PERSEPSI JEMAAT GEREJA BETHEL TIBERIAS TERHADAP ULOS DI DESA SAKKAR NI HUTA KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR.

(1)

PERSEPSI JEMAAT GEREJA BETHEL TIBERIAS

TERHADAP ULOS

(Studi Kasus di Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

SUTAN TITO S SIMANJUNTAK 309122056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2015


(2)

i ABSTRAK

SUTAN TITO S SIMANJUNTAK, NIM : 309122056, PERSEPSI JEMAAT GEREJA BETHEL TIBERIAS TERHADAP ULOS DI DESA SAKKAR NI HUTA KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR. FAKULTAS ILMU SOSIAL, UNIVERITAS NEGERI MEDAN, 2015. Pembimbing : Supsiloani, M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi Jemaat Gereja Bethel Tiberias terhadap Ulos dan bagaimana sejarah Ulos Batak Toba dengan mengambil daerah penelitian di Desa Sakkar Ni Huta Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu mengungkap fakta, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian dan menuturkan data yang bersangkutan dengan situasi yang sedang terjadi. Subjek dari penelitian ini adalah Jemaat Gereja Bethel Tiberias dan objek penelitian adalah Ulos pada masyarakat Batak Toba, sebagai pengganti dari sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan.

Hasil penelitian ini adalah dilihat dari sejarah Ulos sebagai salah satu hasil kebudayaan suku Batak Toba, pada awalnya merupakan pakaian sehari-hari masyarakat Batak sebelum datangnya pengaruh Barat. Ulos kemudian digunakan pada acara kegiatan adat dan memegang peranan penting dalam kegiatan adat suku Batak Toba. Ulos sebagai hasil kebudayaan yang memiliki nilai seni dan sebagai sistem peralatan hidup, juga memiliki aturan dalam pemberian dan penerimaan pada masyarakat Batak Toba. Pemberian dan Penerimaan Ulos pada masyarakat Batak Toba mengacu pada status seseorang dalam Dalihan Na Tolu (Hula-hula, Dongan Tubu, Boru).

Sebagai masyarakat yang berbudaya, masyarakat Batak toba juga mengalami perkembangan dalam hal sistem kepercayaan. Hadirnya kepercayaan baru dalam masyarakat Batak Toba ternyata membawa dampak positif dan dampak negatif bagi kebudayaan Batak Toba. Sistem kepercayaan baru atau sering disebut dengan agama pada masyarakat Batak Toba memiliki suatu persepsi tersendiri terhadap Ulos sebagai kebudayaan Batak Toba. Gereja Bethel Tiberias sebagai salah satu agama yang tidak bercorak kebudayaan memiliki persepsi lain terhadap Ulos sebagai kebudayaan Batak Toba. Gereje Bethel Tiberias, merupakan gereja yang mengutamakan pendalaman tentang Injil, Gereja Tiberias ini mempertimbangkan segala suatu hal dengan rasional, serta mempertimbangkan dengan ajaran Injil.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

KATAR PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, yang berjudul “Persepsi Jemaat Gereja Bethel Tiberias Terhadap Ulos”.

Selama penyusunan skripsi ini, tentu saja tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak tertentu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Restu MS beserta jajarannya yang telah memberikan segala kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Antropologi, Ibu Dra. Puspitawati, M,Si yang telah memberikan fasilitas dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Supsiloani, M.Si selaku pembimbing penulis yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan, arahan dan nasihat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak, Drs.Payerli Pasaribu, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik penulis yang telah memberikan masukan, nasehat dan motivasi selama proses penyelesaian skripsi ini .


(8)

iii

6. Ibu Drs. Waston Malau, M.Sp dan Bapak Drs. Tumpal Simarmata, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.

7. Ayanda J.Simanjuntak dan Ibunda S br. Hutagaol yang telah membimbing penulis hingga sampai pada saat ini juga memberikan motivasi tidak terhitung baik secara materi dan nonmateri sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak Drs. Sahala Siahaan selaku Camat Balige yang telah memberikan izin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Bapak Pdt. Lukas Imanuel Zega, S.Th selaku Gembala Sidang Gereja Bethel Tiberias-Balige yang telah memberikan izin penelitian dalam penyelesaian skripsi ini.

10.Teman-teman terbaikku Mikael Tampubolon, S.Pd, Riki Naibaho, S.Pd, Juniandi Sinaga, Haposan Situmorang, Fernandes Sinaga, Gunawan Manalu (Panggarabbas Voice) atas kebersamaan baik suka maupun duka dalam melewati masa-masa kuliah. Tidak lupa kawan-kawan JJS crew, Kapan lagi kita main bolanya? terlebih buat teman-teman Pendidikan Antropologi stambuk 2009 dan teman satu Pembimbing, terimakasih atas kebersamaan kalian.

Semoga kebaikan Bapak/Ibu/Sdra/I menjadi amal baik dan mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.


(9)

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneulis mengharapka saran dan kritik yang membangun dami kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Januari 2015 Penulis,


(10)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR TABEL……… x

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……… 1

1.2 Identifikasi Masalah……… 3

1.3 Rumusan Masalah……… 4

1.5 Tujuan Penelitian………. 4

1.6 Manfaat Penelitian……….. 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka……….. 6

2.2 Kerangka Konseptual……… 7

2.2.1. Masyarakat Batak Toba ………..…… 7

2.2.2 Kebudayaan ...……….………....9

2.2.3 Persepsi ...………...…… 11


(11)

2.2.5 Gereja Bethel Tiberias……….………. 15

2.3 Kerangka Teori……….. 16

2.3.1 Teori Identitas Sosial……….. 16

2.3.2 Teori Simbol...….………. 17

2.4 Kerangka Berifikir……….………. 19

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian………... 21

3.2 Lokasi Penelitian……….…………. 21

3.3 Subjek dan Objek Penelitian……….. 22

3.4 Teknik Pengumpulan Data……… 23

3.4.1 Observasi……….. 23

3.4.2 Wawancara……….. 24

3.4.3 Dokumentasi……….……… 24

3.5 Teknik Analisis Data……….………. 25

3.5.1 Reduksi Data……… 25

3.5.2 Penyajian Data……… 25

3.5.3 Analisis Data/Penarikan Kesimpulan………...…… 26


(12)

vii

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………. 27

4.1.1 Keadaan Geografis……….. 27

4.1.2 Keadaan Demografis lokasi peneltian……….. 30

4.1.3 Keadaan Penduduk……….. 31

4.1.3.1 Jumlah Penduduk………. 31

4.1.3.2 Suku Bangsa………. 33

4.1.3.3 Mata Pencaharian………. 33

4.1.3.4 Pendidikan……… 34

4.1.3.5 Sarana dan prasarana……… 36

4.1.3.6 Sistem Religi……… 37

4.1.3.7 Sistem Sosial……… 37

4.2 Hasil Penelitian………. 38

4.2.1 Sejarah Ulos... …... 39

4.2.2 Proses Pembuatan Ulos………...…... 41

4.2.2.1 Pembuatan Benang... 41

4.2.2.2 Pewarnaan... 42

4.2.2.3 Gatip... 42

4.2.2.4 Unggas... 43

4.2.2.5 Ani... 43

4.2.2.6 Tonun... 43


(13)

4.2.3 Jenis Ulos Berdasarkan Fungsi dan Kegunaannya... 44

4.2.3.1 Ulos Antak-Antak... 44

4.2.3.2 Ulos Bintang Maratur... 45

4.2.3.3 Ulos Ragi Hotang... 46

4.2.3.4 Ulos Sibolang Rasta Pamontari... 47

4.2.3.5 Ulos Mangiring... 47

4.2.3.6 Ulos Si bunga Umbasang dan Ulos Simpar... 48

4.2.3.7 Ulos Suri-suri Ganjang... 49

4.2.4. Ulos dari Segi Persepsi Jemaat Gereja Tiberias ... 50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……… 62

5.2 Saran……… 63

DAFTR PUSTAKA……… 64


(14)

x

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Luas wilayah dan Rasio Terhadap luas Kecamatan Menurut Desa ....……… 28 2. Jumlah Penduduk Tiap Desa Berdasarkan Jenis Kelamin.…….………. 31 3. Jumlah Unit Sekolah di Kecamatan Balige ………...….…….. 35


(15)

DAFTAR GAMBAR


(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Etnis Batak merupakan salah satu etnis bangsa Indonesia asli yang berasal dari Sumatera Utara. Batak Toba adalah bagian dari etnis Batak yang wilayahnya meliputi Balige, Porsea, Parsoburan, Laguboti, Ajibata, Uluan, Borbor, Lumban Julu. Sama halnya dengan etnis lain yang ada di Indonesia, etnis Batak khususnya Batak Toba memiliki beragam hasil kebudayaan.

Sebagai generasi penerus kita harus menghargai dan melestarikan warisan budaya leluhur kita. Merupakan suatu kegagalan dalam melestarikan budaya jika warisan budaya leluhur mengalami kepunahan atau keterpurukan. Dengan adanya modernisasi serta kemudahan dan tingkat kesimpelan hidup membuat kita menjadi seakan lupa dengan identitas asli kita. Hal ini bisa terjadi karena kita tidak mampu memadukan antara budaya tradisional dengan budaya yang lahir dimasa kini.

Ditinjau dari unsur-unsur kebudayaan, sebagaimana yang diutarakan oleh Koentjaraningrat (2005 : 80-81), bahwa unsur-unsur kebudayaan universal meliputi bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi dan kesenian. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut dapat dijumpai pada kebudayaan etnis Batak khususnya Batak Toba, salah satunya yaitu Ulos sebagai system peralatan hidup dan teknologi.


(17)

2 Kebudayaan berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kebudayaan sering berbenturan dengan kebudayaan yang lain dan yang paling sering menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan adalah benturan budaya dengan agama, terkhususnya Injil. Dalam pergolakannya, sering sekali kebudayaan lebih tinggi dari Injil, atau kebudayaan bisa menjadi setara dengan Injil, atau Injil lebih tinggi sehingga budaya ditelantarkan bahkan ada juga yang menganggap kebudayaan itu menjadi seperti “musuh” yang harus dibinasakan dan dimusnahkan karena dianggap sebagai berhala, namun ada juga yang mencoba mengintegrasikan kebudayaan dengan Injil.

Masuknya Injil ke tanah Batak melalui misionaris Jerman pada penjajahan Belanda membawa pergeseran terhadap kebudaayaan Batak. Ulos secara perlahan-lahan mulai ditinggalkan dan hanya digunakan pada kegiatan/acara-acara tertentu. Label sipelebegu (Pemuja setan/berhala) sangat kuat disematkan dalam kebudayaan Batak dan sampai sekarang fenomena pembakaran ulos sering terjadi karena ulos dianggap sebagai benda yang najis dan “menyimpan” roh jahat di dalamnya.

Setelah masuknya injil ke tanah Batak, banyak sekte-sekte kekristenan yang bersifat kesukuan atau kedaerahan. Salah satu contoh sekte kekristenan yang bersifat kesukuan adalah gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan). Berbeda dengan Gereja Bethel Indonesia Tiberias (GBI Tiberias), salah satu sekte kekristenan yang bersifat Kharismatik, tidak bersifat kesukuan/kedaerahan dan bertolak belakang dengan kebudayaan Batak. Salah satu ciri khas dari GBI Tiberias adalah pelayanan Kesembuhan Ilahi melalui perjamuan kudus dan


(18)

3 minyak urapan. Sebelum berdiri sendiri sebagai sebuah sinode, Tiberias merupakan salah satu jemaat yang tergabung dalam wadah sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI), sehingga disebut sebagai GBI Tiberias.

Dari gambaran permasalah diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Persepsi Jemaat Gereja Tiberias Indonesia (GTI) Terhadap Ulos di Kecamatan,Balige Kabupaten Toba Samosir”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dapat di identifikasi yaitu:

1. Penggunaan ulos itu tidak dibenarkan jemaat Gereja Tiberias

2. Pudarnya pengetahuan jemaat Gereja Tiberias terhadap nilai dan makna ulos.


(19)

4 1.3. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, perlu di tentukan apa yang menjadi rumusan masalah yang akan di teliti. Dengan demikian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah Ulo Batak Toba?

2. Mengapa penggunaan Ulos tidak dibenarkan bagi jemaat GBI Tiberias?

3. Bagaimana persepsi jemaat Gereja Tiberias terhadap ulos?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yakni:

1. Untuk mengetahu sejarah Ulos Batak Toba.

2. Untuk mengetahui mengapa penggunaan Ulos tidak dibenarkan bagi jemaat Gereja Tibeias.


(20)

5 1.5. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian “Perspektif Jemaat Gereja Tiberias Terhadap Penggunaan Ulos Batak Toba” ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan bagi ilmu social, khususnya Antropologi Sosial.

2. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebagai penambah wawasan dalam mengetahui sejauh mana pergeseran kebudayan etnis Batak khususnya Batak Toba.

3. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut terhadap persepsi jemaat Gereja Tiberias terhadap Ulos.


(21)

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1.KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengolahan data serta analisis yang mendalam terhadap data yang diperoleh di lapangan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ;

1. Dilihat dari sejarah dan cara pemberian dan penerimaan Ulos pada masyarakat Batak Toba, telah diatur secara mendasar berdasarkan posisi/kedudukan status seseorang tersebut dalam Dalihan Na Tolu, yaitu

Hula-hula, dongan tubu, Boru.

2. Istilah ulos tondi (roh) pada masyarakat batak Toba, tidak memiliki dasar teologis dalam kekristenan. Sebab tidak ada seorang pun manusia yang dapat memelihara atau menyelamatkan roh seseorang.

3. Jemaat Gereja Tiberias Balige tidak membenarkan penggunaan Ulos dengan persepsi bahwa Ulos tidak bersesuaian dengan Injil

4. Jemaat Gerejea Tiberias Balige tidak membenarkan penggunaan Ulos dengan adanya pemahaman-pemahaman tentang Ulos oleh masyarakat Batak Toba yang tidak bersesuaian dengan Injil.

5. Bagi Jemaat Gereja Tiberias penggunaan Ulos tidak dibenarkan karena hadirnya unsur Dalihan Natolu pada pemberiaan dan penerimaan Ulos


(22)

63 5.2 Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah :

1. Sekali lagi harus ditekankan, bukan ulos sebagai pelindung dan awal adanya anak pada keluarga tersebut, itu hanya sebagai tanda yang mengandung permohonan agar si ibu tetap dalam perlindungan Tuhan.

2. harus diingat oleh pemberi ulos (hulahula) agar tidak menempatkan diri sebagai sumber berkat yang harus disanjung oleh yang menerima ulos (boru), tetapi senantiasa memposisikan diri sebagai manusia biasa yang memiliki kelemahan dan dosa, tetapi dilayakkan menjadi alat di tangan Tuhan Allah menjadi berkat bagi keluarga dan lingkungan di mana dia tinggal.

3. Ditekankan pihak yang menerima ulos, jangan melihat dan memperlakukan hulahula sebagai sumber berkat dan memiliki derajat kemanusiaan yang lebih tinggi. Di hadapan Tuhan manusia adalah sama-sama mahluk yang dikasihi dan diperlakukan sama di dalam kasihNya.

4. Di hadapan Tuhan manusia adalah sama-sama mahluk yang dikasihi dan diperlakukan sama di dalam kasihNya.

5. Sebagai warga negara yang beragama, sudah saatnya kita menanamkan sikap Toleransi antar umat beragama, untuk mencegah konflik antar umat beragama.


(23)

64

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Horton, P.B dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi . Jakarta: Rineka Cipta. Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta. Universitas Indonesia.

Menno, S dan Mustamin Alwi. 1994. Antropologi Perkotaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Moleong, lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Poloma, M.M. 2000. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rahmat, Jalaluddin.2000. Psikologi Komunikasi. Badung : Remaja Rosdakarya Shadily, Hassan.2003 Kamus Inggris- Indonesia.Jakarta: PT Gramedia,

Saverin, J.W., & Tankard, J.W.Jr. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah, metode, dan terapan di

dalam media masa. Jakarta:Kencana Prenanda media Group

Sitompul, R.H.P. 2009. Ulos Batak Tempo Dulu-Masa Kini. Jakarta: Spirit Mahardika.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2009. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta.

Spardley, James. 2006. Metode Etnografi. Tiara Wacana: Yogyakarta. Warneck, J. 2001. Kamus Batak Toba Indonesia. Medan: Bina Media.


(24)

65

Hosianna L. Tobing (1985). Skripsi dengan judul: “Ulos” Arti dan Fungsinya dalam

Upacara Adat Batak Toba. Universitas Indonesia: Tidak diterbitkan

Muhammad Takari (2009). Skripsi dengan judul: Ulos Dan Sejenisnya Dalam Budaya Batak Di Sumatera Utara:Makna, Fungsi, Dan Teknologi. Universitas Malaya. Tidak diterbitka

Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Balige Dalam Angka 2013. Balige: Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir.

Sumber Internet

PPGI. 2010. Profil Gereja di Indonesia. Available at: http://profilgereja.wordpress.com/2010/07/03/gereja-tiberias-indonesia/. 15 November 2013.


(1)

4 1.3. Rumusan Masalah

Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, perlu di tentukan apa yang menjadi rumusan masalah yang akan di teliti. Dengan demikian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah Ulo Batak Toba?

2. Mengapa penggunaan Ulos tidak dibenarkan bagi jemaat GBI Tiberias?

3. Bagaimana persepsi jemaat Gereja Tiberias terhadap ulos?

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yakni:

1. Untuk mengetahu sejarah Ulos Batak Toba.

2. Untuk mengetahui mengapa penggunaan Ulos tidak dibenarkan bagi jemaat Gereja Tibeias.


(2)

5 1.5. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian “Perspektif Jemaat Gereja Tiberias Terhadap Penggunaan Ulos Batak Toba” ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai sumbangan bagi ilmu social, khususnya Antropologi Sosial.

2. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebagai penambah wawasan dalam mengetahui sejauh mana pergeseran kebudayan etnis Batak khususnya Batak Toba.

3. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi bagi penelitian lebih lanjut terhadap persepsi jemaat Gereja Tiberias terhadap Ulos.


(3)

62 BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1.KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengolahan data serta analisis yang mendalam terhadap data yang diperoleh di lapangan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ;

1. Dilihat dari sejarah dan cara pemberian dan penerimaan Ulos pada masyarakat Batak Toba, telah diatur secara mendasar berdasarkan posisi/kedudukan status seseorang tersebut dalam Dalihan Na Tolu, yaitu Hula-hula, dongan tubu, Boru.

2. Istilah ulos tondi (roh) pada masyarakat batak Toba, tidak memiliki dasar teologis dalam kekristenan. Sebab tidak ada seorang pun manusia yang dapat memelihara atau menyelamatkan roh seseorang.

3. Jemaat Gereja Tiberias Balige tidak membenarkan penggunaan Ulos dengan persepsi bahwa Ulos tidak bersesuaian dengan Injil

4. Jemaat Gerejea Tiberias Balige tidak membenarkan penggunaan Ulos dengan adanya pemahaman-pemahaman tentang Ulos oleh masyarakat Batak Toba yang tidak bersesuaian dengan Injil.

5. Bagi Jemaat Gereja Tiberias penggunaan Ulos tidak dibenarkan karena hadirnya unsur Dalihan Natolu pada pemberiaan dan penerimaan Ulos


(4)

63 5.2 Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah :

1. Sekali lagi harus ditekankan, bukan ulos sebagai pelindung dan awal adanya anak pada keluarga tersebut, itu hanya sebagai tanda yang mengandung permohonan agar si ibu tetap dalam perlindungan Tuhan.

2. harus diingat oleh pemberi ulos (hulahula) agar tidak menempatkan diri sebagai sumber berkat yang harus disanjung oleh yang menerima ulos (boru), tetapi senantiasa memposisikan diri sebagai manusia biasa yang memiliki kelemahan dan dosa, tetapi dilayakkan menjadi alat di tangan Tuhan Allah menjadi berkat bagi keluarga dan lingkungan di mana dia tinggal.

3. Ditekankan pihak yang menerima ulos, jangan melihat dan memperlakukan hulahula sebagai sumber berkat dan memiliki derajat kemanusiaan yang lebih tinggi. Di hadapan Tuhan manusia adalah sama-sama mahluk yang dikasihi dan diperlakukan sama di dalam kasihNya.

4. Di hadapan Tuhan manusia adalah sama-sama mahluk yang dikasihi dan diperlakukan sama di dalam kasihNya.

5. Sebagai warga negara yang beragama, sudah saatnya kita menanamkan sikap

Toleransi antar umat beragama, untuk mencegah konflik antar umat beragama.


(5)

64

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Horton, P.B dan Chester L. Hunt. 1999. Sosiologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi . Jakarta: Rineka Cipta. Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta. Universitas Indonesia.

Menno, S dan Mustamin Alwi. 1994. Antropologi Perkotaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Moleong, lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Poloma, M.M. 2000. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rahmat, Jalaluddin.2000. Psikologi Komunikasi. Badung : Remaja Rosdakarya Shadily, Hassan.2003 Kamus Inggris- Indonesia.Jakarta: PT Gramedia,

Saverin, J.W., & Tankard, J.W.Jr. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah, metode, dan terapan di dalam media masa. Jakarta:Kencana Prenanda media Group

Sitompul, R.H.P. 2009. Ulos Batak Tempo Dulu-Masa Kini. Jakarta: Spirit Mahardika.

Simanjuntak, Bungaran Antonius. 2009. Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Spardley, James. 2006. Metode Etnografi. Tiara Wacana: Yogyakarta. Warneck, J. 2001. Kamus Batak Toba Indonesia. Medan: Bina Media.


(6)

65

Hosianna L. Tobing (1985). Skripsi dengan judul: “Ulos” Arti dan Fungsinya dalam Upacara Adat Batak Toba. Universitas Indonesia: Tidak diterbitkan

Muhammad Takari (2009). Skripsi dengan judul: Ulos Dan Sejenisnya Dalam Budaya Batak Di Sumatera Utara:Makna, Fungsi, Dan Teknologi. Universitas Malaya. Tidak diterbitka Badan Pusat Statistik. 2013. Kecamatan Balige Dalam Angka 2013. Balige: Badan Pusat

Statistik Kabupaten Toba Samosir.

Sumber Internet

PPGI. 2010. Profil Gereja di Indonesia. Available at: http://profilgereja.wordpress.com/2010/07/03/gereja-tiberias-indonesia/. 15 November 2013.