PEMAKNAAN KARIKATUR PADA RUBRIK OPINI DI KORAN KOMPAS (Studi Analisis Semiotik Tentang pemaknaan karikatur Pada Rubrik Opini Versi “Tong Sampah dengan statement” Bubarkan KPK dan Maafkan Koruptor Edisi 3 Agustus 20.

PEMAKNAAN KARIKATUR PADA RUBRIK OPINI DI
KORAN KOMPAS
(Studi Analisis Semiotik Tentang pemaknaan kar ikatur Pada
Rubr ik Opini Ver si “Tong Sampah dengan statement” Bubar kan
KPK dan Maafkan Kor uptor Edisi 3 Agustus 2011)

SKRIPSI

Oleh :

MARIA MEILINDA P.
NPM. 0743010052

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena
penyertaan-Nya dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul
PEMAKNAAN KARIKATUR DI KORAN KOMPAS EDISI 3
AGUSTUS 2011 (Studi Analisis Semiotik Tentang pemaknaan kar ikatur
di rubr ik opini “Kontrover si statement Bubarkan KPK dan Maafkan
kor uptor” di koran kompas edisi 3 AGUSTUS 2011)
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Drs.Saifuddin Zuhri, M.Si
sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan dalam
penyusunan Skripsi ini dan pada kesempatan ini juga penulis juga akan
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak – pihak
yang telah memberikan bantuan dan dukungan dalam penyusunan Skripsi ini baik
moral maupun tenaga antara lain :
1.

TUHAN YESUS KRISTUS yang senantiasa memberikan kesehatan dan

kekuatan serta kasihnya yang selalu tercurah bagi penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal ini dengan baik.

2. Prof Dr. Ir. H. Teguh Suedarto mp Rektor Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur
3. Ibu Dra.Hj.Suparwati, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Juwito, S.Sos, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Seluruh dosen FISIP khusunya Dosen Ilmu Komunikasi, yang telah bersedia
untuk mengajarkan semua hal – hal yang berharga dan tak ternilai.
6. FX. Catur Priyanto, Papa penulis yang mendanai semuanya dari awal hingga
akhir masa kuliah dan doa serta dukungan yang selalu tercurah sehinga penulis
semangat menyelesaikan skripsi ini. Thank’s Dad...I Love U so much.

6. LM. Sri Istiningsih, Mama penulis yang selalu doa dan memberikan dukungan
dalam bentuk apapun Meskipun sedikit suka marah-marah, tetapi penulis
paham akan tujuan mama. Thank’s Mom..... I Love U so Much.
7. Yohanes Allen Septiano, Kekasih penulis yang dengan setia mendukung dan
menginspirasi dalam penyelesaian skripsi ini. “Thank’s Beib...Maafin aku
kalau aku suka marah-marah terus” I LOVE U.
8. Timotius Denatale Dessandro Pristiano, malaikat kecilku yang selalu
ngegemesin tiap tingkahnya, makasih sayang udah jadi obat di saat lelah
datang. I Love U Son..
9. Nenekku tersayang, Mbak’At,Mbak Opy+Mas Denny, Mbak Ita+Mas Yudhi,
Mbak Narita+Mas Roko, Mbak Nessi+ Mas Ado, Dek Annes, Galih,
Abby,Tio,Willy, Violete. Semua yang penulis sayangi. I Love U aLL...
10. Mama Mia+Pak Pur, yang senantiasa memberikan dukungan doa dan curahan
kasihnya. Semoga Tuhan senantiasa memberikan kesehatan dan rejeki. Amin.
11. Kawan-kawan penulis yang penulis sayangi, Tania,Mey “Jupe”, Marsha,
Mumut, Ratih “Tera”, Yaniar, Yasid, Rizal “Brenk”, Riska “kaka”, Nophie
“mak”, Fandy “Carla”, Shandy, Dimas “bre”, Rizal “Bobo”. Dan semua yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


iii

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Thank’s for all.
12. PT. Menara Cipta Indonesia, seluruh karyawan beserta staf. Terutama para
pimpinan yang selalu memberikan ijin di saat penulis meninggalkan kantor.
Untuk Mbak Widia, “Makasih banget,udah di bantuin nyelesein tugas kantor
sewaktu aku ijin ninggal kantor”.
Penulis sepenuhnya menyadari, banyak sekali terdapat kekurangan dalam
penyusunan Skripsi ini, untuk itu segala bentuk saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan oleh penulis.
Skripsi ini adalah sebuah wujud terima kasih dan persembahan penulis
untuk seluruh pembaca, sebagai bentuk kecintaan dan penghargaan penulis
terhadap ilmu pengetahuan, juga dengan harapan besar semoga Skripsi ini dapat
memberikan pengetahuan dan manfaat bagi semua yang membutuhkan. Terima
kasih.

Surabaya,8 November 2011

Penulis


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 14
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 15
1.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 15
1.4.1 Kegunaan Teoritis ................................................................. 15
1.4.2 Kegunaan Praktis .................................................................. 15
BAB II KAJ IAN PUSTAKA ..................................................................... 16
2.1 Landasan Teori ............................................................................... 16
2.1.1 Komunikasi Politik ................................................................ 16

2.1.1.1 Fungsi partai politik ................................................... 18
2.1.1.2 Lambang Demokrat .................................................... .19
2.1.1.3 Tong sampah dan loudspekears......................................20
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.2 Surat Kabar Sebagai Media Massa.............................................20
2.1.3 Kartun dan Karikatur..................................................................23
2.1.4 Karikatur Dalam Media Massa …..............................................26
2.1.5 Kritik Sosial .......................................................................... 27
2.1.6 Semiotika .............................................................................. 32
2.1.7 Konsep Makna ...................................................................... 35
2.1.8 Semiotika Charles Sanders Peirce .......................................... 38
2.2 Kerangka Berpikir .......................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 43
3.1 Metode Penelitian ........................................................................... 43
3.2 Definisi Konseptual ........................................................................ 43
3.2.1 Corpus .................................................................................. 44
3.2.1.1. Karikatur ................................................................... 45

3.2.1.2. Semiotika .................................................................. 45
3.3 Unit Analisis .................................................................................. 46
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 47
3.4 Teknik Analisis Data............................................................................ 48
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 49
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................ 49
4.1.1 Gambaran Umum Harian Kompas ......................................... 49
4.1.2 Sejarah Harian Kompas ......................................................... 50
4.2 Penyajian Data ............................................................................... 54
4.3 Karikatur Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas “Tong
sampah dengan statement Bubarkan KPK..Maafkan Koruptor”
Edisi Rabu, 3 Agustus 2011 ........................................................... 55
4.4 Karikatur Rubrik Opini Pada Surat Kabar Kompas “Tong
sampah dengan statement Bubarkan KPK..Maafkan Koruptor”
Dalam Kategori Tanda Pierce ......................................................... 56
4.5 Analisis Rubrik Opini pada Surat Kabar Kompas edisi Rabu, 3

Agustus 2011 ................................................................................. 61
4.5.1 Ikon ....................................................................................... 62
4.5.2 Indeks ................................................................................... 66
4.5.3 Simbol .................................................................................. 68
4.6

Makna Keseluruhan Pemaknaan Karikatur Rubrik Opini Pada Surat
Kabar Kompas “Tong sampah dengan statement Bubarkan
KPK..Maafkan Koruptor” Edisi Rabu, 3 Agustus 2011 (dalam
model Triangel of Meaning Peirce) ..................................................... 70

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 73
5.2 Saran .............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 75
LAMPIRAN ............................................................................................... .


ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAKSI
MARIA MEILINDA, PEMAKNAAN KARIKATUR RUBRIK OPINI
PADA SURAT KABAR KOMPAS
(Studi Semiotik Pemaknaan Kar ikatur Rubrik Opini Pada Sur at Kabar Kompas
“Kontr oversi Statement BUBARKAN KPK...MAAFKAN KORUPTOR...” Edisi
Rabu, 3 Agustus 2011)
The purpose of this study was to determine how meaning is communicated caricature
Rubric Compass Newspaper Opinion on the issue Wednesday, August 3, 2011.
The theory used is the semiotics of Charles Sanders Peirce who proposed split between sign
and referent into categories: icon, index, symbol is a sign that the relationship between the
marker and the marker is the same natural shape. Frame of mind which is used in this study
based on Frame of Reference (based on knowledge) and the Field of Experience (backfield).
Semiotic methods in qualitative research is descriptive, ie a method that is easier to
adjust when it is in fact double this study, presents a direct relationship between the researcher
with the object of researchers, more sensitive and can adjust to the many influences on the

pattern - the pattern of values encountered. Techniques of data analysis in this research is
descriptive method, the data collected in the form of words - words and pictures.
The results obtained from the interpretation of caricature is the public attitude toward a
controversial statement made in a karikatur.Hal caricaturists can be seen from the index are
shown which illustrates that the people full of doubt and question marks against the
government in handling corruption cases.The conclusion is a caricaturist wanted the
government to be firm in KPK's performance in overseeing eradicate corruption. But however
to date, the Commission still remains a necessary institution in the eradication of corruption, if
indeed some komisionernya involved moral turpitude and violating the law, should take strict
action against the concerned, the Commission should not arbitrarily disbanded immediately.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna yang
dikomunikasikan karikatur Rubrik Opini pada Surat Kabar Kompas edisi Rabu, 3 Agustus
2011.Teori yang digunakan adalah semiotika Charles Sanders Peirce yang mengemukakan
membagi antara tanda dan acuannya tersebut menjadi kategori yaitu : ikon, indeks, simbol
adalah tanda yang hubungan antara penanda dan penandanya bersifat bersamaan bentuk
alamiah. Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan pada Frame of
Reference (berdasarkan pengetahuan) serta Field of Experience (latar belakang pengalaman).
Metode semiotik dalam penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu sebuah metode
yang lebih mudah menyesuaikan bila dalam penelitian ini kenyataannya ganda, menyajikan
secara langsung hubungan antara peneliti dengan objek peneliti, lebih peka serta dapat

menyesuaikan diri dengan banyak pengaruh terhadap pola - pola nilai yang dihadapi. Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan
berupa kata - kata dan gambar.
Hasil yang didapat dari interpretasi karikatur adalah adanya sikap masyarakat
terhadap statement yang kontroversial yang dilakukan karikaturis dalam sebuah karikatur.Hal
ini terlihat dari indeks yang ditampilkan yang menggambarkan bahwa rakyat penuh keraguraguan dan tanda tanya terhadap pemerintah dalam penanganan kasus korupsi.
Kesimpulan yang didapat adalah karikaturis menginginkan pemerintah bersikap
tegas dalam mengawasi kinerja KPK dalam berantas Korupsi. Tetapi bagaimanapun hingga
saat ini, KPK masih tetap merupakan lembaga yang dibutuhkan dalam pemberantasan
korupsi, jika memang beberapa komisionernya terlibat perbuatan tercela dan melanggar
hukum, sebaiknya diambil tindakan tegas terhadap yang bersangkutan, jangan seenaknya
langsung bubarkan KPK.
Kata Kunci : Tong Sampah, Korupsi, Partai Demokrat.

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Dunia ini dengan segala isi dan peristiwanya tidak bisa melepaskan diri
dari kaitannya dengan media massa; demikian juga sebaliknya, media massa
tidak bisa melepaskan diri dari dunia dengan segala isi dan peristiwanya. Hal
ini disebabkan karena hubungan antara keduanya sangatlah erat sehingga
menjadi saling bergantung dan saling membutuhkan. Segala isi dan peristiwa
yang ada di dunia menjadi sumber informasi bagi media massa. Selanjutnya,
media massa mempunyai tugas dan kewajiban menjadi sarana dan prasarana
komunikasi untuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan peristiwaperistiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasinya dalam aneka
wujud (berita, artikel, laporan penelitian, dan lain sebagainya) dari yang
kurang menarik sampai yang sangat menarik, dari yang tidak menyenangkan
sampai yang sangat menyenangkan tanpa ada batasan kurun waktu. William L.
Rivers dan kawan-kawannya (Rivers 2003:ix) mengatakan bahwa pada
dasarnya, kondisi di dunia nyata mempengaruhi media massa, dan ternyata
keberadaan media massa juga dapat mempengaruhi kondisi nyata dunia.
Dengan kata lain, dunia mempunyai peranan dan kekuatan untuk
mempengaruhi media massa; dan sebaliknya, media massa juga mempunyai

1

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

peranan dan kekuatan yang begitu besar terhadap dan bagi dunia ini, terlebih
dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia dengan segala aspek
yang melingkupinya. Oleh karenanya, dalam komunikasi melalui media
massa, media massa dan manusia mempunyai hubungan saling ketergantungan
dan

saling membutuhkan

karena masing-masing

saling

mempunyai

kepentingan, masing-masing saling memerlukan. Media massa membutuhkan
berita dan informasi untuk publikasinya baik untuk kepentingan media itu
sendiri maupun untuk kepentingan orang atau institusi lainnya; di lain pihak,
manusia membutuhkan adanya pemberitaan, publikasi untuk kepentingankepentingan tertentu (Efendy.2000;92) .

Masyarakat haus akan informasi, sehingga media massa sangat
dibutuhkan oleh masyarakat. Media massa terdiri dari media massa cetak, dan
media massa elektronik. Media massa cetak terdiri dari majalah, surat kabar,
dan buku. Sedangkan media massa elektronik terdiri dari televisi, radio, film,
internet, dan lain - lain. Media cetak seperti, majalah, buku, surat kabar justru
mampu memberikan pemahaman yang tinggi kepada pembacanya, karena ia
sarat dengan analisa yang mendalam dibanding media lainnya. (Cangara,
2005:128). Fungsi media sebagai kontrol sosial dan persuasif secara sadar atau
tidak dapat mengarahkan khalayak untuk mengikuti pola pikir yang disajikan
media. Kebutuhan khalayak akan berita yang paling penting adalah nilai
"kebaruan", nilai ini pada media cetak terletak pada surat kabar. Surat kabar
merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media
massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

ditemukannya mesin cetak oleh Johann Gutenberg di Jerman” (Ardianto &
Erdinaya, 2005, p.99). Perkembangan surat kabar di Indonesia sendiri juga
telah melewati perjalanan panjang selama lima periode, yakni masa penjajahan
Belanda, penjajahan Jepang, menjelang kemerdekaan, zaman orde lama serta
orde baru. Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai
misi

menyebarluaskan

pesan-pesan

pembangunan

dan

sebagai

alat

mencerdaskan rakyat Indonesia. Dari empat fungsi media massa (informasi,
edukasi, hiburan, dan persuasif), fungsi yang paling menonjol adalah
informasi” (Ardianto & Erdinaya, 2005, p.104). Berdasarkan isinya, surat
kabar lebih variatif dengan isi yang beragam. Terdapat rubrik olahraga, berita
lokal, nasional, maupun internasional, terdapat juga rubrik opini, lifestyle dan
sebagainya. Namun secara sederhana isi surat kabar dapat dibagi tiga yaitu,
berita (news), opini (value), iklan (advertising). Berita dalam surat kabar tidak
terfokus pada salah satu fenomena masyarakat (seperti pada tabloid yang
hanya membahas fenomena tentang olahraga) namun semua fenomena atau
peristiwa dalam realitas dilaporkan (Efendy.2000;92).

Melihat ketertarikan khalayak akan informasi terbaru maka media
menyajikan informasi berupa visualiasi karikatur. Informasi yang ringan dan
humoris namun tetap kritis dan faktual membuat khalayak terhibur dan tertarik
dengan informasi tersebut (Efendy.2000;92). Karikatur disajikan sebagai suatu
bentuk kritik sosial yang memiliki kadar humor, estetika serta pesan kritik
yang tepat sasaran. GM Sudarta memberikan arti kata karikatur sebagai
deformasi berlebih atas wajah seseorang, biasanya orang terkenal, dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

“mempercantiknya” melalui penggambaran ciri khas lahiriahnya untuk tujuan
mengejek. (Sobur, 2003:138). Sedangkan menurut T. Susanto (1996:39),
gambar kartun atau karikatur merupakan alat yang paling mudah dan cocok
untuk menggambarkan suatu realitas yang terjadi dalam masyarakat. Maka
tidaklah heran apabila dalam media cetak dapat kita jumpai karikatur dengan
halaman khusus untuk mengutarakan suatu opini. Pesan yang disampaikan
dalam karikatur mempunyai ungkapan yang kritis terhadap berbagai
permasalahan, baik itu yang tersamar maupun yang tersembunyi. Dari sini,
dapat kita ketahui bahwa karikatur dapat dikatakan sebagai sarana kritik sosial.
dengan tampilan karikatur. Keberadaan karikatur pada surat kabar bukan
berarti hanya melengkapi surat kabar dan memberikan hiburan selain beritaberita utama yang disajikan. Tetapi juga dapat memberikan informasi dan
tambahan pengetahuan kepada masyarakat.
Dalam penyajiannya di media cetak gambar karikatur adalah karya
pribadi, produk suatu keahlian seorang kartunis baik dari segi pengetahuan,
intelektual, teknik melukis, psikologis, maupun bagaimana dia memilih tema
atau isu yang tepat. Mereka dikategorikan sebagai wartawan karena karya
mereka faktual sesuai dengan permasalahan yang sedang muncul dalam
realitas. Para wartawan dan karikaturis membentuk berita berdasarkan
interpretasi mereka terhadap realitas yang menjadi bahan pemberitaan.
Pemaknaan diantara para pekerja media itu akan berbeda karena nilai — nilai,
sudut pandang, pengalaman dan rujukan yang dimiliki para pekerja tersebut
(jurnalis) berbeda dengan wartawan atau jurnalis dari media yang berbeda.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Perbedaan tersebut juga dipengaruhi ideologi, kebijakan serta segmentasi
masing — masing media. Dengan demikian hasil reportase mereka berbeda
meskipun objek beritanya sama (Eriyanto.2005;25-26).
Surat kabar menyediakan kolom khusus yang disebut Kolom opini,
disini menjadi tempat baik tim redaksi maupun khalayak umum untuk
berkomentar terhadap suatu fenomena tertentu. Pemikiran atau komentar
tersebut disampaikan secara logis, dan faktual serta subjektif berdasarkan
sudut pandang penulisnya. Demikian halnya yang terjadi pada rubrik kartun
opini dalam harian Kompas. Teks yang dihasilkan dalam kartun opini
dipengaruhi konteks situasi dan social budaya yang terjadi di masyarakat.
Cerita yang diperankan oleh tokoh-tokoh rekaan yang diciptakan penulis
mempunyai pengacuan di dunia nyata, seperti pejabat, pengemis, pemulung,
pengamen, penjahat, dan sebagainya. Hal ini tentu saja disesuaikan dengan
tema yang diangkat dan konteks cerita. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti
tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai Karikatur di rubrik opini dalam
harian Kompas.
Karikatur sebagai wahana penyampai kritik sosial seringkali kita
temui didalam berbagai media massa baik media cetak maupun media
elektronik. Di dalam media ini, karikatur menjadi pelengkap artikel dan
opini. Keberadaannya biasanya disajikan sebagai selingan atau dapat
dikatakan sebagai penyejuk setelah para pembaca menikmati artikel - artikel
yang lebih serius dengan sederetan huruf yang cukup melelahkan mata dan
pikiran. Meskipun sebenarnya pesan - pesan yang disampaikan dalam

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

sebuah karikatur sama seriusnya dengan pesan - pesan yang disampaikan
lewat berita dan artikel, namun pesan - pesan dalam karikatur lebih mudah
dicerna karena sifatnya yang menghibur. Seringkali gambar itu terkesan
lucu dan menggelikan sehingga membuat kritikan yang disampaikan oleh
karikatur tidak begitu dirasakan melecehkan atau mempermalukan. (Indarto,
1999: 5).
Kesengajaan dalam membentuk sebuah pesan menggunakan bahasa
simbol atau non verbal ini juga bukanlah tanpa maksud, penggunaan bentuk
non verbal dalam karikatur lebih diarahkan kepada pengembangan
interpretasi oleh pembaca secara kreatif, sebagai respon terhadap apa yang
yang diungkapkan melalui karikatur tersebut. Dengan kata lain, meskipun
dalam suatu karya karikatur terdapat ide dan pandangan - pandangan
seorang karikaturis, namun melalui suatu proses interpretasi muatan makna
yang terkandung didalamnya akan dapat berkembang secara dinamis,
sehingga dapat menjadi lebih kaya serta lebih dalam pemaknaannya.

Dalam sebuah karikatur yang baik, kita menemukan perpaduan dari
unsur - unsur kecerdasan, ketajaman, dan ketepatan berpikir secara kritis
serta

ekspresif

melalui

seni

lukis

dalam

menanggapi

fenomena

permasalahan yang muncul dalam kehidupan masyarakat luas, yang secara
keseluruhan dikemas secara humoris, dengan demikian memahami karikatur
juga perlu memiliki referensi - referensi sosial agar mampu menangkap
pesan yang ingin disampaikan oleh karikaturisnya. Tokoh, isi, maupun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

metode pengungkapan kritik yang dilukiskan secara karikatural sangat
bergantung pada isu besar yang berkembang yang dijadikan headline.

Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa karikatur merupakan salah
satu wujud lambang (symbol) atau bahasa visual yang keberadaannya
dikelompokkan dalam kategori komunikasi non verbal dan dibedakan
dengan bahasa verbal yang berwujud tulisan atau ucapan. Karikatur
merupakan ungkapan ide atau pesan dari karikaturis kepada publik yang
dituju melalui simbol yang berwujud gambar, tulisan dan lainnya.

Simbol pada gambar merupakan simbol yang disertai maksud
(signal). Sobur (2003: 163) menyatakan bahwa pada dasarnya simbol adalah
sesuatu yang berdiri atau ada sesuatu yang lain, kebanyakan diantaranya
tersembunyi atau tidak jelas. Sebuah simbol dapat berdiri untuk institusi,
ide, cara berpikir, harapan, dan banyak hal lain. Dapat disimpulkan bahwa
simbol atau tanda pada sebuah gambar memiliki makna yang dapat digali,
dengan kata lain, bahasa simbolis menciptakan situasi yang simbolis pula
atau memiliki sesuatu yang mesti diungkap maksud dan artinya.

Karikatur membangun masyarakat melalui pesan - pesan sosial
yang dikemas secara kreatif dengan pendekatan simbolis. Jika dilihat dari
wujudnya, karikatur mengandung tanda - tanda komunikatif. Lewat bentuk bentuk komunikasi itulah pesan tersebut menjadi bermakna. Disamping itu,
gabungan antara tanda dan pesan yang ada pada karikatur diharapkan
mampu mempersuasi khalayak yang dituju. Tulisan ini bertujuan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

mengkaji tanda verbal (terkait dengan judul, subjudul, dan teks) dan tanda
visual (terkait dengan ilustrasi, logo, tipografi dan tata visual) karikatur
dengan pendekatan semiotika. Dengan demikian, analisis semiotika
diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk memperoleh makna yang
terkandung dibalik tanda verbal dan tanda visual dalam iklan layanan
masyarakat.

Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam pesan karikatur,
disosialisasikan kepada khalayak sasaran melalui tanda. Secara garis besar,
tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual.
Tanda verbal akan didekati dari ragam bahasanya, tema dan pengertian yang
didapatkan,

sedangkan

tanda

visual

akan

dilihat

dari

cara

menggambarkannya apakah secara ikon, indeks, maupun simbolis.

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengambil objek penelitian
gambar karikatur pada rubrik opini Koran Kompas edisi Rabu 3 Agustus
2011 yang bertema Tong Sampah dengan Statment “BUBARKAN
KPK...MAAFKAN

KORUPTOR”.

Dalam

karikatur

tersebut

memperlihatkan sebuah Tong Sampah yang berbentuk Loudspekears atau
pengeras suara

dan terdapat lambang segitiga didalamnya yang

menyerukan

suara

BUBARKAN

KPK...MAAFKAN

KORUPTOR...kemudian terdapat dua orang berpendapat Seorang Laki laki
yang berbaju sederhana dan berskspresi penuh tanya dengan mulut
menganga serta tangannya memegang orang di sampingnya dan bertanya ”
Kok sepertinya gak serius memberantas korupsi ya?” kemudian seorang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

Laki laki berkacamata yang berkepala botak dan berpakaian hem rapi
dengan ekspresi cuek, sambil memejamkan mata dan tangan melipat
menjawab”Emang selama ini serius?

Hal ini berkaitan dengan Kebobrokan atau kebusukan Partai Demokrat
kelihatan telanjang bulat-bulat karena munculnya berbagai kasus yang
berkaitan dengan perkara Nazarrudin, Anas Urbaningrum, Andi Nurpati, dan
kongres Partai Demokrat di Bandung, projek Wisma Atlet di Palembang dan
kompleks olahraga Hambalang. Kebobrokan Partai Demokrat ini sudah
menjadi pembicaraan ramai di kalangan masyarakat. Dari yang sudah
diberitakan oleh pers dan televisi, maka banyak bukti atau indikasi bahwa
Partai Demokrat, yang merupakan partai terbesar, dan memegang kekuasaan,
ternyata adalah partai yang tokoh-tokoh utamanya paling korup, paling tidak
jujur, paling munafik. Tidak hanya Anas Urbaningrum atau Nazaruddin saja
yang demikian itu, melainkan banyak juga lainnya. Dapat di katakan bahwa
dalam partai Demokrat terdapat kebusukan atau tidak bersih.

Slogan antikorupsi yang digaungkan Partai Demokrat tidak sesuai
dengan kenyataan yang ada. Buktinya, banyak kader Demokrat yang
tersangkut tindak pidana korupsi atau suap. Partai pemenang Pemilu 2009
ini juga terkesan menjadi tempat penampungan para pihak yang bermasalah
hukum. Hal ini, tidak terlepas posisi Partai Demokrat yang berada pada
puncak kekuasaan sehingga bisa dianggap aman sebagai tempat berlindung
bagi para pihak yang bermasalah hukum,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

Hal ini yang mengakibatkan Ketua DPR RI Marzuki Ali dan beliau
adalah salah satu petinggi partai Demokrat mengeluarkan statment bubarkan
KPK dan maafkan koruptor karena tidak puas dengan kinerja KPK(Komisi
Pemberantasan Korupsi) dalam memberantas korupsi dan terkait dengan
dugaan kasus korupsi yang dialami oleh petinggi Partai Demokrat atau beliau
bertujuan mengalihkan perhatian publik dan sebagai upaya menutupi
kebobrokan dan kebusukan di dalam partai Demokrat. Hal ini berbanding
terbalik dengan slogan partai Demokrat ketika pemilu 2009 “Katakan tidak
pada Korupsi”.

Bermula dari tuduhan seorang buron yang bernama M. Nazaruddin,
rekan sejawat Marzuki dari Partai Demokrat yang menyebutkan bahwa
beberapa nama pimpinan KPK pernah beberapa kali melakukan pertemuan
yang tentunya diduga untuk kepentingan persekongkolan jahat. Tudingan
Nazaruddin itu belum dibuktikan karena Nazar sendiri masih dalam diselidiki.
Banyak pihak, termasuk Marzuki sendiri meragukan kebenaran tudingan
Nazar itu.

Tapi anehnya Marzuki buru-buru menanggapinya dengan

membuat statement agar KPK dibubarkan saja dan mengajak rakyat memulai
hidup baru, koruptor dimaafkan dan seluruh hartanya disita untuk
negara.Mampukah negara melakukan penyitaan terhadap harta jarahan para
koruptor itu? jika bisa kenapa tidak dilakukan mulai sekarang? kenapa harus
dengan jalan membubarkan KPK dan memaafkan para koruptor.

Meskipun merupakan lembaga ad hock, KPK itu dibentuk berdasarkan
undang-undang, dan terlihat lucunya, jika lembaga tersebut dibubarkan hanya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

karena tuduhan seorang buronan seperti Nazaruddin. Keterangan yang
diberikannya dari tempat persembunyian seperti itu tentu tidak bisa dijadikan
dasar untuk menilai kredibelnya sekelompok orang, terlebih lagi jika dijadikan
dasar untuk membubarkan sebuah lembaga negara seperti KPK.

Tudingan Nazar dan usulan Marzuki sepertinya merupakan satu mata
rantai yang terpisahkan dari Usaha untuk membubar KPK yang memang
sudah ada sejak lama. Keberadaan lembaga ini membuat banyak pihak merasa
tidak nyaman, meskipun dalam praktiknya KPK dinilai belum menjalankan
fungsinya secara optimal, masih terkesan tebang pilih dan lain sebagainya.
Bagaimanapun hingga saat ini, KPK masih tetap merupakan lembaga yang
dibutuhkan dalam rangka upaya pemberantasan korupsi, jika memang
beberapa komisionernya terlibat perbuatan tercela dan melanggar hukum,
sebaiknya diambil tindakan tegas terhadap yang bersangkutan, bukan dengan
cara membubarkan KPK. Membubarkan KPK dengan cara sedemikian rupa
adalah tindakan yang sangat tidak bijak, alangkah lucunya jika nyanyian
seorang buron dari tempat persembunyiannya, dijadikan dasar untuk
membubarkan sebuah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan undangundang.Pasal 20 UU No.30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Korupsi menyebutkan bahwa KPK bertanggung jawab kepada publik atas
pelaksanaan tugas wewenangnya dengan menyampaikan laporan secara
terbuka dan berkala kepada Presiden, DPR dan BPK; namun tidak disebutkan
secara eksplisit dalam undang-undang tersebut mengenai siapa yang akan
mengawasi kinerja KPK sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Ketertarikan peneliti terhadap karikatur pada Rubrik Opini Koran
Kompas yang bertema Tong Sampah dengan Statment “Bubarkan KPK dan
Maafkan Koruptor” disebabkan karena dalam mengungkapkan komentar,
karikatur tersebut menampilkan masalah tidak secara harafiah tetapi melalui
metafora agar terungkap makna tersirat di balik peristiwa. Metafora
merupakan pengalihan sebuah simbol (topik) ke sistem simbol lain
(kendaraan). Penggabungan dua makna atau situasi menimbulkan konflik
antara persamaan dan perbedaan, hingga terjadi perluasaan makna menjadi
makna baru. Karikatur ini memindahkan suatu peristiwa actual menjadi
gambar yang ganjil dengan kejenakannnya yang khas. Kejenakaannya selalu
mengandalkan hal - hal yang paradox, maka demikian pula dengan identitas
yang dimilikinya.

Alasan lain peneliti memilih karikatur pada Rubrik Opini Koran
Kompas karena Kompas merupakan salah satu media yang memberikan porsi
pada idealisme yang termasuk pula pada visinya “Amanat Hati Nurani
Rakyat” yang sekaligus menjadi merek dagang Kompas yang membidik pasar
kelas menengah ke atas. Media Kompas merupakan salah satu saluran
komunikasi politik di Indonesia sela era reformasi, realitas media dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara. Di samping menggunakan bahasa
tulis sebagai media utama penyampaian informasi, juga dapat menggunakan
dengan memaknai gambar kartun. Sebagai Koran Nasional peredaran Kompas
meliputi hampir seluruh kota di Indonesia dan selalu menjadi market leader.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Dari beberapa uraian di atas, pemilihan gambar karikatur pada Rubrik
Opini Koran Kompas yang bertema “Tong Sampah dengan Statment Bubarkan
KPK dan Maafkan Koruptor” sebagai objek penelitian karena gambar
karikaturnya yang unik, karena apa yang disajikan dalam gambar karikatur
editorial tersebut seakan - akan menggambarkan tanggapan permasalahan yang
terjadi dalam sudut pandang masyarakat Indonesia yang diwakili oleh kartunis.
Dalam mengungkapkan makna pesan gambar karikatur tersebut, peneliti
menggunakan pendekatan Semiotik, yaitu studi mengenai tanda dan segala
yang berhubungan dengan acuannya. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode
analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai
dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusia
dan bersama-sama manusia. Dengan pemilihan model semiotika Pierce yang
digunakan di dalam penelitian, karena sebagaimana pengertiannya tentang
tanda – tanda dan berbagai hal yang berhubungan dengan iklan, cara berfungsi,
hubungannya dengan tanda – tanda lain, pengiriman dan penerimaan pesan,
serta cara mengkomunikasikannya. Pierce membagi tanda berdasarkan
objeknya menjadi tiga yaitu icon(ikon), index(indeks), symbol (simbol). Icon
adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan.
Index adalah tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara tanda dan
pertanda yang bersifat kausal atau hubungan timbal balik. Symbol adalah
tanda yang menunjukan hubungan alamiah antara penanda dengan pertanda
dan bersifat arbiter atau hubungan berdasarkan konvensi (perjanjian)
masyarakat (sobur,2004 : 115).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

1.2

Per umusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana makna karikatur versi Tong
Sampah dengan Statement “Bubarkan KPK dan Maafkan Koruptor” di Rubrik
Opini Koran Kompas Edisi Rabu 3 Agustus 2011?

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana makna
yang dikomunikasikan karikatur versi “Tong Sampah Dengan Statement
“Bubarkan KPK dan Maafkan Koruptor” di Rubrik Opini Koran Kompas
Edisi Rabu 3 Agustus 2011 dengan menggunakan pendekatan semiotika.

1.4

Kegunaan Penelitian

1.4.1

Kegunaan Teor itis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran pada Ilmu Komunikasi mengenai karikatur pada Rubrik
Opini Koran Kompas versi “Tong Sampah Dengan Statment Bubarkan KPK
dan maafkan Koruptor” edisi Rabu 3 Agustus 2011.

1.4.2

Kegunaan Pr aktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan dapat
menjadi pertimbangan atau masukan untuk mengetahui penerapan tanda dalam
studi semiotik sehingga dapat memberi makna bagi para pembaca Surat Kabar
Kompas mengenai makna dari karikatur.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teor i

2.1.1 Komunikasi Politik
Komunikasi politik (political communication) adalah komunikasi
yang melibatkan pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan
dengan kekuasaan, pemerintahan, dan kebijakan pemerintah. Dengan
pengertian ini, sebagai sebuah ilmu terapan, komunikasi politik bukanlah
hal yang baru. Komunikasi politik juga bisa dipahami sebagai komunikasi
antara “yang memerintah” dan “yang diperintah”.

Komunikasi politik merupakan salah satu fungsi partai politik, yakni
menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan
mengaturnya sedemikian rupa -”penggabungan kepentingan” (interest
aggregation) dan “perumusan kepentingan” (interest articulation) untuk
diperjuangkan menjadi public policy. (Miriam Budiardjo).

Komunikasi politik adalah penyebaran aksi, makna, atau pesan yang
bersangkutan dengan fungsi suatu sistem politik, melibatkan unsur-unsur
komunikasi seperti komunikator, pesan, dan lainnya.

Kebanyakan

komunikasi politik merupakan lapangan wewenang lembaga-lembaga

15
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

khusus, seperti media massa, badan informasi pemerintah, atau parpol.
Namun demikian, komunikasi politik dapat ditemukan dalam setiap
lingkungan sosial, mulai dari lingkup dua orang hingga ruang kantor
parlemen.(Jack Plano dkk).

Komunikasi politik dapat dipahami sebagai setiap komunikasi yang
bertujuan politik dan dapat terjadi di antara partai-partai politik, di antara
lembaga-lembaga pemerintahan (Presiden/MPR/DPR), antara partai politik
dengan lembaga pemerintahan, antara partai politik dengan masyarakat, atau
antara lembaga pemerintahan dengan masyarakat.

Kajian Komunikasi politik biasanya berpusat pada pembahasan
tentang Opini publik. Hal ini terjadi karena sasaran komunikasi politik
sendiri adalah bagaimana bisa menguasai dan mengarahkan opini publik
sehingga

bisa

memberi

manfaat

bagi pelaku

komunikasi politik

(komunikator). Sehingga para komunikator politik ini sering mengeluarkan
pernyataan-pernyataan yang merupakan gagasan, kritik ataupun saran untuk
pemerintah untuk mewujudkan kehidupan politik yang demokratis guna
membangun kemajuan bangsa. Dalam hal ini rakyat sebagai komunikan
memberikan efek dan membentuk opini publik yang beraneka ragam.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

2.1.1.1 Fungsi Par tai Politik

Menurut Mac Iver, partai politik adalah “suatu kumpulan terorganisasi
untuk menyokong suatu prinsip atau kebijaksanaan (policy) yang oleh
perkumpulan itu diusahakan dengan cara-cara sesuai dengan konstitusi atau
Undang-undang agar menjadi penentu cara melakukan pemerintahan”.
Perkumpulan-perkumpulan itu diadakan karena adanya kepentingan bersama.
Oleh karena itu seringkali suatu perkumpulan atau ikatan diadakan untuk
memenuhi atau mengurus kepentingan bersama dalam masyarakat. Selain
mempunyai kepentingan bersama, suatu perkumpulan khususnya partai politik,
akan muncul karena anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan
cita-cita yang sama.

Ahli lain yaitu Sigmund Neumann mengemukakan bahwa partai politik
adalah organisasi dari aktivitas – aktivitas politik yang berusaha untuk
menguasai kekuasaan pemerintah serta merebut dukungan rakyat atas dasar
persaingan dengan suatu golongan atau golongan yang lain yang mempunyai
pandangan yang berbeda.

Partai politik dalam era modern dimaknai sebagai suatu kelompok yang
terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan citacita yang sama. Tujuannya adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan
merebut kedudukan politik untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka
(Miriam Budiardjo, 1998, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Dilihat dari pengertian tersebut, ada beberapa unsur penting yang ada
dalam partai politik, yaitu: orang-orang, ikatan antara mereka hingga terorganisir
menjadi satu kesatuan, serta orientasi, nilai, cita-cita, tujuan dan kebijaksanaan
yang sama. Adapun 4 fungsi partai politik :

Pertama, partai sebagai sarana komunikasi politik. Partai menyalurkan
aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat. Partai melakukan penggabungan
kepentingan masyarakat (interest aggregation) dan merumuskan kepentingan
tersebut dalam bentuk yang teratur (interest articulation). Rumusan ini dibuat
sebagai koreksi terhadap kebijakan penguasa atau usulan kebijakan yang
disampaikan kepada penguasa untuk dijadikan kebijakan umum yang diterapkan
pada masyarakat. Kedua, partai sebagai sarana sosialisasi politik. Partai
memberikan sikap, pandangan, pendapat, dan orientasi terhadap fenomena
(kejadian, peristiwa dan kebijakan) politik yang terjadi di tengah masyarakat.
Sosialisi politik mencakup juga proses menyampaikan norma-norma dan nilainilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahkan, partai politik berusaha
menciptakan image (citra) bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. Ketiga,
partai politik sebagai sarana rekrutmen politik. Partai politik berfungsi mencari
dan mengajak orang untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota
partai. Keempat, partai politik sebagai sarana pengatur konflik. Di tengah
masyarakat terjadi berbagai perbedaan pendapat, partai politik berupaya untuk
mengatasinya. Namun, semestinya hal ini dilakukan bukan untuk kepentingan
pribadi atau partai itu sendiri melainkan untuk kepentingan umum.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

2.1.1.2 Simbol Partai Demokrat

Setiap partai politik memiliki lambang atau logo sebagai filosofi dan
sebagai landasan partai tersebut. Seperti halnya partai Demokrat yang memilih
simbol segitiga, Lambang segitiga yang ujungnya menghadap ke bawah, itu
menggambarkan PIRAMIDA MESIR; sedangkan gambar segitiga yang ujungnya
ke atas, itu menggambarkan BUKIT ZION di Israel. Intinya, lambang itu
mencer minkan kehancuran peradaban Mesir Fir’aun dan bangkitnya
peradaban Zionisme (Yudaisme). Kaum Yahudi modern sangat terkenal dengan
simbol-simbol. Sampai ada studi tersendiri yang mengkaji soal simbol-simbol itu.
Simbol yang ditampakkan di depan umum, adalah semacam “deklarasi” bahwa
organisasi, kelompok, perusahaan tertentu masih satu bagian dari gerakan
Zionisme internasional.

Kalau dalam Islam kita mengenal prinsip Tazkiyyah (rekomendasi).
Biasanya ulama, dewan ulama, atau organisasi Islam memberi rekomendasi
tertentu kepada pihak-pihak yang disetujui atau disukai. Kalau dalam gerakan
Yahudi modern, caranya dengan membuat simbol-simbol yang intinya bermuara
kepada simbol “Bintang Yahudi”. Siapa yang memakai simbol itu dianggap
sebagai kawan, siapa yang tidak memakai, dianggap orang luar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.1.1.3 Tong Sampah dan Loudspekear s (Penger as Suar a)

Tong sampah adalah suatu tempat yang biasanya berbentuk tabung
yang terbuat dari plastik,drum bekas atau ban bekas yang berfungsi
sebagai tempat atau wadah untuk membuang barang-barang bekas,sisasisa makanan,kotoran,popok bayi dan lain-lain. Dengan demikian segala
sesuatu yang ada di dalam tong sampah adalah barang-barang yang sudah
tidak dipakai lagi dan tidak ada gunanya. Sehingga tong sampah identik
dengan bau busuk, kotor dan menjijikkan.

Loudspekears adalah alat pangeras suara dimana transduser yang
mengubah sinyal elektrik ke frekuensi audio (suara) dengan cara
menggetarkan komponennya yang berbentuk membran.Dalam setiap
sistem penghasil suara, pengeras suara merupakan penentu kualitas suara.
Rekaman yang baik, dikodekan ke dalam alat penyimpanan yang
berkualitas tinggi. Pengeras suara adalah sebuah teknologi menakjubkan
yang memberikan dampak yang sangat besar terhadap budaya kita, namun
sebenarnya

pengeras

suara

hanyalah

sebuah

alat

yang

sederhana.Loudspekears atau pengeras suara ini di Indonesia dikenal
dengan istilah Toa, padahal Toa adalah nama merk dari alat pengeras suara
tersebut, tetapi sudah menjadi paten bahwa pengeras suara itu namanya
Toa. Alat ini sering digunakan pada masjid-masjid, saat apel pagi, atau
bahkan digunakan saat demonstrasi, karena memang dengan menggunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

alat ini suara yang dihasilkan terdengar lantang sehingga lebih luas
jangkauannya orang dapat mendengarnya.

2.1.2 Surat Kabar Sebagai Media Massa
Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan
dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan
surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johann
Gutenberg di Jerman” (Ardianto & Erdinaya, 2005, p.99). Perkembangan
surat kabar di Indonesia sendiri juga telah melewati perjalanan panjang
selama lima periode, yakni masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang,
menjelang kemerdekaan, zaman orde lama serta orde baru. Surat kabar
sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi
menyebarluaskan

pesan-pesan

pembangunan

dan

sebagai

alat

mencerdaskan rakyat Indonesia. Dari empat fungsi media massa
(informasi, edukasi, hiburan, dan persuasif), fungsi yang paling menonjol
adalah informasi” (Ardianto & Erdinaya, 2005, p.104).
Berdasarkan isinya, surat kabar lebih variatif dengan isi yang
beragam. Terdapat rubrik olahraga, berita lokal, nasional, maupun
internasional, terdapat media cetak terkini bila dibandingkan media cetak
lainnya karena nilai kebaruannya. Adanya isi surat kabar yang variatif, dari
berita— berita internasional hingga lokal. Namun secara sederhana isi surat
kabar dapat dibagi tiga yaitu, berita (news), opini (value), iklan
(advertising). Berita dalam surat

kabar tidak terfokus pada salah satu

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

fenomena masyarakat (seperti pada tabloid yang hanya membahas fenomena
tentang olahraga) namun semua fenomena atau peristiwa dalam realitas
dilaporkan (Efendy.2000;92). Dalam pelaporan berita yang dibuat para
pekerja media (wartawan dan karikaturis), terdapat perbedaan antara media
satu dengan media yang lainnya.
Menurut Assegaf (1991: 140) surat kabar adalah penerbitan yang
berupa lembaran yang berisi berita - berita, karangan - karangan dan iklan
yang dicetak dan terbit secara tetap dan periodik dan dijual untuk umum.
Selain itu surat kabar juga mempunyai beberapa karakteristik. Menurut
Pareno (2005 : 24) karakteristik surat kabar adalah sebagai berikut :
1)

Berita merupakan unsur utama yang dominan.

2)

Memiliki ruang yang relatif lebih leluasa.

3)

Memiliki waktu untuk “dibaca ulang” lebih lama.

4)

Umpan balik relatif lebih lamban.

5)

Kesegaran (immediately) relatif lebih lamban.

6)

Dalam hal kenyataan relatif kurang kredibel.

Ada beberapa alasan orang membaca surat kabar. Seseorang ingin
tahu sesuatu karena berbagai alasan : untuk meraih prestise, menghilangkan
kebosanan, agar merasa lebih dekat dengan lingkungannya, atau untuk
menyesuaikan perannya di masyarakat. Bagi sebagian orang, koran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

merupakan sumber informasi dan gagasan tentang berbagai masalah publik
yang seruis. Bagi sebagian yang lain, koran bukan untuk mencari informasi,
melainkan untuk mengisi rutinitas. Sebagian pembaca juga menjadikan
koran sebagai alat kontak sosial. Ada pula yang menjadikan koran untuk
membuang kejenuhan dari kehidupan sehari - hari. (Rivers dan Peterson,
2003: 313)
2.1.3 Kartun dan Kar ikatur
Karikatur adalah bagian dari kartun, namun memiliki muatan pesan
yang bernuansa kritik atau usulan terhadap seseorang (tokoh) atau suatu
masalah. Walaupun dibumbui dengan humor, karikatur merupakan kartun
satir yang kadang dapat menyindir seseorang dan membuat seseorang
tersenyum kecut saat membacanya. Kartun merupakan gambar lucu atau
dilucuka