Air Terjun Sampuran Sebagai Aset Pariwisata Di Desa Hutadame Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir

(1)

AIR TERJ UN SAMPURAN SEBAGAI ASET PARIWISATA DI

DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN

TOBA SAMOSIR

KERTAS KARYA

DISUSUN

O

L

E

H

HAIRIL SYAHPUTRA

NIM : 072204037

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN


(2)

AIR TERJ UN SAMPURAN SEBAGAI ASET PERIWISATA DI

DESA HUTADAME KECAMATAN TOBA SAMOSIR

KERTAS KARYA

O

L

E

H

HAIRIL SYAHPUTRA

NIM : 072204037

Pembimbing

Dr . Asmyta Sur bakti, M.Si.

NIP. 196003251986012001

Kertas karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan

Non gelar Fakultas Sastra Usu Medan untuk melengkapi salah satu

syarat ujian Diploma III Medan Program Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN USAHA WISATA

MEDAN

2010

Disetujui Oleh :

PROGRAM STUDI PARIWISATA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Disetujui Oleh:

PROGRAM PENDIDIKAN SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA

Drs. Ridwan Azhar, M. Hum NIP. 195509231982031001


(4)

Medan, Juni 2010 PROGRAM STUDI PARIWISATA KETUA

Drs.Ridwan Azhar, M. Hum NIP. 195509231982031001

PENGESAHAN Diterima Oleh :

Panitia Ujian program pendidikan Non Gelar Universitas Sumatera Utara Medan

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA

FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pada :

Tanggal : Hari : Dekan,

Prof. Syaifuddin, MA, Ph.D NIP. 19650901994031004 Panitia Ujian

1. Drs. Ridwan Azhar, M. Hum ( ) 2. Mukhtar Madjid, S. SoS, S.Par, MA ( ) 3. Dr.Asmyta Surbakti, M.Si. ( )


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan kertas karya ini. Kertas karya ini merupakan salah satu syarat akademis untuk mendapatkan gelar Diploma III Program Studi Pariwisata Usaha Wisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih banyak kekurangan-kekurangan yang disebabkan masih minimnya pengetahuan penulis serta kurangnya diktat dan buku-buku tentang perhotelan yang menjadi acuan penulis. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, demikian juga penulis yang membuat kertas karya ini tidak luput dari kekhilafan dan kesalahan. Beranjak dari pemikiran tersebut maka dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritikan dan saran ke arah perbaikan yang diperlukan dari pembaca guna memperbaiki kesalahan-kesalahan demi kesempurnaan kertas karya ini.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Oleh sebab itu sudah selayaknya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Syaifuddin, M.A., Ph.D. , selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.Hum. , selaku Ketua Program Studi D3 Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara .


(6)

3. Bapak Drs. Mukthar, M, S.Sos, S. Par, MA. , selaku Sekretaris Jurusan Program Studi D3 Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Pembaca.

4. Ibu Dr. Asmyta Surbakti, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah susah payah mendidik dan membimbing serta meluangkan waktu untuk penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

5. Seluruh staf pengajar program studi pariwisata di Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Medan.

6. Kedua orang tua penulis yaitu Fadlil dan Rosmaini Nasution terhormat dan terkasih beserta seluruh keluarga penulis yang selalu mendukung dengan tulus dan ikhlas mencurahkan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah di Program D3 Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sastra Medan.

7. Seluruh Saudara penulis yang selalu mendengarkan dan memberikan solusi yang bijak bagi penulis yang terkadang juga berperan sebagai teman yang selalu memberi dukungan bagi penulis, khususnya buat tante-tante penulis yaitu Nirwana dan Nirwani SH selalu ada dan telah banyak membantu penulis.

8. Buat seluruh sahabat karib penulis yang selalu mendengarkan masalah-masalah dan ikut andil mendukung dan menjadi inspirasi dalam penyemangat penulis seperti : Muhammad Nofrian, Adi Rochyat Daulay, Reza Pahlawan, Ricky Rinaldi, dan teman-teman lain, serta junior-junior yang ikut memberi semangat menyelesaikan kertas karya ini.


(7)

9. Buat bang Hilal yang bekerja di bagian administrasi kantor jurusan Pariwisata, yang ikut berperan dalam penyelesaian proses wisuda penulis.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga kertas karya ini ada manfaatnya bagi kita semua, khususnya bagi penulis sendiri yang telah berusaha menyelesaikan kertas karya ini dengan sebaik-baiknya.

Medan, Juni 2010 Penulis,

Hairil Syahput ra Nim : 072204037


(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………..……….………i

DAFTAR ISI……….iv

ABSTRAK………….………vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul………...………...…1

1.2 Tujuan Penulisan………2

1.3 Ruang lingkup permasalahan………...………3

1.4 Sistematika Penulisan………4

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata……….6

2.2 Pengelolaan dan Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata……….12

2.3 Dampak Pembangunan Pariwisata Terhadap Masyarakat………...16

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR 3.1 Kadaan Alam………20

3.2 Penduduk, Agama dan Mata Pencaharian………....21

3.3 Sarana dan Prasarana…….………...23

3.4 Potensi Ekonomi dan Sosial Budaya………....24

BAB IV OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA AIR TERJUN SAMPURAN DI DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR 4.1 Mengenai objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Sampuran………...27


(9)

4.3 Potensi dan Prospek Air Terjun Sampuran………..30 4.4 Perlunya Peranan Pemerintah dan Masyarakat dalam Pengembangan Air Terjun Sampuran………32 BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan………..………...35 5.2 Saran………36 DAFTAR PUSTAKA………37 Lampiran


(10)

ABSTRAK

Provinsi Sumatera Utara masih banyak memiliki banyak objek wisata dan Daya Tarik Wisata yang belum dikembangkan, akan tetapi dikenal oleh

wisatawan domestik dan mancanegara. Sehubungan dengan itu penulis bertujuan menulis objek wisata Air Terjun Sampuran dan potensi-potensi yang dimiliki Air Terjun Sampuran agar dijadikan pertimbangan dalam pengembangan objek wisata tersebut.

Mengingat minat wisatawan yang cukup tinggi dalam perjalanan untuk menikmati keindahan alamtropis, maka perlu adanya pengembangan potensi wisata Air Terjun Sampuran ini. Hal ini dikarenakan Air Terjun Sampuran memiliki panorama alamtropis yang hampir tidak terdapat di daerah lain. Selain itu Air Terjun Sampuran juga dapat didaki sampai ke puncak dan tentu saja rute perjalanannya cukup sulit, akan tetapi penulis yakin para wisatawan berjiwa petualang akan sangat menyukainya.

Namun potensi yang cukup besar ini tidak dapat berkembang tanpa usaha yang nyata dan maksiamal. Untuk meningkatkan kualitas Air Terjun Sampuran ini perlu disosialisasikan pada para penduduk setempat untuk menjaga kawasan tersebut dan tentu saja menjaga kenyamanan wisatawan. Peran pemerintah juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas Air Terjun Sampuran seperti membangun sarana dan prasarana yang memadai.


(11)

ABSTRAK

Provinsi Sumatera Utara masih banyak memiliki banyak objek wisata dan Daya Tarik Wisata yang belum dikembangkan, akan tetapi dikenal oleh

wisatawan domestik dan mancanegara. Sehubungan dengan itu penulis bertujuan menulis objek wisata Air Terjun Sampuran dan potensi-potensi yang dimiliki Air Terjun Sampuran agar dijadikan pertimbangan dalam pengembangan objek wisata tersebut.

Mengingat minat wisatawan yang cukup tinggi dalam perjalanan untuk menikmati keindahan alamtropis, maka perlu adanya pengembangan potensi wisata Air Terjun Sampuran ini. Hal ini dikarenakan Air Terjun Sampuran memiliki panorama alamtropis yang hampir tidak terdapat di daerah lain. Selain itu Air Terjun Sampuran juga dapat didaki sampai ke puncak dan tentu saja rute perjalanannya cukup sulit, akan tetapi penulis yakin para wisatawan berjiwa petualang akan sangat menyukainya.

Namun potensi yang cukup besar ini tidak dapat berkembang tanpa usaha yang nyata dan maksiamal. Untuk meningkatkan kualitas Air Terjun Sampuran ini perlu disosialisasikan pada para penduduk setempat untuk menjaga kawasan tersebut dan tentu saja menjaga kenyamanan wisatawan. Peran pemerintah juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas Air Terjun Sampuran seperti membangun sarana dan prasarana yang memadai.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Indonesia memiliki sumber daya alam yang menarik serta memiliki keunikan tersendiri yang dapat dijadikan objek dan daya tarik wisata. Sumber daya alam berupa keindahan alam, flora, fauna, peninggalan-peninggalamn sejarah, serta hasil-hasil kebudayaan yang beraneka ragam dan bernilai tinggi. Untuk keseluruhan itu sangat menarik perhatian bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.Sumber daya alam ini apabila dikelola dengan baik tentu saja akan menjadi sumber devisa bagi Negara dan merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat yangh berada di Objek dan Daya Tarik wisata tersebut.

Indonesia juga memilki sumber pontensi yang cukup besar dan Kota Medan merupakan salah satu pintu gerbang masuk wisatawan. Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak objek wisata dan daya tarik wisata yang terkenal, Seperti Parapat dengan pemandangan alam Danau toba, atraksi budaya dan peninggalan-peninggalan bersejarahnya. Berastagi terkenal dengan udara puncaknya yang sejuk dan panorama pegunungannya, Bahorok terkenal dengan flora dan faunanya. Serta Tangkahan yang sangat dikenal dengan kawasan Ekowisata.

Di Provinsi Sumatera Utara masih banyak lagi objek dan Daya Tarik Wisata yang memiliki potensi dan belum dikembangkan, akan tetapi dikenal oleh wisatawan domestik mau pun mancanegara. Sehubungan dengan itu, penulis tertarik untuk mengangkat suatu daerah yang berpotensi untuk dikembangakan


(13)

sebagai salah satu objek wisata yang dikenal oleh wisatawan lokal mau pun mancanegara.

Atas alasan tersebut penulis tertarik untuk memilih judul “Air Terjun Sampuran Sebagai Aset Pariwisata Di Desa Hutadame Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir”. Penulis memiliki alasan bahwa air terjun sampuran memiliki pemandangan yang sangat menarik dan jarang dijumpai di daaerah lain.

1.2Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan kertas karya ini adalah:

a. Sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Pariwisata , Program Studi Usaha Wisata, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

b. Memperkenalkan potensi objek wisata Air Terjun Sampuran di desa Hutadame kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir.

c. Memberikan sumbangan pikiran bagi pemerintah, swasta dan mayarakat yang diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam pengembangan Air Terjun Sampuran.

d. Sebagai dukungan bagi pemerintah dalam pengembangan objek wisata air terjun sampuran agar menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar air terjun tersebut.

1.3Ruang Lingkup Permasalahan

Dalam penulisan kertas karya ini penulis membuat suatu pembatasan masalah untuk mempermudah dan mengarahkan penganalisaan. Penulis menyadari sepenuhnya masalah yang akan dibahas cukup luas, maka penulis


(14)

hanya membahas analisa tentang potensi objek wisata Air Terjun Sampuran di desa Hutadame kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir, dan hal-hal yang mendukung untuk pengembangannya.

1.4Metode Penulisan

Metode penulisan yang dilakukan penulis, adalah : a. Penelitian Pustaka (Library Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara mengumpulkan data dari bahan-bahan pustaka seperti buku, literatur, dan artikel-artikel ilmiah yang berhubungan dengan judu l diatas.

b. Penelitian Lapangan ( Field Research)

Yaitu penelitian yang dilakukan penulis dengan cara observasi langsung kelapangan dan mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang dianggap mengetahu tentang objek penulisan.

1.5 Sistematika Pembahasan

Penulisan kertas karya ini di bagi dalam beberapa Bab dan sub Bab, yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan pendahuluan yang meliputi pembahasan mengenai Alasan Pemilihan Judul, Tujuan Penulisan, Ruang Lingkup Permasalahan, Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan.


(15)

BAB II : URAIAN TEORITIS TENTANG PARIWISATA

Pada Bab ini penulis membuat uraian teoritis tentang pariwisata yang terbagi menjadi pengertian pariwisata, jenis pariwisata , motivasi perjalanan wisata dan dampak pembangunan pariwisata.

BAB III :GAMBARAN UMUM TENTANG DESA HUTADAME

Bab ini merupakan gambaran umum desa Hutadame kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir. Dalam Bab ini akan dibahas keadaan alam ,penduduk, agama dan mata pencarian serta saran dan prasarana yang dimiliki desa.

BAB IV : DAYA TARIK AIR TERJUN SAMPURAN DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR

Pada Bab ini diuraikan tentang objek dan daya tarik wisata air terjun sampuran,kegiatan kepariwisataan di objek wisata, potensi dan prospek objek wisata serta perlunya peran serta masyarakat dan pemerintah dalam pengembangan objek wisata Air Terjun Sampuran.


(16)

BAB V : PENUTUP

Pada Bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran yang berdasarkan uaraian pembahasan dan juga merupakan Bab terakhir dari kertas karya ini.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA


(17)

BAB II

URAIAN TEORITI TENTANG PARIWISATA

2.1 Pengertian Objek dan Daya Tarik Wisata

Dalam dunia kepariwisataan objek dan daya tari wisata memiliki peranan penting yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi seseorang atau wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.

Menurut undang-undang No. 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan disebut dalam Pasal 1 (5) industri pariwisata adalah: “suatu susunan organisasi, baik pemerintah maupun swasta, yang terkait dalampengembangan, produksi dan pemasaran produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang sedang bepergian”.

Sedangkan batasan pengertian (terminologi) objek dan daya tarik wisata menurut undang-undang No. 9 tahun 1990 adalah : “ objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi wisata”.

Menurut pasal 4 Bab III undang-undang No.9 tahun 1990 bahwa objek dan daya tarik wisata terdiri atas :

a. Objek dan Daya Tarik Wisata Ciptaaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.

Objek dan daya tarik wisata yang berwujud keadaan alam serata flora dan fauna adalah merupakan suatu lahan atau kawasan. Pengelolaanobjek dan daya tarik wisata ini harus dilakukan secara bijaksana,karena sumber daya wisata ini maupun ekosisitemnya sangat peka terhadap perubahan-perubahan.Untuk mengembangkan jenis-jenis objek dan daya tarik wisata


(18)

ini diperlukan keterlibatan berbagai unsur. Unsur-unsur ini perlu digali dan dipahami, sehingga pendekatan langkah untuk pengembangannya dapat dilakukan secara tepat.

Di dalam pemanfaatan sumber daya alam dapat dibedakan pada berbagai bentuk dan karakteristik, antara lain : padat , cair, gas, maupun sinar. Sifat-sifat dari sumber daya alam memiliki aneka ragam bentuk sehingga sangat sulit untuk mengelola. Di sinilah kadanag-kadang pengelola melakukan manipulasi habitat (tempat hidup). Karena tidak ada makhluk yang hidup sendiri tanpa bantuan makhluk hidup lainnya.

Objek dan daya tarik wisata Tuhan ciptaan yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna memiliki daya tarik yang relatif tinggi bagi wisatawan. Apa yang menarik pada saat sekarang mungkin di masa silam dan masa yang akan datang kurang menarik bahkan mungkin sama sekali tidak menarik atau sebaliknya. Hal ini bisa saja terjadi pada waktu kunjungan wisatawan, pada kunjungan pertama objek dan daya tarik tersebut sangat menarik, namun pada kunjungan berikutnya menjadi tidak menarik lagi.

Daya tarik yang terdapat pada objek dan daya tarik wisata berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, menurut kodrat dan kejadian sumber daya alam dan ekosistemnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, (Direktorat Jenderal Pariwisata, 1984) antara lain :

1. Objek dan daya tarik wisata kawasan hutan, pertanian, perkebunan, dan peternakan.

2. Objek dan daya tarik wisata laut,pantai, sungai, dan danau.


(19)

Daya tarik suatu objek merupakan suatu modal utama yang dapat digunakan untuk pengembangannya. Hal ini disebkan bahwa dauya tarik tersebut sebagai potensi utama yang menyebabkan pengunjung datang .

b. Objek dan Daya Tarik Wisatawan Berupa Hasil Karya Manusia

Objek dan daya tarik hasil karya manusia adalah berupa pemanfaatan berbagai jenis kegiatan manusia dan hasil kreasinya yang diciptakan daripemanfaatan Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dijadikan sasaran wisata.

Pemanfaatan interaksi manusia dengan budayanya memiliki keanekaragaman antar lain:

a. Peninggalan sejarah purbakala b. Aneka ragam budaya

a. Seni tari dan musik b. Seni Drama

c. Upacara agama dan kepercayaan d. Upacara perkawinan

e. Acara – acara yang menyangkut adapt- istiadat dan kebiasaan tradisional

f. Upacara pemakaman

g. Tata cara dan tata krama kehidupan tardisional (way of life) c. Hasil kerajinan tangan dan karya arsitektur.


(20)

2.2 Proses Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata

Pengembangan objek dan daya tarik wisata adalah merupakan rangkaian kegiatan yang kompleks ( tidak sederhana ), karena menyangkut ruang lingkup keadaan alam, flora dan fauna dan segala sesuatu yang terlindung pada kehidupan manusia.

Dalam rangka pengembangan objek dan daya tarik wisata diperlukan kebijaksanaan dan strategi yang benar- benar dapat dijadikan acuan atau panduan bagi pengembangan sektor lainnya dengan tidak mengabaikan keselamatan lingkungan dan tidak memilki dampak negatif terhadap kehidupan budaya yang ada.

Objek dan daya tarik wisata didefinisikan sebagai perwujudan dari ciptaaan Tuhan yang Maha Esa dan buatan manusia yang memilki daya tarik untuk dikunjungi wisatawan, yang pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok dasar, ( Dephub, Dirjen pariwisata, petunjuk pengembangan, 1981-1982, hal 4 ) yaitu:

a. Sumber yang bersifat alamiah (Natural Resources) b. Sumber buatan Manusia ( Man made Resouuces)

c. Sumber-sumber yang bersifat manusiawi (Human Resouces)

Dalam hubungannya dengan ketiga kelompok objek dan daya tarik wisata di atas, disadari bahwa fungsi dan wewenang untuk pengelolaan sangat tergantung pada hubungan kerjasama antara dunia usaha (swasta), pemerintah dan masyarakat.


(21)

Objek dan daya tarik wisata adalah merupakan suatu potensi yang kuat untuk mendorong wisatawan kesuatu Negara maupun suatu daerah tujuan wisata. Melihat tersebut pengembangan dan pemeliharaan objek dan tujuan wisata sangat diperlukan dengan tidak melupakan upaya pelestarian lingkungan, alam dan kebudayaan, dan suku-suku bangsa yang ada di daerah tersebut.

Keanekaragaman objek dan daya tarik wisata yang dimiliki adalah merupakan alam dan kekayaan kehidupan manusia yang dimiliki sangat potensial untuk dimanfaatkan sebagai daya tarik bagi wisatawan dan dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan serta memperluas produk pariwisata dengan tanpa meningggalkan azas-azas pelestariannya.

Untuk menjaga kelestarian suatu objek dan daya tarik wisata pengembangan suatu objek wisata meliputi 5 maksud dasar (Hadinoto kusudianto,perencanaan pengembangan destinasi pariwisata,1996,hal 100) yaitu:

1. Identifikasi pendekatan alternative dari: pemasaran, pengembangan, organisasi industry wisata, pelayanan pendukung dan aktivitas.

2. Penyesuaian terhadap yang tak tersangka, yaitu mengenai kondisi ekonomi umum, situasi enerji, nilai-nilai dan pola hidup, keuntungan besar industri tertentu.

3. Mempertahankan keunikan, yaitu : ciri khas alam dan sumber daya, kebudayaan lokal, dan kehidupan tradisional, arsitektur lokal, monument sejarah.


(22)

4. Mengkreasikan keinginan, seperti meningkatkan kesadaran akan keuntungan wisata, menciptakan citra yang jelas dan positif dari kawasan destinasi.

5. Mencegah yang tidak diinginkan, seperti pertentangan dan persainngan dari para operator, sikap bermusuhan dan tidak ramah dari penduduk setempat.

Manfaaat Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata

Makin meningkatnya pendapatan sebagian besar masyarakat sebagai hasil dari pembangunan, semakin banyak orang yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup primer, sekunder, tersier. Selain itu perkembangan teknologi yang sangat pesat memudahkan manusia untuk mengadakan hubungan komunikasi antara satu dengan yang lainnya tanpa terikat oleh jarak lagi. Hal ini juga mengakibatkan munculnya berbagai jenis pekerjaan baru yang dilakukan manusia . Kini manusia semakin sibuk dan mengakibatkan ketegangan urat syaraf, banyaknya pikiran dan gangguan psikis lainnya. Untuk itu manusia memerlukan adanya rekreasi atau wisata. Untuk melayani hal tersebut maka suatu perencanaan, pengelolaan dan tentu saja objek dan daya tarik wisata yang sehat sangat diperlukan.

Perencanaan, pengembangan dan pemanfaatan serta pengelolaan objek daya tarik wisata di suatu tempat atau daerah tujuan wisata dituntut dengan berbagai syarat tertentu, ( Tourism Development plan, Direktorat jenderal pariwisata 1986) antara lain:


(23)

a. Harus dijaga agar tidak merusak lingkungan hidup, tata krama kehidupan serta adat istiadat masyarakat sekitarnya.

b. Harus mampu mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitarnya serta pemerataan pendapatan dan pengembangan.

c. Harus memperhatikan prinsip-prisip pelestarian, nilai-nilai hidup masyrakat sekitarnya

d. Harus bermanfaat bagi yang mengunjunginya sehingga tetap menarik 2.2 Pengelolaan dan Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata

Pengelolaan Objek dan Daya Tarik Wisata

Tanpa adanya pengelolaan yang baik, objek dan daya tarik wisata tidak mungkin dapat memenuhi tuntutan seperti yang di kehendaki oleh kebijaksanaan atau persyaratan-persyaratan di atas.

Di dalam pelaksanaan studi rencana pengembangan suatu objek dan daya tarik wisata, tidak cukup hanya disiapkan rencana fisik saja, akan tetapi harus disertai dengan rencana pengelolaan serta persiapan sumber daya manusia yang akan menjadi pengelola dan pelaksana serta hal-hal pendukung lainnya.

Pada tahun-tahun pertama, objek dan daya tarik wisata yang masih baru belum banyak dikenal, sehingga para pengunjung dapat di pastikan belum cukup banyak.Oleh karena hal tersebut penyediaan biaya operasi sangat diperlukan. Pada umumnya biaya pengelolaan suatu objek dan daya tarik wisata tidak cukup apabila hanya didasarkan pada hasil penerimaan dari tiket tau karcis masuk ( entrance fee) dari pengunjung saja. Untuk mengatasi hal ini sebaiknya diusahakan sumber dana yang lain seperti penyediaan akomodasi, restoran, souvenir shop,


(24)

panggung atraksi pergelaran budaya atau atraksi lainnya dan jenis-jenis usaha pariwisata lainnya. Dengan adanya sumber pembiayaan yang pasti dan kontiniu, maka fungsi dan daya tarik wisata akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Cara lain yang dapat ditempuh antara lain adalah dengan bekerja sama antara satu dengan unsure pemerintah dan swasta. Hal ini perlu karena adanya pembagian yang jelas tentang seluruh wewenang dan tanggungjawab pengelolaan diserahkan kepada swasta sebab pada umumnya hal-hal lain yang dapat menunjang dan menjamin kelancaran kegiatan untuk pemanfaatan objek dan daya tarik wisata kurang mendapat perhatian, sehingga objek dan daya tarik wisata serta lingkungannya dan aksebilitas ke objek dan daya tarik wisata tersebut kurang diperhatikan dan cenderung kurang dipelihara.

Objek dan daya tarik wisata disamping sebagai aset juga merupakan daya tarik utama bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Objek dan daya tarik wisata juga dapat digunakan sebagai wahana informasi, pusat dokumentasi dan pusat penelitian bagi manusia agar mengenal, mengagumi dan mencintai segala potensi yang ada.

Dari penjelasan –penjelasan tersebut bahwa objek dan daya tarik wisata yang memilki ciri khas perlu mendapat perhatian secara khusus untuk peningkatan serta pengembangannya dan perlu memperhatikan kelestariannya. Pada pengelolaan objek dan daya tarik wisata kadang-kadang memang dihadapkan pada adanya perubahan selera pengunjung atau tingkat elastisitasnya cukup tinggi, meningkatkan persaingan dengan objek dan daya tarik wisata lainnya, sehingga jumlah pengunjung mengalami penurunan.


(25)

Dalam menghadapi situasi yang demikian, pengelola harus cepat tanggap dan kreatif untuk dapat menyesuaikan produk-produk dengan selera pengunjung, misalnya, mengadakan perubahan penyajian dalam pelaksanaan promosi sehingga objek dan daya tarik wisata tersebut dapat dihidupkan kembali dengan produk baru yang disesuaikan dengan kecenderungan minat calon pengunjung yang dominan pada saat itu. Hal tersebut dapat dilakukan antara lain dengan mengadakan proses pelaksanaan pemasaran dan pengembangan produk yang dapat menyentuh selera dan keinginan pengunjung tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar yang telah ditetapkan.

Pengusahaan Objek Dan Daya Tarik Wisata

Menurut undang-undang No. 9 tahun 1990, pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata dapat dilakukan oleh pemerintah dan swasta yang memiliki badan usaha atau perseorangan. Dalam melakukan kegiatan usaha tersebut harus berdasarkan izin serta syarat-syarat pengusahaan dan ketentuan lain mengenai pelaksanaan kegiatan pengusahaannya diatur oleh pemerintah.

Usaha Objek dan Daya Tarik Wisata dalam melaksanakan kegiatan perusahaannya memiliki kewajiban-kewajiban sebagai berikut :

a. Memberikan perlindungan kepada setiap pengunjung Objek dan Daya Tarik Wisata.

b. Memenuhi segala peraturan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan pada Keputusan Direktur Jenderal Pariwisata No. Kep. 18/U/II/88 tentang pelaksanaan ketentuan Objek dan Daya Tarik Wisata.


(26)

d. Menjalankan usahanya harus sesuai dengan norma-norma dan tata cara pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata.

e. Menjaga martabat Objek dan Wisata antara lain mencegah dan melarang kegiatan yang melanggar kesusilaan, perjudian, penggunaan narkoba serta menerapkan unsure-unsur Sapta Pesona secara mutlak.

Kegiatan pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata menurut undang-undang No. 9 tahun 1990 adalah : kegiatan usaha yang meliputi membangun dan mengelola Objek dan Daya Tarik Wisata beserta prasaran dan saran yang diperlukan dan atau kegiatan yang mengelola Objek dan Daya Tarik Wisata yang telah ada.

Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu :

a. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam, usaha ini adalah usaha yang memiliki kegiatan pada pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Tata Lingkungan untuk dijadikan sebagai sarana wisata.

b. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya, usaha ini adalah usaha-usaha yang memiliki kegiatan pada pemanfaatan seni budaya bangsa untuk dijadikan sebagai sarana wisata.

c. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata Khusus, usaha ini adalah usaha yang memiliki kegiatan pada pemanfaatan Sumber Daya Alam dan potensi seni budaya untuk menimbulkan daya tarik dan minat khusus sebagai sasaran wisata.


(27)

Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata yang berintikan kegiatan diperlukan pengamanan keselamatan Wisatawan, kelestarian dan mutu lingkungan, ketertiban dan ketentraman masyarakat.

2.3 Dampak Pembangunan Pariwisata Terhadap Masyarakat

Pembangunan pariwisata bukan hanya membawa dampak positif, tetapi juga berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat (Sapta Pesona /Sadar Wisata, Direktorat Jenderal Pariwisata, 1980).

Dampak Positif dari pengembangan pariwisata meliputi berbagai aspek, yakni :

a. Aspek Ekonomi

- Peningkatan kesempatan berusaha dan lapangan kerja. - Peningkatan pendapatan atau multiplier effect.

- Mendorong kegiatan wiraswasta.

- Distribusi pendapatan dari daerah yang tingkat pendapatannya tinggi, ke daerah yang tingkat pendapatannya rendah.

- Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana.

Menurut Karyono (1997) keuntungan-keuntungan dalam negeri dari kepariwisataan adalah:

1. Dorongan untuk memperluas lapangan kerja, 2. Pasaran baru untuk hasil-hasil tertentu, 3. Efek penggandaan,

4. Mendorong penanaman modal asing, 5. Memajukan pengembangan daerah, dan


(28)

6. Mendistribusikan kembali pendapatan nasional. b. Aspek Lingkungan Alam

- Timbulnya upaya untuk merawat kebersihan lingkungan dan melestarikan sumber daya alam.

- Kesadaran dan cinta akan lingkungan alam.

- Pemanfaatan lingkungan yang berpotensi untuk diangkat menjadi daerah wisata.

c. Aspek Sosial Budaya

- Perluasan pengetahuan tentang kebudayaan

- Timbulnya upaya merawat dan melestrikan adat – istiadat / kebudayaan asli daerah.

- Meningkatkan rasa cinta terhadap kebudayaan daerah dan rasa cinta akan tanah air.

- Peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat.

Dampak negatif dari pembangunan wisata juga meliputi berbagai aspek, yaitu :

a. Aspek Ekonomi

- Adanya ancaman ketergantungan terhadap sector periwisata. - Harga barang – barang di daerah wisata lebih tinggi.

- Munculnya pedagang asongan b. Aspek Lingkungan Alam.

- Terjadinya pencemaran lingkungan alam seperti polusi air, udara, dan tanah.


(29)

- Perusakan lingkungan alam yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab seperti tulisan graffiti yang terdapat pada bebatuan dan dinding gua.

- Pembuangan limbah yang tidak terkontrol - Pengusikan habitat alam.

c. Aspek Sosial Budaya.

- Komersialisasi budaya dalam segala bentuk, harga, produk, dan benda – benda seni.

- Rusaknya Arsitektural suatu bangunan dan mengubah wajah kota.

- Timbulnya sikap iktu – ikutan pada masyarakat setempat menyebabkan kehilangan identitas budaya sendiri (westernisasi).


(30)

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBA SAMOSIR

3.1. Keadaan Alam.

Desa Hutadame adalah salah satu desa yang terletak di bawah kaki pegunungan di kecamatan Balige kabupaten Toba Samosir. Desa Hutadame mempunyai jarak 237 Km dari Medan dengan jarak tempuh ± 6 jam. Untuk menempuh desa ini ada dua jalan alternatif yang dapat dilalui dengan kendaraan, yakni :

1. Melalui kecamatan Laguboti yang berjarak 7 Km dengan jarak tempuh ± 30 menit.

2. Melalui kecamatan Balige yang merupakan ibukota kecamatan dengan jarak tempuh 10 Km dan dapat ditempuh ± 45 menit.

Wilayah Hutadame mempunyai batas – batas berikut ;

- Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Parsoburan - Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Balige. - Sebelah Utara berbatasan dengan desa Nagasari

- Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Laguboti.

Desa Hutadame terletak pada ketinggian 1200 M di atas permukaan laut dan mempunyai temperature udara 26 º C - 36 º dengan memiliki iklim sejuk juga curah hujan rata – rata 2246 MM/tahun.


(31)

Curah hujan terbanyak dalam setahun adalah 130 hari. Desa Hutadame memiliki luas wilayah 30 Ha dan hampir seluruh kawasan merupakan lahan pertanian. Keadaan tanah di desa ini dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu:

1. Datar sampai berombak. 2. Berombak sampai bergunung.

Dengan melihat kondisi alamnya desa Hutadame memiliki dua sektor andalan yang dapat dimanfaatkan, yakni :

1. Sebagai wilayah pertanian

Wilayah pertanian dengan tanaman padi yang menghijau dpat dijadikan agrowisata. Kesibukan para petani ketika sedang menuai padi merupakan pemandangan alam yang indah untuk dilihat.

2. Sebagai objek dan daya tarik wisata

Desa Hutadame memiliki objek dan daya tarik wisata yang berpotensi untuk dikembangkan di masa yang akan dating yakni air terjun Sampuran.

Melihat potensi yang terdapat di desa Hutadame ini tidak tertutup kemungkinan bahwa air terjun Sampuran menjadi daerah objek wisata.

3.2. Penduduk, Agama dan Mata Pencaharian

Desa Hutadame dipimpin oleh seorang kepala desa dengan jumlah dengan jumlah penduduk lebih kurang 80 kepala keluarga, di mana penduduk adalah 100% terdiri dari suku Batak Toba yang didominasi oleh marga Simanjuntak.


(32)

Rumah tempat tinggal penduduk desa ini masih berbentuk rumah adat, namun arsitekturnya sudah tidak asli lagi dan beberapa rumah penduduk lainnya sudah tidak berbentuk rumah adat lagi. Dengan melihat keadaan desa ini, maka perkampungan ini masih dapat digolongkan sebagai perkampungan tradisional.

Sekitar 80 kepala keluarga yang berada di desa Hutadame kecamatan Balige sudah mengerti akan arti pendidikan bagi anak-anaknya. Walaupun di desa Hutadame ini hanya memiliki satu Sekolah Dasar (SD) dan tidak memiliki Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU) namu para orang tua menyekolahkan anaknya setelah tamat dari SD untuk melanjutkan sekolah di Balige maupun di daerah lainnya.

Hampir seluruh penduduk Hutadame menganut agama Kristen Protestan dan Gereja merupakan satu-satunya rumah ibadah yang terdapat di desa Hutadame. Penduduk desa Hutadame hidup rukun dan masih terikat dengan adat-istiadat serta memegang teguh kebudayaan Batak Tobanya.

Mata pencaharian di desa Hutadame 90 % adalah bertani dengan cara mengerjakan sawah dan ladangnya. Pada umumnya mereka menanam padi sekali setahun dan menanam kacang tanah dilahan yang kering. Walaupun sebagian penduduk desa Hutadame bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) namun mereka tetap bercocok tanam diladang atau disawah setelah pulang kerja. Hanya sebagian kecil penduduk desa yang menjadi pedagang dan karyawan swasta 3.3 Sarana dan Prasarana

Perkembangan dunia kepariwisataan di Indonesia khususnya di Sumatera Utara semakin berkembang walaupun pada saat ini sedang mengalami suatu kendala, hal ini tentu menggembirakan karena dapat memberikan sumber


(33)

pemasukan devisa bagi Negara. Dalam peningkatan mutu dan pelayanan perlu di ambil langkah-langkah kebijaksanaan dengan penyediaan sarana dan prsarana kepariwisataan yang memadai.

Apabila ada perencanaan yang matang baik dari segi sarana maupun prasarana kepariwisataan, desa Hutadame dengan panoramanya yang indah serta potensi lainnya yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan antara lain :

1. Jaringan Jalan Raya dan Transportasi

Desa Hutadame sudah dapat dilalui oleh kendaraan mini bus dan kondisi jalannya pun sudah memadai dengan lebar jalan sekitar 3 meter. Ada dua jalan masuk ke desa Hutadame yaitu melalui kecamatan Balige dan Kecamatan Laguboti tetapi jalan untuk menuju ke Objek dan Daya Tarik Wisata Air terjun Sampuran belum dapat dilalui oleh kendaraan karena kondisi jalan masih merupakan jalan setapak melalui areal persawahan dan bebatuan disepanjang aliran sungai dan juga harus melakukan pendakian untuk mencapai ke objek wisata tersebut. Maka, dalam hal ini perlu dilakukan pembenahan sarana dan prasarana guna memungkinkan kelancaran transportasi dari dan ke desa Hutadame.

2. Instalasi penerangan dan air bersih

Desa Hutadame sudah memiliki instalasi penerangan listrik dan air bersih yang disalurkan ke setiap rumah penduduk.

3. Pelayanan Kesehatan dan Keamanan

Desa Hutadame memiliki satu unit pelayanan kesehatan yakni Polindes (Pos Bersalin Desa). Mengenai keamanan di desa ini dapat di kategorikan


(34)

baik karena menurut keterangan dari penduduk setempat belum pernah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dan jika ada pengunjung dari luar daerah yang dating ke desa ini, penduduk desa Hutadame, selalu bersedia memberikan bantuan dan informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung Jika ditinjau dari sarana dan prasarana di desa Hutadame sangat diharapkan partisipasi pemerintah dan dunia usaha untuk membenahi dan membangun sarana dan prasarana yang belum memadai, seperti :

a. Accessibility (muda h di capai)

Maksudnya adalah bagaimana kemudahan untuk sampai ke tempat tujuan tersebut, seperti tersedianya transportasi ke objek secara teratur, dengan tariff murah, nyaman dan aman.

b. Amenities (fasilitas)

Maksudnya adalah tersedianya fasilitas-fasilitas seperti penginapan, restoran, rumah makan, dan tempat hiburan dan fasilitas lainnya yang dapat mendukung kegiatan kepariwisataan di objek dan daya tarik wisata seperti sarana telekomunikasi.

Namun, di desa Hutadame keterjangkauan dan fasilitas yang diuraikan di tas belum tersedia dan tercapai sepenuhnya. Dengan demikian hal-hal di atas perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memajukan kepariwisataan di sumatera Utara pada Khususnya dan di Indonesia pada umumnya.


(35)

3.4. Potensi Ekonomi dan Sosial Budaya

Jika kita berbicara mengenai potensi ekonomi, maka yang dimaksud dalam hal ini adalah apa yang menjadi sumber penghidupan masyarakat untuk memenuhi kelangsungan hidup mereka.

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa penduduk Hutadame lebih kurang 90 % dapat dikategorikan sebagai petani yang mengerjakan sawah dan lading. Mereka yang berstatus pegawai negeri juga masih menyempatkan dirinya untuk bercocok tanam diladang maupun disawah mereka. Hanya sebagian kecil yang menjadi pedagang seperti kelontong atau warung dan karyawan swasta.

Soekanto (1970:13), mengatakan bahwa Sosial Budaya ialah hubungan social atau hubungan antar masyarakat sejak ia lahir di dunia, ia sudah berhubungan dengan manusia lain di dalam masyarakat. Sepintas lalu ia pun mengetahui bahwa dalam berbagai hal ia mempunyai persamaan-persamaan dengan orang lain, sedangkan dalam hal lain ia mempunyai sifat-sifat yang khas berlaku bagi dirinya sendiri. Semuanya itu merupakan pengetahuan yang bersifat sosiologis.

Potensi sosial budaya atau hubungan antar manusia di desa Hutadame masih erat. Hal ini di dukung satu sama lain masih memiliki hubugan kekerabatan. Hubungan kekerabatan akan terlihat dalam acara adat sepert : pesta perkawinan dan pesta-pesta lain yang diselenggarakan di desa itu. Di dalam pelaksanaan pesta tersebut, penduduk setempat akan dating untuk membantu supaya pesta tersebut terlaksana dengan baik dan lancer. Jadi, rasa kebersamaan masih tinggi pada masyarakat di desa Hutadame tersebut.


(36)

BAB IV

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA AIR TERJUN SAMPURAN DI DESA HUTADAME KECAMATAN BALIGE

KABUPATEN TOBA SAMOSIR

4.1 Selintas Mengenai Objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Sampuran

Air terjun Sampuran merupakan objek dan daya tarik wisata yang berada di desa Hutadame kecamatan Balige. Air terjun Sampuran memiliki tiga bagian atau tingkat yakni :

1. Tingkat pertama, dengan ketinggian lebih kurang 60 meter dan merupakan dasar air terjun yang langsung menjadi air sungai.

2. Tingkat kedua, dengan ketinggian lebih kurang 200 meter yang merupakan tempat pengunjung untuk mamandang dan beristirahat setelah melakukan perjalanan dan pendakian tebing menuju lokasi air terjun yang berada di tingkat ke dua ini. Di tingkat kedua ini, pengunjung dapat melakukan pengambilan foto dengan latar belakang air terjun, menikmati makanan yang di bawa oleh pengunjung, menikmati hembusan udara yang sejuk serta semburan air terjun juga pemandangan yang ada di sekitar lokasi air terjun Sampuran.

3. Tingkat ketiga merupakan daerah yang sangat susah dicapai dan jarang sekali pengunjung yang mampu sampai ketingkat ini. Namun menurut keterangan informasi yang di dapat dari masyarakat setempat tingkat ketiga dari air terjun Sampuran sudah pernah didaki oleh seorang pengunjung dengan menggunkan tali. Karena bila melakukan pendakian tanpa memakai alat bantu seperti tali maka pengunjung akan mengalami


(37)

kesulitan menuju tingkat tersebut, karena jalannya licin dan ketinggiannya yang curam. Namun bagi wisatawan yang memiliki minat khusus seperti memanjat tebing/mendaki, hal ini merupakan suatu kegiatan yang sangat menantang dan membutuhkan keberanian dan keahlian.

Adapun jarak yang di tempuh dari desa Hutadame menuju lokasi air terjun Sampuran lebih kurang 3 Km dan memakan waktu lebih kurang dua jam. Berdasarkan informasi dari penduduk setempat, Air Terjun Sampuran sudah ada semenjak penduduk datang dan bermukim di desa Hutadame.

Air terjun Sampuran terjadi akibat pertemuan dari tiga aliran sungai yang berada di puncak bukit. Adapun aliran sungai tersebut antara lain :

1. Sebelah Barat adalah sungai Panganan yang merupakan sungai terbesar

2. Sebelah timur adalah sungai Nagundong

3. Sebelah utara adalah sungai Silahi.

Pertemuan ketiga aliran sungai yang terjadi di puncak (tingkat ketiga) ini maka air sungai yang jatuh ke bawah tersebut dinamai air terjun Sampuran. Menurut legenda dari masyarakat desa Hutadame, air terjun ini dinamai air terjun Sampuran karena air terjun tersebut terjadi akibat pertemuan/ campuran ketiga aliran sungai yang menyatu di atas puncak bukit yang airnya jatuh kebawah dan menjadi aliran sungai. Kata Sampuran adalah bahasa Batak Toba yang artingnya : campuran sehingga air terjun tersebut dikenal dengan nama air terjun Sampuran.

Air Sampuran ini mengalir melalui desa Sibange-bange, Pandumaan (sungai yang ada di desa Hutadame), Nasonak, Bonan Dolok, Lumban Gala-gala,


(38)

Hutagol, Paindoan, Markas 123 Onan Sampan, Jembatan Aek Alian, Lumban Bul-bul yang akhirnya bermuara ke Danau Toba.

Menurut legenda dari masyarakat desa Hutadame, air terjun Sampuran dapat dijadikan obat batuk bila diminum di pagi hari di saat burung-burung belum keluar/terbang dari sarangnya. Air terjun Sampuran juga dapat diminum langsung pada saat kita mengunjungi air terjun Sampuran tersebut karena airnya yang sangat jernih dan bersih.

4.2. Kegiatan Kepariwisataan di Objek dan Daya tarik Wisata Air Terjun Sampuran

Jika ditinjau dari segi pengunjung, berdasarkan dan pengamatan penulis serta informasi dari penduduk setempat, pengunjung yang paling ramai datang adalah pada saat hari-hari besar dan hari libur umum (minggu). Walaupun objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran belum dikelola sepenuhnya dalam arti masih bersifat alami namun pengunjung tetap ramai untukmenikmati pemandangan alamnya yang indah dan udaranya yang sejuk. Sampuran adalah tempat para muda-mudi yang ingin berekreasi baik secara perorangan maupun kelompok yang datang dari kecamatan Balige ataupun dari daerah-daerah yang lain. Dilihat dari segi situasi dan kondisi alamnya memang cocok bagi orang yang seusia itu dan memiliki jiwa petualang (adventure).

Tujuan dari kedatangan para pengunjung adalah kebanyakan untuk menikmati keindahan panorama alam yang berada di desa Hutadame dan ingin mandi-mandi serta berfoto di lokasi air terjun Sampuran. Ada juga yang sekaligus


(39)

mengadakan penelitian di air terjun Sampuran dengan maksud ingin mengembangkan dan melestarikannya pada wisatawan.

Menurut informasi yang didapat dari Kepala desa Hutadame, bahwa dari pihak Dinas Pariwisata Tingkat II Toba Samosir dan pihak Pemerintah Daerah Tingklat II Toba Samosir telah mengadakan penelitian ke daerah ini dengan tujuan akan mengangkatnya sebagai objek dan daya tarik wisata.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan kepariwisataan yang dapat dilakukan di objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran adalah hiking(mendaki), berjalan di bebatuan sambil melintasi sungai, hunting(berburu) dan kegiatan-kegiatan santai lainnya seperti : mandi, berfoto/video, berenang (hanya di lokasi tertentu saja).

4.3. Potensi dan Prospek Objek dan daya Tarik Wisata Air Terjun Sampuran

Potensi alam yang ada di desa Hutadame pada dasarnya mempunyai peluang untuk dikembangkan namun hanya saja lokasi ini belum dimanfaatkan. Menurut hasil pengamatan langsung, hal yang paling menonjol didesa ini adalah lahan pertanian yang dikelola tradisional yang dapat dijadikan agro wisata.

Tetapi karena sektor pertanian yang lebih diunggulkan dan diutamakan oleh masyarakat setempat, menyebabkan penghasilan mereka sangat tergantung pada hasil pertaniannya . Jadi, alangkah baiknya apabila objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran itu di kelola dengan baik dan mempublikasikannya ke luar agar pendapatan penduduk setempatpun bertambah dengan membuat peluang


(40)

usaha-usaha baru yang mendukung adanya objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran itu.

Secara umum objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran ini dikembangkan kaena itu akan membawa dampak positif bagi perekonomian setempat maupun daerah.

Pada dasarnya objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran ini memiliki potensi dan prospek yang cerah dimasa yang akan datang, yaitu :

1. Sebagai daerah objek dan daya tarik wisata.

2. Sebagai lokasi pembangkit tenaga listrik

3. Sebagai sumber air mineral (Aqua).

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa air terjun Sampuran ini memiliki tiga bagian (tingkat) jadi, pada tingkat kedua ini dilakukan penataan supaya para pengunjung yang datang dapat menikmati indahnya pemandangan alam disekitar objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran ini. Dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh para pecinta alam yang berjiwa petualang, maka, kemungkinan besar dapat dirintis jalan lain (tanpa memanjat dinding batu yang terjal) untuk menuju ke tingkat tiga sehingga para pengunjung lainnya dapat mencapai tingkat yang tertinggi Air Terjun Sampuran tersebut.

Potensi yang dimiliki oleh Air Terjun Sampuran bila tidak dikembangkan, maka jumlah pengunjung akan terbatas dalam hal ini khusus bagi muda-mudi saja sedangkan para lanjut usia tidak dapat menikmatinya.

D isamping objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran tersebut, masih terdapat potensi pariwisata yang tidak jauh letaknya dari desa Hutadame,


(41)

yaitu berlokasi di desa Bonan Dolok yang berjarak lebih kurang2,5 Km dari desa Hutadame. Desa Bonan Dolok terkenal dengan dangke Sirambe (ikan khas Batak), mual Sirambe dan liang (gua) Sipege.

4.4 Perlunya Peranan Pemerintah dan Masyarakat Dalam Pengembangan Objek dan Daya Tarik Wisata Air Terjun Sampuran

Melihat potensi wisata yang ada di desa Hutadame dan bila dikembangkan sangatlah menguntungkan bagi pemerintah dan masyarakat khususnya disekitar objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran. Dalam hal ini pemerintah harus ikut serta melaksanakan dan membantu menggalakkan arus kunjungan wisatawan ke Sumatera Utara umunya dan ke desa Hutadame khususnya. Untuk itu pemerintah diharapkan membuat perencanaan yang matang agar bermanfaat bagi wisatawan yang akan berkunjung ke objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran tersebut.

Dengan keikutsertaan pemerintah dalam pengembangan objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran serta memperkenalkannya kepada wisatawan yaitu dengan cara melakukan promosi mengenai objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran kepada dunia usaha pariwisata seperti Biro Perjalanan Wisata yang berada di dalam kota maupun di luar negeri sehingga mereka nantinya akan tertarik untuk berkunjung ke objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran yang ada di desa Hutadame Kecamatan Balige tersebut.

Faktor-faktor yang bisa dinilai dari sebuah daerah tujuan wisata dapat diambil dari data-data penilaian yang berasal dari para wisatawan. Faktor yang dapat dinilai tersebut meliputi:


(42)

a. Thing to do, b. Scenery,

c. Pleasentness of the weater, d. Case of travelling around,

e. Service on facilities and attractions,

f. Cost of things, activities and service (suwantoro,1997)

Adapun pengembangan fisik yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam upaya pengembangan objek dan daya tarik wisata air terjun sampuran ini adalah perencanaan pembangunan jalan raya dan transportasinya yang mencakup :

a. Jalan antara satu desa dengan desa lain

b. Jalan menuju objek dan daya tarik wista air terjun Sampuran tersebut.

Untuk melengkapi rencana pengembangan tersebut pemerintah dapat mengadakan penyuluhan sadar wisata serta kebersihan lingkungan dan kelestarian alam bagi masyarakat di desa Hutadame.

Di samping pemerintah, masyarakat juga memiliki peranan yang paling dominan di mana masyarakatlah nantinya langsung berhadapan dengan para wisatawan. Seperti : pemeliharaan kebersihan dan keindahan lingkungan, sikap ramah tamah yang juga merupakan satu sikap secara tidak langsung telah turut berpartisipasi dalam menunjang pengembangan atau pembangunan daerah tersebut.

Kesediaan masyarakat untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan serta menjaga keamanan dan ketertiban di daerah tersebut sangatlah berguna untuk kemajuan sektor pariwisata khususnya. Bila pemerintah dan masyarakat dapat


(43)

yang memuaskan atau dilakukan untuk kemajuan kepariwisataan di desa Hutadame khususnya dan Sumatera Utara Umumnya, antara lain :

1. Pihak pemerintah diharapkan mengadakan penyuluhan tentang pentingnya arti kepariwisataan di desa Hutadame kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir serta pentingnys penerapan butir-butir Sapta Pesona.

2. Dalam memperkenalkan Objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran perlu dilaksanakan promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata Tingkat II dan Dunia Usaha Pariwisata yang ada di Sumatera Utara.

3. Diharapkan perhatian pemerintah untuk membangun jalan ke daerah objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran beserta memperbanyak sarana transportasi ke daerah tersebut.


(44)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengelolaan merupakan hal yang paling penting dalam memperkenalkan suatu objek dan daya tarik wisata. Hal ini dikarenakan tanpa adanya suatu pengelolaan yang baik maka suatu objek dan daya tarik wisata akan kehilangan pesonanya dan mungkin saja dapat rusak atau punah. Pengelolaan yang baik harus melibatkan masyarakat sekitar objek wisata.Selain itu pengelolaan yang baik juga harus menjaga kestabilan ekosistem disekitar objek wisata, jangan sampai ekosistem tersebut rusak.

Demikian pula dalam pengelolaan Air Terjun sampuran perlu diperhatikan alam di sekitar air terjun tersebut.Selain alam juga perlu diperhatikan keadaan pemukiman penduduk. Jangan sampai pengelolaan mengganggu kediaman penduduk ataupun membawa bencana bagi penduduk Desa Hutadame. Pengelolaam yang baik tetap menjaga keaslian dari suatu objek dan daya tarik wisata.

Dalam pengelolaan objek dan daya tarik wisata diperlukan juga pembangunan sarana dan prasarana yang dapat mendukung perkembangan suatu objek wisata. Selain itu peran serta masyrakat sekitar sangat diperlukan, hal ini dikarenakan apabila sikap masyarakat sekitar tidak ramah dan cenderung menganggap wisatawan yang dating sebagai pengganggu maka tentu saja para


(45)

wisatawan akan malas ataupun tidak akan dating lagi ke objek wisata tersebut. Hal ini akan menimbulkan image yang buruk bagi objek wisata tersebut.

5.2 Saran

Apabila menginginkan objek wisata air terjun Sampuran pemerintah harus lebih sering mempromosikan objek wisata ini. Pemerintah dapat bekerja sama denganpihak swasta apabila pemerintah merasa kurang mampu menangani objek wisata tersebut.

Karena air terjun ini tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk maka peran penduduk juga harus diberikan peran yang sesuai. Hal ini dilakukan agar penduduk dapat merasa diperhtikan oleh pemerintah dan merasa memiliki objek wisata tersebut sehingga penduduk akan menjaga kenyamanan wisatawan dan menjaga air terjun tersebut.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pariwisata, 1984.Objek dan Daya Tarik Wisata. Jakarta. Direktorat Jenderal Pariwisata, 1986. Tourism Development Plan. Jakarta.

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Universitas Indonesia.

Karyono, A.Hari.1997.Kepariwisataan.Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sahat Sinaga, SE, Mei 1994. Tourism Development Planning. Medan. Sumatoro, Gamel. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata.Yogyakarta : ANDI.


(47)

DAFTAR RIWYAT HIDUP Nama : Hairil Syahput ra

Tempat/Tanggal lahir : Medan, 29 Maret 1989 Alamat : Jl. Mabar No.63 Medan Nama Orang Tua

- Ayah : Fadlil

- Ibu : Rosmaini Nasution Alamat Orang Tua : Jl. Mabar No.63 Medan Riwayat Pendidikan

- SD Negeri 0608052 Tahun 1995 s/d 2001 - SLTP Negeri 12 Medan Tahun 2001 s/d 2004 - SMA Swasta Husni Thamrin Medan Tahun 2004 s/d 2007 - Diploma III Pariwisata USU Tahun 2007 s/d 2010


(1)

a. Thing to do, b. Scenery,

c. Pleasentness of the weater, d. Case of travelling around,

e. Service on facilities and attractions,

f. Cost of things, activities and service (suwantoro,1997)

Adapun pengembangan fisik yang perlu dilakukan oleh pemerintah dalam upaya pengembangan objek dan daya tarik wisata air terjun sampuran ini adalah perencanaan pembangunan jalan raya dan transportasinya yang mencakup :

a. Jalan antara satu desa dengan desa lain

b. Jalan menuju objek dan daya tarik wista air terjun Sampuran tersebut.

Untuk melengkapi rencana pengembangan tersebut pemerintah dapat mengadakan penyuluhan sadar wisata serta kebersihan lingkungan dan kelestarian alam bagi masyarakat di desa Hutadame.

Di samping pemerintah, masyarakat juga memiliki peranan yang paling dominan di mana masyarakatlah nantinya langsung berhadapan dengan para wisatawan. Seperti : pemeliharaan kebersihan dan keindahan lingkungan, sikap ramah tamah yang juga merupakan satu sikap secara tidak langsung telah turut berpartisipasi dalam menunjang pengembangan atau pembangunan daerah tersebut.

Kesediaan masyarakat untuk mematuhi peraturan yang ditetapkan serta menjaga keamanan dan ketertiban di daerah tersebut sangatlah berguna untuk kemajuan sektor pariwisata khususnya. Bila pemerintah dan masyarakat dapat bekerjasama maka, segala hal yang telah di rencanakan akan tercapai dengan hasil


(2)

yang memuaskan atau dilakukan untuk kemajuan kepariwisataan di desa Hutadame khususnya dan Sumatera Utara Umumnya, antara lain :

1. Pihak pemerintah diharapkan mengadakan penyuluhan tentang pentingnya arti kepariwisataan di desa Hutadame kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir serta pentingnys penerapan butir-butir Sapta Pesona.

2. Dalam memperkenalkan Objek dan daya tarik wisata Air Terjun Sampuran perlu dilaksanakan promosi yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata Tingkat II dan Dunia Usaha Pariwisata yang ada di Sumatera Utara.

3. Diharapkan perhatian pemerintah untuk membangun jalan ke daerah objek dan daya tarik wisata air terjun Sampuran beserta memperbanyak sarana transportasi ke daerah tersebut.


(3)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengelolaan merupakan hal yang paling penting dalam memperkenalkan suatu objek dan daya tarik wisata. Hal ini dikarenakan tanpa adanya suatu pengelolaan yang baik maka suatu objek dan daya tarik wisata akan kehilangan pesonanya dan mungkin saja dapat rusak atau punah. Pengelolaan yang baik harus melibatkan masyarakat sekitar objek wisata.Selain itu pengelolaan yang baik juga harus menjaga kestabilan ekosistem disekitar objek wisata, jangan sampai ekosistem tersebut rusak.

Demikian pula dalam pengelolaan Air Terjun sampuran perlu diperhatikan alam di sekitar air terjun tersebut.Selain alam juga perlu diperhatikan keadaan pemukiman penduduk. Jangan sampai pengelolaan mengganggu kediaman penduduk ataupun membawa bencana bagi penduduk Desa Hutadame. Pengelolaam yang baik tetap menjaga keaslian dari suatu objek dan daya tarik wisata.

Dalam pengelolaan objek dan daya tarik wisata diperlukan juga pembangunan sarana dan prasarana yang dapat mendukung perkembangan suatu objek wisata. Selain itu peran serta masyrakat sekitar sangat diperlukan, hal ini dikarenakan apabila sikap masyarakat sekitar tidak ramah dan cenderung menganggap wisatawan yang dating sebagai pengganggu maka tentu saja para


(4)

wisatawan akan malas ataupun tidak akan dating lagi ke objek wisata tersebut. Hal ini akan menimbulkan image yang buruk bagi objek wisata tersebut.

5.2 Saran

Apabila menginginkan objek wisata air terjun Sampuran pemerintah harus lebih sering mempromosikan objek wisata ini. Pemerintah dapat bekerja sama denganpihak swasta apabila pemerintah merasa kurang mampu menangani objek wisata tersebut.

Karena air terjun ini tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk maka peran penduduk juga harus diberikan peran yang sesuai. Hal ini dilakukan agar penduduk dapat merasa diperhtikan oleh pemerintah dan merasa memiliki objek wisata tersebut sehingga penduduk akan menjaga kenyamanan wisatawan dan menjaga air terjun tersebut.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pariwisata, 1984.Objek dan Daya Tarik Wisata. Jakarta. Direktorat Jenderal Pariwisata, 1986. Tourism Development Plan. Jakarta.

Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Universitas Indonesia.

Karyono, A.Hari.1997.Kepariwisataan.Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sahat Sinaga, SE, Mei 1994. Tourism Development Planning. Medan. Sumatoro, Gamel. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata.Yogyakarta : ANDI.


(6)

DAFTAR RIWYAT HIDUP Nama : Hairil Syahput ra

Tempat/Tanggal lahir : Medan, 29 Maret 1989 Alamat : Jl. Mabar No.63 Medan Nama Orang Tua

- Ayah : Fadlil

- Ibu : Rosmaini Nasution Alamat Orang Tua : Jl. Mabar No.63 Medan Riwayat Pendidikan

- SD Negeri 0608052 Tahun 1995 s/d 2001

- SLTP Negeri 12 Medan Tahun 2001 s/d 2004 - SMA Swasta Husni Thamrin Medan Tahun 2004 s/d 2007 - Diploma III Pariwisata USU Tahun 2007 s/d 2010