PEDOMAN LOMBA KREATIVITAS 2015

(1)

PEDOMAN

LOMBA KREATIVITAS PEMBELAJARAN GURU

PENDIDIKAN KHUSUS JENJANG MENENGAH

TINGKAT NASIONAL

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN

TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH


(2)

(3)

iii KATA PENGANTAR

Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai peran strategis dalam membantu meningkatkan mutu sekolah, peran guru yang profesional punya andil dalam mewujudkan terselenggaranya pendidikan yang efektif dan efisien. Sesuai tugas fungsi yang dibebankan padanya, guru juga punya tanggung jawab untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik. Oleh karena itu, tugas dan tanggungjawab guru sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan generasi yang mampu bersaing di dunia global. Sehubungan dengan itu, semua guru tidak terkecuali guru pendidikan khusus harus memiliki kompetensi, kreativitas, dan inovasi tinggi agar dapat mengemban tugas dan tanggungjawab tersebut.

Guru pendidikan khusus yang kreatif selayaknya mendapatkan penghargaan. Pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi, memberi rasa bangga, serta meningkatkan kreativitas dan inovasi guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan khusus, yang pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan secara Nasional.

Dalam hal ini untuk mendukung pemerataan mutu pendidikan khusus dan layanan khusus, Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah mengadakan Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah Tingkat Nasional.


(4)

iv Materi lomba kreativitas pembelajaran bagi guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah (SMALB/ MALB/SMKLB) Tingkat Nasional berupa karya ilmiah hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi model-model pembelajaran dan media pembelajaran. Pedoman ini memuat tentang pendahuluan, materi lomba, penilaian dan penghargaan, serta penutup. Mudah-mudahan pedoman ini dapat dijadikan acuan dalam menentukan materi lomba kreativitas guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah.


(5)

v DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang………...………... 1

B. Dasar Hukum... 2

C. Tujuan... 3

D. Sasaran…... 4

BAB II PENGERTIAN DAN AZAS-AZAS PENGHARGAAN 5 A. Pengertian... 5

B. Azas-Azas Penghargaan... 5

BAB III PERSYARATAN PESERTA………. 8

A. Persyaratan Umum... 8

B. Persyaratan Khusus ... 9

C. Bentuk Karya Ilmiah ... 9

D. Materi Lomba ... 10

BAB IV PENILAIAN... 18

A.Penilaian …... 18

B.Tim Penilai... 18

C.Ketentuan Khusus Lainnya... 18

D.Kriteria Penilaian... 19

E.Pemenang... 19


(6)

vi

BAB V SISTEMATIKA DAN FORMAT PENULISAN... 21

A. Sistematika Penulisan………... 21

B. Format Penulisan………... 27

BAB VI PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN...…....... 29

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan... 29

B. Pembiayaan... 29

C. Rangkaian Kegiatan... 30

BAB VII PENUTUP... 32

LAMPIRAN: 1. Sampul Muka (Cover)... 33

2. Contoh Lembar Pengesahan.………... 34

3. Contoh Pernyataan Keaslian PTK...………... 35

4. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka……….... 36


(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Berbagai upaya terus menerus dilakukan oleh Pemerintah dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia. Guru sebagai pendidik mempunyai peran yang sangat besar dalam mendukung meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Peran guru dalam mengembangkan pendidikan melalui berbagai cara yang profesional merupakan kebutuhan utama suatu sekolah untuk meraih prestasi dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia unggul dan berdaya-saing secara Nasional maupun Internasional. Implementasi bagi anak berkebutuhan khusus melalui upaya guru dalam membentuk sumber daya manusia yang memiliki kemandirian sesuai karakteristiknya dalam kehidupan bermasyarakat.

Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 40 Ayat (2) menyatakan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya. Mengingat fungsi strategis peran guru yang berprestasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang diajarnya, maka guru diharapkan memiliki kreativitas dalam mengembangkan pendidikan yang bermutu di sekolahnya masing-masing.

Bentuk kreativitas dalam perlombaan ini dibatasi bagi guru pendidikan khusus pada satuan pendidikan sekolah menengah atas luar biasa (SMALB/MALB/SMKLB) berupa kreativitas


(8)

2 pembelajaran. Nilai-nilai kreativitas diwujudkan ke dalam aktivitas program nyata di sekolah yang bermanfaat langsung untuk membantu anak berkebutuhan khusus mencapai kemandirian dan kemampuan vokasional pasca sekolah. Bentuk program bukan merupakan kegiatan insidental tetapi program terstruktur berkesinambungan dan dapat ditindaklanjuti sebagai program sekolah. Selain itu program dilengkapi dengan bukti dokumen kegiatan dan dokumen tertulis berupa karya ilmiah. Karya ini sekaligus dapat menjadi bukti pencapaian kinerja guru yang bisa digunakan untuk

pengembangan profesional guru. Namun kenyataan di lapangan, masih banyak guru yang belum termotivasi dan

terbiasa menulis karya tulis ilmiah, karena beragamnya latar belakang pendidikan dan kompetensi guru dalam pembelajaran.

Lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah bertujuan menggali potensi dan kompetensi guru dalam pengembangan metode, media dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan potensi peserta didik berkebutuhan khusus secara optimal.

B. Dasar Hukum

Landasan hukum Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah:

1. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-undang Nomor. 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen;


(9)

3 3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang

Perubahan Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru; 5. Keppres Nomor 23 tahun 1976 tentang Hadiah Seni, Ilmu

Pengetahuan, Pendidikan, Pengabdian dan Olahraga; 6. Kepmendiknas RI Nomor 162 tahun 2003 tentang Pedoman

Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah;

7. Permendiknas Nomor 8 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

8. Permendiknas Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah;

9. Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru;

10. Permendiknas Nomor 32 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi dan Kualifikasi Akademik Guru Pendidikan Khusus;

11. Permendiknas Nomor 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah.

C. Tujuan

1. Memotivasi guru untuk terus menerus belajar, dalam meningkatkan kemampuan, keterampilan, kreativitas, dan inovasi pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus. 2. Menghasilkan Penelitian Tindakan Kelas berupa

model-model pembelajaran dan media pembelajaran yang berhubungan dengan pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus.


(10)

4 3. Meningkatkan produktifitas pembelajaran yang memiliki nilai manfaat untuk kemandirian peserta didik berkebutuhan khusus.

4. Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada guru yang secara nyata berprestasi dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah sesuai dengan karakteristik peserta didik berkebutuhan khusus.

F. Sasaran

Adapun sasaran dari kegiatan lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah adalah para guru jenjang SMALB/MALB/SMKLB negeri/swasta baik berstatus sebagai guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun guru Non PNS yang merupakan pemenang I tingkat Provinsi.


(11)

5 BAB II

PENGERTIAN DAN AZAS-AZAS PENGHARGAAN A. Pengertian

1. Guru pendidikan khusus adalah guru yang bertugas sebagai tenaga pengajar di sekolah yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus.

2. Guru pendidikan khusus yang kreatif dan inovatif adalah guru yang memiliki motivasi dan kemampuan dalam mengembangkan metode, model, media dan aspek-aspek lainnya yang berhubungan dengan pembelajaran anak berkebutuhan khusus.

3. Lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah adalah lomba karya tulis guru dalam mengembangkan model dan media yang berhubungan dengan pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus.

B. Azas-Azas Penghargaan

Kegiatan Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah dilandasi oleh azas-azas sebagai berikut:

1. Azas Penghargaan: pada prinsipnya guru yang kreatif memiliki kompetensi untuk mengembangkan pembelajaran


(12)

6 peserta didik berkebutuhan khusus yang layak mendapatkan penghargaan (reward) dari pemerintah. 2. Azas Keadilan: artinya pelaksanaan lomba kreativitas

pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus bebas dari kepentingan kelompok atau golongan, berdasarkan suku, agama, ras, daerah, politik, dan lain-lain.

3. Azas Akuntabilitas: bahwa lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus didasarkan pada hasil penilaian yang terbuka, obyektif, dan jujur dengan mengikutsertakan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) pada proses dan hasil lomba.

4. Azas Transparansi: bahwa lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus didasari oleh kepercayaan pada kemampuan dan kreasi yang dimiliki oleh guru. Semua tahap penilaian dilakukan secara terbuka dan obyektif.

5. Azas Motivasi dan Promosi: bahwa lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus difokuskan pada aspek-aspek yang berhubungan dengan kinerja guru, kesetiaan, disiplin dan dedikasi untuk meningkatkan motivasi kerja, sehingga berpengaruh pada promosi jabatan fungsional dan struktural serta untuk mendapatkan pengakuan hak cipta (HAKI).

6. Azas Kesamaan Hak: bahwa lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus seimbang dalam arti memberikan peluang dan


(13)

7 kesempatan bagi semua guru pada institusi layanan peserta didik berkebutuhan khusus.

7. Azas Demokrasi: bahwa lomba pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah harus berkompetisi dalam suasana kebebasan, jujur, bertanggungjawab untuk mengimplementasikan profesionalitas melalui kreativitas, inisiatif, dan prakarsa pembelajaran.

8. Azas Kebermanfaatan: bahwa program kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah yang dilakukan guru baik program pembelajaran akademik maupun program kebutuhan khusus yang memiliki nilai guna untuk mengembangkan potensi peserta didik berkebutuhan khusus.

9. Azas Realita dan Keberlanjutan: bahwa kegiatan lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah merupakan kegiatan yang benar-benar dilaksanakan oleh guru pendidikan khusus. Hasil dari inovasi dan kreativitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru ditindaklanjuti sebagai program sekolah.


(14)

8 BAB III

PERSYARATAN PESERTA A. Persyaratan Umum

1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945.

3. Memiliki moralitas, kepribadian dan kelakuan yang baik. 4. Masa kerja minimal 4 (empat) tahun sebagai guru

SMALB/MALB/SMKLB yang dibuktikan dengan SK Penugasan dari Kepala Sekolah/Yayasan.

5. Belum pernah terkena hukuman disiplin pegawai (dibuktikan dengan surat keterangan dari atasan/yayasan). 6. Belum pernah menjadi juara I, dalam lomba yang sejenis di

tingkat provinsi pada tahun sebelumnya.

7. Memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana (S1) atau diploma 4 (D-IV).

8. Melampirkan surat tugas tahunan dari kepala sekolah bahwa yang bersangkutan sebagai guru di SMALB/MALB/SMKLB.

9. Setiap Provinsi hanya mengirimkan 1 (satu) orang peserta yang merupakan Juara I lomba Tingkat Provinsi tahun 2015.

10. Melampirkan Surat Keterangan dan Piagam Penghargaan sebagai Juara I Tingkat Provinsi (SK Gubernur/Kepala Dinas Provinsi).


(15)

9 B. Persyaratan Khusus

Persyaratan khusus yang harus dipenuhi peserta adalah: 1. Setiap guru mengirimkan hasil Penelitian Tindakan Kelas

yang akan dipresentasikan di depan tim penilai.

2. Setiap hasil Penelitian Tindakan Kelas memiliki nilai orisionalitas dan belum dipublikasikan sebagai karya orang lain (tidak melanggar HAKI).

3. Setiap guru hanya boleh mengirimkan 1 (satu) hasil Penelitian Tindakan Kelas yang berkaitan dengan kreativitas guru dalam pembelajaran layanan pendidikan berkebutuhan khusus.

4. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dikirim dalam bentuk

hardcopy dan softcopy. Peserta yang melaksanakan

Penelitian Tindakan Kelas dalam bentuk pengembangan media pembelajaran diwajibkan membawa hasil karyanya pada waktu presentasi.

5. Dokumen telah diterima panitia paling lambat 24 Juli 2015. Persyaratan tersebut di atas, dijadikan bahan acuan dasar untuk memilih guru kreatif yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

C. Bentuk Karya Ilmiah

Karya kreatif inovatif yang dilombakan berupa karya ilmiah hasil Penelitian Tindakan Kelas, tentang upaya guru dalam mengembangkan model-model pembelajaran dan media pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus.


(16)

10 D. Materi Lomba

Karya kreatif inovatif yang dilombakan berupa karya ilmiah hasil Penelitian Tindakan Kelas, tentang upaya guru pendidikan khusus jenjang menengah dalam mengembangkan model, metode, dan media pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus.

Materi lomba kreativitas tersebut secara garis besar dijelaskan sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam pengorganisasian pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar atau dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran merupakan salah satu komponen utama dalam menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan. Model pembelajaran yang dipilih hendaknya model pembelajaran yang menarik dan variatif, tergambar dari awal sampai akhir disajikan secara khas oleh guru di kelas.


(17)

11 a. Model Pembelajaran Tematik Terpadu

Menurut Robin Fogarty (1991) ada sepuluh model pembelajaran terpadu, seperti disajikan berikut ini.

1) Model penggalan (fragmented model). Model ini diimplementasikan dengan pemaduan yang terbatas pada satu mata pelajaran. Misalnya, mata pelajaran bahasa Indonesia materi pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca dan menulis dapat dipadukan dalam materi pembelajaran ketrampilan berbahasa.

2) Model keterhubungan (connected model). Model ini diimplementasikan berbasis pada anggapan bahwa beberapa substansi pembelajaran berinduk pada mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya dapat dipayungkan pada mata pelajaran bahasa dan sastra.

3) Model sarang (nested model). Model ini diimplementasikan dengan memadukan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Misalnya, pada jam-jam tertentu guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada


(18)

12 pemahaman bentuk kata, makna kata, dan ungkapan dalam mengembangkan daya imajinasi, daya berfikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi.

4) Model Urutan/Rangkaian (sequenced model). Model ini memadukan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara pararel. Isi cerita dalam roman sejarah, misalnya: topik pembahasannya secara pararel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata.

5) Model berbagi (shared/participative model). Model ini merupakan pemaduan pembelajaran akibat munculnya tumbang-tindih (overlapping concept) atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Buir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PKn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran Tata Negara, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan sebagainya.

6) Model jaring laba-laba (webbed model). Model ini berangkat dari pendekatan tematis sebagai acuan dasar bahan dan kegiatan pembelajaran. Tema yang dibuat


(19)

13 dapat mengikat kegiatan pembelajaran, baik dalam mata pelajaran tertentu maupun antar mata pelajaran.

7) Model galur (threaded model). Model ini memadukan bentuk-bentuk ketrampilan. Misalnya: melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita, dsb. Bentuk model ini terfokus pada meta kurikulum.

8) Model celupan (immersed model). Model ini dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mewadahi tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman masing-masing.

9) Model jejaring (networked model). Model ini merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah peserta didik mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda.

10) Model terpadu (integrated model). Model ini merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang


(20)

14 berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam pelajaran matematika, bahasa Indonesia, IPA, dan IPS agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya IPA.

b. Model Pembelajaran dalam Pendekatan Saintifik

Model pembelajaran yang biasa digunakan dalam pendekatan saintifik adalah:

1) Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based

Learning),

2) Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based

Learning),

3) Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)

4) Pembelajaran Inkuiri (Inquiry Learning).

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa


(21)

15 metode pembelajaran yang sering digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.

a. Berdasarkan pemberian informasi:  Metode Ceramah

 Metode Tanya Jawab  Metode Demonstrasi

b. Berdasarkan pemecahan masalah:

 Metode Curah Pendapat (Brainstorming)  Metode Diskusi Kelompok

 Metode Diskusi Panel

 Metode Diskusi Kelompok Terfokus  Metode Seminar

 Metode Simposium c. Berdasarkan penugasan:

 Metode Latihan (Drill)  Metode Permainan:

 Kubus Pecah  Role Playing  Sosiodrama  Simulasi


(22)

16  Metode Kelompok Kerja (Workshop)

 Metode Proyek  Metode Studi Kasus  Metode Karyawisata 3. Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah perlengkapan yang digunakan untuk memperjelas pesan dan memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta dengan pesan yang ingin disampaikan. Macam-macam media yang dapat digunakan antara lain:

a) audio : kaset audio, siaran radio, CD, telepon.

b) cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar, dsb. c) audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis. d) proyeksi visual diam : overhead transparansi (OHT), film

bingkai (slide).

e) proyeksi audio visual diam : film bingkai slide. f) visual gerak : film bisu.

g) audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, TV, Animasi, Assistive Technology.

h) obyek fisik : benda nyata, model, specimen.

i) manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran. j) komputer : Computer Assisted Instruction (CAI).


(23)

17 Model, metode, atau media pembelajaran yang dipilih hendaknya yang biasa digunakan dalam pembelajaran peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK).


(24)

18 BAB IV

PENILAIAN

A. Penilaian

Komponen yang dinilai dalam lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah meliputi (a) Substansi Karya Ilmiah dan (b) Pemaparan. Penilaian pemaparan dilakukan di depan dewan juri, meliputi penilaian presentasi dan tanya jawab. Penilaian tanya jawab dilakukan untuk mendalami materi yang dipresentasikan.

B. Tim Penilai

Panitia akan membentuk tim penilai lomba yang terdiri dari unsur Akademisi, Asosiasi Profesi Pendidikan Khusus Indonesia (APPKhI), Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) TKPLB dan Direktorat/Sub Direktorat Pendidik dan Tenaga Kependidikan PK dan LK Dikmen.

C. Ketentuan Khusus Lainnya

1. Peserta mentaati ketentuan yang ditetapkan panitia. 2. Panitia tidak bertanggungjawab jika dikemudian hari ada

gugatan dari pihak lain berkaitan dengan karya lomba. 3. Hak cipta atas karya tetap menjadi milik peserta,

sedangkan Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah berhak untuk


(25)

19 menggandakan, mempublikasikan, mendiseminasikan, dan mendistribusikan karya yang terpilih.

4. Keputusan tim penilai tidak dapat diganggu gugat.

D. Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian mencakup seluruh aspek yang harus dinilai dalam lomba kreativitas guru dalam pembelajaran.

Bobot setiap komponen penilaian disajikan dalam tabel berikut: Tabel 3. Komponen dan Bobot Penilaian

No. Komponen Penilaian Bobot 1 Substansi karya ilmiah 40

2 Pemaparan 60

E. Pemenang

Pemenang Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah ditentukan oleh hasil penilaian, dengan predikat: Juara I, II, dan III.


(26)

20 F. Penghargaan

1. Semua penghargaan mencerminkan nilai pendidikan dan terkait dengan pelaksanaan tugas atau misi tenaga kependidikan.

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah melalui panitia lomba kreativitas pembelajaran guru pendidikan khusus jenjang menengah memberikan hadiah yang tidak mengikat dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.

3. Penghargaan kepada guru pendidikan khusus pemenang lomba akan diberikan hadiah berupa:

a. Juara I mendapatkan Piagam Penghargaan beserta uang pembinaan.

b. Juara II mendapatkan Piagam Penghargaan beserta uang pembinaan.

c. Juara III mendapatkan Piagam Penghargaan beserta uang pembinaan.


(27)

21 BAB V

SISTEMATIKA DAN FORMAT PENULISAN A. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan mengikuti tata aturan penulisan karya Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sistematika penulisan mencakup bagian awal: Judul, Nama Penulis (termasuk alamat/nama institusi); Abstrak dan Kata Kunci. Bagian isi: Pendahuluan (termasuk latar belakang, tinjauan pustaka, dan tujuan); Metode Pendekatan atau Pendekatan Teoretik atau Konsideran Percobaan; Hasil; Pembahasan (Hasil dan Pembahasan bisa digabung); Kesimpulan. Bagian pendukung: Daftar Pustaka, dan Lampiran-lampiran.

Adapun sistematika penulisan sebagai berikut: 1. Bagian Awal

Judul/Cover

Lembar Pengesahan

Pernyataan Keaslian bermaterai Rp. 6.000 (enam ribu rupiah)

Kata Pengantar Abstrak

Daftar isi Daftar Tabel Daftar Gambar


(28)

22 2. Bagian Isi:

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan

D. Manfaat BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori B. Hipotesis Tindakan BAB III : METODE

A. Pendekatan Penelitian B. Waktu dan Tempat Penelitian C. Prosedur Siklus Tindakan D. Analisis Data

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

B. Pembahasan

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

B. Saran Daftar Pustaka Lampiran


(29)

23 Keterangan :

HALAMAN JUDUL

Halaman judul memuat judul penelitian, nama peneliti, nama institusi, dan tahun.

LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan berisi pengesahan oleh Kepala Sekolah dan Dinas Pendidikan Kab/Kota.

KATA PENGANTAR ABSTRAK

Abstrak berisi saripati unsur-unsur penelitian: permasalahan, tujuan, prosedur penelitian, hasil penelitian, kesimpulan, dan saran. Abstrak ditulis tidak melebihi satu halaman.

DAFTAR ISI

Daftar isi berisi: Pengantar, Daftar Judul dan Sub judul, Daftar Rujukan, dan Lampiran. Masing-masing butir tersebut dilengkapi dengan nomor halamannya.


(30)

24 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Latar belakang memuat uraian kondisi peserta didik dan masalah pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, identifikasi dan analisis masalah, akar penyebab masalah, dan pentingnya masalah tersebut untuk diatasi melalui solusi yang ditawarkan.

B. Perumusan Masalah.

Rumusan masalah berisi hasil identifikasi dan analisis masalah sebagai rumusan masalah ditulis dalam kalimat tanya. Masalah tersebut akan dipecahkan melalui penelitian. C. Tujuan Penelitian.

Tujuan penelitian ditulis sesuai dengan rumusan masalah dan tindakan perbaikan. Tujuan Penelitian berbeda dengan tujuan pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian memuat penjelasan tentang manfaat penelitian bagi guru, siswa, lembaga, dan pengembangan pembelajaran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka berisi uraian teori, pendapat pakar, dan atau pengalaman nyata yang menjadi landasan terbentuknya kerangka tindakan/penelitian. Dari kajian pustaka tersebut harus melahirkan


(31)

25 hipotesis tindakan, yaitu pemecahan masalah sementara dan harus dibukti melalui penelitian tindakan yang menekankan pada proses bukan pada hasil.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Uraian tentang subjek penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, prosedur setiap siklus (perencanaan, pelaksanaan & pengumpulan data, refleksi). Uraian tentang rencana proses pelaksanaan tindakan secara mendetail berisi tentang apa yang dilakukan guru dan apa yang dilakukan peserta didik.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil penelitian menunjukkan aspek kebermanfaatan, keterbaruan, keaslian, implementatif, dan inovatif dalam pembelajaran:

2. Uraian data hasil penelitian, mulai dari perencanaan, hasil observasi, pelaksanaan yang berisi tentang proses pelaksanaan tindakan secara rinci apa yang dilakukan guru dan yang dilakukan peserta didik pada setiap siklus tindakan, dan refleksi hasil tindakan.

3. Sajian hasil analisis data diurutkan sesuai rumusan masalah. 4. Pembahasan dapat ditulis terpadu dengan sajian hasil

penelitian, atau ditulis secara terpisah setelah sajian hasil penelitian.

5. Setiap sajian hasil disertai pembahasan, argumentasi mengapa hasilnya seperti itu, dikaitkan dengan pengalaman praktis, teori, atau pendapat pakar dalam kajian pustaka.


(32)

26 6. Hasil penelitian menunjukkan aspek kebermanfaatan, keterbaruan, keaslian, implementasi hasil inovasi dalam pembelajaran.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi uraian singkat tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan mengacu pada rumusan masalah, sedangkan saran mengacu pada hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar semua referensi atau rujukan (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, dll) yang digunakan sebagai acuan penelitian, ditulis secara konsisten mengikuti aturan tertentu (biasanya mencakup nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, nama jurnal dan nomor/edisi/volume, nama kota penerbit, nama penerbit).

LAMPIRAN

Hal-hal yang dapat dilampirkan misalnya: RPP, lembar observasi, instrumen penelitian, prototipe media pembelajaran, hasil kegiatan belajar, hasil tes, foto dan atau video yang menggambarkan proses berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, dan dokumen lain yang dianggap perlu dilampirkan.


(33)

27 B. Format Penulisan

1. Naskah diketik 1,5 spasi pada kertas berukuran A4 dengan font 12, roman time style, jarak pengetikan 4 cm dari samping kiri, 3 cm dari samping kanan, 3 cm dari batas atas, dan 2,5 cm dari batas bawah.

2. Penomoran bab menggunakan angka Romawi, ditulis dalam huruf kapital. Judul bab ditulis menggunakan huruf kapital dengan font style bold (cetak tebal). Bab dan judul bab ditulis dengan posisi di tengah tanpa digarisbawahi. 3. Penomoran subbab menggunakan huruf abjad Latin ditulis

dalam huruf kapital. Judul Subbab ditulis dengan font style bold (cetak tebal), dimulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas, seperti preposisi (di, ke, dari, yang, antara, pada, untuk, tentang, dengan); kata sambung (dan, atau, sejak, setelah, karena).

4. Penomoran anak subbab menggunakan angka (1, 2, dst). Judul Anak Subbab ditulis dengan font style italic (cetak miring) dimulai dari sebelah kiri, huruf pertama setiap kata ditulis dengan huruf besar (kapital), kecuali kata-kata tugas. 5. Jarak pengetikan antara Bab dan Subbab 2,5 spasi, antara

Subbab dan kalimat di bawahnya 2 spasi.

6. Alinea baru diketik menjorok ke dalam (diberi indentation) sebanyak 7-8 karakter (sekitar 1,25 cm).

7. Nama-nama penulis beserta alamat institusinya diketik tepat di bawah judul karya ilmiah dengan jarak 2 spasi.


(34)

28 8. Abstrak dan Daftar Pustaka diketik 1 spasi. Penulisan daftar pustaka menggunakan sistem Harvard, menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara

alfabetis.

9. Bagian kelengkapan administratif yang meliputi halaman judul, nama/daftar anggota kelompok, halaman pengesahan serta kata pengantar apabila ada, diberi nomor halaman menggunakan angka romawi kecil dan diketik di sebelah tengah bawah (i, ii, dan seterusnya). 10. Bagian utama (naskah karya ilmiah) diberi nomor halaman

menggunakan angka arab yang dimulai dengan nomor halaman 1 (satu) dan diketik di sebelah kanan atas dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi atas.

11. Tabel diberi judul dengan penomoran tabel sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul tabel ditulis di atas tabel dengan nomor tabel menggunakan angka arab. 12. Gambar baik dalam bentuk grafik maupun foto diberi judul

dengan penomoran gambar sesuai dengan urutan kemunculannya dalam naskah. Judul gambar ditulis di bawah gambar dengan nomor gambar menggunakan angka.

13. Hindari penggunaan warna dalam gambar, gunakan teknik

grey-scale untuk mengemulasi warna dalam foto atau

diagram, dan gunakan patern/pola untuk menggantikan warna dalam grafik garis ataupun diagram.


(35)

29 BAB VI

PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 1. Tingkat Provinsi

Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah Tingkat Provinsi dilaksanakan oleh masing-masing provinsi yang mengacu pada pedoman ini.

2. Tingkat Nasional

Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah Tingkat Nasional akan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 12 s.d 19 Agustus 2015.

B. Pembiayaan

Pembiayaan penyelenggaraan Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah Tingkat Nasional dibebankan pada Anggaran Tahun 2015 Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


(36)

30 C. Rangkaian Kegiatan

Rangkaian Kegiatan Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah Tahun 2015 sebagai berikut:

KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN

Maret April Mei Juni Juli Agustus

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

1.Pengiriman /Sosialisasi Pedoman Pelaksanaan Lomba 2.Seleksi tingkat

satuan pendidikan & UPTD 3. Pelaksanaan

Lomba di Tingkat Kabupaten 4. Pelaksanaan

Lomba di Tingkat Provinsi 5. Pengiriman

Dokumen Peserta terpilih Tingkat Provinsi 6. Pelaksanaan

Lomba Tingkat Nasional


(37)

31 Naskah Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah dalam Pengembangan Pembelajaran dikirimkan paling lambat tanggal 10 Juli 2015 cap Pos, ke alamat: Direktur Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah,

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Up. Kasubdit PTK PK-LK, Dit. P2TK Dikmen Kompleks Kemdikbud Gedung D Lantai 12 Jl. Jenderal Sudirman Pintu 1, Senayan Jakarta 10270

Telp. (021) 57974109

e-mail: subdit_pklk@yahoo.co.id


(38)

32 BAB VII

PENUTUP

Pedoman ini disusun untuk dapat dijadikan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam melaksanakan Kegiatan Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah.

Untuk memaksimalkan keikutsertaan peserta Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah dalam mengembangkan pembelajaran, diperlukan dukungan dari seluruh Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di dalam menyebarluaskan Pedoman Lomba Kreativitas Pembelajaran Guru Pendidikan Khusus Jenjang Menengah, dan mengatur pelaksanaannya di masing-masing Provinsi, sehingga manfaat kegiatan ini dapat dirasakan oleh seluruh daerah secara maksimal.


(39)

33 Lampiran : 1. Sampul Muka (Cover)

Sampul muka warna sampul orange, dengan menyebutkan bidang seperti di dalam tabel. Format selengkapnya seperti contoh berikut:

KARYA ILMIAH LOMBA KREATIVITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS JENJANG MENENGAH

Logo Daerah

JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Nama : ...

SEKOLAH ...

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI ... TAHUN 2015


(40)

34 Lampiran : 2. Contoh Lembar Pengesahan

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS TENTANG KREATIVITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS JENJANG MENENGAH

Judul PTK : ...

Bidang Kajian : Model, Metode, Media*

Ketua :

a. Nama Lengkap : ... b. NIP/NUPTK : ... c. Jabatan Fungsional : ... d. Alamat rumah : ... e. Nomor Telp./HP : ... f. Alamat Surat (e-mail) : ... g. Sekolah/Lembaga : ... h. Alamat Sekolah/Lembaga : ... : ... Lama Penelitian : ...

...,... 2015 Peneliti,

... NIP.

Mengetahui,

Kepala Dinas Pendidikan Kepala Sekolah

... ...


(41)

35 Lampiran : 3. Contoh Pernyataan Keaslian PTK

PERNYATAAN KEASLIAN PTK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………..

NIP/NUPTK : ………..

Sekolah/Lembaga : ………..

Dinas Pendidikan : Provinsi/Kab/Kota/.…………..…………...

Judul PTK : ………

……….. ………..

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa karya ilmiah ini bukan hasil karya saya sendiri, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.

………., 2015 Yang membuat pernyataan

……….……. Meterai


(42)

36 Lampiran : 4. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka

Sistem Harvard menggunakan nama penulis dan tahun publikasi dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara

alfabetis. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang

sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat Internet ditulis menggunakan huruf italic. Terdapat banyak varian dari sistem Harvard yang digunakan dalam berbagai jurnal di dunia.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka Sistem Harvard (author-date style:

Buller, H. and Hoggart, K. (1994a). 'New drugs for acute respiratory distress syndrome', New England Journal of Medicine, vol. 337, no. 6, pp. 435-439.

Buller, H. and Hoggart, K. (1994b). ‘The social integration of British home owners into French rural communities’, Journal of Rural

Studies, 10, 2, 197–210.

Dower, M. (1977). ‘Planning aspects of second homes’, in J. T. Coppock (ed.), Second Homes: Curse or Blessing?, Oxford, Pergamon Press, pp.210–37.

Palmer, F. R. (1986). Mood and Modality, Cambridge, Cambridge University Press.

Grinspoon, L. & Bakalar, J.B. (1993). Marijuana: the forbidden


(43)

37 Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah tulisan :

"Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat diinfeksi oleh beberapa spesies Rhizobiumyang berbeda”.

"Integrasi vertikal sistem rantai pasokan dapat menghemat total biaya distribusi antara 15% sampai 25 % (Smith 1949, Bond et al. 1955, Jones dan Green 1963)."

"Walaupun keberadaan Rhizobium normalnya mampu meningkatkan pertumbuhan kacang-kacangan (Nguyen 1987), namun telah didapat pula hasil yang berbeda bahkan berlawanan (Washington 1999)."


(44)

38 Lampiran : 5

BIODATA

PESERTA LOMBA KREATIVITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS JENJANG MENENGAH

TINGKAT NASIONAL

(Diketik atau ditulis dengan huruf balok dan tinta hitam)

I. KETERANGAN PERORANGAN

1. Nama Lengkap 2. NIP.

3. Jabatan fungsional 4. Pangkat dan Golongan 5. Tempat/Tanggal Lahir

6. Jenis Kelamin Laki-laki/perempuan *

7. Agama 8. Sekolah 9. Alamat Sekolah 10. Telp./Fax 11. Alamat a. Jalan b. Kelurahan/Desa c. Kecamatan d. Kabupaten e. Provinsi

12. Telp. a. Rumah b. HP c. e-mail *) Coret yang tidak perlu.

Catatan : Biodata bukan lampiran penilaian portofolio sertifikasi.

Pas foto 6 bulan terakhir

(warna) 4x6


(45)

39 II. RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan di dalam dan di luar negeri

No. Tingkat Pendidikan Jurusan Tahun Institusi Pendidikan

1 SD

2 SMP

3 SLTA

4 Perg Tinggi D1 D2/SGPLB D3 S1/D4 S2 S3

III. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pendidikan dan latihan di dalam dan di luar negeri

No.

Nama Diklat yang

diikuti

Lama

Diklat Tahun

Institusi

Penyelenggara Tempat

1 2 3 4 5

Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

…... 2015


(1)

34

Lampiran : 2. Contoh Lembar Pengesahan

HALAMAN PENGESAHAN

KARYA TULIS TENTANG KREATIVITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS JENJANG MENENGAH

Judul PTK : ... Bidang Kajian : Model, Metode, Media* Ketua :

a. Nama Lengkap : ... b. NIP/NUPTK : ... c. Jabatan Fungsional : ... d. Alamat rumah : ... e. Nomor Telp./HP : ... f. Alamat Surat (e-mail) : ... g. Sekolah/Lembaga : ... h. Alamat Sekolah/Lembaga : ... : ... Lama Penelitian : ...

...,... 2015 Peneliti,

... NIP.

Mengetahui,

Kepala Dinas Pendidikan Kepala Sekolah

... ...


(2)

35

Lampiran : 3. Contoh Pernyataan Keaslian PTK

PERNYATAAN KEASLIAN PTK Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………..

NIP/NUPTK : ………..

Sekolah/Lembaga : ……….. Dinas Pendidikan : Provinsi/Kab/Kota/.…………..…………...

Judul PTK : ………

……….. ………..

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah yang saya tulis ini benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa karya ilmiah ini bukan hasil karya saya sendiri, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.

………., 2015 Yang membuat pernyataan

……….…….

Meterai


(3)

36

Lampiran : 4. Tata Cara Penulisan Daftar Pustaka

Sistem

Harvard

menggunakan nama penulis dan tahun publikasi

dengan urutan pemunculan berdasarkan nama penulis secara

alfabetis

. Publikasi dari penulis yang sama dan dalam tahun yang

sama ditulis dengan cara menambahkan huruf a, b, atau c dan

seterusnya tepat di belakang tahun publikasi (baik penulisan dalam

daftar pustaka maupun sitasi dalam naskah tulisan). Alamat

Internet ditulis menggunakan huruf italic. Terdapat banyak varian

dari sistem

Harvard

yang digunakan dalam berbagai jurnal di dunia.

Contoh Penulisan Daftar Pustaka Sistem

Harvard

(

author-date

style

:

Buller, H. and Hoggart, K. (1994a). 'New drugs for acute respiratory

distress syndrome',

New England Journal of Medicine

, vol. 337, no.

6, pp. 435-439.

Buller, H. and Hoggart, K. (1994b). ‘The social int

egration of British

home owners into French rural communities’,

Journal of Rural

Studies

, 10, 2, 197

210.

Dower, M. (1977). ‘Planning aspects of second homes’,

in

J. T.

Coppock (ed.),

Second Homes: Curse or Blessing?

, Oxford,

Pergamon Press, pp.210

37.

Palmer, F. R. (1986).

Mood and Modality

, Cambridge, Cambridge

University Press.

Grinspoon, L. & Bakalar, J.B. (1993).

Marijuana: the forbidden


(4)

37

Contoh melakukan perujukan sumber pustaka dalam naskah

tulisan :

"Smith (1983) menemukan bahwa tumbuhan pengikat N dapat

diinfeksi oleh beberapa spesies

Rhizobium

yang berbeda”.

"Integrasi vertikal sistem rantai pasokan dapat menghemat total

biaya distribusi antara 15% sampai 25 % (Smith 1949, Bond et al.

1955, Jones dan Green 1963)."

"Walaupun

keberadaan

Rhizobium

normalnya

mampu

meningkatkan pertumbuhan kacang-kacangan (Nguyen 1987),

namun telah didapat pula hasil yang berbeda bahkan berlawanan

(Washington 1999)."


(5)

38

Lampiran : 5

BIODATA

PESERTA LOMBA KREATIVITAS PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS JENJANG MENENGAH

TINGKAT NASIONAL

(Diketik atau ditulis dengan huruf balok dan tinta hitam)

I. KETERANGAN PERORANGAN 1. Nama Lengkap

2. NIP.

3. Jabatan fungsional 4. Pangkat dan Golongan 5. Tempat/Tanggal Lahir

6. Jenis Kelamin Laki-laki/perempuan * 7. Agama

8. Sekolah 9. Alamat Sekolah 10. Telp./Fax 11. Alamat

a. Jalan

b. Kelurahan/Desa c. Kecamatan d. Kabupaten e. Provinsi

12. Telp. a. Rumah b. HP c. e-mail *) Coret yang tidak perlu.

Catatan : Biodata bukan lampiran penilaian portofolio sertifikasi. Pas foto

6 bulan terakhir (warna)


(6)

39

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan di dalam dan di luar negeri

No. Tingkat Pendidikan Jurusan Tahun Institusi Pendidikan 1 SD

2 SMP 3 SLTA

4 Perg Tinggi D1

D2/SGPLB D3 S1/D4 S2 S3

III. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Pendidikan dan latihan di dalam dan di luar negeri No.

Nama Diklat yang

diikuti

Lama

Diklat Tahun

Institusi

Penyelenggara Tempat 1

2 3 4 5

Demikian keterangan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

…... 2015 ( ...)