STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA.

(1)

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL

LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh :

TIRANA AULIYA NUGRAHA NIM. 0902292

PROGRAM STUDI FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL

LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Oleh :

Tirana Auliya Nugraha

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam

© Tirana Auliya Nugraha Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotocopy, atau cara lain tanpa seizin peneliti.


(3)

(4)

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL

LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Tirana Auliya Nugraha; 0902292; Agus Fany Chandra, S.Pd., M.Pd.; Ridwan Effendi, S.Pd., M.Pd.; Pendidikan Fisika; 2013

ABSTRAK

Dalam Standar Proses Pendidikan mengenai prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pun, point 2 menyatakan bahwa penyusunan RPP harus mendorong partisipasi aktif peserta didik, bahwa proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu SMP Negeri di Garut menunjukan bahwa presentase siswa kelas VIII yang memperoleh nilai UTS mata pelajaran fisika pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yang mencapai Kriteria Ketuntusan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75,00 hanya 10% dari jumlah siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar yang baik diperlukan persiapan yang sangat matang baik bagi guru ataupun siswa. Oleh karena itu untuk menciptakan kegiatan belajar yang berkualitas penulis melakukan penelitian dengan menyusun rencana belajar fisika yang dikembangkan dengan menggunakan Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dalam perspektif hasil belajar. Hypothetical Learning Trajectory ini disusun dengan memprediksikan respon siswa pada saat kegiatan belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah banyaknya jumlah respon siswa yang muncul baik yang sesuai dengan prediksi maupun di luar prediksi serta melihat skor hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Nilai hasil belajar siswa dalam ranah kognitif 93% siswa dinyakan lulus atau memiliki nilai di atas standar KKM yang telah ditentukan yaitu 75,00. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat dikatakan Hypothetical Learning Trajectory mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Hypothetical Learning Trajectory (HLT), Prediksi respon siswa, dan hasil belajar


(5)

LEARNING PHYSICS STUDY THROUGH THE IMPLEMENTATION OF HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) IN PERSPECTIVE

OF STUDENT’S STUDY RESULT

========================================================== Tirana Auliya Nugraha; 0902292; Agus Fany Chandra, S. Pd., M.Pd.;

Ridwan Effendi, S.Pd., M.Pd.; Pendidikan Fisika; 2013

ABSTRACT

In Processing Standards Education regarding drafting principles Lesson Plan (LP), point 2 states that the preparation of the LP, should encourage the active participation of learners, that the learning process is designed with a focus on learners to encourage motivation, interest, creativity, initiative, inspiration, independence, and enthusiasm for learning. Based on the results of a preliminary study conducted in one of the Junior High School in Garut showed that the percentage of eighth grade students who scored at UTS subjects physics semester academic year 2012/2013 reached Minimum Criteria for Completeness (MCC) which has been set in the amount of 75.00 only 10% of the number of students. To improve learning outcomes are both required very careful preparation for teachers or students. Therefore, to create a quality learning authors conducted a study to develop a plan to study physics developed using Hypothetical Learning Trajectory (HLT) in the perspective of learning outcomes. Hypothetical Learning Trajectory is structured to predict student responses during learning activities. The method used is descriptive. The data obtained in this study is the large number of students who appear good response in accordance with predicted or out predictions and see scores of student learning outcomes in the cognitive domain. Value of student learning outcomes in the cognitive domain showed 93% of students graduating or having value above the predetermined standard KKM is 75.00. Based on the results obtained, it can be said Hypothetical Learning Trajectory able to improve

student’s study result.

Keywords: Hypothetical Learning Trajectory (HLT), Prediction of student


(6)

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi Penulisan ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Hypothetical Learning Trajectory (HLT) ... 8

1. Pengertian HLT ... 9

2. Komponen HLT ... 10

3. Peran dan Posisi HLT ... 11

4. Hipotesis Belajar Siswa ... 12

B. Hasil Belajar ... 14

1. Pengertian Hasil Belajar ... 14

2. Pengertian Ranah Kognitif ... 16

C. Penyusunan HLT ... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22


(7)

B. Populasi dan Sampel ... 21

C. Definisi Operasional ... 25

D. Prosedur Penelitian ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

1. Video Pembelajaran ... 28

2. Hasil Belajar Siswa ... 28

F. Teknik Pengolahan ... 29

3. Video Pembelajaran ... 29

4. Hasil Belajar Siswa ... 29

a. Tahap Uji Coba Soal ... 29

1) Uji Validitas ... 30

2) Uji Reabilitas ... 31

3) Kesukaran Butir Soal ... 32

4) Daya Pembeda ... 33

b. Teknik Pengolaham Data ... 29

G. Hasil Uji coba Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Hasil Penelitian ... 37

Analisis Transkip Video Pembelajaran ... 37

a. Pelaksanaan Pembelajaran ... 37

b. Hasil Belajar Siswa ... 48

B. Pembahasan ... 51

1. Analisis Prediksi Respon dan Respon Siswa ... 51

2. Analisis Hasil Respon Siswa ... 52

3. Hubungan HLT dengan Hasil Belajar Siswa ... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Simpulan ... 50


(8)

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen pada perilaku, pengetahuan dan kemampuan berfikir yang diperoleh karena pengalaman (Santrock,2004). Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar harus mendapatkan hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa (Sudjana, 2005). Kansanen (Suryadi, 2008) dalam merancang suatu pembelajaran yang eksploratif, guru perlu mempertimbangkan aspek hubungan antara guru-materi-siswa.

Melihat pentingnya hubungan antara guru-materi-siswa dalam proses belajar, maka guru harus memperhatikan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Guru sudah sepatutnya mempersiapkan materi yang akan disampaikan sehingga siswa dapat memahami teori-teori yang disampaikan pada materi tersebut. Penyusunan RPP akan menjadi sangat mutlak diperlukan untuk keperluan proses belajar mengajar. Mulai dibiasakan budaya membaca dan menulis untuk kalangan pelajar, keterkaitan dan keterpaduan antara RPP dengan hasil belajar siswa. RPP merupakan fondasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Perencanaan pembelajaran harus disusun sebaik mungkin agar proses belajar mengajar berlangsung dengan baik.

Sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah No.41-2007, RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, mehasil belajar peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.


(10)

2

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam Standar Proses Pendidikan mengenai prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), poin 2 adalah mendorong partisipasi aktif peserta didik, bahwa proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk mendorong hasil belajar, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar. Penyusunan perencanaan pembelajaran ditujukan terhadap siswa yang belajar, baik dari segi kebutuhan siswa, perkembangan siswa, norma positif bagi siswa dan minat serta perhatian siswa. Segala aspek kebutuhan siswa harus menjadi landasan seorang guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

Namun pada kenyataannya merencanakan suatu pembelajaran yang ideal, berkualitas dan dapat dipahami itu tidaklah mudah. Sesuai pengalaman penulis terkadang rancangan pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun tidak sesuai dengan pelaksanaan dikarenakan oleh berbagai hal misalnya respon-respon siswa yang tidak terduga selalu muncul. Maka guru harus mempersiapkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi selama proses belajar sehingga setiap respon siswa yang muncul tidak terabaikan, selain itu guru juga akan lebih siap dalam mengatasi segala kemungkinan yang akan terjadi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di salah satu SMP negeri di Garut mengenai pembelajaran Fisika, diperoleh data bahwa presentase siswa kelas VIII yang memperoleh nilai UTS mata pelajaran Fisika pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 yang mencapai Kriteria Ketuntusan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan yaitu sebesar 75,00 hanya 10% dari jumlah siswa.

Oleh karena itu penulis melakukan wawancara dengan guru Fisika untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan nilai siswa dibawah KKM. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, siswa mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep mengenai materi yang disampaikan. Dari data hasil studi pendahuluan yang diperoleh mengenai hasil ulangan, diketahui bahwa materi usaha dan energi memiliki nilai terendah dibandingkan materi yang lain. Dari hasil wawancara untuk materi usaha dan energi siswa kesulitan dalam


(11)

3

mendefinisikan energi serta menentukan besaran-besaran energi, selain itu siswa juga kesulitan dalam menjelaskan perubahan bentuk energi, menentukan besaran-besaran usaha, memformulasikan hubungan usaha dan energi, serta menentukan besaran-besaran daya. Maka penulis akan mengambil materi usaha dan energi dalam penelitian ini.

Kesulitan belajar mengindikasikan sebagai suatu kekurangan dalam satu atau lebih bidang akademik, baik dalam mata pelajaran spesifik seperti membaca, menulis, matematika, dan mengeja atau dalam berbagai keterampilan yang bersifat lebih umum seperti mendengarkan, berbicara, dan berfikir (Abdurrahman, 2003). Menurut Abdurrahman (2003) adapun kesulitan belajar kognitif adalah suatu bentuk kesulitan belajar yang bersifat perkembangan (developmental learning) atau kesulitan belajar preakademik (preacademic learning disabilities).

Untuk mengatasi kesulitan belajar siswa maka guru harus mempersiapkan materi yang akan disampaikan, selain itu sebaiknya guru memprediksi respon apa saja yang mungkin diberikan oleh siswa, sehingga guru pun dapat mempersiapkan tindakan yang sesuai. Seperti yang dikemukakan Ariyadi (2009: 373-374) bahwa: Seharusnya guru menyiapkan hipotesis alternative strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa sehingga proses pembelajaran cenderung kurang bersifat open ended. Hal ini karena adanya hipotesis alternatif strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa akan membantu guru dalam menentukan strategi penanganan terhadap kemungkinan kesulitan yang dihadapi siswa.

Simon (Shahibul, 2011) memperkenalkan Hypothetical Learning Trajectory (HLT) yang disusun berdasarkan tiga komponen yaitu : tujuan pembelajaran secara langsung, aktivitas pembelajaran, dan hipotesis pembelajaran tentang prediksi pemikiran atau respon siswa . Suatu Hypothetical Learning Trajectory ini dapat membantu guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan jalan yang lebih baik. HLT merupakan suatu lintasan belajar yang disediakan oleh guru yang didasari pada pemikiran untuk memilih disain pembelajaran khusus, sehingga hasil belajar terbaik sangat mungkin untuk dicapai. Dalam skenario HLT


(12)

4

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti memprediksi dan secara teoritis membenarkan secara detail proses kegiatan belajar mengajar yang diharapkan (Klaassen, 1995).

Beberapa penelitian mengenai HLT telah dilakukan. Risnanosanti (2012) menggunakan HLT untuk menumbuhkembangkan kemmapuan berfikir kreatif matematis siswa SMA. Penelitiannya tersebut menghasilkan bahan ajar yang dapat mengidentifikasikan kemampuan berfikir kreatif siswa yang valid dan reliabel. Selain itu, Ayunika (2011) menggunakan HLT untuk meningkatkan pemahaman konsep. Kesimpulan dari hasil penelitiannya menunjukan bahwa dengan bantuan HLT dapat membangun pemahaman siswa mengeani konsep-konsep matematis. HLT yang telah disusun ternyata sesuai proses pembelajaran di kelas, sehingga mampu mendukung siswa dalam memperluas pemahaman mengenai suatu konsep.

Melihat pola pikir dari HLT, penulis tertarik untuk megadopsi ide pokok dari HLT tersebut. HLT dapat dijadikan sebagai referensi pelaksanaan pembelajaran sekaligus sebagai tindakan terhadap kemungkinan masalah yang dihadapi siswa dalam proses belajar mengajar. Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana pembelajaran Fisika apabila didisain menggunakan HLT.

Adapun judul penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah “Studi

Pembelajaran Fisika Melalui Implementasi Perangkat Rancangan Pembelajaran Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dalam Perspektif Hasil Belajar Siswa”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka identifikasi pada penelitian ini yaitu nilai siswa yang belum mencapai standar KKM, kesulitan belajar siswa dalam memahami materi Usaha dan Energi.

Berdasarkan identifikasi dan latar belakang di atas, maka secara operasional permasalahan yang akan diteliti adalah “Bagaimana studi pembelajaran Fisika melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory dalam perspektif hasil belajar siswa?”


(13)

5

Adapun beberapa pertanyaan yang harus dijawab dari hasil penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana deskripsi prediksi respon pada pelaksanaa pembelajaran Fisika yang disusun melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory?

2. Bagaimana perubahan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran Fisika yang disusun melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory?

C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada:

1. Deskripsi prediksi respon pada saat implementasi pembelajaran fisika yang disusun melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory. Deskripsi prediksi respon yang dimaksud yaitu membandingkan jumlah prediksi respon dan respon yang muncul dalam pembelajaran.

2. Hasil belajar siswa yang diamati yaitu pada ranah kognitif yang meliputi tiga aspek yaitu C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan) penentuan ketiga aspek tersebut berdasarkan KD pada materi pelaksanaan penelitian.

3. Karakteristik pola pikir yang diamati adalah pada tahap operasional-formal (usia 11 tahun ke atas) karena sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa pada jenjang sekolah menengah ke atas dengan usia 13-14 tahun.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan studi pembelajaran Fisika yang dikembangkan menggunakan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory dalam perspektif hasil belajar


(14)

6

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun, yaitu:

1. Mengetahui bagaimana prediksi respon pada pelaksanaan pembelajaran Fisika yang disusun melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory,

2. Mengetahui bagaimana hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran Fisika yang disusun melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama untuk: 1. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran Fisika yang berkualitas, serta melatih keterampilan penulis dalam merancang perencanaan serta memikirkan prediksi respon siswa agar kegiatan pembelajaran menjadi terarah. 2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

dan referensi untuk meningkatkan pemahaman dalam merancang pelaksanaan pembelajaran yang disertai dengan prediksi respon siswa serta bantuan yang akan dilakukan guru agar kegiatan pembelajaran semakin terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3. Bagi siswa, diharapkan dapat lebih mudah memahami konsep serta dapat membantu dalam pembelajaran Fisika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

F. Struktur Organisasi Penulisan

Bab I pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulis mengambil judul “Studi Pembelajaran Fisika Melalui Pengembangan Perangkat Rancangan Pembelajaran Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dalam Perspektif Hasil Belajar Siswa”, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi. Bab II kajian teori yang berisi teori-teori


(15)

7

Hypothetical Learning Trajectory (HLT) dan hasil belajar. Bab III metode penelitian berisi mengenai metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian,teknik pengumpulan data, tekhnik dan analisis pengolahan data. Bab IV Hasil penelitian dan hasil pembahasan yang berisi tentang analisis data yang telah diolah. Bab V simpulan yang berisi tentang jawaban dari pertanyaan penelitian dan rumusan masalah.


(16)

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Sebuah metode penelitian merupakan salah satu alur penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Menurut Winarno Surakhmad (2004: 131) Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan dengan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Untuk mewujudkan tujuan dari penelitian ini hal yang harus dilakukan adalah memperoleh gambaran tentang kualitas pembelajaran fisika yang direncanakan dan dilaksanakan oleh guru dan juga tingkat hasil belajar siswa. Untuk mencapai tujuan penelitian, penulis memilih metode deskriptif untuk memperoleh gambaran-gambaran hasil penelitian. Menurut Sukmadinata (Erna: 2008) penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Feomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya.

Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik-karakteristik seperti yang dikemukakan Furchan (Erna: 2008) bahwa (1) penelitian deskriptif cenderung menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara teratur-ketat, mengutamakan objektivitas, dan dilakukan secara cermat; (2) tidak adanya perlakuan yang diberikan atau dikendalikan; dan (3) tidak adanya uji hipotesis. Selain itu, penelitian deskriptif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Penelitian deskriptif merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk mendeskripsikan variabel-variabel utama subjek studi yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.


(17)

23

2. Pada penelitian deskriptif murni tidak dibutuhkan kelompok kontrol sebagai pembanding karena yang dicari adalah prevalensi fenomena tertentu, atau untuk memperoleh gambaran tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah.

3. Terdapatnya hubungan sebab-akibat hanya merupakan perkiraan yang didasarkan atas tabel silang yang disajikan.

4. Hasil penelitian hanya disajikan sesuai dengan data yang diperoleh tanpa dilakukan analisis yang mendalam. Penyajian data hasil penelitian dapat berupa tabel distribusi frekuensi, tabel silang dan grafik.

5. Penelitian deskriptif merupakan penelitian pendahuluan dan digunakan bersama-sama dengan hampir semua jenis penelitian, misalnya untuk menentukan kriteria subjek studi.

6. Pengumpulan data dilakukan dalam satu saat atau satu periode tertentu dan setiap subjek studi selama penelitian hanya diamati satu kali.

7. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional berupa sampling survei atau data sekunder dari rekam medis.

8. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada wilayah terbatas.

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut.

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. 3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.

7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.


(18)

24

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8. Membuat laporan penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka melalui metode deskriptif ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan penelitian bagaimana studi pembelajaran fisika melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory dalam perspektif hasil belajar siswa.

Untuk desain penelitian dapat dilihat pada Gamabar 3.1 yang diawali dengan mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dalam memahami materi yang diajarkan selanjutnya tahap rancangan perencanaan yang dikembangkan melalui perangkat perencanaan hypothetical learning trajectory. Sebelum implementasi atau pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu siswa diberi pretest untuk mengukur kemampuan siswa. Setelah dilakukan pretest selanjutkan pelaksanaan kegiatan belajar. Selanjutnya tahap akhir siswa diberi posttest untuk melihat hasil belajar siswa.

Respon

Gambar 3.1. Desain Penelitian

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Sedangkan sampel merupakan bagian dari jimlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2011).

Analisis Kesulitan

Belajar

Rancangan perencanaan

implementa si

preetest


(19)

25

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di salah satu SMPN di kabupaten Garut. Pemilihan lokasi penelitian di sekolah tersebut dikarenakan beberapa hal:

1. Peneliti sudah pernah melakukan observasi dan studi pendahuluan di sekolah tersebut.

2. Nilai untuk pelajaran fisika di sekolah tersebut masih rendah dan 10% siswa yang mencapai nilai KKM.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu kelas VIII dengan siswa berjumlah 29 orang yang diambil.

C. Definisi Operasional

1. Hypothetical Learning Trajectory (HLT)

Hypothetical Learning Trajectory (HLT) merupakan suatu instrument yang menjadi panduan pada proses pelaksanaan penelitian design research, sebagai perluasan dari percobaan pikiran (tought experiment) yang dikembangkan oleh Freudenthal. Untuk menganalisis pembelajaran di kelas, digunakannya analisis video pembelajaran yaitu untuk mengamati prediksi respon yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran.

Prediksi respon yang dimaksud adalah kemungkinan jawaban siswa yang muncul pada pelaksanaaan pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian yaitu dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam aspek atau jenjang proses berfikir yaitu Hafalan (C1), Pemahaman (C2), Penerapan (C3), Analisis (C4), Sintesis (C5) dan Evaluasi . Namun dalam penelitian ini hanya diambil tiga saja yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi.


(20)

26

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Tahap persiapan penelitian:

a. Melakukan studi pendahuluan melalui telaah pustaka dan studi lapangan.

b. Merumuskan masalah hasil studi pendahuluan.

c. Melakukan studi literatur dan studi kurikulum untuk mencari alternatif solusi permasalahan.

2. Tahap perencanaan dan penyusunan instrumen a. Menentukan populasi dan sampel

b. Merancang RPP pembelajaran yang dikembangkan melalui perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory. c. Menyusun instrumen penelitian, seperti instrumen tes ranah kognitif

siswa berupa soal.

d. Judgement instrumen penelitian oleh pakar. e. Revisi instrumen.

f. Melakukan uji coba instrumen penelitian.

g. Mengolah data hasil uji coba instrumen dan menentukan soal yang akan digunakan dalam pengambilan data.

3. Tahap pelaksanaan penelitian:

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai perencanaan yang telah disusun. b. Melaksanakan posttest.

4. Tahapan akhir penelitian: a. Pengolahan data b. Analisis data

Kesimpulan dan saranAlur dalam penelitian ini dapat dilihat dalam bentuk bagan pada gambar 3.2 berikut ini.


(21)

27

Gambar 3.2 Alur Penelitian

Pendahuluan Perencanaan

dan penyusunan

instrumen

Pelaksanaan Pengolahan data

dan pelaporan Studi pendahuluan Merancang RPP dan HLT Uji coba instrumen Analisis tes terhadap hasil

uji coba tes

Penyusunan instrumen tes

penelitian

Pembelajaran pertemuan 1

- shooting video pembelajaran (implementasi RPP)

Pembelajaran pertemuan 2 - shooting video

pembelajaran (implementasi RPP)

- posttest

Pengolahan Data Pembahasan Kesimpulan dan Saran Menentukan populasi dan Sampel Perumusan masalah Mencari alternatif solusi permasalahan


(22)

28

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang diperoleh berupa data hasil tes tertulis untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Selain itu penulis juga mengambil data non tes yang berupa analisis video.

1. Video Pembelajran

Video pembelajaran digunakan sebagai instrumen dalam menganalisis data, video pembelajaran akan di analisis oleh penulis untuk melihat kegiatan belajar siswa serta melihat banyaknya prediksi respon siswa yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran, serta kemungkinan adanya respon siswa yang tidak terprediksi.

2. Hasil Belajar Siswa

Untuk pengumpulan data hasil belajar siswa, penulis akan menghitung nilai skor siswa. Setelah mendapatkan skor, kemudian jawaban setiap siswa akan dianalisis dalam setiap butir soalnya untuk mengetahui pada bagian mana saja siswa masih kesulitan belajar.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Pada penelitian ini ada beberapa data yang harus diolah dan dianalisis. Data-data tersebut adalah video pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan hasil belajar siswa berupa tes pilihan ganda.

Tes pilihan ganda digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Penyusunan instrumen ini didasarkan pada indikator hasil belajar yang hendak dicapai. Setelah dibuat instrumen berupa tes, maka diadakan uji coba instrumen, tujuannya untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen tersebut telah valid dan reliabel. Uji instrumen ini dilakukan pada kelas yang memiliki karakteristik yang hampir sama dengan kelas eksperimen yang akan diberi treatment. Data hasil uji coba selanjutnya dianalisis. Analisis ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda dan uji tingkat kesukaran.


(23)

29

Setelah data uji instrumen valid maka instrumen soal tersebut dapat dijadikan sebagai postest atau tes untuk mengukur hasil belajar dalam penelitian yang akan dilakukan.

1. Video Pembelajaran

Pada saat melakukan penelitian, proses kegiatan pembelajaran akan di rekam mulai dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. Dari video tersebut dapat dilihat proses pembelajaran serta aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Video tersebut akan dianalisis untuk melihat setiap respon siswa saat guru memberikan permasalahan. Penulis akan menganalisis prediksi respon siswa yang muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran, serta respon siswa yang muncul diluar prediksi respon. Hasil analisis tersebut akan dideskripsikan untuk mengetahui bagaimana prediksi respon pada pelaksanaan pembelajaran Fisika yang disusun melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory.

2. Hasil Belajar Siswa a. Tahap Uji Coba Soal

Arikunto (1998: 216) mengemukakan pentingnya uji coba terhadap instrumen yang akan digunakan.

Uji coba instrumen penelitian dimaksudkan untuk melihat kualitas instrumen yang disusun yaitu upaya untuk mengetahui validitas dan reliabilitas serta objektivitas. Selain itu agar kalimat dalam penelitian dapat dipahami, waktu yang tersedia cukup, dan tanggapan responden lainnya.

Oleh sebab itu, soal pilihan ganda yang telah disusun sebelumnya akan di uji coba terlebih dahulu kepada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Adapun yang akan menjadi responden yang bersifat subjek untuk menguji coba soal yang telah disusun adalah sebanyak 30 siswa kelas VIII SMP


(24)

30

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Negeri 10 Bandung. Uji coba soal ini bertujuan untuk melihat kekurangan atau kelemahan yang mungkin ada dari soal yang telah disusun.

Setelah soal yang disusun penulis untuk penelitian tersebut ini diuji cobakan, selanjutnya dilakukan analisis statistic untuk menguji validitas dan reliabilitas dari soal tersebut.

1) Analisis validitas instrumen

Validitas berhubungan dengan ketepatan atau kesahihan instrumen yaitu kesesuaian tujuan dengan alat ukur yang digunakan. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria. Untuk mengetahui kesejajaran tersebut yaiutu menggunakan rumus γpbi atau rumus kolerasi poin biseral (Suharsimi Arikunto, 2008:72)

γpbi =

Keterangan :

γpbi = koefisien korelasi biseral

Mp = rata-rata skor dari subjek yang menjawab betul untuk butir soal yang dicari validitasnya.

Mt = rata-rata skor total

St = standar devias dari skor total

P = proporsi siswa yang menjawab benar atau banyaknya siswa yang menjawab benar dibagi dengan jumlah seluruh siswa.

Q = proporsi siswa yang menjawab salah (q= 1-p)

Sedangkan interpretasi besarnya koefisien korelasi rxy adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3. Interpretasi validitas butir soal (Suharsimi Arikunto, 2008:75)


(25)

31

Koefisien korelasi Kriteria

0.00 – 0.200 Sangat rendah

0.200 – 0.400 Rendah

0.400 – 0.600 Sedang

0.600 – 0.800 Tinggi

0.800 – 1.00 Sangat tinggi

2) Analisis reliabilitas instrumen

Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten. Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggumakam rumus K-R 20 dengan persamaan (Suharsimi Arikuanto, 2008:100), yaitu :

r11 =

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) = jumlah hasil perkalian anatara p dan q

n = banyaknya item S = standar deviasi dari tes

Sedangkan interpretasi besar koefisien korelasi adalah sebagai berikut:


(26)

32

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4. Interpretasi reliabilitas tes

Koefisien korelasi Kriteria

0.00 – 0.200 Sangat rendah

0.200 – 0.400 Rendah

0.400 – 0.600 Sedang

0.600 – 0.800 Tinggi

0.800 – 1.00 Sangat tinggi

3) Analisis tingkat kesukaran butir soal

Tingkat kesukaran suatu butir soal merupakan proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar pada suatu soal

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Interpretasi dari nilai indeks kesukaran yang diperoleh adalah sebagai berikut:


(27)

33

Tabel 3.5. Interpretasi indeks kesukaran (Suharsimi Arikunto, 2008:2010)

Nilai P Kriteria

0.00 – 0.30 Sukar

0.30 – 0.70 Sedang

0.70 – 1.00 Mudah

Soal-soal yang dianggap baik yaitu soal yang mempunyai indeks kesukaran 0.30 – 0.70 dengan kriteria sedang.

4) Daya pembeda

Daya pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, digunakan rumus :

DP = Keterangan :

DP = indeks daya pembeda butir soal JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA =banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.


(28)

34

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6. Interpretasi daya pembeda (Suharsimi Arikunto, 2008:218)

Nilai DP Kategori

Negatif – 0.00 Tidak baik

0.00 – 0.20 Jelek (poor)

0.20 – 0.40 Cukup (satisfactory)

0.40 – 0.70 Baik (good)

0.70 – 1.00 Baik sekali (exellent)

b. Teknik Pengolahan Data

1. Analisis Video Pembelajaran

Video dianalisis untuk melihat prediksi respon yang muncul, serta respon yang muncul di luar prediksi. Selain itu dibuat juga transkip untuk melihat siswa mana saja yang merespon pada saat kegiatan pembelajaran.

2. Hasil Belajar

Menghitung nilai skor siswa, kemudian dilihat sesuai standar Kriteria Kemampuan Minimum (KKM). Selain itu dianalisis pula setiap jawaban siswa untuk setiap butir soalnya.

G. Hasil Uji Coba Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif

Tabel 3.6. Hasil Ujicoba Tes Hasil Belajar Ranah Kognitif No

Soal

Validitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Keterangan Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kriteria Dipakai 1 0,58 Sedang 0,600 Baik 0,50000 Sedang Dipakai 2 0,32 Rendah 0,467 Baik 0.56667 Sedang Dipakai 3 0,34 Rendah 0,533 Baik 0.66667 Sedang Dipakai


(29)

35

4 0,56 Sedang 0,400 Cukup

0.60000 Sedang

Tidak dipakai 5 0,58 Sedang 0,467 Baik 0.70000 Mudah Dipakai 6 0,66 Tinggi 0,467 Baik 0.63333 Sedang Dipakai 7 0,48 Sedang 0,467 Baik

0.70000 Mudah

Tidak dipakai 8 0,53 Sedang 0,400 Cukup 0.53333 Sedang Dipakai 9 0,52 Sedang 0,476 Baik 0.70000 Mudah Dipakai 10 0,46 Sedang 0,476 Baik 0.70000 Mudah Dipakai 11 0,66 Tinggi 0,533 Baik 0.73333 Mudah Dipakai 12 0,48 Sedang 0,533 Baik 0.53333 Sedang Dipakai 13 0,53 Sedang 0,533 Baik 0.46667 Sedang Dipakai 14 0,51 Sedang 0,533 Baik 0.56667 Sedang Dipakai 15 0,46 Sedang 0,533 Cukup

0.70000 Mudah

Tidak dipakai 16 0,44 Sedang 0,333 Baik

0.63333 Sedang

Tidak dipakai 17 0,46 Sedang 0,400 Baik 0.56667 Sedang Dipakai 18 0,48 Sedang 0,467 Cukup 0.73333 Mudah Dipakai 19 0,49 Sedang 0,467 Baik 0.70000 Mudah Dipakai 20 0,50 Sedang 0,467 Baik 0.70000 Mudah Dipakai

Dari hasil uji coba tes hasil belajar pada ranah kognitif hanya 16 soal yang akan digunakan dalam penelitian. Ada beberapa soal yang dibuang yaitu pada aspek C3 (penerapan) dikarenakan jumlah soal pada aspek ini terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah soal pada aspek C1 dan C2. Untuk soal pada aspek C1 dan C2 masing-masing


(30)

36

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebanyak 5 soal, sedangkan untuk aspek C3 ada 10 soal. Untuk itu dari 10 soal hanya 6 soal yang penulis gunakan pada aspek C3 tersebut. 6 soal yang penulis gunakan adalah perwakilan dari setiap butir soal yang memiliki indikator yang sama.


(31)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, dan analisis data serta pembahasan terhadap data hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu SMP negeri di kota Garut kelas VIII semester 1, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran fisika dapat dikembangkan melalui rancangan perangkat pembelajaran hypothetical learning trajectory, Adapun komponen-komponen dari HLT yaitu, kegiatan belajar, prediksi respon siswa, serta bantuan yang diberikan. Setah dianalisis, implemantisnya pun menunjukan bahwa ada prediksi respon yang keluar pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsung, namun masih terlihat ada beberapa respon siswa yang di luar prediksi.

2. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran fisika melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory masuk ke dalam kategori tinggi. Hasil belajar padah ranah kognitif jelas menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian pembelajaran melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang diajukan, antara lain:

1. Untuk melakukan penelitian mengenai rencana pembelajaran yang dikembangkan melalui rancangan perangkat pembelajaran hypothetical learning trajectory sebaiknya dilakukan minimal dua kali penelitian dengan sampel penelitian yang berbeda


(32)

56

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Setiap respon yang muncul di luar prediksi siswa dapat dijadikan sebagai masukan untuk penyusunan rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory yang lebih baik ke depannya.

3. Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan perencanaan yang disusun agar tercipta pula pembelajaran yang berkualitas.

4. Dalam memprediksikan respon harus memikirkan karakteristik siswa, pemikiran siswa yang berbeda-beda berpengaruh terhadap respon yang muncul.

5. Untuk melihat pemahaman siswa setelah pembelajaran dilaksanakan maka sebaiknya dilakukan evaluasi dalam setiap pertemuan. Evaluasi tersebut dapat berupa lembar kerja siswa.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Aburrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA

Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Coombs, Philip H. (1982). Apakah Perencanaan Pendidikan Itu, (terj.). Jakarta: Bhatara Karya Aksara

Hadi, S. (2005). Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin: Tulip.

Panggabean, L.P. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung

Sudijono, Anas (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta


(34)

58

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Aries S, E.F. (2008). Penelitian Desakriptif. [Online]. Tersedia:

http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/

Hidayat, Anwar. (2012). Penelitian Kuantitatif. [Online]. Tersedia:

http://statistikian.blogspot.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html


(1)

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 0,56 Sedang 0,400 Cukup

0.60000 Sedang

Tidak dipakai

5 0,58 Sedang 0,467 Baik 0.70000 Mudah Dipakai

6 0,66 Tinggi 0,467 Baik 0.63333 Sedang Dipakai

7 0,48 Sedang 0,467 Baik

0.70000 Mudah

Tidak dipakai

8 0,53 Sedang 0,400 Cukup 0.53333 Sedang Dipakai

9 0,52 Sedang 0,476 Baik 0.70000 Mudah Dipakai

10 0,46 Sedang 0,476 Baik 0.70000 Mudah Dipakai

11 0,66 Tinggi 0,533 Baik 0.73333 Mudah Dipakai

12 0,48 Sedang 0,533 Baik 0.53333 Sedang Dipakai

13 0,53 Sedang 0,533 Baik 0.46667 Sedang Dipakai

14 0,51 Sedang 0,533 Baik 0.56667 Sedang Dipakai

15 0,46 Sedang 0,533 Cukup

0.70000 Mudah

Tidak dipakai

16 0,44 Sedang 0,333 Baik

0.63333 Sedang

Tidak dipakai

17 0,46 Sedang 0,400 Baik 0.56667 Sedang Dipakai

18 0,48 Sedang 0,467 Cukup 0.73333 Mudah Dipakai

19 0,49 Sedang 0,467 Baik 0.70000 Mudah Dipakai

20 0,50 Sedang 0,467 Baik 0.70000 Mudah Dipakai

Dari hasil uji coba tes hasil belajar pada ranah kognitif hanya 16 soal yang akan digunakan dalam penelitian. Ada beberapa soal yang dibuang yaitu pada aspek C3 (penerapan) dikarenakan jumlah soal pada aspek ini terlalu banyak jika dibandingkan dengan jumlah soal pada aspek C1 dan C2. Untuk soal pada aspek C1 dan C2 masing-masing


(2)

36

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebanyak 5 soal, sedangkan untuk aspek C3 ada 10 soal. Untuk itu dari 10 soal hanya 6 soal yang penulis gunakan pada aspek C3 tersebut. 6 soal yang penulis gunakan adalah perwakilan dari setiap butir soal yang memiliki indikator yang sama.


(3)

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian, pengolahan data, dan analisis data serta pembahasan terhadap data hasil penelitian yang dilakukan pada salah satu SMP negeri di kota Garut kelas VIII semester 1, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran fisika dapat dikembangkan melalui rancangan perangkat pembelajaran hypothetical learning trajectory, Adapun komponen-komponen dari HLT yaitu, kegiatan belajar, prediksi respon siswa, serta bantuan yang diberikan. Setah dianalisis, implemantisnya pun menunjukan bahwa ada prediksi respon yang keluar pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsung, namun masih terlihat ada beberapa respon siswa yang di luar prediksi.

2. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran fisika melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory masuk ke dalam kategori tinggi. Hasil belajar padah ranah kognitif jelas menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dari hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian pembelajaran melalui pengembangan perangkat rancangan pembelajaran hypothetical learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran yang diajukan, antara lain:

1. Untuk melakukan penelitian mengenai rencana pembelajaran yang dikembangkan melalui rancangan perangkat pembelajaran hypothetical learning trajectory sebaiknya dilakukan minimal dua kali penelitian dengan sampel penelitian yang berbeda


(4)

56

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Setiap respon yang muncul di luar prediksi siswa dapat dijadikan sebagai masukan untuk penyusunan rancangan pembelajaran hypothetical learning trajectory yang lebih baik ke depannya.

3. Pelaksanaan pembelajaran harus sesuai dengan perencanaan yang disusun agar tercipta pula pembelajaran yang berkualitas.

4. Dalam memprediksikan respon harus memikirkan karakteristik siswa, pemikiran siswa yang berbeda-beda berpengaruh terhadap respon yang muncul.

5. Untuk melihat pemahaman siswa setelah pembelajaran dilaksanakan maka sebaiknya dilakukan evaluasi dalam setiap pertemuan. Evaluasi tersebut dapat berupa lembar kerja siswa.


(5)

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aburrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA

Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: PT. Bumi Aksara

Coombs, Philip H. (1982). Apakah Perencanaan Pendidikan Itu, (terj.). Jakarta: Bhatara Karya Aksara

Hadi, S. (2005). Pendidikan Matematika Realistik dan Implementasinya. Banjarmasin: Tulip.

Panggabean, L.P. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung

Sudijono, Anas (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta


(6)

58

Tirana Auliya Nugraha, 2013

STUDI PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI PERANGKAT RANCANGAN PEMBELAJARAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF HASIL BELAJAR SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aries S, E.F. (2008). Penelitian Desakriptif. [Online]. Tersedia:

http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/penelitian-deskriptif/

Hidayat, Anwar. (2012). Penelitian Kuantitatif. [Online]. Tersedia: http://statistikian.blogspot.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html


Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ILMIAH SISWA

11 57 211

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Implementasi Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe

0 1 18

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Implementasi Metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe C

0 1 13

PROFIL RESPON DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) SKRIPSI.

0 3 38

ANALISIS RESPON DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY.

1 4 28

PROFILRESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY (HLT) DALAM PERSPEKTIF MOTIVASI BELAJAR SISWA.

8 43 42

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR BERBASIS HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII.

3 85 472

ANALISIS RESPON DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS HYPOTHETICAL LEARNING TRAJECTORY - repository UPI S FIS 0902253 Title

1 1 3

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI (2)

0 0 4

Eksplorasi epistemological dan didactical obstacle serta hypothetical learning trajectory pada pembelajaran konsep jarak

0 0 14