: BumiAksara.

Indrawati (1999).Keterampilan Proses Sains IPA.DepartemenPendidikandan Kebudayaan.DirjenDikdasmen P3GIPA. Bandung.

Mahmuddin.(2010). PenilaianKeterampilan Proses Sains.[Online].Tersedia: http://mahmuddin.wordpress.com[18 Februari 2012]

Maros, P.S. (2004). “Class Project in Physical Organic Chemistry : The Hydrolysis of Aspirin”. Journal of Chemistry Education. 81, (6), 870-873.

Mascotti, D.P. dan Warner, M.J. (2010). “Complementary Spectroscopic Assays for Investigating Protein-Ligand Binding Activity : A Project for The Advanced Chemistry laboratory”. Journal of Chemistry Education. 87, (7),

735-738.

Morgil, I. (2008). “The Effect of Web-Based Project Applications on Students’ Attitudes Towards Chemistry’. Journal of Distance Education-TODJE Volume 9.


(5)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Moursund, D. (1997). Project : Road a Head (Project-Based Learning).[Online].Tersedia:http://www.iste.org/research/roadhead/pbl.ht

ml [20Februari 2012]

Muthoharoh, H. (2010). MetodeProyek (Project Method).[Online].Tersedia:

http://alhafizh84.wordpress.com/2010/02/03/metode-proyek-project-method [15 Februari 2012]

Nurhayati, H. (2011). PembelajaranBerbasisMasalahdenganMetode Mini Project

untukMeningkatkanPenguasaankonsepdanKeterampilan Proses

SainspadaTopikPemisahanCampuran.Tesis UPI: TidakDiterbitkan.

Ostlund, K. (1991). “What the Research Says About Science Process Skill”.Journal of Science Education.The University of Texas at Austin.

Purba, M. (2010).Kimia :Untuk SMK dan MAK Kelas XII.Jakarta :Erlangga.

Purnamasari, E. (2011).

UpayaPeningkatanMotivasiBelajarSiswaMelaluiPenerapanMetodeBerbas isProyekpada Mata PelajaranPengolahanMakanan di SMK Sahid Surakarta.Thesis UniversitasNegeri Yogyakarta.

Purnawan.(2007). Keuntungan

PBL.[Online].Tersedia:http://www.purnawan.wordpress.com [24 Februari

2012]

Riduwan.(2008). SkalaPengukuranVariabel-VariabelPenelitian. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S.A., Achmad, Y., Subekti, R.,

Rochintaniawati, D. danNurjhani, M.

(2003).StrategiBelajarMengajarBiologi. Bandung: JurusanPendidikanBiologi FPMIPA-UPI.

Santyasa, I W. (2006).PembelajaranInovatif: Model Kolaboratif, Basis Proyek,


(6)

Sri Rahmadani, 2012

Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswasmk Pada Pemisahan Campuran

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sahara, L. (2008). Penggunaan Model

PembelajaranBerbasisMasalahuntukMeningkatkanPenguasaanKonsepdan KeterampilanBerpikirKritisSiswapadaKonsepKalor.Tesis.SekolahPascasar

jana UPI: tidakditerbitkan.

Semiawan, C., Tangyong, A.F., Belen, S., Matahelemual, Y. (1985).

PendekatanKeterampilan Proses;

BagaimanaMengaktifkanSiswadalamBelajar. Jakarta: PT. Gramedia.

Sola danOjo.(2007). “Effects of Project, Inquiry, and Lecture-Demonstration

Teaching Methods on Senior Secondary Students’ Achievement in

Separation of Mixtures Practical Test”.Journal of Educational Research and Review vol.2 (6), pp.124-132.

Subandi, Salirawati, D., Pratomo, H., Sopandi, W., Kadarohman, A. danIntan, I.(2005). Sains Kimia Untuk SMP. IKIP MALANG :UniversitasNegeri Malang.

Sudjana. (2011). PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: RemajaRosdakarya.

The George Lucas Educational Foundation. (2005). Project-Based Learning

.[Online].Tersedia: http://www.edutopia.org [20 Februari 2012]

Thomas, J.W. (2000). A Review of Research on Project-Based Learning.[Online].Tersedia:http://www.bie.org/index.php/site/RE/pbl_rese

arch/29 [12Februari 2012]

Trianto. (2010). Model PembelajaranTerpadu :Konsep, Strategi, danImplementasinyadalam KTSP. Jakarta :BumiAksara.

Wena, M. (2009).StrategiPembelajaranInovatifKontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP

11 78 199

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA.

0 3 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA.

0 5 48

PEMBELAJARAN INKUIRI PADA TOPIK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA.

0 1 46

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA SUBKONSEP DIFUSI OSMOSIS.

3 13 47

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA TOPIK LISTRIK DINAMIS.

0 0 43

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN WEBSITE PADA KONSEP FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI.

0 0 47

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS X PADA KONSEP INSEKTA.

0 3 38

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN METODE MINI PROJECT UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA TOPIK PEMISAHAN CAMPURAN.

1 3 45

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Pratikum Pada Topik Pengukuran Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP

0 0 11