PENGARUH PRESTASI MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 5 BANDUNG.

(1)

iv DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR DIAGRAM... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah... 3

1.3. Pembatasan Masalah ... 4

1.4. Perumusan Masalah ... 4

1.5. Penjelasan Istilah... 5

1.6. Tujuan Penelitian ... 7

1.7. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 9

2.1. Kajian Pustaka... 9

2.1.1. Pengertian Prestasi Belajar... 9

2.1.2. Pengertian Minat... 14


(2)

v

2.1.2.2. Perkembangan Minat... 16

2.1.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat... 17

2.1.2.4. Pengukuran Minat... 17

2.1.2.5. Minat pada Pekerjaan... 18

2.1.3. Tinjauan Kewirausahaan... 19

2.1.4. Minat Terhadap Kewirausahaan... 28

2.1.5. Perkembangan Dunia Kewirausahaan di Bidang Bangunan... 28

2.1.6. Tinjauan Mengenai SMK Negeri 5 Bandung... 29

2.2. Anggapan Dasar ... 29

2.3. Hipotesis... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31

3.1. Metode Penelitian ... 31

3.2. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 33

3.2.1. Variabel Penelitian... 33

3.2.2. Paradigma Penelitian ... 35

3.3. Data dan Sumber Data Penelitian ... 35

3.3.1. Data Penelitian ... 35

3.3.2. Sumber Data ... 36

3.4. Populasi dan Sampel ... 36

3.4.1. Populasi... 36

3.4.2. Sampel... 37


(3)

vi

3.6. Teknik Analisis Data... 39

3.6.1. Uji Validitas... 41

3.6.2. Uji Realibilitas... 43

3.6.3. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Score... 45

3.6.4. Uji Normalitas... 46

3.6.5. Metode Statistik Parametik ... 48

3.6.5.1. Analisis Linieritas dan Keberartian Regresi... 48

3.6.5.2. Analisis Korelasi... 51

3.6.6. Metode Statistik Non-Parametik... 53

3.6.6.1. Analisis Koefisien Korelasi... 53

3.6.6.2. Pengujian Koefisien Korelasi (Uji Keberartian)... 54

3.6.6.3. Perhitungan Koefisien Determinasi... 54

3.6.7. Pengujian Hipotesis... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 56 4.1. Deskripsi Data... 56

4.1.1. Deskripsi Data Variabel X... 56

4.1.2. Deskripsi Data Variabel Y... 56

4.2. Hasil Analisis Data... 57

4.2.1. Data Variabel X... 58

4.2.2. Data Variabel Y... 63

4.2.3. Perhitungan Koefisien Korelasi... 65


(4)

vii

4.2.5. Perhitungan Koefisien Determinasi... 66

4.2.6. Pengujian Hipotesis Penelitian... 66

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian... 67

4.3.1. Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan (Variabel X) ... 68

4.3.2. Minat Berwirausaha (Variabel Y) ... 71

4.3.3. Pengaruh Prestasi terhadap Minat... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76

5.1. Kesimpulan... 76

5.2. Saran-saran... 77

DAFTAR PUSTAKA... xii LAMPIRAN


(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan mengutamakan kemampuan kejuruan jenis tertentu. Dengan kurikulum berbasis kewirausahaan, siswa SMK program studi keahlian teknik bangunan dipersiapkan sedemikian rupa sehingga selain bisa menjadi tenaga kerja andal di industri bangunan juga mampu mengembangkan diri di dalam usaha. Rencana strategis Depdiknas 2005-2009 dan rancangan 2010-2014 yang bertujuan mengubah komposisi perbandingan jumlah SMK dan SMA dari 30:70 menjadi 67:33 pada tahun 2014 juga menuntut pentingnya pengembangan sumber daya manusia siswa SMK.

SMK dalam proses pendidikannya bekerja sama dengan dunia industri melalui program Praktek Kerja Industri (Prakerin) atau magang di perusahaan yang terkait kerjasama. Pelaksanaan prakerin ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas lulusan SMK sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan profesional. Terlepas dari itu, Prakerin hanya mungkin dilaksanakan apabila terdapat kerjasama dan kesepakatan antara institusi pendidikan dan institusi lain, dalam hal ini industri bangunan.

Permasalahan dewasa ini adalah ketersediaan lapangan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lulusan SMK yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Ada indikasi yang memperlihatkan lulusan sekolah kejuruan harus


(6)

bersaing dengan ahli madya ataupun sarjana dari berbagai perguruan tinggi yang menyebabkan kesempatan mereka untuk bekerja di perusahaan industri bangunan semakin sedikit. Oleh karena itu lulusan dari SMK diharapkan tidak hanya bekerja sebagai pegawai dalam sektor industri saja tetapi juga dapat mengembangkan potensi dalam dirinya untuk bekerja mandiri (wirausaha) sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dengan wirausaha, lulusan sekolah menengah kejuruan tidak bergantung pada lapangan pekerjaan di sektor industri saja tetapi dapat membuka lapangan kerja sendiri.

“Wirausaha adalah orang yang berani berusaha atas kekuatan sendiri” (tim penyusun KBBI, 2003:1113). Karenanya, dengan berwirausaha diharapkan dapat mengurangi terjadinya pengangguran dan juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Dalam Kurikulum Satuan Tingkat Pembelajaran (KTSP) untuk SMK, terdapat mata pelajaran kewirausahaan yang materinya berisi pengelolaan usaha. Fungsi dari mata pelajaran kewirausahaan adalah memberikan pengetahuan dasar dalam berwirausaha bagi siswa karena secara langsung menuntut kecakapan kognitif, afektif dan psikomotor sekaligus. Dengan adanya materi kewirausahaan diharapkan siswa akan mempunyai pengetahuan dan teknik dasar untuk berwirausaha sehingga akan mempunyai bekal untuk menghadapi tantangan kerja setelah mereka lulus dari sekolah.

Berdasarkan teori timbal balik prestasi dan minat, terdapat hubungan yang signifikan antara minat dan prestasi belajar yang dicapai siswa. Keberhasilan guru salah satunya bisa dilihat dalam kaitannya mengembangkan minat siswa pada mata pelajaran yang diajarkannya hingga siswa memiliki prestasi baik dalam mata


(7)

pelajaran tersebut. Mata Pelajaran Kewirausahaan seperti halnya mata pelajaran lain, menuntut siswa untuk memenuhi standar kompetensi yang telah ditentukan. Namun pemenuhan standar tersebut kemudian belum tentu mampu menumbuhkan minat wirausaha dalam diri siswa.

Berdasarkan uraian diatas, maka mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Bandung”.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Dicanangkannya kurikulum berbasis kewirausahaan menuntut keseriusan pemerintah untuk selalu memperhatikan mutu lulusan SMK, termasuk dengan meningkatkan efektivitas mata pelajaran kewirausahaan dalam membentuk jiwa berwirausaha dalam diri siswa SMK.

2. Praktek kerja industri sebagai program wajib bagi siswa SMK nyatanya tidak cukup mampu untuk membantu penyerapan tenaga kerja lulusan SMK bangunan.

3. Ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas mengindikasikan adanya persaingan antara lulusan SMK dengan lulusan ahli madya dan sarjana jurusan serupa dalam mencari pekerjaan.

4. Standar kompetensi mata pelajaran kewirausahaan yang menuntut kecakapan kognitif, afektif dan psikomotor sekaligus memerlukan adanya


(8)

koordinasi dengan karakteristik siswa, sekolah, maupun daerah tempat sekolah tersebut berada.

5. Pemenuhan standar kompetensi dan prestasi yang dicapai siswa belum tentu mampu menumbuhkan minat wirausaha dalam diri siswa.

6. Efektifitas mata pelajaran kewirausahaan untuk siswa SMK dalam kaitannya dengan minat untuk berwirausaha, sejauh mana materi pembelajaran dalam mata pelajaran kewirausahaan di SMK dapat membentuk sikap dan jiwa berwirausaha pada diri siswa.

7. Minat berwirausaha ditandai dengan adanya sikap dan wawasan kewirausahaan pada diri siswa, sejauh mana prestasi mampu memberikan timbal balik terhadap sikap dan wawasan pada diri siswa SMK.

1.3. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi dalam beberapa hal sebagai berikut: 1. Prestasi dibatasi pada nilai-nilai tugas siswa dan nilai ujian akhir siswa

serta nilai kumulatifnya pada mata pelajaran kewirausahaan kelas XI. Nilai tersebut di ambil dari beberapa tugas personal siswa dikumulatifkan dengan nilai Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS).

2. Minat dibatasi pada ketertarikan siswa untuk menjadi seorang wirausaha serta adanya sikap dan wawasan kewirausahaan dalam diri siswa. sikap dan wawasan ini tergabung ke dalam beberapa indikator minat.

1.4. Perumusan Masalah


(9)

1. Bagaimanakah prestasi siswa XI SMK Negeri 5 Bandung bidang keahlian teknik gambar bangunan pada mata pelajaran kewirausahaan?

2. Bagaimana Minat siswa XI SMK Negeri 5 Bandung bidang keahlian teknik gambar bangunan dalam berwirausaha?

3. Seberapa besar pengaruh prestasi mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat siswa XI SMK Negeri 5 Bandung bidang keahlian teknik gambar bangunan dalam berwirausaha?

1.5. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran maka peneliti memberikan penegasan istilah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Poewadarminta (1983:731) “Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu yang berkuasa”. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang ada dari variabel bebas yaitu prestasi mata diklat kewirausaahan dan variabel terikat yaitu minat wirausaha siswa kelas XI SMKN 5 Bandung.

2. Prestasi

Prestasi memiliki beragam pengertian, salah satunya sebagai berikut: “Prestasi belajar adalah hasil belajar dari individu yang merupakan perubahan yang terdapat dalam diri individu yang dimanivestasikan ke dalam pola tingkah laku, perbuatan, skill, dan pengetahuan yang dapat dilihat dari hasil belajar itu sendiri” (Abbas Nurdi, 1984: 41)

3. Mata Pelajaran Kewirausahaan

Mata Pelajaran yang pokok pelajarannya berisikan perilaku wirausaha sebagai suatu fenomena yang terjadi di lingkungan peserta didik.


(10)

4. Minat

Terdapat banyak pengertian mengenai minat, salah satunya sebagai berikut: “Minat adalah kecenderungan yang agak menetap dalam diri subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu atau mersa senang berkecimpung dalam bidang itu” (Winkel 1984:30).

5. Wirausaha

“Wirausaha adalah keberanian, keutamaan serta keperkasaan dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan masalah hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri” (Soemanto, 1993:42). Wirausaha dalam penelitian ini adalah suatu sikap dan keberanian untuk bekerja dengan kemampuannya sendiri serta menanggung resiko yang akan dihadapi. Bekerja wirausaha tidak hanya membuka usaha sendiri tetapi juga dapat bekerja ikut orang lain dengan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap resiko kerjanya.

6. Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Bangunan

Adalah anak didik yang duduk di bangku kelas XI jurusan Teknik Bangunan. Penggunaan populasi ini didasarkan pada pertimbangan:

- Tidak mengganggu konsentrasi siswa menghadapi ujian akhir. - Tidak dalam pelaksanaan praktik kerja industri.

7. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Bandung

Adalah SMK Negeri yang berada di kota Bandung yang mempunyai program studi keahlian Teknik Gambar Bangunan.

8. Pengaruh Prestasi Mata Diklat Kewirausahaan terhadap Minat Wirasawasta Siswa Kelas XI bidang Keahlian Teknik Bangunan Sekolah


(11)

Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Bandung merupakan hasil belajar dari mata pelajaran kewirausahaan peserta didik yang akan mempengaruhi keinginan siswa SMK tersebut untuk berusaha mandiri dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

1.6. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui prestasi belajar mata pelajaran kewirausahan siswa kelas XI bidang keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung.

2. Untuk mengetahui minat berwirausaha siswa kelas XI bidang keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha siswa kelas XI bidang keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung.

1.7. Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan kita bisa mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut:

Kita bisa melihat sejauh mana kurikulum SMK berhasil dalam pembelajarannya memberikan mata pelajaran kewirausahaan. Mata pelajaran ini selayaknya memberikan pengaruh positif bagi siswa dalam menumbuhkan minat siswa untuk berwirausaha dan menjadikan siswa kompeten serta mampu untuk berwirausaha dengan baik dan benar.


(12)

Bila mata pelajaran ini berhasil menumbuhkan sikap positif bagi siswa yang mempelajarinya, maka manfaat bisa dirasakan tidak hanya bagi siswa itu sendiri, namun juga bagi lingkungannya secara luas. Berwirausaha akan memberikan devisa bagi negara dan juga mampu menyerap tenaga kerja yang banyak bila dikelola secara baik. Selain itu, hasil penelitian diharapkan mampu memberikan referensi yang baik untuk perbaikan kurikulum sekolah yang bersifat dinamis dan terarah ke tujuan yang lebih baik sehingga pendidikan di Indonesia bisa berkembang ke arah positif, hasil penelitian bisa digeneralisasi sebagai acuan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas SMK di Indonesia.


(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Dalam melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus menentukan metode apa yang akan dipakai sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian. Mengenai metode penelitian, Surakhmad W. (1990: 131) memberikan pengertian bahwa :

“Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik serta alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan”.

Metodelogi penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, serta pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Penelitian deskriptif menggambarkan keadaan sekarang dan keadaan yang telah terjadi, serta mempunyai hubungan diantara variabel-variabel, data-data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa. Berdasarkan pertimbangan tersebut, metode deskriptif analitis dipandang cocok digunakan dalam penelitian ini, karena menyelidiki masalah yang timbul pada masa sekarang dan bertujuan untuk menggambarkan suatu fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar komponen yang diteliti.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Digunakannya metode deskriptif ini bertujuan untuk melihat keterkaitan antara dua variabel atau lebih melalui analisis data yang didapat.


(14)

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki”.

Mengenai ciri-ciri metode deskriptif, Surakhmad W. (1990: 140) merumuskan ciri-ciri metode deskriptif sebagai pemusatan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang yang bersifat aktual dan setelah melalui tahap penyusunan serta penjelasan, masalah tersebut dipecahakan dengan cara dianalisis.

Dengan menggunakan metode deskriptif, tidak hanya memberikan gambaran mengenai fenomena-fenomena yang ada, tetapi juga memberikan gambaran tentang keterkaitan variabel yang diteliti, pengujian hipotesis, dan pembuatan prediksi untuk memperoleh makna dari masalah yang akan dipecahkan.

“Metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar belaka. Kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan.” (Moh. Nazir, 2003:55)

Sementara itu, pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Fraenkel dan Wallen 1993 (Nana Syaodih, 2007: 97) ciri-ciri penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah:

1. Menekankan hipotesis jadi yang dirumuskan sebelumnya. 2. Menekankan definisi operasional yang dirumuskan sebelumnya. 3. Data diubah menjadi skor numerik.

4. Menekankan pengukuran dan penyempurnaan keajegan skor yang diperoleh dari instrumen.


(15)

5. Pengukuran validitas melalui rangkaian perhitungan statistik.

6. Menenkankan teknik acak untuk mendapatkan sampel representative. 7. Menekankan prosedur penelitian baku.

8. Menekankan desain pengontrolan variabel ekstranus.

9. Menekankan desain pengontrolan khusus untuk menjaga bias dalam prosedur penelitian.

10. Menekankan rangkuman statistik dalam hasil penelitian

11. Menekankan penguraian fenomena kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

12. Menekankan menipulasi aspek, situasi, dan kondisi dalam mengkaji fenomena yang kompleks.

Melalui metode deskriptif ini, penulis bermaksud mengungkapkan “Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan terhadap Minat Berwirauaha Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung.”

3.2. Variabel dan Paradigma Penelitian 3.2.1. Variabel Penelitian

Sugiyono (2002: 20) mengemukakan bahwa “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau aspek dari orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua kategori utama, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Suprian A. S. (1994: 62) mengemukakan lebih lanjut bahwa :


(16)

2. Variabel terikat, adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas atau respon dari variabel bebas.

Sejalan dengan indentifikasi masalah dan perumusan masalah, variabel penelitian ini dapat diterapkan yaitu:

a. Variabel bebas (X): Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan yang kemudian dijadikan alat bukti keberhasilan siswa dalam penguasaan terhadap mata pelajaran kewirausahaan melalui tahap-tahap evaluasi belajar yang dinyatakan dengan nilai

b. Variabel terikat (Y): Minat Berwirausaha yang merupakan berbentuk usaha atau kemauan karena adanya motivasi siswa untuk tertarik mempelajari dan menjadi seorang wirausahawan.

Prestasi belajar mata pelajaran Kewirausahaan (variabel X) adalah hasil yang diperoleh siswa dari kegiatan penyelesaian tahap evaluasi mata pelajaran kewirausahaan pada kelas X. Yang dijadikan indikator adalah nilai raport tengah semester dan nilai raport akhir semester yang kemudian dikumulatifkan menjadi nilai rata-rata dan dinyatakan dengan angka.

Minat Berwirausaha (varibel Y) adalah suatu rasa yang menunjukkan lebih suka, serta adanya rasa keterikatan siswa yang diikuti dengan usaha aktif untuk mempelajari dan mendapatkan pengalaman untuk berwirausaha. Adapun indikator bahwa siswa mempunyai minat berwirausaha adalah :


(17)

b. Pengetahuan terhadap materi mata pelajaran kewirausahaan. c. Pengetahuan terhadap fakta perkembangan dunia kewirausahaan. d. Minat terhadap kegiatan wirausaha.

e. Pengidolaan terhadap tokoh wirausahawan sukses.

3.2.2. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dibuat untuk memperjelas langkah atau alur penelitian dengan menggunakan kerangka penelitian sebagai tahapan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, secara umum paradigma penelitian digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3.1 Paradigma Penelitian

= Tinjauan Permasalaha

= Pengaruh Variabel X terhadap variabel Y

Siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung. Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan (Variabel X)

Aspek yang diungkap yaitu :

Nilai prestasi belajar siswa

Minat siswa dalam Berwirausaha

(Variabel Y) 1.Tertarik pada materi

kewirausahaan. 2.Meyakini teori-teori

yang terdapat dalam mata pelajaran kewirausahaan. 3.Menerima

penghayatan yang terdapat dalam mata pelajaran

kewirausahaan. 4.Menerima fakta

perkembangan dunia kewirausahaan 5.Tertarik pada kegiatan

produksi, penjualan dan pembelian

6.Berusaha mencoba untuk mendapat penghasilan sendiri. 7.Menghargai

orang-orang yang menjadi tokoh wirausahawan. Temuan P E N E L I T I A N S A R A N


(18)

Keberadaan data merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian, sebab segala informasi guna menunjang penelitian diperoleh dari data. Adapun data yang diperlukan untuk penelitian ini adalah :

a. Data tentang Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 5 Bandung.

b. Data tentang minat berwirausaha siswa SMK Negeri 5 Bandung.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data dalam suatu penelitan merupakan subyek dari mana data dapat diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menunjang proses pelaksanaan penelitian.

Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah Siswa kelas XI Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 5 Bandung. Sementara untuk keperluan triangulasi, peneliti memanfaatkan informan lain yang memiliki otoritas terhadap kelas XI Teknik Gambar Bangunan, antara lain: Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan bidang Hubungan Industri SMK Negeri 5 Bandung, dan Guru Mata Pelajaran Kewirausahaan. Data dari sumbernya tersebut kemudian dapat dijadikan sebagai bahan infomasi dan kajian yang berguna dalam memecahkan masalah yang sedang diteliti.


(19)

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. Suharsimi Arikunto (2002 : 108) mengemukakan bahwa Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai, benda-benda atau peristiwa yang menjadi sumber data untuk suatu penelitian.

Menurut Sutrino Hadi (1997:7), populasi adalah semua individu untuk siapa kenyataan diperoleh dari sample itu hendaknya digeneralisasi. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi, studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi. Berdasarkan pendapat tersebut maka penulis mencoba meneliti semua siswa kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 5 Bandung.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Kelas Populasi

XI TGB 1 32

XI TGB 2 31

XI TGB 3 33

XI TGB 4 31

XI TGB 5 33

XI TGB 6 33

XI TGB 7 33

Jumlah 226


(20)

mengambil besarnya sampel dari populasi 188 anak penulis menggunakan teknik acak (random sampling) dengan cara mengundi pada masing-masing anak.

Sutrinso Hadi (1979 : 63) menjelaskan maksud pengambilan sample sebagai berikut dalam banyak hal seorang penyelidik tidak mampu atau merasa tidak perlu menyelidiki semua peristiwa atau kasus, melainkan sebagian saja, penyelidikan semacam inilah yang kita kenal dengan penyelidikan sampel atau sampling studi lapangan. Sudah menjadi kebiasaan bahwa jika dipandang tidak mungkin atau tidak praktis menyelidiki objek atau kasus (populasi) maka diambil contoh sample secukupnya dan Representatif dari seluruh populasi dan kasus.

Adapun pengambilan sampel yaitu 25% dari jumlah populasi berdasarkan anjuran Suharsimi Arikunto (1986:107) yakni:

“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% – 25% atau lebih.”

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

Kelas Sampel

XI TGB 1 13

XI TGB 2 12

XI TGB 3 13

XI TGB 4 13

XI TGB 5 13

XI TGB 6 13

XI TGB 7 13

Jumlah 90


(21)

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang relevan dengan tujuan penelitian. Banyak teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan, masing-masing cara mempunyai tujuan-tujuan tertentu serta kelebihan dan keterbatasan masing-masing.

Suprian A. S. (2001: 79) mengemukakan bahwa untuk melaksanakan penelitian dan memperoleh data yang dibutuhkan, maka pengumpulan data perlu dilakukan. Teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data sangat tergantung pada jenis data yang diinginkan oleh peneliti. Hal ini berhubungan dengan cara yang lazim dikembangkan para peneliti untuk mengumpulkan data.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Angket

Teknik angket ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai minat siswa berwirausaha. Teknik ini mengumpulkan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada siswa yang berkaitan dengan minat berwirausaha. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup yakni jawaban alternatif telah tersedia sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah disediakan.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada Mata Pelajran Kewirausahaan. Teknik ini mengumpulkan data dengan cara menghimpun nilai raport ulangan tengah semester dan nilai ulangan akhir semester siswa kelas X yang kini telah duduk di kelas XI di SMK Negeri 5 Bandung.


(22)

Teknik Angket dan kuesioner digunakan untuk mengungkap minat berwirausaha siswa (Variabel Y). Penulis menggunakan metode pengukuran skala sikap Likert yang berupa kumpulan pernyataan-pernyataan sikap (angket) mengenai suatu objek.

Dasar pertimbangan penulis memilih metode ini sesuai dengan pendapat Moh. Nazir, (2003:339), yaitu :

1. Skala Likert lebih mudah dalam pembuatannya dibandingkan dengan skala sikap yang lainnya.

2. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang relatif lebih tinggi dibandingkan skala sikap yang lainnya.

3. Skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih nyata dan jelas tentang sikap responden tentang kondisi karena jangka responsi yang lebih besar.

Data yang diperoleh dari penyebaran angket merupakan data yang berbentuk skala ordinal, dimana jarak satu data dengan data yang lainnya tidak sama. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2002 : 41) bahwa “Skala yang berjenjang dimana sesuatu lebih atau kurang dari yang lain. Data yang diperoleh dari skala ini disebut data ordinal, yaitu data berjenjang yang jarak satu dengan lainnya tidak sama”. Adapun jenjang yang terdapat dalam skala ordinal adalah sebagai berikut :

a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S)

c. Ragu-ragu (R) d. Tidak Setuju (TS)


(23)

e. Sangat Tidak Setuju (ST)

Data ordinal merupakan data yang menggambarkan kualitas/keadaan dari objek yang diteliti dan bersifat kualitatif. Untuk itu, agar data ordinal dapat diolah dengan metode statistik maka data tersebut harus diubah menjadi data yang berbentuk bilangan atau data kuantitatif. Untuk mempermudah dalam mengolah data maka setiap jawaban angket dari responden diberi nilai/skor sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Pemberian Skor Terhadap Alternatif Jawaban

Altrnatif Jawaban Bobot Nilai

Positif Negatif

Sangat Setuju (SS) Setuju (S)

Ragu-ragu (R) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (ST)

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 2. Menghitung jumlah skor setiap responden pada variabel Y

3. Memeriksa kelengkapan dan kebenaran nilai siswa yang berupa variabel X 4. Mengubah skor mentah menjadi skor standar ( T – skor )

5. Mengolah data dengan uji statistik

6. Menguji hipotesis berdasarkan hasil pengolahan data. 7. Menganalisis data yang telah diperoleh.

8. Pengambilan kesimpulan.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah data dengan uji statistik adalah untuk menentukan metode statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis sesuai dengan data yang ada, apakah metode statistik parametik atau metode statistik non parametrik dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:


(24)

mengukur sesuatu. Suharsimi Arikunto (1996:158) mengatakan bahwa "Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan kevalidan atau kesahehan suatu instrumen".

Untuk menguji tingkat validitas alat ukur ini digunakan rumus Korelasi Product :

(

)( )

( )

{

( )

}

{

− −

− =

2 2

2 2

xy

Y Y

n X X

n

y X XY

n

r (Sudjana, 1989:369)

Dimana :

rxy = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden uji coba X = Skor tiap item

Y = Skor seluruh item

Dalam hal ini nilai Rxy yang dikemukakan oleh E. T. Ruseffendi (1994:144),

diartikan sebagai koefisien korelasi sehingga kriterianya adalah: rxy < 0,20 : validitas sangat rendah

0,20 – 0,40 : validitas rendah 0,40 – 0,70 : validitas sedang/cukup 0,70 – 0,90 : validitas tinggi


(25)

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis setiap item, hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan ke dalam table harga product moment dengan taraf kepercayaan 95 %.

Hasil yang sudah didapat dari rumus product moment, kemudian disubsitusikan kedalam rumus t, dengan rumus dibawah ini :

2

r 1

2 n r t

− −

= (Sudjana,1989:377)

Dimana :

t : uji signifikan korelasi n : jumlah responden uji coba r : koefisien korelasi

Hasil yang didapat dari t hitung yang telah didapat kemudian dikonsultasikan

dengan harga t table dengan taraf signifikan (α) 0,05 yang artinya peluang membuat

kesalahan 5 % setiap item akan terbukti bila harga t hitung > t table dengan taraf

kepercayaan 95% serta derajat kebebasannya (dk) = n – 2. Jika hasil yang diperoleh thitung

> ttabel maka item tersebut dikatakan valid, namun jika sebaliknya thitung < ttabel maka item

tersebut dikatakan tidak valid.

Untuk item yang tidak valid tersebut disesuaikan dengan metode penelitian yang diambil apakah akan diperbaiki item pertanyaannya atau tidak diikutsertakan dalam instrumen penelitian karena telah terwakili oleh item yang lainnya.


(26)

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai reliabel.

Saefuddin Azwar, (2007:177) berpendapat :

“...reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Artinya, hasil ukur adalah dapat dipercaya apabila dalam beberapa kalipengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh diperoleh hasil yang relatif sama, kalau aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah.”

Untuk menghitung tingkat reliabilitas item pertanyaan digunakan rumus alfa, sebagai berikut :

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Mencari harga varians tiap butir item.

n n

X X

n

∑ − ∑

=

      

 2

2 2

σ

dimana :

2

n

σ = varians butir tiap item

(

)

2

X = jumlah kuadrat skor tiap item

X = jumlah skor tiap item

n = jumlah responden uji coba 2. Menjumlahkan harga varians tiap butir item


(27)

3. Mencari harga varians total n n Y Y t ∑ − ∑ =         2 2 2 σ dimana : 2 t

σ = varians total

( )

2

Y = jumlah kuadrat skor responden

Y = jumlah skor responden n = jumlah responden uji coba 4. Menghitung koefisien realibilitas

        −     − = 2 2 11 1 1 t n k k r σ σ dimana : 11

r = reliabilitas instrumen K = banyaknya butir soal/item

2

n

σ = jumlah varians butir

2

t

σ = varians total

Hasil perhitungan dari seluruh koefisiensi item (r11) tersebut dibandingkan dengan derajat reabilitas evaluasi dengan tolak ukur mempunyai taraf kepercayaan 95 % dengan kriteria rhitung > rtable sebagai pedoman penafsirannya, adalah :


(28)

0,20 – 0,40 : reabilitas rendah 0,40 – 0,70 : reabilitas sedang/cukup 0,70 – 0,90 : reabilitas tinggi

0,90 – 1,00 : reabilitas sangat tinggi

3.6.3. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Score

Rumus untuk mengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar adalah: 1. Menghitung skor rata-rata (Mean), dengan rumus :

n X M= ∑ i

,

n Y M= ∑ i

(Syafaruddin Siregar, 2004 : 22) Keterangan : M = mean

ΣXi = jumlah skor item variabel X

ΣYi = jumlah skor item variabel Y

2. Menghitung harga simpangan baku dengan rumus :

1 )

( 2

− −

=

n M X

SD i (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)

3. Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T dengan rumus :

SD M X

Z = ( i − ) (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24)

50

10 +

= xZ

T


(29)

3.6.4. Uji Normalitas

Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan Rentang Skor ( R )

R = skor terbesar – skor terkecil (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24) 2. Menentukan Banyaknya Kelas Interval (i) dengan menggunakan aturan Sturgesrs

n

i =1+3,3log (Syafaruddin Siregar, 2004 : 24) 3. Menentukan Panjang Kelas Interval ( p )

i R

p= (Syafaruddin Siregar, 2004 : 25)

4. Menghitung Nilai Median (Me)

2 ) 1 ( + = n Me             − + = f F n p b Me 2 1

(Syafaruddin Siregar, 2004 : 22)

5. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi

Kelas Interval Xi fi fiXi ( XiM )2 fi( XiM)2

Jumlah - Σfi Σ fiXi - Σfi( XiM )2

Rata-rata M

Standar Deviasi SD

6. Menghitung Nilai Rata-Rata (M)

fi Xi fi M ∑ ∑


(30)

1 ) ( − − ∑ = n M Xi fi

SD (Syafaruddin Siregar, 2004 : 26)

8. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi untuk Harga-Harga yang Diperlukan dalam Uji Chi-Kuadrat (χ2)

a. Menentukan Batas Atas (Ba) dan Batas Bawah (Bb) Kelas Interval Bb = skor terendah

Ba = skor tertinggi

b. Menentukan Z dengan rumus :

Z =

(

)

SD M Bk

(Syafaruddin Siregar, 2004: 86)

c. Mencari Batas Luas Tiap Kelas Interval (Lo) dengan Menggunakan Daftar F (luas di bawah lengkung normal standar normal dari 0 ke Z)

d. Mencari Luas Tiap Kelas Interval (Li)

Li = L1 - L2 (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)

e. Mencari Harga Frekuensi Harapan (ei)

= i i

i L f

e . (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)

f. Menghitung Nilai Chi Kuadrat (χ2)

(

)

2

2 i i i e e f − =

χ (Syafaruddin Siregar, 2004 : 87)

g. Mencari Harga p-value

2 1 2 2 2 1 2 2 1

1 ( )

χ χ χ χ α α α − − − − = − h v


(31)

Hasil perhitungan uji normalitas jika diperoleh data yang normal untuk variabel X dan variabel Y, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik parametik. Apabila hasil perhitungan uji normalitas ada salah satu data atau keduanya berdistribusi tidak normal, maka metode statistik yang digunakan adalah metode statistik non parametik.

3.7. Metode Statistik Parametik 3.7.1. Analisis Linearitas dan Regresi

Regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y). Model regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut:

bX a

Y = + (Syafaruddin Siregar, 2004 : 197)

Keterangan : Y = variabel terikat dan X = variabel bebas

Koefisien regresi a dan b dapat dicari berdasarkan pasangan data X dan Y yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan rumus :

2 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( X X n Y X X X Y a ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ ∑ = 2 2 ) ( ) ( ) ( X X n Y X XY n b ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

= (Syafaruddin Siregar, 2004 : 200)

Regresi yang didapat dari perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menghitung harga Yˆ bila harga X diketahui. Regresi tersebut harus mempunyai kelinieran dan keberartian regresi. Uji kelinieran dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat-jumlah kuadrat yang disebut sumber varaiansi. Sumber variansi yang perlu dihitung menurut Syafaruddin Siregar (2004, 202 – 211) sebagai berikut :


(32)

JK (T) =

( )

n y y i i 2 Σ − Σ

b) Menghitung jumlah kuadrat regresi a dengan rumus :

n Y a JK 2 ) ( ) ( = ∑

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan rumus :

      ∑ ∑ − ∑ = n Y X XY b b a

JK( / ) ( )( )

d) Mengitung jumlah kuadrat sisa (JKs) dengan rumus : JK (S) = JK (T) – JK (a) – JK (b / a)

e) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JKE) dengan rumus :

                − ∑ = 2 2 n Y Y JKE

f) Menghitung jumlah kuadrat ketidak cocokan JK (TC) dengan rumus : JKTC = JKS – JKE

g) Semua besaran di atas dapat diperoleh dalam tabel analisis varians (ANAVA). Tabel 3.5 Analisis Varians (ANAVA) Regresi

Sumber

Varians dk JK JKR F

Regresi(a) 1 RJK=1

( )

yi 2 n Σ Regresi(a/b)

k-JKreg =

b.( . . )

n y x y

x i i

i i

Σ Σ −

Σ

(

1

)

2

− =

k JK Sreg reg

2 2

Sres Sreg

Residu n- JKres = JKt - JKreg

(

)

k n JK S res res − = 2


(33)

Tuna Cocok k– JK TC = JKres –JKE STC 2 = 2 − k JKTC

Galat (E) n- JKE =

( )

        Σ − Σ Σ k k k n y y 2

2 SE2 =

k n

JKE

− Fh = 2

2

E TC S S

h) Memeriksa keberartian regresi, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : - Menentukan varians koefisien a dan b

                  ∑ − ∑ + − = 2 2 2 2 1 ) 2 ( n X X M n n JKres S i i

a 2

2

2 / ( 2)

      ∑ − ∑ − = n X X n JKres S i i b

- Melakukan pengujian parameter a dan b

a a

S a t = ;

b b

S b

t = (ta = t1; tb = t2)

Pengujian keberartian regresi dengan dk = n – k untuk harga t1 dan t2 dengan

mengambil taraf kepercayaan α1 = 0,05 dan α2 = 0,01

1 2

1 2

1

1 ( )

t t t t pv h − − − −

=α α α

Kriteria pengujian dengan taraf kepercayaan α = 0,05, jika p-v > α maka koefisien regresi a dan b tidak berarti. Sebaliknya jika p-v < α maka koefisien regresi a dan b sangat berarti.

i) Membuat grafik linieritas variabel X dan variabel Y Yˆ = a +

Variabel


(34)

harus dilakukan perhitungan koefisien korelasi.

Rumus yang dipergunakan adalah koefisien korelasi Product Moment dari Pearson sebagai berikut :

( )( )

(

)

( )

[

2 2

]

[

(

2

)

( )

2

]

.

− −

− =

Y Y

n X X

n

Y X XY

n

rXY

(Syafaruddin Siregar, 2004 : 169) Selanjutnya harga koefisien korelasi (r) yang diperoleh diinterpretasikan pada indeks korelasi. Menurut (Sugiyono, 2002: 216) Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi digambarkan dalam tabel berikut:

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,800 - 1,00 Sangat Tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

Setelah dilakukan perhitungan koefisiensi korelasi selanjutnya dilakukan pengujian koefisien korelasi (Uji Keberartian). Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji t-student berikut:

2

1 2 s s

r n r t

− −

= ( Syafaruddin Siregar, 2004 : 175)

Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan

dk=N-2 , dan jika thitung < ttabel , maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti. Perhitungan


(35)

variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

KD = r2 x 100% (Sudjana, 2002 : 369)

3.8. Metode Statistik Non-Parametik 3.8.1. Analisis Koefisien Korelasi

Data yang digunakan adalah data ordinal dan merupakan statistik non parametrik, maka analisis koefisien korelasi yang digunakan adalah dengan menggunakan korelasi Rank Spearman. Langkah-langkah perhitungannya menurut Syafaruddin Siregar (2004 : 239-240) adalah :

1) Membuat tabel rangking untuk kedua variabel

Rangking variabel bebas dan rangking variabel terikat disusun sesuai keadannya.

No Xi Yi RXi RYi bi bi2

Jml

2) Menghitung selisih rangking bi = RXi - RYi

3) Menghitung nilai koefisien korelasi (rs)

- Apabila tidak mengandung rangking yang sama, maka menggunakan rumus :

) 1 ( 6

1 2

2

− =

n n

b

r i

S

- Apabila mengandung rangking yang sama, maka menggunakan rumus :

= −

12

3

t t

TX dan

− =

12

3

t t TY


(36)

Y X Y X S R R i b R R r 2 2 2 2 2 .

2 ∑ ∑

∑ − ∑ + ∑ =

Selanjutnya harga koefisien korelasi (r) diinterpretasikan pada indeks korelasi. Menurut (Sugiyono, 2002: 216) Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi digambarkan dalam tabel berikut:

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,800 - 1,00 Sangat Tinggi

0,600 – 0,799 Tinggi

0,400 – 0,599 Cukup

0,200 – 0,399 Rendah

0,000 – 0,199 Sangat Rendah

3.8.2. Pengujian Koefisien Korelasi (Uji Keberartian)

Harga r yang diperoleh dari perhitungan harus diuji, apakah berarti atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji t-student, sebagai berikut :

2 1 2 s s r n r t − −

= ( Syafaruddin Siregar, 2004 : 240)

Korelasi berarti jika thitung > ttabel pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n - 2 ,

dan jika thitung < ttabel , maka dikatakan bahwa korelasi tidak berarti.

3.8.3. Perhitungan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya prosentase kontribusi variabel satu terhadap variabel yang lainnya. Rumus yang dipergunakan adalah sebagai berikut :


(37)

3.9. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan, dapat digunakan rumus uji t, yaitu :

2

1 2 r n r t

− −

= (Sudjana, 2002 : 377)

Keterangan : r = koefisien korelasi n = jumlah responden

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah manerima hipotesis kerja (HA).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui interpolasi dengan dk = n – 2 untuk harga t1 dan t2 dengan mengambil taraf kepercayaan α1 = 0,05 dan α2 = 0,01.

1 2

1 2

1

1 ( )

t t

t t v

p h

− − −

− =

− α α α

Kriteria pengujian: Jika pv < 0,05, maka tolak H0 dan terima HA

Jika pv > 0,05, maka terima H0 dan tolak HA

HA : “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwirausaha”.

H0 : “Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa


(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Bandung“, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Prestasi Siswa kelas X TGB SMK Negeri 5 Bandung pada mata pelajaran Kewirausahaan sudah termasuk ke dalam katagori ‘baik’. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata nilai siswa yang melebihi angka minimal kelulusan mata pelajaran tersebut.

2. Secara Umum, minat siswa dalam Berwirausaha berdasarkan angket berada dalam kategori ‘cukup baik’. Siswa memiliki ketertarikan yang baik terhadap materi kewirausahaan dan kegiatan berwirausaha, namun siswa dalam beberapa hal masih belum menunjukkan sikap penerimaan dan apresiasi terhadap profesi wirausaha dan kurang meyakini manfaat berwirausaha dalam kaitannya dengan bidang garapan bangunan yang menjadi konsentrasi mereka saat ini di sekolah. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan uji hipotesis, dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari prestasi siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan di jurusan mereka terhadap minat mereka dalam berwirausaha.


(39)

5.2. Saran

Berdasarkan atas hasil penelitian, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :

1. Prestasi dapat menumbuhkan minat meskipun dengan angka korelasi yang kecil, maka sebaiknya prestasi pembelajaran di bidang kewirausahaan dapat menumbuhkan minat yang baik kepada siswa yang mempelajarinya.

2. Untuk Guru mata pelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 5 Bandung, agar selalu memperhatikan siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan bimbingan, dorongan, serta contoh tauladan yang baik bagi siswanya agar pembelajaran kewirausahaan dapat diapresiasi dan diinternalisasikan dengan baik kepada setiap siswa.

3. Untuk Guru mata pelajaran Kewirausahaan di SMKN 5 Bandung, dalam pengajaran agar lebih membangkitkan minat berwirausaha menggunakan pendekatan praktik, mendatangkan nara sumber, studi banding dan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Departemen Perdagangan dan Perindustrian, Departemen Koperasi dan UKM, dan KADIN dengan demikian pengajaran tidak hanya guru mentransfer ilmu pengetahuan tapi guru menggugah minat siswa berwiraswasta semakin besar.

4. Untuk pihak sekolah, hendaknya senantiasa meningkatkan mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan selalu mengembangkan kualitas pendidikan di sekolah sehingga metode pembelajaran kewirausahaan dan prosedur penilaian kewirausahaan menjadi lebih baik setiap waktunya.


(40)

5. Untuk siswa, hendaknya siswa memanfaatkan pemebelajaran kewirausahaan di sekolah untuk mengembahkan bakat dan minat dalam berwirausaha serta menanamkan sikap-sikap positif seorang wirausaha sedini mungkin di sekolah. Siswa hendaknya senantiasa meningkatkan mutu belajarnya dengan konsentrasi, penuh semangat dan penuh penghayatan.

6. Karena Penelitian ini hanya dibatasi pada nilai mata pelajaran Kewirausahaan dan minat berwirausaha berdasarkan latar belakang pendidikan kewirausahaan di sekolah, maka penelitian ini mengharapkan dapat membuka minat peneliti lain untuk meneliti dan mengkaji secara lebih luas atau memperdalam aspek atau faktor lainnya yang dapat memberikan keberhasilan dan peningkatan mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).


(41)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Dewi Susanti. 2010. Pendidikan Kewirausahaan & SMK: Kesalahkaprahan strategi terhadap visi Depdiknas. [Online] 17 Februari 2010, Tersedia: www.blogspot.com/ruangjeda [25 Mei 2010]

Rochaety, Ety, Tresnati, Ratih dan Latief, Abdul Madjid. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Fadhila H., A dan Bintara M., R. 2005. Sejarah dan Pengertian Kewirausahaan. http://www.e-lisa.co.id [24 Agustus 2007]

Furqon, Ph.D. 1999. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hamalik, O. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Gani, A. R. 1995. Bimbingan Karir. Bandung : Angkasa.

Muhibbin, S. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mun’im, R. A. 2008. Hubungan Prestasi Belajar Program Diklat Kewirausahaan dengan Minat Berwirauswasta Siswa Kelas III Negeri 1 Samarinda. [Online]. Tersedia: http://www.guruvalah.20m.com [25 Mei 2010]

Mutaqin, Irwan 2008. Studi Tentang Minat Berwirausaha Siswa Kelas Binaan Astra Studi Kasus di SMK Negeri 6 Bandung pada Kelas 3 Binaan Astra Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi S1 pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan. Nasution, S. 1996. Metodologi Penelitian. Bandung: Tarsito.


(42)

xiii

Setiono, L. H. 2007. “Mentalitas Kewirausahaan”. [Online]. Tersedia: http://www.e-psikologi.com [24 Agustus 2007]

Siregar, S. 2004. Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo. Sudjana M. A. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Syamsudin M, A. 1996. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya .

Winarno, A. 2009, 24, Juli. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang [Online], 2,14. Tersedia: agwin@um.ac.id [25 Mei 2010]

Wirasasmita, Y. (2006). Minat Jadi Wirausahawan masih Kecil [Online]. Tersedia: www_pikiran-rakyat- com /Berakhir Pekan - Pikiran Rakyat - Edisi Online [24 Agustus 2007]

________. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

rumus uji t, yaitu : 2 1 2 r n r t − −

= (Sudjana, 2002 : 377)

Keterangan : r = koefisien korelasi n = jumlah responden

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah manerima hipotesis kerja (HA).

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menghitung p-v melalui interpolasi dengan dk = n – 2 untuk harga t1 dan t2 dengan mengambil taraf kepercayaan α1 = 0,05 dan α2 = 0,01.

1 2

1 2

1

1 ( )

t t t t v p h − − − − =

− α α α

Kriteria pengujian: Jika pv < 0,05, maka tolak H0 dan terima HA

Jika pv > 0,05, maka terima H0 dan tolak HA

HA : “Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran kewirausahaan terhadap minat berwirausaha”.

H0 : “Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa


(2)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh Prestasi Mata Pelajaran Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI Bidang Keahlian Teknik Gambar Bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Bandung“, dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Prestasi Siswa kelas X TGB SMK Negeri 5 Bandung pada mata pelajaran Kewirausahaan sudah termasuk ke dalam katagori ‘baik’. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata nilai siswa yang melebihi angka minimal kelulusan mata pelajaran tersebut.

2. Secara Umum, minat siswa dalam Berwirausaha berdasarkan angket berada dalam kategori ‘cukup baik’. Siswa memiliki ketertarikan yang baik terhadap materi kewirausahaan dan kegiatan berwirausaha, namun siswa dalam beberapa hal masih belum menunjukkan sikap penerimaan dan apresiasi terhadap profesi wirausaha dan kurang meyakini manfaat berwirausaha dalam kaitannya dengan bidang garapan bangunan yang menjadi konsentrasi mereka saat ini di sekolah. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan uji hipotesis, dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari prestasi siswa pada mata pelajaran Kewirausahaan di jurusan mereka terhadap minat mereka dalam berwirausaha.


(3)

5.2. Saran

Berdasarkan atas hasil penelitian, penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :

1. Prestasi dapat menumbuhkan minat meskipun dengan angka korelasi yang kecil, maka sebaiknya prestasi pembelajaran di bidang kewirausahaan dapat menumbuhkan minat yang baik kepada siswa yang mempelajarinya.

2. Untuk Guru mata pelajaran Kewirausahaan di SMK Negeri 5 Bandung, agar selalu memperhatikan siswa dalam proses pembelajaran dengan memberikan bimbingan, dorongan, serta contoh tauladan yang baik bagi siswanya agar pembelajaran kewirausahaan dapat diapresiasi dan diinternalisasikan dengan baik kepada setiap siswa.

3. Untuk Guru mata pelajaran Kewirausahaan di SMKN 5 Bandung, dalam pengajaran agar lebih membangkitkan minat berwirausaha menggunakan pendekatan praktik, mendatangkan nara sumber, studi banding dan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Departemen Perdagangan dan Perindustrian, Departemen Koperasi dan UKM, dan KADIN dengan demikian pengajaran tidak hanya guru mentransfer ilmu pengetahuan tapi guru menggugah minat siswa berwiraswasta semakin besar.

4. Untuk pihak sekolah, hendaknya senantiasa meningkatkan mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan selalu mengembangkan kualitas pendidikan di sekolah sehingga metode pembelajaran kewirausahaan dan prosedur penilaian kewirausahaan menjadi lebih baik setiap waktunya.


(4)

77

5. Untuk siswa, hendaknya siswa memanfaatkan pemebelajaran kewirausahaan di sekolah untuk mengembahkan bakat dan minat dalam berwirausaha serta menanamkan sikap-sikap positif seorang wirausaha sedini mungkin di sekolah. Siswa hendaknya senantiasa meningkatkan mutu belajarnya dengan konsentrasi, penuh semangat dan penuh penghayatan.

6. Karena Penelitian ini hanya dibatasi pada nilai mata pelajaran Kewirausahaan dan minat berwirausaha berdasarkan latar belakang pendidikan kewirausahaan di sekolah, maka penelitian ini mengharapkan dapat membuka minat peneliti lain untuk meneliti dan mengkaji secara lebih luas atau memperdalam aspek atau faktor lainnya yang dapat memberikan keberhasilan dan peningkatan mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).


(5)

xii

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Dewi Susanti. 2010. Pendidikan Kewirausahaan & SMK: Kesalahkaprahan strategi terhadap visi Depdiknas. [Online] 17 Februari 2010, Tersedia: www.blogspot.com/ruangjeda [25 Mei 2010]

Rochaety, Ety, Tresnati, Ratih dan Latief, Abdul Madjid. 2007. Metodologi

Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Fadhila H., A dan Bintara M., R. 2005. Sejarah dan Pengertian Kewirausahaan. http://www.e-lisa.co.id [24 Agustus 2007]

Furqon, Ph.D. 1999. Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hamalik, O. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Gani, A. R. 1995. Bimbingan Karir. Bandung : Angkasa.

Muhibbin, S. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mun’im, R. A. 2008. Hubungan Prestasi Belajar Program Diklat Kewirausahaan dengan Minat Berwirauswasta Siswa Kelas III Negeri 1 Samarinda. [Online]. Tersedia: http://www.guruvalah.20m.com [25 Mei 2010]

Mutaqin, Irwan 2008. Studi Tentang Minat Berwirausaha Siswa Kelas Binaan Astra Studi Kasus di SMK Negeri 6 Bandung pada Kelas 3 Binaan Astra Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi S1 pada FPTK UPI Bandung: tidak diterbitkan. Nasution, S. 1996. Metodologi Penelitian. Bandung: Tarsito.


(6)

xiii

Setiono, L. H. 2007. “Mentalitas Kewirausahaan”. [Online]. Tersedia: http://www.e-psikologi.com [24 Agustus 2007]

Siregar, S. 2004. Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Grasindo. Sudjana M. A. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Syamsudin M, A. 1996. Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya .

Winarno, A. 2009, 24, Juli. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang [Online], 2,14. Tersedia: agwin@um.ac.id [25 Mei 2010]

Wirasasmita, Y. (2006). Minat Jadi Wirausahawan masih Kecil [Online]. Tersedia: www_pikiran-rakyat- com /Berakhir Pekan - Pikiran Rakyat - Edisi Online [24 Agustus 2007]

________. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHASISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

0 3 29

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 5 BANDUNG.

1 4 42

PENGARUH PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK NEGERI 5 BANDUNG.

0 2 46

PENGARUH PRESTASI MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA TAHUN/AJARAN 2015/2016.

0 0 68

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR AUTOCAD KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN GAMBAR BANGUNAN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015.

0 0 119

PENGARUH PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRESTASI BELAJAR KELOMPOK MATA PELAJARAN KOMPETENSI KEJURUAN TERHADAP KESIAPAN BERWIRAUSAHA SEBAGAI PERENCANA BANGUNAN SISWA KELAS XII TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK N 2 DEPOK.

0 7 168

PENGARUH PRESTASI MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK BANGUNAN DI SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 0 68

PENGARUH PENGGUNAAN FASILITAS BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK DASAR SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 2 WONOSARI.

0 0 171

PENGARUH PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER KEPRAMUKAAN DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP PRESTASI HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PAKET KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 1 SEYEGAN.

0 0 175

Pengaruh Motivasi Berwirausaha Terhadap Minat Berwirausaha Melalui Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kraksaan

0 0 10