Efek Kuratif Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus Lam.) Terhadap Gambaran Histopatologis Kolon Pada Mencit Model Kolitis Ulserativa.

(1)

iv   

ABSTRAK

EFEK KURATIF MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS KOLON PADA MENCIT

MODEL KOLITIS ULSERATIVA

Eunice Gunawan, 2011. Pembimbing I : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

Kolitis Ulserativa (KU) merupakan suatu kelainan yang termasuk dalam Inflammatory Bowel Disease (IBD) yang berupa penyakit inflamasi kronik pada kolon akibat reaksi oksidatif ditandai dengan kerusakan mukosa dan ulserasi rektum yang menyebar ke arah proksimal. Pemberian Dextran Sulfate Sodium (DSS) secara oral dapat menginduksi terjadinya KU pada mencit dengan gambaran klinik dan histopatologis seperti yang terjadi pada manusia. Buah merah mengandung berbagai macam senyawa aktif fungsional antara lain β-karoten, α-tokoferol, β-cryptoxanthin yang berfungsi sebagai antioksidan.

Tujuan penelitian untuk mengetahui efek kuratif minyak buah merah terhadap gambaran histopatologis kolon mencit model Kolitis Ulserativa.

Penelitian menggunakan mencit galur Balb/C jantan berumur 8 minggu, dibagi 5 kelompok perlakuan (n=5). Kelompok negatif hanya diberi aquabidest, kelompok kontrol DSS diberi DSS 2,5% dari hari 1 sampai dengan hari 7 kemudian diikuti pemberian aquabidest selama 10 hari, kelompok perlakuan I, II dan III diinduksi kolitis (DSS 2,5%) dari hari 1 sampai dengan hari 7 dan diikuti pemberian minyak buah merah dengan dosis berturut-turut 0,05 mL; 0,1 mL; 0,2 mL selama 10 hari. Hari ke 18 mencit dikorbankan dan diambil jaringan kolonnya. Kemudian dibuat preparat histopatologis dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin, diamati dan data dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal-Wallis dan Mann Whitney U (α= 0,05). Hasil penelitian pada kolon proksimal perlakuan I, II, dan III tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan kontrol DSS baik pada pembesaran 10x10 dan 10x40. Pada kolon medial dan kolon distal perlakuan I, II, dan II menunjukkan perbedaan yang sangat bermakna dengan kontrol DSS baik pembesaran 10x10 dan 10x40. Simpulan dari penelitian ini pemberian minyak buah merah tidak mengurangi kerusakan histopatologis kolon proksimal, namun mengurangi kerusakan histopatologis kolon medial dan distal.

Kata Kunci: Kolitis Ulserativa (KU), Minyak Buah Merah, Dextran Sulfate Sodium (DSS).


(2)

v   

ABSTRACT

THE CURATIVE EFFECT OF RED FRUIT OIL

(Pandanus conoideus Lam.) TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL FEATURES OF COLON IN DSS-INDUCED COLITIS MODEL MICE

Eunice Gunawan, 2011. 1st Supervisor : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes. 2nd Supervisor : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

Ulcerative Colitis (UC) is an inflammatory bowel disease characterized by mucosal damage and ulceration, which can involve rectum and extend proximally. Oral administration of Dextran Sulfate Sodium (DSS) solution can induce the UC in mice which has the same clinical and histological manifestation as UC in humans. Red fruit is a plant from Papua which contains large amount of antioxidant such as

β-carotene, α-tocopherol, β-cryptoxanthin.

The aim of this study was to examine the curative effect of red fruit oil towards the colon tissue in colitis mice model. In this study 25 Balb/C male mice, were divided into five groups (n=5). Negative control group was only given aquabidest, DSS control group was induced colitis by given DSS orally for 7 days and then aquabidest for 10 days. 1st, 2nd, and 3rd treatment groups were induced colitis by given DSS orally for 7 day, and then were given red fruit oil with various doses of 0,05 mL, 0,1 mL and 0,2 mL for 10 days. After 17 days, mice were sacrified and colons were removed. Histopathological analysis of colon after staining with Hematoxylin-Eosin were done and all data were analyzed by Kruskal-Wallis and Mann Whitney U (α= 0,05).

The result showed that proximal colon in 1st, 2nd, and 3rd groups did not show significant differences with DSS control group both for 10x10 and 10x40. In the medial and distal colon, 1st, 2nd, and 3rd groups were significantly different compare to DSS control group both for 10x10 and 10x40. It can be concluded that red fruit oil did not reduce destruction in proximal colon but in the medial and distal colon in colitis model mice.


(3)

vi   

DAFTAR ISI

JUDUL DALAM... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian... 4

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis... 6

1.6Metodologi Penelitian ... 6

1.7Tempat dan Waktu Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pencernaan... 8

2.1.1 Anatomi Sistem Pencernaan ... 8

2.1.2 Fisiologi Kolon... 12

2.1.3 Histologi Kolon...12

2.2Inflamasi dan Inflammatory Bowel Disease... 15


(4)

vii   

2.2.2 Inflammatory Bowel Disease...18

2.2.2.1 Definisi dan Etiologi ... 18

2.2.2.2 Insidensi dan Epidemiologi ... 18

2.2.2.3 Gambaran Klinik dan Gambaran Histopatologis... ... 19

2.2.2.4 Patogenesis ... 21

2.2.2.5 Komplikasi ... 22

2.3Dextran Sulfate Sodium... 24

2.4Radikal bebas dan Antioksidan ... 25

2.4.1 Radikal Bebas... 25

2.4.2 Antioksidan ... 27

2.5Buah Merah ... 28

2.5.1 Taksonomi dan Gambaran Botanikal ... 29

2.5.2 Morfologi Buah Merah... 30

2.5.3 Kandungan Kimia Buah Merah... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek, Alat dan Bahan Penelitian ... 33

3.1.1 Subjek Penelitian... 33

3.1.2 Alat Penelitian ... 33

3.1.3 Bahan Penelitian... 34

3.2 Metode Penelitian ... 34

3.2.1 Desain Penelitian ... 34

3.2.2 Variabel Penelitian ... 35

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 35

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.2.3 Perhitungan Besar Sampel ... 36

3.2.4 Prosedur Penelitian ... 37

3.2.4.1 Pengumpulan Bahan, Persiapan Bahan, Persiapan Hewan Uji ... 37

3.2.4.2 Pelaksanaan Penelitian ... 38

3.2.4.3 Pembuatan Preparat Histopatologis... 39


(5)

viii   

3.2.6 Metode Analisa Data ... 42

3.2.6.1 Hipotesis Statistik... 43

3.2.6.2 Kriteria Uji ... 43

3.2.7 Aspek Etik ... 43

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS 4.1 Hasil penelitian dan Pembahasan ... 44

4.1.1 Median Skoring Histopatologis Kolon Proksimal ... 44

4.1.2 Median Skoring Histopatologis Kolon Medial ... 48

4.1.3 Median Skoring Histopatologis Kolon Distal ... 52

4.2 Pembahasan ... 56

4.3 Uji Hipotesis... 58

4.3.1 Hipotesis I ... 58

4.3.2 Hipotesis II ... 59

4.3.3 Hipotesis III... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 62

5.2 Saran... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN... 69

RIWAYAT HIDUP ... 85


(6)

ix   

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Antara Kolitis Ulserativa dan Crohn’s Disease... 21 Tabel 2.2 Kandungan Buah Merah... 31 Tabel 4.1 Median Skoring Histopatologis Kolon Bagian Proksimal ... 44 Tabel 4.2 Median Histopatologis Kolon Proksimal Berdasarkan Uji Statistik

Kruskal -Wallis... 46 Tabel 4.3 Hasil Uji Histopatologis Kolon Bagian Proksimal dengan metode

Statistik Mann Whitney U... 47 Tabel 4.4 Median Skoring Histopatologis Kolon Bagian Medial ... 48 Tabel 4.5 Median Histopatologis Kolon Medial Berdasarkan Uji Statistik

Kruskal –Wallis ...50 Tabel 4.6 Hasil Uji Histopatologis Kolon Bagian Medial dengan metode

Statistik Mann Whitney U...51 Tabel 4.7 Median Skoring Histopatologis Kolon Bagian Distal... 52 Tabel 4.8 Median Histopatologis Kolon Distal Berdasarkan Uji Statistik

Kruskal –Wallis ...54 Tabel 4.9 Hasil Uji Histopatologis Kolon Bagian Distal dengan metode

Statistik Mann Whitney U... 55

  

       

 

 

 

 

 


(7)

x   

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Saluran Pencernaan ... 8

Gambar 2.2 Struktur Kolon ... 11

Gambar 2.3 Penampang Jaringan Kolon Normal... 13

Gambar 2.4 Histologi Kolon ... 14

Gambar 2.5 Perubahan Diameter dan Arus Vaskular ...16

Gambar 2.6 Perbandingan Pola Penyebaran Kolitis Ulserativa dan Crohn’s Disease...20

Gambar 2.7 Gambaran Histopatologis Mukosa Kolon Kolitis Ulserativa...20

Gambar 2.8 Patogenesis Kolitis Ulserativa dan Crohn’s Disease...23

Gambar 2.9 Senyawa Dextran Sulfate Sodium... 24

Gambar 2.10 Peranan Stres Oksidatif dan Inflamasi ... 26

Gambar 2.11 Cara Kerja Antioksidan dalam Menghambat Kerusakan Sel .... 28

Gambar 2.12 Lokasi Tanaman Buah Merah ... 29

Gambar 2.13 Buah Merah ... 30

Gambar 4.1 Median Skoring Histopatologis Kolon Bagian Proksimal ... 45

Gambar 4.2 Median Skoring Histopatologis Kolon Bagian Medial ... 49

Gambar 4.3 Median Skoring Histopatologis Kolon Bagian Distal ... 53  

 

 

 

 


(8)

xi   

 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Histopatologis Kolon Mencit Kelompok Kontrol Negatif ... 69

Lampiran 2. Histopatologis Kolon Mencit Kelompok Perlakuan DSS... 70

Lampiran 3. Histopatologis Kolon Mencit Kelompok Minyak Buah Merah... 71

Lampiran 4. Uji Statistik Kruskal-Wallis ...72

Lampiran 5. Uji Statistik Mann Whitney-U...75

Lampiran 6. Skoring Histopatologis Kolon ... 76

Lampiran 7. Perhitungan Dosis ... 81

Lampiran 8. Alat dan Bahan yang Digunakan ... 82

Lampiran 9. Prosedur Penelitian dan Pewarnaan Preparat... 83

Lampiran 10. Komisi Etik Penelitian ... 84

 

 


(9)

10 x 10

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0

2 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1

3 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1

4 1 2 0 0 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1

6 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1

7 1 2 1 1 1 3 1 1 2 2 1 1 1 1 2

8 1 2 2 1 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2

9 2 2 2 2 2 4 1 1 2 2 2 2 2 1 2

10 2 3 2 2 2 4 2 2 3 3 2 3 2 2 3

median 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1.5 1 1 1 1 1

10x40

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1

2 1 1 0 0 1 2 0 0 1 1 1 1 0 1 1

3 1 2 0 0 1 2 0 0 1 1 1 1 1 1 1

4 1 2 1 0 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1

6 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2

7 1 2 2 2 1 3 1 1 2 2 1 2 1 1 2

8 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2

9 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2

10 2 3 2 2 2 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3

median 1 2 1 1 1 2 1 1 1.5 2 1 1 1 1 1.5

Perlakuan 1 lapang pandang

mencit

1 2 3 4 5

Perlakuan 1 lapang pandang

mencit


(10)

10x10

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0

3 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0

4 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0

5 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

6 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

7 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

8 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 2 0 1 1 0

9 1 2 2 1 2 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1

10 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1

median 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

10x 40

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0

2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0

3 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

4 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

5 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

6 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

7 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 2 0

8 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 2 1

9 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 0 1 2 1

10 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1

median 1 2 0.5 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

Perlakuan 2 lapang pandang

mencit

1 2 3 4 5

Perlakuan 2 lapang pandang

mencit


(11)

10x10

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0

3 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0

4 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0

5 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

6 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

7 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

8 1 2 1 1 1 1 1 1 0 1 2 0 1 1 0

9 1 2 2 1 2 1 1 1 0 2 2 1 1 2 1

10 2 3 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1

median 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

10x 40

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0

2 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0

3 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

4 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

5 1 2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

6 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

7 1 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 2 0

8 1 2 1 1 1 0 1 1 1 1 2 0 1 2 1

9 2 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 0 1 2 1

10 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1

median 1 2 0.5 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0

Perlakuan 2 lapang pandang

mencit

1 2 3 4 5

Perlakuan 2 lapang pandang

mencit


(12)

10x10

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0

3 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0

4 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1

5 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

6 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

7 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

8 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

9 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1

10 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 2 2

median 1 0 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

10x40

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0

2 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1

3 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1

4 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1

5 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

7 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 1

8 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2

9 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2

10 2 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 3 3 3

median 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1

Perlakuan 3 lapang pandang

mencit

1 2 3 4 5

Perlakuan 3 lapang pandang

mencit


(13)

10x10

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 0 4 1 2 3 0 1 4 0 2 4 0 2 4

2 0 1 4 2 2 4 0 1 4 1 2 4 0 2 4

3 0 1 4 2 3 4 0 2 5 1 2 5 1 2 5

4 0 1 5 2 3 4 0 2 5 1 2 5 1 2 5

5 0 2 5 2 3 5 0 2 5 1 2 5 1 3 5

6 0 2 5 2 3 5 0 2 6 2 3 5 1 3 5

7 1 2 5 2 3 5 0 2 6 2 3 5 1 3 6

8 1 2 6 2 3 6 1 2 6 2 3 6 2 3 6

9 1 3 6 2 3 6 1 3 6 2 3 6 2 3 6

10 1 3 6 3 4 6 1 3 6 3 4 6 2 4 6

median 0 2 5 2 3 5 0 2 5.5 1.5 2.5 5 1 3 5

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 1 4 2 2 3 0 1 4 1 1 3 0 1 4

2 0 1 4 2 3 4 0 2 4 1 2 4 1 2 4

3 0 1 4 2 3 4 0 2 5 1 2 5 1 2 5

4 0 2 4 2 3 4 0 2 5 1 2 5 1 2 5

5 0 2 5 2 3 5 0 2 5 2 2 5 1 2 5

6 1 2 5 2 3 5 0 2 5 2 3 5 1 3 5

7 1 2 5 2 3 5 1 2 5 2 3 5 2 3 5

8 1 2 5 3 3 5 1 2 6 2 3 5 2 3 5

9 1 3 6 3 4 6 1 3 6 2 3 6 2 3 6

10 2 3 6 3 4 6 1 3 6 3 4 6 2 4 6

median 0.5 2 5 2 3 5 0 2 5 2 2.5 5 1 2.5 5

mencit

1 2 3 4 5

lapang pandang

Kontrol DSS 10x40 Kontrol DSS

lapang pandang

mencit


(14)

(15)

Lampiran 6

Skoring Histopatologis Kolon 10x10

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

10 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0

median 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KONTROL NEGATIF 10x40

prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist prox med dist

1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0

9 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0

10 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0

median 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

KONTROL NEGATIF lapang

pandang 1 2 3

MENCIT

MENCIT

4 5

lapang


(16)

(17)

   

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan suatu kondisi inflamasi kronik yang disebabkan oleh kegagalan regulasi sistem imun, kerentanan genetik, dan rangsangan flora normal di saluran cerna (Kumar et al., 2005).

IBD itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu Kolitis Ulserativa (KU) dan Crohn’s Disease (CD). Secara makroskopik dan mikroskopik, keduanya memang berbeda. Pada KU, lesi biasanya terdapat pada kolon distal dan rektum dan menyebar secara kontinu ke arah proksimal, serta menunjukkan gambaran diffuse

lesions. Pada KU Inflamasi berat terjadi pada kolon medial dan distal

(Cooper et al., 2000). Sedangkan pada CD lesi biasanya terdapat pada ileum terminalis dan caecum dan menunjukkan gambaran skip lesions (Bouma dan Strober, 2003; Cho, 2008; Kumar et al., 2005). Etiologi IBD, sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi diduga berhubungan dengan beberapa faktor yaitu sistem imun, bakteria, dan faktor lain (Stober et al., 2007). Suatu inflamasi kronik yang berlangsung terus menerus, akan menyebabkan terjadinya displasia sel, produksi berbagai sitokin proinflamasi dan kerusakan DNA pada sel mukosa. Faktor-faktor inilah yang mencentuskan terjadinya suatu keganasan yaitu kanker kolorektal (Meira et al., 2008; Tanaka, 2009).

Gejala klinik IBD secara umum meliputi nyeri abdominal, diare kronik yang disertai darah dan lendir, penurunan berat badan, demam dan adanya massa abdominal (Martins dan Peppercorn, 2004). Penderita IBD biasanya berusia antara 20-40 tahun, namun tidak tertutup kemungkinan menyerang usia yang lebih muda ataupun lebih tua. Insidensi antara pria dan wanita tidak terdapat perbedaan (Mc Cance dan Huether, 2006).

Epidemiologi IBD dengan prevalensi tertinggi adalah Amerika Utara dan Eropa Utara yaitu 100-200 kasus per 100.000 penduduk. Sedangkan Asia dan Afrika memiliki prevalensi KU terendah (Cho, 2008). Insidensi IBD di Indonesia dari data


(18)

2  

   

di unit endoskopi pada beberapa Rumah Sakit di Jakarta (RS Cipto Mangunkusumo, RS Tebet, RS Siloam Gleaneagles, RS Jakarta) didapatkan data bahwa kasus IBD terdapat pada 12,2% dari kasus yang dikirim dengan diare kronik, 3,9% dari kasus dengan hematochezia, 25,9% dari kasus dengan diare kronik, berdarah, dan nyeri abdominal (Dharmika Djojoningrat, 2006).

Menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan bahwa Dextran Sulfate Sodium

(DSS) yang diberikan secara oral melalui air minum dapat menginduksi terjadinya KU pada mencit dengan gambaran klinik dan histopatologis sama seperti KU pada manusia (Kim et al., 2006). Pemberian DSS jangka panjang, akan mengakibatkan terjadinya kanker kolorektal karena adanya proses inflamasi yang terjadi secara terus menerus (Popivanova et al., 2008).

Proses inflamasi yang terjadi memicu produksi radikal bebas. Radikal bebas merupakan sekelompok bahan kimia baik atom maupun molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya dan dapat menimbulkan terjadinya stres oksidatif. Radikal bebas ini juga merupakan suatu kelompok bahan kimia dengan reaksi jangka pendek yang memiliki satu atau lebih elektron bebas (Sjamsul Arief, 2007).

Stres oksidatif yang terjadi dapat dinetralisir oleh senyawa antioksidan. Secara fisiologis tubuh akan memproduksi antioksidan endogen untuk mengatasinya, namun seringkali jumlahnya tidak mencukupi untuk menetralkan radikal bebas tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu senyawa antioksidan eksogen (Rani Sauriasari, 2006). Salah satu sumber senyawa antioksidan eksogen adalah buah merah

(Pandanus conoideus Lam.).

Buah merah yang banyak digunakan oleh masyarakat Papua sebagai sumber pangan sehari-hari, beberapa tahun terakhir ini banyak digunakan sebagai obat alternatif dan telah dipercaya oleh masyarakat luas sebagai obat yang dapat meningkatkan kondisi kesehatan dan sistem pertahanan tubuh (I Made Budi, 2005). Berbagai penelitian dilakukan untuk mencari kegunaan buah merah, antara lain sebagai antiinflamasi dan antiiritasi, antibakteri, antidiabetes, immunomodulator, dan yang terpenting sebagai antistres oksidatif (Onny Untung, 2009). Buah merah diketahui memiliki kandungan antioksidan yang tinggi, antara lain β-karoten,


(19)

3  

   

α-tokoferol, β-cryptoxanthin dan asam lemak esensial. Masing-masing senyawa tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda antara lain mengurangi reaksi inflamasi dengan menekan produksi berbagai mediator inflamasi, membantu proses regenerasi sel-sel tubuh, dan melindungi membran sel dari berbagai kerusakan jaringan (I Made Budi, 2005). Berbagai penelitian dan penggunaan buah merah sudah banyak dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Mun’im et al

pada tahun 2006, yaitu bahwa ekstrak buah merah memiliki efek antikanker. Pemberian ekstrak buah merah mampu menghambat pertumbuhan kanker pada paru-paru tikus putih betina galur Sprague-Dawley yang diinduksi dengan 7,12-dimetilbenz(a)antrasen (DMBA). Kemudian penelitian Khiong et al pada tahun

2009 yaitu buah merah memiliki potensi menekan jalur NF-κB sehingga mengurangi

produksi mediator inflamasi yang berperan dalam IBD.

Berdasarkan hal-hal diatas, maka dilakukan penelitian mengenai efek minyak buah merah terhadap gambaran histopatologis kolon mencit yang diinduksi kolitis dengan DSS.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah yang disusun adalah sebagai berikut:

- Apakah minyak buah merah dapat mengurangi kerusakan histopatologis

kolon proksimal mencit model Kolitis Ulserativa.

- Apakah minyak buah merah dapat mengurangi kerusakan histopatologis

kolon medial mencit model Kolitis Ulserativa.

- Apakah minyak buah merah dapat mengurangi kerusakan histopatologis

kolon distal mencit model Kolitis Ulserativa.

1.3Maksud dan Tujuan

Maksud : mengetahui efek minyak buah merah dalam mengurangi reaksi inflamasi pada penderita Kolitis Ulserativa.


(20)

4  

   

Tujuan : mengetahui pengaruh pemberian minyak buah merah terhadap gambaran jaringan kolon mencit yang diinduksi kolitis dengan

Dextran Sulfate Sodium (DSS).

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis : memperluas pengetahuan terutama dalam bidang farmakologi mengenai pengaruh minyak buah merah terhadap perubahan histopatologis jaringan kolon mencit model Kolitis Ulserativa.

Manfaat Praktis : memberikan informasi mengenai manfaat buah merah terhadap penyakit kolitis sebagai upaya kuratifnya.

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

KU yang merupakan salah satu jenis Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan penyakit inflamasi kronik yang ditandai dengan kerusakan mukosa kolon dan ulserasi rektum dan menyebar ke arah proksimal dan dapat menyebabkan kerusakan seluruh kolon (Kumar et al., 2005). Secara klinis KU ditandai dengan gejala diare yang disertai lendir bercampur darah yang berlangsung selama beberapa bulan bahkan sampai beberapa tahun.

Berdasarkan penelitian sebelumnya pemberian Dextran Sulfate Sodium (DSS) 2,5% secara ad libitum dapat menginduksi terjadinya kolitis pada hewan coba mencit kurang lebih setelah 7 hari pemberiannya (Kim et al., 2006). Kolitis yang terjadi pada hewan coba mencit memberikan gambaran klinik dan histopatologis yang menyerupai KU pada manusia yaitu terjadinya kerusakan dari mukosa kolon dan infiltrasi sel-sel radang, yang jika terjadi secara terus menerus akan menyebabkan hiperplasia dan displasia dari epitel dan mengarah kepada keganasan (Stevceva et al., 2001). DSS diketahui merupakan zat berefek toksis secara langsung terhadap epitel


(21)

5  

   

kolon dan gangguan pada barier epitel kolon, sehingga monosit dan makrofag dapat masuk ke lamina propria dan teraktivasi, yang kemudian akan mengakibatkan dikeluarkannya berbagai sitokin proinflamasi antara lain Tumor Necrosis Factor-α

(TNF-α), Tumor Growth Factor-β (TGF-β), Interleukin-1 (IL-1), Interleukin-3

(IL-3), Interleukin-5 (IL-5) dan Interleukin-6 (IL-6) (Podolsky, 2002). Serangkaian respon tersebut terjadi melalui aktivasi sistem imun mukosal melalui Th1 dan Th2 (Kim et al., 2006).

Proses Inflamasi yang terjadi menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas merupakan senyawa kimia yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya dan dapat menimbulkan terjadinya stres oksidatif (Seril et al., 2003).

Antioksidan merupakan suatu substansi yang berfungsi menetralisir stres oksidatif yang diakibatkan oleh radikal bebas. Selain itu juga berfungsi mencegah kerusakan sel normal, protein, dan lemak. Antioksidan bekerja dengan cara melengkapi kekurangan elektron pada radikal bebas serta menghambat reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif (Mc Cance dan Huether, 2006). Antioksidan yang dihasilkan di dalam tubuh disebut antioksidan endogen, yang seringkali jumlahnya tidak cukup untuk mengatasi radikal bebas yang terjadi sehingga dibutuhkan antioksidan eksogen (Rani Sauriasari, 2006).

Buah merah merupakan salah satu contoh antioksidan eksogen. Menurut berbagai penelitian, buah merah memiliki kandungan antioksidan dan gizi yang sangat tinggi dan lengkap, antara lain β-karoten, α-tokoferol, β-cryptoxhantin dan beberapa asam lemak esensial seperti asam oleat (omega-9), asam linoleat (omega-6), asam linolenat (omega-3), dan dekanoat. Antioksidan sangat diperlukan dalam menangkal radikal bebas yang terbentuk akibat suatu proses inflamasi (I Made Budi, 2005). Secara khusus, β-karoten sebagai antioksidan telah diteliti mempunyai kemampuan menangkap oksigen reaktif dan radikal peroksil lalu menetralkannya, menghambat asam arakhidonat menjadi endoperoksida dan menurunkan aktivitas enzim lipooksigenase, sehingga dapat menurunkan dan meminimalkan proses inflamasi. Selain itu β-karoten juga terbukti menekan aktivasi NF-κB sehingga menghambat produksi sitokin-sitokin proinflamasi seperti IL-1, IL-3, IL-5, IL-6 dan TNF-α sehingga proses inflamasi dapat ditekan dan mencegah perkembangan ke arah


(22)

6  

   

karsinogenesis (Bai et al., 2005). Kandungan α-tokoferol berfungsi melindungi membran sel dari berbagai kerusakan jaringan yang ditimbulkan dalam reaksi inflamasi serta mengatur regulasi sel darah merah, pertumbuhan jaringan ikat, dan kontrol genetik pembelahan sel di dalam tubuh (Papas dan Stones, 1997). Kemudian kandungan β-cryptoxanthin yang cukup tinggi juga berfungsi untuk antioksidan biologis yang kuat dengan mekanisme kerjanya menangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan DNA. Berbagai asam lemak esensial yang juga terdapat di dalam buah merah berfungsi memperlancar metabolisme tubuh dan membantu regenerasi sel-sel yang rusak (I Made Budi, 2005).

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mengetahui apakah minyak buah merah dapat menekan atau mengurangi proses inflamasi dan kerusakan yang terjadi pada kolon mencit model Kolitis Ulserativa.

1.5.2 Hipotesis

- Minyak buah merah mengurangi kerusakan histopatologis kolon proksimal mencit model Kolitis Ulserativa.

- Minyak buah merah mengurangi kerusakan histopatologis kolon medial

mencit model Kolitis Ulserativa.

- Minyak buah merah mengurangi kerusakan histopatologis kolon distal mencit

model Kolitis Ulserativa.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorium sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif. Hewan uji yang digunakan adalah mencit galur Balb/C jantan berumur 8 minggu dengan berat badan rata-rata 25 gram. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok secara acak lalu masing-masing kelompok diberi perlakuan berbeda-beda sesuai dengan yang ditentukan.


(23)

7  

   

Parameter yang diamati dari penelitian adalah gambaran histopatologis kolon bagian proksimal, medial, dan distal mencit model Kolitis Ulserativa. Kemudian dilakukan analisis secara statistik dengan Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan

Mann Whitney U.

1.7Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian : Pusat Penelitian Ilmu kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.


(24)

62  

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

- Minyak buah merah tidak mengurangi kerusakan histopatologis kolon

proksimal.

- Minyak buah merah mengurangi kerusakan histopatologis kolon medial.

- Minyak buah merah mengurangi kerusakan histopatologis kolon distal.

5.2Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui zat aktif fungsional yang lain yang terkandung dalam buah merah.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek toksik yang terkandung dalam buah merah.


(25)

55 

DAFTAR PUSTAKA

Bai S.K, Lee S.J, Na H.J, Ha K.S, Han J.A, Lee H, et al. 2005. β-carotene inhibits inflammatory gene expression in lipopolysaccharide-stimulated macrophages by suppressing redox-based NF-κB activation. Experiment Mol Med. 37(4):322-34.

Berndt B.E, Zhang M, Chen G.H, Huffnagle G.B, Kao J.Y. 2007. The role of dendritic cells in the development of acute dextran sulfate sodium colitis. The Journal of Immunology. 179:6255-62.

Burstein E and Fearon E.R. 2008. Colitis and Cancer: A Tale of Inflammatory Cells and Their Cytokines. The Journal of Clinical Investigation. 118(2):464-67.

Bouma G and Strober W. 2005. The immunological and genetic basis of inflammatory bowel disease. Nat Rev Immunol. 3(7):521-33.

Cho J.H. 2008. The genetic and immunopathogenesis of inflammatory bowel disease. Nature Reviews Immunology. 460.

Clevers H. 2006. Colon cancer-understanding how NSAIDs work. N Eng J Med. 345:7.

Dharmika Djojoniningrat. 2006. Inflammatory Bowel Disease: Alur diagnosis dan pengobatannya di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: EGC. p. 384-388.

Drake R.L, Vogl W, Mitchell A.W.M. 2005. Gray’s Anatomy For Student. Philadelphia: Elsevier. p. 272.

Fendy R. Paimin. 2005. Buah Merah. http://www.buah-merah.info/bm-news.php. Diunduh 25 Oktober 2011.

Ganong W.F. 2005. Review of Medical Physiology. 22 ed. USA: McGraw-Hill Companies.p. 491-508.

Gommeaux J, Cano C, Garcia S, Gironella M, Pietri S, Culcasi M, et al. 2007. Colitis and colitis-associated cancer are exacerbated in mice deficient for tumor protein 53-induced nuclear protein1. Mol Cell Biol. 27(6):2215-28. Guyton A.C and Hall J.E. 2001. Physiology of gastrointestinal. Textbook of

Medical Physiology. 10th ed, WB Sounders Company. p. 987-1012.


(26)

 

 

56 

I Made Budi. 2005. Buah Merah. http://www.buah-merah.info/bm-news.php. Diunduh 21 Januari 2011.

_____________. 2005. Khasiat Buah Merah. http://www.trubus-online.com/Khasiat Buah Merah. Diunduh 21 Januari 2011.

Kasper D.L, Fauci A.S, Longo D.L, Braunwald E, Hauser S.I, Jameson J.L, et al. 2008. Inflammatory bowel disease. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill Companies. p. 289.

Katakura K, Lee J, Rachmilewitz D, Li G, Eckmann L, Raz E. 2005. Toll-like receptor 9-induced type I IFN protects mice from experimental colitis.

JCI.115(3): 695-702.

Kazi N, Radvan R, Oldham T, Keshavaezian A, Frommel T, Libertin C, et al. 2006. Immunomodulatory effect of beta-caroten on T lymphocyte subsets in patient with resected colonic polyps and cancer. Nutr Cancer. 28(2):140-5. Kemas Ali Hanafiah. 2000. Rancangan Percobaan Aplikatif: aplikasi kondisional

bidang pertanaman, perternakan, perikatan, industri, dan hayati. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.p.10-12.

Khalid H.S, Umar Z, Josia G. 2004. Diare akut disebabkan bakteri. http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf. Diunduh 10 Oktober 2011.

Kierszenbaum A.L. 2007. Histology and cell biology. 2nd ed. Canada: Elsevier Mosby p. 464-82.

Kim T.W, Seo J.N, Suh Y.H, Park H.J, Kim J.H, Kim J.Y, et al. 2006. Involvement of Lymphocytes in Dextran Sulphate Sodium-Induced Experimental Colitis. World Journal of Gastroenterology. 12(2):302-305. Kumar V, Abbas A.K, Fausto N. 2005. The Gastrointestinal Tract. In : Kumar V.,

Abbas A.K., Fausto N.. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.p. 846-851.

__________________________. 2005. Cellular adaptation, cell injury and cell death. In: Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA: Elsevier-Saunders. p. 17.

Lakatos P.L. 2006. Recent Trends in the Epidemiology of Inflammatory Bowel Disease : Up or Down ?. World J Gastroenterol 12(38): 6102-6108.


(27)

 

 

57 

Ling Q and Wu X. 1998. Experimental colitis induced by dextran sulfate sodium.

National Institute of Health. 23(4):359-60, 364.

Mahler M, Bristol I.J, Leiter E.H, Workman A.E, Birkenmeier E.H, Elson, et al.1998. Differential susceptibility of inbred mouse strains to dextran sulfate sodium- induced colitis. Am. J. Physiol. 274:G544-G551.

Martins N.B and Peppercorn M.A. 2004. Inflammatory Bowel Disease. Am J Manag Care. 10:544-52.

Moore K.L and Daley A.F. 2006. Clinically oriented anatomy, 5th ed. Lippincott Williams & Wilkins. p. 271-81, 193-98.

Ohkawara T, Takeda H, Nishiwara J, Miyashita K, Nihiwaki M, Ishiguro Y, et al. 2005. Macrophage migration inhibitory factor contributes to the development of acute dextran sulphate sodium-induced colitis in Toll- like receptor 4 knockout mice. Clin Exp Immunol. 141:412-21.

Ong A.S.H, Niki E, Packer L. 1995. Nutrition, Lipids, and Disease. p.1-7. ISBN:0935315640. Illnois: AOCS Champaign Pr.

Ovalle W.K and Nahirney P.C. 2008. Netter’s Essential Histology. Philadelphia, USA: Elsevier-Saunders. p. 304-5.

Peppercorn M.A. 2007. Patient information : Ulserative Colitis. http://www.update.com/patients/content/topic.do;jsessionid. Diunduh 16 Januari 2011.

Petersen E.W. 2001. Effect of Vitamin supplementation on Cytokine Response and on Muscle Damage after Strenuous Excercise. The American Physiological Society. 280: 1570-75.

Podolsky D.K. 2002. Inflammatory bowel disease. N Eng J Med. 347(6): 417-20. Popivanova B.K, Kitamura K, Wu Y, Kondo T, Kagaya T, Kaneko K, et al.

2008. Blocking TNF- α in Mice Reduces Colorectal Carcinogenesis Associated with Chronic Colitis. JCI. 118 (2): 560-70.

Rani H.A. 2002. Masalah dalam penatalaksanaan diare akut pada orang dewasa. In: Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002. Jakarta:Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI. p. 49-56.

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan menangkal radikal bebas. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/mengenal-dan-menangkal-radikal-bebas. Diunduh 21 Januari 2011.


(28)

 

 

58 

Rathore G.S, Suthar M, Pareek A, Gupta R.N. 2011. Nutritional antioxidants: A battle for better health. J Nat Pharm. 2(1):2-14.

Sachar D.B and Walfish A.E. 2007. Ulcerative Colitis. http://www.merck.com/mmpe/sec02/ch018c.html. Diunduh 8 Juli 2011. Sharoni Y, Danilenko M, Dubi N, Ben-Dor A, Levy J. 2004. Carotenoids and

transcription. Arch. Biochem. Biophys. 430: 89-91.

Sjamsul Arief. 2007. Radikal Bebas. www.pediatrik.com. Diunduh 20 September 2011.

Sloane E. 2003. Anatomi dan Fisiologi. Terjemahan James Veldman. Jakarta: EGC. p.281.

Snell R.S. 2006. Rongga Abdomen. In: Huriawati , Enny L, Joko S, Susilawati, Tiara M, Jonathan, Rini C. Edisi 6. p. 208-209.

Stevceva L, Pavli P, Husband A, Ramsay A, Doe W.F. 2001. Dextran Sulphate Sodium-Induced Colitis is Ameliorated in Interleukin 4 Deficient Mice. Genes & immunity. 2: 306-319.

Surh Y.J, Kundu J.K, Na K.H, Lee J.S. 2005. Redox-Sensitive Transciption Factors as Prime Targets for Chemoprevention with Anti-Inflammatory and Antioxidative Phytochemicals. The Journal of Nutrition. 135: 2993-3001. Surono I.S, Nishigaki T, Endaryanto A, Waspodo P. 2008. Indonesian

Biodiversities, from Microbes to Herbal Plants as Potential Functional Foods.

Journal of Faculty of Agriculture Shinshu University. 44(1): 23-7.

Tlaskalova-Hogenova H, Tuckova L, Stepankova R, Hudcovic T, Palova-Jelinkova L. 2005. Involvement of innate immunity in the development of inflammatory and autoimmune diseases. Ann. NY Acad. Sci. 1051:787-98. http://www.digestive.niddk.nih.gov. 2008. Ulcerative Colitis. Diunduh 27

September 2011.

http://www.freepatentsonline.com. 2008. Dextran Sulphate Sodium Salt. Diunduh 20 Juni 2008.

http://www.mayoclinic.com/health/ulcerativecolitis/DS00598/DSECTION=lifesty le- and-home-remedies. Ulcerative Colitis. Diunduh 8 Oktober 2011.

http//:medicine.med.miami.edu. 2009. Anatomy Digestive System. Diunduh 5 Oktober 2011.


(29)

 

 

59 

http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/beta-cryptoxanthin.php. Diunduh 5 November 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_Bebas. 2009. Antioksidan. Diunduh 29 September 2011.


(1)

62 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

- Minyak buah merah tidak mengurangi kerusakan histopatologis kolon proksimal.

- Minyak buah merah mengurangi kerusakan histopatologis kolon medial. - Minyak buah merah mengurangi kerusakan histopatologis kolon distal.

5.2Saran

1. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui zat aktif fungsional yang lain yang terkandung dalam buah merah.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efek toksik yang terkandung dalam buah merah.


(2)

by suppressing redox-based NF-κB activation. Experiment Mol Med. 37(4):322-34.

Berndt B.E, Zhang M, Chen G.H, Huffnagle G.B, Kao J.Y. 2007. The role of dendritic cells in the development of acute dextran sulfate sodium colitis. The Journal of Immunology. 179:6255-62.

Burstein E and Fearon E.R. 2008. Colitis and Cancer: A Tale of Inflammatory Cells and Their Cytokines. The Journal of Clinical Investigation. 118(2):464-67.

Bouma G and Strober W. 2005. The immunological and genetic basis of inflammatory bowel disease. Nat Rev Immunol. 3(7):521-33.

Cho J.H. 2008. The genetic and immunopathogenesis of inflammatory bowel disease. Nature Reviews Immunology. 460.

Clevers H. 2006. Colon cancer-understanding how NSAIDs work. N Eng J Med.

345:7.

Dharmika Djojoniningrat. 2006. Inflammatory Bowel Disease: Alur diagnosis dan pengobatannya di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta:

EGC. p. 384-388.

Drake R.L, Vogl W, Mitchell A.W.M. 2005. Gray’s Anatomy For Student. Philadelphia: Elsevier. p. 272.

Fendy R. Paimin. 2005. Buah Merah. http://www.buah-merah.info/bm-news.php. Diunduh 25 Oktober 2011.

Ganong W.F. 2005. Review of Medical Physiology. 22 ed. USA: McGraw-Hill Companies.p. 491-508.

Gommeaux J, Cano C, Garcia S, Gironella M, Pietri S, Culcasi M, et al. 2007. Colitis and colitis-associated cancer are exacerbated in mice deficient for tumor protein 53-induced nuclear protein1. Mol Cell Biol. 27(6):2215-28. Guyton A.C and Hall J.E. 2001. Physiology of gastrointestinal. Textbook of

Medical Physiology. 10th ed, WB Sounders Company. p. 987-1012.


(3)

  56 

I Made Budi. 2005. Buah Merah. http://www.buah-merah.info/bm-news.php. Diunduh 21 Januari 2011.

_____________. 2005. Khasiat Buah Merah.

http://www.trubus-online.com/Khasiat Buah Merah. Diunduh 21 Januari 2011.

Kasper D.L, Fauci A.S, Longo D.L, Braunwald E, Hauser S.I, Jameson J.L, et al. 2008. Inflammatory bowel disease. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: McGraw-Hill Companies. p. 289.

Katakura K, Lee J, Rachmilewitz D, Li G, Eckmann L, Raz E. 2005. Toll-like receptor 9-induced type I IFN protects mice from experimental colitis.

JCI.115(3): 695-702.

Kazi N, Radvan R, Oldham T, Keshavaezian A, Frommel T, Libertin C, et al. 2006. Immunomodulatory effect of beta-caroten on T lymphocyte subsets in patient with resected colonic polyps and cancer. Nutr Cancer. 28(2):140-5. Kemas Ali Hanafiah. 2000. Rancangan Percobaan Aplikatif: aplikasi kondisional

bidang pertanaman, perternakan, perikatan, industri, dan hayati. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.p.10-12.

Khalid H.S, Umar Z, Josia G. 2004. Diare akut disebabkan bakteri.

http://library.usu.ac.id/download/fk/penydalam-umar5.pdf. Diunduh 10

Oktober 2011.

Kierszenbaum A.L. 2007. Histology and cell biology. 2nd ed. Canada: Elsevier Mosby p. 464-82.

Kim T.W, Seo J.N, Suh Y.H, Park H.J, Kim J.H, Kim J.Y, et al. 2006. Involvement of Lymphocytes in Dextran Sulphate Sodium-Induced Experimental Colitis. World Journal of Gastroenterology. 12(2):302-305. Kumar V, Abbas A.K, Fausto N. 2005. The Gastrointestinal Tract. In : Kumar V.,

Abbas A.K., Fausto N.. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA : Elsevier-Saunders.p. 846-851.

__________________________. 2005. Cellular adaptation, cell injury and cell death. In: Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th ed, Philadelphia, USA: Elsevier-Saunders. p. 17.

Lakatos P.L. 2006. Recent Trends in the Epidemiology of Inflammatory Bowel Disease : Up or Down ?. World J Gastroenterol 12(38): 6102-6108.


(4)

Ling Q and Wu X. 1998. Experimental colitis induced by dextran sulfate sodium.

National Institute of Health. 23(4):359-60, 364.

Mahler M, Bristol I.J, Leiter E.H, Workman A.E, Birkenmeier E.H, Elson, et al.1998. Differential susceptibility of inbred mouse strains to dextran sulfate sodium- induced colitis. Am. J. Physiol. 274:G544-G551.

Martins N.B and Peppercorn M.A. 2004. Inflammatory Bowel Disease. Am J Manag Care. 10:544-52.

Moore K.L and Daley A.F. 2006. Clinically oriented anatomy, 5th ed. Lippincott Williams & Wilkins. p. 271-81, 193-98.

Ohkawara T, Takeda H, Nishiwara J, Miyashita K, Nihiwaki M, Ishiguro Y, et al. 2005. Macrophage migration inhibitory factor contributes to the development of acute dextran sulphate sodium-induced colitis in Toll- like receptor 4 knockout mice. Clin Exp Immunol. 141:412-21.

Ong A.S.H, Niki E, Packer L. 1995. Nutrition, Lipids, and Disease. p.1-7.

ISBN:0935315640. Illnois: AOCS Champaign Pr.

Ovalle W.K and Nahirney P.C. 2008. Netter’s Essential Histology. Philadelphia, USA: Elsevier-Saunders. p. 304-5.

Peppercorn M.A. 2007. Patient information : Ulserative Colitis.

http://www.update.com/patients/content/topic.do;jsessionid. Diunduh 16

Januari 2011.

Petersen E.W. 2001. Effect of Vitamin supplementation on Cytokine Response and on Muscle Damage after Strenuous Excercise. The American Physiological Society. 280: 1570-75.

Podolsky D.K. 2002. Inflammatory bowel disease. N Eng J Med. 347(6): 417-20. Popivanova B.K, Kitamura K, Wu Y, Kondo T, Kagaya T, Kaneko K, et al.

2008. Blocking TNF- α in Mice Reduces Colorectal Carcinogenesis

Associated with Chronic Colitis. JCI. 118 (2): 560-70.

Rani H.A. 2002. Masalah dalam penatalaksanaan diare akut pada orang dewasa. In: Setiati S, Alwi I, Kasjmir YI. Current Diagnosis and Treatment in Internal Medicine 2002. Jakarta:Pusat Informasi Penerbitan Bagian Penyakit Dalam FK UI. p. 49-56.

Rani Sauriasari. 2006. Mengenal dan menangkal radikal bebas. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/mengenal-dan-menangkal-radikal-bebas. Diunduh 21 Januari 2011.


(5)

  58 

Rathore G.S, Suthar M, Pareek A, Gupta R.N. 2011. Nutritional antioxidants: A battle for better health. J Nat Pharm. 2(1):2-14.

Sachar D.B and Walfish A.E. 2007. Ulcerative Colitis.

http://www.merck.com/mmpe/sec02/ch018c.html. Diunduh 8 Juli 2011. Sharoni Y, Danilenko M, Dubi N, Ben-Dor A, Levy J. 2004. Carotenoids and

transcription. Arch. Biochem. Biophys. 430: 89-91.

Sjamsul Arief. 2007. Radikal Bebas. www.pediatrik.com. Diunduh 20 September 2011.

Sloane E. 2003. Anatomi dan Fisiologi. Terjemahan James Veldman. Jakarta: EGC. p.281.

Snell R.S. 2006. Rongga Abdomen. In: Huriawati , Enny L, Joko S, Susilawati, Tiara M, Jonathan, Rini C. Edisi 6. p. 208-209.

Stevceva L, Pavli P, Husband A, Ramsay A, Doe W.F. 2001. Dextran Sulphate Sodium-Induced Colitis is Ameliorated in Interleukin 4 Deficient Mice. Genes & immunity. 2: 306-319.

Surh Y.J, Kundu J.K, Na K.H, Lee J.S. 2005. Redox-Sensitive Transciption Factors as Prime Targets for Chemoprevention with Anti-Inflammatory and Antioxidative Phytochemicals. The Journal of Nutrition. 135: 2993-3001. Surono I.S, Nishigaki T, Endaryanto A, Waspodo P. 2008. Indonesian

Biodiversities, from Microbes to Herbal Plants as Potential Functional Foods.

Journal of Faculty of Agriculture Shinshu University. 44(1): 23-7.

Tlaskalova-Hogenova H, Tuckova L, Stepankova R, Hudcovic T, Palova-Jelinkova L. 2005. Involvement of innate immunity in the development of inflammatory and autoimmune diseases. Ann. NY Acad. Sci. 1051:787-98. http://www.digestive.niddk.nih.gov. 2008. Ulcerative Colitis. Diunduh 27

September 2011.

http://www.freepatentsonline.com. 2008. Dextran Sulphate Sodium Salt. Diunduh 20 Juni 2008.

http://www.mayoclinic.com/health/ulcerativecolitis/DS00598/DSECTION=lifesty le- and-home-remedies. Ulcerative Colitis. Diunduh 8 Oktober 2011.

http//:medicine.med.miami.edu. 2009. Anatomy Digestive System. Diunduh 5 Oktober 2011.


(6)

http://www.phytochemicals.info/phytochemicals/beta-cryptoxanthin.php. Diunduh 5 November 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_Bebas. 2009. Antioksidan. Diunduh 29 September 2011.