PELAKSANAAN KOMUNIKASI TOTAL (KOMTAL) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK TUNARUNGU KELAS PERSIAPAN SLB-B CICENDO BANDUNG.

(1)

Renny Maria Afriani, 2013

PELAKSANAAN KOMUNIKASI TOTAL (KOMTAL) DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK TUNARUNGU

KELAS PERSIAPAN SLB-B CICENDO BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh

Renny Maria Afriani 0900885

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PELAKSANAAN KOMUNIKASI TOTAL (KOMTAL) DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK TUNARUNGU

KELAS PERSIAPAN SLB-B CICENDO BANDUNG

Oleh

Renny Maria Afriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Renny Maria Afriani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Renny Maria Afriani, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Renny Maria Afriani 0900885

PELAKSANAAN KOMUNIKASI TOTAL (KOMTAL) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK TUNARUNGU KELAS

PERSIAPAN SLB-B CICENDO BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. Hj. Tati Hernawati, M.Pd

NIP. 19630208 198703 2 001

Pembimbing II

Dr. H. Dudi Gunawan, M.Pd

NIP. 19621121 198403 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M.Pd


(4)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung


(5)

i

Renny Maria Afriani, 2013

PELAKSANAAN KOMUNIKASI TOTAL (KOMTAL) DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK PADA ANAK TUNARUNGU KELAS

PERSIAPAN SLB-B CICENDO BANDUNG

Oleh : Renny Maria Afriani

Dalam kehidupan manusia selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan yang lainnya. Berkomunikasi lazimnya dilakukan oleh individu dengan berbicara. Tidak demikian dengan anak tunarungu, mereka berkomunikasi dengan berisyarat karena kondisinya yang tidak memungkinkan berkomunikasi dengan berbicara. Anak tunarungu harus dididik sejak dini dengan media komunikasi yang paling banyak akan memberikan kemungkinan untuk memahami bahasa secara lengkap. Dalam hal ini komunikasi total yang meliputi bicara, baca ujaran, isyarat, ejaan jari, membaca, dan menulis, sangat tepat dilakukan. Di sekolah anak tunarungu, penguasaand alam berkomunikasi diajarkan sejak awal di kelas persiapan. Pembelajaran di kelas persiapan yang berupa pembelajaran tematik sangat cocok diterapkan karena sesuai dengan tingkat perkembangan mereka yang masih pada tahap dasar yang masih melihat segala sesuatu satu keutuhan. Fokus dalam permasalahan ini adalah bagaimana pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan dan dibatasi pada pembelajaran tematik. Selanjutnya disusun ke dalam bentuk pertanyaan penelitian diantaranya (1) Bagaimana perencanaan pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan; (2) Bagaimana pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan; (3) Apa saja hambatan yang dialami pada pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan; (4) Bagaimana upaya mengatasi hambatan pada pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alat pengumpul data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi. Penelitian ini dilakukan terhadap sebuah proses kegiatan pembelajaran tematik di kelas persiapan, yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan komunikasi total (komtal) sebagai media penyampaian pesan dari materi yang diajarkan kepada anak tunarungu. Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan SLB B Cicendo Bandung memiliki manfaat yaitu memudahkan penyampaian pesan kepada anak tunarungu saat melakukan komunikasi terutama dalam pembelajaran, hal tersebut karena komunikasi total (komtal) merangkum semua fasilitas komponen komunikasi dan cara komunikasi, baik itu aural, oral, dan manual. Dalam pelaksanaannya pun dapat dipilih sesuai kebutuhan dan kemampuan individu anak tunarungu. Sehingga pelaksanaannya dapat meningkatkan kemampuan penguasaan bahasa anak tunarungu di kelas persiapan.

Kata Kunci : Komunikasi Total (Komtal), Pembelajaran Tematik, Anak Tunarungu, Kelas Persiapan.


(6)

ii

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung


(7)

Renny Maria Afriani, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR……….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iii

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Fokus Penelitian……… 4

C. Tujuan Penelitian……….. 4

D. Manfaat Penelitian……… 5

E. Struktur Organisasi……… 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Anak Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu……… 8

2. Klasifikasi Anak Tunarungu……… 10

3. Dampak Ketunarunguan……….………. 11

B. Konsep Dasar Komunikasi Total (Komtal) 1. Pengertian Komunikasi Total (Komtal)……….. 13

2. Manfaat Komunikasi Total (Komtal)……….. 16

3. Komponen Komunikasi Total (Komtal)……….. 17

4. Kebutuhan Siswa Tunarungu Tentang Komunikasi Total (Komtal)………... 20

C. Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Pembelajaran Tematik………... 22


(8)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Peran dan Pemilihan Tema dalam Pembelajaran Tematik…..… 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 25

B. Tempat Penelitian……….. 26

C. Subjek Penelitian………... 26

D. Instrumen Penelitian………. 26

E. Teknik Pengumpulan Data……… 35

F. Pengujian Keabsahan Data……… 39

G. Teknik Analisis Data………. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….. 42

B. Pembahasan………48

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan……… 51

B. Saran……….. 52

DAFTAR PUSTAKA………. 54 LAMPIRAN


(9)

Renny Maria Afriani, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Tunarungu Berdasarkan Ketajaman Pendengaran………… 10

Tabel 3.1 Daftar Subjek Penelitian……….. 26

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian………...28

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara……….… 31

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Pedoman Observasi……… 34

Tabel 3.5 Pedoman Dokumentasi……….. 35


(10)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Urutan Pengembangan Bahasa Anak Tunarungu Dalam Komtal…… 21 Gambar 2.2 Penerapan kombinasi berbagai bentuk bahasa………. 22 Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data……… 41


(11)

Renny Maria Afriani, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial yang selalu ingin berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Pada kehidupan manusia, komunikasi adalah suatu cara untuk berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian (ide, gagasan) dari suatu pihak ke pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Namun hal tersebut tidak dapat dikuasai oleh anak berkebutuhan khusus dengan sempurna salah satunya oleh anak tunarungu. Dibandingkan dengan individu berkelainan lainnya, individu tunarungu atau individu yang mengalami hambatan dalam fungsi pendengaran secara lahiriah mereka tidak menampakkan kelainan yang menyebabkan orang yang melihatnya langsung merasa iba atau simpati.

Menurut Andreas Dwidjosumarto (1990:1) dalam Sutjihati S (2006:93) mengemukakan bahwa tunarungu adalah:

Seseorang yang tidak atau kurang mampu mendengar suara.Ketunarunguan dibedakan menjadi dua kategori yaitu tuli (deaf) dan kurang dengar (low of hearing).Tuli adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam taraf berat sehingga pendengaran tidak berfungsi lagi. Sedangkan kurang dengar adalah mereka yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar (hearing aids).

Mufti Salim (1984:8) dalam Sutjihati S (2006:93) menyimpulkan bahwa anak tunarungu:

Anak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau kehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran sehingga ia mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya.


(12)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dikarenakan tidak mampu mendengar suara atau bunyi, kemampuan berbicaranyapun menjadi terganggu. Sebagaimana kita ketahui, keterampilan berbicara ditentukan oleh seberapa sering seseorang mendengar orang lain berbicara. Untuk berkomunikasi dengan orang lain, mereka menggunakan bahasaujarandan bahasa isyarat. Pendengaran adalah salah satu sarana penting pada manusia untuk menerima ilmu, selain melalui indera penglihatan, bau, sentuhan, rasa, dan sebagainya.

Setiap anak tunarungu berhak dididik dengan media komunikasi yang paling banyak akan memberikan kemungkinan untuk memenuhi hakekat sebagai manusia secara penuh dan yang paling memanusiakan. Media komunikasi dalam dunia pendidikan anak tunarungu dapat berupa isyarat, komunikasi oral, dan komunikasi total. Media-media komunikasi tersebut dijadikan sebagai sarana dalam pengembangan keterampilan bahasa dan komunikasi anak tunarungu. Dari media-media komunikasi tersebut tidak ada media-media yang tidak baik dalam pelaksanaannya karena setiap media komunikasi tersebut memiliki keunggulan masing-masing. Media komunikasi yang baikuntuk anak tunarungu adalah yang dapat merangkum semua fasilitas media yang ada sehingga dapat menyampaikan pesan. Jadi tidak terfokus hanya pada satu media saja atau hanya membatasi pada satu media komunikasi saja. Dalam hal ini, Komtal atau komunikasi total memfasilitasi semua aspek komunikasi.

Menurut M. Hyde, dalam Lani Bunawan (1997:39) mengemukakan bahwa:

Komunikasi total menggambarkan suatu falsafah komunikasi bukan suatu metode pengajaran atau bentuk komunikasi melainkan dapat diumpamakan sebagai suatu tujuan pendidikan. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan bahasa yang digunakan masyarakat dalam berbagai cara (meliputi bicara, baca ujaran, isyarat, ejaan jari, membaca, dan menulis), sehingga memungkinkan komunikasi yang lebih lengkap.

Penerapan komunikasi total pada anak tunarungu ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Didasarkan pada asumsi bahwa bila


(13)

Renny Maria Afriani, 2013

cara-cara tersebut digunakan maka pemahaman anak tunarungu akan menjadi lebih baik.

Pembelajaran dengan menggunakan tema (tematik) berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema serta menambah semangat bagi anak karena materi yang dipelajari merupakan materiyang nyata dan dikenal anak. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu, sehingga pembelajaran ini menjadi bermakna bagi siswa.Penerapan pembelajaran tematik sangat cocok diterapkan bagi anak dijenjang persiapan. Hal ini juga berdasarkan tingkat perkembangan mereka yang masih pada tahap dasar yang masih melihat segala sesuatu satu keutuhan. Dengan pembelajaran ini, kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan.

Di sekolah, selain anak tunarungu diberikan pelajaran juga diberikan keterampilan berbahasa secara khusus, dimana keterampilan berbahasa tersebut diberikan sejak anak tunarungu masuk sekolah (usia dini) agar perkembangan bicara dan bahasanya berkembang optimal. Salah satu lembaga pendidikan yang menerapkan hal tersebut yaitu SLB B Cicendo Bandung. Di mana sekolah ini dikhususkan untuk pendidikan bagi anak-anak yang mengalami permasalahan dalam pendengaran. Dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari komunikasi sebagai media penyampaian materi pembelajarannya. Program pembelajaran bagi anak tunarungu perlu dirancang dengan baik sejak awal, khususnya bagi anak tunarungu di kelas persiapan. Anak tunarungu yang masih berada pada jenjang kelas persiapan yang mana mereka masih awam. Di mana sistem komunikasi yang mereka gunakan masih beragam karena dipengaruhi oleh budaya yang mereka miliki. Sistem pemaknaan mereka terhadap sesuatu masih bersifat terintegrasi belum dapat mendetail. Maka dalam proses pembelajaran, sistem komunikasi yang digunakan harus menggunakan semua media komunikasi yang dapat diwakili pesan agar tersampaikan secara utuh.


(14)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Demikian pula halnya dengan materi pembelajaran yang disampaikan, pembelajaran tematik sangat efektif diterapkan karena sesuai dengan tingkat perkembangan anak pada masa ini. Bagaimana pelaksanaan komunikasi total (komtal) pada pembelajaran tematik pada anak tunarungu di jenjang kelas persiapan. Melalui studi ini peneliti terdorong untuk mencoba menggali dan menelaah tentang bagaimana pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu di kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung.

B.Fokus Penelitian

Secara lebih umum, penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung.

Secara lebih khusus permasalahan tersebut dapat dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan komunikasi total (pelaksanaan) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung ?

3. Hambatan apa yang dialami pada pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematikpada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung?

4. Bagaimana upaya mengatasi hambatan pada pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo SLB-Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan adalah sebagai berikut :


(15)

Renny Maria Afriani, 2013

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu di kelas persiapan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perencanaan pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan.

c. Untuk mengetahui hambatan yang dialami pada pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan.

d. Untuk mengetahui upaya mengatasi hambatan yang dialami pada pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan yang ingin dicapai, penulis berharap hasil penelitian dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dan penguasaan bahasa pada anak tunarungu.

2. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pembelajaran dalam evaluasi pembelajaran bahasa pada anak tunarungu sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran akan semakin ditingkatkan kemampuan komunikasi dan penguasaan bahasa anak tunarungu semakin optimal.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan manfaat yang sangat berharga berupa pengalaman praktis dalam penelitian ilmiah, serta penulis memperoleh gambaran secara


(16)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

langsung mengenai pelaksanaan komunikasi total yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan di SLB B Cicendo Bandung.

4. Bagi LembagaTerkait

Diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan tentang penggunaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu di kelas persiapan.

E. Struktur Organisasi

Dalam penulisan penelitian deskriptif kualitatif ini tentang Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung ini terdiri dari lima Bab. Dengan penulisan sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian yang disertai pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Uraian dalam bab I ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum tentang keseluruhan tulisan serta batasan masalah yang diuraikan oleh penulis pembahasannya.

Bab II diuraikan tentang teori pengembangan dari berbagai pertanyaan-pertanyaan masalah pada fokus penelitian yang diteliti dengan sub bab sebagai berikut: A. Konsep Dasar Anak Tunarungu, B. Konsep Dasar Komunikasi Total (Komtal), C. Pembelajaran Tematik. Dengan penjelasan yang rinci.

Bab III membahas tentang metodologi penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode deskriptif dengan susunan penulisannya meliputi tempat penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, pengujian keabsahan data, dan teknik analisis data.

Dalam Bab IV membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab hasil penelitian dan pembahasan ini terdiri dari dua hal utama, yakni:


(17)

Renny Maria Afriani, 2013

1. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian yaitu tentang pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung.

2. Pembahasan atau analisis dari data yang dihasilkan dari lapangan dan mendeskripsikan.

Sedangkan dalam Bab terakhir yaitu Bab V tentang kesimpulan dan rekomendasi.Bab kesimpulan dan rekomendasi menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis penelitian. Penulisannya dengan cara uraian padat.

Rekomendasi atau saran yang ditulis setelah kesimpulan ditujukan kepada para pembuat kebijakan, para pengguna hasil penelitian ini, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian yang sama.


(18)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif . Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai apa adanya.

Sugiono (2012: 9) mengemukakan bahwa :

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

Selain itu, Corbin dan Strauss (2009: 5) mengemukakan bahwa :

Metode kualitatif dapat digunakan untuk mengungkap dan memahami sesuatu dibalik fenomena yang sedikit pun belum diketahui.Metode kualitatif dapat memberikan rincian yang kompleks tentang fenomena yang sulit diungkap oleh metode kuantitatif.

Kesimpulan dari beberapa pengertian kualitatif menurut para ahli, maka penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengungkap fenomena atau pemahaman tentang kenyataan melalui berpikir induktif.

Seiring dengan pendapat tersebut, maka alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, karena penelitian ini berupaya menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dilapangan, mengutamakan proses bagaimana dapatdiperoleh sehingga data tersebut menjadi akurat dan layak digunakan dalam penelitian ini.


(19)

Renny Maria Afriani, 2013

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB-B Cicendo Bandung pada tingkat persiapan yang berlokasi di Jl. Cicendo No. 2 Bandung. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian ini adalah karena kebutuhan data penelitian dan kelayakan sekolah dilihat dari sistem pengelolaan, sarana dan prasarana, kualitas dan kuantitas staf akademik, serta jumlah siswa yang ada.

C.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa tunarungu dan guru di kelas persiapan di SLB-B Cicendo Bandung. Subjek akan menjadi sasaran dalam penggalian informasi penelitian tentang penggunaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan. Adapun alasan pemilihan subjek tersebut adalah karena mereka merupakan orang yang secara langsung melaksanakan kegiatan pembelajaran tematik dengan menggunakan komunikasi total (komtal) di kelas.Kelas yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah kelas yang disesuaikan dengan pertanyaan penelitian.

Tabel 3.1

Daftar Subjek Penelitian

No Subjek Penelitian Jumlah

1 2

Guru kelas Siswa

1 4

D.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.Sugiyono (2012: 223) menyatakan bahwa :


(20)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Selanjutnya, Sugiyono (2012: 223) menyatakan bahwa :

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semua tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman dokumentasi.

1. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dibuat sebagai panduan pengumpulan data saat melakukan wawancara. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan seputar penggunaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan. Pertanyaan disusun secara rinci dan sistematis. Adapun kisi-kisi pedoman wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut :


(21)

Renny Maria Afriani, 2013

Tabel 3.2

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan Slb-B Cicendo Bandung

No Fokus Aspek Indikator Teknik

Pengumpulan Data

Sumber Data

1 Pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung?

1. Bagaimana perencanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak

tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung?

Hal-hal yang

berhubungan dengan perencanaan

pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik.

 Wawancara

 Studi

Dokumentasi

 Guru Kelas

 Wakasek Kurikulum


(22)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi total dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung ? berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik.  Wawancara  Observasi  Studi Dokumentasi

 Guru Kelas

3. Hambatan apa yang dialami pada pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak

tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung?

Berbagai hal yang berhubungan dengan hambatan pada pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik.  Wawancara  Observasi

 Guru Kelas

 Wakasek Kurikulum


(23)

Renny Maria Afriani, 2013

pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung?

upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan pada pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik.

 Wawancara

 Observasi

 Guru Kelas

 Wakasek Kurikulum


(24)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

Aspek Pertanyaan Subyek

Aspek perencanaan pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan

1. Bagaimana cara menentukan pengajar di kelas persiapan?

2. Adakah kriteria khusus untuk menjadi pengajar di kelas persiapan? 3. Apakah yang mendasari pelaksanaan komunikasi total dalam

pembelajaran tematik di kelas persiapan?

4. Apakah tujuan utama pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

5. Apakah pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan ditentukan di dalam kurikulum?

6. Apakah pada pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan, guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)? 7. Mata pelajaran apa saja yang terdapat dalam pelaksanaankomunikasi

total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

8. Bagaimanakah cara penentuan alokasi waktu dalam pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

9. Bagaimana cara menentukan materi pelajaran dalam pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan? 10.Metode dan pendekatan apa yang digunakan dalam pelaksanaan

komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan? 11.Dari manakah alat dan sumber pembelajaran yang digunakan untuk

menunjang keberhasilan pelaksanaankomunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

Guru Kelas

Wakasek Kurikulum


(25)

Renny Maria Afriani, 2013

12.Adakah sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

13.Apakah yang menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

14.Bagaimana cara mengevaluasi tingkat keberhasilan pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

15.Apakah pengaturan kelas dilakukan pada pelaksanaan komunikasi total dalampembelajaran tematik di kelas persiapan?

16.Apakah penciptaan suasana kelas dilakukan pada pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

Aspek pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan

17.Adakah persiapan yang ibu lakukan dalam pelaksanaan pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan? 18.Bagaimana cara ibu menggunakan komunikasi total dalam

pelaksanaan pembelajaran tematik ?

19.Apakah yang Ibu utamakan dalam pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

20.Bagaimana cara Ibu menentukan mata pelajaran yang akan diajarkan pada pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas

persiapan?

21.Bagaimanakah cara ibu mengoptimalkan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

22.Bagaimana cara Ibu menentukan materi pelajaran dalam pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

23.Metode dan pendekatan apa yang selalu ibu gunakan dalam pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?


(26)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pedoman Observasi

24.Apakah ibu menggunakan media pembelajaran dalam pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

25.Bagaimana cara Ibu mengetahui tingkat penguasaan materi oleh anak pada pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas

persiapan yang telah dilakukan?

26.Adakah reinforcement yang Ibu lakukan dalam pelaksanaan

komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan yang telah dilakukan?

27.Bagaimana cara Ibu melakukan pengaturan kelas dalam pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan? 28.Bagaimana cara Ibu menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk

mendukung kelancaran komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

Aspek hambatan yang dialami pada pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan

29.Adakah hambatan yang Ibu dihadapi dalam pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan?

30.Jika ada, hambatan seperti apa yang dihadapi? 31.Dari manakah sumber hambatan tersebut?

Guru Kelas

Wakasek Kurikulum

Aspek upaya mengatasi hambatan pada pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan

32.Upaya apa saja yang Ibu lakukan dalam mengatasi hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik agar berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan?

33.Bagaimana efektifitas upaya yang telah dilakukan tersebut?

Guru Kelas

Wakasek Kurikulum


(27)

Renny Maria Afriani, 2013

Sama halnya dengan pedoman wawancara, pedoman observasi dibuat sebagai panduan saat melakukan observasi. Adapun kisi-kisi pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Tabel 3.4

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI

Fokus Penelitian Ruang Lingkup Aspek Yang Diamati

Pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik

1. Persiapan yang dilakukan guru sebelum pelaksanaan pembelajaran tematik di kelas persiapan.

2. Kegiatan awal

pembelajaran tematik di kelas persiapan.

3. Kegiatan inti

pembelajaran tematik di kelas persiapan.

4. Kegiatan akhir


(28)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fokus Penelitian Ruang Lingkup Aspek Yang Diamati

kelas persiapan.

1. Hambatan yang dialami.

1. Hambatan yang dialami oleh guru dalam

pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas .

2. Upaya dalam mengatasi hambatan.

1. Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi hambatan pada

pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas.

3. Pedoman Dokumentasi

Pedoman dokumentasi disusun sebagai tuntunan bagi peneliti dalam mendokumentasikan data. Pedoman dokumentasi berisikan tentang data apa saja yang akan diperoleh dengan dokumentasi, sehingga dalam pelaksanaannya data yang dibutuhkan dapat terkumpul semua. Adapun pedoman dokumentasi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

PEDOMAN DOKUMENTASI


(29)

Renny Maria Afriani, 2013

1 Proses pelaksanaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan

2 Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi, dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

1. Wawancara

Sugiono (2011: 317) menyatakan bahwa “Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.

Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin tentang penggunaan komunikasi total dalam pembelajaran tematik, mengenai perencanaannya,cara pelaksanaan, hambatan dalam pelaksanaan, dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut. Data tersebut diperoleh dari responden yang telah ditentukan sebelumnya yang dianggap paling mengetahui tentang penggunaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka, di mana sebelum melakukan wawancara peneliti menyiapkan pedoman wawancara terlebih dahulu berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai penggunaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan. Pertanyaan yang diberikan untuk setiap responden adalah sama, dan jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden tidak dibatasi.


(30)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara ini dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan permasalahan apa yang akan diangkat dalam wawancara, dalam penelitian ini yaitu tentangpenggunaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan. Langkah selanjutnya adalah menentukan responden, lalu mempersiapkan perangkat wawancara seperti pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan, tape recorder, serta buku catatan.

Langkah selanjutnya yaitu melakukan wawancara. Wawancara dilakukan secara langsung, dengan cara peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya telah disusun dalam pedoman wawancara kepada responden dan responden menjawab pertanyaan tersebut. Proses wawancara tersebut di dokumentasikan dengan alat perekam, untuk kemudian dibuat catatan wawancaranya. Selain itu, setelah selesai melakukan wawancara, peneliti segera mencatat proses wawancara tersebut dalam catatan lapangan.

Contoh catatan lapangan yang digunakan dapat dilihat dalam gambar di bawah ini:

TABEL 3.6

Format Catatan Lapangan

CATATAN LAPANGAN


(31)

Renny Maria Afriani, 2013 Hari / Tanggal : Waktu : Tempat :

B. Pertemuan kedua Hari / Tanggal : Waktu : Tempat :

2. Observasi

Selain wawancara, teknik pengumpulan data lain yang digunakan adalah observasi. Nasution dalam Sugiono (2012: 226) menyatakan bahwa observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Selain itu, Marshall dalam Sugiyono (2012:226) menyatakan bahwa “Through observation, the researcher learn abaout behavior and the meaning attached to those behavior”.

Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna yang melekat pada perilaku mereka. Adapun observasi yang dilakukan berupa observasi non partisipatif, yaitu dengan memperhatikan kegiatan pembelajaran tematik di kelas persiapan yang tengah berlangsung, namun tidak terlibat di dalamnya. Observasi dilakukan untuk melengkapi data yang diperlukan oleh peneliti yang mungkin belum di dapatkan dari proses wawancara. Selain itu juga, untuk menguatkan data yang telah diperoleh dari proses wawancara, karena dengan melakukan observasi peneliti dapat melihat situasi-situasi yang berkaitan dengan penggunaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan yang sedang berjalan di sekolah secara lebih menyeluruh.


(32)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah pertama yang dilakukan peneliti dalam melakukan observasi adalah menentukkan terlebih dahulu fokus observasi, kemudian berdasarkan fokus tersebut disusun pedoman observasi. Selama melakukan kegiatan observasi, peneliti tidak lupa untuk mencatat hal-hal penting yang ditemukan selama menjalankan observasi.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Adapun metode tersebut dapat dilakukan dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar elektronik.

Bogdan dalam Sugiyono (2012: 240) menyatakan bahwa “In most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which describes his or her own actions, experiences and belief”.

Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa dalam tradisisebagian besar penelitiankualitatif, frase dokumenpribadiyang digunakansecara luasuntuk mengacu pada setiap orang pertama yang dibuatkan narasi oleh seorang individu yang menggambarkan tindakan sendiri, pengalaman dan keyakinan.

Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis, dibandingkan dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padukan dan utuh. Jadi, studi dokumentasi tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau pelaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut.


(33)

Renny Maria Afriani, 2013

Maka dari semua itu dapat dikatakan bahwa melalui teknik dokumentasi ini diharapkan dapat menganalisis dokumen kurikulum tematik di kelas persiapan.

F. Pengujian Keabsahan Data

Uji keabsahan data hasil diperiksa kredibilitas keabsahannya dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan suatu teknik yang tidak hanya sekedar menilai kebenaran data, tapi juga menyelidiki kebenaran data dan kedalaman penelitian atau memperoleh keabsahan data penemuan-penemuan itu.

Moleong (2007: 330) menyebutkan bahwa, “triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”.

Moleong (2011: 324) pengujian keabsahan data didasarkan empat criteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (konfirmability).

Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Hal ini dilakukan dengan cara:

1. Membandingkan data hasil wawancara terhadap subjek penelitian dengan data hasil wawancara dengan sumber informasi lain dalam penelitian.

2. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan.

3. Membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan dengan penelitian.

Melakukan member check, melakukan perbaikan-perbaikan jika ada kekeliruan dalam pengumpulan informasi atau menambah kekurangan-kekurangan, sehingga informasi yang diperoleh dapat disesuaikan dengan apa yang dimaksud informan.


(34)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G.Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.Nasution dalam Sugiyono (2008: 89) menyatakan bahwa “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded.

Selain itu, Sugiono (2008: 89) mengemukan bahwa :

Analisis data merupakan proses mencari, dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri ataupun oranglain. Namun, analisis data lebih di fokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data dari setelah penelitian selesai.Sebelum memasuki lapangan, penelitian telah terlebih dahulu melakukan analisis data yaitu terhadap data sekunder yang akan di gunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun, fokus penelitian ini dapat bersifat sementara dan dapat berkembang setelah penelitian masuk dan selama berada di lapangan.

Analisis data selama di lapangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis data model Miles dan Huberman.

Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2008: 91) mengemukakan

bahwa “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh”.Adapun aktivitas dalam analisis data yaitu, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi.


(35)

Renny Maria Afriani, 2013

Reduksi data yaitu menyeleksi data, menyederhanakan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini, dengan mentranskrip data atau menuliskan kembali hasil wawancara berdasarkan jawaban-jawaban pertanyaan penelitian, peneliti memilih data mana yang sesuai dan kurang sesuai dengan pertanyaan penelitian. Transkrip data kemudian dipilah-pilah untuk dikelompokkan kedalam aspek-aspek berdasarkan pertanyaan penelitian.

2. Penyajian Data

Pada tahap ini data disajikan dalam bentuk tema-tema singkat yang langsung diikuti dengan analisis pada setiap tema, sehingga data yang diperoleh dari subjek data dapat lebih jelas dan mudah dipahami.

3. Mengambil Konklusi/verifikasi

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak menemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun, bila tahap kesimpulan awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data maka kesimpulan yang dikemukakan tersebut adalah kesimpulan yang kredibel. Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (flow model) Sugiono, (2008:91)

Periode Pengumpulan Data ... Reduksi data


(36)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Antisipasi Setelah

Display Data Analisis

Selama Setelah

Kesimpulan/Verifikasi


(37)

Renny Maria Afriani, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan beberapa kesimpulan:

Komunikasi total (komtal) memiliki manfaat yaitu memudahkan penyampaian pesan kepada anak tunarungu saat melakukan komunikasi, hal tersebut karena komunikasi total (komtal) merangkum semua fasilitas komponen komunikasi dan cara komunikasi, baik itu aural, oral, dan manual. Dalam pelaksanaannya pun dapat dipilih sesuai kebutuhan dan kemampuan individu anak tunarungu. Pelaksanaan komunikasi total (komtal)dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan teori konsep komunikasi total (komtal). Di mana tujuan jangka panjangnya adalah agar anak tunarungu dapat berkomunikasi tidak hanya dengan berisyarat saja tetapi dapat berbicara sehingga selain memudahkan proses pembelajaran disekolah juga juga anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Perbedaan pelaksanaan komunikasi total dengan komunikasi pada umumnya adalah pada bentuk dan cara penyampaian pesannya. Pada komunikasi umumnya cukup dengan berbicara maka individu yang melakukan komunikasi dapat langsung memahami. Namun pada komunikasi total (komtal) dilakukan pada anak tunarungu, menggunakan berbagai komponen bahasa seperti bicara, oral, ejaan jari (isyarat), mimik (panto), tulisan, maupun gambar.

Dalam pelaksanaan komunikasi total (komtal) terhadap anak tunarungu juga terdapat hambatan. Hambatan pada umumnya berasal dari anak, yaitu berupa tingkat kehilangan pendengaran sebagian besar tergolong berat dan karakter pribadi anak tunarungu yang pasif dan pemalu.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pada penggunaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan


(38)

SLB-Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B Cicendo Bandung tersebut yaitu guru melakukan pendekatan-pendekatan terlebih dahulu secara individual dengan anak untuk mengetahui kemampuan anak, sehingga memudahkan dalam menentukan kombinasi komponen bahasa dalam penggunaan komunikasi total yang tepat kepada anak. Dalam mengatasi perbedaan tingkat kehilangan pendengaran anak yang berbeda, guru memberikan latihan-latihan secara rutin berulang-ulang pada pengucapan kata dalam materi pelajaran, hingga anak menguasainya dengan baik. Selain itu, kerjasama yang dilakukan dengan orang tua di rumah juga membantu keberhasilan penggunaan komunikasi total pada anak tunarungu. Upaya ini efektif dilakukan karena terlihat kemajuan-kemajuan pada penguasaan bahasa anak tunarungu atau kemampuan anak tunarungu dalam berkomunikasi.

B. Saran

Melihat realita dan eksistensi SLB-B Cicendo Bandung dalam melakukan pelaksanaan komunikasi total (komtal) khususnya dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan, maka peneliti mencoba memberikan bantuan pemikiran dengan memberikan saran.

1. Bagi guru kelas

Lebih banyak lagi mempelajari berbagai metode komunikasi anak tunarungu dan mengikuti pelatihan guru dalam meningkatkan kemampuan komunikasi total, serta lebih meningkatkan lagi kesabaran dan semangat juangnya dalam mengembangkan potensi anak tunarungu, karena ini merupakan ladang amal dan pahala bagi guru karena telah membantu memelihara dengan memberikan pendidikan kepada anak yang telah menjadi titipan Allah SWT.

2. Bagi pihak sekolah

Lebih mengintensifkan pelaksanaan komunikasi total yang dilakukan di SLB-B Cicendo, khususnya di kelas persiapan dalam pembelajaran tematik karena keberhasilan penguasaan bahasa pada jenjang ini menjadi modal utama pada


(39)

Renny Maria Afriani, 2013

kematangan anak dalam kemampuan berkomunikasi dan semakin memudahkan pembelajaran pada jenjang kelas tinggi, sehingga visi sekolah yaitu melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada komunikasi total dapat tercapai maksimal.

3. Bagi pemerintah

Pemerintah lebih meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan anak tunarungu terutama membantu dalam hal pengadaan sarana dan prasarana ataupun alat bantu dengar (ABM) gratis untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan komunikasi total (komtal) yang diterapkan di SLB B Cicendo.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan, mulai dari perencanaan yang dilakukan pihak sekolah dalam merealisasikan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran, cara pelaksanaannya dalam pembelajaran, hambatan yang dialami guru pada saat pelaksanaan, dan upaya guru dalam mengatasi hambatan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti selanjutnya akan pentingnya sebuah komunikasi bagi anak tunarungu, sehingga pada penelitian selanjutnya dapat lebih mendalam tentang bagaimana upaya-upaya guru dalam meningkatkan kemampuan penguasaan bahasa pada anak tunarungu kelas persiapan yang dididik dengan komunikasi total.


(40)

Renny Maria Afriani, 2013

Pelaksanaan Komunikasi Total (Komtal) Dalam Pembelajaran Tematik Pada Anak Tunarungu Kelas Persiapan SLB-B Cicendo Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Bunawan, Lani. (1997). Komunikasi Total. Jakarta: Depdikbud

Bunawan, L. dan Yuwati S.C. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama

Dwidjosumarto, Andreas. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Depdikbud

Hernawati, T. et al. (2008). Artikulasi dan Optimalisasi Fungsi Pendengaran (Modul). Bandung : Jurusan Pendidikan Luar Biasa UPI Bandung

Moleong, J.(2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad, J.K.A. (2008). Special Education For Special Children. Jakarta: PT. Mizan Publika

Sadja’ah, E. (2005). Gangguan Bicara-Bahasa. Bandung: San Grafika

Septiani, D. (2011). Pengembangan Komunikasi Verbal Pada Anak Tunarungu.

Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Somantri, T.S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: C.V Alfabeta

Strauss, A. dan Corbin, J. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: C.V Alfabeta

Sungkono. (2008). Pembelajaran Tematik dan Aplikasinya. [Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id//read//19//05//2008. [ 3Mei 2013].


(41)

(1)

Renny Maria Afriani, 2013

Antisipasi Setelah

Display Data Analisis

Selama Setelah

Kesimpulan/Verifikasi


(2)

54

Renny Maria Afriani, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat memberikan beberapa kesimpulan:

Komunikasi total (komtal) memiliki manfaat yaitu memudahkan penyampaian pesan kepada anak tunarungu saat melakukan komunikasi, hal tersebut karena komunikasi total (komtal) merangkum semua fasilitas komponen komunikasi dan cara komunikasi, baik itu aural, oral, dan manual. Dalam pelaksanaannya pun dapat dipilih sesuai kebutuhan dan kemampuan individu anak tunarungu. Pelaksanaan komunikasi total (komtal)dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan SLB-B Cicendo Bandung telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan teori konsep komunikasi total (komtal). Di mana tujuan jangka panjangnya adalah agar anak tunarungu dapat berkomunikasi tidak hanya dengan berisyarat saja tetapi dapat berbicara sehingga selain memudahkan proses pembelajaran disekolah juga juga anak dapat bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Perbedaan pelaksanaan komunikasi total dengan komunikasi pada umumnya adalah pada bentuk dan cara penyampaian pesannya. Pada komunikasi umumnya cukup dengan berbicara maka individu yang melakukan komunikasi dapat langsung memahami. Namun pada komunikasi total (komtal) dilakukan pada anak tunarungu, menggunakan berbagai komponen bahasa seperti bicara, oral, ejaan jari (isyarat), mimik (panto), tulisan, maupun gambar.

Dalam pelaksanaan komunikasi total (komtal) terhadap anak tunarungu juga terdapat hambatan. Hambatan pada umumnya berasal dari anak, yaitu berupa tingkat kehilangan pendengaran sebagian besar tergolong berat dan karakter pribadi anak tunarungu yang pasif dan pemalu.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pada penggunaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik pada anak tunarungu kelas persiapan


(3)

SLB-Renny Maria Afriani, 2013

B Cicendo Bandung tersebut yaitu guru melakukan pendekatan-pendekatan terlebih dahulu secara individual dengan anak untuk mengetahui kemampuan anak, sehingga memudahkan dalam menentukan kombinasi komponen bahasa dalam penggunaan komunikasi total yang tepat kepada anak. Dalam mengatasi perbedaan tingkat kehilangan pendengaran anak yang berbeda, guru memberikan latihan-latihan secara rutin berulang-ulang pada pengucapan kata dalam materi pelajaran, hingga anak menguasainya dengan baik. Selain itu, kerjasama yang dilakukan dengan orang tua di rumah juga membantu keberhasilan penggunaan komunikasi total pada anak tunarungu. Upaya ini efektif dilakukan karena terlihat kemajuan-kemajuan pada penguasaan bahasa anak tunarungu atau kemampuan anak tunarungu dalam berkomunikasi.

B. Saran

Melihat realita dan eksistensi SLB-B Cicendo Bandung dalam melakukan pelaksanaan komunikasi total (komtal) khususnya dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan, maka peneliti mencoba memberikan bantuan pemikiran dengan memberikan saran.

1. Bagi guru kelas

Lebih banyak lagi mempelajari berbagai metode komunikasi anak tunarungu dan mengikuti pelatihan guru dalam meningkatkan kemampuan komunikasi total, serta lebih meningkatkan lagi kesabaran dan semangat juangnya dalam mengembangkan potensi anak tunarungu, karena ini merupakan ladang amal dan pahala bagi guru karena telah membantu memelihara dengan memberikan pendidikan kepada anak yang telah menjadi titipan Allah SWT.

2. Bagi pihak sekolah

Lebih mengintensifkan pelaksanaan komunikasi total yang dilakukan di SLB-B Cicendo, khususnya di kelas persiapan dalam pembelajaran tematik karena keberhasilan penguasaan bahasa pada jenjang ini menjadi modal utama pada


(4)

56

Renny Maria Afriani, 2013

kematangan anak dalam kemampuan berkomunikasi dan semakin memudahkan pembelajaran pada jenjang kelas tinggi, sehingga visi sekolah yaitu melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada komunikasi total dapat tercapai maksimal.

3. Bagi pemerintah

Pemerintah lebih meningkatkan kepedulian terhadap permasalahan anak tunarungu terutama membantu dalam hal pengadaan sarana dan prasarana ataupun alat bantu dengar (ABM) gratis untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan komunikasi total (komtal) yang diterapkan di SLB B Cicendo.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini mendeskripsikan tentang bagaimana pelaksanaan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran tematik di kelas persiapan, mulai dari perencanaan yang dilakukan pihak sekolah dalam merealisasikan komunikasi total (komtal) dalam pembelajaran, cara pelaksanaannya dalam pembelajaran, hambatan yang dialami guru pada saat pelaksanaan, dan upaya guru dalam mengatasi hambatan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti selanjutnya akan pentingnya sebuah komunikasi bagi anak tunarungu, sehingga pada penelitian selanjutnya dapat lebih mendalam tentang bagaimana upaya-upaya guru dalam meningkatkan kemampuan penguasaan bahasa pada anak tunarungu kelas persiapan yang dididik dengan komunikasi total.


(5)

Renny Maria Afriani, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Bunawan, Lani. (1997). Komunikasi Total. Jakarta: Depdikbud

Bunawan, L. dan Yuwati S.C. (2000). Penguasaan Bahasa Anak Tunarungu. Jakarta: Yayasan Santi Rama

Dwidjosumarto, Andreas. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Depdikbud

Hernawati, T. et al. (2008). Artikulasi dan Optimalisasi Fungsi Pendengaran (Modul). Bandung : Jurusan Pendidikan Luar Biasa UPI Bandung Moleong, J.(2007). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Rosdakarya.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhammad, J.K.A. (2008). Special Education For Special Children. Jakarta: PT. Mizan Publika

Sadja’ah, E. (2005). Gangguan Bicara-Bahasa. Bandung: San Grafika

Septiani, D. (2011). Pengembangan Komunikasi Verbal Pada Anak Tunarungu. Skripsi UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Somantri, T.S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: C.V Alfabeta

Strauss, A. dan Corbin, J. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: C.V Alfabeta

Sungkono. (2008). Pembelajaran Tematik dan Aplikasinya. [Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id//read//19//05//2008. [ 3Mei 2013].


(6)