PENGGUNAAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA MATERI AISATSU UNTUK SISWA SMP : Penelitian Eksperimen Semu Terhadap Siswa Kelas VII SMP Taruna Bakti Bandung.

(1)

ANALISIS KREDIT BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Jakarta

Periode 2007-2011) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh

Mayrisa Budiyanti 0901738

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

ANALISIS KREDIT BERMASALAH TERHADAP

PROFITABILITAS

(Studi Kasus pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk Periode 2007-2011)

Oleh

Mayrisa Budiyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Mayrisa Budiyanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KREDIT BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

Periode 2007-2011)

Skripsi ini Disetujui dan Disahkan oleh:

Mengetahui, Pembimbing I

Dr. Rozmita Dewi Yuniarti, S.Pd.,M.Si NIP. 19710629 200604 2001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos., S.Pd., M.M NIP. 19690404 199903 1 001 Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP. 19600412 198603 1 002

Pembimbing II

Sunanta Syarif, SE., M.M NIP. 19561105 198601 1 001


(4)

ABSTRAK

Mayrisa Budiyanti (0901738), “Analisis Kredit Bermasalah terhadap Profitabilitas (Studi Kasus pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Jakarta Periode 2007-2011)”. Di bawah bimbingan Dr. Rozmita Dewi Yuniarti,S.Pd.,M.Si dan Sunanta Syarif.,S.E.,M.M.

Penelitian ini mengkaji fenomena menurunnya profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi menurunnya profitabilitas, salah satunya adalah penyaluran kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. yang buruk ditandai dengan meningkatnya kredit bermasalah (NPL).

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui gambaran kredit bermasalah pada Bank Tabungan Negara. 2) mengetahui gambaran profitabilitas pada Bank Tabungan Negara. 3) mengetahui besarnya pengaruh kredit bermasalah terhadap profitabilitas Bank Tabungan Negara. Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan PT Bank Tabungan Negara periode 2007-2011. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan verifikatif, metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan jenis penelitian penelitian time series design. Hasil penelitian menunjukan variabel kredit bermasalah pengaruhnya sedang terhadap tingkat profitabilitas dan besarnya pengaruh terhadap profitabilitas adalah sebesar 29,2%, sedangkan sisanya 70,8%, dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Walaupun pengaruhnya sedang namun terbukti kredit bermasalah tetap berpengaruh negatif terhadap tingkat profitabilitas, artinya apabila kredit bermasalah meningkat maka tingkat profitabilitas akan menurun. Begitu pula sebaliknya apabila kredit bermasalah menurun maka profitabilitas akan meningkat. Oleh karena itu penulis menyarankan agar perusahaan juga memperhatikan kondisi kolektabilitas penyaluran kredit yang dilakukan agar perolehan laba perusahaan dapat ditingkatkan sehingga berpengaruh baik terhadap profitabilitas Bank Tabungan Negara.


(5)

ABSTRACT

Mayrisa Budiyanti (0901738), “An-Analysis of Non Performing Loans againts Profitability (A Case Study at PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Jakarta Periods 2007-2011)” is supervised by Dr. Rozmita Dewi Yuniarti,S.Pd.,M.Si and Sunanta Syarif.,S.E.,M.M.

This research reviews the phenomenon of the decrease of profitability on PT. Bank Tabungan Negara Persero (Tbk). There are some factors which could influence the decrease of profitability. One of the decreases is the poor lending of PT. Bank Tabungan Negara Persero (Tbk) signed by the increase of non performing loan (NPL).

This research purposes to 1) recognize the illustration of non performing loan on PT. Bank Tabungan Negara. 2) recognize the illustration of profitability on PT. Bank Tabungan Negara. 3) recognize the magnitude of the influence of non performing loan againts profitability on PT. Bank Tabungan Negara. The focus on this research is the financial report of PT. Bank Tabungan Negara periods 2007-20011. The kind of research used is descriptive and verifikatif, the method used is quantitative with the kind of research is time series design. The result showed that the influence of the variable of non performing loan is medium againts the level of profitability and the magnitude of the influence of profitability is 29,2% while the rest is 70,8% which is influenced by the other factors. Although, the influence is medium but it prove the non performing loan has negative effects against the level of profitability, it means if the non performing loan increase, the level of profitability will decrease. Otherwise if the non performing loan decrease, the level of profitability will increase. Therefore, the authors suggest that companies also consider the condition of collectability of lending that undertaken in order the company profits could be increased therefore it could have good effect against profitability of PT. Bank Tabungan Negara.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 13

1.3Rumusan Masalah ... 15

1.4Tujuan Penelitian ... 15

1.5Kegunaan Penelitian ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 17

2.1.1 Konsep Kredit Bermasalah ... 17

2.1.1.1 Konsep Kredit Bermasalah dalam Manajemen Perbankan ... 17

2.1.1.2 Definisi Kredit Bermasalah ... 25

2.1.1.3 Jenis-Jenis Kredit Bermasalah ... 27

2.1.1.4 Non Performing Loan sebagai Pengukuran Kredit Bermasalah ... 28

2.1.2 Profitabilitas... 30

2.1.2.1 Pengertian Profitabilitas ... 30


(7)

2.1.2.3 Return on Asset sebagai Pengukuran Profitabilitas

……….. 33

2.1.3 Pengaruh Kredit Bermasalah (non performing loan) terhadap Profitabilitas (ROA) ... 35

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 38

2.2 Kerangka Pemikiran... 42

2.3 Hipotesis ... 46

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 47

3.2 Metode Penelitian ... 47

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 47

3.2.1.1 Jenis Penelitian ... 47

3.2.1.2 Metode Penelitian ... 48

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 49

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 50

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 51

3.2.4.1 Populasi ... 51

3.2.4.2 Sampel ... 52

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel ... 52

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.2.6 Teknik Analisis Data dan Rancangan Uji Hipotesis ... 54

3.2.6.1 Teknik Analisis Data ... 54

1) Analisis Data yang Diteliti………. ... 54

2) Analisis Data Pengaruh Variabel X terhadap Variabel Y………... ... 56

3.2.6.2 Rancangan Uji Hipotesis ... 58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Kredit Bermasalah PT. Bank Tabungan Negara ... 60

4.2 Gambaran Tingkat Profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara ... 77

4.3 Pengaruh Kredit Bermasalah terhadap tingkat Profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara ... 85


(8)

4.4 Temuan Hasil Penelitian ... 89 4.4.1 Temuan Hasil Penelitian Bersifat Teoritis ... 89 4.4.2 Temuan Hasil Penelitian Bersifat Empiris ... 90 4.5 Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pengembangan

Pendidikan Manajemen Bisnis ... 95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 99 5.2 Saran ... 101 DAFTAR PUSTAKA... 103 LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan perbankan global tahun 2012 menunjukkan perkembangan yang negatif terbukti bank-bank di Eropa mempunyai rencana untuk menjual aset-asetnya untuk meningkatkan cadangan modal di tengah ketidakpastian penanganan krisis Eropa, menurut Dana Moneter Internasional (IMF) dampak dari krisis Eropa mengakibatkan nilai penjualan aset perbankan di Eropa itu bisa mencapai US$ 3,8 triliun setara Rp 32.400 triliun (kurs Rp 9.000 per dolar AS) dikarenakan bank-bank di Eropa tidak dapat mengumpulkan dana dari pihak ketiga (sumber : www.vivanews.com Syahid Latif, Kamis, 19 April 2012 20:05 WIB). Keadaan perkembangan perbankan pada 2012 akan mengikuti pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi, semakin besar pula penyaluran kredit sehingga profitabilitasnya juga diharapkan meningkat.

Perbankan memberikan kontribusi pada produk domestik bruto, yaitu pada sektor keuangan. Industri perbankan merupakan industri penting karena kegiatannya dalam menghimpun dana dan menyalurkannya kembali pada masyarakat sehingga berdampak pada pembangunan nasional Indonesia, namun jika dilihat dari rasio penyaluran kredit perbankan terhadap PDB, Indonesia hanya mencapai 30%, sebagai perbandingan, rasio kredit terhadap PDB di Malaysia 114%, Thailand 116%, Singapura 102%, Korea Selatan 100% dan Cina 131%


(10)

(sumber: www.infobanknews.com A. Prasetyantoko, Selasa, 21 Februari 2012 10:51 WIB).

Rencana bisnis bank (RBB) menargetkan petumbuhan kredit perbankan pada tahun 2012 diperkirakan mencapai 23,6% lebih rendah dibanding pada tahun 2011 kredit tumbuh 24,9% atau sebesar Rp436,6 triliun (sumber : outlookekonomi.com Hendri Tri Widi Asworo, Kamis, 12 Januari 2012 16:34 WIB). Rendahnya target pertumbuhan tersebut merupakan akumulasi dari penyesuaian kondisi spesifik masing-masing bank.

Dunia Perbankan menurut UU Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya UU RI nomor 10 tahun 1998 terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank umum memiliki peranan yang cukup signifikan dalam menyediakan berbagai jasa perbankan, sebagai jantung perekonomian, dan melaksanakan kebijakan moneter. Tugas Bank umum adalah menghimpun dana dari masyarakat, menyediakan dana untuk dipinjamkan (kredit), menyediakan jasa lalu lintas pembayaran, menciptakan uang giral, menyediakan fasilitas untuk memperlancar perdagangan luar negeri, menyediakan jasa-jasa trusty (wali amanat), menyediakan berbagai jasa yang bersifat “off balance sheet” seperti jasa safety deposit boxes, inkaso, pialang, save keeping, garansi bank, dan lain-lain.

Kegiatan usaha ini berkembang cukup baik di Indonesia. Terlihat dari penyaluran dana, sumber dana dan jumlah aset yang terus meningkat. Perkembangan kegiatan usaha Bank umum secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut:


(11)

Sumber : Bank Indonesia, Kegiatan Usaha Perbankan Tahun 2007-2011 (data diolah)

GAMBAR 1.1

DATA PENYALURAN DANA, SUMBER DANA, ASET BANK UMUM Gambar 1.1 menunjukkan bahwa penyaluran dana, sumber dana, dan jumlah aset Bank umum mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dikarenakan Bank umum merupakan lembaga perantara keuangan yang paling penting dan lengkap jika dilihat dari segi ukuran asetnya. Bank umum merupakan satu-satunya lembaga keuangan yang langsung dipengaruhi oleh Bank Sentral, karena bank umum berfungsi sebagai suatu sarana bagi pelaksana kebijaksanaan moneter. Bank Umum di Indonesia totalnya mencapai 122, yang terdiri dari 118 Bank Swasta dan 4 Bank Pemerintah yaitu Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri dan Bank Tabungan Negara (BTN). Perkembangan Bank Umum di Indonesia dapat dilihat dari Tabel 1.1:


(12)

TABEL 1.1

PERKEMBANGAN BANK BERDASARKAN ASET (Rp Miliar)

Peringkat Bank Berdasarkan Asset

Desember 2009 Desember 2010 November 2011

Nama Bank Total Asset Market Share

Nama Bank Total Asset Market Share

Nama Bank Total Asset Market Share

1 Bank Mandiri 375.239 15,00 Bank Mandiri 410.619 13,65 Bank Mandiri 497.068 14,32 2 Bank BRI 318.447 12,73 Bank BRI 395.396 13,14 Bank BRI 466.227 13,43 3 Bank BCA 283.182 11,32 Bank BCA 323.345 10,75 Bank BCA 371.141 10,69 4 Bank BNI 226.911 9,07 Bank BNI 241.169 8,02 Bank BNI 267.261 7,70 5 Bank CIMB Niaga 106.889 4,27 Bank CIMB Niaga 142.932 4,75 Bank CIMB Niaga 160.286 4,62 6 Bank Danamon 96.806 3,87 Bank Danamon 113.861 3,78 Bank Danamon 127.337 3,67 7 Pan Indonesia Bank 76.270 3,05 Pan Indonesia Bank 106.508 3,54 Pan Indonesia Bank 111.789 3,22 8 Bank BII 58.737 2,35 Bank Permata 74.040 2,46 Bank Permata 97.210 2,80 9 Bank BTN 58.481 2,34 Bank BII 72.030 2,39 Bank BII 86.267 2,49 10 Bank Permata 56.213 2,25 Bank BTN 68.334 2,27 Bank BTN 78.925 2,27

Sumber : Laporan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2009-2011 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 1.1 Bank BTN pada tahun 2009-2011 terdaftar sebagai 10 besar Bank terbaik. Bank Mandiri tetap berada pada posisi pertama sebagai market leader dengan total asset 497.068 miliar dan market share sebesar 14,32%, walaupun aset Bank Tabungan Negara (BTN) tidak terlalu besar yaitu sebesar 78.925 miliar dan market share-nya 2,27%, tetapi Bank BTN merupakan Bank yang dapat terus bertahan sebagai market leader pada bidang perumahan, hingga 31 Desember 2011 Bank BTN memperoleh kenaikan laba sebesar 22% year on year (yoy) lebih tinggi dari laba tahun 2010. Total laba Bank BTN 2011 mencapai Rp 1,1 triliun dan pada tahun 2012 Bank BTN menargetkan laba bersih mengalami peningkatan sebesar 18%. Bank BTN menargetkan total aset di tahun 2012 mencapai 100 triliun (sumber : annual report 2011 Bank BTN).

Persaingan yang dihadapi membuat Bank BTN akan melakukan perbaikan pada teknologi, budaya kerja, layanan, dan pengembangan produk. Bank BTN


(13)

pada tahun 2012 mengalokasikan dana belanja modal (capex) sebesar USD 30 juta (sumber: infobanknews.com Paulus Yoga Kamis, 8 Desember 2011 16:23 WIB). Target kredit Bank BTN pada tahun 2012 meningkatkan pertumbuhan kredit sebesar 25%, dan dapat menjadi pemain utama pemberian kredit perumahan dengan pengembangan funding based (pendanaan) yang lebih luas dan profil customer based (nasabah) yang lebih optimal serta meningkatkan portofolio kredit (sumber : infobanknews.com Dwitya Putra Kamis, 29 Desember 2011 13:46 WIB). Perkembangan Bank BTN sebagai bank yang terus bertahan dalam bidang perkreditan dapat dilihat dalam Tabel 1.2 :

TABEL 1.2

PERKEMBANGAN BANK BERDASARKAN KREDIT (Rp Miliar)

Peringkat Bank Berdasarkan Asset

Desember 2009 Desember 2010 November 2011

Nama Bank Total Kredit

Pangsa Thd Total

Kredit (%)

Nama Bank Total Kredit

Pangsa Thd Total

Kredit (%)

Nama Bank Total Kredit

Pangsa Thd Total

Kredit (%) 1 Bank BRI 206.117 14,53 Bank BRI 241.020 13,65 Bank BRI 280.672 13,07 2 Bank Mandiri 178.043 12,55 Bank Mandiri 217.809 12,33 Bank Mandiri 265.985 12,39 3 Bank BCA 122.991 8,67 Bank BCA 153.116 8,67 Bank BCA 185.766 8,65 4 Bank BNI 119.911 8,46 Bank BNI 132.431 7,50 Bank BNI 157.108 7,32 5 Bank CIMB Niaga 82.158 5,79 Bank CIMB Niaga 102.715 5,82 Bank CIMB Niaga 120.689 5,62 6 Bank Danamon 60.162 4,24 Bank Danamon 75.264 4,26 Bank Danamon 87.240 4,06 7 Pan Indonesia Bank 41.284 2,91 Pan Indonesia Bank 55.705 3,15 Pan Indonesia Bank 66.006 3,07 8 Bank Permata 41.243 2,91 Bank Permata 51.529 2,92 Bank Permata 65.689 3,06 9 Bank BTN 40.719 2,87 Bank BTN 51.458 2,91 Bank BTN 60.779 2,83 10 Bank BII 37.114 2,62 Bank BII 50.065 2,84 Bank BII 59.857 2,79 Total 929.822 65,53 Total 1.131.112 64,06 Total 1.349.791 62,87

Sumber : Laporan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2009-2011 (data diolah)

Data tersebut menunjukkan Bank BTN tidak hanya berada pada posisi 10 besar dari sisi aset, melainkan dari sisi kredit tetap menduduki posisi 10 besar. Bank BRI tetap pada posisi pertama dengan total kredit sebesar 280.672 milar dan


(14)

market share sebesar 13,07%, walaupun Bank BTN menduduki peringkat ke-9 namun terlihat dari tahun 2009 total kredit Bank BTN mengalami peningkatan hingga pada tahun 2011 yaitu sebesar 60.779 miliar dengan market share 2,83% dan Bank BTN menargetkan pada tahun 2012 ini untuk menjadi yang utama dalam perkreditan dengan target menyalurkan kredit usaha rakyat sebesar Rp 950 miliar (sumber : detikfinance.com Hendaru Purnomo Selasa, 10 Januari 2012 11:17 WIB).

Kinerja suatu Bank dapat ditinjau dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas sehingga dapat dilihat sehat atau tidaknya, hal ini akan menimbulkan kepercayaan pada masyarakat dalam praktek menghimpun dan menyalurkan dana nasabah. Bank Sentral Indonesia menilai kesehatan bank melalui lima indikator yang disingkat CAMEL, yaitu capital adequency (kecukupan modal), asset quality (kualitas aset), management quality (kualitas manajemen), earning ability (profitabilitas), liquidity sufficiency (kecukupan likuiditas, solvabilitas) (sumber : newsbanking.com Riau Daily Jumat, 27 Mei 2011).

Semakin tinggi profitabilitas suatu bank maka semakin bagus bank tersebut jika dilihat dari kualitas kesehatannya. Menurut Paul et al. (2010:688) menyatakan bahwa, ”Profitability ratios measure the income or operating success of an enterprise for a given period of time.” Dapat duraikan bahwa rasio profitabilitas mengukur keberhasilan pendapatan atau operasi suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu.


(15)

Rasio profitabilitas menunjukkan efisiensi penggunaan aktiva dan modal perusahaan. Menurut Jopie Jusuf (2008:66-72) mengemukakan bahwa, “Beberapa rasio profitabilitas yang lazim digunakan dalam perusahaan yaitu: Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE).”

GPM (tingkat keuntungan yang dicapai dalam menjual produk), NPM (tingkat keuntungan bersih yang diperoleh dari bisnis setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya), ROA (tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh investasi yang telah dilakukan), ROE (tingkat pengembalian yang diperoleh pemilik bisnis atas modal yang dia setorkan untuk bisnis tersebut). Menurut Peter S. Rose dan Sylvia C. Hudgins (2010:172) menyatakan bahwa, ”Return on assets (ROA) is primarily an indicator of managerial efficiency, it indicates how capable management has been in converting assets into net earning.” ROA adalah indikator efisiensi manajerial, yang menunjukkan bagaimana manajemen telah mampu dalam mengkonversi aset ke dalam laba bersih. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam menghasilkan laba dari pengelolaan aset atau aktiva. Gambaran profitabilitas pada Bank BTN tertera dalam Tabel 1.3 berikut :


(16)

TABEL 1.3

PROFITABILITAS (ROA) BANK TABUNGAN NEGARA

Tahun Triwulan ROA Keadaan

2007 I 0,58% -

II 0,92% Naik

III 1,36% Naik

IV 1,74% Naik

2008 I 0,42% Turun

II 0,91% Naik

III 1,18% Naik

IV 1,61% Naik

2009 I 0,38% Turun

II 0,61% Naik

III 0,92% Naik

IV 1,25% Naik

2010 I 0,48% Turun

II 0,90% Naik

III 1,34% Naik

IV 1,83% Naik

2011 I 0,48% Turun

II 0,89% Naik

III 1,27% Naik

IV 1,71% Naik

Sumber : Laporan Tahunan Bank Tabungan Negara Tahun 2007-2011

(data diolah)

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa pada triwulan pertama tahun 2007 ROA berada pada posisi 0,58% dan ROA pada keadaan ini termasuk rendah dikarenakan ROA pada posisi ini dibawah standar Bank Indonesia. Penurunan terjadi pada triwulan pertama tahun 2008 sebesar 1,32% dari keadaan semula 1,74% pada triwulan keempat tahun 2007 menjadi 0,42% pada triwulan pertama tahun 2008 dikarenakan kurangnya penyaluran kredit sehingga mengakibatkan pertumbuhan laba menurun.


(17)

Penurunan terjadi kembali pada tahun 2009, dimana ROA turun sebesar 1,23% dari 1,61% pada triwulan keempat tahun 2008 sehingga pada triwulan pertama tahun 2009 ini merupakan keadaan ROA paling ekstrem karena ROA hanya mencapai level 0,38% yang disebabkan pertumbuhan aktiva lebih tinggi dibanding pertumbuhan pendapatan yang mengalami tekanan akibat penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Pada triwulan pertama tahun 2011 ROA turun kembali sebesar 1,35% dari 1,83% menjadi 0,48% pada triwulan pertama tahun 2011. Penurunan ROA ini disebabkan oleh peningkatan aset sebesar 2,72% jika dibandingkan triwulan keempat tahun 2010.

Selama periode tahun 2007-2011 terlihat bahwa rata-rata ROA berada dibawah standar Bank Indonesia dan hal ini mempengaruhi profitabilitas yang didapat oleh Bank BTN tersebut karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya sehingga semakin besar pengelolaan aktiva maka semakin baik pula keuntungan yang diperoleh. Keadaan ROA yang dibawah standar Bank Indonesia tersebut dipengaruhi oleh kurang optimalnya kinerja bank tersebut dan akan berdampak pada pertumbuhan bank yang semakin menurun. Selain itu keadaan ROA yang rata-rata berada dibawah standar Bank Indonesia tersebut bisa dikarenakan adanya kesalahan dalam menjalankan bisnis bank. Menurut Maryanto Supriyono (2011:8-11), “Produk atau bisnis bank terdiri dari funding (giro,tabungan, deposito), investasi, bancassurance, trade finance, valas, treasury, dan lending (kredit). Gambaran mengenai pemasukan produk Bank BTN terlihat dari neraca yang tertera dalam Tabel 1.4 berikut:


(18)

TABEL 1.4

NERACA BANK TABUNGAN NEGARA NERACA

(dlm miliar rupiah)

2007 2008 2009 2010 2011

Aktiva produktif 33.806 43.112 56.255 65.869 76.048 Kredit yang diberikan 21.796 30.774 38.737 48.703 55.473 Pembiayaan Syariah 547 1.251 1.996 2.847 3.826 Penempatan pada BI dan Bank Lain 55 656 2.669 2.375 6.669 Total Aset 36.693 44.992 58.448 68.386 76.048

Giro 2.245 2.853 7.364 5.174 7.929

Tabungan 7.156 7.375 8.941 10.868 11.001 Deposito Berjangka 14.786 21.220 23.910 31.504 31.393 Surat Berharga yang Diterbitkan 3.235 2.496 3.222 4.140 5.437 Pinjaman yang Diterima 3.626 3.281 2.984 3.400 2.472 Sumber : Laporan Tahunan Bank Tabungan Negara Tahun 2007-2011 (data

diolah)

Berdasarkan data neraca tersebut, terlihat bahwa peningkatan kredit yang diberikan dari tahun ke tahun merupakan salah satu produk bank yang memberikan keuntungan yang terbesar dibanding dengan jasa-jasa perbankan lainnya. Semakin banyaknya kredit yang diberikan maka semakin besar pula masalah perkreditan yang dihadapi oleh bank tersebut.

Kredit bermasalah dapat diukur dengan menggunakan NPL (non performing loan). Fenomena yang terjadi berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia membutuhkan sekitar 13 juta rumah baru bagi masyarakat. Penduduk diperkirakan membutuhkan 1,8 juta unit rumah (sumber : property.kompas.com Robert Adhi Kusumaputra Rabu, 1 Juni 2011 16.00 WIB).


(19)

Peluang industri perumahan tahun 2012 diwarnai dengan sejumlah tantangan. Uang muka masih menjadi kendala terpenting bagi masyarakat. Angsuran, syarat dan ketentuan kredit selanjutnya menjadi kendala bagi masyarakat(sumber : realestateindonesia.org 30 Januari 2012 05:08 WIB).

Kondisi di atas tentu menjadi pertimbangan Bank BTN dalam meluncurkan produk kredit perumahan baru demi meraih setiap peluang yang ada. Pada prakteknya banyak masyarakat yang mengambil kredit perumahan, tetapi pada akhirnya tidak mempunyai performance yang bagus dalam mengangsur biaya cicilan rumah KPR BTN dan mengakibatkan kredit bermasalah. Fenomena kredit bermasalah tersebut dapat ditinjau dari NPL (non performing loan). NPL merupakan indikator aktiva produktif yang dipakai sebagai rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit (sumber : majalah infobank Karnoto Mohamad, Juni 2010).

Menurut Richard et al. (2009:48) mengemukakan bahwa, “The provision for loan losses is recorded in the income statement of the bank and affects the earnings of the bank.” Semakin tinggi NPL maka semakin menurun kinerja atau profitablitas perbankan. NPL yang baik berada dikisaran kurang dari 5%. Gambaran mengenai non performing loan Bank BTN dapat dilihat pada Tabel 1.5:


(20)

TABEL 1.5

NON PERFORMING LOAN (NPL) BANK TABUNGAN NEGARA Tahun Triwulan

Rasio NPL (Kredit Bermasalah)

Trend

2007 I 5,09% -

II 4,84% Turun

III 4,72% Turun

IV 4,05% Turun

2008 I 4,59% Naik

II 4,38% Turun

III 4,03% Turun

IV 3,20% Turun

2009 I 3,96% Naik

II 4,03% Naik

III 4,03% Naik

IV 3,36% Turun

2010 I 3,98% Naik

II 4,12% Naik

III 4,22% Naik

IV 3,21% Turun

2011 I 4,00% Naik

II 4,34% Naik

III 4,11% Turun

IV 2,75% Turun

Sumber : Laporan Tahunan Bank Tabungan Negara Tahun 2007-2011 (data diolah)

Data tersebut menjelaskan bahwa NPL terus mengalami fluktuasi. NPL pada triwulan pertama tahun 2007 berada pada posisi diatas 5% yaitu 5,09% dan menurut standar BI kondisi tersebut sudah tidak sehat. Pada triwulan pertama tahun 2008 kondisi NPL mengalami peningkatan 0,54% dari triwulan keempat


(21)

tahun 2007 yaitu berada pada posisi 4,59%. Peningkatan NPL terjadi kembali sebesar 0,83% dari posisi 3,20% pada triwulan keempat tahun 2008 menjadi 4,03% pada triwulan ketiga tahun 2009. Keadaan tersebut dikarenakan peraturan pemerintah mengenai sektor perumahan belum banyak membantu rakyat kecil yang membutuhkan perumahan sehingga pertumbuhan kredit perumahan masih rendah jika dibandingkan tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya.

Pada triwulan ketiga tahun 2010 NPL naik kembali sebesar 0,86% dari triwulan keempat tahun 2009 menjadi 4,22%. Kondisi NPL hingga triwulan kedua tahun 2011 terus naik hingga 1,13% dari triwulan keempat tahun 2010 sehingga berada pada posisi 4,34%. Namun hingga triwulan keempat NPL turun 1,59% dari posisi 4,34% pada triwulan kedua tahun 2011 menjadi 2,75% pada triwulan keempat tahun 2011. Penurunan tersebut bukan dikarenakan jumlah kredit bermasalah menurun akan tetapi dikarenakan total penyaluran kredit yang diberikan meningkat. Kenaikan NPL mengakibatkan ROA menurun dan kesehatan Bank menjadi buruk, sehingga menyebabkan profitabilitas Bank menurun.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai “Analisis Kredit Bermasalah terhadap Profitabilitas (Studi Kasus PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Periode 2007-2011).”

1.2 Identifikasi Masalah

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya


(22)

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Penyaluran/pemberian kredit merupakan bisnis utama dalam kegiatan perbankan guna meningkatkan tingkat profitabilitas.

Non performing loan (NPL) merupakan indikator aktiva produktif yang dipakai sebagai rasio kredit yang diberikan bermasalah dengan total kredit. Pada triwulan pertama tahun 2009 NPL berada dikisaran 3,96% yang akan berakibat menurunnya profitabilitas.

Profitabilitas perbankan dapat diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Laporan tahunan Bank BTN dari tahun 2007-2011 menunjukkan bahwa ROA mengalami penurunan. Pada triwulan pertama tahun 2008 ROA mengalami penurunan sebesar 1,32%, dan triwulan pertama tahun 2009 mengalami penurunan kembali sebesar 1,23% hingga mencapai level yang sangat signifikan yaitu 0,38% . Pada triwulan pertama tahun 2011 ROA tetap mengalami penurunan kembali sebesar 1,35%. Fenomena tersebut dapat mengakibatkan profitabilitas menurun dan kesehatan Bank menjadi buruk, sehingga menyebabkan net income Bank semakin kecil, selain itu kesempatan ekspansi semakin sulit dan menurunya reputasi Bank.

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka yang menjadi tema sentral masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Sumber utama profitabilitas (Return on Asset) Bank BTN berasal dari penyaluran kredit. Apabila terjadi kredit bermasalah maka Non Performing Loan semakin meningkat. Hal ini akan berdampak buruk pada profitabilitas Bank BTN. Dalam situasi seperti ini perlu dilakukan langkah-langkah agar terciptanya peningkatan profitabilitas di Bank BTN yang didukung oleh penurunan NPL dan pengadaan restrukturisasi.


(23)

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran kredit bermasalah pada Bank Tabungan Negara (BTN) 2. Bagaimana gambaran tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara

(BTN)

3. Bagaimana pengaruh kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara (BTN)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka penulis merumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh temuan mengenai kredit bermasalah pada Bank Tabungan Negara (BTN)

2. Untuk memperoleh temuan mengenai tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara (BTN)

3. Untuk memperoleh temuan mengenai pengaruh kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Tabungan Negara (BTN)

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis dan praktik sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi sebuah sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu manajemen keuangan,


(24)

khususnya tentang Bank Umum serta menjadi bahan kajian lebih lanjut mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan Bank Umum terutama tentang kredit bermasalah yang diukur dengan non performing loan (NPL). 2. Kegunaan Praktis

1) Bagi Bank Tabungan Negara (BTN)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen Bank Tabungan Negara (BTN) dalam mengelola dan mengendalikan kredit bermasalah agar dapat menjaga profitabilitasnya dengan baik serta dapat bertahan untuk berkompetisi dengan bank-bank lain.

2) Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai Bank Umum khususnya mengenai kredit bemasalah yang diukur dengan non performing loan (NPL) serta dapat mengetahui aplikasi pelaksanaan manajemen Bank Umum yang sebenarnya.


(25)

47 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini terdiri dari satu variabel yang mempengaruhi dan satu variabel yang dipengaruhi. Sugiyono (2012:38) mengemukakan bahwa “Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliiti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel bebas (independent variabel) adalah kredit bermasalah yang di ukur dengan cara membandingkan kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan (non performing loan), sedangkan untuk variabel terikat (dependent variabel) adalah profitabilitas yang diukur dengan ROA (return on asset) dari Bank Tabungan Negara. Berdasarkan objek penelitian di atas, maka akan dianalisis atau diteliti mengenai bagaimana pengaruh kredit bermasalah dengan indikator non performing loan (NPL) terhadap profitabilitas dengan indikator return on asset (ROA) pada Bank Tabungan Negara periode Maret 2007- Desember 2011.

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan 3.2.1.1 Jenis Penelitian


(26)

Metode penelitian merupakan suatu alat penolong bagi peneliti untuk mendapatkan hasil atau kesimpulan dari suatu objek yang diteliti. Jenis penelitian yang diambil oleh peneliti adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

Menurut Asep Hermawan (2009:18), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memaparkan suatu karakteristik dari beberapa variabel dalam suatu situasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui gambaran atau deskripsi kredit bermasalah dan profitabilitas Bank Tabungan Negara.

Penelitian verifikatif diterangkan oleh Suharsimi Arikunto (2010:8)

sebagai berikut: “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran

dari suatu hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan”. Melalui jenis penelitian verifikatif, dapat dianalisis bagaimana pengaruh kredit bermasalah terhadap profitabilitas pada Bank Tabungan Negara.

3.2.1.2 Metode Penelitian

Berdasarkan jenis penelitian deskriptif dan verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode explanatory research. Menurut Asep Hermawan (2009:20), “Explanatory research merupakan penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian

hipotesis”. Metode explanatory research dapat dikatakan sebagai penelitian untuk

menguji hipotesis antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya.

Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yaitu tentang kredit bermasalah dan pengaruhnya terhadap profitabilitas. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu lima tahun yaitu mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2010


(27)

maka jangka waktu penelitian ini adalah time series. Menurut Sugiyono (2012:78), “Time series design adalah desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan suatu keadaan, yang tidak menentu dan tidak

konsisten”. Adapun penelitian ini memfokuskan pada kredit bermasalah yang

mempengaruhi profitabilitas Bank Tabungan Negara periode 2007-2011. 3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Asep Hermawan (2009:54), yang dimaksud dengan variabel bebas dan variabel terikat:

Variabel bebas (independen variable/predictor variable) merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif maupun negatif. Variabel terikat (dependent variable/criterion variable) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel bebas dan variabel terikat yang diteliti selanjutnya dijelaskan sebagai berikut.

1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah kredit bermasalah. 2. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah profitabilitas.

Berdasarkan penjelasan di atas untuk memahami penggunaan konsep kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini maka secara lebih rinci operasionalisasi variabelnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:


(28)

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Kredit Bermasalah

(X)

Kredit non performing pada umumnya merupakan kredit yang pembayaran angsuran pokok dan atau bunganya telah lewat Sembilan puluh hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat waktu sangat diragukan. Standar Akuntansi Keuangan No. 31 (revisi 2000)

Kredit bermasalah dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

kredit kurang lancar + kredit diragukan + kredit macet

NPL = ×100%

Total kredit yang diberikan

Rasio

Profitabilitas (Y)

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Jopie Jusuf (2008:66)

Profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Laba Sebelum Pajak

Profitabilitas (ROA) = ×100% Total Aktiva

Rasio

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari penyebaran kuesioner kepada responden yang dianggap telah memiliki populasi.


(29)

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sebelumnya, diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku-buku, literatur, artikel dan tulisan-tulisan ilmiah. Untuk lebih jelasnya terdapat pada Tabel 3.2 di bawah ini.

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No. Data Jenis Data Sumber Data

1 Penyaluran dana, sumber dana, aset Bank Umum

Sekunder Website Bank Indonesia 2 Perkembangan Bank berdasarkan

asset

Sekunder Website Bank Indonesia 3 Perkembangan Bank berdasarkan

kredit

Sekunder Website Bank Indonesia 4 Profitabilitas Bank Tabungan

Negara

Sekunder Annual Report Bank Tabungan Negara 5 Neraca Bank Tabungan Negara Sekunder Annual Report Bank

Tabungan Negara 6 NPL Bank Tabungan Negara Sekunder Annual Report Bank

Tabungan Negara

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.4.1Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Menurut Iskandar Indranata (2008:172), “Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik

tertentu”.

Sedangkan menurut Asep Hermawan (2009:145), ”Populasi berkaitan dengan seluruh kelompok orang peristiwa, atau benda yang menjadi pusat


(30)

yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Tabungan Negara periode 2007-2011.

3.2.4.2Sampel

Menurut Asep Hermawan (2009:147), “Sampel merupakan suatu bagian (subset) dari populasi. Hal ini mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan demikian, sebagian elemen dari populasi merupakan sampel”.

Menurut Sugiyono (2012:81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Iskandar Indranata

(2008:170), “Sampel adalah bagian (yang terkecil) dari populasi yang dianggap

dapat mewakili populasi”. Dalam penelitian ini peneliti mengambil semua

populasi yaitu laporan keuangan Bank Tabungan Negara periode 2007-2010 untuk dijadikan sebagai sampel.

3.2.4.3Teknik Penarikan Sampel

Menurut Asep Hermawan (2009:148), “Penarikan sampel merupakan suatu proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan mempelajari sampel, suatu pemahan karakteristik subjek sampel akan memungkinkan untuk menggeneralisasi karakteristik elemen populasi”. Menurut Sugiyono (2012:81), “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan

sampel”. Menurut Asep Hermawan (2009:148) mengemukakan bahwa, “Sampling


(31)

dengan mempelajari sampel, suatu pemahan karakteristik subjek sampel akan memungkinkan untuk menggeneralisasi karakteristik elemen populasi”.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2012:85) menyatakan bahwa, “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan sampling jenuh, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel”.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa yang perlu dilakukan dalam penelitian agar dapat memperoleh data. Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara kombinasi secara langsung atau tidak langsung. Penelitian ini memperoleh data dengan menggunakan instrumen penelitian antara lain: 1. Telaah Dokumentasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menelaah dokumen-dokumen serta bahan-bahan yang diperoleh dari perusahaan yang berkaitan dengan data yang diperlukan dalam penelitian. Suharsimi Arikunto (2010:201)

mengemukakan bahwa, “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai

hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Berdasarkan teknik tersebut, penulis mengumpulkan data dokumentasi berua laporan keuangan Bank Tabungan Negara.


(32)

2. Studi Literatur, yaitu pengumpulan data sekunder dengan cara mempelajari buku, majalah ilmiah atau jurnal, home page atau website guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian.

3. Wawancara, yaitu digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil (Sugiyono, 2012:137). Penelitian ini melakukan wawancara langsung dengan pihak Bank Tabungan Negara.

3.2.6 Teknik Analisis Data dan Rancangan Uji Hipotesis 3.2.6.1 Teknik Analisis Data

Kegiatan penelitian pada dasarnya adalah ingin mendapatkan data obyektif, valid dan reliabel. Jenis data yang digunakan dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Sugiyono (2012:7) data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan (skoring).

Menurut Sugiyono (2012:244) menyatakan bahwa, “Analysis of any kind involve a way of thinking. It refers to the systematic examination of something to determine its parts, the relation among parts, and the relationship to the whole” Spradley (1980). Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah proses mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,


(33)

menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan angka yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

1) Analisis Data yang Diteliti

Data berupa laporan keuangan tahunan Bank Tabungan Negara yang telah dikumpulkan kemudian dihitung kinerja keuangannya yang diukur dari beberapa rasio dan kemudian di analisis sebelum uji hipotesisnya. Perhitungan dari rasio-rasio tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis Kredit Bermasalah (X)

Rasio kredit bermasalah dalam penelitian ini diukur dengan non performing loan (NPL). Menurut jurnal Abel E. Ezeoha (2011:38) mengemukakan bahwa, “NPL is defined as loans that are overdue in the account, and the due interests are not recovered regularly” (Viverita, 2008; Mendoza and Terrones, 2008; Bernstein, 1996).

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kredit macet adalah kredit yang sejak jatuh tempo tidak dapat dilunasi oleh debitur sebagaimana mestinya sesuai dengan perjanjian. Pengertian jatuh tempo tersebut sesuai dengan ketentuan kolektibitas bank bersangkutan.

Bank Indonesia menetapkan bahwa tingkat NPL yang wajar adalah  5% dari total portofolio kreditnya. Yang termasuk ke dalam non performing loan adalah kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP Tanggal 14 Desember 2001, NPL dapat dihitung dengan rumus :


(34)

2. Analisis data Profitabilitas (Y)

Menurut jurnal Seong-Jong Joo dan Don Nixon (2011:533), ”Profitability represents a profit margin, and speed shows an asset turnover ratio. When competitive pressures hurt profitability, it is possible to maintain or improve ROA byincreasing speed”.

Berdasarkan definisi diatas profitabilitas merupakan margin keuntungan, dan kecepatan yang menunjukkan rasio perputaran aset. Ketika tekanan persaingan yang berpengaruh pada profitabilitas, maka menanggulanginya adalah dengan memelihara atau meningkatkan ROA untuk meningkatkan kecepatan.

Berikut rumusnya :

Laba Sebelum Pajak

ROA = ×100%

Total Asset

Jopie Jusuf (2008:71) ROA (return on assets) merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan (profit) secara keseluruhan yang diperoleh dari aktiva yang dimiliki serta merupakan rasio bank yang lebih baik dari pada rasio profitabilitas bank lainnya.


(35)

Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah análisis regresi sederhana. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian statistik adalah:

Analisis Regresi Sederhana

Analisis ini digunakan untuk mempelajari hubungan fungsional antara variabel sehingga yang diperoleh dapat menaksir variabel yang satu (variabel dependent) apabila yang lainnya diketahui, dengan rumus :

Sugiyono (2012:188)

Keterangan :

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = Harga Y ketika X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, bila (-) maka arah garis turun X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.


(36)

Sugiyono (2012:188) Keterangan :

Y = Profitabilitas X = Kredit Bermasalah a = Bilangan Konstan

b = Koefisien Arah Garis Regresi n = Lamanya Periode

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya nilai X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.

3.2.6.2 Rancangan Uji Hipotesis 1) Uji F

Uji F digunakan untuk menguji keberartian regresi. Rumus yang digunakan untuk uji F ini adalah sebagai berikut:

(Sudjana, 2005:355)

Keterangan:

JK (Reg) = b1∑x1 y + b2∑x2 y +……+ b3∑x3 y JK (S) = ∑y2 – JK (Reg)


(37)

Setelah menghitung F, Selanjutnya bandingkan dengan F tabel. Jika Fhitung

lebih besar dari Ftabel dengan taraf nyata 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa

regresi tersebut berarti, begitupun sebaliknya jika F hitung lebih kecil dari F tabel

dengan taraf nyata 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa regresi tersebut tidak berarti.

Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika Fhitung≥ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak

Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima

2) Uji t

Selain uji F perlu juga dilakukan uji t guna mengetahui keberartian koefisien regresi. Rumus yang digunakan untuk uji t ini adalah sebagai berikut:

(Sudjana, 2005:325) Selanjutnya harus digunakan distribusi student t dengan dk = (n-2), berdasarkan kriteria:

Kriteria uji t:

Jika thitung≥ ttabel, maka Ho ditolak


(38)

<

Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis utama pada penelitian ini dapat ditulis sebagai berikut:

H0 :≥ 0, artinya tidak terdapat pengaruh dan signifikan kredit bermasalah

terhadap profitabilitas Bank Tabungan Negara

Ha :  0, artinya terdapat pengaruh yang negatif dan signifikan kredit


(39)

99 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada BAB IV mengenai kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa: 1. Gambaran kredit bermasalah pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

selama periode 2007 sampai 2011 dari tahun ke tahun terus mengalami fluktuasi. Kredit bermasalah yang tertinggi adalah kredit bermasalah yang kolektabilitasnya termasuk dalam kategori macet. Kredit bermasalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tertinggi terjadi pada triwulan keempat tahun 2010 dikarenakan kurangnya kehati-hatian dalam proses pemberian kredit sehingga kualitas debitur rendah sedangkan penurunan terbesar terjadi pada triwulan keempat tahun 2011 dikarenakan total penyaluran kredit meningkat. Rasio NPL tertinggi terjadi pada triwulan pertama tahun 2007 dimana rasio berada diatas standar Bank Indonesia disebabkan oleh akumulasi dari pemberian kredit yang tidak berkualitas pada tahun-tahun sebelumnya, hal ini berarti jika dilihat dari sisi kredit bermasalah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk belum mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan namun rata-rata tingkat kredit bermasalah masih berada dibawah standar Bank Indonesia.


(40)

2. Gambaran Tingkat profitabilitas atau kemampuan menghasilkan laba pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada periode 2007 sampai 2011 dari tahun ke tahun juga mengalami fluktuatif, dengan kecenderungan rata-rata dibawah standar ROA yang ditetapkan Bank Indonesia. Tingkat ROA tertinggi yang dapat dicapai PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terjadi pada triwulan keempat tahun 2010, hal tersebut terjadi karena peningkatan signifikan dari laba sebelum pajak dan ROA terendah terjadi pada triwulan pertama tahun 2009 yang disebabkan oleh pertumbuhan aktiva lebih tinggi dibanding pertumbuhan pendapatan yang mengalami tekanan akibat penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Hal ini berarti bahwa PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk belum mampu memaksimalkan laba. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari sisi profitabilitas, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk masih berada pada kondisi yang buruk dan tidak sehat.

3. Pengaruh kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan persamaan regresi linear sederhana menunjukkan bahwa adanya pengaruh negatif antara kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas. Artinya, semakin tinggi kredit bermasalah maka akan mengakibatkan semakin rendahnya tingkat profitabilitas, begitupun sebaliknya. Semakin rendah kredit bermasalah maka akan mengakibatkan semakin tingginya tingkat profitabilitas. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan diterima.


(41)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas (return on asset) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, terdapat beberapa saran yang dapat penulis ajukan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Seiring dengan terus bertambahnya kredit yang disalurkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, maka dalam rangka mengantisipasi melonjaknya risiko kredit bermasalah pihak manajemen sebaiknya lebih selektif dalam menyalurkan kredit kepada para nasabah dan terus melaksanakan upaya pembinaan dan pengawasan terhadap para debitur secara rutin sehingga diharapkan dapat memperkecil kemungkinan kerugian yang dialami debitur atas kredit yang dikelola.

2. Profitabilitas menunjukkan produktivitas bank dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki, kualitasnya harus tetap dipertahankan bahkan sebaiknya terus ditingkatkan sehingga bank tetap dapat menghasilkan laba dan memiliki aset yang cukup untuk mewujudkan kinerja keuangan bank yang lebih baik.

3. Melihat hasil persamaan regresi yang menyatakan ada pengaruh negatif kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas, maka disarankan agar PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat menekan jumlah kredit bermasalah (NPL) dengan menggunakan prinsip kehati-hatian dengan memperhatikan kolektibilitas dan meningkatkan penggunaan kualitas aset produktif dengan jumlah kredit yang disalurkan untuk lebih ditingkatkan sehingga perolehan


(42)

laba yang diperoleh dapat meningkat dan berpengaruh baik bagi tingkat profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.


(43)

103

DAFTAR PUSTAKA

Apostolik, R. et al. (2009). Foundations of Banking Risk. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.

Arief Sugiono. (2009). Manajemen Keuangan. Jakarta: PT.Grasindo Asep Hermawan. (2009). Penelitian Bisnis. Jakarta : PT. Grasindo

As Mahmoeddin. (2011). Melacak Kredit Bermasalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Dandapani, Krishnan dan V. Karels, Gordon (2008), Internet Banking Services and Credit Union Performance. Jurnal Kredit Bermasalah Perbankan, Vol.34, No 6, 2008.

E. Ezeoha, Abel. (2011). Banking Consolidation, Credit Crisis and Asset Quality in a Fragile Banking System. Jurnal Kredit Bermasalah, Vol.19, No 1,2011.

Gitman, J. Gitman. (2009). Principles of Managerial Finance. Boston : Pearson Prentice Hall

H Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti. (2009). Manajemen Perkreditan Bank Umum. Bandung: Alfabeta

Herman Darmawi. (2011). Manajemen Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara

Horngren Charles, T. et al. (2008) Cost Accounting New Jersey : Pearson Prentice Hall

Howard, Stacia dan Lewis-Bynoe, Denny. (2011), Credit booms in the Caribbean. Bridgetown, Jurnal Kredit Bermasalah, Vol.28, No 3, 2011.

Iskandar Indradinata. (2008). Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)


(44)

Jong Joo, Seong dan Nixon, Don (2011), Benchmarking with Data Envelopment Analysis: a Return on Asset Perspective. Jurnal Profitabilitas (ROA), Vol.18, No 4, 2011.

Jopie Jusuf. (2008). Analisis Kredit Untuk Account Officer. Bandung : PT Gramedia Pustaka Utama

Joseph, Ciby. (2006). Credit Risk Analysis.New Delhi : Mc Graw Hill Kasmir. (2011). Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Kimmel D Paul, Jerry J Weygandt and Donald E Kieso (2010) Financial

Accounting Asia : John Wiley and Sons

Lukman Dendawijaya. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia Maryanto Supriyono. (2011). Buku Pintar Perbankan. Yogyakarta : Andi Offset Riduwan.(2006). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta

Rose, Cecchetti, Stephen G (2010) Money, Banking and Financial Marketing New York : Mc Grow Hill

Rose, Peter S and Sylvia C Hudgins (2010) Bank Management and Financial Services. New York : Mc Grow Hill

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :

CV. Alfabeta

Veithzal Rivai. (2006). Credit Management Handbook. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Watkins, Peter (2011), Shadow Banking: Accounting for Canada’s Productivity Gap. Jurnal Manajemen Perbankan, Vol 60, No 8, 2011.

William R, Lasher (2008) Practical Financial Management. USA : South Western


(45)

Majalah :

Majalah Infobank Juni 2010 Website :

www.bankindonesia.com www.bps.co.id

www.bankbtn.com www.detikfinance.com www.propertykompas.com www.infobaknews.com www.newsbanking.com www.outlookekonomi.com www.realestateindonesia.org www.vivanews.com


(1)

100

Mayrisa Budiyanti, 2013

2. Gambaran Tingkat profitabilitas atau kemampuan menghasilkan laba pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada periode 2007 sampai 2011 dari tahun ke tahun juga mengalami fluktuatif, dengan kecenderungan rata-rata dibawah standar ROA yang ditetapkan Bank Indonesia. Tingkat ROA tertinggi yang dapat dicapai PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terjadi pada triwulan keempat tahun 2010, hal tersebut terjadi karena peningkatan signifikan dari laba sebelum pajak dan ROA terendah terjadi pada triwulan pertama tahun 2009 yang disebabkan oleh pertumbuhan aktiva lebih tinggi dibanding pertumbuhan pendapatan yang mengalami tekanan akibat penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Hal ini berarti bahwa PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk belum mampu memaksimalkan laba. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dari sisi profitabilitas, PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk masih berada pada kondisi yang buruk dan tidak sehat.

3. Pengaruh kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan persamaan regresi linear sederhana menunjukkan bahwa adanya pengaruh negatif antara kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas. Artinya, semakin tinggi kredit bermasalah maka akan mengakibatkan semakin rendahnya tingkat profitabilitas, begitupun sebaliknya. Semakin rendah kredit bermasalah maka akan mengakibatkan semakin tingginya tingkat profitabilitas. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan diterima.


(2)

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas (return on asset) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, terdapat beberapa saran yang dapat penulis ajukan antara lain adalah sebagai berikut :

1. Seiring dengan terus bertambahnya kredit yang disalurkan oleh PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, maka dalam rangka mengantisipasi melonjaknya risiko kredit bermasalah pihak manajemen sebaiknya lebih selektif dalam menyalurkan kredit kepada para nasabah dan terus melaksanakan upaya pembinaan dan pengawasan terhadap para debitur secara rutin sehingga diharapkan dapat memperkecil kemungkinan kerugian yang dialami debitur atas kredit yang dikelola.

2. Profitabilitas menunjukkan produktivitas bank dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki, kualitasnya harus tetap dipertahankan bahkan sebaiknya terus ditingkatkan sehingga bank tetap dapat menghasilkan laba dan memiliki aset yang cukup untuk mewujudkan kinerja keuangan bank yang lebih baik.

3. Melihat hasil persamaan regresi yang menyatakan ada pengaruh negatif kredit bermasalah terhadap tingkat profitabilitas, maka disarankan agar PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat menekan jumlah kredit bermasalah (NPL) dengan menggunakan prinsip kehati-hatian dengan memperhatikan kolektibilitas dan meningkatkan penggunaan kualitas aset produktif dengan jumlah kredit yang disalurkan untuk lebih ditingkatkan sehingga perolehan


(3)

102

Mayrisa Budiyanti, 2013

laba yang diperoleh dapat meningkat dan berpengaruh baik bagi tingkat profitabilitas PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.


(4)

103

DAFTAR PUSTAKA

Apostolik, R. et al. (2009). Foundations of Banking Risk. New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.

Arief Sugiono. (2009). Manajemen Keuangan. Jakarta: PT.Grasindo Asep Hermawan. (2009). Penelitian Bisnis. Jakarta : PT. Grasindo

As Mahmoeddin. (2011). Melacak Kredit Bermasalah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Dandapani, Krishnan dan V. Karels, Gordon (2008), Internet Banking Services

and Credit Union Performance. Jurnal Kredit Bermasalah Perbankan,

Vol.34, No 6, 2008.

E. Ezeoha, Abel. (2011). Banking Consolidation, Credit Crisis and Asset Quality

in a Fragile Banking System. Jurnal Kredit Bermasalah, Vol.19, No

1,2011.

Gitman, J. Gitman. (2009). Principles of Managerial Finance. Boston : Pearson Prentice Hall

H Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti. (2009). Manajemen Perkreditan Bank

Umum. Bandung: Alfabeta

Herman Darmawi. (2011). Manajemen Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara

Horngren Charles, T. et al. (2008) Cost Accounting New Jersey : Pearson Prentice Hall

Howard, Stacia dan Lewis-Bynoe, Denny. (2011), Credit booms in the Caribbean. Bridgetown, Jurnal Kredit Bermasalah, Vol.28, No 3, 2011.

Iskandar Indradinata. (2008). Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian


(5)

104

Mayrisa Budiyanti, 2013

Jong Joo, Seong dan Nixon, Don (2011), Benchmarking with Data Envelopment

Analysis: a Return on Asset Perspective. Jurnal Profitabilitas (ROA),

Vol.18, No 4, 2011.

Jopie Jusuf. (2008). Analisis Kredit Untuk Account Officer. Bandung : PT Gramedia Pustaka Utama

Joseph, Ciby. (2006). Credit Risk Analysis.New Delhi : Mc Graw Hill Kasmir. (2011). Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Kimmel D Paul, Jerry J Weygandt and Donald E Kieso (2010) Financial

Accounting Asia : John Wiley and Sons

Lukman Dendawijaya. (2009). Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia Maryanto Supriyono. (2011). Buku Pintar Perbankan. Yogyakarta : Andi Offset Riduwan.(2006). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung : Alfabeta

Rose, Cecchetti, Stephen G (2010) Money, Banking and Financial Marketing New York : Mc Grow Hill

Rose, Peter S and Sylvia C Hudgins (2010) Bank Management and Financial

Services. New York : Mc Grow Hill

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :

CV. Alfabeta

Veithzal Rivai. (2006). Credit Management Handbook. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Watkins, Peter (2011), Shadow Banking: Accounting for Canada’s Productivity

Gap. Jurnal Manajemen Perbankan, Vol 60, No 8, 2011.

William R, Lasher (2008) Practical Financial Management. USA : South Western


(6)

Majalah :

Majalah Infobank Juni 2010

Website :

www.bankindonesia.com www.bps.co.id

www.bankbtn.com www.detikfinance.com www.propertykompas.com www.infobaknews.com www.newsbanking.com www.outlookekonomi.com www.realestateindonesia.org www.vivanews.com


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK MELALUI METODE DISCOVERY TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Natar Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 9 62

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU SITUASI DALAM PEMBELAJARAN BERBICARA UNTUK SISWA KELAS VII SMP

0 10 100

KONTRIBUSI PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI DONGENG OLEH SISWA KELAS VII SMP DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

0 2 21

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII E di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

0 9 32

MODEL PENGGUNAAN TEKNIK MAJELIS DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JEPANG: Studi Eksperimen Semu Terhadap Siswa/i Kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung.

0 1 40

PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE UNTUK PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 23 BANDUNG.

4 3 25

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TARI BAMBU PADA PEMBELAJARAN BERBICARA: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMP Yas Bandung Tahun Ajaran 2012-2013.

0 0 49

PENGGUNAAN MEDIA MAJALAH DINDING PADA PEMBELAJARAN MENULIS PUISI: Penelitian Eksperimen Semu terhadap Siswa Kelas VII SMP Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2012-2013.

0 0 40

Pengembangan komik sebagai media pembelajaran teks observasi untuk siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 4 197

PENGEMBANGAN MEDIA KOMIK CERITA ANAK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MENGAPRESIASI CERITA ANAK SISWA KELAS VII SMP.

16 63 179