TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PELAKSANAAN AKAD PENGELOLAAN LAHAN TAMBAK Tinjauan hukum islam terhadap praktik pelaksanaan akad pengelolaan lahan tambak udang vannamei (Studi Kasus Di Dusun Wedung Desa Sedayu Lawas Kecamatan Brondong Kabupaten
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK
PELAKSANAAN AKAD PENGELOLAAN LAHAN TAMBAK
UDANG VANNAMEI
(Studi Kasus Di Dusun Wedung Desa Sedayu Lawas Kecamatan
Brondong Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur)
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Muamalat (Syari’ah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna
Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy.)
Oleh:
Riris Fatmawati
NIM: I 000 110 020
NIRM: 11/X/02.1.2/T/0672
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
Praktik pengelolaan lahan tambak udang Vannamei di Dusun Wedung
Desa Sedayu Lawas pada praktiknya ada tiga pihak diantaranya ada pemilik
lahan, pemodal dan penggarap. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk
meneliti dan menganalisa bagaimana tradisi praktik pengelolaan lahan tambak
udang Vannamei yang sesungguhnya menurut akad perjanjian dalam mu’amalah
(kontrak syari’ah) dan hukum Islam yang berlaku.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Mendeskripsikan
pelaksanaan akad bagi hasil pengelolaan lahan tambak yang dilakukan oleh
pemilik, pemodal dan penggarap di Dusun Wedung. 2.Menjelaskan hukum
pelaksanaan jenis akad bagi hasil pengelolaan lahan tambak di Dusun Wedung
tersebut menurut pandangan hukum Islam.Penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field research ) dengan pendektan kualitatif. Metode yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah dengan cara wawancara dan dokumentasi.
Analisis yang digunakan adalah metode Deduktif dan metode Induktif.
Berdasarkan penelitian akad perjanjian yang ada di Dusun Wedung dalam
pelaksanaan praktik pengelolaan lahan tambak dimana pembagian hasilnya adalah
10% untuk pemilik lahan, 1.500.000.00,- setiap bulan selama empat bulan untuk
penggarap dan sisa dari keuntungan bersih untuk pemodal. Bentuk akad yang
dilakukan dalam pelaksanaan praktik pengelolaan lahan tambak di Dusun
Wedung adalah secara lisan, karena mereka sistem kepercayaan antar pihak yang
melakukan akad.
Obyek akad antara pemilik lahan dengan pemodal dalam fiqih mu’amalah
termasuk kategori Syirkah Inan sedangkan pemodal dengan penggarap termasuk
kategori Ija> rah A’ma> l. Praktik pengelolaan lahan tambak yang ada di Dusun
Wedung dapat dikatakan kerjasama yang sah sesuai dengan hukum Islam, karena
sudah memenuhi ketentuan dalam pelaksanaan kerjasama dalam muamalat,
seperti adanya akad, kesepakatan antara kedua belah pihak, adanya kejelasan
barang yang akan dijadikan kerjasama.
Kata Kunci: Hukum Islam, Akad Musyarakah, Akad Ijarah, pengelolaan
lahan tambak.
A. LATAR BELAKANG MASALAH
antara dua pihak yaitu pemilik dan
Manusia semenjak mereka berada
penggarap.
di muka bumi merasa perlu bantuan
Berdasarkan uraian diatas peneliti
orang lain dan tidak sanggup berdiri
tertarik untuk meneliti dan menganalisa
sendiri untuk memenuhi hajat hidupnya
bagaimana tradisi praktik pengelolaan
yang
bertambah.
lahan tambak udang Vannamei yang
Manusia dapat melepaskan dirinya dari
sesungguhnya menurut akad perjanjian
kesempitan dan dapat mengambil hajat
dalam mu’amalah
hidupnya tanpa melanggar aturan maka
dan
Allah
sehingga menjadi pembahasan dalam
kian
hari
SWT
makin
menunjukkan
kepada
manusia jalan bermu’amalah.
hukum
penyusunan
Praktik pengelolaan lahan tambak
Tinjauan
(kontrak
Islam
skripsi
Hukum
yang
yang
Islam
syari’ah)
berlaku,
berjudul:
Terhadap
udang Vannamei di Dusun Wedung
Praktik Pelaksanaan Akad Pengelolaan
Desa Sedayu Lawas bisa dikatakan
Lahan
berbeda
pada
(Studi Kasus di Dusun Wedung Desa
dalam
Sedayu Lawas Kec. Brondong Kab.
dengan
praktiknya
daerah
yang
lain,
terlibat
pengelolaan ada tiga pihak diantaranya
ada
pemilik
penggarap.1
Tluwuk
lahan,
pemodal
Sedangkan
Kecamatan
Kabupaten
Pati ketika
Udang
Vannamei
Lamongan Jawa Timur).
dan
di
Tambak
Berdasarkan
latar
belakang
Desa
diatas, penulis akan membahas masalah
Wedarijaksa
yang ada yaitu: “Bagaimana tinjauan
mengadakan
hukum
Islam
terhadap
pelaksanaan
kerjasama dalam bidang pengelolaan
akad pengelolaan lahan tambak udang
lahan
Vannamei di Dusun Wedung Desa
1
tambak
udang
windu
Hasil wawancara dengan
tanggal 24 September 2014
terjadi
bapak
Arif
1
sedayu Lawas Kecamatan Brondong
milik
Kabupaten Lamongan ? “
diadakan. Jadi dalam akad tersebut
Tujuan dari penelitian ini adalah
Mendeskripsikan
pelaksanaan
terhadap
materi
objek
yang
tidak dapat dikategorikan sebagai akad
akad
sewa menyewa.
Akan tetapi dapat
bagi hasil pengelolaan lahan tambak
dikategorikan dengan jenis akad sewa
yang dilakukan oleh pemilik, pemodal,
menyewa
penggarap
kepemilikan (Ijarah Muntahiyah Bit
di
Dusun
Wedung
dan
Menjelaskan hukum pelaksanaan jenis
akad
bagi
tambak
hasil
pengelolaan
yang
diakhiri
dengan
Tamlik).
lahan
Wahyu
di Dusun Wedung tersebut
Tinjauan
menurut pandangan hukum Islam.
Hidayanto,
Hukum
Islam
2014,
Terhadap
Praktek Penggarapan Kebun Kelapa
Sidik Azis Nurul Arifin, 2012,
Sawit
Di
Kecamatan
Geragal
Analisis Hukum Islam Terhadap Akad
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Penambangan Batu (Study Kasus di
Provinsi
Jambi.3
Kesimpulan
dari
Tegal).2
skripsi
Menyatakan bahwa pihak-pihak yang
praktik
melakukan akad adalah akad sewa
sawit termasuk dalam kategori akad
menyewa,
mugharasah. Praktik kerjasama tersebut
Desa
Bojong
Kabupaten
namun
objek
yang
tersebut
menyatakan
penggarapan
kebun
diakadkan menjadi milik penambang.
kerjasama
Sementara dalam akad sewa menyewa
mayoritas ulama tidak
yang sah tidak boleh ada peralihan hak
akad
2
3
Sidik Azis Nurul Arifin, Ana lisis Hukum
Isla m Terha da p Aka d Pena mba ng a n Ba tu
Study Ka sus di Desa Bojong Ka bupa ten Tega l
(Semarang: Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo, 2012), hlm. 67.
yang
mugharasah,
sah,
bahwa
kelapa
walaupun
membolehkan
tapi
peneliti
Wahyu Hidayanto, Tinja ua n Hukum Isla m
Terha da p Pra ktek Pengga ra pa n Kebun Kela pa
Sa wit Di Keca ma ta n Gera ga l Ka bupa ten
Ta njung Ja bung Timur Provinsi Ja mbi
(Surakarta: Skripsi Jurusan Syari’ah Fakultas
Agama Islam, 2014), hlm. 98.
2
menyimpulkan
bahwa
akad
memperdalam
Ukhuwah
Islamiyah
mugharasah tersebut sah dan tidak
selama tidak ada yang berkhianat.
bertentangan dengan hukum Islam. Hal
Allah SWT berfirman:
diatas merupakan contoh skripsi yang
....
telah dibahas sebelumnya.
secara
Syirkah
mempunyai
etimologis
arti
......
“......memang banyak diantara
orang-orang yang bersekutu itu
berbuat zalim kepada yang lain,
kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan dan
hanya
sedikitlah
orang
yang
6
bergitu.....”. QS. Ṣ ād (38): 24.
percampuran
(ikhlitat}), yakni bercampurnya salah
satu
dari dua
harta dengan harta
lainnya, tanpa dapat dibedakan antara
keduanya.4 Sedangkan Syirkah secara
Adapun dalil Hadis} adalah:
terminologis adalah kerjasama antara
dua
orang
atau
permodalan,
dalam
keterampilan,
kepercayaan
dengan
lebih
dalam
pembagian
usaha
hal
atau
:
tertentu
.
keuntungan
“Dari Abi> Hurairah r.a. dari
Nabi SAW,
beliau bersabda,
“sesungguhnya
Allah
SWT
berfirman, “aku adalah orang ketiga
di
antara
dua
orang
yang
bersyarikat, selama salah seorang di
antara keduanya tidak berkhianat
terhadap saudaranya (temannya).
Bila ia berkhianat, keluarlah aku
dari antara keduanya.” (HR. Abu>
Da>wud ).”7
berdasarkan nisbah.5
Syirkah sangat dianjurkan dan
dituntut
oleh
agama
karena
dapat
mempererat hubungan antara seseorang
dengan yang lainnya. Syirkah dapat
menimbulkan perasaan setia kawan dan
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan
terjema ha n (Bandung: Syamil Al-Qu’an,
2005), hlm. 454.
7
Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih
Mazhab Syafi’i (Bandung: pustaka Setia Cet II,
2000), hlm. 112.
6
4
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah (Jakarta:
Kencana, 2012), hlm. 220.
5
Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah Pasal
20 ayat (3).
3
Pada
dasarnya
dibagi
syirkah
permodalan
untuk
melakukan
suatu
menjadi 2 macam: yaitu syirkah amlak
usaha bersama dengan cara membagi
(kepemilikan) dan syirkah ‘uqud/’akad
untung atau rugi sesuai dengan jumlah
(kontrak)
modal masing-masing. Namun, apabila
amlak
Syirkah
mengandung
porsi masing-masing pihak baik dalam
kepemilikan
dana maupun kerja atau bagi hasil
pengertian
sebagai
bersama
(coownership)
keberadaannya
orang
atau
dan
berbeda
dua
mereka.10 , Syirkah Mufawwadah, yaitu
secara
kebetulan
suatu perjanjian antara dua orang atau
kepemilikan
bersama
muncul
lebih
memperoleh
apabila
lebih
sesuai dengan kesepakatan
di
mana
setiap
pihak
dari
(joint ownership) atau suatu kekayaan
perjanjian
(asset)
sejumlah dana dan mengambil bagian
tanpa
membuat
perjanjian
tersebut
memberikan
kemitraan yang resmi. Misalnya: dua
dalam
orang
atau
Wujuh, yaitu kerjasama antara dua
pemberian sebidang tanah
orang atau lebih untuk membeli sesuatu
menerima
menerima
warisan
kerjasama
atau harta kekayaan baik yang dapat
tanpa
atau tidak dapat dibagi-bagi.8
kepercayaan
modal,
tersebut,
tetapi
dan
Syirkah
hanya
modal
keuntungan
dibagi
lagi
antara sesama mereka.11 , Syirkah
syirkah ‘uqud (akad) menjadi empat
Abdan/A’mal yaitu kerjasama antara
Said
bagian,
Sa>biq
membagi
yaitu9 : Syirkah
Inan,
yaitu
dua orang atau lebih untuk melakukan
kerjasama dua orang atau lebih dalam
suatu
usaha
atau
pekerjaan.
Selanjutnya, hasil dari usaha tersebut
Remi Sjahdeini Sutan, Perbankan Syari’ah
Produk-Produk da n Aspek-Aspek Hukumnya
(Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 330.
9
Zaidi Abdad, Lemba ga Perekonomia n
Uma t di Dunia Isla m (Bandung: Angkasa,
2003), hlm. 101.
8
dibagi
10
11
4
antar
sesama
Mardani, Fiqh , hlm. 225.
Mardani, Fiqh , hlm. 226.
mereka
berdasarkan
perjanjian,
seperti
hukum
Islam,
seperti
yang
ayat
bahwa
pemborong bangunan, jalan, listrik, dan
diungkapkan
lain-lain.
seseorang itu boleh menyewa orang
Ija> rah adalah perjanjian sewa-
dalam
lain untuk
menyusui anaknya,
menyewa suatu barang dalam waktu
saja
ini akan berlaku umum
tertentu melalui pembayaran sewa.12
terhadap
Atau Ija> rah adalah transaksi sewa-
menyewa.15 Dasar hukum Ija> rah dari
menyewa atas suatu barang dan upah-
H}adis adalah:
ayat
segala
tentu
bentuk
sewa
mengupah atas suatu jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa atau
imbalan jasa.13
Dasar
hukum Ija> rah
.
adalah
firman Allah sebagai berikut :
Artinya:
Dari Abdillah bin „Umar, ia
berkata bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda, "Berilah upah kepada para
pekerja
sebelum
keringatnya
mengering." (Riwayat Ibnu Ma>jah).16
...
...
Artinya:
“...dan
jika
kamu
ingin
menyusukan anakmu kepada orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu
memberikan pembayaran dengan cara
yang patut...”. QS. Al-Baqarah (2):
233.14
Ayat di atas menjadi dasar
hukum
Ija> rah dapat dibagi ke dalam
dua jenis,
yaitu :17 Ija> rah ‘Amal
digunakan untuk memperoleh jasa dari
seseorang dengan membayar upah atau
jasa yang diperoleh. Pengguna jasa
adanya sistem sewa dalam
15
Zainuddin Ali, Hukum Perba nka n
Syari’ah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), Cet 1,
hlm. 43.
16
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Kita b
Sha hih Suna n Ibnu Ma ja h, “e-book crea tor ”
yoga Permana (Jakarta: 2008).
17
Remi Sjahdeini Sutan, Perba nka n , hlm.
271.
Pusat Komunikasi Ekonomi Syari’ah, eBook Kamus Ekonomi Syari’ah.
13
Abdul Ghafur Anshari, Reksa Da na
Syari’ah (Bandung: Refika Aditama, 2008),
hlm. 25.
14
Departemen agama RI, Al-Qur’an, hlm.
454.
12
5
disebut musta’jir dan pekerja disebut
ada di Dusun Wedung desa Sedayu
ajir, upah yang dibayarkan kepada ajir
Lawas kecamatan Brondong kabupaten
disebut ujroh dan Ija> rah ‘Ain adalah
Lamongan Jawa Timur.
jenis
yang
Ija> rah
terkait
Metode penentuan subyek yang
dengan
penyewaan aset dengan tujuan untuk
dipakai dalam penelitian
mengambil manfaat dari aset itu tanpa
pelaku
harus memindahkan kepemilikan dari
tambak udang Vannamei karena pada
aset
yang
praktiknya terdapat tiga pihak yaitu
dipindahkan hanya manfaat. Dalam hal
pemilik lahan, pemodal dan penggarap.
ini, pemberi sewa disebut mu’jir dan
Pelaku
penyewa adalah musta’jir dan harga
pengelolaan lahan tambak berjumlah 6
untuk
orang.
itu.
Dengan
memperoleh
kata
lain
manfaat
tersebut
praktik
yang
ini adalah
pengelolaan
melakukan
lahan
praktik
Metode pengumpulan data yang
disebut ujroh.
diperlukan
B. METODE PENELITIAN
Pendekatan
penelitian
dalam
menggunakan
yang
dua
penelitian
metode:
metode
digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara
dalam
penelitian
pendekatan
responden
wawancara
yaitu
deskriptif
yang
bersifat
ini,
ini
bapak
yang
Agus sebagai pemilik tambak, bapak
deskriptif berupa
Bashori, bapak Sakir, bapak Arif dan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
bapak anas sebagai pemodal dan bapak
orang dan prilaku yang dapat diamati.
Sono sebagai penggarap. Wawancara
Deskriptif
disini
adalah
ini dilakukan dengan harapan untuk
mendeskripsikan
praktek
pengelolaan
memperoleh suatu penjelasan secara
kualitatif,
menghasilkan
yaitu
penelitian
data
mendalam
lahan tambak udang Vannamei yang
6
tentang
permasalahan
penelitian
obyek
yang
dan
berhubungan
subyek
dengan
penelitian.
hukumnya Sedangkan metode induktif
Dan
yaitu
cara
berfikir
yang
dilakukan
metode dokumentasi yaitu Dokumen
untuk menarik kesimpulan dari kasus-
yang berbentuk gambar, misalnya foto-
kasus yang bersifat khusus menjadi hal
foto pelaku praktek pengelolaan lahan
yang bersifat umum. Metode induktif
tambak udang Vannamei yang ada di
digunakan
Dusun wedung Desa Sedayu Lawas.
apa
Dari
melatarbelakangi
masyarakat
menggunakan
bagi
sekian
banyak
dokumentasi
peneliti
elemen
cenderung
kedokumen yang berupa gambar atau
dalam
yang
menyelidiki
secara
kerjasama
faktor
khusus
hasil
tambak.
foto-foto.
C. HASIL PENELITIAN DAN
Metode analisis data penyusun
menggunakan
metode
deduktif
PEMBAHASAN
dan
Analisis
dari segi ijab
Qabul
induktif. Metode deduktif yaitu cara
praktik yang dilakukan antara pemilik
berfikir
tambak
yang
pengetahuan
berangkat
dari
sifatnya
umum
yang
dengan
bertentangan
pemodal
dengan
hukum
tidak
Islam
menuju ke hal yang bersifat khusus. 18
karena telah memenuhi syarat dalam
Metode deduktif ini digunakan untuk
melakukan akad atau perjanjian, yaitu
mengetahui proses akad bagi hasil pada
ijab
pengelolaan lahan tambak di Dusun
wakil, baligh, berakal, para pihak tidak
Wedung dan selanjutnya penulis dapat
terjadi keterpaksaan, para pihak sudah
mengambil
saling suka sama suka atau saling
umum
kesimpulan
untuk
yang
mendapat
bersifat
kejelasan
ridho,
18
qobul,
obyeknya
barang haram.
Lukman Hakim, Buku Pega nga n Kulia h
Metodologi Penelitia n (Surakarta: FE UMS,
2004), hlm. 6.
7
cakap diangkat sebagai
tidak
merupakan
Analisis dari segi pihak
berakad
dengan kesepakatan mereka.19 Hal ini
yang
dapat
maka praktik yang dilakukan
dikatakan
bahwa
kerjasama
antara pemilik tambak dengan pemodal
tersebut sah dalam hukum Islam karena
tidak
dalam
bertentangan
dengan
hukum
pembagian
modal,
Islam karena telah memenuhi syarat
keuntungan,
dalam melakukan akad yaitu
kesepakatan para pihak dan tidak ada
para
kerugian
kerja,
sesuai dengan
yang merasa dirugikan.
pihak berkompeten dalam perwakilan,
Analisis dari segi Ijab
para pihak sudah menyediakan dana
Qabul
diantaranya pemilik lahan berupa lahan
maka praktik yang dilakukan antara
tambak
pemodal
seluas 1
pemodal
hektar sedangkan
menyediakan
dana
dengan
bertentangan
berupa
penggarap
dengan
hukum
tidak
Islam
karena telah memenuhi syarat dalam
uang tunai.
melakukan akad atau perjanjian, yaitu
Analisis dari segi obyek maka
praktik yang dilakukan antara pemilik
ijab
qobul,
cakap diangkat sebagai
tambak dengan pemodal dikategorikan
wakil, baligh, berakal, para pihak tidak
dalam Syirkah Inan karena kerjasama
terjadi keterpaksaan, para pihak sudah
dua orang atau lebih dalam permodalan
saling suka sama suka atau saling
untuk melakukan suatu usaha bersama
ridho,
dengan cara membagi untung atau rugi
barang haram.
sesuai dengan jumlah modal masing-
Analisis
obyeknya
tidak
dari
segi
kewajiban
masing. Namun, apabila porsi masing-
peneliti
masing pihak baik dalam dana maupun
pelaksanaan hak dan kewajiban kedua
kerja atau bagi hasil berbeda sesuai
belah pihak yang melakukan perjanjian
19
8
mendapatkan
merupakan
Mardani, Fiqh , hlm. 225.
hasil
bahwa
tersebut
tidak
bertentangan
dengan
dengan
pemodal secara keseluruhan
hukum Islam, karena tidak ada paksaan
tidak
dalam
sesuai
Islam karena telah memenuhi syarat
dengan kemampuan tiap pihak, baik
dalam melakukan akad atau perjanjian,
dari pemodal dan penggarap, sehingga
yaitu
tidak
sebagai wakil,
pelaksanaannya,
ada
yang
pelaksanaan
hak
yaitu
dirugikan
dan
dalam
bertentangan
ijab
dengan
qabul,
cakap
balig,
hukum
diangkat
berakal,
para
pihak tidak terjadi keterpaksaan, para
kawajiban
pihak sudah saling suka sama suka atau
tersebut.
saling
Analisis dari segi obyek akad
rid}o,
obyeknya
tidak
maka praktik yang dilakukan antara
merupakan barang haram. Dari segi
pemodal
dengan
pihak yang berakad yaitu para pihak
dikategorikan
dalam
karena
penggarap
penggarap
Ijarah
‘Amal
memperoleh
kompeten dalam perwakilan serta dari
segi
jasa
obyek
akad
termasuk
dalam
pemodal
kategori Syirkah Inan karena dalam
dengan membayar upah atau jasa yang
pembagian modal, kerja, keuntungan
diperoleh.
dan
penggarapan
tambak
dari
Hal ini dapat
dikatakan
kerugian
sesuai
dengan
bahwa kerjasama tersebut sah dalam
kesepakatan para pihak dan tidak ada
hukum Islam karena dalam pemberian
yang merasa dirugikan
Praktik pengelolaan lahan tambak
upah sesuai dengan kesepakatan dan
yang dilakukan antara pemodal dengan
tidak ada yang merasa dirugikan.
penggarap
tersebut
D. KESIMPULAN DAN SARAN
secara
tidak
keseluruhan
bertentangan
hal
dengan
Praktik pengelolaan lahan tambak
hukum Islam karena telah memenuhi
yang dilakukan antara pemilik tambak
syarat dalam melakukan akad atau
9
perjanjian,
yaitu
ijab
qabul,
melakukan
cakap
penelitian
penelitian
ada
baiknya
para pihak tidak terjadi keterpaksaan,
beberapa
para pihak sudah saling suka sama suka
perbandingan.Harta dan segalanya pada
atau
hakikatnya adalah milik Allah, maka
rid}o,
obyeknya
tidak
obyek
lebih
diangkat sebagai wakil, baligh, berakal,
saling
jika
alangkah
obyek
untuk
merupakan barang haram. Dari segi
dalam
kewajiban, antar pihak melaksanakan
mengikuti
tugasnya
kemampuan
menghalalkan
tidak
mengharamkan yang halal.
sesuai dengan
masing-masing
sehingga
ada
yang dirugikan, serta dari segi obyek
akad termasuk dalam kategori Ijarah
‘Amal karena pemberian upah sesuai
dengan kesepakatan.
Saran
Kepada
pemodal
bersikaplah bijaksana dan adil dalam
membagi
hasil
kerjasama
dengan
pemilik
lahan
maupun
dengan
panggarap sehingga kerjasama tersebut
selamanya dapat berjalan dengan lancar
dan
baik.
perjanjian
bagi
Praktik
hasil
pelaksanaan
secara
lisan
hendaknya dirubah dengan perjanjian
tertulis agar dapat dijadikan bukti dan
mendapat kepastian hukum,
Apabila
10
menggarap
dijadikan
hendaknya
perintahnya
yang
haram
tanpa
dan
DAFTAR PUSTAKA
Abdad, Zaidi. 2003. Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam. Bandung:
Angkasa.
Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Perbankan Syari’ah. Jakarta: Sinar Grafika.
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
publik, dan Ilmu Sosial Lainnya . Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahan. Bandung: Syamil
Al-Qur’an.
Dewan Syari’ah Nasional MUI.
Ghafur Anshari, Abdul. 2008. Reksa Dana Syari’ah. Bandung: Refika
Aditama.
Haroen, Nasrun. 1996. Ushul Fiqh. Jakarta: Logos.
J. moleong, Lexy. 2000. Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Khalid bin Al-Musyaiqih. 2012. Buku Pintar Muamalah (Aktual Dan Mudah),
“ter” Abu Zidra. Klaten: Wafa Press..
Mardani, 2012. F iqh Ekonomi Syari’ah. Jakarta: Kencana.
Mas’ud, Ibnu, & Abidin, zainal. 2007. Fiqih Madzhab Syafi’i bandung:
Pustaka Setia, Cet II.
Muzakir. 2002. Metodologi Risert. Yogyakarta: Bagian penerbitan fakultas
Ekonomi UII.
Ratna, Kutha Nyoman. 2010. Metodologi penelitian kajian budaya dan ilmu
sosial humaniora pada umumnya . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian . Bandung: Alfabeta.
Suhendi, Hendi. 2001. Fiqh Mu’amalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sjahdeini Sutan, Remi. 2014. Perbankan Syari’ah Produk -Produk dan AspekAspek Hukumnya. Jakarta: Kencana.
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.
PELAKSANAAN AKAD PENGELOLAAN LAHAN TAMBAK
UDANG VANNAMEI
(Studi Kasus Di Dusun Wedung Desa Sedayu Lawas Kecamatan
Brondong Kabupaten Lamongan Provinsi Jawa Timur)
NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Muamalat (Syari’ah) Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna
Memperoleh Gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy.)
Oleh:
Riris Fatmawati
NIM: I 000 110 020
NIRM: 11/X/02.1.2/T/0672
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
Praktik pengelolaan lahan tambak udang Vannamei di Dusun Wedung
Desa Sedayu Lawas pada praktiknya ada tiga pihak diantaranya ada pemilik
lahan, pemodal dan penggarap. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk
meneliti dan menganalisa bagaimana tradisi praktik pengelolaan lahan tambak
udang Vannamei yang sesungguhnya menurut akad perjanjian dalam mu’amalah
(kontrak syari’ah) dan hukum Islam yang berlaku.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Mendeskripsikan
pelaksanaan akad bagi hasil pengelolaan lahan tambak yang dilakukan oleh
pemilik, pemodal dan penggarap di Dusun Wedung. 2.Menjelaskan hukum
pelaksanaan jenis akad bagi hasil pengelolaan lahan tambak di Dusun Wedung
tersebut menurut pandangan hukum Islam.Penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field research ) dengan pendektan kualitatif. Metode yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah dengan cara wawancara dan dokumentasi.
Analisis yang digunakan adalah metode Deduktif dan metode Induktif.
Berdasarkan penelitian akad perjanjian yang ada di Dusun Wedung dalam
pelaksanaan praktik pengelolaan lahan tambak dimana pembagian hasilnya adalah
10% untuk pemilik lahan, 1.500.000.00,- setiap bulan selama empat bulan untuk
penggarap dan sisa dari keuntungan bersih untuk pemodal. Bentuk akad yang
dilakukan dalam pelaksanaan praktik pengelolaan lahan tambak di Dusun
Wedung adalah secara lisan, karena mereka sistem kepercayaan antar pihak yang
melakukan akad.
Obyek akad antara pemilik lahan dengan pemodal dalam fiqih mu’amalah
termasuk kategori Syirkah Inan sedangkan pemodal dengan penggarap termasuk
kategori Ija> rah A’ma> l. Praktik pengelolaan lahan tambak yang ada di Dusun
Wedung dapat dikatakan kerjasama yang sah sesuai dengan hukum Islam, karena
sudah memenuhi ketentuan dalam pelaksanaan kerjasama dalam muamalat,
seperti adanya akad, kesepakatan antara kedua belah pihak, adanya kejelasan
barang yang akan dijadikan kerjasama.
Kata Kunci: Hukum Islam, Akad Musyarakah, Akad Ijarah, pengelolaan
lahan tambak.
A. LATAR BELAKANG MASALAH
antara dua pihak yaitu pemilik dan
Manusia semenjak mereka berada
penggarap.
di muka bumi merasa perlu bantuan
Berdasarkan uraian diatas peneliti
orang lain dan tidak sanggup berdiri
tertarik untuk meneliti dan menganalisa
sendiri untuk memenuhi hajat hidupnya
bagaimana tradisi praktik pengelolaan
yang
bertambah.
lahan tambak udang Vannamei yang
Manusia dapat melepaskan dirinya dari
sesungguhnya menurut akad perjanjian
kesempitan dan dapat mengambil hajat
dalam mu’amalah
hidupnya tanpa melanggar aturan maka
dan
Allah
sehingga menjadi pembahasan dalam
kian
hari
SWT
makin
menunjukkan
kepada
manusia jalan bermu’amalah.
hukum
penyusunan
Praktik pengelolaan lahan tambak
Tinjauan
(kontrak
Islam
skripsi
Hukum
yang
yang
Islam
syari’ah)
berlaku,
berjudul:
Terhadap
udang Vannamei di Dusun Wedung
Praktik Pelaksanaan Akad Pengelolaan
Desa Sedayu Lawas bisa dikatakan
Lahan
berbeda
pada
(Studi Kasus di Dusun Wedung Desa
dalam
Sedayu Lawas Kec. Brondong Kab.
dengan
praktiknya
daerah
yang
lain,
terlibat
pengelolaan ada tiga pihak diantaranya
ada
pemilik
penggarap.1
Tluwuk
lahan,
pemodal
Sedangkan
Kecamatan
Kabupaten
Pati ketika
Udang
Vannamei
Lamongan Jawa Timur).
dan
di
Tambak
Berdasarkan
latar
belakang
Desa
diatas, penulis akan membahas masalah
Wedarijaksa
yang ada yaitu: “Bagaimana tinjauan
mengadakan
hukum
Islam
terhadap
pelaksanaan
kerjasama dalam bidang pengelolaan
akad pengelolaan lahan tambak udang
lahan
Vannamei di Dusun Wedung Desa
1
tambak
udang
windu
Hasil wawancara dengan
tanggal 24 September 2014
terjadi
bapak
Arif
1
sedayu Lawas Kecamatan Brondong
milik
Kabupaten Lamongan ? “
diadakan. Jadi dalam akad tersebut
Tujuan dari penelitian ini adalah
Mendeskripsikan
pelaksanaan
terhadap
materi
objek
yang
tidak dapat dikategorikan sebagai akad
akad
sewa menyewa.
Akan tetapi dapat
bagi hasil pengelolaan lahan tambak
dikategorikan dengan jenis akad sewa
yang dilakukan oleh pemilik, pemodal,
menyewa
penggarap
kepemilikan (Ijarah Muntahiyah Bit
di
Dusun
Wedung
dan
Menjelaskan hukum pelaksanaan jenis
akad
bagi
tambak
hasil
pengelolaan
yang
diakhiri
dengan
Tamlik).
lahan
Wahyu
di Dusun Wedung tersebut
Tinjauan
menurut pandangan hukum Islam.
Hidayanto,
Hukum
Islam
2014,
Terhadap
Praktek Penggarapan Kebun Kelapa
Sidik Azis Nurul Arifin, 2012,
Sawit
Di
Kecamatan
Geragal
Analisis Hukum Islam Terhadap Akad
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Penambangan Batu (Study Kasus di
Provinsi
Jambi.3
Kesimpulan
dari
Tegal).2
skripsi
Menyatakan bahwa pihak-pihak yang
praktik
melakukan akad adalah akad sewa
sawit termasuk dalam kategori akad
menyewa,
mugharasah. Praktik kerjasama tersebut
Desa
Bojong
Kabupaten
namun
objek
yang
tersebut
menyatakan
penggarapan
kebun
diakadkan menjadi milik penambang.
kerjasama
Sementara dalam akad sewa menyewa
mayoritas ulama tidak
yang sah tidak boleh ada peralihan hak
akad
2
3
Sidik Azis Nurul Arifin, Ana lisis Hukum
Isla m Terha da p Aka d Pena mba ng a n Ba tu
Study Ka sus di Desa Bojong Ka bupa ten Tega l
(Semarang: Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN
Walisongo, 2012), hlm. 67.
yang
mugharasah,
sah,
bahwa
kelapa
walaupun
membolehkan
tapi
peneliti
Wahyu Hidayanto, Tinja ua n Hukum Isla m
Terha da p Pra ktek Pengga ra pa n Kebun Kela pa
Sa wit Di Keca ma ta n Gera ga l Ka bupa ten
Ta njung Ja bung Timur Provinsi Ja mbi
(Surakarta: Skripsi Jurusan Syari’ah Fakultas
Agama Islam, 2014), hlm. 98.
2
menyimpulkan
bahwa
akad
memperdalam
Ukhuwah
Islamiyah
mugharasah tersebut sah dan tidak
selama tidak ada yang berkhianat.
bertentangan dengan hukum Islam. Hal
Allah SWT berfirman:
diatas merupakan contoh skripsi yang
....
telah dibahas sebelumnya.
secara
Syirkah
mempunyai
etimologis
arti
......
“......memang banyak diantara
orang-orang yang bersekutu itu
berbuat zalim kepada yang lain,
kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan kebajikan dan
hanya
sedikitlah
orang
yang
6
bergitu.....”. QS. Ṣ ād (38): 24.
percampuran
(ikhlitat}), yakni bercampurnya salah
satu
dari dua
harta dengan harta
lainnya, tanpa dapat dibedakan antara
keduanya.4 Sedangkan Syirkah secara
Adapun dalil Hadis} adalah:
terminologis adalah kerjasama antara
dua
orang
atau
permodalan,
dalam
keterampilan,
kepercayaan
dengan
lebih
dalam
pembagian
usaha
hal
atau
:
tertentu
.
keuntungan
“Dari Abi> Hurairah r.a. dari
Nabi SAW,
beliau bersabda,
“sesungguhnya
Allah
SWT
berfirman, “aku adalah orang ketiga
di
antara
dua
orang
yang
bersyarikat, selama salah seorang di
antara keduanya tidak berkhianat
terhadap saudaranya (temannya).
Bila ia berkhianat, keluarlah aku
dari antara keduanya.” (HR. Abu>
Da>wud ).”7
berdasarkan nisbah.5
Syirkah sangat dianjurkan dan
dituntut
oleh
agama
karena
dapat
mempererat hubungan antara seseorang
dengan yang lainnya. Syirkah dapat
menimbulkan perasaan setia kawan dan
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan
terjema ha n (Bandung: Syamil Al-Qu’an,
2005), hlm. 454.
7
Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih
Mazhab Syafi’i (Bandung: pustaka Setia Cet II,
2000), hlm. 112.
6
4
Mardani, Fiqh Ekonomi Syari’ah (Jakarta:
Kencana, 2012), hlm. 220.
5
Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah Pasal
20 ayat (3).
3
Pada
dasarnya
dibagi
syirkah
permodalan
untuk
melakukan
suatu
menjadi 2 macam: yaitu syirkah amlak
usaha bersama dengan cara membagi
(kepemilikan) dan syirkah ‘uqud/’akad
untung atau rugi sesuai dengan jumlah
(kontrak)
modal masing-masing. Namun, apabila
amlak
Syirkah
mengandung
porsi masing-masing pihak baik dalam
kepemilikan
dana maupun kerja atau bagi hasil
pengertian
sebagai
bersama
(coownership)
keberadaannya
orang
atau
dan
berbeda
dua
mereka.10 , Syirkah Mufawwadah, yaitu
secara
kebetulan
suatu perjanjian antara dua orang atau
kepemilikan
bersama
muncul
lebih
memperoleh
apabila
lebih
sesuai dengan kesepakatan
di
mana
setiap
pihak
dari
(joint ownership) atau suatu kekayaan
perjanjian
(asset)
sejumlah dana dan mengambil bagian
tanpa
membuat
perjanjian
tersebut
memberikan
kemitraan yang resmi. Misalnya: dua
dalam
orang
atau
Wujuh, yaitu kerjasama antara dua
pemberian sebidang tanah
orang atau lebih untuk membeli sesuatu
menerima
menerima
warisan
kerjasama
atau harta kekayaan baik yang dapat
tanpa
atau tidak dapat dibagi-bagi.8
kepercayaan
modal,
tersebut,
tetapi
dan
Syirkah
hanya
modal
keuntungan
dibagi
lagi
antara sesama mereka.11 , Syirkah
syirkah ‘uqud (akad) menjadi empat
Abdan/A’mal yaitu kerjasama antara
Said
bagian,
Sa>biq
membagi
yaitu9 : Syirkah
Inan,
yaitu
dua orang atau lebih untuk melakukan
kerjasama dua orang atau lebih dalam
suatu
usaha
atau
pekerjaan.
Selanjutnya, hasil dari usaha tersebut
Remi Sjahdeini Sutan, Perbankan Syari’ah
Produk-Produk da n Aspek-Aspek Hukumnya
(Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 330.
9
Zaidi Abdad, Lemba ga Perekonomia n
Uma t di Dunia Isla m (Bandung: Angkasa,
2003), hlm. 101.
8
dibagi
10
11
4
antar
sesama
Mardani, Fiqh , hlm. 225.
Mardani, Fiqh , hlm. 226.
mereka
berdasarkan
perjanjian,
seperti
hukum
Islam,
seperti
yang
ayat
bahwa
pemborong bangunan, jalan, listrik, dan
diungkapkan
lain-lain.
seseorang itu boleh menyewa orang
Ija> rah adalah perjanjian sewa-
dalam
lain untuk
menyusui anaknya,
menyewa suatu barang dalam waktu
saja
ini akan berlaku umum
tertentu melalui pembayaran sewa.12
terhadap
Atau Ija> rah adalah transaksi sewa-
menyewa.15 Dasar hukum Ija> rah dari
menyewa atas suatu barang dan upah-
H}adis adalah:
ayat
segala
tentu
bentuk
sewa
mengupah atas suatu jasa dalam waktu
tertentu melalui pembayaran sewa atau
imbalan jasa.13
Dasar
hukum Ija> rah
.
adalah
firman Allah sebagai berikut :
Artinya:
Dari Abdillah bin „Umar, ia
berkata bahwa Rasulullah SAW pernah
bersabda, "Berilah upah kepada para
pekerja
sebelum
keringatnya
mengering." (Riwayat Ibnu Ma>jah).16
...
...
Artinya:
“...dan
jika
kamu
ingin
menyusukan anakmu kepada orang
lain, maka tidak ada dosa bagimu
memberikan pembayaran dengan cara
yang patut...”. QS. Al-Baqarah (2):
233.14
Ayat di atas menjadi dasar
hukum
Ija> rah dapat dibagi ke dalam
dua jenis,
yaitu :17 Ija> rah ‘Amal
digunakan untuk memperoleh jasa dari
seseorang dengan membayar upah atau
jasa yang diperoleh. Pengguna jasa
adanya sistem sewa dalam
15
Zainuddin Ali, Hukum Perba nka n
Syari’ah (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), Cet 1,
hlm. 43.
16
Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Kita b
Sha hih Suna n Ibnu Ma ja h, “e-book crea tor ”
yoga Permana (Jakarta: 2008).
17
Remi Sjahdeini Sutan, Perba nka n , hlm.
271.
Pusat Komunikasi Ekonomi Syari’ah, eBook Kamus Ekonomi Syari’ah.
13
Abdul Ghafur Anshari, Reksa Da na
Syari’ah (Bandung: Refika Aditama, 2008),
hlm. 25.
14
Departemen agama RI, Al-Qur’an, hlm.
454.
12
5
disebut musta’jir dan pekerja disebut
ada di Dusun Wedung desa Sedayu
ajir, upah yang dibayarkan kepada ajir
Lawas kecamatan Brondong kabupaten
disebut ujroh dan Ija> rah ‘Ain adalah
Lamongan Jawa Timur.
jenis
yang
Ija> rah
terkait
Metode penentuan subyek yang
dengan
penyewaan aset dengan tujuan untuk
dipakai dalam penelitian
mengambil manfaat dari aset itu tanpa
pelaku
harus memindahkan kepemilikan dari
tambak udang Vannamei karena pada
aset
yang
praktiknya terdapat tiga pihak yaitu
dipindahkan hanya manfaat. Dalam hal
pemilik lahan, pemodal dan penggarap.
ini, pemberi sewa disebut mu’jir dan
Pelaku
penyewa adalah musta’jir dan harga
pengelolaan lahan tambak berjumlah 6
untuk
orang.
itu.
Dengan
memperoleh
kata
lain
manfaat
tersebut
praktik
yang
ini adalah
pengelolaan
melakukan
lahan
praktik
Metode pengumpulan data yang
disebut ujroh.
diperlukan
B. METODE PENELITIAN
Pendekatan
penelitian
dalam
menggunakan
yang
dua
penelitian
metode:
metode
digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara
dalam
penelitian
pendekatan
responden
wawancara
yaitu
deskriptif
yang
bersifat
ini,
ini
bapak
yang
Agus sebagai pemilik tambak, bapak
deskriptif berupa
Bashori, bapak Sakir, bapak Arif dan
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
bapak anas sebagai pemodal dan bapak
orang dan prilaku yang dapat diamati.
Sono sebagai penggarap. Wawancara
Deskriptif
disini
adalah
ini dilakukan dengan harapan untuk
mendeskripsikan
praktek
pengelolaan
memperoleh suatu penjelasan secara
kualitatif,
menghasilkan
yaitu
penelitian
data
mendalam
lahan tambak udang Vannamei yang
6
tentang
permasalahan
penelitian
obyek
yang
dan
berhubungan
subyek
dengan
penelitian.
hukumnya Sedangkan metode induktif
Dan
yaitu
cara
berfikir
yang
dilakukan
metode dokumentasi yaitu Dokumen
untuk menarik kesimpulan dari kasus-
yang berbentuk gambar, misalnya foto-
kasus yang bersifat khusus menjadi hal
foto pelaku praktek pengelolaan lahan
yang bersifat umum. Metode induktif
tambak udang Vannamei yang ada di
digunakan
Dusun wedung Desa Sedayu Lawas.
apa
Dari
melatarbelakangi
masyarakat
menggunakan
bagi
sekian
banyak
dokumentasi
peneliti
elemen
cenderung
kedokumen yang berupa gambar atau
dalam
yang
menyelidiki
secara
kerjasama
faktor
khusus
hasil
tambak.
foto-foto.
C. HASIL PENELITIAN DAN
Metode analisis data penyusun
menggunakan
metode
deduktif
PEMBAHASAN
dan
Analisis
dari segi ijab
Qabul
induktif. Metode deduktif yaitu cara
praktik yang dilakukan antara pemilik
berfikir
tambak
yang
pengetahuan
berangkat
dari
sifatnya
umum
yang
dengan
bertentangan
pemodal
dengan
hukum
tidak
Islam
menuju ke hal yang bersifat khusus. 18
karena telah memenuhi syarat dalam
Metode deduktif ini digunakan untuk
melakukan akad atau perjanjian, yaitu
mengetahui proses akad bagi hasil pada
ijab
pengelolaan lahan tambak di Dusun
wakil, baligh, berakal, para pihak tidak
Wedung dan selanjutnya penulis dapat
terjadi keterpaksaan, para pihak sudah
mengambil
saling suka sama suka atau saling
umum
kesimpulan
untuk
yang
mendapat
bersifat
kejelasan
ridho,
18
qobul,
obyeknya
barang haram.
Lukman Hakim, Buku Pega nga n Kulia h
Metodologi Penelitia n (Surakarta: FE UMS,
2004), hlm. 6.
7
cakap diangkat sebagai
tidak
merupakan
Analisis dari segi pihak
berakad
dengan kesepakatan mereka.19 Hal ini
yang
dapat
maka praktik yang dilakukan
dikatakan
bahwa
kerjasama
antara pemilik tambak dengan pemodal
tersebut sah dalam hukum Islam karena
tidak
dalam
bertentangan
dengan
hukum
pembagian
modal,
Islam karena telah memenuhi syarat
keuntungan,
dalam melakukan akad yaitu
kesepakatan para pihak dan tidak ada
para
kerugian
kerja,
sesuai dengan
yang merasa dirugikan.
pihak berkompeten dalam perwakilan,
Analisis dari segi Ijab
para pihak sudah menyediakan dana
Qabul
diantaranya pemilik lahan berupa lahan
maka praktik yang dilakukan antara
tambak
pemodal
seluas 1
pemodal
hektar sedangkan
menyediakan
dana
dengan
bertentangan
berupa
penggarap
dengan
hukum
tidak
Islam
karena telah memenuhi syarat dalam
uang tunai.
melakukan akad atau perjanjian, yaitu
Analisis dari segi obyek maka
praktik yang dilakukan antara pemilik
ijab
qobul,
cakap diangkat sebagai
tambak dengan pemodal dikategorikan
wakil, baligh, berakal, para pihak tidak
dalam Syirkah Inan karena kerjasama
terjadi keterpaksaan, para pihak sudah
dua orang atau lebih dalam permodalan
saling suka sama suka atau saling
untuk melakukan suatu usaha bersama
ridho,
dengan cara membagi untung atau rugi
barang haram.
sesuai dengan jumlah modal masing-
Analisis
obyeknya
tidak
dari
segi
kewajiban
masing. Namun, apabila porsi masing-
peneliti
masing pihak baik dalam dana maupun
pelaksanaan hak dan kewajiban kedua
kerja atau bagi hasil berbeda sesuai
belah pihak yang melakukan perjanjian
19
8
mendapatkan
merupakan
Mardani, Fiqh , hlm. 225.
hasil
bahwa
tersebut
tidak
bertentangan
dengan
dengan
pemodal secara keseluruhan
hukum Islam, karena tidak ada paksaan
tidak
dalam
sesuai
Islam karena telah memenuhi syarat
dengan kemampuan tiap pihak, baik
dalam melakukan akad atau perjanjian,
dari pemodal dan penggarap, sehingga
yaitu
tidak
sebagai wakil,
pelaksanaannya,
ada
yang
pelaksanaan
hak
yaitu
dirugikan
dan
dalam
bertentangan
ijab
dengan
qabul,
cakap
balig,
hukum
diangkat
berakal,
para
pihak tidak terjadi keterpaksaan, para
kawajiban
pihak sudah saling suka sama suka atau
tersebut.
saling
Analisis dari segi obyek akad
rid}o,
obyeknya
tidak
maka praktik yang dilakukan antara
merupakan barang haram. Dari segi
pemodal
dengan
pihak yang berakad yaitu para pihak
dikategorikan
dalam
karena
penggarap
penggarap
Ijarah
‘Amal
memperoleh
kompeten dalam perwakilan serta dari
segi
jasa
obyek
akad
termasuk
dalam
pemodal
kategori Syirkah Inan karena dalam
dengan membayar upah atau jasa yang
pembagian modal, kerja, keuntungan
diperoleh.
dan
penggarapan
tambak
dari
Hal ini dapat
dikatakan
kerugian
sesuai
dengan
bahwa kerjasama tersebut sah dalam
kesepakatan para pihak dan tidak ada
hukum Islam karena dalam pemberian
yang merasa dirugikan
Praktik pengelolaan lahan tambak
upah sesuai dengan kesepakatan dan
yang dilakukan antara pemodal dengan
tidak ada yang merasa dirugikan.
penggarap
tersebut
D. KESIMPULAN DAN SARAN
secara
tidak
keseluruhan
bertentangan
hal
dengan
Praktik pengelolaan lahan tambak
hukum Islam karena telah memenuhi
yang dilakukan antara pemilik tambak
syarat dalam melakukan akad atau
9
perjanjian,
yaitu
ijab
qabul,
melakukan
cakap
penelitian
penelitian
ada
baiknya
para pihak tidak terjadi keterpaksaan,
beberapa
para pihak sudah saling suka sama suka
perbandingan.Harta dan segalanya pada
atau
hakikatnya adalah milik Allah, maka
rid}o,
obyeknya
tidak
obyek
lebih
diangkat sebagai wakil, baligh, berakal,
saling
jika
alangkah
obyek
untuk
merupakan barang haram. Dari segi
dalam
kewajiban, antar pihak melaksanakan
mengikuti
tugasnya
kemampuan
menghalalkan
tidak
mengharamkan yang halal.
sesuai dengan
masing-masing
sehingga
ada
yang dirugikan, serta dari segi obyek
akad termasuk dalam kategori Ijarah
‘Amal karena pemberian upah sesuai
dengan kesepakatan.
Saran
Kepada
pemodal
bersikaplah bijaksana dan adil dalam
membagi
hasil
kerjasama
dengan
pemilik
lahan
maupun
dengan
panggarap sehingga kerjasama tersebut
selamanya dapat berjalan dengan lancar
dan
baik.
perjanjian
bagi
Praktik
hasil
pelaksanaan
secara
lisan
hendaknya dirubah dengan perjanjian
tertulis agar dapat dijadikan bukti dan
mendapat kepastian hukum,
Apabila
10
menggarap
dijadikan
hendaknya
perintahnya
yang
haram
tanpa
dan
DAFTAR PUSTAKA
Abdad, Zaidi. 2003. Lembaga Perekonomian Umat di Dunia Islam. Bandung:
Angkasa.
Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Perbankan Syari’ah. Jakarta: Sinar Grafika.
Bungin, Burhan. 2011. Penelitian kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
publik, dan Ilmu Sosial Lainnya . Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Departemen Agama RI. 2005. Al-Qur’an dan Terjemahan. Bandung: Syamil
Al-Qur’an.
Dewan Syari’ah Nasional MUI.
Ghafur Anshari, Abdul. 2008. Reksa Dana Syari’ah. Bandung: Refika
Aditama.
Haroen, Nasrun. 1996. Ushul Fiqh. Jakarta: Logos.
J. moleong, Lexy. 2000. Metode penelitian kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Khalid bin Al-Musyaiqih. 2012. Buku Pintar Muamalah (Aktual Dan Mudah),
“ter” Abu Zidra. Klaten: Wafa Press..
Mardani, 2012. F iqh Ekonomi Syari’ah. Jakarta: Kencana.
Mas’ud, Ibnu, & Abidin, zainal. 2007. Fiqih Madzhab Syafi’i bandung:
Pustaka Setia, Cet II.
Muzakir. 2002. Metodologi Risert. Yogyakarta: Bagian penerbitan fakultas
Ekonomi UII.
Ratna, Kutha Nyoman. 2010. Metodologi penelitian kajian budaya dan ilmu
sosial humaniora pada umumnya . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian . Bandung: Alfabeta.
Suhendi, Hendi. 2001. Fiqh Mu’amalah, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sjahdeini Sutan, Remi. 2014. Perbankan Syari’ah Produk -Produk dan AspekAspek Hukumnya. Jakarta: Kencana.
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras.