PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Fisika

Oleh:

Gun Gun Ginanjar NIM. 1001056

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains dan

Penguasaan Konsep Siswa SMP Pada

Materi Pesawat Sederhana

Oleh Gun Gun Ginanjar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Gun Gun Ginanjar 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

Oleh:

GUN GUN GINANJAR NIM. 1001056

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Pembimbing I

Dr. Muslim, M.Pd. NIP. 196406061990031003

Pembimbing II

Ridwan Efendi, M.Pd. NIP. 197701102008010011

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Dr. Ida kaniawati, M.Si. NIP. 196807031992032001


(4)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Hal.

PERNYATAAN ... ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMAKASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi Masalah ... C. Rumusan Masalah ... D. Batasan Masalah ... E. Tujuan Penelitian ... F. Manfaat Penelitian ... G. Struktur Organisasi Skripsi ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Berbasis Proyek ... B. Keterampilan Proses Sains ... C. Penguasaan Konsep ... D. Materi Pesawat Sederhana Dalam Pembelajaran Berbasis Proyek. E. Hubungan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dengan

Keterampilan Proses Sains ...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

i ii iii iv v vii viii ix 1 6 7 7 8 8 9 11 18 21 25 32


(5)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Metode Penelitian ... B. Desain Penelitian ... C. Populasi dan Sampel Penelitian ... D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... E. Prosedur Penelitian ... F. Instrumen Penelitian ... G. Teknik Pengolahan Data ...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keterampilan Proses Sains

1. Peningkatan Keterampilan Proses Sains ... 2. Profil Kinerja Keterampilan Proses Sains ... B. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa ... C. Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyek ....

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP

36 36 40 40 42 46 53

59 65 73 77

80 81

82 84


(6)

vii

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

2.1 Tahapan Pembelajaran Berbasis Proyek ... 2.2 Indikator Keterampilan Proses Sains ... 2.3 Hubungan Pembelajaran Berbasis Proyek dengan keterampilan Proses

Sains ... 3.1 Kegiatan Penelitian ... 3.2 Kriteria Validitas Soal ... 3.3 Kriteria Tingkat Reliabilitas ... 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 3.5 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 3.6 Hasil Analisis Uji Instrumen Penguasaan Konsep ... 3.7 Hasil Analisis Uji Instrumen KPS ... 3.8 Interpretasi Nilai Gain ... 3.9 Klasifikasi Indeks Prestasi Kelompok ... 4.1 Persentase keterlaksanaan Model Pembelajaran berbasis Proyek ... 4.2 Skor Gain Peningkatan Keterampilan proses Sains...

4.3 Rekapitulasi Profil Kinerja Keterampilan Proses Sains Seluruh Pertemuan ... 4.4 Skor Gain Peningkatan Penguasaan Konsep ... 4.5 Rekapitulasi hasil angket respon siswa ...

12 19

32 37 48 49 49 50 51 52 54 55 58 60

66 74 77


(7)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Bagian-bagian Tower Crane ... 2.2 Tower Crane ... 2.3 Katrol tetap ... 2.4 Katrol bebas ... 2.5 Katrol majemuk ... 2.6 Katrol majemuk pada Tower crane... 2.7 Keseimbangan beban Tower crane ... 2.8 Pengungkit ... 2.9 Jenis-jenis tuas dan contohnya ... 2.10 Bagian-bagian tuas pada Tower crane ... 2.11 Bidang miring ... 3.1 0ne group pre-test-post-test design ... 3.2 Alur penelitian ... 4.1 Diagram peningkatan keterampilan proses sains ... 4.2 Diagram profil kinerja keterampilan proses sains pertemuan I ... 4.3 Diagram profil kinerja keterampilan proses sains pertemuan II ... 4.4 Diagram profil kinerja keterampilan proses sains pertemuan III ... 4.5 Diagram peningkatan penguasaan konsep ...

Hal. 26 26 27 27 28 28 29 30 30 31 31 37 45 62 67 70 72 75 vii


(8)

ix

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

A. STUDI PENDAHULUAN

A.1.Nilai Ulangan harian Siswa ... A.2.Hasil Observasi pembelajaran ... A.3.IPK KPS Siswa ... A.4.Hasil Wawancara ...

B. INSTRUMEN PEMBELAJARAN

B.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... B.2 Lembar Kerja Proyek ...

C. INSTRUMEN PENELITIAN

C.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes KPS dan Penguasaan Konsep ... C.2 Instrumen Tes KPS dan Penguasaan Konsep ... C.3 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran berbasis Proyek.. C.4 Lembar Observasi Kinerja KPS ... C.5 Kisi-kisi angket respon siswa ... C.6 Angket Respon Siswa ...

D. UJI INSTRUMEN

D.1.Hasil Judgment Instrumen KPS dan Penguasaan Konsep ... D.2.Hasil Uji coba instrumen ...

E. DATA PENELITIAN

E.1.Rekapitulasi hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek ... E.2.Rekapitulasi skor pre-test ... E.3.Rekapitulasi Skor post-test ... E.4.Penghitungan skor gain yang dinormalisasi peningkatan KPS...

84 86 87 88 89 99 108 122 133 140 145 146 147 164 172 178 179 180 viii


(9)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.5.Penghitungan skor gain yang dinormalisasi peningkatan penguasaan konsep ... E.6.Rekapitulasi skor gain setiap aspek KPS ... E.7.Rekapitulasi skor gain setiap dimensi proses kognitif ... E.8.Rekapitulasi hasil observasi kinerja KPS ... E.9.Rekapitulasi hasil angket respon siswa ...

F. DOKUMENTASI PENELITIAN ... G. ADMINISTRASI PENELITIAN

G.1 Surat Tugas membimbing ... G.2 Kesediaan menjadi Penilai Instrumen ... G.3 Surat Izin Penelitian ... G.4 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... G.5 Catatan Bimbingan Skripsi/Tugas Akhir ...

181 182 189 195 199 200

201 202 205 206 207 ix


(10)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT

SEDERHANA

Gun Gun Ginanjar, NIM.1001056, Pembimbing I : Dr. Muslim, M.Pd.; Pembimbing II : Ridwan Efendi, M.Pd. Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

Bandung 2014

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan proses sains, penguasaan konsep siswa SMP pada materi pesawat sederhana, dan respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek. Desain penelitian yang digunakan yaitu one group pre-test post-test design. Subjek penelitian adalah 35 siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data yaitu instrumen tes keterampilan proses sains dan penguasaan konsep serta instrumen non-tes berupa lembar observasi kinerja keterampilan proses sains dan angket respon siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Keterampilan proses sains meningkat dengan perolehan <g> sebesar 0,36 yang termasuk kategori sedang. Persentase rata-rata profil kinerja keterampilan proses sains berdasarkan lembar observasi yaitu 68,35% dengan kategori sedang. Penguasaan konsep siswa meningkat dengan perolehan <g> sebesar 0,38 dengan kategori sedang, serta respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek cenderung positif dengan persentase respon siswa sebesar 76,45%.

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Proyek, Keterampilan Proses Sains, Penguasaan Konsep

Abstract

The purpose of this research was to get profile about increasing science process skill, students mastery of simple machine concept, and students responsed toward project based learning. Research design was one group pre-test post-test design. The research subject is 35 students of VIII grade from one of junior high school in Bandung district. The research instrument used science process skill and matery concept test, observation sheets of science process skill, and students response questioner. The result showed that aplication of project based learning can increasing science process skill and mastery of concept. Generally, science process skill increased with <g> score is 0,36 with medium category. Average percentage of science process skills based on observation sheet at 68,35% with medium category. Students mastery of concept increased with <g> score is 0,38 with medium category, and students response toward project based learning tended to positive response with percentage students response 76,45%.


(11)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(12)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakteristik abad XXI yang ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memicu perubahan paradigma pendidikan dewasa ini. Paradigma lama yang terlalu menekankan pada ilmu pengetahuan demi ilmu pengetahuan, seni demi seni telah berubah menuju paradigma baru yang lebih mengedepankan makna dan nilai pengembangan yang bersifat berkelanjutan. Dalam menghadapi karakteristik abad XXI dunia pendidikan telah melakukan pembaharuan untuk melahirkan manusia yang berdaya cipta, mandiri, dan kritis. Berdaya cipta ialah menggenggam pengertian bahwa sosok tersebut dapat menghasilkan sesuatu yang asli dan khas dan tentunya berguna bagi penyelenggaraan hidup terhormat. Dalam hal ini kita ditantang untuk mencipta tata-pendidikan yang dapat ikut menghasilkan sumber daya pemikir yang dapat ikut membangun tatanan sosial sadar pengetahuan (BSNP, 2010 : 41).

Hal tersebut juga mulai direspon oleh dunia pendidikan nasional sebagaimana dijelaskan dalam Permendiknas No. 64 Tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan yaitu standar kompetensi lulusan yang berbasis pada kompetensi abad XXI, yaitu lahirnya manusia (peserta didik) yang berdaya cipta. Berdaya cipta sebagaimana yang dimaksud adalah sosok yang dapat menghasilkan sesuatu yang asli dan khas serta berguna dalam penyelenggaraan kehidupan. Untuk melahirkan peserta didik yang memiliki kemampuan daya cipta tentu perlu dilakukan upaya-upaya untuk melatihkan keterampilan-keterampilan tertentu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang asli dan khas sebagaimana dilakukan oleh para ilmuan dalam menemukan fakta, konsep, dan prinsip-prinsip. Keterampilan tersebut disebut dengan keterampilan proses sains.


(13)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (BSNP, 2006 : 149).

Berdasarkan standar isi pembelajaran IPA di sekolah, khususnya pada jenjang SMP disebutkan bahwa tujuan mata pelajaran IPA yaitu agar peserta didik

memiliki kemampuan “... melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya ... “. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (BSNP, 2006 : 149).

Berdasarkan pernyataan di atas, terlihat bahwa salah satu tujuan IPA di SMP yaitu menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah. Untuk memiliki kemampuan berpikir, bersikap, dan bertidak ilmiah, maka sudah seyogyanya dalam pembelajaran IPA peserta didik dilatihkankan kemampuan tersebut dengan pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses seperti memberi pengalaman pada peserta didik untuk mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,


(14)

3

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan. Keterampilan proses merupakan keterampilan-keterampilan yang dimiliki seorang ilmuan untuk menemukan fakta-fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip, sehingga melalui pembelajaran IPA diharapkan mampu melahirkan peserta didik yang memiliki kompetensi yang diharapkan pada abad XXI yaitu peserta didik yang memilki kemampuan daya cipta.

Selain itu, tujuan pembelajaran IPA juga menyebutkan bahwa melalui pembelajaran IPA peserta didik diharapkan memiliki kemampuan meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA. Mengingat pentingnya kemampuan-kemampuan tersebut, maka sudah seyogyanya pembelajaran IPA dikelola sedemikian rupa sehingga mampu memfasilitasi peserta didik untuk melatihkan dan mengembangkan keterampilan proses sains serta memfasilitasi peserta didik untuk memiliki kemampuan dalam menguasai konsep IPA yang dipelajarinya.

Kenyataan di lapangan, berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Pertama di Kota Bandung pada tanggal 12 Februari 2014 melalui kegiatan wawancara dan observasi proses pembelajaran IPA-fisika di kelas VIII pada materi pesawat sederhana, diamati bahwa peserta didik belum mengalami pengalaman-pengalaman belajar seperti yang diharapkan dalam pembelajaran IPA. Peserta didik kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran, dimana siswa hanya berperan sebagai pendengar dan penerima informasi. Peserta didik tidak diajak untuk mendapatkan pengalaman dalam menggunakan alat-alat percobaan, melakukan pengamatan (penyelidikan), dan menemukan sendiri konsep-konsep IPA-fisika. Peserta didik belum mendapatkan pengalaman belajar untuk mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan melalui pengembangan keterampilan proses sains sebagaimana yang diharapkan dalam pembelajaran IPA. Peserta didik tidak dibiasakan untuk melatihkan kemampuan berpikirnya. Proses pembelajaran IPA-fisika belum memfasilitasi peserta didik


(15)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk memiliki kemampuan meingkatkan pengetahuan, konsep IPA-fisika yang dipelajarinya serta belum memfasilitasi siswa untuk memilki keterampilan IPA dalam hal ini keterampilan proses sains.

Proses pembelajaran seperti yang telah diuraikan di atas berdampak pada profil Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa. Hasil tes KPS yang meliputi enam aspek KPS yaitu mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, menerapkan konsep, merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan menunjukkan bahwa KPS siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari Indeks Prestasi Kelompok (IPK) siswa pada tes KPS untuk aspek mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, menerapkan konsep, merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan berturut-turut yaitu 48,33%, 58,33%%, 40%, 53,75%, 25,83%, dan 46,25%. Indeks Prestasi Kelompok (IPK) pada tes KPS tersebut bila dikategorikan masih tergolong dalam kategori rendah.

Sementara itu, hasil evaluasi pembelajaran IPA–fisika materi pesawat sederhana menunjukkan nilai rata-rata siswa dari dua kelas yaitu kelas VIII D dan VIII H sebesar 69,86 dan 41,14. Nilai rata-rata siswa tersebut masih berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Nilai KKM menunjukkan pencapaian kompetensi minimum yang harus dikuasai peserta didik. Nilai rata-rata siswa yang masih berada di bawah nilai KKM mengindikasikan bahwa penguasaan konsep siswa pada materi pesawat sederhana masih rendah sehingga perlu untuk ditingkatkan. Rendahnya penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa diduga kuat disebabkan oleh proses pembelajarannya yang kurang membuat siswa terlibat aktif sehingga pengetahuan yang didapat siswa menjadi kurang bermakna, sebagaimana diungkapkan oleh Sanjaya (dalam Tenth, E.T, 2013) bahwa proses pembelajaran aktif, dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pengetahuan akan bermakna manakala dibangun sendiri oleh siswa, sedangkan pengetahun yang diperoleh dari hasil pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna sehingga mudah lupa dan tidak fungsional.


(16)

5

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan paparan hasil studi pendahuluan di atas, untuk meningkatkan penguasaan konsep serta melatih dan mengembangkan keterampilan proses sains siswa siperlukan suatu proses pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk mendapatkan kedua kemampuan tersebut secara maksimal. Salah satu model pembelajaran yang dipandang dapat membantu dan memfasilitasi siswa untuk meningkatkan penguasaan konsep dan melatihkan keterampilan proses sains yaitu model pembelajaran berbasis proyek.

Model pembelajaran berbasis proyek dipandang sesuai untuk melatihkan keterampilan proses sains karena model pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam suatu penyelidikan. Dalam kerangka ini siswa mencari solusi suatu permasalahan dengan mengajukan pertanyaan, membuat prediksi, merancang rencana percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil temuan Blumenfeld, dkk. (dalam The George Lucas Educational Foundation, 2007). Berdasarkan hal tersebut, maka dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran IPA dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa sebagaimana yang diharapkan dalam pembelajaran IPA.

Grant (2002) mengungkapkan bahwa model pembelajaran berbasis proyek berpusat pada peserta didik, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menginvestigasi secara mendalam topik yang sedang dipelajari, para peserta didik menjadi lebih mandiri karena mereka membangun pemahaman mereka sendiri. Melalui model pembelajaran berbasis proyek yang bersifat konstruktif, dimana siswa membangun pemahaman mereka sendiri, maka siswa akan mendapatkan pengetahuan yang bermaknas sehingga siswa dapat lebih menguasai topik pembelajaran yang sedang dipelajari.

Perlu dilakukan penelitian yang mencoba model pembelajaran yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa. Oleh karena itu penulis berkeinginan untuk melakukan sebuah penelitian penerapan model pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa. Dalam penelitian ini, penulis mengambil


(17)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

judul “PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran IPA di sekolah belum memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang diharapkan dalam pembelajaran IPA seperti pengalaman untuk mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan menafsirkan data, menyusun laporan serta mengkomunikasikan hasil percobaan dan belum memfasilitasi siswa untuk memiliki kemampuan meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA.

2. Proses pembelajaran IPA di sekolah seperti yang telah dipaparkan berdampak pada Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa yang rendah. Hal ini diindikasikan dari hasil tes KPS yang menunjukkan bahwa Indeks Prestasi Kelompok (IPK) KPS siswa pada aspek mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, menerapkan konsep, merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan berturut-turut yaitu 48,33%, 58,33%%, 40%, 53,75%, 25,83%, dan 46,25%. Indeks Prestasi Kelompok (KPS) siswa tersebut bila dikategorikan masih tergolong dalam kategori rendah.

3. Penguasaan konsep siswa pada materi pesawat sederhana masih lemah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa pada materi pesawat sederhana dari dua kelas yaitu 69,86 dan 45,14. Nilai rata-rata siswa masih berada di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Nilai KKM menunjukkan


(18)

7

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pencapaian kompetensi minimum yang harus dikuasai peserta didik. Nilai rata-rata siswa yang masih berada di bawah nilai KKM mengindikasikan bahwa penguasaan konsep siswa pada materi pesawat sederhana masih rendah sehingga perlu untuk ditingkatkan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa SMP pada materi pesawat sederhana?”. Secara lebih rinci rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah diterapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada pembelajaran IPA-Fisika materi pesawat sederhana?

2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada pembelajaran IPA-Fisika materi pesawat sederhana?

3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran IPA-Fisika dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek?

D. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Peningkatan keterampilan proses sains adalah peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah dilakukan tindakan yang dinyatakan dengan perolehan skor gain yang dinormalisasi dan Indeks Prestasi Kelompok (IPK) KPS siswa yang teramati selama kegiatan pembelajaran berlangsung.


(19)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan proses sains yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada aspek mengamati, mengklasifikasikan, menerapkan konsep, memprediksi, merencanakan percobaan, dan mengkomunikasikan.

2. Peningkatan penguasaan konsep yang dimaksud adalah perubahan yang dilihat dari nilai gain yang dinormalisasi dari skor penguasaan konsep sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) pemberian tindakan. Penguasaan konsep yang ditinjau yaitu pada aspek kognitif sebagaimana yang diungkapkan oleh Anderson yang meliputi aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), C5 (menilai), dan C6 (menciptakan). Aspek kognitif yang akan diteliti dalam penelitian ini hanya meliputi aspek C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis) menyesuaikan dengan cakupan kompetensi dalam kompetensi dasar untuk materi pesawat sederhana.

3. Respon siswa yang dimaksud adalah respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. Respon siswa dilihat dari angket respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. Respon siswa yang ditinjau merupakan respon siswa yang meliputi aspek pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek diantaranya meliputi proses pembelajaran, motivasi belajar, penguasaan konsep siswa kaitannya dengan pembelajaran, keterampilan proses sains siswa kaitannya dengan pembelajaran, lembar kerja proyek, soal evaluasi pembelajaran, kemampuan daya cipta siswa kaitannya dengan pembelajaran, dan sikap kerjasama serta keterbukaan terhadap ide/gagasan.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini yaitu :


(20)

9

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada pelajaran IPA-Fisika materi pesawat sederhana.

2. Mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek pada pelajaran IPA-Fisika materi pesawat sederhana.

3. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran IPA-Fisika dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Secara lebih rinci manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Memberikan informasi baru tentang model pembelajaran berbasis proyek yang merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa serta hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

 Bagi Siswa

Memudahkan siswa dalam menguasai konsep pesawat sederhana melalui pembelajaran berbasis proyek.

 Bagi Guru

Menambah pengetahuan tentang pembelajaran berbasi proyek yang merupakan salah satu model pembelajaran yang disarankan dalam kurikulum 2013 untuk meningkatkan keterampilan siswa.

 Bagi Sekolah

Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.


(21)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Memberikan latihan kepada peneliti sebagai calon guru fisika dalam mengimplementasikan pembelajaran fisika berbasis proyek.

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian secara teoritis dan praktis, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II, meliputi kajian teori mengenai model pembelajaran berbasis proyek, penguasaan konsep, serta keterampilan proses sains.

Bab III, membahas tentang metode dan desain penelitian, penentuan lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis instrumen, dan teknik pengolahan data.

Bab IV membahas tentang data hasil penelitian, kemudian pembahasan data hasil penelitian serta pembahasan temuan lain dari penelitian.

Bab V membahas tentang kesimpulan penelitian berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis pada bab sebelumnya, saran penelitian untuk perbaikan dalam penelitian selanjutnya.


(22)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian seperti diungkapkan oleh Arikunto (2010 : 203) merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sementara itu Sugiyono (2013 : 6) mengemukakan bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

experimental. Sugiyono (2013 : 109) mengemukakan bahwa dalam metode pre-experimental masih terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap

terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.

B.Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group

pretest-posttest design. Sugiyono (2013 : 110) menyatakan bahwa pada desain ini

terdapat pre-test sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Pada desain ini penelitian dilakukan hanya pada satu kelas saja sebagai kelas eksperimen dan tidak ada kelas kontrol sebagai pembanding. Setelah dilakukan pre-test kemudian diberikan perlakuan (treatment) dan diakhiri dengan pemberian post-test. Desain penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :


(23)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

O1 = pretest sebelum diberi perlakuan

X = Perlakukan (treatment) Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek A1 = Observasi terhadap treatment penerapan model pembelajaran dan kinerja

keterampilan proses sains selama treament pembelajaran berlangsung

O2 = posttest setelah diberi perlakuan (treatment)

A2 = Angket respon siswa terhadap perlakuan (treatment) penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu :

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian

Minggu ke- Hari/Tanggal Kegiatan Penelitian

1 Rabu, 10 September 2014 Pre-test Keterampilan proses Sains dan penguasaan konsep materi pesawat sederhana

2

Rabu, 17 September 2014

Treatment model pembelajaran berbasis proyek pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana pertemuan I (Penyajian tugas proyek tower crane)

Jum’at 19 September 2014

Treatment model pembelajaran berbasis proyek pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana pertemuan II (desain miniatur tower crane, pembuatan miniatur tower crane)

3 Rabu, 24 September 2014

Treatment model pembelajaran berbasis proyek pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana pertemuan II (presentasi kerja proyek) dan post-test keterampilan proses sains dan

Gambar 3.1 One-Group Pretest-Posttest Design

A

1

A

2

O

1

X

O

2


(24)

38

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penguasaan konsep materi pesawat sederhana

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru. Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa pada materi pesawat sederhana. Setelah dilakukan pre-test kemudian dilakukan pembagian kelompok kerja proyek. Siswa dikelompokkan menjadi enam kelompok. Lima kelompok beranggotakan enam siswa dan satu kelompok beranggotakan lima siswa. Treatment pembelajaran dilakukan dengan menerapkan enam tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana. Enam tahapan model pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan dalam pembelajaran yaitu (1) start with the

essential questions, (2) design a plan for the project, (3) create a schedule, (4) monitor the student and the progress of the project, (5) asses the outcome, dan (6) evaluate the experience.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 17 September 2014. Pertemuan pertama dilakukan dalam waktu tiga jam pelajaran yaitu 3 x 40 menit. Di awal pembelajaran siswa sudah langsung duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok kerja proyek yang sudah ditentukan sebelumnya. Kemudian dilakukan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. Pada pertemuan pertama peneliti melakukan pembelajaran dengan menerapkan empat tahapan model pembelajaran berbasis proyek yaitu (1) Start with the

essential question, (2) design a plan for the project, (3) create a schedule, dan (4) monitor of the the student and the progress of the project. Aktivitas pembelajaran

yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan empat tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek pada pertemuan pertama yaitu, pada tahap (1) Start

with the essential questions, peneliti menjelaskan mekanisme pembelajaran

berbasis proyek yang akan dilakukan pada pelajaran IPA materi pesawat sederhana. Kemudian peneliti menyajikan tugas proyek yang akan dilakukan serta membagikan lembar kerja proyek sebagai panduan siswa dalam melakukan kerja proyek. Tugas proyek yang harus dilakukan oleh siswa yaitu menyelidiki kegunaan tower crane dalam suatu kegiatan konstruksi bangunan dan membuat


(25)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

miniatur tower crane dari bahan yang sederhana. Pada tahap (2) Design a plan for

the project, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat rencana kerja proyek

dalam menyelesaikan tugas proyek yang telah diberikan. Peneliti membimbing siswa dalam membuat rencana kerja proyek melalui pertanyaan-pertanyaan penuntun yang mengarahkan siswa untuk memahami materi pesawat sederhana melalui kegiatan proyek tower crane. Pada tahap (3) Create a schedule, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat jadwal kerja proyek serta memberikan

deadline kerja proyek. Pada tahap (4) Monitor the student and the progress of the project, peneliti membimbing dan memotivasi siswa dalam melakukan kerja

proyek. Peneliti memberikan arahan melalui pertanyaan-pertanyaan penuntun untuk membimbing siswa dalam melakukan kerja proyek. Pada tahap ini siswa melakukan kerja proyek yaitu melakukan pengamatan terhadap alat tower crane melalui video cara kerja tower crane yang ditunjukkan oleh peneliti. Melalui pertanyaan-pertanyaan penuntun, peneliti memberikan arahan untuk menjembatani kerja proyek dengan materi pesawat sederhana yang akan dipelajari. Pada akhir pembelajaran pertemuan pertama, peneliti memberikan tindak lanjut kerja proyek yang harus diselesaikan pada pertemuan berikutnya, dan meminta siswa untuk melanjutkan kerja proyek berupa pengamatan secara langsung dan pengumpulan informasi terkait dengan tower crane dan materi pesawat sederhana di luar jam pelajaran.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 19 September 2014 dengan melanjutkan tahap (4) Monitor the student and the progress of the project dalam model pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran dilakukan dalam waktu dua jam pelajaran yaitu 2 x 40 menit. Pada pertemuan kedua, pembelajaran dilakukan dengan melanjutkan pembahasan tentang tugas proyek yang telah disajikan pada pertemuan pertama sebagai tindak lanjut kerja proyek pada pertemuan pertama. Aktivitas-aktivitas kerja proyek yang dilakukan siswa pada pertemuan kedua yaitu melaporkan hasil pengamatan tentang tower crane dan pengumpulan informasi terkait pesawat sederhana, membuat desain miniatur tower crane dari bahan yang sederhana, menentukan cara pembuatan miniatur tower crane berdasarkan desain


(26)

40

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang telah dibuat, dan membuat alat miniatur tower crane. Pembuatan alat miniatur tower crane dilakukan di dalam dan di luar jam pelajaran.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 24 September 2014. Pembelajaran pada pertemuan ketiga dilakukan dalam waktu tiga jam pelajaran atau 3 x 40 menit dengan melanjutkan kembali pembahasan tugas proyek dengan melakukan dua tahapan terakhir pada model pembelajaran berbasis proyek yaitu tahap (5) Asses the outcome dan tahap (6) evaluate the experience. Aktivitas-aktivitas proyek yang dilakukan pada pertemuan ketiga yaitu presentasi hasil kerja proyek yang telah dilakukan oleh siswa, menyimpulkan hasil kerja proyek sesuai dengan tugas proyek yang diberikan, melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kerja proyek yang telah dilakukan. Pertemuan ketiga diakhiri dengan memberikan

post-test keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa terhadap materi

pesawat sederhana yang telah dipelajari melalui kegiatan proyek.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2013 : 117) menyatakan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di kota Bandung tahun ajaran 2014/2015.

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2013 : 118). Sampel dalam penelitian ini diambil secara

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu, berdasarkan pertimbangan peneliti dan saran guru mata pelajaran IPA di sekolah. Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu kelas VIII F dengan jumlah siswa yaitu 35 siswa.


(27)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat empat variabel penelitian yang akan diukur dan diteliti dalam penelitian ini yaitu keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek, keterampilan proses sains, penguasaan konsep, dan respon siswa. Selanjutnya definisi operasional untuk setiap variabel tersebut antara lain :

1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas guru dan siswa yang muncul dan dilakukan dalam pembelajaran berdasarkan tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek. Tahapan model pembelajaran berbasis proyek menurut The George

Lucas Educational Foundation (2007) terdiri dari :

Start with the Essential Question

Design a Plan for the Project

Create a Schedule

Monitor the Students and the Progress of the Project

Assess the Outcome

Evaluate the Experience

Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam kegiatan pembelajaran diobservasi oleh beberapa observer dengan panduan lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek.

2. Keterampilan proses sains didefinisikan sebagai keterampilan yang muncul pada siswa yang melibatkan keterampilan kognitif, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual terlibat dalam keterampilan proses karena siswa melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial dimaksudkan bahwa siswa berinteraksi dengan semuanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Keterampilan proses sains diukur dengan menggunakan instrumen tes dan lembar observasi kinerja keterampilan proses sains yang meliputi aspek keterampilan mengamati, mengklasifikasikan, menerapkan konsep, memprediksi, merencanakan


(28)

42

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

percobaan, dan mengkomunikasikan. Instrumen tes yang digunakan berbentuk soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban sedangkan lembar observasi kinerja keterampilan proses sains yang digunakan berbentuk skala Guttman.

3. Penguasaan konsep didefinisikan sebagai tingkatan kemampuan siswa dimana siswa tidak hanya mengetahui sebuah konsep melainkan benar-benar menguasainya dengan baik dan dapat menggunakan pengetahuan tersebut dalam menyelesaikan permasalahan. Indikator penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini didasarkan pada tingkatan kemampuan kognitif yang disebut dengan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwol yang meliputi dimensi proses kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta). Penguasaan konsep yang teliti dalam penelitian ini hanya meliputi dimensi proses kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis). Penguasaan konsep diukur dengan menggunakan instrumen tes berbentuk soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.

4. Respon Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini didefinisikan sebagai tanggapan atau pendapat siswa yang muncul terhadap pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek yang meliputi proses pembelajaran, motivasi belajar, penguasaan konsep siswa kaitannya dengan pembelajaran, keterampilan proses sains siswa kaitannya dengan pembelajaran, lembar kerja proyek, soal evaluasi pembelajaran, kemampuan daya cipta siswa kaitannya dengan pembelajaran, dan sikap kerjasama serta keterbukaan terhadap ide/gagasan. Respon siswa diukur dengan menggunakan instrumen angket berbentuk skala likert.


(29)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian. Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut : a. Melakukan studi literatur dan studi pendahuluan terkait dengan masalah

penelitian. Studi literatur yang dilakukan diantaranya meliputi pencarian informasi terkait pembelajran berbasis proyek, penguasaan konsep, serta keterampilan proses sains.

b. Melakukan studi kurikulum terkait pokok bahasan materi yang dijadikan penelitian yang meliputi pengakajian kompetensi inti dan kompetensi dasar.

c. Membuat perangkat pembelajaran yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP) dan Lembar Kerja Proyek.

d. Menyusun instrumen penelitian yaitu soal penguasaan konsep, soal keterampilan proses sains, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

e. Menentukan tempat pelaksanaan penelitian sesuai dengan kebutuhan penelitian serta membuat surat ijin penelitian.

f. Menentukan sampel penelitian berdasarkan teknik purposive sampling. g. Melakukan judgement instrumen penelitian kepada dosen ahli.

h. Melakukan uji coba instrumen soal penguasaan konsep dan soal keterampilan proses sains yang telah disusun.

i. Melakukan analisis hasil uji instrumen penguasaan konsep dan keterampilan proses sains yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya pembeda sehingga diperoleh instrumen yang kayak sesuai dengan tujuan penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:


(30)

44

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Melaksanakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai penguasaan konsep dan keterampilan proses sains.

b. Memberikan treatment dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Proyek.

c. Melakukan observasi keterlaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek (oleh observer).

d. Melakukan observasi keterampilan proses sains selama pembelajran berlangsung.

e. Memberikan posttest terkait penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa dengan instrumen yang sama dengan pretest.

f. Memberikan angket respon siswa terhadap Pembelajaran Berbasis Proyek.

3. Tahap Akhir Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir penelitian adalah sebagai berikut: a. Mengolah data hasil pretest dan posttest terkait dengan penguasaan konsep

dan keterampilan proses sains siswa, lembar hasil observasi keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek, lembar observasi keterampilan proses sains, dan angket respon siswa terhadap Pembelajaran Berbasis Proyek.

b. Menentukan peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa.

c. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian.

d. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang diperolehuntuk menjawab permasalahan penelitian.

e. Mengevaluasi hasil penelitian serta memberikan saran untuk penelitian yang lebih baik.


(31)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(32)

46

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2013 : 148). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen tes dan non-tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa dan keterampilan proses sains siswa. Sedangkan instrumen non-tes digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek, profil kinerja keterampilan proses sains siswa, dan respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa dan keterampilan proses sains siswa. Instrumen tes penguasaan konsep yang digunakan adalah soal pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang memuat indikator-indikator penguasaan konsep pada aspek kognitif menurut Anderson yaitu C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis). Sementara instrumen tes keterampilan proses sains yang digunakan adalah soal berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban yang memuat indikator-indikator keterampilan proses sains mengamati, mempredikasi, mengkomunikasikan, menerapkan konsep, dan merencanakan percobaan. Tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains dilakukan dua kali yaitu pada pre-test dan post-test. Instrumen tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.2

Langkah-langkah untuk menyusun instrumen tes yaitu :

a. Menyusun kisi-kisi untuk penyusunan instrumen penelitian, dalam hal ini soal IPA materi pesawat sederhana kelas VIII.

b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. c. Melakukan judgment terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat kepada


(33)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu d. Melakukan revisi dan melakukan judgment ulang.

e. Melakukan uji coba unstrumen untuk mengetahui reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen tes.

f. Menganalisis reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda instrumen tes.

Adapun teknik analisis instrumen tes yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut.

a. Validitas

Pengujian validitas soal dilakukan dengan pengujian validitas konstruk (construct validity). Pengujian validitas konstruk, menurut Sugiyono (2013 : 177) dapat digunakan pendapat dari ahli (judgement experts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun itu. Pengujian validitas soal dilakukan dengan melihat kesesuaian antara indikator penguasaan konsep dan keterampilan proses sains dengan isi instrumen. Pengujian validitas isi dilakukan dengan melihat kesesuaian antara isi instrumen dengan materi yang diajarkan. Validitas soal dapat dihitung dengan menggunakan Pearsons Product Moment dengan angka kasar, sebagai berikut:

r

xy

=

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = jumlah benar per item

Y = jumlah skor total N = Jumlah subjek

Adapun tolak ukur untuk menginterpretasikan validitas soal digunakan kriteria sebagai berikut.


(34)

48

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kriteria Validitas Soal

Nilai rxy Kriteria

0,80 – 1.00 Sangat tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah (Arikunto, 2010 : 75)

b. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas soal dilakukan dengan cara test-retest. Menurut Sugiyono (2013 : 184) instrumen penelitian yang reliabilitasnya diuji dengan test-retest dilakukan dengna cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Nilai reliabilitas ditentukan dengan mencari koefisien reliabilitas. Untuk menghitung tingkat reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20, sebagai berikut:

Keterangan :

= reliabilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p)

∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item


(35)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menginterpretasikan reliabilitas digunakan dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Tingkat Reliabilitas

Nilai rxy Kriteria

0,80 – 1.00 Sangat tinggi

0,60 – 0,80 Tinggi

0,40 – 0,60 Cukup

0,20 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah (Arikunto, 2010 : 75)

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2001 : 211). Untuk menentukan daya pembeda soal digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

D : Daya pembeda

: Banyaknya peserta kelompok atas : Banyaknya peserta kelompok bawah

: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

: Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Nilai DP kemudian diinterpretasikan berdasarkan kriteria daya pembeda soal pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4


(36)

50

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai DP Kriteria

0,00 – 0,20 Jelek

0,20 – 0,40 Cukup

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Bak sekali Negatif Semua tidak baik

(Arikunto, 2010 : 218)

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dalam proporsi yang besarnya antara 0,00 sampai dengan 1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran soal dpat digunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar = jumlah seluruh siswa peserta tes

Setelah menghitung indeks kesukaran, kemudian indeks kesukaran diinterpretasikan berdasarkan tabel 3.5

Tabel 3.5

Kriteria tingkat Kesukaran

Indeks kesukaran Kriteria

0,1 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,00 Mudah

(Arikunto, 2010 : 210)

e. Hasil Analisis Uji Coba Intrumen

Setelah dilakukan analisis uji instrumen, didapatkan hasil seperti ditunjukkan pada Tabel 3.6. Pengolahan analisis instrumen dapat dilihat pada lampiran D.2.


(37)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6


(38)

52

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

rxy Kriteria DP Kriteria TK Kriteria

1 0,64 Tinggi 0,65 Baik 0,63 Sedang Dipakai

2 0,52 Sedang 0,50 Baik 0,55 Sedang Dipakai

3 0,54 Sedang 0,60 Baik 0,45 Sedang Dipakai

4 0,63 Tinggi 0,60 Baik 0,50 Sedang Dipakai

5 0,55 Sedang 0,55 Baik 0,53 Sedang Dipakai

6 0,56 Sedang 0,50 Baik 0,50 Sedang Dipakai

7 0,48 Sedang 0,50 Baik 0,38 Sedang Dipakai

8 0,52 Sedang 0,50 Baik 0,68 Sedang Dipakai

9 0,65 Tinggi 0,70 Baik 0,48 Sedang Dipakai

10 0,66 Tinggi 0,60 Baik 0,65 Sedang Dipakai

11 0,69 Tinggi 0,70 Baik 0,45 Sedang Dipakai

12 0,65 Tinggi 0,70 Baik 0,53 Sedang Dipakai

13 0,59 Sedang 0,60 Baik 0,63 Sedang Dipakai

14 0,54 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai

15 0,47 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai

16 0,58 Sedang 0,50 Baik 0,65 Sedang Dipakai

17 0,54 Sedang 0,50 Baik 0,40 Sedang Dipakai

18 0,63 Tinggi 0,50 Baik 0,75 Mudah Dipakai

19 0,48 Sedang 0,50 Baik 0,55 Sedang Dipakai

20 0,42 Sedang 0,40 Cukup 0,65 Sedang Dipakai

21 0,5 Sedang 0,50 Baik 0,73 Mudah Dipakai

22 0,73 Tinggi 0,70 Baik 0,68 Sedang Dipakai

23 0,52 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai

24 0,58 Sedang 0,50 Baik 0,65 Sedang Dipakai

25 0,43 Sedang 0,50 Baik 0,53 Sedang Dipakai

26 0,1 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,23 Sukar Tidak Dipakai

27 0,11 Sangat Rendah 0,05 Jelek 0,58 Sedang Tidak Dipakai

28 0,07 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,35 Sedang Tidak Dipakai

29 0,2 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,80 Mudah Tidak Dipakai

30 0,07 Sangat Rendah 0,10 Jelek 0,50 Sedang Tidak Dipakai

Reliabilitas Kriteria

0,90 Sangat Tinggi

Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran


(39)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil Analisis Uji Instrumen KPS

2. Instrumen Non-tes

Instrumen non-tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk lembar observasi untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek dan profil kinerja keterampilan proses sains, serta angket untuk mengetahui respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek.

a. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek digunakan untuk mengukur keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek berbentuk skala Guttman. Lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek berisi aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa yang disesuaikan dengan tahapan dalam model pembelajaran berbasis proyek. Instrumen lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek dapat dilihat pada lampiran C.3

b. Lembar Observasi Kinerja Keterampilan Proses Sains Siswa rxy Kriteria DP Kriteria TK Kriteria

31 0,67 Tinggi 0,60 Baik 0,60 Sedang Dipakai

32 0,7 Tinggi 0,70 Baik 0,63 Sedang Dipakai

33 0,61 Tinggi 0,60 Baik 0,55 Sedang Dipakai

34 0,64 Tinggi 0,50 Baik 0,75 Mudah Dipakai

35 0,5 Sedang 0,50 Baik 0,43 Sedang Dipakai

36 0,64 Tinggi 0,70 Baik 0,53 Sedang Dipakai

37 0,44 Sedang 0,50 Baik 0,45 Sedang Dipakai

38 0,49 Sedang 0,50 Baik 0,48 Sedang Dipakai

39 0,46 Sedang 0,40 Cukup 0,50 Sedang Dipakai

40 0,12 Sangat Rendah 0,05 Jelek 0,33 Sedang Tidak Dipakai

41 0,51 Sedang 0,50 Baik 0,63 Sedang Dipakai

42 0,56 Sedang 0,45 Baik 0,73 Mudah Dipakai

43 0,44 Sedang 0,45 Baik 0,43 Sedang Dipakai

44 0,5 Sedang 0,5 Baik 0,48 Sedang Dipakai

45 0,06 Sangat Rendah 0,1 Jelek 0,13 Sukar Tidak Dipakai

No Soal Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Keputusan

Reliabilitas Kriteria

0,82 Sangat Tinggi


(40)

54

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar observasi kinerja keterampilan proses sains digunakan untuk mengukur profil kinerja keterampilan proses sains siswa. Lembar observasi kinerja keterampilan proses sains berbentuk skala Guttman. Lembar observasi kinerja keterampilan proses sains berisi aktivitas-aktivitas keterampilan proses sains yang dilakukan selama proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. Lembar observasi kinerja keterampilan proses sains disesuaikan dengan indikator-indikator pada setiap aspek keterampilan proses sains menurut Rustaman, dkk (2005 : 86) yang mungkin muncul dalam setiap tahapan pembelajaran berbasis proyek. Instrumen lembar observasi kinerja keterampilan proses sains dapat dilihat pada lampiran C.4

c. Angket Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Respon siswa terhadap model pembelajaran berbasis proyek diukur menggunakan angket dengan skala likert dengan lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Angket berisi 28 pernyataan dengan 14 pernyataan postif dan 14 pernyataan negatif tentang pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek yang meliputi aspek proses pembelajaran, motivasi belajar, penguasaan konsep dan keterampilan proses sains kaitannya dengan pembelajaran, lembar kerja proyek, soal evaluasi pembelajaran, kemampuan daya cipta, sikap kerjasama, dan sikap keterbukaan terhadap ide/gagasan. Instrumen angket dapat dilihat pada lampiran C.6

G. Teknik Pengolahan Data

a. Pengolahan Data Hasil Tes Penguasaan Konsep dan keterampilan Proses Sains

Data hasil tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains diperoleh dari hasil pre-test dan post-test soal penguasaan konsep dan keterampilan proses sains. Pengolahan data-datanya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:


(41)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Pemberian Skor

Penskoran dilakukan pada hasil tes penguasaan konsep dan keterampilan proses sains pada pretest dan posttest. Penskoran yang dilakukan yaitu dengan memberikan skor 1 pada jawaban yang benar dan memberikan skor 0 pada jawaban yang salah. Skor maksimum ideal sama dengan jumlah soal yang diberikan.

2. Menghitung Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest

Rata-rata dari skor pre-test dan post-test dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

̅ ∑

Keterangan :

̅ = skor rata-rata skor pre-test dan post-test = skor yang diperoleh setiap siswa

= Jumlah siswa

3. Menghitung Skor Gain yang Dinormalisasi

Setelah dilakukan penskoran dan menghitung nilai rata-rata pre-test dan

post-tes kemudian dihitung skor gain yang dinormalisasi yang ditentukan dengan

persamaan yang dirumuskan oleh Hake (1998), sebagai berikut:

Nilai gain yang didapatkan kemudian diinterpretasikan berdasarkan tabel nilai gain dinormalisasi pada tabel 3.7

Tabel 3.8

Interpretasi nilai gain dinormalisasi

Nilai Klasifikasi

Tinggi

Sedang

Rendah


(42)

56

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pengolahan Data Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains

Pengolahan data hasil observasi keterampilan proses sains dilakukan untuk mengetahui profil keterampilan proses sains siswa selama diterapkan pembelajaran berbasis proyek. Profil keterampilan proses sains dapat dilihat dari nilai Indeks Prestasi Kelompok (IPK) KPS. Langkah-langkah untuk menentukan Indeks Prestasi Kelompok (IPK) adalah sebagai berikut:

1. Menentukan skor rata-rat pada setiap aspek KPS

̅

2. Menentukan Skor Maksimum Ideal (SMI)

3. Menentukan Indeks Prestasi Kelompok (IPK) dengan menggunakan rumus

̅

4. Menginterpretasikan nilai IPK sesuai dengan Tabel 3.8

Tabel 3.9

Klasifikasi Indeks Prestasi Kelompok (IPK)

IPK (%) Kategori

90 - 100 Sangat Tinggi

75 - 89,99 Tinggi

55 - 74,99 Sedang

30 - 54,99 Rendah

0 – 29,99 Sangat Rendah

Luhut Panggabean (dalam Utami, 2012)

c. Pengolahan Data Hasil Observasi keterlaksanann Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Pengolahan data hasil observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis proyek dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

a. Menghitung jumlah jawaban cheklist “ya” dan “tidak” yang diisi oleh observer pada format observasi.

b. Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran berbasis proyek dengan menggunakan persamaan berikut:


(43)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Pengolahan Data Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis Proyek

Angket respon siswa terdiri dari 28 pernyataan dengan 14 pernyataan bersifat positif dan 14 pernyataan bersifat negatif. Siswa diminta untuk mengisi angket yang menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk pernyataan-pernyataan positif diberi skor SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, STS = 1, sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4, STS = 5. Kemudian dihitung jumlah skor untuk seluruh item pernyataan. Setelah itu dihitung persentase respon siswa dengan membandingkannya terhadap skor ideal. Skor ideal adalah skor untuk seluruh item pernyataan jika seandainya semua menjawab SS untuk pernyataan positif dan STS untuk pernyataan negatif, atau secara ringkas persentase respon siswa dapat dihitung dengan persamaan berikut.


(44)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung terhadap kelas VIII F dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek secara umum dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hal ini dapat dilihat dari skor

post-test keterampilan proses sains siswa yang meningkat dibandingkan

dengan skor pre-test siswa. Besar peningkatan keterampilan proses sains siswa dapat dilihat dari skor gain yang dinormalisasi <g>. Rata-rata skor gain yang dinormalisasi untuk keterampilan proses sains siswa yaitu 0,36 dengan kategori sedang. Profil keterampilan proses sains siswa selama pembelajarn berbasis proyek dilakukan secara umum dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata IPK keterampilan proses sains yang diamati setiap pertemuan pembelajaran berbasis proyek. Rata-rata skor IPK untuk setiap aspek KPS yaitu aspek mengamati dengan rata-rata IPK 86,60 termasuk dalam kategori tinggi, aspek mengklasifikasi dengan rata-rata IPK 66,67 termasuk dalam kategori sedang, aspek memprediksi dengan rata-rata IPK 58,82 termasuk dalam kategori sedang, aspek menerapkan konsep dengan rata-rata IPK 68,14 termasuk dalam kategori sedang, aspek merencanakan percobaan dengan rata-rata IPK 69,61 termasuk dalam kategori sedang, dan aspek mengkomunikasikan dengan rata-rata IPK 60,29 termasuk dalam kategori sedang.

2. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa terhadap materi peswat sederhana. Hal ini ditunjukkan dari skor gain yang dinormalisasi <g> sebesar 0,38 yang


(1)

57

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Pengolahan Data Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Berbasis

Proyek

Angket respon siswa terdiri dari 28 pernyataan dengan 14 pernyataan bersifat positif dan 14 pernyataan bersifat negatif. Siswa diminta untuk mengisi angket yang menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Untuk pernyataan-pernyataan positif diberi skor SS = 5, S = 4, R = 3, TS = 2, STS = 1, sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor SS = 1, S = 2, R = 3, TS = 4, STS = 5. Kemudian dihitung jumlah skor untuk seluruh item pernyataan. Setelah itu dihitung persentase respon siswa dengan membandingkannya terhadap skor ideal. Skor ideal adalah skor untuk seluruh item pernyataan jika seandainya semua menjawab SS untuk pernyataan positif dan STS untuk pernyataan negatif, atau secara ringkas persentase respon siswa dapat dihitung dengan persamaan berikut.


(2)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung terhadap kelas VIII F dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek secara umum dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hal ini dapat dilihat dari skor post-test keterampilan proses sains siswa yang meningkat dibandingkan dengan skor pre-test siswa. Besar peningkatan keterampilan proses sains siswa dapat dilihat dari skor gain yang dinormalisasi <g>. Rata-rata skor gain yang dinormalisasi untuk keterampilan proses sains siswa yaitu 0,36 dengan kategori sedang. Profil keterampilan proses sains siswa selama pembelajarn berbasis proyek dilakukan secara umum dapat dikatakan baik. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata IPK keterampilan proses sains yang diamati setiap pertemuan pembelajaran berbasis proyek. Rata-rata skor IPK untuk setiap aspek KPS yaitu aspek mengamati dengan rata-rata IPK 86,60 termasuk dalam kategori tinggi, aspek mengklasifikasi dengan rata-rata IPK 66,67 termasuk dalam kategori sedang, aspek memprediksi dengan rata-rata IPK 58,82 termasuk dalam kategori sedang, aspek menerapkan konsep dengan rata-rata IPK 68,14 termasuk dalam kategori sedang, aspek merencanakan percobaan dengan rata-rata IPK 69,61 termasuk dalam kategori sedang, dan aspek mengkomunikasikan dengan rata-rata IPK 60,29 termasuk dalam kategori sedang.

2. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa terhadap materi peswat sederhana. Hal ini ditunjukkan dari skor gain yang dinormalisasi <g> sebesar 0,38 yang


(3)

81

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

termasuk kriteria sedang. Secara umum terdapat peningkatan pada setiap dimensi proses kognitif penguasaan konsep. Dimensi proses kognitif C1 mengalami peningkatan dengan besar <g> yaitu 0,40 yang termasuk kriteria sedang, dimensi proses kognitif C2 mengalami peningkatan dengan besar <g> yaitu 0,39 yang termasuk kriteria sedang. Dimensi proses kognitif C3 mengalami peningkatan dengan besar <g> yaitu 0,32 yang termasuk kriteria sedang. Dimensi proses kognitif C4 mengalami peningkatan dengan perolehan <g> sebesar 0,63 yang termasuk kriteria sedang.

3. Respon siswa terhadap pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek cenderung mendapat respon positif dengan persentase rata-rata respon siswa yaitu 76,45 %.

B. Saran

Sebagai bahan perbaikan dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran berbasis proyek, berikut beberapa hal menurut peneliti yang perlu diperhatikan agar pembelajaran berbasis proyek dapat dilakukan dengan baik.

1. Peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains yang dilakukan masih dalam kategori sedang, yang diduga disebabkan oleh pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek yang kurang maksimal terutama dalam tahap memonitor kegiatan proyek sehingga perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek terutama dalam tahap memonitor kegiatan proyek untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal.

2. Perlu dilakukan perbaikan terhadap pertanyaan-pertanyaan penuntun dalam pelaksanaan model pembelajaran berbasis proyek sehingga dapat menjembatani kegiatan proyek dengan disiplin ilmu yang akan dipelajari agar penguasaan konsep terhadap suatu disiplin ilmu dapat lebih baik lagi.


(4)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Afifudin. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Pemahaman konsep dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Alkins, K. dkk. (2008). Project based learning vs. Traditional instruction in the fourth

grade science curriculum. [Online]. Tersedia :

https://www.oaisd.org/downloads/instructional_services__action_research/project_b ased_learning_vs_traditional_instruction_in_4th_gr_sci_20090612_073522_250.pdf (12 April 2014)

Arikunto, S. (2010). Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Blumenfeld, P. dkk. (1991). Motivating Project based Learning : Sustaining the Doing, Supporting, the learning. Educational Psychologist, 26 (3 & 4). 369 – 398.

BSNP. (2010). Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI versi 01 Tahun 2010. [Online]. Tersedia : https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/06/paradigma-pendidikan-nasional-abad-xxi.pdf (2 April 2014)

BSNP. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan

Cakici, Y. dan Turkmen, N. (2013). An Investigation of the Effect of Project-Based Learning Approach on Children’s Achievement and Attitude in Science.The Online Journal of Science and Technology. Volume 3 Issue 2.

Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga

Dahlman, S. (2010). Anantomy of a tower crane. [Online]. Tersedia : http//www.marinacityonline.com/news/waterview0113.htm (15 September 2014) Grant, M. (2002). Getting a grip on project-based learning: theory, cases and

recommendations. A Middle School Computer Technologies Journal a service of NC State University, Raleigh, NC Volume 5.

Hake. (1999). Analyzing change/gain scores. [Online]. Tersedia : http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf (20 April 2014) Karim, S.,dkk. (2008). Belajar IPA: membuka cakrawala alam sekitar 2 untuk kelas VIII/

SMP/MTs. Jakarta : Depdiknas

Kemendikbud. (2013). Permendiknas No.64 Tahun 2013. Jakarta : Kemendikbud Kemendikbud. (2014). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Kemendikbud


(5)

83

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Khaerunisa, M. (2013). Penerapan Metode Experimenting & Discussion Untuk Mengetahui Profil Keterampilan Proses Sains dan Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan

Pramana, S. (2010). Bagian-bagian tower crane. [Online]. Tersedia: http//www.sanggapramana.wordpress.com (15 September 2014)

Rustaman, N., dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : Universitas Negeri Malang

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Semiawan, C. (1986). Pendekatan keterampilan proses. Jakarta : Gramedia

Setiawan, E. (2011). Kamus Besar bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia : http//pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/ (12 April 2014)

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sulistyanto, H & Edi W. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Tenth, E.T. (2013). Pembelajaran berbasis proyek dengan portofolio untuk meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa sma pada topik listrik dinamis. Tesis Jurusan Pendidikan IPA Pascasarjana UPI Bandung : Tidak diterbitkan

The George Lucas Educational Foundation. (2007). How Does Project-Based Learning Work?. [Online]. Tersedia : http://www.edutopia.org/project-based-learning-guide-implementation (12 Februari 2014)

Thomas, J.W. (2000). A review of Research on Project Based Learning. [Online].Tersediahttp://www.bie.org/research/study/review_of_project_based_learni ng_2000 (14 Maret 2014)

Utami, A.F. (2012). Upaya meningkatkan keterampilan proses sains dalam pembelajaran fisika dengan menggunakan pendekatan hierarki inkuiri di kelas xi ipa 2 sma yayasan atikan sunda (yas) bandung semester 1 tahun ajaran 2011/2012. Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung : Tidak diterbitkan

Wartono. (2003). Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang : Universitas Negeri Malang Winkel, W.S. (1996) Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo


(6)

Gun GUN Ginanjar, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep Siswa Smp Pada Materi Pesawat Sederhana

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yalcin, A., dkk. 2009. The Effect of Project Based Learning on Science Undergraduates’ Learning of Electricity, Attitude towards Physics and Scientific Process Skills. International Online Journal Education Sciences. Vol.1 No.1 Hal. 81-105.

Yusup, I.R. (2013). Penguasaan konsep dan kreativitas siswa sma pada materi pokok sistem ekskresi manusia melalui penerapan model project based learning (pjbl). Tesi Jurusan Pendidikan IPA Pascasarjana UPI Bandung : Tidak diterbitkan


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP

11 78 199

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA SUBKONSEP DIFUSI OSMOSIS.

3 13 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI PADA MATERI CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

0 0 50

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS X PADA KONSEP INSEKTA.

0 3 38

PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWASMK PADA PEMISAHAN CAMPURAN.

0 0 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUST-IN-TIME TEACHING (JITT) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP PADA MATERI HUKUM NEWTON.

16 27 39

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS.

0 1 37

PENERAPAN ASESMEN KINERJA PADA PEMBELAJARAN INKUIRI BERBASIS LABORATORIUM UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP MATERI CAHAYA SISWA SMP.

5 9 32

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP.

1 6 266

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMP PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA - repository UPI S FIS 1001056 Title

0 0 3