PENGARUH INTERVENSI METODE LATIHAN IMAJERI MOTIVASIONAL TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR LOB BERTAHAN DAN KEPERCAYAAN DIRI ATLET BULUTANGKIS PEMULA USIA 10-12 TAHUN.
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1
PENGARUH INTERVENSI METODE LATIHAN IMAJERI
MOTIVASIONAL TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR LOB BERTAHAN DAN KEPERCAYAAN DIRI ATLET
BULUTANGKIS PEMULA USIA 10-12 TAHUN
(StudiEksperimenpada ekstrakurikuler bulutangkisdi SDN 1 Grogol Kabupaten Cirebon)
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan JurusanPendidikanKepelatihan Olahraga
Oleh
BAMBANG SUGANDI 0800393
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(2)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2 2013
PENGARUH INTERVENSI METODE LATIHAN IMAJERI
MOTIVASIONAL TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR LOB BERTAHAN DAN KEPERCAYAAN DIRI ATLET
BULUTANGKIS PEMULA USIA 10-12 TAHUN
(StudiEksperimenpada ekstrakurikuler bulutangkisdi SDN 1 Grogol Kabupaten Cirebon)
Oleh Bambang Sugandi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan OlahragadanKesehatan
© Bambang Sugandi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(3)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : BambangSugandi
Nim : 0800393
Judul :
PengaruhIntervensiMetodeLatihanImajeriMotivasionalTerhada pPenguasaanKeterampilanTeknikDasar Lob
BertahandanKepercayaanDiriAtletBulutangkisPemulaUsia 10-12 tahun
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH DOSEN PEMBIMBING
Pembimbing I
YusupHidayat, M.Si. NIP. 196808301999031001
Pembimbing II
Drs. Satriya
NIP. 196002101987031004
Mengetahui Ketua Program Studi PendidikanKepelatihanOlahraga
(4)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4
Dr. BoykeMulyana, M.Pd. NIP. 196210231989031001
(5)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
i
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan dan Kepercayaan
Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun.
Bambang Sugandi
Pembimbing I: Yusup Hidayat, M.Si Pembimbing II: Drs. Satriya
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh intervensi metode latihan imajeri motivasional terhadap penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri atlet pemula usia 10-12 tahun, sekaligus menguji adanya tidaknya korelasi antara peguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan dengan kepercayaan diri. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen terhadap sampel penelitian siswa-siswa SDN 1 GROGOL KAB. CIREBON yang aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bulutangkis sebanyak 20 orang, terdiri atas 10 orang kelompok eksperimen dan 10 orang kelompok kontrol, dari setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa putra dan 5 orang siswa putri. Semua sampel di pilih dan ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Hasil penghitungan uji independent samples t tes data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol lob bertahan dengan menggunakan asumsi equal variances not assumed diperoleh nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol yaitu (21,00 > 16,10) dan hasil penghitungan uji independent samples t tesdata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol kepercayaan diri menggunakan asumsi aequal variances not
assumed diperoleh nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada
kelompok kontrol yaitu (54,10 > 50,90), dan setelah di analisis, terbukti bahwa metode latihan imajeri motivasional memberikan pengaruh signifikan terhadap penguasaan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri atlet pemula usia 10-12 tahun.
Kata-kata kunci: Imajeri Motivasional, Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan, dan Kepercayaan Diri.
(6)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 7
C.Tujuan Penelitian ... 7
D.Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 9
A. Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan ... 9
1. Pengertian dan batasan ... 9
2. Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan... 9
3. Analisis Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan ... 11
B. Kepercayaan Diri ... 14
1. Pengertian dan Batasan Kepercayaan Diri ... 14
2. Dimensi dan Indikator Kepercayaan Diri... 16
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri ... 17
(7)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
vii
D. Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional ... 20
1. Pengertian dan Batasan Intervensi Metode Latihan Mental... 20
2. Pengertian, Dimensi, dan Indikator Imajeri Motivasional ... 22
E. HBUNGAN ANTARA IMAJERI MOTIVASIONAL DENGAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR LOB BERTAHAN DAN KEPERCAYAAN DIRI ... 24
F. HIPOTESIS ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A.Lokasi dan SubjekPenelitian ... 26
1. Lokasi Penelitian ... 26
2. Subjek Penelitian ... 26
B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 26
1. Populasi Penelitian... 26
2. Sampel Penelitian ... 27
C. Desain Penelitian ... 28
D. Metode Penelitian ... 29
E. Instrumen Penelitian ... 30
1. Instrumen Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 30
a. Definisi Konseptual ... 30
b. Definisi Operasional ... 31
c. Prosedur Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 31
2. Instrumen Kepercayaan Diri ... 33
a. Definisi Konseptual dan Operasional ... 34
b. Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri ... 34
c. Kriteria Pemberian Skor Pertanyaan atau Pernyataan ... 35
d. Uji Coba Angket ... 36
(8)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
viii
G. Prosedur Penelitian ... 40
1. Tahap Persiapan ... 40
2. Tahap Pelaksanaan... 40
3. Tahap Pelaporan ... 40
H. Analisis Data ... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A.Hasil Penelitian ... 42
1. DeskriptifStatistik ... 42
2. UjiAsumsi ... 43
3. UjiHipotesis ... 49
B.PembahasanHasilPenelitian ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A.Kesimpulan ... 57
B. Saran... ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 61
(9)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ix
DAFTAR TABEL
3.1 Populasi Penelitian ... 27
3.2 Sampel Penelitian ... 28
3.3 Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan ... 30
3.4 Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri ... 35
3.5 Data Hasil Iji Validitas Angket Kepercayaan Diri ... 37
3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 39
4.1Deskriptif Statistik keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan ... 42
4.2Deskriptif Statistik Kepercayaan Diri ... 42
4.3UjiNormalitasHasil Tes Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan ... 43
4.4UjiNormalitas Kepercayaan Diri... 45
4.5UjiHomogenitasLob Bertahan ... 47
4.6 Uji Homogenitas Keperyaan Diri ... 48
4.7 Hogenitas Kedua Variabel ... 48
4.8Hasil Analisis Independent Sampelst test Uji Pengaruh Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik dasar Lob Bertahan ... 50
4.9Hasil Analisis Independent Sampels t test Uji Pengaruh Imajeri Motivasional Terhadap Kepercayaan Diri ... 51
4.10Hasil Analisis Independent Sample t test Uji Pengaruh Keterampilan teknik dasar Lob Bertahan dengan Kepercayaan Diri Kelompok Eksperimen ... 53
(10)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
x
DAFTAR GAMBAR
3.1 Gambar Design Penelitian Posttest Only Control Group Design ... 28 3.2GambarLapanganPelaksanaanTes Lob Bertahan……… ... 33 4.1 Gambar Grafik Uji Normalitas Data Lob Bertahan Kelompok Eksperimen.. 44 4.2 Gambar Geafik Uji Normalitas Data Lob Bertahan kelompok Kontrol... 45 4.3 Gambar Grafik Uji Normalitas data Kepercayaan Diri Kelompok
Eksperimen... 46 4.4 Gambar GrafikUji Normalitas data Kepercayaan Diri Kelompok Kontrol .... 46
(11)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Program Latihan ... 62
Lampiran 2 Skrip Imajeri ... 73
Lampiran 3 Angket Uji Coba ... 90
Lampiran 4 Hasil Tes Uji Coba Angket ... 95
Lampiran 5 hasil Tes Lob Bertahan ... 97
Lampiran 6 SK ... 99
Lampiran 7 Surat Penelitian ... 101
Lampiran 8 Surat Balasan ... 102
(12)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) masa sekarang, permainan bulutangkis tidak hanya dijadikan sebagai alat hiburan yang dapat membuat orang senang dan gembira, tetapi juga sudah dijadikan sebagai alat untuk mata pencaharian, atau meningkatkan prestasi dan prestise kehidupan seseorang
Permainan bulutangkis dewasa ini telah berkembang pesat dan merupakan salah satu cabang olahraga yang mempunyai peluang untuk menghasilkan medali dalam kejuaraan regional maupun internasional seperti Olympiade, Sea Games, Asian Games, dan Pekan Olahraga Nasional (PON), karena itu pula olahraga bulutangkis selalu diandalkan dan dibanggakan hampir oleh seluruh warga negara Indonesia. Hal ini terbukti dengan banyaknya prestasi yang telah diraih seperti menjuarai kejuaraan Thomas Cup sebanyak 13 kali yaitu pada tahun 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000, 2002, Uber Cup sebanyak 3 kali pada tahun 1975, 1994, 1996 dan kejuaraan-kejuaraan lain seperti piala Sudirman, Asian Games, Olympiade, All England, kejuaraan dunia bulutangkis, dan Indonesia open.
Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir prestasi atlet Indonesia secara umum mengalami penurunan, Hadinata (dalam Hidayat 2012:1) mengatakan bahwa “beberapa tahun terakhir prestasi bulutangkis Indonesia merosot jauh jika dibandingkan dengan prestasi sebelumnya. Kondisi seperti ini merupakan masalah yang serius karena terjadi penurunan prestasi.” Seperti yang diungkapkan Kurniawan (dalam Hidayat 2012:1) bahwa “Bulutangkis saat ini „memble‟. Saya melihat ada persoalan dalam program pembinaan para atlet”.
Proses pembinaan atlet di Indonesia yang kurang baik mengakibatkan penurunan prestasi pada saat ini, seperti yang di ungkapkan oleh Kurniawan & Siregar (dalam Hidayat, 2012:1) bahwa “rendahnya kualitas pembinaan dianggap
(13)
2
2
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
sebagai salah satu penyebab pokok kondisi ini”, lebih khusus tentang penyebab menurunnya prestasi bulutangksis indonesia dijelaskan oleh Markum (dalam Hidayat 2012:1) bahwa “masih terlantarnya pembinaan aspek mental/psikologis yang dianggap sebagai salah satu masalah paling fatal dalam pembinaan prestasi bulutangkis nasional”.
Dalam upaya meningkatkan kualitas proses latihan dan prestasi yang diharapkan, maka semua aspek latihan harus diperhatikan dan dilatihkan, baik aspek fisik, teknik, taktik, maupun mental. Seperti dijelaskan oleh Harsono, (1988: 100) bahwa:
Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu: (1) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental. Keempat aspek tersebut haruslah seiring dilatihnya dan harus diajarkan secara serempak.
Dalam faktanya di lapangan masih banyak ditemukan bahwa program latihan masih lebih fokus pada pengembangan aspek kemampuan fisik, teknik, dan taktik saja, sementara pembinaan dan latihan aspek mental masih belum dilaksanakan, seperti dijelaskan oleh Hidayat (2012:8) bahwa:
Kondisi faktual menunjukkan bahwa pembinaan prestasi bulutangkis saat ini terutama di tingkat klub/sekolah bulutangkis, khususnya pembinaan teknik keterampilan psikologis masih kurang mendapat perhatian, padahal untuk meningkatkan prestasi bulutangkis semestinya dilakukan pelatihan yang memberi penekanan secara kompatibel baik pada aspek fisik, teknik, taktik maupun psikologis.
Pelatih cenderung tidak pernah memberikan materi pelatihan mental, pelatih terkesan acuh pada masalah ini, padahal kebutuhan mental pada setiap atlet sangat dibutuhkan, karena merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan prestasi yang maksimal.
(14)
3
3
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
Seperti hal nya pada kegiatan ekstrakurikuler di SDN 1 Grogol Kab. Cirebon, pada program latihannya pelatih hanya fokus pada aspek fisik, teknik, dan taktik saja, sedangkan aspek mental tidak diperhatikan, padahal aspek mental sangat berpengaruh terhadap performa atlet dilapangan, baik pada saat latihan maupun pertandingan.
Latihan mental harus dilatihkan sejak dari persiapan awal periodisasi latihan yang tersusun secara sistematis yang diberikan kepada para atlet, sehingga seluruh kemampuan jiwanya baik akal, kemauan dan perasaannya siap menghadapi tugas-tugasnya dari segala kemungkinan. Kualitas mental pemain yang kurang sportif, kurang percaya diri, lemah dan kurang kreatif dalam mengembangkan metode yang mendukung proses peningkatan mental secara mandiri adalah sebuah ketertinggalan. Menurut Hidayat (2012:5) ada beberapa metode latihan mental yang di anggap dapat meningkatkan aspek-aspek mental keterampilan gerak yang spesifik baik selama latihan atau pertandingan, salah satu diantaranya adalah imajeri motivasional. Selanjutnya Hidayat (2012:5) mengartikan imajeri mental sebagai berikut:
Suatu teknik untuk membayangkan atau memunculkan kembali dalam pikiran suatu objek, peristiwa/pengalaman gerak yang benar dan telah disimpan dalam ingatan, sesuai dengan apa yang pernah dilihat dan dialami dalam pembelajaran atau pelatihan olahraga sebenarnya.
Paivio (1985:22S-28S) membagi imajeri ke dalam dua fungsi yaitu fungsi kognitif dan motivasional. Lebih lanjut Hidayat (2012:124) menjelaskan kedua jenis imajeri ini sebagai berikut:
Imajeri mental kognitif adalah jenis imajeri yang berfungsi untuk mengem-bangkan dan melakukan keterampilan gerak yang spesifik sebaik mungkin dalam situasi latihan atau pertandingan secara jelas dan benar dengan menggunakan beragam strategi belajar yang sesuai dan dilakukan baik dari perspektif eksternal maupun internal. Imajeri mental motivasional adalah imajeri yang berfungsi untuk mengembangkan aspek-aspek mental keterampilan gerak yang spesifik
(15)
4
4
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
baik selama latihan atau pertandingan secara jelas dan benar dengan menggunakan beragam strategi belajar yang sesuai & dilakukan baik dari perspektif eksternal maupun internal.
Sesuai dengan kedua fungsi imajeri di atas, imajeri motivasional sebagai sebuah metode latihan mental dapat digunakan untuk meningkatkan aspek-aspek mental penampilan, termasuk kepercayaan diri. Menurut Hall dan Fishburne (2010 dalam Hidayat, 2012:122) objek yang dibayangkan dalam imajeri motivasional adalah tujuan khusus dari setiap perilaku belajar keterampilan gerak dan situasi ketika atlet berhasil melakukan satu gerakan, rangkaian gerakan, atau penampilannya dengan baik.
Dalam kaitannya dengan fungsi imajeri motivasional ini sejauh penulis ketahui, para pelatih bulutangkis masih belum menerapkannya dalam latihan harian, terutama karena keterbatan waktu yang tersedia dan keterbatasan para pelatih dalam tata cara melakukannya. Karena alasan itulah, penulis ini mengkajinya lebih jauh dalam sebuah penelitian terkait dengan pelatihan permainan bulutangkis.
Untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik, maka atlet perlu mempelajari teknik dasar bermain bulutangkis. Secara umum keterampilan dasar permainan bulutangkis dikelompokan kedalaam empat bagian yaitu cara memegang raket, sikap siap, gerakan kaki, dan teknik dasar memukul, dan tiga keterampilan teknik dasar memukul yang paling dasar dan biasanya diajarkan pertama kali pada pemula adalah lob bertahan, servis tinggi, dan drop shot (Subarjah, 2007; Hidayat, 2012:5). Lob bertahan merupakan jenis pukulan yang pertama kali harus diajarkan kepada atlet, karena lob bertahan termasuk jenis pukulan yang mudah dipelajari dan dikuasai. Dalam bermain bulutangkis menguasai pukulan lob bertahan merupakan hal yang sangat penting, karena (1) paling sering digunakan terutama dalam permainan tunggal, (2) menjadi dasar pengembangan pukulan lain, (3) sangat bermanfaat untuk mendapatkan kembali ke posisi siap, (4) menyulitkan lawan untuk melakukan pukulan menyerang, (5) untuk atlet pemula dapat
(16)
5
5
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
dijadikan sebagai barometer awal terhadap kemampuannya untuk dikategorikan sudah mampu atau belum untuk bermain bulutangkis (Hidayat, 2012:6).
Dalam penguasaan keterampilan dasar bermain bulutangkis khususnya keterampilan teknik dasar lob bertahan, atlet harus memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi agar dapat menguasainya dengan baik, sebaliknya penguasaan keterampilan teknik dasar yang baik dapat berpengaruh terhadap aspek-aspek mental, termasuk pada aspek kepercayaan diri. Seperti dijelaskan oleh Hidayat (2012:89) sebagai berikut:
Hasil belajar permainan bulutangkis dalam bentuk keterampilan dasar bermain bulutangkis dapat mempengaruhi aspek mental motivasi olahraga dan kepercayaan diri. Demikian juga sebaliknya motivasi olarhaga & kepercayaan diri diyakini sebagai dua aspek atau keterampilan dasar psikologis yang dapat mempengaruhii hasil belajar dan penampilan olahraga.
Percaya diri merupakan suatu keyakinan dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada dirinya sendiri dengan menerima secara apa adanya baik positif maupun negatif yang dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. Ibrahim & Komarudin (2010:82) “menegaskan bahwa percaya diri akan menggugah emosi yang positif. Ketika atlet merasa percaya diri atlet cenderung tenang dan rileks dibawah tekanan.” Pencapaian prestasi dari aspek psikologis erat kaitannya dengan kepercayaan diri, banyak orang percaya bahwa perasaan tersebut akan membawa keberhasilan dalam melakukan berbagai aktivitas. Hidayat (2012:44) menjelaskan bahwa “kepercayaan diri dapat diartikan sebagi keyakinan atlet terhadap kemampuannya untuk berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.” Sedangkan Weinberg (1995 dalam ibrahim & Komarudin 2010:81) menerangkan bahwa “esensi percaya diri adalah kepercayan bahwa diri anda bisa menampilkan keberhasilan sesuai dengan perilaku yang diinginkan.”
Percaya diri menimbulkan rasa aman, yang tampak pada sikap dan tingkah laku atlet, misalnya atlet akan lebih tenang, tidak mudah bimbang, tidak mudah
(17)
6
6
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
gugup, tegas, dan sebagainya. Ketika atlet merasa percaya diri atlet cenderung tenang dan rileks di bawah tekanan juga akan merasa bebas untuk fokus pada tugas yang dihadapi, dan ketika atlet merasa kurang percaya diri atlet cenderung merasa cemas dan tidak tahu tentang bagaimana melakukan sesuatu dengan baik. Percaya diri akan memfasilitasi konsentrasi atlet. Seseorang yang kurang percaya diri biasanya mempersiapkan dirinya lebih rendah dari kemampuan sebenarnya, maka hal ini berakibat atlet tidak dapat mencapai prestasi maksimal.
Bagi setiap pelaku olahraga khususnya bagi seorang atlet pemula kepercayaan diri sangat dibutuhkan, tidak tertutup kemungkinan rasa percaya diri yang kuat dari seorang atlet akan menentukan keberhasilan pada dirinya. Seorang atlet yang percaya diri, percaya bahwa dia akan dapat menampilkan kinerja olahraga sesuai dengan yang diharapkan. Dalam hal ini dipengaruhi dengan harapan positif yang memberikan dampak positif pada penampilan serta harapan negatif yang memberikan dampak negatif terhadap penampilan. Positif serta negatifnya suatu harapan sangat dipengaruhi oleh rasa kepercayaan diri atlet tersebut dimana dia memiliki perasaan akan mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Seperti yang dijelaskan oleh Marten (1987 dalam Hidayat 2011:91) bahwa kepercayaan diri adalah harapan yang realistik seorang atlet tentang kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.
Sesuai dengan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa dengan adanya rasa keyakinan diri yang kuat maka dapat menjadi sebuah indikasi dimana dapat menimbulkan sebuah rasa percayan diri yang tinggi. Selanjutnya dari perasaan percaya diri yang tinggi dapat memberikan dampak yang positif diantaranya kontrol emosi, konsentrasi, motivasi terhadap sasaran, usaha, strategi, serta memiliki momentum (ketepatan dalam bertindak). Dengan demikian kepercayaan diri sangat dibutuhkan, karena sangat berpengaruh secara psikologis pada atlet ketika melakukan suatu pertandingan untuk mendapatkan prestasi yang tinggi.
(18)
7
7
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
Berdasarkan pokok-pokok uraian di atas, penulis tertarik mengkaji tentang pengaruh metode latihan mental imajeri motivasional dalam kaitannya dengan penguasaan keterampilan teknik dasar bulutangkis dan aspek mental kepercayaan diri pada anak usia 10-12 tahun dan merumuskannya dalam sebuah judul penelitian “Pengaruh intervensi metode latihan imajeri motivasional terhadap penguasaan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan pokok-pokok uraian pada latar belakang masalah yang sudah diuraikan, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah intervensi metode latihan imajeri motivasional dapat memberikan pengaruh terhadap keterampilam teknik dasar lob bertahan pada atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun?
2. Apakah intervensi metode latihan imajeri motivasional dapat memberikan pengaruh terhadap kepercayaan diri atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun?
3. Apakah ada korelasi antara hasil latihan keterampilan teknik dasar lob bertahan dengan kepercayaan diri pada atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun?
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menguji pengaruh intervensi metode latihan imajeri motivasional terhadap keterampilan teknik dasar lob bertahan dalam olahraga bulutangkis.
(19)
8
8
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
2. Untuk menguji pengaruh intervensi metode latihan imajeri motivasional terhadap kepercayaan diri dalam penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan dalam olahraga bulutangkis.
3. Untuk menguji hubungan antara hasil belajar keterampilan dasar lob bertahan dengan kepercayaan diri atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun.
D. Manfaat penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah dikemukakan, maka manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara praktis dapat memberikan panduan kepada para praktisi olahraga untuk menerapkan program intervensi metode latihan imajeri motivasional untuk meningkatkan penguasaan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun.
2. Secara teoritis dapat menjadi dasar teoritik untuk merancang program latihan dan pembinaan yang lebih terpadu sekaligus melengkapi perencanaan strategi pembinaan olahraga usia dini.
(20)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian dilaksanakan. Tempat atau lokasi penelitian ini dilaksanakan di Gor Pemuda Badminton, Jln. Pemuda no 51 Kota Cirebon.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Atlet-atlet kelas 4 dan kelas 5 dengan rentang usia 10-12 tahun di SDN 1 GROGOL Kabupaten Cirebon yang mengikuti ekstrakurikuler bulutangkis berjumlah 20 orang.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi penelitian
Menurut Arikunto (2010:173) “populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian”, sedangkan menurut Sugiyono (2012:119) “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa pupulasi adalah keseluruhan sebjek penelitian yang berupa data kuantitatif dan kualitatif dari hasil mengukur dan menghitung.
Populasi dalam penelitian ini adalah atlet-atlet kelas 4 dan kelas 5 dengan rentang usia 10-12 tahun di SDN 1 GROGOL Kabupaten Cirebon yang mengikuti ektrakurikuler bulutangkis berjumlah 28 orang. Untuk lebih jelas jumlah populasi dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut:
(21)
27
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
27
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Atlet
Putra Putri
1 Kelas 4 9 7
2 Kelas 5 7 5
Jumlah Keseluruhan 16 12
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto 2010:174). Mengenai jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini, Arikunto (2010:177) kebanyakan peneliti beranggapan bahwa “semakin banyak sampel atau semakin besar persentase sampel dan populasi, hasil penelitian akan semakin baik. Hal ini tergantung dari sifat-sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh
subyek penelitian dalam populasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2012:120)
“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut.” Dengan kata lain sempel merupakan kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana data diperoleh.
Adapun cara dalam penentuan sampel penulis menggunakan random
sampling. Proses teknik random sampling ini dilakukan dua tahapan, yaitu random selection dan random assignment (Ali, 2011:263). Tahap pertama yaitu
tahap random selection adalah tahap menentukan sampel secara acak dari jumlah populasi yang ada, dalam hal ini ditentukan 20 orang sampel dari 28 anggota populasi yang ada, dari ke 20 orang sampel tersebut terdiri atas 10 atlet putra dan 10 atlet putri. Selanjutnya masuk pada tahap kedua menggunakan random
assignment, pada tahap ini ke 20 sampel ditugaskan atau ditempatkan secara acak
ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jadi masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang sampel, yang terdiri dari 5 atlet
(22)
28
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
28
putra dan 5 atlet putri. Untuk lebih jelas mengenai jumlah sampel dapat dilihat pada tabel di halaman Berikut:
Tabel 3.2 Sampel Penelitian
No Kelompok Jumlah Sampel
Putra Putri
1 Eksperimen 5 5
2 Kontrol 5 5
Jumlah Sampel 10 10
Karakteristik sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Atlet-atlet kelas 4 dan kelas 5 dengan rentang usia 10-12 tahun di SDN 1 GROGOL Kabupaten Cirebon yang mengikuti ekstrakurikuler. Berdasarkan data di atas memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian secara representatif.
C. Design Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah posttest only control group design, dimana pada desain ini tanpa pre-test tapi hanya menggunakan post-test, tes dilakukan setelah diberikan perlakuan dengan adanya kelompok pembanding yang tidak diberikan perlakuan imajeri motivasional yaitu kontrol.
Desain penelitian disini yaitu metode eksperimen karena sesuai dengan metode penelitian yang digunakan, maka desain penelitian yang digunakan adalah desain dengan kelompok kontrol tanpa pre-test (Ali, 2011:276), tampilannya disajikan sebagai berikut:
X O2 O2 Gambar 3.1
(Sumber: Memahami riset perilaku dan sosial, Ali, 2011:276) Keterangan: X = Perlakuan; O2 = Post-test (tes akhir)
(23)
29
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
29
Pada kelompok 1 (kelompok eksperimen) diberikan perlakuan metode latihan imajeri motivasional selama 12 kali pertemuan dan tes akhir diberikan satu hari setelah pertemuan ke dua belas. Adapun untuk kelompok 2 (kelompok kontrol) hampir sama dengan kelompok eksperimen, namun sesuai dengan namanya kelompok kontrol tidak diberi perlakuan dan berfungsi sebagai kelompok pembanding (Ali, 2011:275).
D. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu menetapkan metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut. Masalah yang akan diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian. Menurut Arikunto (2010:2)
“Terdapat tiga jenis metode penelitian yang bisa dipergunakan dalam suatu penelitian, diantaranya adalah metode deskriptif, metode tindakan dan metode eksperimen”.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen dan metode tambahan yaitu metode deskriptif untuk mencari hubungan antara keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri sebagai akibat dari metode latihan imajeri motivasional. Mengenai metode eksperimen Arikunto (2010:9)
menjelaskan bahwa “metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang mengganggu”. Hal serupa mengenai metode penelitian eksperimen dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 109) yaitu, “metode penelitian yang digunakan untuk pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Metode penelitian eksperimen adalah metode
penelitian kuantitatif.”
Dari kedua pendapat di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode eksperimen merupakan metode yang didalamnya terdapat hubungan sebab
(24)
30
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
30
akibat antara dua kelompok variabel yang ditimbulkan melalui penelitian. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) Variabel bebas: metode latihan mental imajeri motivasional, (2) variabel terikat: keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun.
E.Instrumen Penelitian
Dalam sebuah penelitian diperlukan instrumen penelitian yang tepat, karena instrumen merupakan suatu alat pengumpulan data dalam suatu penelitian, dan instrumen tersebut harus dapat mengukur apa yang hendak diukur. Dalam hal ini Sugiyono (2012:148) mengemukakan bahwa instrumen penelitian ialah “suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.”
Sesuai dengan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu tes dan bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam proses penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri,
Ada dua instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu tes keterampilan dasar lob bertahan dan skala kepercayaan diri. Tes keterampilan lob bertahan di adaptasi dari Hidayat (2004:140). Validitas dan reliabilitas tes tersebut disajikan pada tabel 3.3. di bawah ini:
Tabel 3.3. Validitas dan reliabilitas tes keterampilan dasar lob berahan
No Jenis Tes Validitas Reliabilitas
1 Keterampilan dasar lob bertahan 0,74 0,90
(Sumber, Latihan keterampilan psikologis dalam belajar keterampilan gerak, Hidayat, 2004:140)
(25)
31
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
31
Sedangkan angket kepercayaan diri merujuk pada dimensi yang dikembangkan oleh Vealey (1998) yang kemudian diadaptasi oleh Hidayat (2012). Kedua instrumen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Instrumen Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan a. Definisi Konseptual
Lob bertahan merupakan salah satu jenis pukulan dari atas kepala yang paling sering digunakan dan memainkan peranan penting terutama dalam permainan tunggal. Lob bertahan dapat diartikan sebagai jenis keterampilan dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah kok melambung tinggi ke bagian belakang lapang lawan dengan tujuan untuk bertahan/mendapatkan paritas ke posisi semula (Subarjah, 2007:65).
b. Definisi Operasional
Pengukuran kualitas hasil tes lob bertahan dapat dilakukan melalui tes objektif jenis Acccuracy-Based Test (Morrow, Jackson, Disch, & Mood, 2005 dalam Hidayat, 2012) yang mengukur ketepatan hasil pukulan pada bidang sasaran yang telah ditentukan, diungkap melalui tes lob bertahan dan diukur berdasarkan jumlah pukulan yang berhasil dilakukan dengan benar dan kok jatuh pada bidang sasaran yang telah ditentukan dalam 12 kali kesempatan. Semakin tinggi skor yang dicapai oleh atlet dalam tes, maka semakin tinggi tingkat penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan atlet tersebut, sebaliknya semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah tingkat penguasaan keterampilan bermain bulutangkis atlet tersebut (Hidayat, 2012)
c. Prosedur Tes Keterampilan Dasar Lob Bertahan
Untuk memperoleh data mengenai keterampilan dasar lob bertahan atlet dalam hal penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tes yang sudah baku, yaitu yang dikembangkang oleh Hidayat (2012).
(26)
32
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
32
Jenis tes keterampilan dasar memukul yang dilakukan dari atas kepala dengan gerakan forehand dan arah kok melambung ke bagian belakang lapangan lawan dengan tujuan untuk bertahan atau mendapatkan keseimbangan pada posisi semula.
(2) Tujuan Tes
Mengukur ketepatan memukul keterampilan hasil latihan atlet dalam melakukan keterampilan teknik dasar lob bertahan kearah sasaran tertentu dengan arah kok melambung tinggi ke bagian belakang lapangan lawan (3) Peralatan
Lapangan bulutangkis standart, raket, satelkok, meteran, dua buah tiang besi setinggi 2,72 m, pita yang direntangkan sejajar di atas net dengan jarak 4.27 m, dan tinggi 3 meter dari lantai, alat tulis dan formulir pengisian skor. (4) Petugas pelaksanaan pengetesan
Terdiri dari 5 orang, dua orang sebagai pengumpan, satu orang penghitung, pencatat, dan pengambil satelkok.
(5) Pelaksanaan tes
(a) Penyaji berdiri di tengah-tengah lapangan atau pada titik yang sudah ditentukan paling dekat dengan net 3,35 meter dari net;
(b) Testi atau partisipan mengambil tempat dan berdiri pada zona yang telah ditentukan paling dekat 3,35 meter dari net.
(c) Penyaji melakukan servis ke zona partisipan dan bergerak memukul satelkok sehingga melewati tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net.
(d) Setiap partisipan mendapatkan dua kali kesempatan, dan setiap kali kesempatan di sediakan 6 satelkok, sehingga partisipan mendapatkan 12 kesempatan untuk melakukan pukulan.
(e) Apabila satelkok mengenai tali setinggi 3 meter dari permukaan lantai yang dipasang pada tiang net dan ajatunya tidak sampai pada zona skor maka diadakan pukulan ulang.
(27)
33
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
33
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut :
Gambar 3.2
(Sumber: Pengaruh intervensi strategi multiteknik terhadap hasil belajar keterampilan dasar bermain bulutangkis, motivasi olahraga, dan kepercayaan diri, Hidayat, 2012:139)
2. Instrumen Kepercayaan Diri
Untuk memperoleh data tentang tingkat kepercayaan diri digunakan kuesioner yang disusun oleh penulis. Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat
(28)
34
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
34
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:192). Sedangkan menurut Arikunto (2006:151) menyatakan
bahwa angket atau kuesioner adalah “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal-hal yang dia ketahui.” Angket atau kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk menjaring dan memperoleh informasi bagaimana gambaran tingkat kepercayaan diri atlet bulutangkis usia 10-12 tahun.
Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Angket tersebut telah tersusun atas pertanyaan atau pernyataan yang tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan alternatif jawaban. Ini sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikonto
(2006:152) yang menyebutkan “angket tertutup atau koesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
memilih.”
Instrumen dikembangkan dalam bentuk kuesioner dengan pola jawaban berskala likert. Proses penyusunan kuesioner diawali menyusun dan menentukan indikator-indikator kepercayaan diri, pembuatan kisi-kisi kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan beserta taraf skalanya. Penyusunan butir-butir instrumen mengacu pada dimensi konstrak yang didasarkan pada konsep teoritis mengenai kepercayaan diri yang dikembangkan oleh Vealey (1998 dalam Hidayat, 2011:95), terdiri atas tiga dimensi yaitu (1) efisiensi kognitif
(cognitive efficiency), (2) latihan dan keterampilan fisik (physical skill and training), dan (3) resiliensi (resilience).
a. Definisi Konseptual dan Operasional
Kepercayaan diri atau rasa percaya diri adalah keyakinan individu tentang kemampuan baik secara pasif maupun aktif untuk berhasil dalam melakukan sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimilikinya (Hidayat, 2011:92). Sedangkan secara operasional kepercayaan diri di artikan sebagai tingkat keyakinan individu terhadap kemampuannya untuk berhasil dalam melakukan keterampilan dasar lob
(29)
35
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
35
bertahan yang diukur melalui skor item-item efisiensi kognitif, latihan dan keterampilan fisik, serta resiliensi. Semakin tinggi skor yang dicapai maka semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki siswa/atlet tersebut, sebaliknya semakin rendah skor yang dicapai maka semakin rendah kepercayaan diri siswa tersebut (Hidayat, 2012)
b. Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan Diri
Berdasarkan komponen kepercayaan diri yang di kemukakan oleh Vealey (1998 dalam Hidayat, 2012:99) di atas kemudian disusun indikator-indikator untuk mempermudah membuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Adapun sebaran-sebaran butir pertanyaan atau pernyataan untuk mengukur tingkat kepercayaan diri dapat dilihat pada tabel 3.4 di halaman berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Kepercayaan diri
Indikator Aitem uji coba Aitem
dibutuhkan 1. Efisiensi Kognitif
a. KD memfokuskan perhatian 6 3
b. KD membut keputusan yang tepat 6 3
c. KD mengelola pikiran untuk
mencapai keberhasilan 6 3
2. Penguasaan keterampilan fisik dan teknik
a. KD menguasai keterampilan fisik 6 3
b. KD menguasai keterampilan teknik 6 3
3. Resiliensi
a. KD memperbaiki kesalahan 6 3
b. KD mengatasi keraguan 6 3
c. KD menampilkan penampilan terbaik 6 3
JUMLAH 48 24
Sumber: Proposal Disertasi, Hidayat (2012:99)
c. Kriteria Pemberian Skor Pertanyaan atau Pernyataan
Setiap pertanyaan atau pernyataan disediakan tiga alternatif jawaban, yakni Setuju, Setuju atau Tidak setuju, Tidak Setuju. Dalam hal ini mengenai alternatif
(30)
36
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
36
jawaban dalam angket, penulis menggunakan model skala Likert. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sugiyono (2012:136) yang mengatakan sebagai berikut:
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian.
Berdasarkan uraian di atas penulis menetapkan kategori penskoran sebagai berikut : kategori untuk setiap butir pernyataan yaitu Setuju = 3, Setuju atau Tidak Setuju = 2, Tidak Setuju = 1.
d. Uji Coba Angket
Angket yang telah disusun harus diuji cobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reabilitas dari setiap butir pertanyaan-pertanyaan. Dari uji coba tersebut akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian. Uji coba instrument bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes berupa angket dan apakah tes berupa angket tersebut cocok atau tidak digunakan dalam penelitian tentang daya prediksi tingkat kepercayaan diri terhadap penguasaan keterampilan teknik dasar bermain bulutangkis.
Pada penelitian ini penulis melakukan uji coba angket pada 50 orang atlet usia 10-12 tahun dari beberapa club bulutangkis di Jawa Barat pada bulan November 2012. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian yaitu atlet-atlet yang berusia 10-12 tahun sebanyak 50 orang yang terdiri dari beberapa
club dan dalam teknik pengisiannya dilakukan setelah latihan.
F. Validitas dan Reliabilitas Angket Keperyaan Diri
Untuk memperoleh kesahihan dan kerendahan dari setiap butir soal, harus dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Semua data yang terkumpul dari hasil uji coba instrumen dianalisis menggunakan dengan bantuan SPSS 20 for
(31)
37
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
37
windows. Metode uji validitas instrument yang digunakan adalah Metode Corrected Item Total Correlation yaitu uji validitas internal butir tes dengan
mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapatkan dengan skor total responden (Priyatno, 2010:24) sedangkan untuk reabilitas instrumen peneliti menggunakan metode Cronbach Alfpha yaitu model internal consistency score berdasarkan korelasi purata antara butir-butir (items) yang ekivalen (Uyanto, 2009:273).
1. Pengujian validitas
Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Arikunto
(2006:160) mengemukakan “Validitas adalah pengukuran yang menunjukan
tingkat kevaliditasan dan kesahihan suatu instrument.” Metode yang akan
digunakan dalam uji validitas dalam penelitian ini adalah Metode Corrected item
Total Correlation yaitu dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan
skor total dan melakukan korelasi terhadap nilai koefisien korelasi overstimasi (Priyatno, 2010 : 24 ). Semua data yang terkumpul dari hasil uji coba instrument akan dianalisi menggunakan dengan bantuan SPSS 20 for windows. Hasilnya disajikandi bawah ini.
Tabel 3.5
Data Hasil Uji Validitas Angket Kepercayaan Diri
Indikator No
Item r hitung
r tabel
Validitas Ket Item
jadi No Memfokuskan perhatian 1 9 17 25 0,123 0,578 0,383 0,457 0,235 0,235 0,235 0,235 Tidak Valid Valid Valid Valid Di buang Di ambil Di ambil Di ambil 9 17 25 1 2 3 33 41 -0,075 0,320 0,235 0,235 Tidak Valid Valid Di buang
Di ambil 41 4
Membuat keputusan tepat 2 10 18 26 0,184 0,167 -0,093 0,305 0,235 0,235 0,235 0,235 Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Di buang Di buang Di buang
(32)
38
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
38 34 42 0,191 -0,066 0,235 0,235 Tidak Valid Tidak Valid Di buang Di buang Mengelola pikiran 3
11 19 27 0,397 0,374 0,070 0,090 0,235 0,235 0,235 0,235 Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak Valid Di ambil Di buang Di buang Di buang
3 6
35 43 0,078 0,213 0,235 0,235 Tidak Valid Tidak Valid Di buang Di buang Menguasai keterampilan fisik 4 12 20 28 0,352 0,542 0,224 0,465 0,235 0,235 0,235 0,235 Valid Valid Tidak Valid Valid Di ambil Di ambil Di buang Di ambil 4 12 28 7 8 9 36 44 0,322 0,381 0,235 0,235 Valid Valid Di ambil Di ambil 36 44 10 11 Menguasai keterampilan teknik 5 13 21 29 0,132 0,251 -0,098 0,277 0,235 0,235 0,235 0,235 Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Di buang Di ambil Di buang Di ambil 13 29 12 13 37 45 0,299 0,290 0,235 0,235 Valid Valid Di ambil Di ambil 37 45 14 15 Memperbaiki kesalahan 6 14 22 30 0,350 -0,109 0,205 0,433 0,235 0,235 0,235 0,235 Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Di ambil Di buang Di buang Di ambil 6 30 16 17 38 46 0,222 0,323 0,235 0,235 Tidak Valid Valid Di buang
Di ambil 46 18
Mengatasi keraguan 7 15 23 31 -0,337 -0,145 0,470 0,300 0,235 0,235 0,235 0,235 Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Di buang Di buang Di ambil Di ambil 23 31 19 20 39 47 -0,181 0,063 0,235 0,235 Tidak Valid Tidak Valid Di buang Di buang Menampilkan penampilan terbaik 8 16 24 32 0,012 0,375 0,356 0,533 0,235 0,235 0,235 0,235 Tidak Valid Valid Valid Valid Di buang Di ambil Di ambil Di ambil 16 24 32 21 22 23 40 48 0,132 0,337 0,235 0,235 Tidak Valid Valid Di buang
Di ambil 48 24
Metode pengambilan keputusan pada uji validitas yaitu menggunakan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dan uji 2 sisi atau menggunakan batasan 0,3 (Azwar dalam Priyatno, 2010:27). Untuk batasan r tabel maka dengan n=50 didapat r tabel sebesar 0,235. Menurut Priyatno (2010:27) menyatakan bahwa
(33)
39
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
39
sedang jika kurang dari batasan yang ditentukan maka item dianggap tidak valid.”
Sesuai dengan kriteria r tabel tersebut, maka diperoleh 24 item yang valid dan 24 item yang tidak valid. Dalam hal ini nilai korelasi bisa dilihat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation yang terdapat pada lampiran.
2. Pengujian Reliabilitas
Setelah diuji validitas, terdapat 24 item butir soal yang tidak valid dan 24 item butir soal yang dinyatakan valid. Maka langkah selanjutnya adalah menghitung uji reliabilitas. Reliabilitas merupakan syarat perlu tapi tidak cukup untuk validits (Uyanto, 2009:273). Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk menghasilkan pengukuran yang sesungguhnya. Instrumen kuesioner yang tidak reliabel maka tidak dapat konsisten untuk pengukuran sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya (Priyatno, 2010:24). Metode yang akan digunakan dalam uji reliabilitas pada penelitian ini adalah Metode Alpha Cronbach. Arikunto (1996:190)
mengemukakan “untuk mencari reliabilitas instrumen yang skor butirnya bukan 1
atau 0 melainkan skala bertingkat atau rating scale digunakan rumus alpha dari Cronbach sebagai berikut :
r 11 = [ ] [ ∑ ]
Keterangan :
r 11 : reliabilitas instrument
k : banyaknya butir pertanyaan ( item ) ∑ : jumlah varians butir
: jumlah varians total
Koefisien reliabilitas yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan r table. Jika r dihitung > r tabel, berarti instrumen tersebut riliabel dan siap digunakan dalam penelitian. Menurut (Sekaran dalam priyatno, 2010:32)
(34)
40
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
40
mengemukakan bahwa “reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik.”
Hasil uji reliabilitas alfa Cronbach butir soal instrumen dengan menggunakan bantuan SPSS 20 for windows adalah sebesar 0,841 dengan jumlah item soal sebanyak 24 yang ditampilkan dalam tabel 3.4. karena nilai lebih dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen kepercayaan diri adalah sangat reliebel.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Case Processing Summary
N %
Valid 50 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 50 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items Alpha
0,841 24
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian menjelaskan tentang tahap dan langkah-langkah penelitian. Secara umum ada tiga tahap penelitian, yaitu tahap persiapan, pelak-sanaan, dan pelaporan. Setiap tahapan terdiri atas beberapa langkah kegiatan, seperti diuraikan berikut ini:
1. Tahap persiapan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
(1) Pengajuan judul pada dosen pembimbing, penyusunan proposal, dan seminar proposal penelitian;
(35)
41
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
41
(2) Pengajuan surat izin penelitian ke dan dari Jurusan Pendidikan Kepelatihan, Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang kemudian diserahkan ke pihak SDN 1 GROGOL Kabupaten Cirebon; (3) Melakukan studi pendahuluan ke lokasi penelitian SDN 1 GROGOL
Kabupaten Cirebon;
(4) Pelatihan teknik pembelajaran imajeri mental yang dilaksanakan dari tanggal 19 sampai 23 Oktober 2012 di Kampus FPOK UPI;
2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
(1) Pemberian perlakuan strategi imajeri mental motivaional terhadap kelompok eksperimen selama 12 kali pertemuan; Jadwal dan program perlakuan dapat di lihat pada lampiran.
(2) Pelaksanaan post-test atau tes akhir untuk melihat pengaruh perlakuan strategi imajeri mental motivasional terhadap penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri . Tes akhir dilaksanakan satu hari setelah pertemuan ke-12, yaitu pada hari rabu, tanggal 2 bulan Maret 2013;
3. Tahap pelaporan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
(1) Melakukan pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul;
(3) Membuat interpretasi, membuat kesimpulan & rekomendasi hasil penelitian; (4) Menyusun naskah skripsi secara lengkap.
H. Analisis data
Tehnik analisis yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh strategi imajeri mental motivasional terhadap penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri dibandingkan dengan kelompok kontrol. Proses analisis dilakukan dengan program
SPSS 20 for windows . Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
(1) Membuat deskripsi statistik kedua kelompok (eksperimen dan kontrol); (2) Melakukan uji asumsi normalitas dan homogenitas
(36)
42
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
42
(3) Melakukan uji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (T-test). (4) Melakukan uji perbandingan penguasaan keterampilan dasar lob bertahan
dengan kepercayaan diri sebagai dampak dari perlakukan strategi belajar imajeri mental motivasional.
(37)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan serta analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode latihan imageri motivasional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan teknik dasar lob bertahan atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun.
2. Metode latihan imageri motivasional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepercayaan diri atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun.
B.
Saran
1. Bagi Atlet
Metode latihan imajeri motivasional khususnya dalam cabang olahraga bulutangkis sangat menunjang untuk keberhasilan atlet dalam menguasai keterampilan teknik dasar lob bertahan dan juga dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri atlet. Proses membayangkan keterampilan teknik dasar lob bertahan sebelum dan setelah latihan akan memudahkan atlet dalam melakukan tahapan-tahapan gerak yang dipelajari dan akan menumbuhkan rasa percaya diri dalam melakukan gerakan-gerakan yang dipelajari.
2. Bagi Pelatih
Selama ini para pelatih dalam program latihannya masih terfokus pada pengembangan aspek kemampuan fisik, teknik, dan taktik saja, sementara pembinaan dan latihan keterampilan psikologis masih sangat terabaikan. Pelatih
(38)
58
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
58
cenderung tidak pernah memberikan materi pelatihan mental, pelatih terkesan acuh pada masalah ini. Namun dengan adanya metode latihan imajeri motivasional dan diterapkan kepada atlet akan membawa perubahan yang lebih baik terhadap atlet dari aspek kognitif.
Penulis menyarankan kepada para pelatih dan pakar olahraga kompetitif yang berkecimpung dalam cabang olahraga bulutangkis untuk menerapkan metode latihan imajeri motivasional kepada atletnya sejak usia dini tepatnya usia 10-12 tahun, dan terus menggali ilmu-ilmu yang dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan dalam melatih. Hal ini bertujuan untuk lebih memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan kemajuan cabang olahraga bulutangkis.
3. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian dengan variabel yang lebih banyak terutama pada aspek imajeri motivasional dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih representatif.
Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi pengembangan olahraga, khususnya cabang olahraga bulutangkis.
(39)
59
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
59
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Cendikia Utama
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyati. (2004). Kepercayaan Diri Atlet Pon DIY Menghadapi PON XVI Di Palembang.
Jurnal Psikologi, 32 (1), 24-33.
Harsono. (1988). COACHING dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Bandung: FPOK UPI.
Hidayat, Y. (2004). Tesis, latihan keterampilan psikologi dalam keterampilan gerak. Program Pasca sarjana. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Hidayat, Y. (2005). Pencitraan Mental dalam Belajar Keterampilan Gerak. Jakarta. Jurnal
Iptek Olahraga, 7, 170-181.
Hidayat, Y. (2010). Imajeri Mental dan Keterampilan Motorik (Studi Meta analisis). Jurnal
Olahraga Prestasi, 6, 1-9.
Hidayat, Y. (2011). Model Konseptual Kepercayaan Diri dalam Aktivitas Olahraga. Jurnal
Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 5 (2), 90-104.
Hidayat, Y. (2012). Modul Pelatihan, Intervensi Strategi multiteknik Latihan Mental Untuk
Pelatih Bulutangkis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Hidayat. (2012). Proposal Disertasi. Program Doktor Psikologi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Ibrahim, R., & Komarudin. (2010). Psikologi Kepelatihan. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Juliantine, T. Subroto, T. & Yudiana, Y. (2010) belajar dan pembelajaran penjas. Bandung: FPOK UPI.
Juliante, T., Yudiana, Y. dan Subarjah, H. (2007) Modul Mata Kuliah Teori Latihan. Bandung : FPOK UPI.
Mousavi,. & Rostami. (2009). The effects of cognitive and motivasional imagery on acquistion, retention and transfer of basketball free throw. Journal of sport sciences, 2(2), 129-135.
Paivio, A. (1985). Cognitive and motivasional function of imagery in human performance.
(40)
60
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
60
Priyatno. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan
SPSS. Yogyakarta. Gava Media.
Rosita, H. (2010). Hubungan Antara Perilaku Asertif Dengan Kepercayaan diri Pada
Mahasiswa. Jakarta. Skripsi Universitas Guna Dharma : Tidak diterbitkan.
Satriya, Didik, J. S. & Imanudin. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Subarjah, H,. & Hidayat, Y. (2007). Permainan Bulutangkis. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Sudarwati, A. L. (2007). Mental Juara Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Suhardiman. (1997). Hubungan Antara Sikap Atlet Terhadap Latihan Keterampilan Bermain
Bulutangkis Pada Diklat Bulutangkis FPOK UPI. Bandung. Skripsi IKIP Bandung :
Tidak diterbitkan.
Surakhmad, W. (2004). Pengatar penelitian ilmiah dasar, metode dan teknik. Bandung. Tarsito.
Uyanto. (2009). Pedoman Analisis Data dengan Spss. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Vealey, R. S. (1998). Souerce of sport confidence: Conceptualization and instrument development. Jounal Of Sport and Exercise Psychology, 20, 54-84.
(1)
Bambang Sugandi, 2013
(2) Pengajuan surat izin penelitian ke dan dari Jurusan Pendidikan Kepelatihan, Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga yang kemudian diserahkan ke pihak SDN 1 GROGOL Kabupaten Cirebon; (3) Melakukan studi pendahuluan ke lokasi penelitian SDN 1 GROGOL
Kabupaten Cirebon;
(4) Pelatihan teknik pembelajaran imajeri mental yang dilaksanakan dari tanggal 19 sampai 23 Oktober 2012 di Kampus FPOK UPI;
2. Tahap pelaksanaan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
(1) Pemberian perlakuan strategi imajeri mental motivaional terhadap kelompok eksperimen selama 12 kali pertemuan; Jadwal dan program perlakuan dapat di lihat pada lampiran.
(2) Pelaksanaan post-test atau tes akhir untuk melihat pengaruh perlakuan strategi imajeri mental motivasional terhadap penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri . Tes akhir dilaksanakan satu hari setelah pertemuan ke-12, yaitu pada hari rabu, tanggal 2 bulan Maret 2013;
3. Tahap pelaporan, terdiri atas langkah-langkah kegiatan:
(1) Melakukan pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul;
(3) Membuat interpretasi, membuat kesimpulan & rekomendasi hasil penelitian; (4) Menyusun naskah skripsi secara lengkap.
H. Analisis data
Tehnik analisis yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh strategi imajeri mental motivasional terhadap penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri dibandingkan dengan kelompok kontrol. Proses analisis dilakukan dengan program SPSS 20 for windows . Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) Membuat deskripsi statistik kedua kelompok (eksperimen dan kontrol);
(2)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
(3) Melakukan uji hipotesis menggunakan uji perbedaan dua rata-rata (T-test). (4) Melakukan uji perbandingan penguasaan keterampilan dasar lob bertahan
dengan kepercayaan diri sebagai dampak dari perlakukan strategi belajar imajeri mental motivasional.
(3)
Bambang Sugandi, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan serta analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode latihan imageri motivasional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan teknik dasar lob bertahan atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun.
2. Metode latihan imageri motivasional memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kepercayaan diri atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan keterampilan teknik dasar lob bertahan dan kepercayaan diri atlet bulutangkis pemula usia 10-12 tahun.
B.
Saran
1. Bagi Atlet
Metode latihan imajeri motivasional khususnya dalam cabang olahraga bulutangkis sangat menunjang untuk keberhasilan atlet dalam menguasai keterampilan teknik dasar lob bertahan dan juga dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri atlet. Proses membayangkan keterampilan teknik dasar lob bertahan sebelum dan setelah latihan akan memudahkan atlet dalam melakukan tahapan-tahapan gerak yang dipelajari dan akan menumbuhkan rasa percaya diri dalam melakukan gerakan-gerakan yang dipelajari.
2. Bagi Pelatih
Selama ini para pelatih dalam program latihannya masih terfokus pada pengembangan aspek kemampuan fisik, teknik, dan taktik saja, sementara pembinaan dan latihan keterampilan psikologis masih sangat terabaikan. Pelatih
(4)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
cenderung tidak pernah memberikan materi pelatihan mental, pelatih terkesan acuh pada masalah ini. Namun dengan adanya metode latihan imajeri motivasional dan diterapkan kepada atlet akan membawa perubahan yang lebih baik terhadap atlet dari aspek kognitif.
Penulis menyarankan kepada para pelatih dan pakar olahraga kompetitif yang berkecimpung dalam cabang olahraga bulutangkis untuk menerapkan metode latihan imajeri motivasional kepada atletnya sejak usia dini tepatnya usia 10-12 tahun, dan terus menggali ilmu-ilmu yang dapat dijadikan sebagai penunjang keberhasilan dalam melatih. Hal ini bertujuan untuk lebih memberikan kontribusi terhadap pengembangan dan kemajuan cabang olahraga bulutangkis.
3. Bagi Peneliti
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian dengan variabel yang lebih banyak terutama pada aspek imajeri motivasional dengan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih representatif.
Demikian kesimpulan dan sumbangan saran yang dapat penulis kemukakan, semoga hasil penelitian ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi pengembangan olahraga, khususnya cabang olahraga bulutangkis.
(5)
Bambang Sugandi, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2011). Memahami Riset Prilaku dan Sosial. Bandung: Cendikia Utama Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyati. (2004). Kepercayaan Diri Atlet Pon DIY Menghadapi PON XVI Di Palembang. Jurnal Psikologi, 32 (1), 24-33.
Harsono. (1988). COACHING dan aspek-aspek psikologis dalam coaching. Bandung: FPOK UPI.
Hidayat, Y. (2004). Tesis, latihan keterampilan psikologi dalam keterampilan gerak. Program Pasca sarjana. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Hidayat, Y. (2005). Pencitraan Mental dalam Belajar Keterampilan Gerak. Jakarta. Jurnal Iptek Olahraga, 7, 170-181.
Hidayat, Y. (2010). Imajeri Mental dan Keterampilan Motorik (Studi Meta analisis). Jurnal Olahraga Prestasi, 6, 1-9.
Hidayat, Y. (2011). Model Konseptual Kepercayaan Diri dalam Aktivitas Olahraga. Jurnal Pendidikan Jasmani dan Olahraga, 5 (2), 90-104.
Hidayat, Y. (2012). Modul Pelatihan, Intervensi Strategi multiteknik Latihan Mental Untuk Pelatih Bulutangkis. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Hidayat. (2012). Proposal Disertasi. Program Doktor Psikologi. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Ibrahim, R., & Komarudin. (2010). Psikologi Kepelatihan. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Juliantine, T. Subroto, T. & Yudiana, Y. (2010) belajar dan pembelajaran penjas. Bandung: FPOK UPI.
Juliante, T., Yudiana, Y. dan Subarjah, H. (2007) Modul Mata Kuliah Teori Latihan. Bandung : FPOK UPI.
Mousavi,. & Rostami. (2009). The effects of cognitive and motivasional imagery on acquistion, retention and transfer of basketball free throw. Journal of sport sciences, 2(2), 129-135.
Paivio, A. (1985). Cognitive and motivasional function of imagery in human performance. Canadian Journal Of Applied Sport Sciences, 10(4), 22S-28S.
(6)
Bambang Sugandi, 2013
Pengaruh Intervensi Metode Latihan Imajeri Motivasional Terhadap Penguasaan Keterampilan Teknik Dasar Lob Bertahan Dan Kepercayaan Diri Atlet Bulutangkis Pemula Usia 10-12 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Priyatno. (2010). Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian Dengan SPSS. Yogyakarta. Gava Media.
Rosita, H. (2010). Hubungan Antara Perilaku Asertif Dengan Kepercayaan diri Pada Mahasiswa. Jakarta. Skripsi Universitas Guna Dharma : Tidak diterbitkan.
Satriya, Didik, J. S. & Imanudin. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Subarjah, H,. & Hidayat, Y. (2007). Permainan Bulutangkis. Fakultas Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Sudarwati, A. L. (2007). Mental Juara Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Suhardiman. (1997). Hubungan Antara Sikap Atlet Terhadap Latihan Keterampilan Bermain
Bulutangkis Pada Diklat Bulutangkis FPOK UPI. Bandung. Skripsi IKIP Bandung : Tidak diterbitkan.
Surakhmad, W. (2004). Pengatar penelitian ilmiah dasar, metode dan teknik. Bandung. Tarsito.
Uyanto. (2009). Pedoman Analisis Data dengan Spss. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Vealey, R. S. (1998). Souerce of sport confidence: Conceptualization and instrument development. Jounal Of Sport and Exercise Psychology, 20, 54-84.